LPSE Kabupaten Badung SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi Teknis

-1-

SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

(1). Papan Nama Kegiatan
Sebagai pertanda bahwa pada lokasi dimaksud ada kegiatan/pembangunan maka Pemborong
harus memasang papan nama kegiatan ukuran 80 x 150 cm, dengan tebal 2 cm, tiang 6/12 cm,
cat dasar putih tulisan hitam huruf balok sedangkan redaksi berisi :
Kop Pemda Badung pada bagian paling kiri atas
Judul Kegiatan
Nilai Kegiatan
No. Kontrak
Masa Kontrak
Sumber Biaya
Pelaksana
Pemasangan papan kegiatan setinggi 2 m diatas tanah dan tiang bagian bawah dicor beton untuk
memperkuat dan ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat.

(2). Pembersihan Lokasi
Sebelum pekerjaan tersebut dimulai Pemborong wajib mengadakan pembersihan lokasi / site
yaitu pembersihan semak-semak / rumput-rumput, humus-humus dan kotoran-kotoran lain-lain
yang mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
(3). Pengukuran / Uitzet
1. Pemborong melaksanakan pengukuran sesuai gambar dan hasilnya agar dilaporkan untuk
mendapatkan persetujuan Pemimpin Kegiatan/Direksi.
2. Penentuan ukuran dan sudut siku-siku, waterpass tetap dijaga dengan ketelitian yang
sebenar-benarnya menggunakan alat waterpass / pesawat theodolith.
3. Ukuran vertikal dan horizontal dilaksanakan sesuai dengan gambar/petunjuk Direksi.
4. Pengukuran berupa uitzet, dan pemasangan bouwplank, patok-patok dilaksanakan bersama
atas persetujuan Pengawas/Direksi, bouwplank dan patok-patok tersebut diberi warna/tanda
yang jelas sesuai gambar. Semua bouwplank menggunakan kayu klas II berukuran 3/20 cm,
dipasang pada kayu berukuran 5/7 cm yang terpancang kuat pada tempatnya dengan jarak
maksimum 2,00 m’. Permukaan tepi atas papan dasar ( bouwplank ) harus diserut dan
dipasang rata dengan menggunakan waterpass, pada titik peil yang sesuai dengan peil yang
tercantum dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
(4). Patok Bench Mark dan Leveling Mark
1. Penempatan Patok Bench Mark
Penempatan patok ini gunanya untuk menentukan dimana lokasi bangunan itu ditempatkan.

Patok ini tidak bisa dipindah-pindah. Patok Bench Mark harus kelihatan jelas dari
pandangan.
2. Penempatan Patok Leveling
Penempatan patok leveling ini gunanya untuk menentukan tinggi rendahnya transis /
struktur bangunan terhadap permukaan tanah.
(5). Bangunan Direksikeet
Pemborong wajib menyediakan ruang direksi, dengan luas 9 m2 atau sesuai dengan kebutuhan di
lapangan. Bangunan direksi terbuat dari atap asbes/seng bergelombang, dinding triplek, lantai
dari bata dinat atau beton rabat, jendela kaca dan pintu. Bangunan tersebut dilengkapi dengan
kotak obat P3K, meja dan kursi tamu, papan kegiatan. Bangunan direksikeet ditempatkan pada
daerah yang tidak mengganggu kelancaran kegiatan, segala biaya dalam pembuatan bangunan
direksikeet ditanggung oleh Pemborong dengan kata lain tidak dimasukkan dalam penawaran
dan apabila tidak ada boleh menggunakan ruangan yang siap pakai.

Spesifikasi Teknis

-2Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN

(1). Pasangan Bata merah

1. B a h a n
- Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar jika
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
- Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata merah
yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
- Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan.
2.

Pemasangan.
- Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan dan disiram dengan air sampai jenuh
terlebih dahulu dan bebas dari kotoran.
- Secara umum, bata merah dipasang dengan adukan jenis A4 (1 pc : 6 ps).
- Adukan A1 (1 pc : 2 ps) digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20 cm diatas
lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata yang akan berhubungan langsung dengan air,
seperti pada tembok toilet, septictank dan bak kontrol, digunakan adukan A1. Adukan
A2 (1 pc :3 ps) digunakan untuk ujung-ujung tembok, sudut, pinggiran lubang dan
pekerjaan lain sesuai dengan petunjuk Direksi.
- Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari, dan tinggi pasangan
tidak lebih dari 100 cm/ 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom praktis.

- Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak dibenarkan.
- Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan pasangan
bata merah.
- Setelah bata merah terpasang, adukan, nat/ siar harus dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram dengan air.
- Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian akibat
kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.

(2). Kolom Praktis dan Ring Balok
1. Setiap pertemuan tegak lurus dan pada bidang dinding bata yang mempunyai luas lebih
besar dari 12 m2, harus ditambah kolom dan balok praktis setebal dinding persegi dengan
tulang pokok 4 ∅ 12 mm dan beugel ∅ 8mm - 15 cm serta menggunakan beton C4, atau
sesuai dengan gambar kerja.
2. Semua bagian atas dinding bata merah harus diakhiri dengan ring balok setebal dinding dan
tinggi minimal 20 cm yang mempergunakan tulang pokok 4 ∅ 12 mm, beugel ∅ 8 mm dan
beton C4 atau sesuai dengan gambar kerja.
Pasal 3
PEKERJAAN BETON
(1). Pengertian
Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen (pc) dan agregat

(pasir dan kerikil/ batu pecah).
Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut.
(2). Bahan Beton
1. A i r
Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran
organik atau bahan–bahan lain yang dapat merusak beton dan besi.
2. S e m e n
Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen merupakan bahan
yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka semen menjadi bahan
yang mempersatukan butir-butir pasir pasir dan kerikil menjadi satu kelompok.
Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan diisyaratkan
memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18.

