Analisis Pengelolaan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara Chapter III IV
BAB III
ANALISIS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA
ASET TETAP PADA KANTOR WILAWAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
SUMATERA UTARA
A. Pengertian Analisis
Analisis merupakan aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan
kembali menurut criteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan
maknanya. Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian
terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi
bagian-bagian,
serta
mengenal
kaitan
antar
bagian
tersebut
dalam
keseluruhan.Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau
menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang
lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami.
1. Pengertian Analisa Menurut Para Ahli
a. Menurut Gorys Keraf, analisa adalah sebuah proses untuk memecahkan
sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya.
b. Menurut Komarrudin mengatakan bahwa analisis merupakan suatu
kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi
komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda dari setiap komponen,
hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu
keseluruhan yang terpadu.
c. Menurut Robert J. Schreiter (1991)mengatakan analisa merupakan
membaca teks, dengan menempatkan tanda-tanda dalam interaksi yang
dinamis dan pesan yang disampaikan.
Universitas Sumatera Utara
d. Menurut Kamus Akuntansi yaitu bahwa analisa merupakan sebuah
kegiatan untuk evaluasi terhadap kondisi dari ayat-ayat yang berkaitan
dengan akuntansi dan alasan tentang perbedaan yang bisa muncul.
B. Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.Pengertian aset menurut peraturan
pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang standart akuntansi pemerintah adalah
sebagai berikut : “ Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan / atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan / atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan mata uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyedian jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.
Adapun defenisi aktiva tetap menurut beberapa ahli akuntansi, yaitu :
Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 58) “Aktiva Tetap adalah aktiva tetap
berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Soemarso S.R (2005 : 20)berpendapat bahwa aktiva tetap adalahaktiva
berwujud (tangible fixedassets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam
kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dunia (2005 : 151)aktiva tetap adalah aktiva yang diperolehuntuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun,
tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan
merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.
Warren, dkk (2005 : 492)berpendapat bahwa Aktiva tetap merupakanaktiva
jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva
berwujud karena secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan diguna-kan oleh
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijualsebagai bagian dari operasi
normal.
Pengertian aktiva tetap menurutMulyadi (2001)adalah Kekayaan perusahaan
yang memiliki wujud, mempunyaimanfaat ekonomis lebih dari satu tahun,
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan
bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan
subyek penyusutan.
Pengertian aset secara umum menurutSiregar (2004:78) adalah barang
(thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic
value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang
memiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan).
Dengan demikian, aktiva tetap harus mempunyai syarat :
1. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan atau instansi pemerintahan.
2. Mempunyai bentuk fisik.
3. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
4. Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan
atau instansi pemerintah, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau
dijual kembali.
5. Mempunyai masa manfaat relatif permanen.
C. Cara Perolehan Aset Tetap
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:10), Aset Tetap dapat diperoleh
dengan berbagai cara yaitu : pembelian tunai, pembayaran yang ditangguhkan
,perolehan dari sumbangan/ donasi, sewa guna usaha, dan perolehan dari
pertukaran.
1. Perolehan aset tetap dari pembelian tunai
Aset tetap yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan
untuk pembelian ditambah dengan biaya-biaya sehubungan dengan
pembelian aset, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena
pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran dipercepat.
2. Perolehan aset tetap dari pembayaran yang ditangguhkan
Aset tetap yang diperoleh dengan pembayaran yang ditangguhkan untuk
semua atau sebagian dari harga pembelian. Dengan menandatangani suatu
wesel atau hipotek atau perjanjian yang menentukan persyaratan
penyelesaian kewajiban dan bisa saja meminta suatu pembayaran pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang atau suatu rangkaian pembayaran
pada jangka waktu tertentu.
3. Perolehan aset tetap dari sumbangan / donasi
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun “Modal
Donasi”
Universitas Sumatera Utara
4. Perolehan aset tetap dengan leasing
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva tersebut pada
masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui pada saat
dimulainya perjanjian sewa guna usaha tersebut.
Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha
ditambah nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal
yang disewa guna usaha serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan
sewa guna usaha (full pay out lease).
Masa sewa guna usaha minimal 2 tahun.
5. Perolehan aset tetap dengan pertukaran
a. Pertukaran aset tetap tidak serupa dimana biaya dari pos tersebut diukur
dari nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau diperoleh, yang mana
dimaksud lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aset yang dilepas
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang
ditransfer.
b. Pertukaran aset tetap yang serupa yang memiliki masa manfaat yang
serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang
serupa. Suatu aset tetap dapat dijual dalam pertukaran dengan
kepemilikan aset yang serupa.
D. Metode Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakann
manfaat dalam rangka aktifitas operasional perusahaan.Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap
Universitas Sumatera Utara
tersebut menurun dari hari ke hari.Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan
manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1.
Penyusutan Fisik
Penyusutan yang disebabkan karena keusangan suatu aset tetap dan hal
tersebut tidak dapat dihindari.Keusangan dikarenakan pemakaian yang
sudah terlalu lama dan keausan karena gerakan elemen-elemen.
2.
Fungsional
Penyusutan yang disebabkan oleh aset tetap yang tidak layak pakai dan
sudah ketinggalan zaman ( obsolenscense). Suatu aset tetap dapat
dikatakan tidak layak pakai apabila kemampuannya untuk memberi
manfaat sudah tidak memadai.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan besar beban
penyusutan setiap periode, yaitu:
1.
Harga Perolehan Aset
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang berkaitan dengan
perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2.
Nilai Residu merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan
pada saat aset sudah tidak di gunakan lagi.
3.
Masa manfaat
Aset tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktorfaktor fisik dan fungsional tertentu.
4.
Pola Penggunaan
Untuk menandingkan harga perolehan aset tetap terhadap pendapatan,
beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola
penggunaan.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberap metode yang biasanya digunakan untuk menentukan
besarnya penyusutan aset tetap, yaitu :
1. Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban
penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aset tersebut. Untuk
menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aset
dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis dengan rumus :
Penyusutan tahunan = Harga Perolehan-Nilai Residu
Umur Ekonomis
Sebuah mesin fotocopy yang dibeli dengan harga perolehan Rp.
85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun,
dengan nilai residu Rp 10.000.000.
Penyusutan tahunan = Harga Perolehan-Nilai Residu Umur
Ekonomis
= 85.000.000-10.000.000
5 tahun
=Rp. 15.000.000
Jurnal:
Tanggal
Tabel 3.1
Jurnal dari contoh Metode Garis Lurus
Uraian
Ref
Debet
Beban Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan
Kredit
15.000.000
15.000.000
(Untuk mencatat penyusutan)
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode Saldo Menurun Berganda menghasilkan beban penyusutan periodik
yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aset itu. Cara menghitung beban
penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase yang tetap dihitung dari nilai
buku (harga perolehan- akumulasi penyusutan).
Sebuah mobil mulai dioperasikan untuk usaha pada tanggal 1 Januari
2012.Mobil tersebut diperoleh dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir dapat
dioperasikan untuk usaha selama 5 tahun.
Jika dalam metode garis lurus persentase penyusutan tiap tahun adalah:
= 100% : umur ekonomis
= 100% : 5
= 20%
Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan
2x dari persentase metode garis lurus maka besarnya persentase penyusutan
metode menurun berganda adalah 40%.
Penyusutan = Persentase penyusutan x Harga buku aset tetap
Penyusutan tahun 1 => 40% x 165.000.000 = Rp 66.000.000
Penyusutan tahun 2 => 40% x 99.000.000 = Rp 39.600.000
Penyusutan tahun 3 => 40% x 59.400.000 = Rp 23.760.000
Penyusutan tahun 4 => 40% x 35.640.000 = Rp 14.256.000
Penyusutan tahun 5 => 40% x 21.384.000 = Rp 8.553.600
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang
umurestimasi itu karena angka pecahan yang dihasilkan setiap tahunterhadap
harga perolehan aset tetap dikurangi estimasi nilai residu semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
n = lama penyusutan (umur ekonomis aset)
Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai digunakan
untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir
selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000
Penyusutan tahun 1 =(5/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 100.000.000
Penyusutan tahun 2 = (4/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 80.000.000
Penyusutan tahun 3 = (3/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 60.000.000
Penyusutan tahun 4 = (2/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 40.000.000
Penyusutan tahun 5 = (1/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 20.000.000
4. Metode Unit Produksi
Menurut metode ini besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung
berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu
aset.Sebuah mesin produksi dibeli dengan harga perolehan Rp 12.500.000 dengan
Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit
tahun pertama 1500 unit,
Penyusutan mesin perunit produk = Harga perolehan-Nilai residu Jumlah
unit yang dihasilkan
= 12.500.000 -780.000
40.000
= Rp 293
Universitas Sumatera Utara
Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah produk pertahun
Tahun 1 => 293 x 15.000 = Rp 4.395.000
Tahun 2 => 293 x 10.000 = Rp 2.930.000
Tahun 3 => 293 x 8000
= Rp 2.344.000
Tahun 4 => 293 x 7000
= Rp 2.051.000
E. Penggantian Aset Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aset tetap
dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat di pergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aset tetap yg sudah tidak dapat di pakai lagi dapat di
tarik dari pemakaian dengan tiga cara, yaitu :
1. Dengan cara dibuang
Suatu aset tetap dibuang disebabkan aset tetap tersebut sudah tidak lagi
berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai
pasar.
