MAKALAH NEGARA NEGARA ASIA TENGGARA NEGA

MAKALAH NEGARA-NEGARA ASIA
TENGGARA
(NEGARA MYANMAR)

Disusun oleh:
1.Reni Anggreini
2.Ine mega a.p
3.Rahmat tanlil A.L
4.Eko nugroho

B.STUDY:GEOGRAFI

SMP NEGERI 14 KOTA SERANG
KELAS:IXB
TAHUN 2011

Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut
"Burma" di dunia Barat) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara
seluas 680 ribu km² ini telah diperintah oleh pemerintahan militer sejak
kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara berkembang dan memiliki
populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di

Yangon sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke Naypyidaw
pada tanggal 7 November 2005.
Pada 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahan
junta militer. Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak kekerasan
yang dilakukan tentara terhadap para demonstran. Lebih dari 3000 orang
terbunuh.
Pada pemilu 1990 partai pro-demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi
memenangi 82 persen suara namun hasil pemilu ini tidak diakui rezim militer
yang berkuasa.

Letak dan luas
Secara astronomis, Myanmar terletak antara 11’ LU – 28’ LU dan 92’ BT –
101’ BT. Luas wilayah Myanmar 678.500 km2 dan memiliki batas-batas
geografis berikut.


Sebelah utara : Cina (RRC).




Sebelah selatan : Laut Andaman.



Sebelah timur : Laos dan Thailand.



Sebelah barat : Teluk Benggala dan India.

Bentang alam
Wilayah Myanmar membentang dari utara ke selatan. Wilayah tersebut
terbagi menjadi empat wilayah, yaitu pegunungan utara, pegunungan barat,
wilayah dataran rendah, dan plato. Wilayah utara relatif sempit, lalu makin
meluas di bagian tengah, dan menyempit lagi di selatan.
Bagian utara Myanmar berupa rangkaian Pegunungan Kurmon. Bagian
tengah adalah dataran rendah yang memanjang sekitar 320 km dan
memotong delta Sungai Irawadi (2.092 km). Bagian timur berupa dataran

tinggi yaitu Plato Shan, yang menjadi batas alam Myanmar dengan

Muangthai.
Daerah pegunungan bagian barat terdiri dari Pegunungan Patkai,
Pegunungan Chin, dan Pegunungan Arakan Yoma. Pegunungan
Arakan Yoma merupakan batas alam wilayah Myanmar dengan beberapa
negara Asia Selatan, di antaranya India. Gunung Hkakabo Razi (5.878 m)
adalah puncak tertinggi, yang merupakan batas utara dengan Vietnam dan
langsung dengan RRC

Nama Resmi : The Union of Myanmar
Ibukot : Yangon
Luas Wilayah : 676.578 km2
Iklim : Musim panas dan musim dingin
Penduduk : 50 juta jiwa
Bentuk Negara : Negara Kesatuan
Kepala Negara / Pemerintahan : Jendral Senior Than Shwe
Agama : Budha mayoritas
Bahasa : Bahasa Myanmar
Mata Uang : Kyat ( ks)
Ekonomi : Ekspor Utama : beras, hasil pertanian, kayu, hasil laut, mineral dan
batuan, Industri utama : agrobisnis, kehutanan, makanan, dan pertambangan.

