PENELITIAN BAHASA DAN SASTRA DALAM NASKAH CERITA SRITANJUNG DI BANYUWANGI

a

071

dan Kebudayaan

embangan Bahasa

PENELITIAN BAHASA DAN SASTRA
DALAM NASKAH CERITA
SRITANJUNG
DI BANYUWANGI

p
~-.

r'

0leh:
Ny. Anis Aminoedin
Wi dodo Hs.


Mansur Hasan
Zuchridin Suryawinata

Pusat Pembinaan dan Pengemb:>nson Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta
1986

Hak cipta pada Departemen Pendjdikan dan Kebudayaan

T

r,

171 0-r ~
p.f} tV

')?C!c,


r

Naskah buku ini semula merupakan hasiJ Proyek Penetitian Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah Jawa Timur 1981/1982, disunting dan dite rbit kan dengan d~na
pcmbangunan Proyek PeneHtian Bahasa dan Sastra Indo·
nesia dan Daerah Jakarta.
Star inti Proyek Pusal : Drs . Adi Sunaryo (Pemimpin), Warkim Hamaedi
(Bendaharawan), dan Ora. Junaiyah H.M. (Sekretaris).

Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau diperbanyak
dalam bcntuk apa pun tanpa izio tertulis dari penerbit kecuali dalam hal
pengutipan untuk kcperluan penulisan artikel alau karangan ilmiah .
AJamat penerbit : Pusat Pernbinaan dan Pengembangan Bahasa
Jalan Daksinapati Sarat rv. Rawamangun
Jakarta Timur 13220.

c~:.r

....•


.
.,

~/,

-

... \

iii

)



I

KATA PENGANTAR
Mulai tahun kedua Pembangunan Uma Tahun I, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa turut berperan di dalan1 berbagai kegiatan kebabasaan

dengan garis kebijakan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasiona!.
Masalah kebabasaan dan kesusastraan merupakan salah satu segi masalab
kebudayaan nasional yang perlu ditangani dengan sungguh-sungguh dan
berencana agar tujuan akhir pembinaan dan pengernbangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah-termasuk susastranya - tercapai. Tujuan akhir ito
adaIah kelengkapan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional
yang baik bag;. masyarakat luas serta pemakaian hahasa Indonesia dan bahasa
daerah dengan baik dan benar untuk berbagai tujuan oleh lapisan masyarakat
bahasa Indonesia.
Untuk mencapai tujuan itu perlu dilakukan berjenis kegiatan seperti
(I) pembakuan bahasa, (2) penyuluhan bahasa melalui berbagai sarana,
(3) penerjemahan karya kebahasaan dan karya kesusastraan dari berbagai
sumber ke dalam baha.. Indonesia, (4) pelipatgandaan informasi melalui
penelitian bahasa dan susastra, dan (5) pengembangan tenaga kebahasaan
dan jaringan informasi.
Sebagai tiridak lanjut kebijakan tersebut, dibentuklab oleh Departomen
Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
dan Daerah, Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah,
Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra IndoneSia, dan Proyek. Pengembangan Bahasa dan Sastea Daerah, di lingkungan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa_
Sejak tahun 1976, Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan
Daerah di Jakarta, sebagai Proyek Pusat, dibantu oleh sepuluh Proyek Penelilian di daerah yang berkedudukan di propinsi (i) Daerah Istimewa Aceh,

(2) Sumatra Barat, (3) Sumatra Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa
Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Selatan
v

(9) Sulawesi Utara , dan (10) Eali . Kemudian , pada tahun 1981 dHambahkan
proye k penelitian bahasa di lima propinsi yang lain, yaitu (1) Sumatra Utara,

(C) Kalimantan Barat, (3) Riau, (4) Sulawesi Tengah, dan (5) Maluku. Dua
tahun kemudian, paJa tahun 1983 , Proyek Penelilian eli daerah diperluas
lagi dengan lima propinsi, yaHu (I) Jawa Tengah, (2) Lampung, (3) Kalimantan Tengah, (4) Irian Jaya, dan (5) Nusa Tenggara Timur. Maka pada saat
ini , ada dua puluh proyek penelitian bahasa di daerah di sam ping proyek
pusat yang berkedudukan di Jakarta .
Naskah laporan penelitian yang telah dinilai dan d..isunting diterbitkan
sekarang agar dapat dimanfaatkan oleh para ahH dan anggota masyarakat luas.
Naskah yang berjudul Penelilian Bahasa dan Saslra dalam Naskah Cerila Sri
Tanjung d.i Banyuwangi disusun oleh regu peneJiti yang terdiTi atas anggotaanggata : Ny. Anis Amin oedin, Widodo Hs., Mansur Hasan. dan Zuchridin
Suryawinata yang mendapat bantuan Proyek PeneHtian Bahasa dan Sastra
Ind onesia dan Daerah Jawa Timur tahun 1981 I I 982. Naskah ini disunling
alch Urni Basiroh dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Kepada Pemimpin Proyek Penelitian dengan stafnya yang rnemungkinkan

penerbHan buku ini , para peneliti, perillai, dan penyunting, saya ucapkan
terima kasih .