2. Dengan cara Dijual
Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara
lelang.
3. Dengan cara ditukar dengan aset lain.
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama
penggunaannya. Jika nilai tukar aset lebih besar daripada nilai buku maka
diperoleh keuntungan.Sedangkan pergantian aset tetap di Kantor Wilayah
Direktort Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara diusulkan kepada
pejabat pengelola barang.
Universitas Sumatera Utara
F. Pengertian Barang Milik Negara
Sebelum penulis membahas lebih lanjut mengenai barang milik negara,
maka penulis akan menjelaskan terlebih dahulu defenisi dari barang milik
negara. Barang milik negara merupakan bagian tak terpisahkan dari keuangan
negara. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari perolehan yang sah (Peraturan Pemerintah
No.27 Tahun 2014 pasal 1). Dalam akuntansi pemerintahan Barang milik
negara merupakan aset pemerintah pusat yang berwujud.
Barang dari perolehan lainnya yang sah meliputi :
1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenisnya;
2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Barang adalah bagian dari kekayaan negara yang merupakan satuan tertentu
yang dapat dinilai/dihitung/diukur dan ditimbang, tidak termasuk uang dan surat
berharga.
Menurut
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara, Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang
dibeli dan diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah.
Pengertian barang milik negara selain dari peraturan perundang-undangan
juga dapat dijelaskan dari beberapa literatur buku atau sumber pustaka. Patricia
P. Douglas (1991, 239) mendefinisikan pengertian barang milik negara sebagai
berikut: “General fixed assets are all assets used for general governmental
Universitas Sumatera Utara
purpose including land, equipment, buildings and improvements, infrastructure
assets”. Robert J. Freeman dan Craig D. Shoulders (2003, 342) memberikan
pengertian barang milik negara sebagai berikut: “The GASB Codification defines
general capital asset as all capital assets other than those accounted for in
proprietary funds or trust funds”. Kemudian Leon E. Hay, Ph.D., CPA. (1985,
149) memberikan definisi pada barang milik negara sebagai berikut: “General
fixed assets are acquired for the production of general governmental services,
however, not for the production of services that are sold”.
Barang Milik Negara memiliki jenis dan variasi yang sangat beragam, baik
dalam hal tujuan perolehannya maupun masa manfaat yang diharapkan.Oleh
karena itu, dalam perlakuan akuntansinya ada Barang Milik Negara yang
dikategorinya sebagai aset lancar dan ada pula yang digolongan sebagai aset tetap
bahkan aset lainnya. BMN yang dikategorikan sebagai aset lancar apabila
diharapkan segera dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12(dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. BMN yang memenuhi kriteria ini diperlukan
sebagai Persediaan.
Sedangkan Barang Milik Negara yang dikategorikan sebagai aset tetap
apabila mempunyai masa manfaat lebih dari 12(dua belas) bulan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal Kuasa Pengguna Barang, dan
diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. BMN yang memenuhi
kriteria tersebut bisa meliputi Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan
Bangunan; Jalan,Irigasi, dan Jaringan; Aset Tetap Lainnya; serta kontruksi dalam
Pengerjaan. Sedangkan Barang Milik Negara berupa aset tetap yang sudah
dihentikan dari pengguna aktif pemerintah digolongkan sebagai aset lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas untuk Pengelolaan dan Pelaporan
Barang Milik Negara terdapat 2 Klasifikasi Barang Milik Negara yang harus
dilakukan pengelolaan dan pelaporan.
G. Jenis-jenis aset tetap yang menjadi Barang Milik Negara pada Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Berdasarkan hasil penelitian (survey) yang telah dilakukan oleh peneliti,
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
memilikirincian aset tetap yang digolongkan berdasarkan jenis seperti disebutkan
di bawahini :
1.
Tanah
Tanah merupakan aset tetap yang memiliki dan digunakan selama
kegiatanperusahaan masih berlangsung. Masa pemakaiannya tidak terbatas
dan biasanya dijadikan tempat pendirian bangunan seperti kantor, gudang,
lapangan parkir dan lainnya.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
terletak di Jln. P. Diponegoro No. 30-A di Medan. Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara memiliki luas tanah
1,734 m2 dengan nilai Rp. 13,373,050,000.
2.
Gedung dan Bangunan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
Utaramempunyai gedung dan bangunan yang cukup luas dengan berbagai
kategori seperti ruang perkantoran, ruang diskusi/rapat, ruang kepala
jabatan, gudang dan lain-lain yang memiliki nilai Rp.1,340,026,000.
Universitas Sumatera Utara
3.
Mesin
Peralatan dan Mesin yang ada di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
KekayaanNegara Sumatera Utara terdiridariMesin Ketik Manual
Langewagon (18-27 Inci), CCTV - Camera Control Television
System,MesinAbsensi, Headmachine Besar, LCD Projector/Infocus, dan
Mesin Jilid.
4.
Kendaraan
Kendaraan
yang
ada
di
Kantor
Wilayah
Direktorat
Jenderal
KekayaanNegara Sumatera Utara terdiri dari Jeep, Mini Bus ( Penumpang
14 Orang Kebawah ), dan Sepeda Motor yang berfungsi sebagai sarana
penunjang bagi pegawai dalam kepentingan instansi dan sebagai alat
transportasi untuk
mengantar
surat
keluar
ke
berbagai
instansi
Kekayaan
Negara
pemerintahan dan non pemerintahan.
5.
Peralatan/ Inventaris
Pada
Kantor
Wilayah
Direktorat
Jenderal
SumateraUtara peralatan terbagi kedalam 2 kategori, yakni peralatan
administrasi untuk keperluan yang ditempatkan pada perkantoran dan
peralatan yang digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan di luar
perkantoran.
Aset tetap yang terdapat di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Sumatera Utara merupakan Barang Milik Negara (BMN). Klasifikasi dan
kodefikasi BMN didasarkan pada ketentuan tentang Klasifikasi dan kodefikasi
Barang Milik Negara (BMN). Pada Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
(SIMAK) Barang Milik Negara (BMN), barang dapat di klasifikasi kedalam :
Universitas Sumatera Utara
golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, sub-sub kelompok. Jika terdapat
Barang Milik Negara (BMN) yang belum terdaftar pada ketentuan tersebut, agar
menggunakan klasifikasi dan kode barang yang mendekati jenis dan atau
fungsinya.
Dalam hal ini pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Sumatera Utara telah menggunakan metode diatas dan dapat dilihat pada
pemberian kode mini bus seperti di bawah ini :
Mini Bus 3.02.01.02.003
Keterangan : 3. Alat Bergerak
02. Alat Angkutan
01. Alat Angkutan Darat Bermotor
02. Kendaraan Bermotor Penumpang
003. Mini Bus (penumpang 14 orang kebawah)
Laporan rincian per-sub kelompok Barang Milik Negara berupa aset tetap
(Laporan barang kuasa pengguna tahunan gabungan intrakomptabel dan
ekstrakomptabel rincian per sub-sub kelompok barang tahun anggaran 2017)
yang ada pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
Utara dapat dilihat pada lampiran.
