PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI DESA LONTAR KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI DESA LONTAR KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh: RATIH PERMITA SARI 6661091382 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2014
“ Kawruh kang marakake reseping ati sasama iku kawruh donya kang mumpangati”
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.
- – Ibu Kartini
(Ilmu yang menyebabkan ketentraman hati adalah ilmu dunia yang bermanfaat)
Skripsi ini saya persembahkan ,,,, Untuk orangtua dan orang-orang tersayang yang telah banyak membantu dan memberi dukungannya selalu
ABSTRAK
Ratih Permita Sari. 6661091382. Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: Riny Handayani, S.Si., M.Si. Dosen Pembimbing II: Juliannes Cadith, M.Si
Kata Kunci: Pengelolaan, Wilayah Pesisir
Fokus dalam penelitian ini adalah pengelolaan wilayah pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dari Dahuri (2008). Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis data Prasetya Irawan (2005). Hasil penelitian bahwa pengelolaan wilayah pesisir di Desa Lontar masih belum optimal karena dalam perencanaan yang dibuat tidak adanya ikut serta dari masyarakat lokal Desa Lontar, dalam pelaksanaan pengelolaannya masih banyak kekurangan-kekurangan serta hambatan-hambatan yang berasal dari masyarakat itu sendiri maupun dari pihak Pemerintah Kabupaten Serang yang terkait, masih lemahnya pengawasan dari Dinas Kelautan, Perikanan, Energi, dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Serang dalam pengelolaan wilayah pesisir di Desa Lontar, dan Evaluasi yang dilakukan tidak kontinyu. Saran dalam penelitian yaitu membuat perencanaan yang bersifat bottom up, meningkatkan kesadaran serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan yang terpadu dan berorientasi kepada masa depan/keberlanjutan, meningkatkan koordinasi dari tiap
stakeholder secara berkesinambungan dan sistematis, menindak tegas segala
pelanggaran yang tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu agar tidak terjadi kerusakan lingkungan yang semakin parah di Pesisir Desa Lontar.
ABSTRACT
Ratih Permita Sari. 6661091382. The Management of the coastal area In the
Village of Lontar Sub-districts Tirtayasa District Serang. Department of Public
st
Administration. Faculty of Social and Political Science. The 1 advisor : Riny
nd Handayani, S.Si., M.Si. 2 advisor : Juliannes Cadith, M.Si.Keywords: Management, Coastal Area
Focus in this research is The Management of the coastal area In the Village of
Lontar Sub-districts Tirtayasa District Serang. The purpose of this research to
know the management of the coastal area In the Village of Lontar. Theory used in
this research is theory the management of the coastal area is integrated from
Dahuri (2008). The research method used qualitative observation techniques and
in-depth interviews. Technique of data analysis in this study uses data analysis
Prasetya Irawan (2005). The results showed that the management of the coastal
area in the village of Lontar has still not optimal because in the planning made
the absence of local community participated at the village of ejection, in the
implementation of the operations are still many deficiencies and constraints that
come from the community itself or from the County Government, still weak
monitoring of the Department of Marine, Fishery, Energy, and Mineral Resources
District Serang in the management of the coastal area in the village of Lontar,
and evaluation is not continuous. The recommendation in this research that is
make a planning bottom up, raising awareness and community participation in
the management of an integrated and oriented to the future/sustainability,
improve coordination of stakeholders continuously and systematically, resolutely
crack down on any violations that do not comply with the principles of integrated
coastal area management in order not to damage the environment is getting
worse in the coastal village of Ejection.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul
Pengelolaan Wilayah Pesisir Di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa
Kabupaten Serang. Adapun Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis melibatkan banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, baik berupa pengajaran, bimbingan, dukungan moral dan materil, maupun keterangan-keterangan yang sangat berguna hingga tersusunnya Skripsi ini. Untuk itu, dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat., M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang juga merupakan Dosen Pembimbing Akademik.
4. Mia Dwianna W, M.Ikom selaku Wakil Dekan II Bidang Keuangan dan Umum FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Ismanto, S.Sos., MM selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Rina Yulianti, S.IP., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Anis Fuad, S.Sos., M.Si selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Riny Handayani S.Si., M.Si Pembimbing I skripsi bagi penulis yang senantiasa memberikan masukan yang bermanfaat dalam setiap bimbingan.
