EFEKTIVITAS PEMBINAAN RESIMEN MAHASISWA DALAM MENGELEMINIR PELANGGARAN DISIPLIN DI UIN ALAUDDIN MAKASSAR PRESPEKTIF HUKUM ISLAM Skripsi
EFEKTIVITAS PEMBINAAN RESIMEN MAHASISWA DALAM
MENGELEMINIR PELANGGARAN DISIPLIN DI UIN ALAUDDIN
MAKASSAR PRESPEKTIF HUKUM ISLAM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan pada Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Alauddin Makassar Oleh:
HASMI H.
10300113160
JURUSAN HUKUM PIDANA DAN KETATANEGARAAN
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT seru sekalian alam, karena atas rahmatnya dan ridho-NYA, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan
judul “ Efektivitas Pembinaan Resimen Mahasiswa Dalam Mengelemenir
”
Pelanggaran Disiplin di UIN Alauddin Makassar Prespektif Hukum Islam
sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) program Studi Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makassar. Serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan beserta sahabatnya.
Penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil tunggal, melainkan tidak terlepas dari pemikiran dan budi baik banyak orang, dengan kesungguhan hati saya ucapkan terimah kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa saya hormati, Ayahanda H ama’ dan Ibunda Mina’ yang sangat saya cintai dan banggakan. Terimah kasih banyak atas segala kasih sayang dan cinta tanpa batas yang telah kalian berikan kepada penulis. Apa yang penulis berikan saat ini hanyalah segelintir ucapan terimah kasih dan kasih sayang yang tidak dapat terbendung lagi. dan sesungguhnya penulis tidak akan pernah mampu untuk membalas kasih sayang yang telah ayah dan ibu berikan.
Untuk Nenek Ratu selaku nenek kesayangan penulis yang telah membesarkan dan merawat penulis sehingga bisa seperti sekarang ini dan saudara-saudaraku Imran, Aidil, dan Aliyah yang selalu menjadi motivasi untuk menjadi adik yang baik. Dengan penuh kasih sayang, serta ketulusan hati tanpa pamrih memberikan doa yang tulus. Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan oleh sebab itu melalui kesempatan ini Penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Yth. Bapak Bapak Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, para wakil Rektor, dan seluruh Staf UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan pelayanan maksimal
2. Bapak Prof. Dr. Darussalam, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, dan Pembantu Dekan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini
3. Ibunda Dra. Nila Sastawati selaku Ketua Jurusan dan Ibunda Dr. Kurniati, M.Hi, selaku Sekretaris Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan
4. Bapak Prof. Dr. Sabri Samin, M.Ag selaku Direktur Pasca Sarjana sebagai pembimbing I yang telah memberikan banyak kontribusi ilmu dan berbagai masukan- masukan yang membangun terkait judul yang diangkat. Dan Bapak Dr. Dudung Abdullah, M.Ag juga sebagai dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum sekaligus selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak pengetahuan terkait metode penelitian dalam skripsi ini.
5. Ibunda Dra. Nila Sastrawati. (Penguji I) dan Bapak Drs. Gazali Suyuti, (Penguji II), yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan berbagi ilmu kepada penulis.
6. Teman- teman terkasih Hukum Pidana dan Ketatanegaraan 2013, terima kasih banyak atas kebersamaanya selama ini.
7. Teman-teman dan sahabat seperjuanganku, (Musdalifah S.H, Amriani S.H, Anriani S.H, Eka Gusti Kardillah S.H, dan Sufahmi S.H,) terima kasih atas dukungan, motivasi dan kebersamaannya selama ini.
8. Kepada segenap keluarga besar Resimen Mahasiswa Satuan 703 UIN Alauddin Makassar, terimah kasih atas bantuan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
9. Kepada teman-teman KKN angkatan 55 UIN Alauddin Makassar, terkhusus teman KKN di Kel. Je’nebatu , Kec. Bungaya, Kab. Gowa, Nurhidayah, Hirmawati, Ummu Amaliah, Elatul Fajrah, Hadi, Callu, Ammadong, Inces, Dedi. Terima kasih atas doa dan dukungannya.
Dalam penulisan skripsi ini tidaklah mungkin menjadi sempurna. Dengan mengingat setiap kekurangan yang ada, penulis telah berusaha memaksimalkan diri untuk menulis dan menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin. Namun penulis mengerti bahwa hasil penelitian ini masih perlu untuk disempurnakan lagi. Mohon para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Penulis Hasmi H.