H. Asas-asas Pengelolaan Barang Milik Negara
Dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik negara hendaknya para
pejabat yang berwenang selalu berdasar pada asas-asas pengelolaan barang milik
negara yang terdapat dalam bagian Lampiran Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 pasal 3, yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalahmasalah di bidang pengelolaan barang milik negara/daerah yang
dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola
barang dan gubernur/bupati/walikota sesuai fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing;
2. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus
dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan;
3. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik
negara/daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh
informasi yang benar;
4. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkan agar
barang milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;
5. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik
negara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
6. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus
didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka
optimalisasi
pemanfaatan
dan
pemindahtanganan
barang
milik
negara/daerah serta penyusunan Neraca Pemerintah.
I. Prosedur atau Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara berupa Aset
Tetap
Bab I pasal 3 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
27
Tahun
2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah
menyebutkan pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1.
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
2.
Pengadaan;
3.
Penggunaan;
4.
Pemanfaatan;
5.
Pengamanan dan pemeliharaan;
6.
Penilaian;
7.
Pemindahtanganan;
8.
Pemusnahan;
9.
Penghapusan;
10. Penatausahaan; dan
11. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian.
Berdasarkan peraturan pemerintah di atas didapat bahwa pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan
Barang Milik Negara bahwa :
1.
Pejabat Pengelola Barang Milik Negaradan Wewenangnya.
Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang danbertanggungjawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukanpengelolaan barang milik
negara/daerah.
Pejabat Pengelolaaan Barang Milik Negara adalah Menteri Keuangan (
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2014 pasal 4) yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a.
Merumuskan
kebijakan,
mengatur,
dan
menetapkan
pedoman
pengelolaan Barang Milik Negara;
b.
Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan Barang Milik Negara;
Universitas Sumatera Utara
c.
Menetapkan status penguasaan dan Penggunaan Barang Milik Negara;
d.
Mengajukan usul Pemindahtanganan Barang Milik Negara berupa
tanah dan/atau bangunan yang memerlukan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat;
e.
Memberikan keputusan atas usul PemindahtangananBarang
Milik
Negara yang berada pada Pengelola. Barang yang tidak memerlukan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sepanjang dalam batas
kewenangan Menteri Keuangan;
f.
Memberikan pertimbangan dan meneruskan usul Pemindahtanganan
Barang Milik Negara yang tidak memerlukan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat kepada Presiden;
g.
MemberikanpersetujuanatasusulPemindahtanganan
Barang
Milik
Negara yang berada pada Pengguna Barang yang tidak memerlukan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sepanjang dalam batas
kewenangan Menteri Keuangan;
h.
MenetapkanPenggunaan,Pemanfaatan,atauPemindahtanganan
Barang
Milik Negara yang berada pada Pengelola Barang;
i.
Memberikan persetujuan atas usul PemanfaatanBarang Milik Negara
yang berada pada Pengguna Barang;
j.
Memberikan persetujuan atas usul Pemusnahan danPenghapusan
Barang Milik Negara;
k.
Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Inventarisasi Barang Milik
Negara dan menghimpun hasil Inventarisasi;
l.
Menyusun laporan Barang Milik Negara;
Universitas Sumatera Utara
m. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
Barang Milik Negara; dan
n.
Menyusun dan mempersiapkan laporan rekapitulasi Barang Milik
Negara/Daerah kepada Presiden, jika diperlukan.
2. Perencanaan dan Penganggaran.
Perencanaan
memperhatikan
Kebutuhan
Barang
kebutuhan
Milik
pelaksanaan
Negara
disusun
dengan
tugas
dan
fungsi
Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah serta ketersediaan Barang
MilikNegara yang ada( Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun
2014 pasal 9 ayat 1).Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
meliputi
perencanaan
pengadaan,
pemeliharaan,
Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Milik Negara/Daerah.Perencanaan
Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan salah satu dasar bagi
Kementerian/ Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dalam pengusulan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar
(baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran.
Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali
untuk Penghapusan, berpedoman pada:
a. standar barang;
b. standar kebutuhan; dan/atau
c. standar harga.
Standar barang dan standar kebutuhan sebagaimana dimaksud diatas pada
huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara
setelah berkoordinasi dengan instansi terkait.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengadaan
Pengadaan Barang Milik Negara dilaksanakan berdasarkan prinsip efisien,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel. Pelaksanaan
pengadaan Barang Milik Negara dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini.
4.
Penggunaan
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan Kementerian/Lembaga adalah
Pengguna Barang Milik Negara. Pengguna Barang Milik Negara berwenang dan
bertanggung jawab:
a. menetapkan Kuasa Pengguna Barang dan menunjuk pejabat yang
mengurus dan menyimpan Barang MilikNegara;
b. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran Barang Milik Negara
untuk Kementerian/Lembaga yang dipimpinnya;
c. melaksanakan pengadaan Barang Milik Negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang;
e. menggunakan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya
untuk
kepentingan
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsi
Kementerian/Lembaga;
f. mengamankan dan memelihara Barang Milik Negara yang berada dalam
penguasaannya;
g. mengajukan usul Pemanfaatan Barang Milik Negara yang berada dalam
penguasaannya kepada Pengelola Barang;
Universitas Sumatera Utara
h. mengajukan usul Pemindahtanganan Barang MilikNegara yang berada
dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang;
i. menyerahkan Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga
yang dipimpinnya dan tidak dimanfaatkan oleh Pihak Lain kepada
Pengelola Barang;
j. mengajukan usul Pemusnahan dan PenghapusanBarang Milik Negara
yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang;
k. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas Penggunaan
Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya;
l. melakukan pencatatan dan Inventarisasi Barang Milik
m. Negara yang berada dalam penguasaannya; dan
n. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan
laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya
kepada Pengelola Barang.
Status Penggunaan Barang Milik Negara ditetapkan Pengelola
Barang, penetapan status Penggunaan tidak dilakukan terhadap:
a. Barang Milik Negara berupa:
1) barang persediaan;
2) konstruksi dalam pengerjaan; atau
3) barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk
dihibahkan.
b. Barang Milik Negara yang berasal dari dana dekonsentrasi dan dana
penunjang tugas pembantuan, yang direncanakan untuk diserahkan;
Universitas Sumatera Utara
c. Barang Milik Negara lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola
Barang;
Barang Milik Negara dapat dialihkan status penggunaannya dari
Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Pengelola Barang.
5. Bentuk pemanfaatan Barang Milik Negara.
Bentuk Pemanfaatan Barang Milik Negara berupa:
a. Sewa;
Sewa Barang Milik Negara dilaksanakan oleh Pengelola Barang. Sewa
Barang Milik Negara dilaksanakan terhadap Barang Milik Negara yang
berada pada Pengelola Barang. Barang Milik Negara dapat disewakan
kepadaPihak Lain.Jangka waktu Sewa Barang Milik Negara paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang.Jangka waktu Sewa Barang Milik
Negara dapat lebih dari 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk:
1) kerja sama infrastruktur;
2) kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa
lebih dari 5 (lima) tahun; atau
3) ditentukan lain dalam Undang-Undang.
Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah
dan/atau bangunan ditetapkan oleh Pengelola Barang.Besaran Sewa atas
Barang Milik Negara untuk kerja sama infrastruktur untuk kegiatan dengan
karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun
dapat mempertimbangkan nilai keekonomian dari masing-masing jenis
infrastruktur.
Universitas Sumatera Utara
Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Negara selain tanah dan/atau
bangunan ditetapkan oleh Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola
Barang.
Sewa Barang Milik Negara dilaksanakan berdasarkan perjanjian, yang
sekurang-kurangnya memuat:
1) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) jenis, luas atau jumlah barang, besaran Sewa, dan jangka waktu;
3) tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan
selama jangka waktu Sewa; dan
4) hak dan kewajiban para pihak.
Hasil Sewa Barang Milik Negara merupakan penerimaan negara dan
seluruhnya wajib disetorkan ke rekening Kas Umum Negara. Penyetoran
uang Sewa harus dilakukan sekaligus secara tunai paling lambat 2 (dua) hari
kerja sebelum ditandatanganinya perjanjian Sewa Barang MilikNegara.
Dikecualikan dari ketentuan penyetoran uang Sewa Barang Milik Negara
untuk kerja sama infrastruktur dapat dilakukan secara bertahap dengan
persetujuan Pengelola Barang.
b. Pinjam Pakai;
Pinjam Pakai Barang Milik Negara/ daerah dilaksanakan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.Jangka waktu Pinjam Pakai
Barang Milik Negara paling
lama5(lima)tahunDandapatdiperpanjang1
(satu) kali.
