Tinjauan Bibliometrika Terhadap Artikel Penelitian Penyakit Avian Influenza Di Asia Tahun 2004-2006 Menggunakan Database Jurnal Online Proquest

BABII
KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bibliometrika
Penelitian ini merupakan bidang kajian bibliometrika. Pritchard dalam Nicholas
dan Ritchie(1978 : 1) menyatakan istilah bibliometrika dalam definisi yang luas, yaitu :
The defenition and purpose of bibliometrics is to shed light on the process of
written cortiifiumcation and of the nature and courSe of development of a
discipline (is so far as this displayed through written communication) by means
of counting and analyzing the various facats of written communication.

ban pemyataan di atas dapat diartikan bahwa untuk memberikan keterangan
dalam proses komunikasi tertulis pada dasarnya dan tentu saja pengembangan suatu
disiplin (sejauh ini dapat dipaparkan melalui komunikasi tertulis) dengan memakai
perhitungan dan analisis berbagai fase komunikasi tertulis.
Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan sebelumnya Pritchard dalam
Gliinzel (2006 : 1) menyatakan, "The term bibliometrics as the application of
mathematical and statistical methods to books and other media of communication".
Dalam definisi tersebut, metode matematika dan statistika dapat diterapkan dalam
segala bentuk media komunikasi yang telah direkam dalam arti luas, baik cetak maupun
elektronik. Sementara itu ada pandangan yang lain yang menyatakan bahwa :

Dalam bibliometrika yang dikaji adalah informasi terekam, khususnya dalam
bentuk grafis, dengan demikian objeknya mungkin buku, majalah, laporan
penelitian, disertasi dan sebagainya. Namun sampai saat ini, kajian bibliometrika
lebih banyak ditujukan kepada majalah ilmiah karena dianggap menduduki
peran terpenting dalam komunikasi ilmiah (Sulistyo-Basuki, 1990 : 16).
Dari pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa kajian bibliometrika adalah
fokus pada informasi terekam. Akan tetapi, dalam kajian bibliometrika tersebut lebih
diutamakan kepada majalah ilmiah karena majalah tersebut dianggap informasi terekam
yang paling utama dan populer dalam berkomunikasi secara ilmiah. Oleh sebab itu, dari
uraian terse but dapat dinyatakan bahwa bibliometrika merupakan penggunaan metode
statistika dan matematika yang mengkaji mengenai informasi terekam yang bersifat
ilmiah yang digunakan dalam proses komunikasi ilmiah. Kajian bibliometrika ini dapat

Universitas Sumatera Utara

5

dilakukan melalui beberapa penelitian seperti pola penyebaran artikel di berbagai jurnal,

core journal (jurnal inti) maupun kolaborasi pengarang.

Manfaat analisis bibliometrika bagi perpustakaan, menurut Ishak (2005 : 18)
adalah :
a. MengidentifIkasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu
b. IdentifIkasi arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada
berbagai disiplin ilmu
c. Menduga keluasan literatur sekunder
d. Mengenali pemakai berbagai subjek
e. Mengenali kepengataiigart dan atah gejalanya pada dokumen berbagai
subjek
f. Mengukur manfaat jasa SOl ad-hoc dan retrospektif
g. Meramaikan arah geja1a perkembangan masa ャ。Qセ@
sekarang dan mendatang
h. Mengatur arus masuk infonnasi dan komunikasi
1. Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah
J. Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau
seluruh disiplin ilmu
2.2 Dalil Dasar Bibliometrika
Bibliometrika yang mengkaji penyebaran artikel merupakan kajian kuantitatif
terhadap literatur. Hal ini dapat diketahui dengan munculnya tiga dalil dasar
bibliometrika (Ishak, 2005 : 18), yaitu :

a. Dalil Lotka. Oalil Lotka yang dikenal dengan hukum Lotka dapat digunakan
untuk menghitung produktivitas berbagai pengarang.
b. Oalil Zipf merupakan dalil yang dapat digunakan untuk memberi peringkat
kata dan frekuensi kata dalam literatur.
c. Dalil Bradford, dikenal sebagai hukum Bradford yang digunakan untuk
rneiieiitukart cote jOilnal (jurnal inti) suam subjek terteiitu.
Dari ketiga dalil tersebut, salah satu diantaranya, yaitu hukum Bradford yang
akan digunakan dalam metode penelitian ini, yaitu pola penyebaran artikel di berbagai
jurnal.