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................... ii PENGESAHAN .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... v PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus .......................................... 6 C. Rumusan Masalah ......................................................................... 10 D. Kajian Pustaka ............................................................................... 10 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 12 BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Memahami Konsep Resimen Mahasiswa ..................................... 14
1. Keorganisasian Resimen Mahasiswa ...................................... 14
2. Lingkungan pendidikan Resimen Mahasiswa ......................... 15
3. Sifat keorganisasian Resimen Mahasiswa .............................. 16
4. Tujuan Resimen Mahasiswa ................................................... 16
5. Unsur-unsur Resimen Mahasiswa ........................................... 17
6. Tugas pokok Resimen Mahasiswa .......................................... 18
B. Sejarah Resimen Mahasiswa ......................................................... 19
C. Sistem Rekrutmen anggota ........................................................... 24
D. Sistem Pembinaan ......................................................................... 24
E. Struktur Organisasi ........................................................................ 25
F. Peraturan disiplin .......................................................................... 29
G. Hak dan Kewajiban ....................................................................... 31
H. Sanksi Disiplin .............................................................................. 33
I. Model Penerapan Disiplin ............................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian ........................................................... 38 B. Pendekatan Penelitian ................................................................... 39 C. Sumber Data .................................................................................. 40 D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 40 E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 42 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 45 B. Konsep Pembinaan Disiplin Resimen Mahasiswa ....................... 50 C. Penerapan Kedisiplinan Resimen Mhasiswa ................................ 56 D. Realisasi Hasil Pembinaan Resimen Mahasiswa .......................... 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 71 B. Implikasi Penelitian ....................................................................... 73 DAPTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PEDOMAN TRANSLITERASI DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan Transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Konsonan
Ta T Te ث
Syin Sy es dan ye ص
Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ب
Ba B Be ت
Za Z zet (dengan titik di bawah) ع ‘ain ‘ apostrof terbalik
Ta T te (dengan titik di bawah) ظ
Dad D de (dengan titik di bawah) ط
Sad S es (dengan titik di bawah) ض
Sin S Es ش
Sa S es (dengan titik di atas) ج
Zai Z Zet س
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ا
Zal Z zet (dengan titik di atas) ر
Dal D De ذ
Kha Kh ka dan ha د
Ha H ha (dengan titik di bawah) خ
Jim J Je ح
Ra R Er ز
غ Gain G Ge
Y Ya Ye Hamzah (
Dammah U U
I I ُا
Kasrah
ِا
Fathah A A
Tanda Nama Huruf Latin Nama َا
Vokal bahasa Arab, seperti vokal Bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau menoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal Bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut :
ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ’ ).
’ Apostrof
ف Fa F Ef
ء Hamzah
ھ Ha H Ha
و Wau W We
ن Nun N En
م Mim M Em
ل Lam L El
ك Kaf K Ka
ق Qaf Q Qi
2. Vokal
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu : Tanda Nama Huruf Latin Nama
ى
fathah dan yaa’ Ai a dan i
َؤ
fathah dan wau Au a dan u
Contoh: َﻒْﯿَﻛ
: kaifa َل ْﻮَھ
: haula
3. Maddah
Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu : Harakat dan Huruf
Nama َى…│ َا …
Fathah dan alif atau yaa’ A a dan garis di atas
ى Kasrah dan yaa’ I i dan garis di atas
ُو Dhammmah dan waw
U u dan garis di atas Contoh: تﺎﻣ
: maata ﻰَﻣ َر
: ramaa
Nama Huruf dan Tanda
ﻞْﯿِﻗ : qiila
5. Syaddah (Tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
: nu”ima ﱞوُﺪَﻋ
: al- haqq َﻢِّﻌُﻧ
: najjainaa ﱡﻖَﺤْﻟا
: rabbanaa ﺎَﻨْﯿﱠﺠَﻧ
Contoh : ﺎَﻨﱠﺑ َر
dengan sebuah tanda tasydid( َ◌), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonang anda) yang diberi tanda syaddah.
: al-hikmah
ُت ْﻮُﻤَﯾ : yamuutu
: al- madinah al- fadilah ُﺔَﻤْﻜ ِﺤْﻟا
: raudah al- atfal ُﺔَﻨْﯾِﺪَﻤﻟاُﺔَﻠ ِﺿﺎَﻔْﻟا
Contoh : ُﺔَﺿ ْو َﺮِﻟﺎَﻔْطَ ْﻻا
Kalau pada kata yang berakhir dengan taa’ marbuutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sedang al- serta bacaan kedua kata tersebut terpisah, maka taa’ marbuutah itu ditransliterasikan dengan ha [h].