9. Julianes Cadith, M.Si Pembimbing II skripsi bagi penulis yang senantiasa memberikan kritik dan saran yang berguna bagi penulis selama proses bimbingan.
10. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan pernah memberikan bekal-bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar mengajar.
11. Kasi Konservasi, Eksplorasi, Eksploitasi, dan Pulau-Pulau Kecil DKPESDM Kabupaten Serang Mumun Munawaroh, S.Pi, M.Si yang telah memberikan data dan informasi kepada Peneliti.
12. Kepala Sub Bidang Perencanaan Pembangunan Pemukiman, dan Prasarana Wilayah BAPPEDA Kabupaten Serang Freddy L Sinurat, ST, M.Si yang telah menjadi narasumber bagi peneliti.
13. Pihak Kecamatan Tirtayasa dan Pihak Desa Lontar yang telah memberikan data dan informasi kepada Peneliti. Serta seluruh masyarakat Desa Lontar yang telah menjadi narasumber bagi peneliti.
14. Bapak, Mamah, Mbak. Mas, dan Adik tercinta yang tidak pernah lelah untuk terus memberikan cinta dan keceriaan serta senantiasa memberikan semangat dan doa yang begitu tulus.
15. Riski Panji Prakoso yang selalu membantu, memberi semangat dan dukungannya kepada penulis.
16. Sahabat-sahabat tercinta, Ria Purnama, Rikhnawati, Elisa Tanini, Tiara Aktobrianti, Lisnawati, Dewi Sartika, Anindya Ayu, Listina Apriasari, Nuria Pratiwi, Ari Hardiawan, Irsyad Mahdi, Ismet Feridiana, Yan Adi, Bagus Pratama, Doni Winarno, Lutfi Hardiansyah, Ahmad Fazlurahman, Indra Miftah, Ryan Pratama, Prima Erfido, Gilang Prama yang selalu . memberikan inspirasi
17. Teman-teman kelas C Reguler 2009, yang dengan senang hati memberikan semangat serta dukungan kepada penulis dalam mengerjakan proposal skripsi ini. Serta tidak lupa juga untuk teman-teman kelas B dan A angkatan 2009, yang memberikan warna lain kepada penulis selama perkuliahan.
18. Kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terimakasih telah bersedia membantu dan memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan wawasan penulis. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati memohon maaf atas kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam Skripsi ini, peneliti berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini.
Serang, 5 Juni 2014 Ratih Permita Sari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACTKATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................. 13
1.3. Pembatasan Masalah ............................................................. 14
1.4. Rumusan Masalah ................................................................. 14
1.5. Tujuan Penelitian .................................................................. 15
1.6. Manfaat Penelitian ................................................................. 15
1.6.1 Secara Teoritis ............................................................. 15
1.6.2 Secara Praktis .............................................................. 15
1.7. Sistematika Penulisan ........................................................... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR
2.1. Tinjauan Pustaka .................................................................. 23
2.1.1. Definisi Manajemen .................................................... 24
2.1.1.1. Unsur-Unsur Manajemen .............................. 26
2.1.1.2. Fungsi-Fungsi Manajemen ............................. 27
2.1.1.3. Prinsip-Prinsip Manajemen ............................ 30
2.1.2. Karakteristik Umum Pesisir dan Laut ......................... 32
2.1.2.1. Batasan Kawasan Pantai (Pesisir) dan Perairan /Laut ............................................................................ 33
2.1.2.2. Paradigma Baru dan Pendekatan Yang Serasi Dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan ................. 35
2.1.3. Potensi Pembangunan Wilayah Pesisir ...................... 38
2.1.3.1. Permasalahan Pembangunan Wilayah Pesisir ..................................................................................... 40
2.1.3.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Wilayah Pesisir ......................................................................... 40
2.1.3.3. Dasar Pertimbangan Pengembangan Daerah Pantai ........................................................................... 41
2.1.3.4. Tipologi Perkembangan Daerah Pantai ......... 42
2.1.3.5. Pengaturan dan Pengendalian Pengembangan Daerah Pantai ............................................................. 42
3.2.2. Manusia Sebagai Instrumen ........................................ 56
3.4.4. Dokumentasi ................................................................ 68
3.4.3.1. Pedoman Wawancara ....................................... 64
3.4.3. Wawancara .................................................................. 63
3.4.2. Obsevasi ...................................................................... 61
3.4.1. Studi Kepustakaan ........................................................ 61
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 60
3.3. Informan Penelitian .............................................................. 58
3.2.1. Pengamatan Berperanserta .......................................... 56
2.1.3.6. Konsepsi Dasar Pengembangan dan Pengendalian Potensi ........................................................................ 43
3.2. Instrumen Penelitian .............................................................. 56