Universitas Sumatera Utara
Pinjam Pakai dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang sekurangkurangnya memuat:
1) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu;
3) tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan
selama jangka waktu peminjaman; dan
4) hak dan kewajiban para pihak.
c.
Kerja Sama Pemanfaatan;
Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara dengan Pihak Lain
dilaksanakan dalam rangka:
1) mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Barang Milik Negara
2) meningkatkan penerimaan negara/pendapatan daerah.
Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan
terhadap:
1) Barang Milik Negara yang berada pada PengelolaBarang;
2) Barang Milik Negara yang berada pada Pengguna Barang.
Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara dilaksanakan oleh
Pengelola Barang.Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara/
Daerah dilaksanakan dengan ketentuan tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk
memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang
diperlukan terhadap BarangMilik Negara tersebut.
Mitra Kerja Sama Pemanfaatan ditetapkan melalui tender, kecuali
untuk Barang Milik Negara yang bersifat khusus dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penunjukan langsung. Penunjukan langsung mitra Kerja Sama Pemanfaatan
atas Barang Milik Negara/ yang bersifat khusus dilakukan oleh Pengguna
Barang terhadap BadanUsaha Milik Negara yang memiliki bidang dan/atau
wilayah kerja tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Mitra Kerja Sama Pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap setiap
tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan
pembagian keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan ke rekening Kas
Umum Negara. Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan
tim yang dibentuk oleh Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara pada
Pengelola Barang dan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan serta sebagian tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengguna Barang.
Pengguna Barang dan dapat melibatkan Pengelola Barang, untuk
Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengguna Barang. Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan harus mendapat persetujuan
Pengelola Barang. Dalam
Kerja
Sama
Pemanfaatan
Barang
MilikNegara berupa tanah dan/atau bangunan, sebagian kontribusi tetap dan
pembagian keuntungannya dapat berupa bangunan beserta fasilitasnya yang
dibangun dalam satu kesatuan perencanaan tetapi tidak termasuk sebagai
objekKerja Sama Pemanfaatan.
Besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya sebagai bagian dari
kontribusi tetap dan kontribusi pembagian keuntungan paling banyak 10%
Universitas Sumatera Utara
(sepuluh persen) dari total penerimaan kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan selama masa Kerja Sama Pemanfaatan. Bangunan yang
dibangun dengan biaya sebagian kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan dari awal pengadaannya merupakan Barang Milik Negara
Selama jangka waktu pengoperasian, mitra KerjaSama Pemanfaatan
dilarang menjaminkan atau menggadaikan Barang Milik Negara yang
menjadi objek Kerja Sama Pemanfaatan danjangka waktu Kerja Sama
Pemanfaatan paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian
ditandatangani dan dapat diperpanjang.
Semua biaya persiapan Kerja Sama Pemanfaatan yang terjadi setelah
ditetapkannya mitra Kerja Sama. Pemanfaatan dan biaya pelaksanaan Kerja
Sama
Pemanfaatan
menjadi
beban
mitra
Kerja
Sama
Pemanfaatan.Ketentuan mengenai jangka waktu tidak berlaku dalam
halKerja
Sama
Pemanfaatan
atas
Barang
Milik
Negara untuk
penyediaan infrastruktur berupa:
1) infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, sungai dan/atau
danau, bandar udara, terminal, dan/atau jaringan rel dan/atau stasiun
kereta api;
2) infrastruktur jalan meliputi jalan jalur khusus, jalan tol, dan/atau
jembatan tol;
3) infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku
dan/atau waduk/bendungan;
4) infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku,
jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan/atau instalasi pengolahan air
minum;
Universitas Sumatera Utara
5) infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan
pengumpul dan/atau jaringan utama, dan/atau sarana persampahan yang
meliputi pengangkut dan/atau tempat pembuangan;
6) infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi;
7) infrastruktur
ketenagalistrikan
meliputi
pembangkit,
transmisi,
distribusi dan/atau instalasi tenaga listrik; dan/atau
8) infrastruktur minyak dan/atau gas bumi meliputi instalasi pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, transmisi, dan/atau distribusi minyak
dan/atau gas bumi.
Jangka waktu Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara
untuk penyediaan infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak
perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.Dalam hal mitra Kerja
Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara untuk penyediaan infrastruktur
berbentuk Badan Usaha Milik Negara kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 70% (tujuh puluh persen)
dari hasil perhitungan . Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan
ditetapkan
olehMenteri
Keuangan
atau
pejabat
yang
ditunjuk
MenteriKeuangan.
d.
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna;
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna Barang Milik
Negara dilaksanakan dengan pertimbangan Pengguna Barang memerlukan
bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan negara untuk
kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
fungsi dantidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalamAnggaran
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan dan Belanja Negara untuk penyediaan bangunan dan fasilitas
tersebut.
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna Barang Milik
Negara dilaksanakan oleh Pengelola Barang.Barang Milik Negara berupa
tanah yang status penggunaannya ada pada Pengguna Barang dan telah
direncanakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsiPengguna Barang
yang bersangkutan, dapat dilakukanBangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna setelah terlebih dahulu diserahkan kepada Pengelola Barang.
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dilaksanakan
olehPengelola
Barang
dengan
mengikutsertakan
PenggunaBarang
sesuai tugas dan fungsinya.Penetapan status Penggunaan Barang Milik
Negara sebagai hasil dari pelaksanaan Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna dilaksanakan oleh Pengelola Barang
dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/ Lembaga terkait atau
Jangka waktu Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna paling lama
30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani.
Penetapan mitra Bangun Guna Serah atau mitra Bangun Serah
Guna dilaksanakan melalui tender.Mitra Bangun Guna Serah atau mitra
Bangun Serah Guna yang telah ditetapkan, selama jangka waktu
pengoperasian wajib membayar kontribusi ke rekening Kas Umum Negara
setiap tahun, yang besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan
tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang wajib memelihara objek
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dandilarang menjaminkan,
menggadaikan, atau memindahtangankan tanah yang menjadi objek
Universitas Sumatera Utara
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna, hasil Bangun Guna Serah
yang
digunakan
langsung
untuk
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsiPemerintah Pusat, dan Hasil Bangun Serah Guna
Dalam jangka waktu pengoperasian, hasil Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna harus digunakan langsung untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsiPemerintah Pusat
paling
sedikit
10% (sepuluh
persen).Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dilaksanakan
berdasarkan perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat:
1) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) objek Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna;
3) jangka waktu Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; dan
4) hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian.
Izin mendirikan bangunan dalam rangka Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna harus diatasnamakan Pemerintah Republik Indonesia.
Semua biaya persiapan Bangun Guna Serah atauBangun Serah Guna
yang terjadi setelah ditetapkannya mitra Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna dan biaya pelaksanaan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah
Guna menjadi beban mitra yang bersangkutan.
Mitra Bangun Guna Serah Barang Milik Negara harus menyerahkan objek
Bangun Guna Serah kepada Pengelola Barang pada akhir jangka waktu
pengoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pengawasan intern
Pemerintah.Mitra Bangun Guna Serah Barang Milik Daerah harus
menyerahkan
objek
Bangun
Guna
Serah
kepada
Universitas Sumatera Utara
Gubernur/Bupati/Walikota pada akhir jangka waktu pengoperasian,
setelah dilakukan audit oleh aparat pengawasan intern Pemerintah.
Bangun Serah Guna Barang Milik Negara dilaksanakan dengan tata cara:
1) mitra Bangun Serah Guna harus menyerahkan objek Bangun Serah
Guna kepada Pengelola Barang setelah selesainya pembangunan;
2) hasil Bangun Serah Guna yang diserahkan kepada Pengelola Barang
ditetapkan sebagai Barang Milik
Negara;
3) mitra Bangun Serah Guna dapat mendayagunakan Barang Milik
Negara sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian; dan
4) setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objekBangun Serah
Guna terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan intern
Pemerintah sebelum penggunaannya ditetapkan oleh Pengelola
Barang.
e.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Negara
dilaksanakan terhadap:
1) Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan pada
Pengelola Barang/Pengguna Barang;
2) Barang Milik Negara berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang
masih digunakan olehPengguna Barang; atau
3) Barang Milik Negara/Daerah selain tanah dan/atau bangunan.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Negara
pada Pengelola Barang dilaksanakan oleh Pengelola Barang. Kerja Sama
Universitas Sumatera Utara
Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Negara pada Pengguna
Barang dilaksanakan oleh Pengguna Barang dengan persetujuan
Pengelola Barang.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang MilikNegara
dilakukan antara Pemerintah dan Badan Usaha.Badan Usaha adalah
badan usaha yang berbentuk:
1) perseroan terbatas;
2) Badan Usaha Milik Negara;
3) Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau
4) koperasi.