Transliterasi untuk taa’marbuutah ada dua, yaitu taa’marbuutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhammah, transliterasinya adalah [t].sedangkan taa’ marbuutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].
4. Taa’ marbuutah
: ‘aduwwun Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah (
ّﻲِﺑ) maka ia ditranslitersikan sebagai huruf maddah menjadi i. Contoh :
ﱞﻲِﻠَﻋ : ‘Ali (bukan ‘Aliyyatau ‘Aly) ﱞﻲِﺑ َﺮَﻋ : ‘Arabi (bukan ‘Arabiyyatau ‘Araby)
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا
( alif lam ma’arifah ). Dalam pedoman transiliterasi ini, kata sandang ditransilterasikan seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).
Contoh : ُﺲﻤﱠﺸﻟا : al-syamsu (bukan asy-syamsu) ُﺔَﻟ َﺰﻟ ﱠﺰﻟَا : al-zalzalah (az-zalzalah) ﺔَﻔَﺴﻠَﻔْﻟَا : al-falsafah ُد َﻼِﺒْﻟَا : al-bilaadu
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh :
ta’muruuna
َن ْو ُﺮُﻣْﺎَﺗ :
nau’
ُع ْﻮﱠﻨﻟا : al-
ٌءْﻲَﺷ : syai’un
ُت ْﺮ ِﻣُا : umirtu
8. Penulisan Kata Bahasa Arab Yang Lazim Digunakan Dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam Bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan telah menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan Bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata Al-
Qur’an (dari Al-
Qur’an ), al-hamdulillah,
dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh :
Fizilaal Al- Qur’an Al-Sunnah qabl al-tadwin
9. Lafz al- Jalaalah ( ﱣ )
Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaafilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh : ِﱣ ﺎُﻨْﯾِد diinullah ِﱣ ﺎِﺑ billaah Adapun taamarbuutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-
jalaalah , ditransliterasi dengan huruf [t].contoh : hum fi rahmatillaah
10. Huruf Kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf capital berdasarkan pedoman ajaran Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf capital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul refrensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). contoh:
Wa ma muhammadun illaa rasul
Inna awwala baitin wudi’ alinnasi lallazii bi bakkata mubarakan
Syahru ramadan al-lazii unzila fih al- Qur’aNazir al-Din al-Tusi Abu Nasr al- Farabi Al-Gazali Al-Munqiz min al-Dalal Jika nama resmi seseorang menggunakan kata ibnu (anak dari) dan Abu
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:
Abu Al-Wafid Mummad Ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu Al- Walid Muhammad (bukan : rusyd, abu al-walid Muhammad ibnu)
Nasr Hamid Abu Zaid, ditulis menjadi: Abu Zaid, Nasr Hamid (bukan: Zaid, Nasr Hamid Abu)
B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dilakukan adalah : swt. = subhanallahu wata’ala saw. = sallallahu ‘alaihi wasallam r.a = radiallahu ‘anhu H = Hijriah M = Masehi QS…/…4
= QS Al-Baqarah/2:4 atau QS Al-Imran/3:4 HR = Hadis Riwayat
ABSTRAK
Nama Penyusun : Hasmi H.NIM : 10300113160 Judul Skripsi : Efektivitas Pembinaan Resimen Mahasiswa dalam Mengeleminir
Pelanggaran disiplin di UIN Alauddin Makassar Prespektif Hukum Islam.
Pokok masalah penelitian ini adalah; Bagaimana Efektivitas pembinaan Resimen Mahasiswa dalam mengeleminir pelanggaran disiplin di UIN Alauddin Makassar prespektif Hukum Islam? Pokok masalah tersebut selanjutnya dibagi ke dalam beberapa sub masalah, yaitu: 1. Bagaimana konsep pembinaan kedisiplinan Resimen Mahasiswa UIN Alauddin Makassar. 2. Bagaimana penerapan kedisiplinan Resimen Mahasiswa UIN Alauddin Makassa. 3. Bagaimana realisasi hasil pembinaan Resimen Mahasiswa dalam mengeleminir kedisiplinan di UIN Alauddin Makassar.