Jakarta, lanuari 1986
Anton M. Moeliono

Kepala Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa

vi

UCAPAN TERIMA !(AS'H

Alhal1ldulillah. laporan "Penelilian Bahasa dan Sastra dalam Naskah
Sri Tanjung di Banyuwangi" yang dipercayakan oleh Proye k Penelitian
Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Jawa Timur kepada kami untuk
melaksanakannya telah selesai. Dalam melaksanakan tuga s itu, kami telah
memper oleh banyak bantuan dad berbagai pihak. Dlch scbab itu, pada
kesempatan ini. kami menyatakan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Rek tor IKIP Malan g dan Dekan FKSS IKIP Malang yang

telah iOcmberikan izin dan kemudahan kepada tim kami untuk melakukan
penelitian itu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Timur, Bapak Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Banuwangi, para pejabat dan pemuka masyarakat Banyuwangi
yang telah memberikan fasilitas-fasilitas kepada kami sehingga penelitian
itu dapat terlaksana dengan baik. Ucapan terima kasih yang sarna kami
sampaikan pula kepada Drs. Hadisucipto, Kepala Bagian Pernaskahan, Balai
Pustaka Jakarta dan Drs. Koentamadi, Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Jakarta yang telah membantu tim kami dengan menyediakan bahanbahan fotokopi yang kami perlukan. Terakhir, kami uca pkan terima kasih
kepada Drs. Karjono Sindunegara, Dosen Fakultas Sastra Budaya, Universitas Diponegoro yang telah memeriksa transliterasi serla memberikan pengarahan kepada kami dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyempurnakan taporan ini.
Semoga Allah meridhoi hasil penelitian itu sehingga bermanfaat. Amin.

Tjrn Penelitian

vii

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR .... .. ..• . ... . .... .• . . . . .. . ....
UCAPAN TERIMA KASIH


Halaman
v
vii

DAFTAR lSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . •. . . . . .. • . . . .. .. . .

viii

DAFTAR BAGAN

xi

DAFTAR SINGKATAN .. ... . . . . . .• .. . .. . . .. . . .. . ..

xii

Bab

Pendahuluan


I.I

Latar Belakang ... .. ... . . . . . . . • . .. ... .. " . .. . .

1

1.2

Relevansi

2

1.3

Pcnclitian dan Tulisan tentang Sri Tanjung

2

1.4


Masalah

2

1.5

Tujuan Penelitian .

1.6

Balasan Ruang lingkup dan Penegasan Istilah

I.7

Kerangka Teori _. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5

1. 8


Metod., Asumsi, dan Teknik . . . ...• • .•......

6

. ... .. ... . ... . ... ...... .
.. .. • . .. .

3
3

Bab 2 Deslaipsi Naskah . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . . . . . . . . . .

8

2.1

8

Pengantar

. . . . . .. . . .•. •••. . . . . ••.•..

2.2

Nama Naskah dan Pengarang . . . . . . . • . • . . . . . . . . . . . .

9

2.2.1

Nama Naskah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

9

2.2.2

Pengarang . . . .. . .... .. .. ... . ... . .. ......... . . .

9

~.3

Keadaan dan Ukuran Naskah

10

2.3.1

Keadaan Naskah ..

10

2.3 .~
:2.,j

Ukuran Naskah

II

Bentuk Naskah .

12

Manggala dan Kolofon

I3

2.5. 1

Mangg.11•...

I3

2.5.2

Kolofon . . . ..... .

14

2.6

Waktu Penulisan ..

15

2.7

Tulisan Naskah ...

15

2.8

Perbandingan antara Naskah Sri Tanjung Banyuwangi dan

~.5

16

Sri Tanjung Priyono
Bab3 Ringka san Naskah Sri Tanjung Banyuwangi dan Terjemahan

19

Naskah Sri Tanjung Priyono
3. 1

Pengantar .....

. ........ . . .

19

3.2

Ringksan Naskah Sri Tanjung Banyuwangi . .. ... .. . ... .

19

3.3

Te~

35

c l1\ahn

Naskah Babon Sri Tanjung Priyono ... .. .. . .

4.1

Aspek Kebahasan . . . . . . .

. .. .. . ... . . . . . . . ... .

11 8
118

4.1.1

Bahasa Naskah Sri Tanjung Banyuwangi . .. .. •. .....• .

118

4.1.2

Unsur-unsur Non-Jawa Tengah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

119

Bab 4 Aspck Kebahasaan dan Aspek Kesastraan . .. . .. . .. .

4.1.3

Unsur-unsur Dialek Bahasa Jawa Timur/Banyuwangi .... . .

4 .2

Aspek Kesastraan .... ..... . . . ..... ... .. . . .

4.2 .1

Pengantar ... .. ... • ... . .. . . . . . . . . . . ..... . . ..

119
119
119

4.2.2

Jalinan Cerita ...... .. .. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .

120

4.2.3

Perwatakan . ...

127

4.2.4

Tema dan Amana'

.

135

4 .2.5

Suasana/Warna Lokal

136

ix

Bab 5 Transliterasi Naskah Sri Tanjung Banyuwangi . _ .. . . . . . .