Jangka waktu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur paling lama 50
(lima puluh) tahun dan dapat diperpanjang.Penetapan mitra Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.Mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur yang
telah
ditetapkan,
selama
jangka
waktu
Kerja
Sama
PenyediaanInfrastruktur:
1) dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau memindahtangankan
Barang
Milik
Negara
yang
menjadi
objek
Kerja
Sama
PenyediaanInfrastruktur;
2) wajib memelihara objek Kerja Sama PenyediaanInfrastruktur dan
barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur; dan
3) dapat dibebankan pembagian kelebihan keuntungan sepanjang
terdapat kelebihan keuntungan yang diperoleh dari yang ditentukan
pada saat perjanjian dimulai (clawback).
Universitas Sumatera Utara
Pembagian kelebihan keuntungan disetorkan ke Kas Umum
Negara.Formula dan/atau besaran pembagian kelebihan keuntungan
ditetapkan oleh Pengelola Barang. Mitra Kerja Sama Penyediaan
Infrastruktur
harus
menyerahkan
objek
Kerja
Sama
Penyediaan
Infrastruktur dan barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur kepada
Pemerintah pada saat berakhirnya jangka waktuKerja Sama Penyediaan
Infrastruktur sesuai perjanjian.
Barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur menjadi Barang
Milik
Negara
sejak
diserahkan
kepada
Pemerintah
sesuai
perjanjian.Tender sebagaimana dimaksud dilakukan dengan tata cara:
1) rencana tender diumumkan di media massa nasional;
2) tender dapat dilanjutkan pelaksanaannya sepanjang terdapat paling
sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra yang memasukkan penawaran;
3) dalam hal calon mitra yang memasukkan penawaran kurang dari 3
(tiga) peserta, dilakukan pengumuman ulang di media massa nasional;
dan
4) dalam hal setelah pengumuman ulang.
Terdapat paling sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra, proses dilanjutkan
dengan mekanisme tender, terdapat 2 (dua) peserta calon mitra, tender
dinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme seleksi
langsung atauterdapat 1 (satu) peserta calon mitra, tender dinyatakan gagal dan
proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung.
Universitas Sumatera Utara
6.
Pengamanan dan Pemeliharaan
a.
Pengamanan
Pengamanan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 Pasal 42 ayat (1) meliputi pengamanan
administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum.
1) Barang Milik Negara berupa tanah harus disertipikatkan atas nama
Pemerintah Republik Indonesia yang bersangkutan.
2) Barang Milik Negara berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti
kepemilikan atas nama Pemerintah Republik Indonesia yang bersangkutan.
3) Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi
dengan bukti kepemilikan atas nama Pengguna Barang.
Bukti kepemilikan Barang Milik Negara wajib disimpan dengan tertib dan
aman.Penyimpanan bukti kepemilikan Barang Milik Negara berupa tanah
dan/atau bangunan dilakukan oleh Pengelola Barang.Penyimpanan bukti
kepemilikan Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyimpanan dokumen
kepemilikan
Barang
Keuangan.Pengelola
Milik
Barang
Negara
dapat
diatur
dengan
menetapkan
Peraturan
Menteri
kebijakan asuransi
atau
pertanggungan dalam rangka pengamanan Barang Milik Negara tertentu dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan negara. Ketentuan
mengenai
tata
cara
lebih
lanjut
asuransiBarang Milik Negara diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemeliharaan
Pengelola
Barang,
Pengguna
Barang,
atau
KuasaPengguna Barang
bertanggung jawab atas pemeliharaan Barang Milik Negara yang berada di bawah
penguasaannya.Pemeliharaan berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan
Barang.
Biaya pemeliharaan Barang Milik Negara dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.Dalam
hal
Barang
Milik
Negara
dilakukanPemanfaatan dengan Pihak Lain, biaya pemeliharaan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari penyewa, peminjam, mitra Kerja Sama Pemanfaatan,
mitra Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna, atau mitra Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur.
Kuasa Pengguna Barang wajib membuat Daftar HasilPemeliharaan
Barang yang berada dalam kewenangannya dan melaporkan secara tertulis Daftar
Hasil
Pemeliharaan
Barang
tersebut
kepada
Pengguna
Barang
secara
berkala.Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk meneliti laporan dan
menyusun daftar hasil pemeliharaan barang yang dilakukan dalam 1 (satu) Tahun
Anggaran sebagai bahan untuk melakukan evaluasi mengenai efisiensi
pemeliharaan Barang Milik Negara.
7. Penilaian
Penilaian Barang Milik Negara dilakukan dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Pusat, Pemanfaatan, atau Pemindahtanganan, kecuali dalam hal
untuk:
a. Pemanfaatan dalam bentuk Pinjam Pakai; atau
b. Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan nilai Barang Milik Negara dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Pusat dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).Penilaian Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan dalam rangka Pemanfaatan atauPemindahtanganan dilakukan oleh:
a. Penilai Pemerintah; atau
b. Penilai Publik yang ditetapkan oleh Pengelola Barang.
Penilaian Barang Milik Negara dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Dikecualikan dari
ketentuan bagi Penjualan Barang Milik Negara berupa tanah yang diperlukan
untuk pembangunan rumah susun sederhana.
Nilai jual Barang Milik Negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan perhitungan yang ditetapkan oleh MenteriPekerjaan Umum.Penilaian
Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan dalam rangka Pemanfaatan
atau Pemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh Pengguna
Barang, dan dapat melibatkan Penilai yang ditetapkan oleh Pengguna
Barang.Dalam
hal
Penilaian
dilakukan
oleh
Pengguna
Barang
tanpa
melibatkanPenilai,makahasilPenilaianBarangMilikNegara hanya merupakan nilai
taksiran.
Hasil Penilaian Barang Milik Negara ditetapkan oleh Pengguna Barang.
Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat melakukan Penilaian kembali
atas nilai Barang MilikNegara/ yang telah ditetapkan dalam neraca Pemerintah
Pusat.Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BarangMilik Negara
dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional.
Universitas Sumatera Utara
8. Pemindahtanganan
Barang Milik Negara yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara dapat dipindahtangankan.Pemindahtanganan Barang Milik
Negara) dilakukan dengan cara:
a. Penjualan;
b. Tukar Menukar;
c. Hibah; atau
d. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat.
Pemindahtanganan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 untuk:
a. tanah dan/atau bangunan; atau
b. selain
tanah
dan/atau
bangunan
yang
bernilai
lebih
dari
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);dilakukan setela
mendapat
persetujuan
DewanPerwakilan Rakyat.
Pemindahtanganan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan
tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, apabila:
a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah
disediakan dalam dokumen penganggaran;
c. diperuntukkan bagi pegawai negeri;
d. diperuntukkan bagi kepentingan umum; atau
e. dikuasai negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
Universitas Sumatera Utara
undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak
secara ekonomis.
Usul untuk memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat diajukan
oleh Pengelola Barang.Pemindahtanganan Barang Milik Negara berupa tanah
dan/atau bangunandilaksanakan dengan ketentuan:
a. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengelola Barang
dengan nilai lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Presiden;
b. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang
dengan nilai lebih dariRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dilakukan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Presiden;
c. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengelola Barang
dengan nilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang; atau
d. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Bara
ANALISIS PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA
ASET TETAP PADA KANTOR WILAWAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
SUMATERA UTARA
A. Pengertian Analisis
Analisis merupakan aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan
kembali menurut criteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan
maknanya. Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian
terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi
bagian-bagian,
serta
mengenal
kaitan
antar
bagian
tersebut
dalam
keseluruhan.Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau
menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang
lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami.
1. Pengertian Analisa Menurut Para Ahli
a. Menurut Gorys Keraf, analisa adalah sebuah proses untuk memecahkan
sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya.
b. Menurut Komarrudin mengatakan bahwa analisis merupakan suatu
kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi
komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda dari setiap komponen,
hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu
keseluruhan yang terpadu.
c. Menurut Robert J. Schreiter (1991)mengatakan analisa merupakan
membaca teks, dengan menempatkan tanda-tanda dalam interaksi yang
dinamis dan pesan yang disampaikan.
