BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - LINDA MEGA APRILDA BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya

  perubahan perilaku baik potensial maupun aktual, sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan interaksi antara guru dengan siswa menggunakan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Siswa pada kegiatan pembelajaran dituntut keaktifannya. Aktif yang dimaksud adalah siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan yang terlibat pada proses pembelajaran dalam mencari dan menemukan permasalahan serta solusinya untuk mengembangkan perilaku kreativitas siswa dalam belajar.

  Kreativitas dapat menciptakan perilaku siswa dalam situasi belajar yang baru, tidak monoton, dan menarik sehingga siswa lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang mendapatkan nilai kreativitas yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya. Siswa bisa lebih giat dalam menekuni materi pelajaran yang akhirnya dapat meraih prestasi belajar yang maksimal. Peranan perilaku kreativitas siswa dalam belajar sangat penting untuk merangsang pola pikir siswa yang positif dan menunjang keberhasilan siswa. Penciptaan perilaku kreativitas dalam belajar siswa dapat didorong dengan semangat dan keterampilan berpikir yang kreatif dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran.

  1 Prestasi belajar yang optimal merupakan harapan yang dicita-citakan oleh semua siswa dan tidak cukup dicapai hanya dengan mengandalkan kerja keras, tetapi adanya kombinasi dari penguasaan beberapa tingkat kemampuan yang maksimal dan kreativitas yang tinggi. Faktor yang mendukung keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar yaitu faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, karena guru merupakan motivator dan fasilitator di kelas. Tugas guru adalah membantu untuk mengarahkan siswa dalam belajar, selain faktor guru adapun faktor lain yaitu dalam pemilihan strategi, pendekatan, metode, model, media, alat peraga, dan sumber belajar yang tepat oleh guru berpengaruh terhadap keberhasilan siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, dan menyenangkan dalam mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas pada kenyataannya saat ini lebih menekankan pada guru. Siswa kurang terlibat dalam belajar, siswa cenderung diam hanya mendengarkan guru berbicara di depan kelas, dan mencatat tugas yang diberikan oleh guru mengakibatkan perilaku kreativitas siswa dalam mengeksplor materi pelajaran menjadi terbatas. Kreativitas sangat penting bagi siswa dalam kegiatan belajar, karena kreativitas merupakan perilaku yang dilandasi oleh kemampuan, intelektual, intelegensi, bakat, kecakapan, dan hasil belajar siswa. Kemampuan yang dimiliki siswa dapat dituangkan dengan ide-ide kreatif yang dapat menghasilkan suatu gagasan atau usulan dalam proses pembelajaran.

  Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas pada hari Rabu tanggal 4 September 2012 dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 3 Pliken, terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa, diantaranya siswa kurang terlibat aktif pada kegiatan pembelajaran yang mengakibatkan perilaku kreativitas siswa dalam belajar kurang berkembang baik secara verbal maupun figural, kurang memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpikir lancar, luwes, orisinal, dan elaborasi sehingga siswa tidak dapat mengeksplor materi untuk mengembangkan kreativitasnya. Siswa dalam proses pembelajaran kurang mampu menguasai hubungan antar konsep, karena materinya hanya dihafal tanpa melakukan percobaan secara langsung yang mengakibatkan siswa kurang memahami materi ajar.

  Siswa kurang mempunyai daya imajinasi dalam mengembangkan hasil karyanya secara figural untuk menggambarkan hasil pemebelajaran yang telah dilakukan. Siswa kurang memiliki rasa ingin tahu yang mendalam ketika menerima pelajaran, sebagian besar siswa tidak berusaha mencari informasi yang terkait dalam pembelajaran sehingga penggetahuan siswa terbatas yang mengakibatkan nilai siswa rendah di bawah KKM yang ditentukan. Siswa kurang dalam penggunaan metode, media, dan alat peraga Ilmu Pengetahuan Alam dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi monoton yang mengakibatkan siswa tidak berani bertanya dan menyampaikan gagasan atau usulan, ketika proses pembelajaran berlangsung suatu masalah yang diajukan dalam mengungkapkan gagasan siswa kurang orisinal karena masih melihat jawaban temannya.

  Kenyataan yang terjadi di SD Negeri 3 Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas pada hari Senin tanggal 9 September 2012 yang berlangsung di kelas IV menyatakan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk prestasi belajar siswa masih rendah terbukti dari dua data nilai yang diperoleh yaitu Nilai Ujian Akhir Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 dan Nilai Ujian Tengah Semester 1 Tahun Ajaran 2012/2013. Ketuntasan Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun 2011/2012 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 3 Pliken dengan jumlah 23 siswa yang telah mencapai KKM ≥ 67 sebesar 31,6% yaitu berjumlah 6 siswa dan siswa yang memperoleh nilai KKM ≤ 67 sebanyak 68,4% yaitu berjumlah 16 siswa.

  Ketuntasan Nilai Ujian Tengah Semester Ganjil Tahun 2012/2013 pada mata

  pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD Negeri 3 Pliken dengan jumlah 26 siswa yang telah mencapai KKM ≥ 67 sebesar 42,13% yaitu berjumlah 11 siswa dan yang memperoleh nilai KKM ≤ 67 sebanyak 57,87% yaitu berjumlah 15 siswa. Kenyataan yang ada tersebut, dapat dikatakan bahwa masih banyak siswa yang prestasi belajarnya masih rendah dan sebagian besar nilai yang didapat di bawah KKM yang telah ditetapkan pada mata pelajaran IPA yaitu 67.