Spesifikasi Teknis

-33.
Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu
pecah.
4. P a s i r
Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :

- Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur
semen yang telah menjadi keras.
- Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap berat kering.
- Tidak mengandung bahan–bahan organik.
- Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa kerja
(PBI-1971).
5. Kerikil dan Batu Pecah
Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan besar
butir lebih dari 5 mm.
- Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 % ditentukan terhadap berat kering.
- Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif alkali.
- Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI – 1971).
(3). S e m e n
1. Semen yang dipakai adalah semen portland dari merk yang setara Gersik dan mendapat
persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971.
2. Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya harus
asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat.
3. Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini.
- Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari

kurang dari 30 cm dari lantai.
- Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter.
- Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen
ditempat penyimpanan.
(4). Pasir dan Kerikil Beton
1. Pasir dan kerikil beton harus bersih dari segala kotoran seperti bahan organis, tanah/ lumpur,
kapur, garam dan sebagainya, tidak poreus dan sesuai dengan PBI - 1971.

2.

Bahan pengisi (pasir dan kerikil) harus disimpan ditempat yang bersih dan dicegah agar
tidak terjadi pencampuran antara bahan yang satu dengan yang lainnya dan terlindung dari
pengotoran.

(5). Air Beton dan Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
1. Air untuk adukan dan untuk merawat beton harus bersih dan bebas dari semua kotoran yang
dapat merusak daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu beton.
2. Bahan campuran tambahan bila dipandang perlu dapat digunakan untuk
mempercepat
pengerasan, perbaikan beton. Produk yang digunakan adalah ”Sika” atau bahan lain yang

setara dan sesuai dengan sifat-sifat yang diharapkan dan harus mendapat persetujuan Direksi
terlebih dahulu. Bahan-bahan tersebut tidak boleh mengandung bahan-bahan yang
merugikan sifat beton bertulang.
(6). Besi - Beton
1. Mutu besi beton yang digunakan adalah mutu besi U – 24 (besi polos) untuk diameter
kurang dari atau sama dengan 12 mm dan U-32 (besi ulir) untuk diameter lebih dari 12 mm..
2. Besi beton harus terbuat dari baja yang mempunyai tegangan leleh 2400 kg/cm² atau 3200
kg/cm2 .
3. Besi Beton diatas ∅ 12 menggunakan ulir.
4. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang telah
disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau disyaratkan dalam
gambar rencana.
5. Pemborong harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua jenis
dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

Spesifikasi Teknis

-46.
Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai dengan
aturan yang berlaku.

7. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang dapat
mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
8. Besi beton harus dipotong dan di bengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian dibentuk
dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah
tempat.
9. Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi
beton pada tempatnya.
Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton dari
produk yang ditunjuk Direksi.
10 Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara
terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
(7). Cetakan Beton / Bekisting
1. B a h a n
- Cetakan untuk beton finishing halus, harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya
minimal 6 mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
- Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari bahan
sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
- Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik. Bambu tidak
dibenarkan dipakai untuk steger.
2. Konstruksi

- Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran yang
merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran berlangsung dan
selama beton belum padat.

-

3.

Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan beton
tanpa merusak konstruksi beton.
Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal usuk
4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
- Pemborong harus membuat shop drawing dari bagian-bagian konstruksi
cetakan /
bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
Pelapis Cetakan
- Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis cetakan dari
bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan sehingga mudah
dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui Direksi.
- Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai

pelapis cetakan.

(8). Adukan Beton
1. Rencana Adukan
- Nama ”jenis adukan” di bawah ini diberikan untuk setiap jumlah bahan pengisi
(
pasir dan kerikil ) terhadap 50 kg semen.
- Gradasi butiran bahan pengisi adalah sesuai dengan yang tercantum dalam tabel
dibawah ini :
Jenis Adukan Beton.

Spesifikasi Teknis

-5-

Catatan

2.

3.

4.

5.

6.

:

pc = portland cement
ps = pasir ( bahan pengisi halus )
kr = kerikil ( bahan pengisi kasar )

m3
m3
m3

Kekuatan Beton
- Tidak ada dibuat ketentuan-ketentuan khusus untuk kekuatan kubus beton dari jenis C1
dan C2.
- Untuk jenis C3, C4 dan C5, kekuatan kubus beton sebagai benda ujinya, dibuat
berdasarkan PBI - 1971 dan SKBI - 1988 type K-225.
Penggunaan Jenis Adukan
C1 : Digunakan untuk beton lantai kerja, beton rabat dan untuk pekerjaan lainnya sesuai
gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
C3 : Beton pondasi, sloof, kolom, balok, plat lantai dan untuk semua beton
bertulang, kecuali yang ditentukan memakai jenis adukan lainnya.
C4 : Untuk kolom praktis, neut, pengisi lubang angker dan kanstein dan untuk pekerjaan
lainnya sesuai dengan gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pengadukan
Pengadukan beton dari adukan jenis C3, C4 minimal menggunakan 2 ( dua ) unit mesin
pengaduk (beton mollen) yang masing-masing berkapasitas tidak kurang dari 350 liter atau
lainnya sesuai petunjuk Direksi.
Adukan Beton ”Site Mixing” (Setempat)
Adukan beton dibuat dengan alat pengaduk ”batch mixer” dengan type dan kapasitas
yang mendapat persetujuan Direksi.
Kecepatan aduk sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
Kapasitas aduk tidak lebih dari yang diijinkan.
Syarat Mutu Beton
Tidak boleh lebih dari satu diantara 21 nilai hasil percobaan kubus coba berturut-turut
terjadi kuat tekan karakteristik kurang dari yang direncanakan.
Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari empat buah percobaan kubus coba berturut-turut
mempunyai kuat tekan kurang dari (Kr + 0,82 Sr). Sebaiknya antara nilai tertinggi dan
rendah diantara empat kubus hasil percobaan berturut-turut tidak boleh lebih besar dari
4,30 x Sr.