Universitas Sumatera Utara
d. Menurut Kamus Akuntansi yaitu bahwa analisa merupakan sebuah
kegiatan untuk evaluasi terhadap kondisi dari ayat-ayat yang berkaitan
dengan akuntansi dan alasan tentang perbedaan yang bisa muncul.
B. Pengertian Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
12(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.Pengertian aset menurut peraturan
pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang standart akuntansi pemerintah adalah
sebagai berikut : “ Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan / atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi dan / atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan mata uang,
termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyedian jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.
Adapun defenisi aktiva tetap menurut beberapa ahli akuntansi, yaitu :
Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 58) “Aktiva Tetap adalah aktiva tetap
berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
Soemarso S.R (2005 : 20)berpendapat bahwa aktiva tetap adalahaktiva
berwujud (tangible fixedassets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam
kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dunia (2005 : 151)aktiva tetap adalah aktiva yang diperolehuntuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk waktu yang lebih dari satu tahun,
tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan
merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.
Warren, dkk (2005 : 492)berpendapat bahwa Aktiva tetap merupakanaktiva
jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen. Mereka merupakan aktiva
berwujud karena secara fisik, aktiva tersebut dimiliki dan diguna-kan oleh
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijualsebagai bagian dari operasi
normal.
Pengertian aktiva tetap menurutMulyadi (2001)adalah Kekayaan perusahaan
yang memiliki wujud, mempunyaimanfaat ekonomis lebih dari satu tahun,
diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, dan
bukan bertujuan untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan
subyek penyusutan.
Pengertian aset secara umum menurutSiregar (2004:78) adalah barang
(thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic
value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang
memiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan).
Dengan demikian, aktiva tetap harus mempunyai syarat :
1. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan atau instansi pemerintahan.
2. Mempunyai bentuk fisik.
3. Memberikan manfaat dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
4. Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan
atau instansi pemerintah, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau
dijual kembali.
5. Mempunyai masa manfaat relatif permanen.
C. Cara Perolehan Aset Tetap
Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005:10), Aset Tetap dapat diperoleh
dengan berbagai cara yaitu : pembelian tunai, pembayaran yang ditangguhkan
,perolehan dari sumbangan/ donasi, sewa guna usaha, dan perolehan dari
pertukaran.
1. Perolehan aset tetap dari pembelian tunai
Aset tetap yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan
untuk pembelian ditambah dengan biaya-biaya sehubungan dengan
pembelian aset, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena
pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran dipercepat.
2. Perolehan aset tetap dari pembayaran yang ditangguhkan
Aset tetap yang diperoleh dengan pembayaran yang ditangguhkan untuk
semua atau sebagian dari harga pembelian. Dengan menandatangani suatu
wesel atau hipotek atau perjanjian yang menentukan persyaratan
penyelesaian kewajiban dan bisa saja meminta suatu pembayaran pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang atau suatu rangkaian pembayaran
pada jangka waktu tertentu.
3. Perolehan aset tetap dari sumbangan / donasi
Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga
taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun “Modal
Donasi”
Universitas Sumatera Utara
4. Perolehan aset tetap dengan leasing
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva tersebut pada
masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui pada saat
dimulainya perjanjian sewa guna usaha tersebut.
Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha
ditambah nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal
yang disewa guna usaha serta bunganya, sebagai keuntungan perusahaan
sewa guna usaha (full pay out lease).
Masa sewa guna usaha minimal 2 tahun.
5. Perolehan aset tetap dengan pertukaran
a. Pertukaran aset tetap tidak serupa dimana biaya dari pos tersebut diukur
dari nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau diperoleh, yang mana
dimaksud lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aset yang dilepas
setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang
ditransfer.
b. Pertukaran aset tetap yang serupa yang memiliki masa manfaat yang
serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang
serupa. Suatu aset tetap dapat dijual dalam pertukaran dengan
kepemilikan aset yang serupa.
D. Metode Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan aset tetap dalam menyediakann
manfaat dalam rangka aktifitas operasional perusahaan.Hal ini dikarenakan
pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aset tetap
Universitas Sumatera Utara
tersebut menurun dari hari ke hari.Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan
manfaat dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1.
Penyusutan Fisik
Penyusutan yang disebabkan karena keusangan suatu aset tetap dan hal
tersebut tidak dapat dihindari.Keusangan dikarenakan pemakaian yang
sudah terlalu lama dan keausan karena gerakan elemen-elemen.
2.
Fungsional
Penyusutan yang disebabkan oleh aset tetap yang tidak layak pakai dan
sudah ketinggalan zaman ( obsolenscense). Suatu aset tetap dapat
dikatakan tidak layak pakai apabila kemampuannya untuk memberi
manfaat sudah tidak memadai.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan besar beban
penyusutan setiap periode, yaitu:
1.
Harga Perolehan Aset
Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang berkaitan dengan
perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2.
Nilai Residu merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan
pada saat aset sudah tidak di gunakan lagi.
3.
Masa manfaat
Aset tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktorfaktor fisik dan fungsional tertentu.
4.
Pola Penggunaan
Untuk menandingkan harga perolehan aset tetap terhadap pendapatan,
beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola
penggunaan.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberap metode yang biasanya digunakan untuk menentukan
besarnya penyusutan aset tetap, yaitu :
1. Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban
penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aset tersebut. Untuk
menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aset
dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis dengan rumus :
Penyusutan tahunan = Harga Perolehan-Nilai Residu
Umur Ekonomis
Sebuah mesin fotocopy yang dibeli dengan harga perolehan Rp.
85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun,
dengan nilai residu Rp 10.000.000.
Penyusutan tahunan = Harga Perolehan-Nilai Residu Umur
Ekonomis
= 85.000.000-10.000.000
5 tahun
=Rp. 15.000.000
Jurnal:
Tanggal
Tabel 3.1
Jurnal dari contoh Metode Garis Lurus
Uraian
Ref
Debet
Beban Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan
Kredit
15.000.000
15.000.000
(Untuk mencatat penyusutan)
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode Saldo Menurun Berganda menghasilkan beban penyusutan periodik
yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aset itu. Cara menghitung beban
penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase yang tetap dihitung dari nilai
buku (harga perolehan- akumulasi penyusutan).
Sebuah mobil mulai dioperasikan untuk usaha pada tanggal 1 Januari
2012.Mobil tersebut diperoleh dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir dapat
dioperasikan untuk usaha selama 5 tahun.
Jika dalam metode garis lurus persentase penyusutan tiap tahun adalah:
= 100% : umur ekonomis
= 100% : 5
= 20%
Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan
2x dari persentase metode garis lurus maka besarnya persentase penyusutan
metode menurun berganda adalah 40%.
Penyusutan = Persentase penyusutan x Harga buku aset tetap
Penyusutan tahun 1 => 40% x 165.000.000 = Rp 66.000.000
Penyusutan tahun 2 => 40% x 99.000.000 = Rp 39.600.000
Penyusutan tahun 3 => 40% x 59.400.000 = Rp 23.760.000
Penyusutan tahun 4 => 40% x 35.640.000 = Rp 14.256.000
Penyusutan tahun 5 => 40% x 21.384.000 = Rp 8.553.600
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang
umurestimasi itu karena angka pecahan yang dihasilkan setiap tahunterhadap
harga perolehan aset tetap dikurangi estimasi nilai residu semakin kecil.
Universitas Sumatera Utara
n = lama penyusutan (umur ekonomis aset)
Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai digunakan
untuk operasi perusahaan pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir
selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000
Penyusutan tahun 1 =(5/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 100.000.000
Penyusutan tahun 2 = (4/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 80.000.000
Penyusutan tahun 3 = (3/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 60.000.000
Penyusutan tahun 4 = (2/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 40.000.000
Penyusutan tahun 5 = (1/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 20.000.000
4. Metode Unit Produksi
Menurut metode ini besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung
berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu
aset.Sebuah mesin produksi dibeli dengan harga perolehan Rp 12.500.000 dengan
Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit
tahun pertama 1500 unit,
Penyusutan mesin perunit produk = Harga perolehan-Nilai residu Jumlah
unit yang dihasilkan
= 12.500.000 -780.000
40.000
= Rp 293
Universitas Sumatera Utara
Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah produk pertahun
Tahun 1 => 293 x 15.000 = Rp 4.395.000
Tahun 2 => 293 x 10.000 = Rp 2.930.000
Tahun 3 => 293 x 8000
= Rp 2.344.000
Tahun 4 => 293 x 7000
= Rp 2.051.000
E. Penggantian Aset Tetap
Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aset tetap
dikarenakan aset tersebut tidak lagi dapat di pergunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan. Aset tetap yg sudah tidak dapat di pakai lagi dapat di
tarik dari pemakaian dengan tiga cara, yaitu :
1. Dengan cara dibuang
Suatu aset tetap dibuang disebabkan aset tetap tersebut sudah tidak lagi
berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai
pasar.