Jenis penelitian ini tergolong penelitian kualitatif (field research) atau dalam penelitian hukum disebut penelitian empiris dengan pendekatan syar’ I dan Sosiologis. sumber data diperoleh dari data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa studi kepustakaan dan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan, yang diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga mengungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan dari permasalahan. Penelitian ini berlokasi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Konsep pembinaan kedisiplinan Resimen Mahasiswa di Satuan 703 UIN Alauddin Makassar, Menggunakan sistem komando dan strategi pembiasaan yang dilakukan oleh Pembina maupun senior, dengan mengajarkan materi seperti PBB, PPM, PUDD dan sebagainya. 2. penerapan kedisiplinan Resimen Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, dengan adanya sistem komando dan pembiasaan yang diterapkan maka seluruh anggota dipaksa untuk disiplin dengan adanya peraturan-peraturan yang mengikat meka setiap anggota Resimen Mahasiswa harus menggunakan keterpaksaan yang akan menjadi biasa dan menghasilkan anggota yang disipin. 3. Realisasi Pembinaan Resimen Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, yaitu disiplin yang sudah menjadi kebiasaan sehingga Resimen Mahasiswa dapat menjadi contoh bagi mahasiswa umum,karna sikap disiplin sudah melekat pada tiap-tiap anggota Resimen Mahasiswa sehingga dapat menghasilkan alumni yang disiplin dan luar biasa.Mengeleminir disiplin guna pengabdian kepada Agama, masyarakat, dan Negara.
Sikap disiplin dalam Islam sangat di anjurkan, bahkan diwajibkan. Sebagaimana
manusia dalam kehidupan sehari-hari memerlukan aturan-aturan atau tata tertib
dengan tujuan segala tingkah lakunya berjalan sesuai dengan aturan yang ada.Implikasi dari penelitian ini adalah diharapkan kepada anggota kelembagaan Resimen Mahasiswa untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang MENWA dan wawasan bela Negara kepada mahasiswa umum sehingga MENWA sebagai mahasiswa dan bukan militer dapat lebih dipahami oleh mahasiswa umum, kepada para akademisi semoga hasil dari penelitian ini dapat mendorong kita untuk lebih mengenali dan tertarik mengkaji kelembagaan yang ada disetiap Universitas, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang Resimen Mahasiswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan
kekuasaan fakta belaka (machtsstaat). Negara yang berdasarkan hukum menuntut kepada negara, pemerintah, lembaga negara yang lain, bahkan semua warga negara Indonesia, dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum atau dapat dipertanggungjawabkan dimuka umum. Apabila dilihat dari namanya, yaitu hukum Indonesia, dapatlah diketahui bahwa lahirnya hukum Indonesia bersamaan dengan lahirnya negara kesatuan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Meskipun telah merdeka dan berdaulat serta dapat mengubah sistem dan dasar susunan ketatanegaraan, namun dalam bidang hukum belum mampu mengubah sama sekali hukum yang telah berlaku dalam masyarakat. Ketidakmampuan ini diakui negara, yaitu dengan mengadakan peraturan peralihan dalam undang-undang dasarnya (pasal peralihan adalah pasal yang berisi petunjuk mengenai peralihan dan tata hukum yang lama ke tata hukum yang baru).
Di dalam peraturan peralihan tersebut diharapkan supaya hal-hal atau segala sesuatu yang masih hidup dan terdapat dalam masyarakat boleh dinyatakan tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan keputusan baru yang dibuat, atau dalam tata hukum yang baru itu belum diatur maka perlu dicari peraturan yang mengatur hal tersebut sebelumnya. Oleh karna itu, dapat dikatakan bahwa fungsi peraturan peralihan adalah mencegah terjadinya kevakuman (kekosongan) hukum (rechtvacum).
Menurut Erhest Utrecht mengatakan bahwa hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karena pelanggaran terhadap petunjuk
1 hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu.
Dalam konteks sejarah hubungan Islam dengan negara, Islam sebagai agama yang merupakan tuntunan hidup bagi para pemeluknya memiliki nilai-nilai universalitas termasuk wilayah politik kenegaraan. Agama mengutamakan moral, peradaban dan nilai-nilai kemanusiaan, sementara politik berorientasi pada kekuasaan dan polarisasi berdasarkan kepentingan individu dan kelompok.
Agama dan negara dalam sejarahnya pun amat memiliki hubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Agama membutuhkan kekuasaan (negara sebagai jaminan dalam menjalankan ajaran-ajaran ilahiah bagi umatnya, sedangkan negara membutuhkan agama sebagai letigimasi bahwa keputusan-keputusan yang dilahirkan mengandung nilai-nilai kebenaran, keadilan sehingga dapat dipatuhi oleh rakyat.
