PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin terdengar istilah knowledge based company

dalam berbagai wacana bisnis. Berkembangnya teknologi informasi di era modern ini juga ikut
memicu pertumbuhan knowledge based company, dimana knowledge digunakan sebagai senjata
dalam persaingan bisnis (Wibowo, 2009). Dalam knowledge-based economy hampir semua
aktivitas didasarkan pada pengetahuan, dan hal ini menjadi hal terpenting dalam sumber daya
ekonomi dan ini menggantikan modal keuangan dan modal fisik sebagai modal yang dulunya
dianggap modal terpenting. Perusahaan yang berbasis pengetahuan akan menciptakan suatu cara
untuk mengelola pengetahuan (manajemen pengetahuan) sebagai sarana untuk memperoleh
penghasilan perusahaan. Pengetahuan ditransformasikan, dikapitalisasikan, dan ditransfer
menjadi sarana untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sebuah software komputer
dibuat dari ide dan intelektual pembuatnya salah satu bukti bahwa pengetahuan menyumbang arti
penting bagi perusahaan (Hadri dan Musyrida, 2014).
Dalam dunia bisnis yang semakin berkembang, para pelaku bisnis menyadari bahwa
kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan sumber daya berwujud yang
dimilikinya, namun lebih kepada inovasi, informasi, dan knowledge sumber daya manusia yang

dimilikinya (Jessika, 2012). Dengan bisnis berdasarkan pengetahuan, perusahaan lebih
menekankan untuk mengelola asset tidak berwujud yang dimilikinya yaitu pengetahuan dan
kemampuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, sehingga perusahaan mampu bersaing dengan
para kompetitornya dan tidak hanya bersaing lewat kepemilikan aset berwujud saja. Industri
yang sebelumnya bertumpu pada asset berwujud menjadi tergantung pada asset tidak berwujud
(Fajarini dan Firmansyah, 2012). Pentingnya peran dan kontribusi asset tidak berwujud dapat
dilihat pada perbandingan antara nilai buku (book value) dengan nilai pasar (market value) pada
perusahaan-perusahaan yang berbasis pengetahuan (Fajarini dan Firmansyah, 2012). Salah
satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran asset tidak berwujud tersebut
adalah intellectual capital (Subkhan dan Citraningrum, 2010). Kesadaran bahwa intellectual
capital berperan penting bagi pertumbuhan perusahaan, membuat semakin besarnya perhatian
perusahaan terhadap pengelolaan intellectual capital ini. Beberapa tahun terakhir ini cukup
banyak perusahaan yang telah melengkapi laporan kinerjanya dengan laporan intellectual

capital. Hal tersebut didorong kesadaran bahwa laporan keuangan tradisional telah kehilangan
relevansinya karena adanya perbedaan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan yang
mengindikasikan adanya aset tak berwujud (Yogidanarinto, 2011).
Seiring dengan perkembangan zaman dan persaingan yang semakin ketat, intellectual
capital atau aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan lebih diperhatikan untuk lebih
memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan merupakan tujuan utama

berdirinya sebuah perusahaan. Nilai perusahaan salah satunya akan tercermin dari harga pasar
sahamnya. Nilai perusahaan jika dinilai dari fisik saja hasilnya tidak akan sesuai dengan nilai
pasarnya karena ada nilai selain fisik atau intangible yang mempengaruhinya. Hidden value itu
muncul karena ada perbedaan antara harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki
perusahaan (Diva dan Mitha, 2014). Penghargaan lebih atas saham perusahaan dari para
investor tersebut diyakini disebabkan oleh modal intelektual yang dimiliki perusahaan (Sunarsih
dan Mendra, 2012). Umumnya terdapat dua pihak yang berkaitan erat dengan nilai perusahaan
yaitu manajemen perusahaan dan investor atau pemegang saham. Manajemen perusahaan dalam
hal ini berkepentingan atas kondisi keuangan dan prospek perusahaan di masa depan. Dalam
usaha mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, manajer harus
mampu menginvestasikan dana, mengatur sumber dana dengan optimal, dan mengelola
keuangan perusahaan. Sebelum melakukan investasi ke sebuah perusahaan maka ada banyak hal
yang harus dipertimbangkan oleh investor, salah satunya adalah melihat dari sisi nilai perusahaan
dimana investor tersebut akan melakukan investasi. Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.
Tingginya nilai perusahaan akan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi
pada perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat khususnya
investor adalah dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Meningkatkan kinerja
keuangan merupakan salah satu strategi perusahaan dalam mencapai tujuan meningkatkan nilai