2.2.1 Hukum Bradford
Hukum Bradford pertama sekali dicetuskan oleh Samuel C. Bradford, seorang
pustakawan pada Science Museum Library london (1935-1948) mengemukakan suatu
rumusan tentang penyebaran artikel yang terdapat di berbagai jurnal dengan cara verbal.

Universitas Sumatera Utara

6

Secara verbal Bradford dalam Mustafa (2002 : 1) menyatakan :

If scientific jOunials are arranged in order of decreasing productivity of articles
on a given subject, they may be divided into a nucleus of periodicals more
particularly devoted to the sUbject and several groups or zones containing the
Same ntiifiber of articles as the nucleus, when the numbers of periodicals in the
nucleus and suceedingzone will be as 1 : n : n2 セ@
.
Dari pemyataan di atas dapat diartikan bahwa umumnya kebanyakan subjek
dapat dikelompokkan dalam koleksi jurnal inti I h dari jumlah artikel yang ditemukan,
I

h berikutnya menunjukkan kelompok jumal menengah dan

113

berikutnya

menunjukkan kelompok jumal yang luas (Mustafa dalam Ishak, 2005 : 18).
Hukum Bradford dapat dikenal dengan rumus :
1:n


: n2 : n3 : •••

Di mana,

: nn

angka 1 merupakan bilangan konstanta dan variabel n adalah

pengganda Bradford yang dapat diketahui melalui kumulatif dari perbandingan antara
jumlah jumal yang terdapat pada daerah 2 dan 1, perbandingan antara jumlah jumal
pada daerah 3 dan 2 dan seterusnya Sementara im, eksponen n menyatakan bilangan
tak hingga (l ,2,3, ... ,dan seterusnya).
Drott dalam Mustafa (2002 : 3) menyatakan, " As far as the distribution of
,articles over journal titles is concerned, the outcome of this process is predictable". Dari
pemyataan Drott, dapat diartikan bahwa sepanjang adanya penyebaran artikel di
berbagai jurnal hasilnya akan dapat diprediksi atau dapat diramalkan. Brookes bahkan
lebih maju dengan menggunakan rumus berikut:
R(n) = k log Dis
Rumus tersebut digunakan untuk menduga jumlah kumulatif artikel yang akan
ditemukan, dimana n adalah peringkat jumal; k dan s adalah bilangan konstanta.

Dengan memilih sembarang n sesuai dengan jumlah jurnal, maka rumus di atas dapat
digunakan untuk menghitung nilai R(n). Setelah Drott melakukan penelitian, maka
diperoleh nilai k = 140 dan s = 1. Untuk lebih jelas maka di bawah ini peneliti mencoba
untuk mengkaji dan menerapkan hukum Bradford dengan contoh yang diperoleh dari
penelitian Ishak (2005 : 17) dengan judul "Analisis Bibliometrika Terhadap Artikel
Penelitian Penyakit Malaria Di Indonesia Tahun 1974-2004 Menggunakan Database

PubMed'. Peneliti mengumpulkan data dan menyusunnya pada suatu tabel sebagai
berikut berikut:

Universitas Sumatera Utara

7

Tabell
Tabel Jumlah Jurnal dan Jumlah Artikel Yang Dimuat
Disusun Menurut Peringkat Jurnal
Peringkat
Judul
Jumal

1

Jumlah Artikel
Yang Dimuat

Jtirtilah KliIrtlilatif
Mikel

PerseiitaSi Kumulatif
Artikel

41

41

16,8

81

33,2


2

- ..
Mセ@

40

3
4
5
6
...
7

.

8
9
10

11

12
13
14 ... 74

.......

--

15
14
10
. . .8
. -_.8
1
4
4
4
4

4
81

.

".