3.1. Metode Penelitian .................................................................. 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
2.3. Asumsi Dasar ........................................................................ 53
2.2. Kerangka Berpikir ................................................................. 50
2.1.5. Sistem Manajemen (Pengelolaan) Sumberdaya Perairan Laut yang Komprehensif ............................................ 46
2.1.4. Manajemen Kawasan Pesisir Secara Terpadu ............ 43
3.5. Teknik Analisis Data ............................................................. 68
3.6. Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 71
3.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian ................................................ 73
3.7.1. Lokasi Penelitian ......................................................... 73
3.7.2. Jadwal Penelitian .......................................................... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek ..................................................................... 75
4.1.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Serang ......................... 75
4.1.2. Deskripsi Wilayah Kecamatan Tirtayasa .................... 79
4.1.3. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................ 81
4.1.4. Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Serang ...... 83
4.1.5. Gambaran Umum Bidang Kelautan Dinas Kelautan, Perikanan, Energi, dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Serang ......................................................................... 86
4.2. Deskripsi Data Penelitian .................................................... 88
4.3. Daftar Informan Penelitian .................................................. 91
4.4. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian .......................... 94
4.4.1. Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Desa Lontar ................................................................................................ 95
4.4.2. Pelaksanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir Desa Lontar ................................................................................................ 109
4.4.3. Pengawasan Pengelolaan Wilayah Pesisir Desa Lontar ................................................................................................ 120
4.4.4. Evaluasi Pengelolaan Wilayah Pesisir Desa Lontar .... 125
4.5. Pembahasan .......................................................................... 132
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 137
5.2 Saran ...................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Berpikir .........................................................53 Gambar 3.1 Proses Analisis Data ....................................................................
71 Gambar 4.1 Strategi Rencana Penataan Kawasan Pantai Lontar Indah ......... 126
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nama Pulau-Pulau di Kabupaten Serang ............................5 Tabel 1.2 Nama Desa di Kecamatan Tirtayasa ...............................................
6 Tabel 1.3 Jumlah Rumah Tangga Sasaran/ Penduduk Miskin (RSTPM) .......
9 Tabel 1.4 Data Perusahaan Penambang Pasir Laut di Kabupaten Serang ......
10 Tabel 2.1 Fungsi-Fungsi Manajemen .............................................................
27 Tabel 3.1 Informan Penelitian ........................................................................
61 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .....................................................................
64 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ............................................................................
76 Tabel 4.1 Nama Desa di Kecamatan Tirtayasa ..............................................
83 Tabel 4.2 Keterangan Informan .....................................................................
96 Tabel 4.3 Temuan Lapangan .......................................................................... 140
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Wilayah pesisir (coastal zone) menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
Dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu disebutkan sumberdaya pesisir berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk. Wilayah pesisir sangat kaya akan sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir.
Sumberdaya pesisir terdiri dari sumberdaya hayati, sumberdaya non-hayati, sumberdaya buatan, dan jasa-jasa lingkungan dimana sumberdaya hayati terdiri atas ikan, mangrove, terumbu karang, padang lamun dan biota laut lain beserta ekosistemnya. Sumberdaya non hayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut.
Sumberdaya buatan meliputi infrastruktur laut, yang terkait dengan kelautan dan perikanan. Sedangkan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil. Sumberdaya pesisir tersebut mempunyai keunggulan karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya yang relatif murah sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang kompetitif. Kondisi perairan pantai yang baik, tidak akan hanya menguntungkan secara ekologis, tetapi juga merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat, baik secara langsung bagi masyarakat sekitar pesisir atau nelayan, maupun secara tidak langsung bagi masyarakat lainnya.