perusahaan. Bagi perusahaan, meningkatkan kinerja keuangan dapat membuat saham perusahaan
menarik bagi investor. Jika kinerja keuangan menunjukan prospek yang baik, maka saham akan
diminati oleh investor dan berpengaruh pada harga jual saham tersebut. Biasanya investor
melakukan peninjauan dengan melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi.
Pemanfaatan seluruh aset (intellectual capital) perusahaan akan meningkatkan nilai tambah

perusahaan. Adanya rasio ini akan mempererat hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai
perusahaan.
Implementasi intellectual capital di Indonesia mulai berkembang terutama setelah
pemerintah mengeluarkan PSAK No.19 revisi 2009 (IAI,2009) tentang aktiva tidak berwujud
dan peraturan no VIIIc (Bapepam-LK, 2011) tentang pedoman penilaian dan penyajian laporan
penilaian aktiva tidak berwujud di pasar modal. Modal intelektual menjadi asset yang sangat
bernilai dalam dunia bisnis pada zaman sekarang. Indonesia telah menghadapi Asean Economic
Community atau MEA sejak tahun 2015. Konsekuensi dari kesepakatan itu membuka lebar pasar
ekonomi di kawasan regional asean karenanya, jika ingin terlibat dan diperhitungkan Indonesia
harus berbenah. Semua sektor harus dilengkapi kemampuan untuk bias bersaing dengan Negara
ASEAN lainnya. Salah satu sektor yang harus dibenahi yaitu sektor perbankan karena menurut
Nasih (2012) persaingan usaha di sektor perbankan dipenuhi ketidakpastian, keragaman,
kesementaraan, bergerak secara tidak beraturan dan cenderung turbulent. Dengan kondisi usaha
demikian, untuk dapat bertahan perusahaan dituntut mengubah strategi bisnisnya dengan tidak

hanya menguasai hard capital seperti tanah, bangunan, dan peralatan sebagai daya saing akan
tetapi soft copy yaitu modal intelektual agar nilai perusahaannya dapat bersaing dengan nilai
perusahaan perbankan asing.
Intellectual Capital terdiri dari 3 komponen yaitu Human Capital (HC), Customer
Capital (CC), dan Structural Capital (SC). Sigit dan Wahyuaji (2013) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa human capital, customer capital dan structural capital memiliki kapasitas
yang berbeda serta kontribusi yang berbeda beda pula. Human capital menjabarkan informasiinformasi yang berkaitan dengan pribadi karyawan dan manajer seperti produktifitas, nilai
tambah yang diberikan, pengalaman yang dimiliki, dan kemampuan serta keahlian dari karyawan
yang ada pada suatu perusahaan seperti kompetensi, komitmen, motivasi, loyalitas dari karyawan
dan lain-lain. Customer capital menjabarkan segmen pasar berdasarkan produk atau bisnis,
penjualan yang dijabarkan berdasarkan produk atau bisnis, konsumen baru, kebijakan harga serta
hubungan antara perusahaan dengan mitra bisnis seperti pemasok, pelanggan, pemerintah,
maupun masyarakat. Structural capital adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan meliputi
sistem informasi, teknologi, budaya organisasi, inovasi produk baru dan lain-lain.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pengungkapan intellectual capital sebagai
penggerak nilai perusahaan namun hal ini tidak diikuti dengan kemudahan dalam mengukur

intellectual capital secara langsung. Sehingga Pulic (1998) memperkenalkan pengukuran
intellectual capital secara tidak langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual
Coefficient (VAIC™), yaitu suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil

dari kemampuan intektual suatu perusahaan. Sumber daya perusahaan yang juga komponen
utama dari VAIC™ adalah physical capital (VACA-value added capital employed), human
capital (VAHU-value added human capital), structural capital (STVA-structural capital value
added). Menurut Simanungkalit (2015) modal intelektual merupakan sumber daya yang tersedia
pada perusahaan yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan di masa depan bagi
perusahaan, dimana pengetahuan tersebut akan menjadi modal intelektual bila diciptakan,
dipelihara dan ditransformasi serta diatur dengan baik.
Perhitungan yang pertama kali dikenalkan oleh Pulic (1998) tentang intellectual capital
dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) dapat digunakan untuk
menghitung aset tidak berwujud (intangible asset) pada berbagai macam jenis saham di pasar
modal sebab jenis saham dan perusahaan yang ada di BEI memberikan banyak kesempatan
pilihan saham kepada seorang investor untuk menentukan keputusan investasi, salah satunya
adalah saham perusahaan sektor perbankan. Saat ini sektor perbankan merupakan salah satu
sektor yang banyak diminati oleh para investor karena ditengah ekonomi dunia yang sedang lesu
kondisi kesehatan perusahaan sektor perbankan masih dinilai cukup bagus. Hal ini disampaikan
secara langsung oleh Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Irwan Lubis Jum’at
(28/8/2015), ia mengatakan sektor perbankan masih tumbuh ditengah ekonomi dunia yang
sedang lesu, hal ini ditandai dengan kredit yang tumbuh sebesar 4,18%, dana tumbuh sekitar
4,15%, masih terdapat pertumbuhan ekonomi walaupun tidak begitu cepat dan rata rata nilai
perusahaannya pun terus meningkat dari tahun 2012-2015.

Stabilnya kondisi sektor perbankan tidak terlepas dari pengelolaan perbankan yang baik
dengan cara meningkatkan pengetahuan para karyawannya sehingga mampu memberikan
pelayanan yang baik bagi nasabahnya. Berikut merupakan grafik perkembangan rata-rata nilai
perusahaan yang diukur dengan menggunakan price book value (pbv) dan rata-rata nilai
intellectual capital pada perusahaan sektor perbankan periode 2012-2015 :

4.5
4
3.5
3
Rata - Rata Nilai
Perusahaan

2.5
2

Rata - Rata Nilai
Intellectual Capital

1.5

1
0.5
0
2012

2013

2014

2015

Sumber : Laporan Keuangan (data diolah)

Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Rata – Rata Nilai Intellectual Capital
Dan Rata – Rata Nilai Perusahaan Sektor Perbankan
Periode 2012-2015
Pada gambar 1.1 terlihat rata-rata nilai intellectual capital (VAIC™) terus mengalami
penurunan dari tahun 2012 hingga tahun 2015 begitu juga rata-rata nilai perusahaanya cenderung
turun. Pada tahun 2013 – 2014 nilai intellectual capital mengalami kenaikan sedangkan pada

tahun yang sama nilai perusahaannya turun. Hal ini tidak sesuai dengan Resource Based Theory
(RBT) atau teori sumber daya yang menyatakan bahwa apabila perusahaan dapat mengelola dan
menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara optimal maka akan meningkatkan nilai
perusahaannya, sebaliknya apabila perusahaan tidak bisa memaksimalkan pengelolaan sumber
daya yang tersedia maka perusahaan tidak dapat bersaing dan nilai perusahaan pun akan
menurun yang artinya apabila nila intellectual capital nya meningkat maka akan searah dengan
nilai perusahaan yang meningkat pula begitupun sebaliknya. Hal ini pun tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wicaksana (2011) yang menunjukan bahwa intellectual capital
berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai pasar perusahaan. Ini berarti ketika suatu
perusahaan mampu menerapkan intellectual capital dengan baik yang ditandai dengan nilai
VAIC™ yang terus meningkat tentu akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan yang
akan tercermin melalui nilai perusahaannya yang juga meningkat dari tahun ke tahun.