143

5. 1

Pedoman Transli.terasi

143

5.2

Transliterasi.

144

Bab 6 Penutup _.

207

6 _1

Kesimpul an

207

6_2

Hambatan-hambatan

209
21 1

DAFTAR PUSTAKA

x

DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan I Perbandingan Jalinan Cerita dalam Naskah Sri Tanjung
Banyuwangi dan Naskah Sri Tanjung Priyono . . . . . . . ..

122

Bagan 2

Watak Pelaku . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . .

129

Bagan 3

SuasanafWarna Lokal . . . . . . . . .• . .. .. . . ••.....

137

xi

DAFTAR SINGKATAN

Sd

Sidapaksa

ST

Sri T.njung

STB

Sri Tanjung Banyuwangi

STP

Sri Tanjung Prijono

xii

BAB I PENDAHULUAN
I. I Latar Belakang
Bangsa Indonesia memperoieh wadsan dari leluhurnya berupa peninggalan kebuclayaan kuna, yang antaca lain berwujud candi-candi. tempattempat suci, dan peninggalan karya·karya tertulis. Mengenai warisan tertulis
itu, bangsa Indonesia sangat beruntung karena mendapat warisan dalam
jumlah yang besar (Soetrisno, 1981 :252; Soebadio. 1975 :12), yang ditulis
di alas bambu, daun lomar, daun nipah, batu, kertas (diu wang), dan sebagainya, yang berasal dari berbagai daerah dan tingkat masyarakat di Indonesia. Namun, sangat disayangkan bahwa banyak naskah yang telah hilang,
rusak atau tidak terbaca lagi. Oleh karena itulah, warisan kcbudayaan bangsa
yang tidak tcrnilai itu harus dipelihara dan dilestarikan.Akan tetapi, menyimpan dan memelihara naskah saja belumlah cukup. Naskah-naskah itu harus
disclidiki dan diinventarisasi. baik identitas dan bentuk maupun isinya sehlngga generasi sekarang dan generasi mendatang dapat mengetahui dan mernahami segala aspek kebudayaan leluhurnya (Soebadio, 1975 : 13 , Ikram,

1976:4- 8).
Pada waktu diadakan penelitian Struktur Dialek Banyuwangi oleh
Soedjito et al. (1979:1), dijumpai tiga na skah lama, dua naskah ditulis
dalam huruf Arab dan salll naskah ditulis dalam huruf Jawa. Naskah itu
sudah hampir rusak , sukar dibaca karena sudah berlubang-Iubang dimakan
bubuk. Dua di antaranya berisi tentang Macan Putih dan Sri Tanjung. Rasanya akan sayang sekali kalau naskah-naskah itu rusak sebelum s·empat diteliti
dan dilestarikan.
Cerita Sri Tanjung dan Macan Pun·h sampai kjni masih tetap dikenal
oleh rakyat Banyuwangi karcna Sri Tanjung merupakan legende yang illkaitkan dengan asal·usul nama Banyuwangi dan Macan Putih dianggap sebagai
tokoh yang merupakan pendiri kerajaan kecil di daerah itu . Dengan per-

2
timbangan-pertimbangan itu, tim peneliti, sekarang, menetapkan untuk
meneliti naskah Sri Tanjung versi Banyuwangi (STB).

1.2 Relevansi
Naskah-naskah lama pada umumnya dan naskah STB khususnya se·
perti yang telah disebutkan di 3tas, harus dlselamatkan dan dilestarikan
sebelum rusak sarna sekali. Penyelamatan itu tidak hanya dengan menyimpanoya di museum agar tetap baik dan am!, tetapi yang Iebih penting lagi
ialah dengan cara menelaahnya dari berbagai aspek. Telaah im akan memberikan deskripsi yang baik [entang naskah, baik mengenai identitasnya
maupun isinya. Hasil penelitian 1tU nanti akan dapat dikembangkan menjadi
penelitian lanjutan sehingga diperoleh gambaran yang lengkap mengenai
Banyu wangj yang meHputi aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan dengan
perkembangarmya serta aspek kesejarahan, keagamaan , dan oosio kultural
(Robson , 1978:24 - 25; Soetrisno, 1981 :225; Soedijto etai, 1979:1).

1.3 Penelilian dan Tulioan Tonlang Sri Tanjung
Cerita Sri Tanjung telah pernah diteliti sebagai bahan disertai Prijono
(1938) dengan membandingkan berbagai versi yang terdapat di Bali dan
Banyuwangi. Deogan teknik analisis leks dan metode sterna, ia berhasil me rekonstruksikan versi pakemnya (arohetypus; babon) dari naskah-naskah yang
berasal dari Bali. Hooykaas (1940) menulis resensi ten tang disertasi Prijono
itu . (a berpendapat bahwa penelitian itu berhasil haik dan disertai analisis dan
perbandingan yang rnenarik.
Di dalam Kapustakan Diawi (poerbatjaraka, 1954 :90), yang m.e muat
ballasan tentang naskah·naskah lama dalam Ballasa Jawa, disebulkan bahwa
cerita Sri Tanjung banyak dikenal