(9). Pengecoran Beton
1. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil) adalah
minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
2. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih dari kotoran seperti
serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan tersebut dibasahi
dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada cetakan tersebut.
3. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila pengecoran
beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat pembongkaran,
sepenuhnya menjadi tanggungan Pemborong.
4. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan dalam
waktu 1 ( satu ) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
5. Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai
dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.
Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Pemborong, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang mendapat
persetujuan Direksi. Dalam hal ini Pemborong harus berupaya agar beton yang baru
dicorkan tidak dirusak oleh air.
6. Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(
vibrator ) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.

Spesifikasi Teknis

-6Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada saat adukan
dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya. Vibrator tidak boleh
menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya telah dicor dengan adukan
beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan sebelum adukan yang dicorkan
mencapai 7,5 cm.
7. Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya pemisahan
atau pengurangan bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter.
Untuk kolom-kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela-jendela dengan jarak vertikal tidak
lebih dari 2 meter.
(10). Pemasangan Angker
1. Pada semua sambungan tegak antara beton kolom dengan dinding, harus dipasang batang
tulang berdiameter 8 mm sepanjang 50 cm sebagai angker.
2. Satu ujungnya dibengkokkan dan dimasukkan kedalam beton kolom dan sisanya 35 cm
dibiarkan menjulur di luar kolom beton.
3. Angker-angker ini ditempatkan dari sloof ke atas dengan jarak 35 cm, selanjutnya pada
setiap jarak 80 cm.
4. Angker-angker harus harus sudah dipasang sebelum kolom dicor.
(11). Toleransi-toleransi
1. Toleransi pada beton cetakan kasar.
- Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
- Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,3 dan +0,5 cm.
2. Toleransi pada beton cetakan halus.
- Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 0,6 cm.
- Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah -0,2 dan +0,4 cm.
3. Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
4. Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
(12). Penggunaan Beton
Pekerjaan beton digunakan untuk :
1. Bangunan : pondasi, sloof, kolom, ring, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.
2. Halaman : kanstein, beton rabat, pagar halaman dan lain-lain sesuai dengan petunjuk gambar
kerja.
3. Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti pada
pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak atau
berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih dahulu, kemudian
digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling mengikat. Pemasangan heavy
duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion joint”
(pertemuan
kolom/balok/lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.

Pasal 4
PEKERJAAN KAYU
(1). U m u m
1. S t a n d a r d
♦ Semua kayu yang akan dipakai harus memenuhi :
- NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1971.
- Peraturan Pengawetan dan Kekeringan Kayu Bangunan Perumahan dan Gedung.
- Untuk semua kayu yang akan dipasang harus memenuhi sifat :
• Mutu A menurut NI-5.
• Kadar air maximal pada saat pemasangan 15 %.
• Sesuai dengan jenis yang ditentukan.
♦ Pengujian
Semua pengujian yang diperlukan atau yang diminta oleh Direksi harus diperlihatkan
contoh bahan dan hasil ujiannya untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban
biaya Pemborong.
♦ Peralatan

Spesifikasi Teknis

-7Jumlah dan kualitas peralatan harus memadai dan cukup baik untuk menjamin mutu dan
kelancaran pekerjaan.
Pasal 5
PEKERJAAN RANGKA ATAP
(1)

Persyaratan Bahan.
a. Bahan untuk kuda - kuda menggunakan kontruksi baja ringan Profil UK
b. Bergaransi resmi untuk material dari pabrik minimal 20 Tahun.
c. Profil Sudah Harus Mempunyai Sertifikat ISO 9001.
d. Menyerahkan surat dukungan dari Suplier Baja dan menyerahkan contoh serta garansi dari
pabrik yang sudah pernah di laksanakan .
e. Surat penunjukan sebagai distributor dan aplikator resmi dari pabrik.
f. Type Screw / mur dan baut menggunakan self drilling screw ( SDS )
g. Pelaksanaan harus disertakan brosur, hasil tes Laboratorium, perhitungan struktur dan surat
garansi.
h. Bahan baku yang digunakan plat galvalume, plat dasar baja mutu tinggi.
i. Pelapis yang di gunakan untuk ketahanan terhadap karat adalah Zinc 43,5 %, Alumunium
55% dan Silikon 1,5 %

(2)

Syarat - syarat Pelaksanaan.
a. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional atau tenaga kerja yang
sudah bersertifikat pada konstruksi baja ringan.
b. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa system struktur kuda kuda langsung diikuti
dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso / usuk.
c. Semua penggunaan aksesories seperti baut reng, baut lisplank dan dinabold ø10 – 65 harus
memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi baja ringan.
d. Untuk menghindari salah potong material/ batakong baja, pengerjaan atau pemotongan
dilakukan di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada dilapangan.
e. Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan ditest pembebanan terlebih dahulu dan
dilaporkan kepada direksi.
f. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing kepada
direksi / konsultan pengawas.
Pasal 6
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