Kekayaan sumberdaya tersebut mendorong berbagai pihak terkait (stakeholders) seperti instansi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk meregulasi dan memanfaatkannya. Masing-masing pihak terkait tersebut menyusun perencanaannya tanpa mempertimbangkan perencanaan yang disusun pihak lain, khususnya di wilayah pesisir yang berkembang pesat. Perbedaan fokus rencana tersebut memicu kompetisi pemanfaatan dan tumpang tindih perencanaan yang bermuara pada konflik pengelolaan. Konflik ini semakin berkembang akibat lemahnya kemampuan Pemerintah dalam mengkoordinasikan berbagai perencanaan sektor dan swasta.
Di samping berbagai potensi kewilayahan dan kekayaan sumber daya tersebut, wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil Indonesia sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan bencana, mengingat letak dan posisi geografis Indonesia berada pada daerah “the rings of fire”, sehingga rentan terhadap bencana alam terutama bencana gempa bumi, tsunami, longsor lahan, banjir dan sebagainya. Selain itu wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil juga rentan pantai, sedimentasi, intrusi air laut akibat kerusakan ekosistem mangrove, terumbu karang, padang lamun. (Mukhtasor 2007:xvi) Diperlukan suatu manajemen yang baik dan terpadu dalam mengelola serta mengembangkan kawasan pesisir. Walaupun manajemen hanya merupakan alat saja tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat. Mismanagement (salah urus) harus dihindari, karena mismanagement akan menimbulkan kerugian, pemborosan, bahkan tujuan tidak akan tercapai.
Dalam Undang-undang No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan suatu proses perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil antar sektor, antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah, antara ekosistem darat dan laut, serta antara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam dekade terakhir ini telah terjadi berbagai macam kemunduran fungsi (kerusakan) di wilayah pesisir Indonesia. Kemunduran fungsi tersebut sebagian besar disebabkan oleh berkembangnya pemukiman kumuh tanpa sistem sanitasi yang layak, berkembangnya berbagai jenis industri, serta pembukaan lahan untuk usaha akuakultur dan pemukiman mewah tanpa melalui studi kelayakan dan studi dampak proposional. Berbagai dampak dari kemunduran fungsi tersebut telah terjadi di sebagian besar wilayah pesisir Indonesia.
Provinsi Banten mempunyai 78 pulau-pulau, diperkirakan 1/3 bagian wilayahnya terdiri dari lautan dengan luas perairan Provinsi Banten sekitar 11.134,224 km² dengan panjang pantai sekitar 501 km. Kekayaan alam kelautan dan sumberdaya pesisir yang dimiliki Banten antara lain berupa sumberdaya perikanan, sumberdaya hayati seperti mangrove (hutan bakau), terumbu karang, padang lamun, dan termasuk bahan tambang lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi. (Mukhtar,2013)
Sebagai daerah dengan wilayah berbatasan langsung dengan laut, Kabupaten Serang memiliki wilayah pesisir yang terdiri dari beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Anyar, Kecamatan Bojonegara, Kecamatan Cinangka, Kecamatan Kramatwatu, Kecamatan Pontang, Kecamatan Pulo Ampel, Kecamatan Tanara, dan Kecamatan Tirtayasa. Selain itu juga wilayah perairan Kabupaten Serang memiliki pulau-pulau kecil yaitu:
Tabel 1.1 Daftar Nama Pulau-Pulau di Kabupaten SerangNo Nama Pulau Luas (ha) Letak Pulau Sangiang Desa Cikoneng 1 845,5 (Sanghyang) Kecamatan Anyer
Desa Mangunrejo
2 Pulau Salira 1,875 Kecamatan Bojonegara
P. Kali Utara 3 Desa Pulau Ampel Pulau Kali (dua pulau, 3 ha, P. Kali Kecamatan utara dan selatan)
Selatan 3,5 ha Bojonegara Desa Marga Giri
4 Pulau Tarahan 11,875 Kecamatan Bojonegara Desa Bojonegara
5 Pulau Kemanisan 7,5 Kecamatan Bojonegara Desa Bojonegara
6 Pulau Cikantung 1,25 Kecamatan Bojonegara Desa Susukan
7 Pulau Pamujan Besar
15 Kecamatan Pontang Desa Damas
8 Pulau Pamujan Kecil 0,63 Kecamatan Pontang Desa Wargasara
9 Pulau Tunda 257,5 Kecamatan Tirtayasa Desa Pulo Panjang
10 Pulau Panjang 820 Kecamatan Pulo Ampel
Sumber: (www.serangkab.go.id), 2013
Dengan karakteristik seperti di atas, maka pemanfaatan sumberdaya pesisir secara optimal dan berkesinambungan hanya dapat terwujud jika pengelolaannya dilakukan secara terpadu, dan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Namun kondisi Teluk Banten Kabupaten Serang berdasarkan data yang dimiliki FKPN (Front Kebangkitan Petani dan Nelayan) pada tahun 2003, Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Serang, Ir.Anang Mulyana mengutarakan bahwa mulai dari perairan Pulo Panjang,
- √ √ √ √
- √ √ √ √
Sumber: Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, 2013
√ √ √ √
√
√
14. Wargasara 4,15 2,30 2,31 1,55 2,21 9,45 2,45 2,18 1,80 3,22 9,10 4,65 5,45 2,37
13. Lontar
12. Alang-alang
11. Susukan
10. Pontang Legon
9. Kemanisan
8. Kebuyutan
7. Kebon
6. Sujung
5. Samparwadi
4. Puser
3. Laban
2. Tirtayasa
1. Tengkurak
Luas Wilayah (KM²) Pantai/Pesisir Dataran
Desa Uraian
Tabel 1.2 Nama Desa di KecamatanTirtayasaKecamatan Tirtayasa memiliki 14 Desa dimana 6 Desa diantaranya merupakan wilayah pesisir/pantai yaitu Desa Sujung, Desa Lontar, Desa Susukan, Desa Wargasara, Desa Tengkurak, dan Desa Alang-alang.
Bojonegara, Keramatwatu, Pontang, Tirtayasa sangat memprihatinkan. Kualitas lingkungan menurun, bahkan kondisi diberbagai titik teridentifikasi melampaui standar baku mutu lingkungan.
Kecamatan Tirtayasa yang letaknya di jalur pantura, mempunyai nilai strategis karena mempunyai luas laut yang memadai. Desa Lontar merupakan salah satu daerah pesisir yang berada di Kecamatan Tirtayasa yang memiliki banyak potensi untuk dikelola namun masih belum optimal.
Berdasarkan keterangan dari Pak Marsyad (Karyawan Tempat Pelelangan Ikan Desa Lontar) dan Pak Sutiadi dari Front Kebangkitan Petani dan Nelayan (FKPN), masyarakat tidak ikut dilibatkan dalam perencanaan pengelolaan yang telah disepakati oleh pemerintah dan pihak swasta sehingga menimbulkan pertentangan-pertentangan di masyarakat Desa Lontar. Serta kurangnya Sosialisasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang tentang Wilayah Pesisir sehingga banyak Masyarakat Desa Lontar yang tidak mengetahui untuk perencanaan pembangunan wilayah pesisir di desa mereka.
Masyarakat Desa Lontar sebagian besar mata pencahariannya bergantung kepada sumberdaya yang ada di wilayah pesisir yaitu sebagai nelayan tradisional yang terbagi menjadi nelayan tangkap, nelayan budi daya rumput laut, dan nelayan tambak. Di Desa Lontar terdapat tambak dimana beberapa tambak yang ada terlihat tidak terurus dan dipenuhi oleh sampah dan lumut. Desa Lontar memiliki potensi sumberdaya hayati yang cukup baik, yaitu ikan dan rumput laut.