96
110
120
128
__ ._-136

39,3
45,08
49,18
-_.- ... --- ..-- .. - -

___ _セNT@


__
55,7

i4j

58,6

147
151
155
159

60,24
61,88
63,52
65,16
66,8
100

163
244

Dari tabel di atas dapat diarnati bahwa sebanyak 41 artikel atau 16,8% diperoleh
dari 1 judul jurnal, yaitu pada peringkat pertama. Sebanyak 120 artikel atau 49,18%
.diperoleh dari lima judul jumal. Bahkan 244 artikel diperoleh dari 74 jumal. Data pada
Tabel 1 kemudian dikelompokkan menjadi tiga pembagian daerah (zones) menurut
Bradford dan hasilnya seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel2
Tabel Pembagian Daerah Juma1 Menurut Hukum Bradford

Daerah

Jumlah Artikel

Jumlah Jurnal

Pengganda
Bradford (n)

1

81

2

-

2
3
Rata-rata

82
81

11

5,5

61

5,5

81

5,5

Jika dikaitkan dengan rumus awal Bradford yang menyatakan perbandingan
jumlah jurnal yang memuat artikel kurang lebih sarna. Dalarn penelitian ini, jurnal yang
memuat

artikel kurang lebih sarna adalah rata-rata 81. Sementara itu agar dapat

dimasukkkan ke dalarn rumus Bradford pengganda bradford n, diperoleh dari kumulatif

Universitas Sumatera Utara

8

terhadap perbandingan antara jumlah jurnal pada daerah 2 dengan jumlah jurnal pada
daerah 1 (llh=5,5) serta perbandingan antara jumlah jurnal pada daerah 3 dengan
jumlah jurnal pada daerah 2 (61/ 11 =5,5). Sehingga menghasilkan nilai n yaitu 5,5.
Kemudian peneliti memasukkan nilai-nilai ke dalam rumus, yaitu 1:n:n2 menjadi
1:5,5:5,5 2 dan hasilnya 1 : 5,5 : 30,25. Oleh sebab itu, pengujian hukum awal Bardford
yang menyatakan perbandingan hasil 1 : 5,5 : 30,25 pada artikel dengan subjek penyakit
malaria, dapat teruji melalui perhitungan n

yang dilakukan dengan perolehan

perbandingan 1 : 5,5 : 30,25. Artinya bahwa dari 244 artikel yang ditemukan, sebanyak
81 artikel atau cantuman terdapat pada 2 jurnal inti (core journal), selanjutnya 82
artikel atau cantuman terdapat pada jurnal semi inti dan terakhir diperoleh 81 artikel
atau cantuman terdapat pada 61 jurnal pelengkap.
Untuk menduga jumlah kumulatif artikel yang akan ditemukan selanjutnya
peneliti menggunakan rumus yang diajukan oleh Brookes. Peneliti akan memasukkan
nilai n dari 1 sampai 74 (sesuai dengan jumlah jurnal) maka akan diperoleh nilai R(n).
Jika n = 5, maka : R(n) = k log

n/&

= 140 x log

5/1

= 98. Terlihat bahwa nilai dugaan

(98) sedikit lebih rendah daripada nilai pengamatan (120).

Dengan selisih 22 atau

18,3% maka penyimpangan ini dianggap cukup baik untuk penelitian dalam bidang
sosial atau tidak disarankan untuk penelitian dalam bidang ilmu eksakta. Untuk
mengetahui ketepatan rata-rata antara nilai pendugaan terhadap pengamatan

maka

disarankan untuk membuat suatu lrurva perbandingan.
Banyak usaha yang telah dilakukan oleh pakar dalam bidang ini untuk
menanggulangi kesenjangan

yang terdapat pada penyimpangan tersebut. Masing-

masing menurunkan rumus Bradford dengan versi yang bervariasi yang menurut mereka
lebih sesuai dengan pengamatan empiris. Setelah melakukan perhitungan matematika
atau statistika dengan memanfaatkan fasilitas komputer pada zaman itu, Drott dalam
Mustafa (2002 : 5) sampai pada kesimpulan, "Pada setiap kasus yang diteliti, persamaan
hukum Bradford sesuai dengan data pengamatan empiris pada taraf kepercayaan 92
persen".
Brookes dalam Mustafa (2002 : 1) menyimpulkan bahwa, "Semakin banyak
penelitian yang dilakukan, semakin yakin kita akan kebenaran hukum empiris tersebut".
Untuk membuktikan hukum Bradford ada beberapa persyaratan

yang harus

diperhatikan, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

9

a. Subjek yang dipilih cukup sempit
b. Kurun waktu penelitian
c. Sumber daya penelitian cukup lengkap