(1)

Persyatan bahan
a. Penutup atap dipakai genteng Goodyear atau yang setara berkualitas Kw1, tidak porous
(rembes) tidak mudah pecah serta memenuhi syarat/standar teknis.
b. Bubungan dipergunakan bubungan type Goodyear dan pada bagian sudut-sudutnya dipasang
ikut celedu paras diukir dan pada tengah-tengah nok dipasang bentala dari paras ukir.
(2) Syarat – Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, kontraktor diwajibkan memeriksa gambar – gambar
pelaksanaan termasuk lapisan – lapisan isolasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta
melakukan pengukuran – pengukuran setempat.
b. Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop drawing yang
memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakhiran –
pengakhiran dan lain – lainnya yang belum/tidak tercakup dalam gambar kerja, namun
memenuhi persyataan pabrik.
c. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan reng baja atau rangka diperiksa terlebih dahulu
apakah sudah berada pada satu bidang, jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian –
bagian ini terhadap rangka penumpunya.
d. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung dibawah baja untuk
mengatur kemiringan atap.
e. Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara pengikatan antara
lembaran genteng dan reng.
f. Untuk mendapatkan kekuatan pengikat maximum, jarak antara penyangga pertama maupun
terakhir atau pelat kait terhadap ujung – ujung lembaran paling sedikit 75 mm.

Spesifikasi Teknis

-8g. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama untuk memghindarkan
penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki kelurusan lembaran dapat disetel
dengan menarik pelat kait menjauhi atau menekannya kearah lembaran pada saat
pemasangan pelat itu.
h. Semua sisa - sisa pekerjaan itu (sisa potongan baja untuk kuda - kuda dan reng dan lain –
lain yang berupa kotoran) harus dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi
pengkaratan.
i. Sapulah seluruh permukaaan atap sampai bersih dengan sapu, lalu berikan perhatian khusus
pada daerah – daerah dimana pengeboran atau penggergajian telah dilakukan. Juga bersihkan
semua talang – talang.
j. Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaiaan yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.
k. Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus sesuai dan mengikuti persyaratan yang
digunakan berikut kelengkapannya serta petunjuk – petunjuk Direksi atau Konsultan
Pengawas. Serta pemborong diwajibkan memberikan genteng cadangan untuk mengganti
apabila ada pecah atau keretakan yang mengakibatkan kebocoran.

Pasal 7
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
(1). Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan / sebagian tembok dikerjakan.
(2). Bahan–bahan kusen meliputi :
Kayu kamfer
Daun pintu panel
Daun pintu double teakwood lapis aluminium
(3) Bahan-bahan diatas (2). harus memenuhi persyaratan meliputi :
Bebas dari cacat dan mata kayu
Lurus dan tidak lapuk
Kering dan kuat
Alur/urat-urat kayu rapi
(4). Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang
sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudutsudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :
Kusen
: 5/11 cm.
Daun pintu
: 3/10 cm.
Daun jendela
: 2,5/7,5 cm.
(5). Perlengkapan
- Engsel
- Grendel
- Kunci pintu
- Kait angina

:
:
:
:

setara Solid
setara Solid
setara Solid
setara Solid

(6). Pelaksanaan
1. Type-type dari pintu dan jendela.
Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
2. Kunci dan Penggantung.
- Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Pemborong harus
mengajukan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
- Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun pintu dan
terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
- Engsel-engsel minimal dipasang 3 buah untuk setiap daun pintu atau diperhitungkan
agar masing-masing engsel memikul beban tidak lebih dari 20 kg.
3. Pemasangan Kusen.
- Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus diserut dan
diamplas halus.

Spesifikasi Teknis

-9Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10 mm tiap jarak
vertikal 60 mm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr.
- Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus dipakai fischer
dengan sekrup kuningan.
- Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada dinding dan
lantai harus dimenie.
- Selama pekerjaan berlangsung, kusen-kusen harus dilindungi dari benturan-benturan
benda keras. Kerusakan atau cat-cat harus diganti oleh Pemborong dengan biaya sendiri.
- Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan lain, maka
tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.
- Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan pengunci.
- Antara kusen dan beton selalu ada alur keliling 6 x 6 mm.
(7). Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.
2. Tidak ada bagian-bagian atau sudut-sudut yang cacat.
3. Kusen-kusen terpasang dengan kuat pada tembok.
4. Daun tidak terpuntir atau meleot, dan dapat dibuka / ditutup dengan lancar.
5. Kunci-kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.
6. Penyelesaian bersih dan merata.
Pasal 8
PEKERJAAN KACA
(1). B a h a n
1. Semua kaca yang dipergunakan adalah kaca yang rata dan tidak bergelombang, bening
dengan ketebalan sesuai petunjuk gambar, atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Silicone atau gasket yang digunakan untuk mengisi ruang antara kaca dan rangka adalah
yang mendapat persetujuan Direksi.
(2). Pemasangan Kaca
1. Sebelum kaca dipasang, alur kayu harus dibersihkan dari kotoran kemudian difinishing
sesuai dengan finishing frame yang dikehendaki.
2. Ukuran kaca dibuat pas pada tempatnya dengan kelonggaran 2 sampai 3 mm, kemudian
dipasang dan dikukuhkan memakai silicone dan penjepit kayu dipaku pada bingkai kaca
dengan paku kuningan.
3. Setelah kaca selesai dipasang tidak diperkenankan memberi tanda-tanda dengan kapur.
Tanda-tanda harus terbuat dari selotape kertas yang dilem pada permukaan kaca.
4. Pembersihan akhir terhadap kaca dengan menggunakan kain katun dan cairan pembersih
kaca yang tidak merusak finishing frame.
(3). Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Ukuran ketebalan kaca terpasang sesuai dengan gambar rencana.
2. Kaca terpasang rata, tidak bergelombang dan tidak ada yang retak serta terpasang kuat pada
tempatnya.
3. Seluruh permukaan bidang kaca bersih dan bening.
Pasal 9
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
(1). L i s t r i k
1. Pemasangan Titik Lampu Menggunakan Pipa
PVC Listrik 5/6” / 3/4” dengan pemasangan sistem inbow/tanam atau OB / luar sesuai
dengan kebutuhan. Pemakaian kabel menggunakan kabel NYM 2½ mm² dan 1½ mm² atau
kabel NYA 2½ mm² dan 1½ mm² dan kabel tersebut sudah LMK atau persetujuan PLN
dengan sistem semua kabel–kabel NYA masuk dalam pipa. Khusus pemasangan tanam
menggunakan inbow dos sebagai pemegang sakelar. Sakelar yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan dan diharapkan hindari penggunaan sakelar lebih dari 1 titik lampu. Untuk fitting