Desa Lontar juga memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai sarana bagi nelayan tangkap ikan laut untuk menjual hasil tangkap mereka. Menurut Karyawan TPI Desa Lontar Pak Marsyad, nelayan yang menjual hasil tangkapnya bukan hanya berasal dari Desa Lontar saja, namun juga terdapat nelayan pendatang dari desa-desa lain karena menurut para nelayan harga jual ikan lebih menjanjikan dan juga akses menuju tempat pelelangan ikan Lontar lebih cepat daripada tempat pelelangan ikan lain. Namun, karena adanya penambangan pasir laut di perairan Desa Lontar mengganggu dan menghambat ruang gerak dari nelayan untuk menangkap ikan karena jarak kapal penambang pasir cukup dekat dan merupakan wilayah nelayan untuk mencari ikan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Serang, Pantai Lontar termasuk kedalam tempat wisata umum di Kabupaten Serang. Namun, tempat wisata ini keadaannya tidak terurus dan juga sepi dari wisatawan karena akses jalan untuk menuju ke Pantai Lontar rusak dan sarana fasilitas yang masih sangat minim. Selain itu, masih kurangnya Pemerintah dalam mempromosikan tempat wisata Pantai Lontar Indah ini.
Desa Lontar memiliki banyak potensi untuk dikelola, namun berdasarkan keterangan dari Kecamatan Tirtayasa yaitu Pak Arsali, dari tiap tahunnya Desa Lontar merupakan Desa yang paling banyak penduduk miskinnya jika dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di Kecamatan Tirtayasa. Sesuai dengan tabel berikut ini:
Tabel 1.3 Jumlah Rumah Tangga Sasaran/ Penduduk Miskin (RSTPM)1242 687
65 106
45
75
62
82 147 122 117 157 527 113
688 979 563 671 615 967 705 476 612 559
1028 354
207
30,08 % 3,88 %
11,54 % 15,79 %
7,31 % 7,75 % 8,79 %
17,22 % 24,01 % 21,82 %
9,42 % 22,85 % 51,26 % 31,92 %
Sumber: Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang. 2013
Dari data Tabel 1.3 di atas dapat diketahui bahwa Desa Lontar merupakan desa yang memiliki Jumlah Rumah Tangga Sasaran/ Penduduk Miskin (RSTPM) terbanyak yaitu sebanyak 527 KK (Kepala Keluarga). Dimana indikator dari penentuan Rumah Tangga Sasaran/ Penduduk Miskin (RSTPM) ini adalah dilihat dari lantai rumah yang sudah berupa keramik atau belum, dan kebanyakan rumah yang dimiliki oleh masyarakat Desa Lontar masih berupa gubuk dan berlantaikan tanah.
38
14. Tengkurak Tirtayasa Laban Puser Samparwadi Sujung Kebon Kebuyutan Kemanisan Pontang Legon Susukan Alang-alang Lontar Wargasara
Tahun 2013 No
4.
Desa Jumlah
RSTPM Jumlah
KK Persentase
(%) 1.
2.
3.
5.
13.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pengelolaan sumberdaya pesisir di Desa Lontar yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Serang adalah dengan memanfaatkan sumberdaya non hayati yaitu pasir. Di Desa Lontar terdapat kegiatan aktivitas penambangan pasir laut. Penambangan pasir laut tersebut merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Serang dengan pihak swasta, menurut Pak A.Hisyam Gunawan Kepala Bidang Pertambangan Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Serang dimana yang melakukan seluruh kegiatan penambangan pasir adalah dari pihak swasta sedangkan pemerintah yang memberikan izin dan hanya sebagai pengawas. Adapun perusahaan-perusahaan yang mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari Pemerintah Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4 Data Perusahaan Penambang Pasir Laut di Wilayah Perairan Kabupaten SerangNo Perusahaan Lokasi Usaha Jangka Tanggal Terbit Waktu Izin
1. PT. Jetstar Lepas Pantai Utara
2 Tahun
25 Desember 2011 Kab. Serang Kec Tirtayasa
2. PT. Permata Lepas Pantai Utara
2 Tahun
20 Februari 2013 Sumber Energi Kab.Serang
Kec.Pulo Ampel
3. PT. Pentapilindo Lepas Pantai Selat
2 Tahun
19 Juni 2012 Dayajaya Sunda Kec.Anyer
4. PT. Sinar Serang Lepas Pantai Utara
2 Tahun
8 Oktober 2012 Kec. Tirtayasa dan Kec. Pulo Ampel
Sumber: Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Serang, 2013
Berdasarkan tabel 1.4 di atas perusahaan yang memiliki Izin Usaha Tambang (IUP) untuk melakukan penambangan pasir laut di Desa Lontar ada 2, yaitu PT. Jetstar dan PT. Sinar Serang. Adanya kegiatan tambang pasir ini menurut masyarakat Desa Lontar dapat merugikan dan merusak wilayah pesisir serta sumberdaya pesisir yang ada. Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir yang terintegrasi penting adanya koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan agar semua pihak terkait dapat merasakan kepuasan serta keuntungan dari adanya penambangan pasir tersebut. Namun dalam penambangan pasir di Desa Lontar, menurut Pak Sutiadi dari Front Kebangkitan Petani dan Nelayan (FKPN) bahwa Pemerintah dirasa tidak memihak kepada masyarakat, baik dari KOMNAS HAM, POLDA, Kementrian Perikanan dan Kelautan, Komisi IV DPRI, dan Pemerintah Kabupaten Serang karena tetap memberikan izin meskipun masyarakat menolak dan meminta kepada Pemerintah Kabupaten Serang untuk mencabut izin tersebut.