2.2.2 Manfaat Hukum

bセ、ヲッイ@

Brookes, pustakawan yang paling. banyak

memberikan perhatian terhadap

hukum Bradford menyatakan bahwa setidaknya ada beberapa pustakawan atau
dokumentalis yang dapat menggunakan hukum Bradford untuk berbagai kepeduan
seperti:
a. Menguji kelengkapan suatu bibliografi
o. Mengukut efektivitas Jjenggunrum jUi'ila1
c. Merancang suatu sistem jaringan perpustakaan dalam suatu organisasi
d. Mengukur kecennatan dalam penelusuran literatur
e. Menetapkan keb1jakan daiam pembinaan koieksl (Mustafa, 2002 : 2)
2.3 Database Jurnal Online ProQuest
2.3.1 ProQuest

Pro Quest adalah database (pangkalan data) jurnal online yang berpusat di Ann
Arbor USA, menyediakan sumber infonnasi ilmiah bagi peneliti dan mahasiswa dalam
berbagai disiplin ilmu. Perpusatakaan Universitas Sumatera Utara (USU) melanggan

Pro Quest sejak tabun 2003 hingga saat ini. Setiap mahasiswa dan dosen berhak untuk
mengakses jutaan artikel ilmiah mutakhir ProQuest secara gratis.
Database yang dilanggan adalah:
a. Business-ABIIINFORM Dateline

b. Business-ABIIINFORM Global
c. Business-ABIIinfonn Trade and Industry
d. Interdisciplinary-Academic Research Library
e. Medical Science-AMA Titles
f.

Medical Science-AMA Titles: Abstract and Indexing

g. Medical Science-ProQuest Medical Library
h. News-U.S. National Newspaper Abstracts
1.

Science-ProQuest Science Journals

J.

Science-ProQuest Agriculture Journals

Universitas Sumatera Utara

10

Akses database dapat dilakukan dengan dua eara, yaitu dari dalarn dan dari luar
Kampus USU melalui situs web perpustakaan http://library.usu.ac.id
a. Intranet (dalam jaringan kampus USU), saat ini tidak diperlukan password

b. Internet (luar jaringan kampus USU), menggunakan password
Account ID dan password akan diberikan seeara cuma-euma kepada setiap pengguna
dan akan diperbaharui setiap tiga bulan sekali.
Jurnal online ProQuest yang dilanggan oleh perpustakaan juga terdapat dalam
bentuk CD. Pengggunaan CD memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dibandingkan
dengan penelusuran secara online. Permintaan artikel melalui CD Pro Quest akan
dibantu oleh petugas layanan digital.

2.3.2 Artikel Penelitian
Secara umum artikel merupakan bentuk karya tulis yang bermanfaat untuk
menyebarkan informasi kepada khalayak rarnai yang menggambarkan suatu kegiatan
(Anwar, 2006 : 1). Sementara itu penelitian adalah proses untuk pemecahan masalah
untuk rnencari kebenaran. Sehingga artikel penelitian rnerupakan suatu bentuk karya
tulis yang disajikan kblayak umum berisikan hasil-hasil penelitian yang diungkapkan
dalam sebuah tulisan dan bersifat ilrniah.

2.4 Kolaborasi
2.4.1 Pengertian Kolaborasi

Suatu penelitian ilrniah eenderung dilakukan oleh seorang peneliti. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa seorang peneliti juga makhluk sosial yang berarti membutuhkan
orang atau beberapa orang figur untuk rnernbantunya dalam proses penelitian. Peneliti
ternama seperti White dan McCain bekerja sarna dalam menemukan makna dari istilah
bibliornetrika rnelalui penelitian yang mereka lakukan secara bersama. Hal ini
menunjukkan bahwa diakui atau tidak, senantiasa adanya sifat kolaborasi di dalam ilmu
pengetahuan, terlebih lagi untuk perkernbangan ilrnu pengetahuan yang akan datang.
Menurut Sulistyo-Basuki (1990 : 12), "Kolaborasi merupakan terjemahan dari
kata collaboration. Istilah ini ada yang menerjernahkan dengan karya sarna, namun
dalam hal ini lebih tepat digunakan istilah kolaborasi karena dalam berbagai kejadian,
khususnya sejarah, dikenal istilah kolaborasi".