Spesifikasi Teknis

- 10 yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk sakelar dan fitting setaraf Broco / produksi
dalam negeri.
2. Pemasangan Titik Stop Kontak
Menggunakan pipa PVC listrik 5/8” / 3/4”, kabel-kabel yang digunakan adalah NYM 2½
mm² atau NYA 2½ mm². Dan instalasi tersebut agar masuk dalam pipa. Cara pemasangan
ada pemasangan inbow / tanam dan OB / luar. Khusus untuk pemasangan tanam
menggunakan inbow dos sebagai pemegang stop kontak. Penggunaan stop kontak sesuai
dengan kebutuhan.
3. Pemasangan Sekering / Panel
Ada sistem sekering kast, ada yang sistem pemakaian MCB sesuai dengan kebutuhan.
Penggunaan Kabel NYM, NYY dan NYA dengan ukuran sesuai dengan beban / watt yang
diperlukan ( 2½, 4, 6, 10, … ) mm² dan kabel tersebut sudah dengan merk LMK atau sudah
persetujuan PLN.
Pemasangannya ada sistem tanam dan luar. Untuk pemasangannya diusahakan pada tempat
yang strategis mudah dijangkau terhindar dari kelembaban hujan.
4. Pemasangan Arde
Untuk 1 unit sekering / panel menggunakan 1 unit arde pancang dengan bahan kawat BC
dengan penampang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan pipa galvanis / besi
tembaga dan pemasangannya diusahakan di luar bangunan sehingga kena air atau lembab
sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.
5. Penyambungan Daya
Untuk penyambungan daya diharapkan koordimasi dengan PLN setempat.
Pasal 10
PEKERJAAN PLAFOND
(1). B a h a n
1. B a h a n
Metal furing
2. Ukuran disesuaikan dengan gambar rencana
3. Penutup : bentuk penutup plafond sesuai dengan gambar rencana.
Penutup plafond memakai Gypsum tebal 9,0 mm atas petunjuk dan persetujuan Direksi.
(2). Pelaksanaan
1. Profil metal furing dipasang dengan jarak menyesuaikan dengan ukuran gypsum/kalsiboard.
2. Penyambungan rangka metal furing menggunakan paku ulir / sekrup .
3. Rangka metal furing digantung dengan menggunakan penggantung dari bahan kawat baja.
4. Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat persetujuan Direksi.
5. Sedangkan antara penutup langit-langit dengan tembok diberi list plafond dengan ukuran
sesuai dengan gambar kerja.
(3). Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
2. Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.
3. Garis-garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam.
Pasal 11
PEKERJAAN LISTPLANK
(1). Listplank dipasang setelah pemasangan usuk.
Bahan-bahan yang digunakan adalah kayu kamfer.
Semua bahan diatas bebas dari cacat, lurus, kering dan kuat.
(2). Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu tersebut harus diketam ke semua bidang dan
diprofil dengan ukuran kayu yang dipakai 3/15, 3/30, 3/10 cm. Dan juga harus diperhatikan
sambungan-sambungan kayu tersebut dengan memakai sambungan ekor burung

Spesifikasi Teknis

- 11 Pasal 12
PEKERJAAN PLESTERAN, SIARAN, DAN ACIAN
(1). Sebelum pelaksanaan plesteran dan siaran dimulai, semua permukaan supaya dibersihkan
terlebih dahulu dari bekas-bekas kotoran speci kemudian disiram air sampai jenuh.
(2)

Pekerjaan plesteran 1 pc : 6 ps dipasang pada permukaan tembok.