Negara dan masyarakat menunjukkan apresiasi terhadap segala manifestasi spiritual itu kedalam lembaga negara yang mengatur perilaku setiap warga negara, ringkasnya Islam dan negara merupakan mutualis-simbiosis antara satu dnegan yang lainnya.
Dalam konteks itu, ada dua faktor proses untuk mengintegrasikan antara kepentingan Islam dan negara, yaitu: pertama, keterlibatan kaum muslimin secara
1 Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia (cet.1; Jakarta: Sinar Grafika, 2004), h.
proporsional dalam lembaga politik negara. Kedua, dipertahankannya politik nasional bahwa Indonesia bukanlah negara sekuler.
Umat Islam meyakini bahwa syariat merupakan tata system hidup yang komprehensif tidak hanya memuat ajaran-ajaran teologis tetapi didalamnya terkandung pula ajaran social kemasyarakatan, ekonomi, politik, sejarah dan budaya. Syariat bersumber dari Allah swt. sebagai pencipta bertujuan untuk mengatur kehidupan agar manusia dan mahluk ciptaan lain-Nya dapat hidup secara baik, teratur dan sejahtera. Islam memandang manusia sebagai mahluk yang termulia, Karena itu kemaslahatan manusia berada diatas segala-galanya bahkan ciptaan lainnya dianjurkan untuk dimanfaatkan kepentingan manusia.
Dengan demikian syariat tidak mungkin bertengtanagan dengan manusia dan justru syariat diciptakan untuk kepentingan manusia itu sendiri. Syariat Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam, tak terkecuali non muslim. Penyampaiannya dengan cara damai dan hikmah, penerapannya dengan cara bertahap, tidak memberatkan dan sesuai dengan kadar kemampuan manusia, penegakannya merupakan kewajiban seluruh umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan hubungannya dengan ibaadah dan pengaturan kemasyarakatan, politik dan penataan hidup manusia. Allah berfirman dalam QS an-Nisa/4:59
اﻮﻌﯿِﻃأو ٱ اﻮﻌﯿِﻃأ آ ﻮﻨﻣاء ﻦﯾِ ﺬ ﻟٱﺎﮭﯾﺄٓ ﯾ ….
ﻢﻜﻨِﻣ ِﺮۡ ۡ ۖ ﻣ ۡ ﻷٱ ﻲِ ﻟوأو لﻮﺳﺮﻟٱ
Terjemahnya:
“ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
2
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. ” Mewujudkan kemaslahatan dan menghilangkan kerusakan komplemen antara idealitas dan realitas menuju keseimbangan dunia-akhirat, fisik dan non fisik tanpa mengebiri kebebasan manusia. Islam telah mendudukkan manusia pada propersi yang sebenarnya antara kepentingan materi dan rohani, anatara kebebasan dan kepatuhan
3 menunjukkan esensinya sebagai jalan tengah.
Organisasi adalah bentuk kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Dalam organisasi terdapat pembagian kerja, dan bagian-bagiannya itu mempunyai ikatan dengan keseluruhannya. Dalam organisasi itu ditentukan bagaimana bentuk negara dan bentuk pemerintahan yang di inginkan, serta pembagian wilayah negara menurut
4 tingkatannya.
Dalam perguruan tinggi terdapat banyak organisasi yang merupakan pengembangan diri sesuai dengan minat dan bakat masing-masing mahasiswa. Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar diperguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran diperguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau
2 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-Art, 2004), h.87. 3 Syamsuddin Radjab, Syariat Islam dalam Negara Hukum (cet.1; Makassar: Alauddin Press 2011), h.56-61. 4 Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia (cet.1; Jakarta: Sinar Grafika, 2004), cendikiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Mahasiswa diharapkan tampil sebagai kader pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri, masyarakat agama bangsa dan negara, melalui perubahan diri dengan peningkatan kualitas intelektual, sikap mental dan keterampilan.
Itulah sebabnya, UIN Alauddin Makassar senantiasa memberikan perhatian terhadap mahasiswa untuk mengembangkan diri dan memodifikasi system pembinaannya melalui lembaga-lembaga kemahasiswaan baik yang intra kampus maupun yang ekstra pada tingkat institute maupun fakultas.