  Konsep pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada perilaku kreativitas siswa untuk mengeksplorasi materi pelajaran. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam konteks ini setiap siswa mempunyai gagasan atau konsep terhadap fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip tetapi merupakan proses penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk selalu berpikir kreatif dengan mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, prospek pengembangan lebih lanjut, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih menekankan pada pembelajaran langsung untuk mengembangkan kompetensi, menjelajahi, dan memahami alam sekitar secara ilmiah sehingga dibutuhkan perilaku kreativitas siswa dalam belajar.

  Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang menawarkan cara-cara untuk dapat memahami kejadian, fenomena, keragaman yang terdapat di alam semesta, dan yang paling penting adalah Ilmu Pengetahuan Alam dapat memberikan pemahaman tentang cara menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kompetensi-kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar harus ditumbuhkan dalam diri siswa sesuai taraf perkembangan dan pemikirannya. Kompetensi-kompetensi ini menjadi roda penggerak dalam penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan, wawasan, dan nilai yang maksimal. Permasalahan yang ada di SD Negeri 3 Pliken pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terdapat jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut, terutama perilaku kreativitas dan prestasi belajar siswa yang rendah. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan dan memecahkan masalah yang akan menghasilkan pengetahuan baru serta perilaku kreativitas siswa pada materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda, maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat agar pembelajaran dapat dilakukan dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan untuk siswa dan prestasi belajar siswa akan meningkat.

  Metode pembelajaran yang diterapkan yaitu metode pembelajaran

  discovery, karena metode pembelajaran discovery merupakan suatu cara yang

  melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, mencoba sendiri agar hasilnya siswa dapat menemukan sendiri. Metode pembelajaran discovery menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa pada saat siswa membutuhkan bimbingan. Metode pembelajaran discovery mendorong siswa untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan oleh guru. Metode pembelajaran discovery dihadapkan pada situasi belajar yang siswa dapat bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Guru bertindak sebagai petunjuk jalan agar siswa mampu menggunakan ide dalam berpikir kreatif secara luwes, lancar, asli, dan elaborasi serta konsep dan keterampilan yang sudah diperoleh sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.

  Pengetahuan yang baru dapat dilihat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan mengkontruksikan sendiri pengetahuan atau pemahaman tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Muryaningsih tahun 2011 dengan judul meningkatkan hasil belajar matematika melaui metode pembelajaran penemuan terbimbing, terbukti bahwa metode penemuan terbimbing hasil belajar siswa dari 3 aspek yang diukur dapat meningkat. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran discovery sangat bermakna bagi siswa kelas IV, karena siswa menemukan sendiri hasilnya dalam kegiatan belajar dengan memecahkan masalah yang akan menghasilkan pengetahuan baru serta meningkatkan perilaku kreativitas dan prestasi belajar siswa.

  Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran discovery dapat memperkuat dan menghasilkan perilaku kreativitas yang baik, karena pembelajaran berpusat pada siswa yang peranan guru dalam pembelajaran terbatas. Peranan guru yang terbatas dapat memberi kesempatan dalam mengembangkan kreativitasnya, misalnya dalam kegiatan percobaan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran dengan perilaku yang kreatif dan berpikir dengan lancar, luwes, asli dapat mengelaborasikan suatu gagasan atau produk hasil percobaannya yang hasilnya kreativitas dan prestasi belajar dapat meningkat pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sifat dan perubahan wujud benda menggunakan metode pembelajaran

  discovery di kelas IV SD Negeri 3 Pliken.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPA materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda bagi siswa kelas IV SD Negeri 3 Pliken?

  2. Apakah metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda bagi siswa kelas IV SD Negeri 3 Pliken? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Tujuan umum Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 3 Pliken.

  2. Tujuan khusus

  a. Meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran IPA materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda dengan menggunakan metode pembelajaran discovery di kelas IV SD Negeri 3 Pliken.

  b. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda dengan menggunakan metode pembelajaran discovery di kelas IV SD Negeri 3 Pliken.

D. Manfaat Penelitian

  Dari setiap tindakan yang dilakukan diharapkan memiliki manfaat, begitu juga dengan penelitian ini. Manfaat yang hendak dicapai:

  1. Manfaat Teoritis

  a. Mendapatkan teori-teori baru tentang kreativitas dan prestasi belajar IPA yang menggunakan metode pembelajaran discovery.

  b. Mendapatkan teori-teori tentang pembelajaran baru yang dapat membuat kegiatan belajar mengajar IPA menjadi menyenangkan.

  c. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Siswa 1) Menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.

  2) Membantu siswa dalam berpikir kreatif. 3) Siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran discovery.

  4) Menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa.

  b. Bagi Guru 1) Dapat meningkatkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pembelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda.

  2) Sebagai masukan yang bermanfaat untuk lebih meningkatkan keprofesionalan guru dalam mengajar sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan.

  3) Sebagai masukan yang bermanfaat bagi guru agar dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA.

  c. Bagi Peneliti 1) Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam hal mengajar yang dapat dijadikan bekal sebagai calon pendidik dengan menggunakan metode pembelajaran discovery.

  d. Bagi Sekolah 1) Menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan sekolah kedepan yang nantinya dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

  2) Sebagai dasar pertimbangan sekolah dalam merencanakan dan mengambil kebijakan kurikulum mengenai model, metode, strategi, dan pendekatan yang tepat yang ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan pembelajaran. 3) Sebagai wujud komitmen sekolah untuk memberikan pembelajaran yang berkualitas