(3). Pekerjaan acian pc dilaksanakan setelah plesteran selesai dan permukaan dibersihkan dari
kotoran kemudian dilanjutkan dengan acian.
Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
(1). S t a n d a r d
1. Jenis yang dipakai adalah sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau finishing material
schedule.
2. Warna dan motif sesuai dengan petunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Lantai beton rabat dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr, dipasang diatas lapisan pasir padat
sesuai petunjuk dalam gambar.
4. Pengujian.
Semua pengujian yang diperlukan oleh Direksi harus dilakukan di laboratorium dan hasilnya
diperlihatkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi atas beban Pemborong.
(2). Bahan dan Peralatan
a. Pasangan lantai memakai keramik warna ditentukan kemudian dengan ukuran 30 x 30 cm
kwalitas klas I atas persetujuan Direksi.
b. Pasangan plint memakai keramik dengan ukuran 10 x 30 cm kwalitas klas 1
(3). Pelaksanaan Pemasangan Lantai
1. Susunan lapisan berturut-turut sebagai berikut :
− Urugan tanah dipadatkan minimal 90 %.dari kepadatan kering max (Jd).
− Lapisan pasir setebal : 10 cm dipadatkan dan disiram air.
− Leveling concrete / spesi 1 pc : 5 ps untuk lantai biasa dan spesi 1 pc : 2 ps untuk lantai
toilet.
− Mortar 1 pc : 3 ps.
− Keramik, atau bahan lain atas petunjuk Direksi.
2. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan teliti terlebih dahulu
mengenai kepadatan, kerataan, maupun elevasi setiap lantainya.
Pekerjaan keramik dapat dimulai setelah pekerjaan-pekerjaan yang akan tertanam dibawah
keramik selesai dikerjakan.
3. Pola pemasangan keramik harus ditentukan terlebih dahulu, dengan memasang ubin kepala
dan memilih keramik yang warna dan ukuran yang sama dan dibuat contoh pemasangan
minimal 1 m2.
4. Siar diisi dengan adukan 1 pc : 2 ps halus sesuai dengan warna keramik ditambah bahan
additive yang disetujui Direksi sampai mengisi penuh celah siar, tetapi tidak berlebihan.
5. Bekas-bekas semen harus segera dibersihkan dari permukaan keramik sampai bersih benar,
dan pemakaian pembersih kimia tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.
6. Keramik yang baru dikerjakan minimal selama tiga hari tidak boleh diganggu, diinjak
atau diberi beban lainnya.
(4). Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Lantai tidak bergelombang.
2. Kerataan / kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana.
3. Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.
4. Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat atau kotoran lainnya.
5. Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat dengan baik.

Spesifikasi Teknis

- 12 Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN
(1). B a h a n
1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk Vinilex, yang tahan terhadap cuaca atau
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.
2. Untuk cat kayu digunakan produk setara Emco atau cat yang mengandung sintetis
(Synthetic Super Gloss) dengan lapisan menie / primer A931-9054 sebagai cat dasar.
c. Untuk cat bagian dalam tembok bangunan menggunakan cat Vinilex.
d. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum pekerjaan pengecatan, Pemborong harus mengajukan daftar cat yang akan
digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
e. Pinotex digunakan untuk usuk expose dan bagian-bagian pekerjaan lain sesuai dengan
petunjuk gambar / material finishing schedule atau sesuai petunjuk Direksi.
f. Politur ultra P 03 UV digunakan untuk polituran kayu yang kena sinar matahari langsung dan
politur ultra P 01 digunakan untuk polituran kayu lainnya.
(2). Pelaksanaan
1. Bagian-bagian bangunan yang dicat adalah sesuai dengan gambar kerja dan atau sesuai
dengan petunjuk Direksi.
2. Segera setelah Direksi / Pemberi Tugas menentukan warna pilihannya, Pemborong
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh .
Pekerjaan ini dilakukan atas biaya Pemborong.
3. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan pekerjaan plafond dan lantai harus sudah
selesai dikerjakan.
4. Bagian / bidang-bidang yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dan dijaga agar tidak
kena debu.
5. Bidang kayu yang akan dicat diberi cat dasar menie 1 kali (cat Acrylic Primer Undercoat),
kemudian didempul kayu sampai lubang-lubang/pori-porinya terisi penuh.
6. Setelah dempul kering, permukaan diamplas halus dan dibersihkan dari debu dempul.
Bidang pekerjaan dicat akhir 2 x jalan hingga rata, yang sebelumnya diamplas mesin hingga
rata, yang sebelumnya diamplas mesin hingga halus dan rata.
7. Pengecatan harus diselesaikan dengan baik dan rapi sehingga berbentuk bidang cat yang
utuh, rata dan tidak ada bentuk atau gelembung udara. Bidang cat dijaga terhadap
pengotoran. Kayu yang telah dicat, kemudian tergores lagi, maka diadakan pengecatan
kembali sampai hasil pengecatan mendapat persetujuan Direksi.
8. Pekerjaan Politur Ultran.
- Bagian permukaan kayu yang tidak dicat tapi akan dipolitur dan ingin diperlihatkan
serat permukaannya, maka bidang pekerjaan tersebut dicat dengan Politur P 01 UV.
- Permukaan yang dipolitur harus diamplas halus dan rata dengan amplas dan harus
benar-benar bersih dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian permukaan tersebut
dipolitur lapis demi lapis sebanyak tiga kali.
(3). Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.
2. Bebas dari kotoran-kotoran / noda-noda lain.
4. Benangan dan alur-alur harus tajam dan lurus.
Pasal 15
PEKERJAAN STYLE BALI
(1). Standard dan Bahan
1. Pekerjaan style Bali terdiri pemasangan paras ex. silakarang yang dikerjakan sesuai dengan
tata cara tradisional Bali.
2. Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar kerja.
3. B a h a n.
a. Paras ex silakarang kualitas terbaik, warna gelap dengan tebal tidak kurang dari 2cm.

Spesifikasi Teknis

- 13 (2).
1.