Sejarah singkat
Di Awal ke 18, Myanmar menjadi bagian dari wilayah jajahan Inggris ( Indian Empire
). Merdeka di tahun 1948, Myanmar mengalami instabilitas politik karena
perpecahan dalam partai yang berkuasa ( AFPL ). Myanmar menganut politik multi
partai dan mengakui adanya 10 partai. Pemerintahan SPDC ( State Peace and
Development / Dewan Ketentraman dan Pembangunan Negara ) masih merupakan
pemerintahan sementara menunggu terbentuknya konstitusi baru
Hubungan Bilateral Indonesia - Myanmar
Hubungan bilateral Indonesia - Myanmar telah dibina sejak tahun 1945, ditandai
dengan sikap saling mendukung dalam pencalonan di berbagai organisasi
internasional. Selain itu dengan berpegang pada prinsip non - intervensi Indonesia
juga terus mendukung proses rekonsiliasi nasional dan langkah menuju demokrasi,
antara lain menyangkut penahanan Aung San Suu Kyi.
Di bidang ekonomi, perkembangan kedua negara ditandai dengan
penandatanganan berbagai perjanjian kerjasama yang menguntungkan kedia belah
pihak mengingat Myanmat memiliki potensi sumber daya alam dan penduduk yang
besar, lokasi yang strategis. Hal ini membuka peluang bisnis yang besar di berbagai
sektpor usaha dan industri. ( nnf )

Kedutaan / Konsulat


Seluruh kegiatan dalam hubungan antarbangsa dan antarnegara pada hakikatnya
adalah hubungan diplomasi yang pada intinya merupakan usaha memelihara
hubungan antarnegara. Diplomasi secara formal dilakukan baik oleh korps
perwakilan diplomatik maupun oleh korps perwakilan konsuler. Korps perwakilan
diplomatik dipimpin oleh seorang Duta Besar sedangkan korps perwakilan konsuler
di pimpin oleh seorang Konsul Jenderal. Konsulat pada dasarnya hampir sama
dengan kedutaan, namun area kerjanya hanya pada penanganan hubungan
konsuler atau hubungan antarmanusia dan hubungan ekonomi, tidak termasuk
hubungan politik.
Pembukaan hubungan diplomatik juga merupakan suatu upaya konkrit untuk
mempererat hubungan dan kerjasama dengan negara-negara lain yang pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua
negara. Untuk tujuan tersebut, Pemerintah Indonesia saat ini telah memiliki
sebanyak 118 perwakilan yang terdiri dari 87 Kedutaan Besar, 2 Perutusan Tetap
untuk PBB di New York dan Jenewa, dan 30 Konsulat Jenderal dan Konsulat Republik
Indonesia. Selain itu Indonesia juga telah mengangkat 64 Konsul kehormatan.

Kerjasama Regional
Untuk memastikan tercapainya tujuan nasional Indonesia, Departemen Luar Negeri

menekankan pada kerja sama diplomatik dengan negara-negara di dunia
internasional dalam seri lingkaran konsentris (concentric circles) yang terdiri dari:
Lingkaran pertama adalah Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang
merupakan pilar utama bangsa Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya.
Kemudian yang berada pada lingkaran konsentris kedua adalah ASEAN + 3 (Jepang,
China, Korea Selatan). Di luar hal tersebut, Indonesia juga mengadakan hubungan
kerja sama yang intensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang merupakan
partner utama ekonomi Indonesia. Dalam lingkaran konsentris yang ketiga,
Indonesia mengakui pentingnya menggalang kerja sama dengan like-minded
developing countries.

Kerjasama Multilateral
Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Tahun 2004-2009 Bab 8 tentang Pemantapan Politik Luar Negeri dan
Peningkatan Kerjasama Internasional.
Sasaran
Semakin meningkatnya peranan Indonesia dalam hubungan internasional dan
dalam menciptakan perdamaian dunia, serta pulihnya citra Indonesia dan
kepercayaan masyarakat internasional serta mendorong terciptanya tatanan dan
kerjasama ekonomi regional dan internasional yang lebih baik dalam mendukung

pembangunan nasional.

Program

1. Pemantapan Politik Luar Negeri dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia.
Tujuan:
Meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam memberikan
kontribusi bagi proses demokratisasi, stabilitas politik dan persatuan nasional

dan lebih memperkuat kinerja diplomasi Indonesia.
Kegiatan Pokok:
o

Perumusan konsep pemberian respons yang lebih tegas, visioner dan
berkualitas berkaitan dengan isu-isu internasional strategis;

o

Pelaksanaan upaya memperjuangkan masuknya konsep-konsep itu
dalam setiap hasil akhir perundingan dan pembahasan persidangan,

baik pada tingkat bilateral, regional maupun global;

o

Penyusunan berbagai perjanjian internasional yang sejalan dengan
kepentingan nasional dalam membangun demokrasi, keamanan
nasional dan penerapan nilai-nilai HAM, serta kedaulatan NKRI;

o

Penyelenggaraan hubungan luar negeri, dan pemantapan kebijakan
luar negeri yang konsisten dan produktif bagi kinerja diplomasi
Indonesia.