Selain penambangan pasir laut yang dilakukan oleh pihak swasta, di Desa Lontar juga terdapat penambangan pasir darat yang dilakukan di pesisir-pesisir pantai oleh masyarakat sekitar. Dimana penambangan pasir yang dilakukan oleh masyarakat tersebut tidak ada yang memiliki izin usaha tambang dari Pemerintah Kabupaten Serang.
Dari data yang terdapat di atas, permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pengelolaan wilayah pesisir di Desa Lontar adalah Pertama, kurangnya keterpaduan dari berbagai pihak terkait yaitu instansi pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
Kedua , Kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Serang dalam
mengembangkan potensi sumberdaya pesisir yang dimiliki Desa Lontar. Di Desa Lontar memiliki potensi sumber daya pesisir untuk dikembangkan seperti adanya tambak, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), serta tempat wisata umum pantai. Namun potensi yang ada tidak dapat berkembang karena kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Serang.
Ketiga , masyarakat tidak ikut dilibatkan dalam perencanaan pengelolaan
yang telah disepakati oleh pemerintah dan pihak swasta sehingga menimbulkan pertentangan-pertentangan di masyarakat Desa Lontar. Serta kurangnya Sosialisasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang tentang Wilayah Pesisir sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui untuk perencanaan pembangunan wilayah pesisir di desa mereka.
Keempat , adanya pengelolaan sumber daya pesisir yang tidak optimal
yaitu adanya kegiatan penambangan pasir di wilayah Desa Lontar. Penambangan pasir laut sudah menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan di pesisir Desa Lontar yaitu semakin bertambahnya abrasi dan akan berdampak buruk bagi keberlangsungan kehidupan sumberdaya hayati yang ada di laut untuk kedepannya jika penambangan pasir laut terus menerus dilakukan dan meresahkan warga terutama nelayan. Di perairan Desa Lontar terdapat dua perusahaan yang memiliki izin penambangan pasir laut yaitu PT. Jetstar dan PT. Sinar Serang sedangkan untuk penambangan pasir darat yang dilakukan oleh masyarakat tidak ada yang memiliki izin. Tujuan utama dari pengelolaan pesisir adalah untuk memanfaatkannya sumber daya pesisir dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun dalam kenyataannya kesejahteraan masyarakat Desa Lontar belum terpenuhi yang sebagian besar mata pencahariannya adalah sebagai nelayan tradisional yang terbagi menjadi nelayan tangkap, nelayan budi daya rumput, dan nelayan tambak. Berdasarkan data yang didapat, Desa Lontar memiliki jumlah rumah tangga sasaran (RTS)/ penduduk miskin yang terbanyak diantara desa lainnya di Kecamatan Tirtayasa yaitu sebanyak 527 KK (Kepala Keluarga).