Cara Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan yang mempunyai
bentuk-bentuk khusus, Pemborong harus membuat gambar pelaksanaan dengan skala 1 : 1
diatas kertas atau plywood disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali
dapat dilaksanakan setelah gambar dan rencana pelaksanaannya mendapat persetujuan
Direksi.
Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan style Bali tersebut menjadi beban
Pemborong.
2. Pemasangan paras ukir Ex. Silakarang direkat dengan air semen, sehingga pasangannya kuat
dan tidak mudah lepas.
3. Paras Ukir Silakarang dipasang lapis demi lapis dan nat lapisan satu dengan lapisan
lainnya harus berbeda separuh panjangnya.

(3). Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1. Semua pasangan harus rapi, bersih dan sesuai dengan gambar kerja baik bentuk maupun
ukurannya.
2. Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan paras kerobokan
tidak boleh kelihatan dari luar.
3. Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi.
Pasal 16
PEKERJAAN WATER PROOFING
(1) Lingkup pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan–bahan ,peralatan dan alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam Gambar , memenuhi uraian syarat dibawah ini .
Bagian yang harus di waterproofing ini, mencakup seluruh bagian Lantai KM / WC dan
daerah–daerah basah lainnya dan / atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
(2) Persyaratan bahan
Persyaratan Standar Mutu Bahan.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh Pabrik dan standar-standar lainnya
seperti : NI-3 ,ASTM 828 , ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan
merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Bahan.
Untuk lapisan kedap air digunakan bahan pelapis kedap air setara Merguss Supershield
atau bahan lainnya yang setaraf dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Merupakan bubuk dan cairan dengan bahan dasar semen dan Arcrylic.
Memiliki karakteristik fisik dan kimiawi dan kepadatan yang merata dan konstan. Kedap
air dan uap, termasuk juga pada bagian over lapping. Memiliki ketahanan yang baik
terhadap gesekan dan tekanan.
Perilaku material pada 100 derajat C harus tetap stabil. Berwarna hitam, susunan polimer
tidak berubah akibat perubahan cuaca.
C ont oh
Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan brosur lengkap dan jaminan dari
Pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan sebanyak
minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan atau kecuali
ditentukan lain oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Keputusan bahan jenis, warna
,tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi akan diambil oleh Direksi/Konsultan
Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 ( tujuh )
hari kalender setelah penyerahan contoh–contoh bahan tersebut.

Spesifikasi Teknis

- 14 Pengujian
Bila diperlukan, wajib mengadakan test bahan tersebut pada Laboratorium yang
Independent, baik mengenai komposisi , konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya.
Untuk ini Kontraktor/Supplier harus menunnjuk syarat rekomendasi dari lembaga resmi
yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya , selama minimal 10 (
sepuluh ) tahun termasuk pengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material serta
jaminan dari pihak pemasangan ( applicator ) untuk mutu pemasangan.
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan–percobaan dengan cara memberi air di atas
permukaan yang di beri lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel Pabriknya. Bahan harus
disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih, sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Tempat penyimpanan harus cukup , bahan ditempatkan dan dilindumgi sesuai dengan
jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan–bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena tindakan
Pemilik.
(3)

Syarat-syarat Pelaksanaan
Persyaratan Umum.
Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada Pemimpin Proyek untuk
mendapatkan persetujuan , lengkap dengan ketentuan / persyaratan Pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan . Jika
dipandang perlu diadakan penukarann / penggantian maka bahan bahan pengganti harus
yang disetujui Pemimpin Proyek, berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
Sebelum pekerjaan pemasangan waterproofing ini dimulai,permukaan bagian yang akan
diberi lapisan ini harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.Peil dan ukuran harus
sesuai gambar.
Cara–cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari Pabrik
yang bersangkutan , dan atas petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, Spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan /
perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
Cara Pelaksanaan.
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak
pemberi garansi pemasangan ) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan
sesuai dengan Spesifikasi Pabrik untuk mendapat persetujuan dari Pemimpin Proyek
dengan cara:
Permukaan Plat beton yang akan diberi lapisan Waterproofing harus benar-benar, bersih
bebas dari Minyak, debu serta tonjolan –tonjolan tajam yang permanen dari tumpahan atau
cipratan aduk dan dalam kondisi kering [ baik dalam arti kata kering leveling screed
maupun kering permukaan dan rapikan permukaan yang koropos dengan sistem grouting.
Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistem Kuas / Roll.