2. Peningkatan Kerjasama Internasional
Tujuan:
Memanfaatkan secara lebih optimal berbagai potensi positif yang ada pada
forum-forum kerjasama internasional terutama melalui kerjasama ASEAN,
APEC, kerjasama multilateral lainnya, dan antara negara-negara yang
memiliki kepentingan yang sejalan dengan Indonesia.

Kegiatan Pokok:
o

Penciptaan kesepahaman dan koordinasi yang lebih terarah antara
Deplu dengan lembaga pemerintah, antara lain dengan Dephan,
Polhukkam, TNI, Polri, dan komunitas intelijen untuk bekerja sama
dengan lembaga-lembaga mitra secara bilateral, regional dan
internasional dalam meningkatkan saling pengertian dalam upaya
menjaga keamanan kawasan, integrasi wilayah dan pengamanan
kekayaan sumber daya alam nasional;

o

Pemantapan kerjasama internasional di bidang ekonomi, perdagangan,
social dan budaya serta bagi pencapaian tujuan pembangunan sosial
ekonomi yang disepakati secara internasional termasuk Millennium
Development Goals (MDGs)

3. Penegasan Komitmen Perdamaian Dunia
Tujuan:

Menegaskan komitmen Ind terhadap pelaksanaan dan perumusan aturanaturan serta hukum internasional, mempertahankan pentingnya prinsipprinsip multilateralisme dalam hubungan internasional, serta menentang
unilateralisme, agresi dan penggunaan segala bentuk kekerasan dalam
menyelesaikan permasalahan internasional.

Kegiatan Pokok:
o

Peningkatan komitmen dan peningkatan peran dalam upaya reformasi
dan revitalisasi PBB, termasuk di dalamnya Dewan Keamanan PBB
dengan menjadikannya lebih demokratis dalam aspek keterwakilan
dan prosedural;

o

Promosi dan peningkatan peran secara aktif di setiap forum
internasional bagi segera diselesaikannya masalah Palestina secara
adil melalui PBB dan pengakhiran pendudukan Israel sebagai bagian
dari upaya ikut menciptakan perdamaian dunia;

o


Peningkatan upaya penanggulangan kejahatan lintas batas negara
seperti terorisme, pencucian uang, kejahatan narkotika,
penyelundupan dan perdagangan manusia melalui kerjasama bilateral,
regional dan multilateral yang dilakukan secara inklusif, demokratis
dan sejalan dengan prinsip-prinsip hukum internasional;

o

Partisipasi dalam menciptakan perdamaian dunia.

Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung
pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 mencapai
kesuksesan besar, baik dalam mempersatukan sikap dan
menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa
Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya
ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan
Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah
di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya dan yang
kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan
perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan konferensi ini tidak hanya
tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa sesudahnya, sehingga
jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting
yang menentukan jalannya sejarah dunia.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda berkuasa di
Indonesia, sejumlah bangunan gedung pemerintahan
didirikan di sekitar kawasan yang kini disebut sebagai Taman
Pejambon dan Lapangan Banteng di Jakarta. Gedung-gedung
tersebut ialah Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad) di Jalan
Pejambon 6, Dewan Hindia Belanda di Pejambon 2 (Raad van Indie, sekarang
menjadi bagian dari gedung Departemen Luar Negeri), Gereja Katolik Roma
di sisi timur Lapangan Banteng, dan Gedung Keuangan. Susunan letak dari

