BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - BAB I UUT TAUBAH NURHAYATI PAUD'15
konteks pembelajaran yang berkaitan dengan segala aspek kepribadian yang ada pada tingah laku, aspek perkembangan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.Dan kesemua itu akan lebih nampak diperhatikan dan diperoleh pada pendidikan formal Taman Kanak-Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang akan diberikan oleh guru. Hal tersebut dilaksanakan untuk mempersiapkan peserta didik yang berkualitas dibidang pendidikan.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003, tercantum tentang pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara
”. Bicara pendidikan tak lepas dari kegiatan konteks pembelajaran yang seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisai seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya.Dalam proses pembelajaran banyak terdapat aktivitas yang menyajikan tingkat hafalan dalam materi ajar, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya.Sebagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut dipergunakan/dimanfaatkan.
Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Faktor
ekstern yaitu guru dngan segala strateginya, pada anak usia dini pembelajran
hendaklah berpusat pada kebutuhan anak. Faktor intern berasal dari siswa mencakup minat, keinginan, dan kecakapan belajar.
1 Aktivitas hidup lebih banyak bermula dan berlangsung pada interaksi, bukan hanya interaksi pada antar-individu yang harus dituntut, namun interaksi dengan lingkungan juga menjadi tolak ukur kepedulian sebagai simbol interaksi antar makhluk hidup.
Demi tercapai pendidikan yang berkualitas diperlukan suatu strategi belajar mengajar yang dapat digunkan dalam penyampaian ilmu pengetahuan kepada Peserta didik.Siapapun tidak pernah menyangkal bahwa kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dengan penuh makna.Sebagai seorang guru, sebaiknya mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ketujuan.
Salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah pembelajaran aktif, inofatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).Upaya pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran pada anak didik di PAUD Assunah Planjan, Kesugihan. Suatu pembelajaran yang tidak hanya melibatkan antar individu melainkan mengasah kemampuan kognifnya melalui pengembanagn sains yang melibatkan individu terjun berinteraksi langsung dengan material alam.
Fokus penelitian ini adalah anak usia dini yang sudah memasuki jenjang prasekolah di PAUD Assunah Planjan dengan usia 5-6 tahun. Pada usia tersebut anak mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Salah satu perubahan tersebut ditandai dengan semakin kompleksnya pergaulan anak, sehingga menuntut penyesuaian diri secara terus menerus.
Pendidikan pada anak usia dini pada hakekatnya merupakan pendidikan yang sangat penting dimana pada masa ini sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas (golden age). Dengan demikian perlu dilakukan dengan memberikan fasilitas yang menunjang atau mengasah pengetahuan dan keterampilan, pengetahuan dan keterampilan akan terealisasi jika program pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan dapat mengembangkan potensi anak didik yang meliputi nilai dan moral agama, sosial-emosional, bahasa, kognitif, dan fisik (Depdiknas, 2006).
Dari hal tersebutlah maka diadakan penelitian mengenai kemampuan sains anak yaitu yang diambil dari beberapa permasalahan, diantaranya:
1. Kurangnya pembelajaran yang melibatkan pendekatan dengan lingkungan
2. Kegiatan yang terlaksana sebelumnya lebih mengedapankan produk bukan aktivitas atau proses
3. Pembelajaran lebih terpusat pada guru (teacher centered) bukan pada anak (child centered).
Berdasarkan pendapat Arends (Warsono, Hariyanto:2012) pada esensinya pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaranyang berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasikan keterlibatan siswa dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah yang konstektual. Untuk memperoleh informasi dan mengembangkan konsep-konsep sains, siswa belajar tentang bagaimana membangun kerangka masalah, menyusun fakta, menganalisis data dan mengorganisasikan masalah, menyusun fakta, menganalisis data, dan menyusun argumentasi terkait pemecahan masalah, baik secara individual maupun keolompok.
Sesuai dengan hasil studi Mead & Metroux (Nugraha, 2005: 97).Tentang persepsi sejumah anak terhadap sains dan ilmuwan, mendapatkan gambaran bahwa secara umum anak-anak memandang scientist (ilmuwan) sebagai sesuatu pekerjaan yang membosankan dan menjadikan dirinya terkucil dari masyarakat.Anak-anak menyampaikan tanggapan bahwa pekerjaan ilmuwan seperti layaknya “Kerja sebuah otak”.Ia menghabiskan waktunya dalam suatu ruangan, adanya selalu di laboratorium, kegiatannya melakukan tes terus-menerus, dari satu tube ke tube lainnya, dia hanya makan, minum dan tidur dengan sainsnya itu.