Dalam penelitian ini juga menggunakan variabel intervening yaitu kinerja keuangan yang
diukur dengan Return On Asset (ROA). Penggunaan variabel intervening digunakan dalam
penelitian ini karena nilai perusahaan bukan hanya sebagai hasil atau akibat langsung dari modal
intelektual, melainkan juga ada factor-faktor lain seperti kinerja keuangan yang memberi
kontribusi terhadap nilai perusahaan (Diva dan Mitha, 2014). Kinerja keuangan mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba selama periode tertentu. Kinerja keuangan
perusahaan diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). ROA digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan total
asset yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghitung pengembalian atas total asset setelah
bunga dan pajak. Penggunaan seluruh aset perusahaan yang efisien, baik asset berwujud maupun
aset tidak berwujud (dalam hal ini disebut intellectual capital) akan meningkatkan laba
perusahaan. Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan maka semakin tinggi
nilai ROA dan tingginya nilai ROA dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian tentang modal intelektual telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya
Hadri dan Mursyida (2014), Cahyadi (2012), serta Diva dan Mitha

(2014) yang

menunjukkan bahwa modal intelektual memiliki pengaruh positif terhadap nilai pasar, sedangkan
hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Kuryanto dan Muchamad (2008), Solikhah
(2010) serta Sunarsih dan Mendra (2012) yang tidak berhasil membuktikan bahwa modal
intelektual berpengaruh positif pada nilai pasar perusahaan. Penelitian terdahulu mengenai
pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan juga telah dilakukan, diantaranya
penelitian Fajarani dan Firmansyah (2012), Solikhah (2010), Subkhan dan Citraningrum
(2010) serta Sunarsih dan Mendra (2012) yang menemukan bahwa modal intelektual
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Dari berbagai penelitian tersebut memberi indikasi adanya manfaat modal intelektual dan

perlunya suatu penelitian empiris tentang modal intelektual, akan tetapi terdapat inkonsistensi
yang mungkin disebabkan adanya pengaruh dari variabel lain yang tidak dikontrol oleh peneliti
sebelumnya atau disebabkan adanya variabel lain yang memediasi hubungan modal intelektual
dengan nilai perusahaan yaitu kinerja keuangan (Diva dan Mitha, 2014).
Penelitian ini menggunakan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
Sektor perbankan dipilih sebagai unit analisis karena sektor perbankan menyajikan data laporan
keuangan publikasi yang dapat diakses setiap saat, selain itu perusahaan sektor perbankan

merupakan salah satu sektor yang memanfaatkan potensi sumber daya karyawannya daripada
asset fisik yang dimilikinya untuk bersaing dalam memberikan nilai tersendiri atas produk dan
jasa yang dihasilkan ( Pramestiningrum, 2013). Perusahaan sektor perbankaan juga memiliki
modal intelektual yang dominan dan menjalankan aktivitas operasionalnya dengan modal
pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan modal fisik (Pranestiningrum, 2013). Penelitian
ini menggunakan Return On Asset (ROA) sebagai indikator kinerja keuangan karena penelitian
ini meneliti tentang intellectual capital atau aset tidak berwujud yang berhubungan dengan aset
yang dimiliki perusahaan sehingga digunakan ROA karena ROA menghitung pengembalian atas
aset yang dimiliki perusahaan.
Adanya ketidaksesuaian antara teori yang dikemukakan dengan kejadian yang terjadi di
lapangan dan inkonsistensi hasil penelitian sebelumnya menjadi fenomena yang menarik untuk
diteliti. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada Sektor
Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2015”.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas maka dapat ditarik beberapa

permasalahan yang timbul dari pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan
kinerja keuangan sebagai variabel intervening maka masalah yang akan diteliti dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1.

Bagaimana perkembangan nilai intellectual capital, kinerja keuangan dan nilai
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20122015 ?

2.

Bagaimana pengaruh intellectual capital dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
secara bersama pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2012-2015 ?

3.

Bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015 ?

4.

Bagaimana pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan sektor perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015 ?

5.

Bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015 ?

6.

Apakah kinerja keuangan memediasi hubungan antara intellectual capital dengan nilai
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20122015 ?

1.3

Batasan Masalah
Batasan masalah yang ada pada penelitian ini adalah pembatasan pada variabel yang

berkaitan dengan nilai perusahaan seperti variabel intellectual capital dan kinerja keuangan.
Indikator intellectual capital yang digunakan pada penelitian ini adalah Value Added Intellectual
Coefficient (VAIC), karena Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) atau aset tidak
berwujud yang dimiliki perusahaan diyakini dapat meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu,
untuk meningkatkan nilai perusahaan itu diantaranya dengan meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan karena apabila kinerja keuangan perusahaan baik maka investor akan tertarik untuk
berinvestasi sehingga nilai perusahaan pun akan meningkat. Pada penlitian ini pengukuruan
kinerja keuangan menggunakan Return On Asset (ROA) karena ROA diyakini dapat meyakinkan
investor untuk berinvestasi karena rasio ROA merupakan rasio yang menunjukan besarnya
pengembalian atas aset yang dimiliki perusahaan dan intellectual capital berhubungan dengan
aset yang dimiliki perusahaan.