Dalam lingkungan UIN, dikenal beberapa lembaga kemahasiswaan yang murni terbentuk dari dan oleh UIN serta tidak mempunyai jalur konsultif atau lembaga struktural dengan instansi lain. Lembaga yang dimaksud yaitu, badan eksekutif mahasiswa (BEM), dan himpunan mahasiswa jurusan (HMJ), selain itu terdapat unit kegiatan mahasiswa khusus (UKK) seperti MENWA, pramuka, kopma, Sanggar Seni, Mapala, Black panther, tae kwondo dan tapak suci. System pembinaan UKK, selain dioprasionalkan bahkan mempunyai hubungan struktural. Misalnya MENWA dengan Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Dalam
5 Negeri.
Resimen Mahasiswa adalah salah satu kekuatan sipil yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa juga merupakan salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan militer (unsur mahasiswa). Markas komando satuan Menwa bertempat di perguruan tinggi di kesatuan masing-masing 5 Sattu Alang, Mahasiswa dalam Gerakan Sosial (cet.1;Makassar:Alauddin University Press yang anggotanya adalah mahasiswa atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus tersebut. Menwa merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan ilmu militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival,
6 senam militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya.
Sebagai komponen mahasiswa yang memegang erat paham nasionalisme, Menwa harus menjadi garda terdepan (avant-garde) sekaligus motor penggerak dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menghinggapi generasi muda. Tentu dengan catatan, Menwa harus tetap ikut panduan Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika, yakni Menwa menempatkan posisi “berdiri di atas semua
golongan”. Bila in i bisa dilakukan, Menwa akan menjadi salah satu organisasi
kepemudaan yang menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitiannya mengenai efektivitas pembinaan, Resimen Mahasiswa dan kedisiplinan.
2. Deskripsi Fokus Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai pembahasan skripsi ini,diperlukan beberapa penjelasan yang berkaitan dengan judul skripsi yakni: Efektivitas Pembinaan Resimen Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Terhadap Kedisiplinan.
a. Efektivitas
Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam
jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan
6 https://id.wikipedia.org/wiki/Resimen_mahasiswa diakses pada Tanggal 3 Juni 2017 pukul
sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas
berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan
waktu, dan partisipasi aktif dari anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan
dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang
7 dinyatakan dengan hasil yang dicapai.
Aspek-aspek efektifitas sebagai berikut:
1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program pembelajaran akan efektiv jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik.
2. Aspek rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif.
3. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan dengan guru maupun yang berhubungan dengan peserta didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif.
4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.
b. Resimen Mahasiswa 7
http://literaturbook.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-efektivitas-dan-landasan.html, Resimen Mahasiswa adalah salah satu kekuatan sipil yang dilatihdan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa juga merupakan salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan militer (unsur mahasiswa). Markas komando satuan Menwa bertempat di perguruan tinggi di kesatuan masing-masing yang anggotanya adalah mahasiswa atau mahasiswi yang berkedudukan di kampus
8 tersebut.
c. Kedisiplinan Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan kara bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap
9 siswa.
1. Jenis-jenis Sanksi
a. Teguran Ringan/Peringatan Lisan,
b. Teguran Keras/Peringatan Tertulis,
c. Pembebas-tugasan dari jabatan organik/struktural organisasi bagi individu,
d. Pemecatan bagi individu,
e. Pengambilalihan pelaksana tugas organisasi (caretaker) oleh struktur diatasnya, Pembekuan aktifitas organisasi.
8 9
https://id.wikipedia.org/wiki/Resimen_mahasiswa, diakses pada Tanggal 3 Juni 2017. https://witaisma.wordpress.com/2013/05/19/a-pengertian-kedisiplinan diakses pada Tanggal NO. Fokus Penelitian Deskripsi Fokus
1. Efektivitas
- Pengertian Efektivitas Aspek-aspek Efektivitas
2. Resimen
- Pengertian Resimen Mahasiswa Mahasiswa Sejarah Resimen Mahasiswa Sistem Pembinaan Resimen Mahasiswa organisasi Resimen Struktur Mahasiswa Hak dan kewajiban anggota Resimen Mahasiswa
3. Kedisiplinan
- Pengertian kedisiplinan
- Peraturan disiplin Resimen Mahasiswa Sanksi pelanggaran disiplin Resimen Mahasiswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi pokok masalah adalah: Efektivitas Pembinaan Resimen Mahasiswa dalam Mengelemir Pelanggaran Disiplin di UIN Alauddin Makassar Presfektif Hukum Islam?