keempat gedung tersebut seolah-olah berada dalam sebuah lingkaran yang
besar

Organisasi Internasional

Kebijakan umum Pemri pada organisasi-organisasi internasional didasarkan
pada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004-2009, Bab 8 tentang Pemantapan
Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. Melalui
penetapan RJPM, Pemerintah berusaha meningkatkan peranan Indonesia
dalam hubungan internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia
serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama ekonomi regional dan
internasional yang lebih baik dalam mendukung pembangunan nasional.
Prioritas politik luar negeri Indonesia dalam 5 tahun ke depan dituangkan
dalam 3 program utama yaitu program pemantapan politik luar negeri dan
optimalisasi diplomasi Indonesia, program peningkatan kerjasama
internasional yang bertujuan untuk memanfaatkan secara optimal berbagai
potensi positif yang ada pada forum-forum kerjasama internasional dan
program penegasan komitmen terhadap perdamaian dunia.
Sesuai dengan Keppres No. 64 tahun 1999, keanggotaan Indonesia pada
organisasi internasional diamanatkan untuk memperoleh manfaat yang
maksimal bagi kepentingan nasional, didasarkan pada peraturan
perundangan yang berlaku dan memperhatikan efisiensi penggunaan
anggaran dan kemampuan keuangan negara.
Keanggotaan Indonesia pada OI diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu antara lain


secara Politik : dapat mendukung proses demokratisasi, memperkokoh
persatuan dan kesatuan, mendukung terciptanya kohesi sosial, meningkatkan
pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan, mendorong terwujudnya tata
pemerintahan yang baik, mendorong pernghormatan, perlindungan dan
pemajuan HAM di Indonesia;



secara ekonomi dan keuangan : mendorong pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan daya saing, meningkatkan
kemampuan iptek, meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya
pencapaian pembangunan nasional, mendorong peningkatan produktivitas
nasional, mendatangkan bantuan teknis, grant dan bantuan lain yang tidak
mengikat;



secara Sosial Budaya : menciptakan saling pengertian antar bangsa,
meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan, mendorong pelestarian budaya

lokal dan nasional, mendorong upaya perlindungan dan hak-hak pekerja
migran; menciptakan stabilitas nasional, regional dan internasional;


segi kemanusiaan : mengembangkan early warning system di wilayah rawan
bencana, meningkatkan capacity building di bidang penanganan bencana,
membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan
citra positif Indonesia di masyarakat internasional, dan mendorong
pelestarian lingkungan hidup dan mendorong keterlibatan berbagai pihak
dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.

Mengenai pengusulan Indonesia untuk menjadi anggota dari suatu
Organisasi Internasional diatur dalam Keputusan Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia Nomor SK. 1042/PO/VIII/99/28/01 tentang Tata Cara
Pengajuan Kembali Keanggotaan Indonesia serta Pembayaran Kontribusi
Pemerintah Indonesia pada Organisasi-Organisasi Internasional.
Menurut SK Menlu tersebut, dalam hal suatu instansi bermaksud
mengusulkan keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional, usulan
tersebut disampaikan secara tertulis kepada menteri Luar Negeri disertai
dengan penjelasan mengenai dasar usulan serta hak dan kewajiban yang
timbul dari keanggotaan itu. Pengusulan tersebut kemudian akan dibahas
oleh Kelompok Kerja Pengkaji Keanggotaan Indonesia dan Kontribusi
Pemerintah Indonesia pada Organisasi-Organisasi Internasional. Pembahasan
mengenai usulan tersebut memperhatikan:
1. Manfaat yang dapat diperoleh dari keanggotaan pada organisasi internasional
yang bersangkutan;
2. Kontribusi yang dibayar sebagaimana yang disepakati bersama dan diatur
dalam ketentuan organisasi yang bersangkutan serta formula
penghitungannya;
3. Keanggotaan Indonesia pada suatu organisasi internasional yang emmpunyai
lingkup dan kegiatan sejenis;
4. Kemampuan keuangan negara dan kemampuan keuangan lembaga non
pemerintah.