2. Dengan cara Dijual
Aset tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara
lelang.
3. Dengan cara ditukar dengan aset lain.
Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama
penggunaannya. Jika nilai tukar aset lebih besar daripada nilai buku maka
diperoleh keuntungan.Sedangkan pergantian aset tetap di Kantor Wilayah
Direktort Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara diusulkan kepada
pejabat pengelola barang.
Universitas Sumatera Utara
F. Pengertian Barang Milik Negara
Sebelum penulis membahas lebih lanjut mengenai barang milik negara,
maka penulis akan menjelaskan terlebih dahulu defenisi dari barang milik
negara. Barang milik negara merupakan bagian tak terpisahkan dari keuangan
negara. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari perolehan yang sah (Peraturan Pemerintah
No.27 Tahun 2014 pasal 1). Dalam akuntansi pemerintahan Barang milik
negara merupakan aset pemerintah pusat yang berwujud.
Barang dari perolehan lainnya yang sah meliputi :
1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenisnya;
2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Barang adalah bagian dari kekayaan negara yang merupakan satuan tertentu
yang dapat dinilai/dihitung/diukur dan ditimbang, tidak termasuk uang dan surat
berharga.
Menurut
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara, Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang
dibeli dan diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang
sah.
Pengertian barang milik negara selain dari peraturan perundang-undangan
juga dapat dijelaskan dari beberapa literatur buku atau sumber pustaka. Patricia
P. Douglas (1991, 239) mendefinisikan pengertian barang milik negara sebagai
berikut: “General fixed assets are all assets used for general governmental
Universitas Sumatera Utara
purpose including land, equipment, buildings and improvements, infrastructure
assets”. Robert J. Freeman dan Craig D. Shoulders (2003, 342) memberikan
pengertian barang milik negara sebagai berikut: “The GASB Codification defines
general capital asset as all capital assets other than those accounted for in
proprietary funds or trust funds”. Kemudian Leon E. Hay, Ph.D., CPA. (1985,
149) memberikan definisi pada barang milik negara sebagai berikut: “General
fixed assets are acquired for the production of general governmental services,
however, not for the production of services that are sold”.
Barang Milik Negara memiliki jenis dan variasi yang sangat beragam, baik
dalam hal tujuan perolehannya maupun masa manfaat yang diharapkan.Oleh
karena itu, dalam perlakuan akuntansinya ada Barang Milik Negara yang
dikategorinya sebagai aset lancar dan ada pula yang digolongan sebagai aset tetap
bahkan aset lainnya. BMN yang dikategorikan sebagai aset lancar apabila
diharapkan segera dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12(dua belas)
bulan sejak tanggal pelaporan. BMN yang memenuhi kriteria ini diperlukan
sebagai Persediaan.
Sedangkan Barang Milik Negara yang dikategorikan sebagai aset tetap
apabila mempunyai masa manfaat lebih dari 12(dua belas) bulan, tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal Kuasa Pengguna Barang, dan
diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. BMN yang memenuhi
kriteria tersebut bisa meliputi Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan
Bangunan; Jalan,Irigasi, dan Jaringan; Aset Tetap Lainnya; serta kontruksi dalam
Pengerjaan. Sedangkan Barang Milik Negara berupa aset tetap yang sudah
dihentikan dari pengguna aktif pemerintah digolongkan sebagai aset lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas untuk Pengelolaan dan Pelaporan
Barang Milik Negara terdapat 2 Klasifikasi Barang Milik Negara yang harus
dilakukan pengelolaan dan pelaporan.
G. Jenis-jenis aset tetap yang menjadi Barang Milik Negara pada Kanwil
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Berdasarkan hasil penelitian (survey) yang telah dilakukan oleh peneliti,
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
memilikirincian aset tetap yang digolongkan berdasarkan jenis seperti disebutkan
di bawahini :
1.
Tanah
Tanah merupakan aset tetap yang memiliki dan digunakan selama
kegiatanperusahaan masih berlangsung. Masa pemakaiannya tidak terbatas
dan biasanya dijadikan tempat pendirian bangunan seperti kantor, gudang,
lapangan parkir dan lainnya.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara
terletak di Jln. P. Diponegoro No. 30-A di Medan. Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara memiliki luas tanah
1,734 m2 dengan nilai Rp. 13,373,050,000.
2.
Gedung dan Bangunan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
Utaramempunyai gedung dan bangunan yang cukup luas dengan berbagai
kategori seperti ruang perkantoran, ruang diskusi/rapat, ruang kepala
jabatan, gudang dan lain-lain yang memiliki nilai Rp.1,340,026,000.
Universitas Sumatera Utara
3.
Mesin
Peralatan dan Mesin yang ada di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
KekayaanNegara Sumatera Utara terdiridariMesin Ketik Manual
Langewagon (18-27 Inci), CCTV - Camera Control Television
System,MesinAbsensi, Headmachine Besar, LCD Projector/Infocus, dan
Mesin Jilid.
4.
Kendaraan
Kendaraan
yang
ada
di
Kantor
Wilayah
Direktorat
Jenderal
KekayaanNegara Sumatera Utara terdiri dari Jeep, Mini Bus ( Penumpang
14 Orang Kebawah ), dan Sepeda Motor yang berfungsi sebagai sarana
penunjang bagi pegawai dalam kepentingan instansi dan sebagai alat
transportasi untuk
mengantar
surat
keluar
ke
berbagai
instansi
Kekayaan
Negara
pemerintahan dan non pemerintahan.
5.
Peralatan/ Inventaris
Pada
Kantor
Wilayah
Direktorat
Jenderal
SumateraUtara peralatan terbagi kedalam 2 kategori, yakni peralatan
administrasi untuk keperluan yang ditempatkan pada perkantoran dan
peralatan yang digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan di luar
perkantoran.
Aset tetap yang terdapat di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Sumatera Utara merupakan Barang Milik Negara (BMN). Klasifikasi dan
kodefikasi BMN didasarkan pada ketentuan tentang Klasifikasi dan kodefikasi
Barang Milik Negara (BMN). Pada Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
(SIMAK) Barang Milik Negara (BMN), barang dapat di klasifikasi kedalam :
Universitas Sumatera Utara
golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, sub-sub kelompok. Jika terdapat
Barang Milik Negara (BMN) yang belum terdaftar pada ketentuan tersebut, agar
menggunakan klasifikasi dan kode barang yang mendekati jenis dan atau
fungsinya.
Dalam hal ini pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Sumatera Utara telah menggunakan metode diatas dan dapat dilihat pada
pemberian kode mini bus seperti di bawah ini :
Mini Bus 3.02.01.02.003
Keterangan : 3. Alat Bergerak
02. Alat Angkutan
01. Alat Angkutan Darat Bermotor
02. Kendaraan Bermotor Penumpang
003. Mini Bus (penumpang 14 orang kebawah)
Laporan rincian per-sub kelompok Barang Milik Negara berupa aset tetap
(Laporan barang kuasa pengguna tahunan gabungan intrakomptabel dan
ekstrakomptabel rincian per sub-sub kelompok barang tahun anggaran 2017)
yang ada pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera
Utara dapat dilihat pada lampiran.
H. Asas-asas Pengelolaan Barang Milik Negara
Dalam pelaksanaan pengelolaan barang milik negara hendaknya para
pejabat yang berwenang selalu berdasar pada asas-asas pengelolaan barang milik
negara yang terdapat dalam bagian Lampiran Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 pasal 3, yaitu sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalahmasalah di bidang pengelolaan barang milik negara/daerah yang
dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelola
barang dan gubernur/bupati/walikota sesuai fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing;
2. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus
dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan;
3. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik
negara/daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh
informasi yang benar;
4. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkan agar
barang milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar
kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;
5. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik
negara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
6. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus
didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka
optimalisasi
pemanfaatan
dan
pemindahtanganan
barang
milik
negara/daerah serta penyusunan Neraca Pemerintah.