Spesifikasi Teknis

- 15 Pemasangan Waterproofing dimulai dari titik terendah. Pelaksanaan Waterproofing
pada daerah Talang [ Roof Drain], masuk ke dalam lubang Talang +- 10 cm.
Buat adukan yang encer untuk lapisan ke 1, lapisan ke –2 dilakukan setelah lapisan ke 1
kering dan lapisan ke 2 adukan lebih kental.
Pada pelaksanaan Waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan Matahari dengan
menggunakan tenda- tenda.
Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh Sepatu atau
alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan melokalisir daerah yang sudah
terpasang Waterproofing ini.
Pada daerah Canopy Beton, Waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk Canopy.
Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan melanjutkan kembali
setelah lokasi benar-benar kering.
Setelah Waterproofing terpasang, maka di atas permukaanya diberi perlindungan Screed
[perbandingan 1 PC : 3 PSR] setebal 3 cm.
Permukaan Screed ini dihaluskan dengan Roskam pada saat kondisi Screed setengah
kering dengan jakan menaburkan Semen dan menggosoknya sehingga licin.
Setelah semua pemasangan lapisan Waterproofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung, Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran terutama untuk
permukaan horizontal Plat Atap.
Cara pengujian adalah dengan menuangkan Air ke area yang tertutup lapisan
Waterproofing hingga ketinggian Air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24 jam.
Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan perlindungan terhadap pemasangan yang
telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor baik pada waktu
pekerjaan ini dilakukan / dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai, maka
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti bagian yang rusak tersebut sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Direksi [Pimpinan Proyek, PMS, Pengawas]. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
Dalam leveling Screed digunakan campuran kedap Air 1PC:3PSR dibentuk dengan
menggunakan Benang water pass arah kemiringan arah kemiringan menuju ke lubang –
lubang Talang & Floor Drain.
Screed dipasang mengikuti pola–pola yang sudah tertentu dan diratakan permukaanya
[dihaluskan] dengan menggunakan Roskam, digosok sedemikian rupa dengan Roskam tadi
sehingga gelembung–gelembung udara yang terperangkap di dalam adukan Screed dapat
keluar.
Dalam kondisi setengah kering, Screed tadi langsung ditaburi Semen digosok lagi dengan
Roskam Besi sehingga merata. Setelah lapisan Screed kering tidak boleh diaci.
Setelah kering udara +- 24 jam, Screed baru ini harus dilindungi dari kemungkinan pecahpecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan Goni–goni Rami yang
sudah dibasahi Air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
Waktu yang diperlukan untuk keringnya Screed minimal tujuh [7] hari dalam kondisi
cuaca cerah. Untuk cuaca buruk [hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu
pengeringan Screed
(4) Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing [ Gambar Detail Pelaksanaan ] berdasarkan
gambar dokumen kontrak dan telan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk detail- detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak.

Spesifikasi Teknis

- 16 Dalam Shop Drawinng harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk , cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak sesuai dengan Spesifikasi
Pabrik.
Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pemimpin Proyek.
Kontraktor Dan Tanggung Jawabnya
Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaanya sampai dengan saat –saat
berakhirnya masa garansi.
Kontraktor harus mengikuti semua peraturan , baik yang terdapat pada uraian dan syarat –
syaraat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan-peraturan yang
berlaku.
Kontraktor harus menempatkan tenaga akhli di lapangan yang setiap diperlukan bisa
berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan dilapangan , baik teknis maupun
Administratip.
(5) Pengujian Mutu Pekerjaan
Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan / pengetesan terhadap hasil pekerjaan
atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang telah
diberi lapisan kedap air. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat
presetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Pada waktu penyerahan maka Kontraktor / Subkon / Suplier harus memberikan jaminan
atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 5 [ lima] tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi
(6) Syarat Pengamanan Pekerjaan
Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan, maka Kontraktor harus mengganti sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/Perencana. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI AIR DAN AXSESORISNYA
(1)

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi pengadaan dan pemasangan dan perbaikan
instalasi-instalasi air bersih, air kotor dan sanitair beserta accessoriesnya.
a. Bahan Sanitair dan Perlengkapannya
Bahan dan perlengkapan sanitair yang dipakai pada pekerjaan ini adalah setara “TOTO”
atau lainnya yang dipasang komplit set antara lain :
Closet jongkok setara toto
Bak mandi setara toto
Floor drain setara toto
Kran air setara toto
Untuk perlengkapan pipa, fitting dan accesoriesnya sebagai berikut adalah setara:
Pipa PVC kelas S-10
: Wavin (SNI 06-0084-1987)

Spesifikasi Teknis

- 17 b.

c.

Pelaksanaan pekerjaan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Pemborong harus :
Mengadakan bahan-bahan dan semua peralatan instalasi lengkap dengan alat–alat
penerima berupa kran-kran dan peralatan lain yang ditunjukkan dalam gambar.
Pemborong harus mempelajari dan memahami gambar dan uraian kerja ini serta
harus mengadakan koordinasi dengan bagian pekerjaan lainnya untuk menghin dari
terjadinya saling mengganggu.
Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,
fittings, katup-katup dan fixtures secara terinci.
Semua bagian tersebut, walaupun tidak digambarkan dan disebut secara spesifik
harus disediakan oleh Pemborong apabila diperlukan, agar didapat instalasi yang
lengkap dan bekerja dengan baik sesuai dengan syarat-syarat untuk pekerjaan
plumbing serta memuaskan Direksi.
Pelaksanaan pekerjaan harus direncanakan dengan baik, pembongkaran pembongkaran bagian bangunan hanya diperkenankan setelah Pemborong menerima
ijin tertulis dari Direksi.
Pemborong harus membuat gambar detail, agar diketahui dengan tepat letak dan
ukuran lubang-lubang pada dinding dan lantai untuk penembusan pipa.

Syarat-syarat teknis pelaksanaan.
Bahan dan perlengkapan.
Standar pipa PVC yang digunakan sesuai SNI 06-0084-1987 dan SII Pipa yang
ditawarkan harus buatan pabrik yang sudah mendapat ijin untuk penggunaan SII
yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai
tanda/cap, pada bagian luar yang menunjukkan diameter nominal, kelas, nama pabrik
pembuat, trademark dan tanggal pembuatannya. Setiap pipa mempunyai ketebalan
menurut kelasnya dan merata, baik pada ujung maupun bagian tengah pipa. Bila
dilapangan terdapat barang yang tidak memenuhi standar dalam kelasnya maka
Rekanan dapat dikenakan sangsi untuk mengganti seluruhnya barang yang telah
dikirim dan segala biaya ditanggung rekanan sendiri.
Kelas pipa PVC beserta fittingnya yang diguna