Berdasarkan pokok masalah tersebut, maka dapat di identifikasikan sub masalah yang hendak dikaji, yaitu:
1. Bagaimana pembinanaan konsep kedisiplinan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar ?
2. Bagaimana penerapan kedisiplinan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar ?
3. Bagaimana realisasi hasil pembinaaan Resimen Mahasiswa dalam mengeleminir kedisiplinan di UIN Alauddin Makassar ?
D. Kajian Pustaka
Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah tinjauan hukum terhadap peraturan disiplin Resimen Mahasiswa dalam Perspektif Hukum Islam. Adapun literatur yang menjadi rujukan antara lain:
1. Donald Albert Rumokoy, Pengantar Ilmu Hukum, merupakan sebuah buku yang menjelaskan bahwahukum merupakan sebuah peraturan-peraturan yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penjelasan dalam buku ini yang mengatakan bahwa peraturan- peraturan yang diterapkan dalam masyarakat harus bersifat memakasa dan sifat ini membedakan norma hokum dengan norma-norma lainnya seperti norma kesusilaan dan norma sopan santun. Pengakuan ini dapat secara sosiologis, yakni berdasarkan kenyataan dari masyarakatitu sendiri, yakni menurut aturan-aturan yang dibuat dalam masyarakat itu sendiri. Namun buku ini tidak membahas mengenai kondisi hokum yag ada di Indonesia pada saat ini.
2. Istanah A. Rahman, Perilaku Disiplin Remaja. Buku ini Membahas tentang Perilaku disiplin remaja yang di lakukan oleh orang tua kepada anaknya sebagai bentuk kasih sayang mereka kepada anaknya, karena itu perilaku disiplin bagi seorang remaja sangat penting dalam kehidupan sehari-hari .dalam buku ini juga menjelaskan bahwa betapa pentingnya peran orang tua dalam mengasuh anaknya untuk menjaga perilaku mereka.
3. Syamsuddin Radjab, Syariat Islam Dalam Negara Hukum. Buku ini membahas tantang syariat Islam yang merupakan kewajiban mutlak bagi pemeluknya, sementara implementasinya sangat tergantung pada kemampuan dan situasi yang mempengaruhuinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penjelasan dalam buku ini yang menjelaskan bahwa umat Islam meyakini bahwa syariat merupakan tata system hidup yang komprehensif tidak hanya memuat ajaran-ajaran teologis tetapi didalamnya terkandung pula ajaran sosial masyarakat, ekonomi, politik, sejarah dan budaya. Namun buku ini tidak menjelaskan tentang bagaiamana Indonesia menerapkan syariat Islam yang seharusnya diterapkan.
4. Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia. Buku ini membahas tentang hukum yang berlaku diIndonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penjelasan bahwa pengantar tata hukum di Indonesia sebenarnya dipergunakan untuk mengantarkan setiap orang yang ingin mempelajari aturan-aturan hukum yang sedang berlaku di Indonesia. Berlaku berarti yang memberikan akibat hukum bagi peristiwa atau perbuatan-perbuatan didalam masyarakat pada saat ini. Namun dalam buku ini tidak menjelaskan tentang bagaiamana hukum Islam di implementasikan di Indonesia.
5. Arifuddin Siraj, Efektivitas Organisasi. Buku ini membahas tentang efektivitas organisasi yang merupakan kemampuan organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya secara tepat dan baik, dengan mempergunakan sumber-sumber yang tersedia secara efisien untuk mencapai tujuan sesuai limit waktu yang telah ditentukan. Efektivitas adalah berhasil guna, yaitu setiap kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sumber daya yang tersedia termasuk waktu, dan harus membuahkan hasil yang nyata; mengurangi kegiatan-kegiatan yang tidak membuahkan hasil kara hanya membuang-buang waktu, tenaga, dan dana. Namun buku ini tidak menjelaskan tentang bagaimana perkembangan kinerja dalam setiap organisasi tersebut.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pembinanaan kedisiplinan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar
b. Untuk mengetahui penerapan kedisiplinan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar
c. Untuk mengetahui realisasi hasil pembinaan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar
2. Kegunaan Penelitian
a. Dapat mengetahui pembinanaan kedisiplinan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar
b. Dapat mengetahui tingkat kedisiplinan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar
c. Dapat mengetahui realisasi hasil pembinaan Resimen Mahasiswa di UIN Alauddin Makassar
BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Memahami Konsep Resimen Mahasiswa Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah sebagai wadah, yang merupakan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya bela Negara, Sebagai perorangan, yang merupakan anggota Menwa yang telah mengikuti latihan dasar Menwa, Sebagai satuan, yang merupakan kesatuan Menwa yang terdiri dari dari Sub Wilayah dan Kompi/satuan yang ada di Perguruan Tinggi maupun di luar Perguruan Tinggi yang anggotanya terdiri atas mahasiswa yang telah mengikuti latihan dasar Resimen Mahasiswa.
