BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Geometrik Jalan - 3.BAB II TA (LF)

5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Perencanaan Geometrik Jalan
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan

yang dititik beratkan pada alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal sehingga
dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yang memberikan kenyamanan yang
optimal pada arus lalu lintas sesuai dengan kecepatan yang direncanakan. Secara
umum perencanaan geometrik terdiri dari aspek–aspek perencanaan trase jalan,
badan jalan yang terdiri dari bahu jalan dan jalur lalu lintas, tikungan,
drainase, kelandaian jalan serta galian dan timbunan. Tujuan dari perencanaan
geometrik jalan adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, efesiensi
pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya
pelaksanaan.
Dalam merencanakan suatu kontruksi jalan raya harus memiliki data
perencanaan, diantaranya data lalulintas, data topografi, data tanah dan data

penunjang lainnya. Semua data ini sangat diperlukan dalam merencanakan suatu
kontruksi jalan raya. Data-data ini sangat diperlukan dalam merencanakan
kontruksi jalan raya karena data-data ini memberikan gambaran yang
sebenarnya dari kondisi suatu daerah dimana ruas jalan ini akan dibangun.
Dengan adanya data-data ini, kita dapat menentukan geometrik dan ketebalan
perkerasan yang diperlukan dalam merencanakan suatu kontruksi jalan raya
(Sukirman, Silvia, 1999).

2.2

Klasifikasi Jalan
Klasifikasi jalan merupakan aspek penting yang harus diidentifikasi sebelum

melakukan perencanaan jalan. Karena kriteria desain suatu rencana jalan yang
ditentukan dari standar desain ditentukan oleh klasifikasi jalan rencana. Pada
prinsipnya klasifikasi jalan dalam standar desain (baik untuk jalan dalam kota
maupun luar kota) didasarkan kepada klasifikasi jalan menurut undang-undang
dan peraturan pemerintah yang berlaku.

6


Suatu ruas jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya,
1) Klasifikasi jalan menurut fungsinya
a. Jalan Arteri
Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jauh,
kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
b. Jalan Kolektor
Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan
masuk dibatasi.
c. Jalan Lokal
Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
d. Jalan Lingkungan
Jalan angkutan lingkungan (jarak pendek ,kecepatan rendah)

2) Klasifikasi jalan menurut kelas jalan
a. Klasifikasi menurut kelas jalan dalam MST
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk
menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat

(MST) dalam satuan ton.
Klasifikasi jalan menurut kelas jalan dalam MST dapat dilihat pada tabel
2.1.

Tabel 2.1. Klasifikasi menurut kelas jalan dalam MST
No

Fungsi

1

Arteri

2

Kolektor

Kelas
I
II

III A
III A
III B

Muatan Sumbu Terberat
(TON)
>10
10
8
8
8

(Sumber : Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Departemen PU, Ditjen Bina
Marga,1997)

7

b. Klasifikasi menurut kelas jalan dalam LHR
Kelas jalan menurut volume lalu lintas sesaui dengan Peraturan
Perencanaan


Geometrik

Jalan

Raya

(PPGJR)

No.13/1970

dapat

diklasifikasi pada tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2. Klasifikasi menurut kelas jalan dalam LHR
No

Fungsi


Kelas

Lalu Lintas Harian Rata – rata (smp)

1

Arteri

2

Kolektor

3

Lokal

I
II A
II B
II C

III

>20.000
6.000 – 20.000
1500 – 8000