11

Universitas Sumatera Utara

Sementara pengertian yang lain tentang kolaborasi adalah
Salah satu bentuk keIja sarna yang lebih agresif melebihi dari sekedar keIja
bersama Tiap orang membawa sesuatu dalam forum itu yang dapat
meningkatkan nilai, baik dalam bentuk hubungan maupun sinergi pada tim efek
berganda ini yang diinginkan terbentuk dalam mengatasi permasalahan yang
kompleks balk dalam lingkup besar seperti negara, organisasi, kelompok atau
mungkin rumah tangga atau collaboration is multiplication (Hwnas KAMMI
Jepang 2003-2004, 2004-2005).
Dalarn pengamatan kerja yang dilakukan secara kolaborasi, mau tidak mau harus
mengamati personel yang terlibat dalam kegiatan kolaborasi. Ada beberapa persyaratan
yang perlu diperhatikan terhadap personel yang terlibat.
Seorang yang melakukan kolaborasi atau yang disebut dengan istilah
kolaboratif, cenderung untuk selalu saling melengkapi untuk mencapai tujuan daripada
saling berkompetisi.
Bagi sebagian orang cenderung untuk selalu menonjolkan dirinya dan
mendahulukan sikap ego yang dimilikinya sebagai manusia. Sikap yang seperti ini akan
terus menimbulkan adanya sifat persaingan diantara sesamanya. Benar, seseorang yang
merasa bahwa dirinya lebih kuat atau lebih hebat dalarn segal a hal tentunya tidak
memerlukan orang lain. Namun perlu diingat sikap seperti ini akan berbalik 1800
.

10

apabila mengadopsi cara berpikir saling melengkapi daripada berkompetisi dengan yang
lain. Kecenderungan seperti ini akan bisa dikurangi. Bahkan bisa ditingkatkan menjadi
kecenderungan yang saling memberikan motivasi. Apabila kita memiliki kepercayaan
terhadap orang lain maka ini akan berpengaruh pada cara bersikap kita. Sehingga kita
cenderung untuk melakukan hubungan yang lebih baik dan selanjutnya tidak sulit untuk
melakukan hubungan kerja sama. Namun di sisi lain istilah win-win solution sangat
membantu iklim keIja yang bersifat kolaborasi.
Menurut Prihanto (2002 : 1) adalah
Yang dimaksud dengan kolaborasi (collaboration) adalah kerja sarna antara
lebih dari satu orang atau lebih dari satu lembaga dalam sebuah kegiafan, baik
kegiatan penelitian maupun kegiatan pendidikan. Jadi kolaborasi dalam
penelitian tersebut berlangsung bila dua peneliti atau lebih bekeIja sarna, dalam
sehuail kegiatan masing-masing memherikan sumbangan sumber daya dan usaha
baik intelektual maupun fisiko

Universitas Sumatera Utara

12

Peneliti tidak selalu meneliti secara sendiri-sendiri atau pribadi, tetapi seringkali
mereka meneliti dengan peneliti-peneliti yang lain dalam mengembangkan ilmu

.

pengetahuan. Secara umum peneliti juga bagian dari masyarakat luas yang bekerja sarna
dalarn menjajaki dan menguak misteri alarn yang belum pemah terjawab. IImu
pengetahuan lebih cepat tersebar dibandingkan dengan teknologi. Oleh sebab' itu,
konsep kolaborasi sangat diperlukan dalam kehidupan khususnya dalarn bidang iImu
pengetahuan.
Menurut Subramanyarn (1983 : 34) adalah
Karya sarna atau kolaborasi dalarn penelitian adalah apabila dua atu lebih
peneliti bekerja sarna dalarn suatu kegiatan penelitian dengan memberikan
sumbangan baik dalarn bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan, baik yang
sifatnya intelektual maupun material.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kolaborasi
pengarang merupakan suatu bentukn kerja sarna yang dilakukan antara dua orang atau
lebih pengarang atau peneliti dalam melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan
suatu tujuan tertentu, dalarn hal ini tujuan tersebut adalah menghasilkan suatu karya
bersama.