Organisasi Menwa adalah kelembagaan yang melakukan rekrutmen anggota, menjalankan aktifitas rutin organisasi, melaksanakan pendidikan pendahuluan bela negara dan memiliki tingkatan struktural keorganisasian yang bersifat komando dan
1 kordinatif dalam lingkup nasional.
1. Keorganisasian Menwa adalah sebagai berikut;
a. Komando Nasional adalah struktur teratas ditingkat nasional dalam organisasi Menwa yang disingkat KONAS MENWA, yang merupakan badan struktural tertinggi pimpinan atau induk organisasi dan berkedudukan di ibukota Negara.
b. Komando Resimen Wilayah adalah badan struktural level kedua dalam organisasi Menwa atau disingkat KOMENWA yang merupakan badan tinggi pimpinan
1 Petunjuk Pelaksanaan No.01/j-tkso/menwa/XII/2014
organisasi berkedudukan disetiap provinsi dengan nama organisasi Menwa masing-masing sesuai karakteristik daerah.
c. Komando Sub-Resimen Mahasiswa adalah badan strukturallevel ketiga dalam organisasi Menwa disingkat dengan KOSUB MENWA, yang merupakan perwakilan badan tinggi pimpinan organisasi yang berkedudukan disetiap Kabupaten/Kota, dimana terdapat beberapa perguruan tinggi.
d. Komando Satuan adalah badan struktural level keempat dari organisasi Menwa disingkat KOMSAT MENWA, yang merupakan struktur terdepan pimpinan organisasi yang berkedudukan disetiap perguruan tinggi masing-masing dimana para anggota Menwa tersebut ktif menuntut ilmu.
e. Rapat Komando (RAKOM) adalah forum rapat permusyawaratan tertinggi dalam organisasi Resimen Mahasiswa Indonesia terdiri atas : 1) Rapat Komando Nasional (RAKOMNAS) 2) Rapat Komando Daerah (RAKOMDA) 3) Rapat Komando Sub Wilayah (RAKOMSUB) 4) Rapat Komando Satuan (RAKOMSAT)
2. Lingkungan Pendidikan yang menyangkut Menwa adalah;
a. Pendidikan tinggi adalah pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari pada pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.
b. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan yang dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. c. Pimpinan Perguruan Tinggi adalah perangkat pengambil keputusan tertinggi sebagaimana ditetapkan di masing-masing Perguruan Tinggi.
d. UKM adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di satu Perguruan Tinggi untuk
2 menampung dan mengembangkan potensi, minat dan bakat Mahasiswa.
3. Sifat keorganisasian Menwa adalah sebagai berikut;
a. Menwa merupakan garda terdepan dalam menumbuh kembangkan semangat dan wawasan wajib bela negara sesuai amanat konstitusi nasional, terutama dikalangan mahasiswa dan generasi muda bangsa.
b. Perlindungan Masyarakat (Linmas) adalah komponen khusus kekuatan pertahanan keamanan Negara yang mampu berfungsi membantu masyarakat menanggulangi bencana dan atau memperkecil malapetaka.
c. Perlawanan rakyat semesta adalah kesadaran, tekad, sikap dan pandangan seluruh rakyat Indonesia untuk menangkal, mencegah, menggagalkan dan menumpas setiap ancaman yang membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan mendayagunakan segenap Sumber Daya Nasional dan prasarana Nasional.
d. Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishanra) adalah tatanan segenap komponen kekuatan pertahanan Negara yang terdiri atas komponen Utama TNI, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan dan prasarana Nasional secara menyeluruh, terpadu dan terarah.
4. Tujuan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah :
a. Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin, pengetahuan, fisik dan mental agar mampu melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi serta 2 Petunjuk Pelaksanaan No.01/j-tkso/menwa/XII/2014 menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional.
b. Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban Warga Negara dalam Bela Negara.
c. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam SISHANTA.
“Dalam pengamalan tujuannya Menwa menjunjung tinggi kehormatan akan garba ilmiah dan menunjukkan kepedulian yang besar untuk berbakti pada nusa dan bangsa dengan menerapkan sesanti ‘Widya Catrena Dharmasiddha” atau
3 Menuntaskan kewajiban dengan ilmu Pengetahuan dan ilmu keprajuritan. ”
5. Unsur-unsur organisasi Resimen Mahasiswa Indonesia adalah;