Kelima , kurang memihaknya pemerintah kepada masyarakat terkait
aktivitas penambangan pasir laut. Dalam melaksanakan pengelolaan wilayah pesisir yang terintegrasi penting adanya koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pengusaha agar semua pihak terkait dapat merasakan kepuasan serta keuntungan dari adanya penambangan pasir tersebut. Namun dalam penambangan pasir laut di Desa Lontar, Pak Sutiadi FKPN (Front Kebangkitan Petani dan Nelayan) berpendapat bahwa Pemerintah dirasa tidak memihak kepada masyarakat. Itu beberapa masalah yang ditemukan peneliti dalam observasi awal, maka berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang ”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penelitian ini perlu adanya identifikasi masalah, dari hasil studi pendahuluan peneliti mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Kurangnya keterpaduan dari berbagai pihak terkait yaitu instansi pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
2. Kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Serang dalam mengembangkan potensi sumberdaya pesisir yang dimiliki Desa Lontar.
3. Masyarakat tidak ikut dilibatkan dalam perencanaan pengelolaan yang telah disepakati oleh pemerintah dan pihak swasta.
4. Kurang tegasnya Pemerintah Kabupaten Serang dalam mengambil keputusan terhadap pemanfaatan sumberdaya pesisir di Desa Lontar yang belum memiliki izin.
5. Masih belum terpenuhinya kesejahteraan masyarakat Desa Lontar.
1.3 Batasan Masalah
Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti mencoba membatasi masalah penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi bahasan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai “Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang”.
1.4 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka sebagai rumusan masalah yang akan dikaji sebagai berikut “Bagaimana Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang
?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu administrasi dan pemecahan permasalahan administrasi khususnya mengenai Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang dan dapat digunakan sebagai dasar atau referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau penelitian selanjutnya dibidang Manajemen Publik.
1.6.2 Secara praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan saran untuk Pengelolaan Wilayah Pesisir di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah mengapa peneliti
mengambil judul penelitian tersebut, lalu identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah yang paling spesifik, yang relevan dengan judul skripsi. Materi dari uraian ini, dapat bersumber pada hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan, hasil pribadi, dan intuisi logis. Latar belakang berkaitan timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas faktual dan logis.
1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah mengidentifikasikan dikaitkan dengan tema/topik/judul dan fenomena yang akan diteliti. Penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti.
1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah lebih difokuskan pada masalah-masalah yang akan diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
1.4 Rumusan Masalah Setelah identifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah memilih dan menetapkan masalah yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian. Kalimat yang biasa dipakai dalam pembatasan masalah ini adalah kalimat pertanyaan. Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasional.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah penelitian.
1.6 Manfaat Penelitian Menjelaskan manfaat teoritis dan praktis temuan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR Pada bab ini, peneliti memaparkan teori-teori dari beberapa ahli yang
relevan terhadap masalah dan fenomena yang ada. Setelah memaparkan teori, lalu membuat kerangka berpikir yang menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi teori, dan kemudian asumsi dasar yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti.
2.1 Tinjauan Pustaka Mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunya secara teratur dan rapi yang digunakan untuk merumuskan asumsi dasar. Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep maka kita akan memiliki konsep penelitian yang jelas, dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat menemukan hubungan antar variabel yang diteliti. Hasil penting lainnya dari kajian teori adalah didapatkan kerangka konseptual menurut peneliti, yang didalamnya tergambar konstruk dari variabel yang akan diukur, selain itu dari kajian teori akan diturunkan dalam bentuk kisi-kisi instrumen.
2.2 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis biasanya untuk memperjelas maksud peneliti, kerangka berfikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukan alur pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti. Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.
2.3 Asumsi Dasar Asumsi dasar merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti, dan akan dicari kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian mencakup beberapa uraian penjelasan mengenai
metode penelitian, informan penelitian, teknik pengolahan data dan analisis data, dan tempat dan waktu penelitian tersebut dilaksanakan.
3.1 Metodologi Penelitian Menjelaskan metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian. Metod penelitian antara lain dapat berbentu ; ex post facto, experiment, survey,
descriptive, case study, action research, dan sebagainya.
3.2 Instrumen Penelitian Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen. Sedangkan penelitian kualitatif, instrumennya adalah peneliti itu sendiri.
3.3 Informan Penelitian Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dimana sampelnya disebut informan dan atau key informan yang dipilih secara langsung untuk pengumpulan data-data penelitian.