2.4.2 Alasan Berkolaborasi

Dari uraian beberapa pengertian kolaborasi di atas maka dapat diketahui bahwa
adanya beberapa alasan untuk melakukan kolaborasi, yaitu :
a. Konsep kolaborasi tumbuh dari anggapan bahwa adakalanya sebuah karya
atau artikel tidak dapat ditangani sendiri oleh peneliti sehingga ia
memerlukan bantuan orang lain.
b. Adanya pandangan bahwa suatu karya atau kegiatan yang dilakukan secara
bersama dengan kewenangan yang jelas lebih baik dilakukan dari pada
dilakukan secara sendiri-sendiri.

2.4.3 Jenis-jenis Kolaborasi

Menurut Subramanyam dalam Prihanto (2002 : 2), kolaborasi terbagi atas enam
jenis. Secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut :
a. Kolaborasi dosen-mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

13

b.
c.
d.
e.
f.

Kolaborasi sesama rekan.
Kolaborasi penyelia (supervisor)-asisten.
Kolabolasi peneliti-konsultan.
Kolaborasi antarlembaga.
Kolaborasi intemasional.

Dari pembagian jenis-jenis kolaborasi menurut Subramanyarn dalarn Prihanto
tersebut dapat dijelaskan secara singkat bahwa :

a

Kolaborasi dosen-mahasiswa. Kolaborasi

lID

senng ditemukan pada

perguruan tinggi. Pada kolaborasi ini dosen memberikan araban, gagasan,
petunjuk, ataupun biaya penelitian dan mahasiswa yang melakukannya. Oleh
karena itu nama penulis yang tercantum pada laporan penelitian tersebut
adalah nama dosen dan mahasiswa yang bersangkutan.
b. Kolaborasi sesama rekan. Kolaborasi jenis ini biasa dilakukan di lembaga
penelitian. Dalarn hal ini, penelitian dilakukan oleh sekelompok peneliti,
masing-masing anggota memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki dalam berbagai aspek penelitian.
c. Kolaborasi penye1ia (supervisor)-asisten. Kolaborasi ini biasa dilakukan
antarpeneliti senior dengan peneliti junior (asistennya). Kasus yang paling
umum pada kolaborasi ini biasanya dilakukan oleh peneliti di laboratorium.
Pada penelitian di laboratorium biasanya seorang peneliti dibantu oleh
laboran teknisi.
d. Kolaborasi peneliti-konsultan. Kolaborasi jenis ini banyak dilakukan oleh
proyek penelitian berskala besar. Tim peneliti pada proyek ini menggunakan
jasa dari lembaga atau perusahaan lain sebagai konsultan khusus dalarn
rangka pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
e. Kolaborasi antarlembaga. Kolaborasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dan
teknisi dari berbagai lembaga penelitian yang bekeIja sarna dalam proyek
bersama, dengan menggunakan peralatan khusus yang dimiliki lembaga lain.
f.

Kolaborasi intemasionaL Kolaborasi jenis ini melibatkan beberapa negara
atau antarpeneliti dari beberapa negara yang berkaitan dengan penelitian.

14
Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Penentuan Tingkat Kolaborasi
Formulasi yang digunakan untuk menentukan tingkat kolaborasi peneliti dalarn
suatu bidang penelitian pada tahun tertentu adalah metode Subramanyam (Prihanto,
2002), sebagai berikut :

c;;;;

Nm
Nm+Ns

C

=

tingkat kolaborasi peneliti, nilai C berada pada interval 0 sarnpai 1

Nm

=

total hasil penelitian dari peneliti dalam subjek tertentu pada tahun
tertentu yang dilakukan secara kolaborasi

Ns

=

total hasil penelitian dari peneliti dalam subjek tertentu yang dilakukan
secara individual

Besamya nilai C merupakan tingkat kolaborasi peneliti tersebut. Oleh sebab itu
Subramanyam dalarn Prihanto (2002 : 4) menginterpretasikan nilai C dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Apabila C = 0 maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang
tersebut seluruhnya dilakukan secara individu (peneliti tunggal). Berarti
penelitian tidak membutuhkan bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu
yang lain.
b. Apabila O