1.4

Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan dan memperoleh data dan

informasi mengenai pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
keuangan sebagai variabel intervening pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI.
Disamping itu, penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi pada program studi Manajemen S1 Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama
Bandung. Adapun tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut :
1.

Untuk menganalisis perkembangan nilai intellectual capital, kinerja keuangan dan nilai
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20122015.

2.

Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital dan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan secara bersama pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015.

3.

Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan
sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015.

4.

Untuk menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015.

5.

Untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015.

6.

Untuk menganalisis apakah kinerja keuangan memediasi hubungan antara intellectual
capital dengan nilai perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2012-2015.

1.5

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi aspek – aspek sebagai berikut :

1.

Kontribusi Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk memperluas wawasan dan menambah
pengetahuan mengenai bagaimana penerapan konsep dan teori sesungguhnya yang terjadi
dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada, terutama dalam pengukuran intellectual
capital, kinerja keuangan sebagai variabel intervening dan nilai perusahaan pada sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah literatur ataupun referensi dibidang manajemen keuangan
khususnya mengenai intellectual capital, kinerja keuangan dan nilai perusahaan agar
dapat menjadi referensi untuk penelitian yang lebih lanjut lagi terkait dengan topik
penelitian ini.

2.

Kontribusi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai
masukan bagi perusahaan khususnya sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam penerapan intellectual capital agar kinerja keuangan perusahaan dapat
mencapai hasil yang maksimal sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan

diharapkan bisa bermanfaat bagi investor sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan alternatif berinvestasi pada suatu perusahaan.

1.6

Sistematika Skripsi
Untuk memudahkan pemahaman dan mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai

penulisan penelitian ini, maka sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagian Awal
Pada bagian awal skripsi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu cover, copy
cover, lembar pengesahan, lembar pernyataan orisinalitas, abstraksi, kata pengantar,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar grafik.

2.

Bagian Tengah
Pada bagian tengah skripsi hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. BAB I
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah yang mendasari dilakukannya
penelitian. Identifikasi masalah berisi pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan
jawaban melalui penelitian, batasan masalah berisi batasan yang jelas pada bagian
mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak dikaji
dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal yang ingin
dilakukan dan ingin dicapai melalui penelitian. Sistematika skripsi mencakup
ringkasan pembahasan materi setiap bab.

b. BAB II
Berisi tentang landasan teori yang menjabarkan teori sebagai dasar perumusan
hipotesis dan sebagai acuan dasar yang mendukung penelitian. Penelitian terdahulu
menguraikan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang
berhubungan dengan penelitian ini. Kerangka pemikiran berupa skema untuk
menggambarkan secara singkat permasalahan yang diteliti. Hipotesis penelitian adalah
jawaban sementara dari pertanyaan yang ada di tinjauan pustaka.
c. BAB III

Metode penelitian mengurai tentang variabel penelitian dan definisi operasional,
penentuan populasi dan sampel yang diambil dalam penelitian, jenis dan sumber data
yang digunakan untuk variabel penelitian, metode pengumpulan data, serta metode
analisis yang digunakan dalam penelitian.
d. BAB IV
Hasil dan pembahasan berisi tentang deskripsi objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis serta pembahasan.
e. BAB V
Kesimpulan dan saran menyajikan secara singkat apa yang telah diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan dengan menarik beberapa kesimpulan hasil
penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan
untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.
3.

Bagian Akhir
Pada bagian akhir skripsi adanya daftar pustaka berisi daftar referensi yang telah
digunakan dan lampiran – lampiran berupa penjelasan tambahan dari apa yang disajikan
sibagian – bagian terkait sebelumnya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 1 4

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 0 27

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 0 1

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 0 1

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 0 3

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 2 7

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 0 4

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 0 3

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 1 2

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015

0 0 2