Selanjutnya Piaget (Nugraha, 2005: 83) mengemukakan bahwa anak adalah seorang pengkonstruk yaitu seorang penjelajah yang aktif, selalu ingin tahu, selalu menjawab tantangan dengan lingkungan sesuai dengan
interpretasi (penafsirannya) tentang ciri-ciri yang esensial yang ditampilkan oleh lingkungan tersebut.Anak dalam usia taman kanak-kanak adalah “Petualang” yang kuat dan tegar,yang senang menjelajahi berbagai kemungkinan yang ada dilingkungannya seraya mengembangkan seluruh aspek perkembangannya. (Nugraha, 2005: 53).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya sains bukanlah pemebelajaran yang kaku dan monoton, memang pembelajaran sains pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan metode ilmiah (scientific method) yaitu dengan cara percobaan secara langsung agar kegiatan yang dilakukan bisa tersampaikan dengan penuh makna (meaning full). Mengingat usia dini konsentrasinya masih terlalu rendah untuk mendengarkan penjelasan materi dari gurunya. Akan tetapi, percobaan langsung tersebutlah yang melibatkan anak bersentuhan langsung dengan isi yang terdapat di lingkungan alam.
Peneliti yang menggunakan teknik kualitatif diharapkan akanmenemukan keberhasilan pada anak, kegiatan ini bukan semata-mata untuk tugas peneliti, namun keberhasilan dalam peningkatan perkembangan kognitif yang akan diupayakan untuk menjadi perhatian terpentingnya dalam penelitian.
Pada penelitian tentang kemampuan sains yang akan ditindak lanjuti pada Kelompok B dengan alasan bahwa Sains akan memberikan pengaruh besar pada aspek perkembangan kognitif anak. Kognitif anak kurang berkembang dalam memecahkan sebuah masalah kecil, contohnya dalam hal perkelahian kecil atau berebutan barang yang berbeda.Anak dikelompok B harus dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, apalagi mereka akanmemasuki jenjang Sekolah Dasar (SD) yang harus dapat lebih dewasa dari usia sebelumnya. Dimana di SD dituntut untuk lebih mandiri dan berpikir dengan mandiri karena di SD guru sudah berbeda karakter dan sikap pengajaran, pengawasan dan sebagainya.
Dengan menggunakan metode bertanam kacang hijau yang fokus pada pengamatan akan menjadikan siswa lebih berpikir kritis, dan akan menjadikan mereka dewasa. Sains yang akan menimbulkan kedewasaan dan kemandirian anak ini akan mengembangkan daya pikir anak, konsentrasi anak, serta tak lepas dari rasa kepedulian terhadap sesama makhluk hidup terutama rasa menghargai antar individu akan muncul sehingga akan menciptakan kerukunan.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, baik dari penulis maupun hasil penelitian-penelitian, penulis mengangkat judul yang akan diteliti yaitu ”Upaya Mengembangkan Kemampuan Sains Melalui Metode
Bertanam Kacang Hijau Dengan Pot Dari Botol Bekas Pada Anak
Kelompok B di PAUD ASSUNAH Planjan Kesugihan Cilacap Semester
Gasal Tahun Ajaran 2014-2015 ”.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang menjadi fokus perbaikan dalam penelitian adalah: “Apakah dengan metode bertanam kacang hijau dengan pot dari botol bekas dapat mengembangkan kemampuan sains pada anak kelompok B di PAUD Assunah Kesugihan Cilacap Semester Gasal Tahun Ajaran 2014-2015? ”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah untuk mengembangkan kemampuan sains dengan metode bertanam kacang hijau pada pot dari botol bekas pada anak kelompok B Pada PAUD Assunah Planjan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap Semester Gasal Tahun Ajaran 2014-2015.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi siswa a. Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak.
b. Membantu menumbuhkan minat pada anak usia dini untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian dilingkungan sekitarnya. c. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam san memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
d. Anak dapat terjun langsung untuk interaksi dan bersentuhan dengan material alam.
e. Membuat anak peduli dengan lingkungan dengan adanya pemanfaatan barang bekas.
f. Membantu anak usia dini untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bagi guru
a. Untuk menjadi bahan masukan bagaimana cara meningkatkan kemampuan sains pada anak usia dini.
b. Mampu melakukan perencanaan, melaksanaan danmengevaluasi kemampuan siswa.
c. Sebagai pengetahuan guru bahwa meningkatkan kemampuan sains melalui metode bertanam.
d. Memperkaya metode dan strategi daalm penggunaan bahan dan media pembelajaran sains.
e. Memberikan kedekatan antara anak dan guru.
3. Bagi sekolah
a. Kegiatan pembalajaran tidak hanya dalam kelas untuk eksperimen anak dengan material alam.
b. Sekolah akan mampu mengembangkan model-model pemebelajaran c. Sekolah akan menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
d. Mengembangkan kemampuan sains antara anak dengan material alam, ekonomis, dan peduli lingkungan.