I. Prosedur atau Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara berupa Aset
Tetap
Bab I pasal 3 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
27
Tahun
2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah
menyebutkan pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1.
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
2.
Pengadaan;
3.
Penggunaan;
4.
Pemanfaatan;
5.
Pengamanan dan pemeliharaan;
6.
Penilaian;
7.
Pemindahtanganan;
8.
Pemusnahan;
9.
Penghapusan;
10. Penatausahaan; dan
11. Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian.
Berdasarkan peraturan pemerintah di atas didapat bahwa pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan
Barang Milik Negara bahwa :
1.
Pejabat Pengelola Barang Milik Negaradan Wewenangnya.
Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang danbertanggungjawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukanpengelolaan barang milik
negara/daerah.
Pejabat Pengelolaaan Barang Milik Negara adalah Menteri Keuangan (
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2014 pasal 4) yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
a.
Merumuskan
kebijakan,
mengatur,
dan
menetapkan
pedoman
pengelolaan Barang Milik Negara;
b.
Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan Barang Milik Negara;
Universitas Sumatera Utara
c.
Menetapkan status penguasaan dan Penggunaan Barang Milik Negara;
d.
Mengajukan usul Pemindahtanganan Barang Milik Negara berupa
tanah dan/atau bangunan yang memerlukan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat;
e.
Memberikan keputusan atas usul PemindahtangananBarang
Milik
Negara yang berada pada Pengelola. Barang yang tidak memerlukan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sepanjang dalam batas
kewenangan Menteri Keuangan;
f.
Memberikan pertimbangan dan meneruskan usul Pemindahtanganan
Barang Milik Negara yang tidak memerlukan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat kepada Presiden;
g.
MemberikanpersetujuanatasusulPemindahtanganan
Barang
Milik
Negara yang berada pada Pengguna Barang yang tidak memerlukan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sepanjang dalam batas
kewenangan Menteri Keuangan;
h.
MenetapkanPenggunaan,Pemanfaatan,atauPemindahtanganan
Barang
Milik Negara yang berada pada Pengelola Barang;
i.
Memberikan persetujuan atas usul PemanfaatanBarang Milik Negara
yang berada pada Pengguna Barang;
j.
Memberikan persetujuan atas usul Pemusnahan danPenghapusan
Barang Milik Negara;
k.
Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Inventarisasi Barang Milik
Negara dan menghimpun hasil Inventarisasi;
l.
Menyusun laporan Barang Milik Negara;
Universitas Sumatera Utara
m. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan
Barang Milik Negara; dan
n.
Menyusun dan mempersiapkan laporan rekapitulasi Barang Milik
Negara/Daerah kepada Presiden, jika diperlukan.
2. Perencanaan dan Penganggaran.
Perencanaan
memperhatikan
Kebutuhan
Barang
kebutuhan
Milik
pelaksanaan
Negara
disusun
dengan
tugas
dan
fungsi
Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah serta ketersediaan Barang
MilikNegara yang ada( Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun
2014 pasal 9 ayat 1).Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)
meliputi
perencanaan
pengadaan,
pemeliharaan,
Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Milik Negara/Daerah.Perencanaan
Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan salah satu dasar bagi
Kementerian/ Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dalam pengusulan
penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar
(baseline) serta penyusunan rencana kerja dan anggaran.
Perencanaan Kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali
untuk Penghapusan, berpedoman pada:
a. standar barang;
b. standar kebutuhan; dan/atau
c. standar harga.
Standar barang dan standar kebutuhan sebagaimana dimaksud diatas pada
huruf a dan huruf b ditetapkan oleh Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara
setelah berkoordinasi dengan instansi terkait.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengadaan
Pengadaan Barang Milik Negara dilaksanakan berdasarkan prinsip efisien,
efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel. Pelaksanaan
pengadaan Barang Milik Negara dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini.
4.
Penggunaan
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan Kementerian/Lembaga adalah
Pengguna Barang Milik Negara. Pengguna Barang Milik Negara berwenang dan
bertanggung jawab:
a. menetapkan Kuasa Pengguna Barang dan menunjuk pejabat yang
mengurus dan menyimpan Barang MilikNegara;
b. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran Barang Milik Negara
untuk Kementerian/Lembaga yang dipimpinnya;
c. melaksanakan pengadaan Barang Milik Negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. mengajukan permohonan penetapan status Penggunaan Barang Milik
Negara yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang;
e. menggunakan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya
untuk
kepentingan
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsi
Kementerian/Lembaga;
f. mengamankan dan memelihara Barang Milik Negara yang berada dalam
penguasaannya;
g. mengajukan usul Pemanfaatan Barang Milik Negara yang berada dalam
penguasaannya kepada Pengelola Barang;
Universitas Sumatera Utara
h. mengajukan usul Pemindahtanganan Barang MilikNegara yang berada
dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang;
i. menyerahkan Barang Milik Negara yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga
yang dipimpinnya dan tidak dimanfaatkan oleh Pihak Lain kepada
Pengelola Barang;
j. mengajukan usul Pemusnahan dan PenghapusanBarang Milik Negara
yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang;
k. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas Penggunaan
Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya;
l. melakukan pencatatan dan Inventarisasi Barang Milik
m. Negara yang berada dalam penguasaannya; dan
n. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan
laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya
kepada Pengelola Barang.
Status Penggunaan Barang Milik Negara ditetapkan Pengelola
Barang, penetapan status Penggunaan tidak dilakukan terhadap:
a. Barang Milik Negara berupa:
1) barang persediaan;
2) konstruksi dalam pengerjaan; atau
3) barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk
dihibahkan.
b. Barang Milik Negara yang berasal dari dana dekonsentrasi dan dana
penunjang tugas pembantuan, yang direncanakan untuk diserahkan;
Universitas Sumatera Utara
c. Barang Milik Negara lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola
Barang;
Barang Milik Negara dapat dialihkan status penggunaannya dari
Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Pengelola Barang.
5. Bentuk pemanfaatan Barang Milik Negara.
Bentuk Pemanfaatan Barang Milik Negara berupa:
a. Sewa;
Sewa Barang Milik Negara dilaksanakan oleh Pengelola Barang. Sewa
Barang Milik Negara dilaksanakan terhadap Barang Milik Negara yang
berada pada Pengelola Barang. Barang Milik Negara dapat disewakan
kepadaPihak Lain.Jangka waktu Sewa Barang Milik Negara paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diperpanjang.Jangka waktu Sewa Barang Milik
Negara dapat lebih dari 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk:
1) kerja sama infrastruktur;
2) kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa
lebih dari 5 (lima) tahun; atau
3) ditentukan lain dalam Undang-Undang.
Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah
dan/atau bangunan ditetapkan oleh Pengelola Barang.Besaran Sewa atas
Barang Milik Negara untuk kerja sama infrastruktur untuk kegiatan dengan
karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun
dapat mempertimbangkan nilai keekonomian dari masing-masing jenis
infrastruktur.
Universitas Sumatera Utara
Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Negara selain tanah dan/atau
bangunan ditetapkan oleh Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola
Barang.
Sewa Barang Milik Negara dilaksanakan berdasarkan perjanjian, yang
sekurang-kurangnya memuat:
1) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) jenis, luas atau jumlah barang, besaran Sewa, dan jangka waktu;
3) tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan
selama jangka waktu Sewa; dan
4) hak dan kewajiban para pihak.
Hasil Sewa Barang Milik Negara merupakan penerimaan negara dan
seluruhnya wajib disetorkan ke rekening Kas Umum Negara. Penyetoran
uang Sewa harus dilakukan sekaligus secara tunai paling lambat 2 (dua) hari
kerja sebelum ditandatanganinya perjanjian Sewa Barang MilikNegara.
Dikecualikan dari ketentuan penyetoran uang Sewa Barang Milik Negara
untuk kerja sama infrastruktur dapat dilakukan secara bertahap dengan
persetujuan Pengelola Barang.
b. Pinjam Pakai;
Pinjam Pakai Barang Milik Negara/ daerah dilaksanakan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.Jangka waktu Pinjam Pakai
Barang Milik Negara paling
lama5(lima)tahunDandapatdiperpanjang1
(satu) kali.
Universitas Sumatera Utara
Pinjam Pakai dilaksanakan berdasarkan perjanjian yang sekurangkurangnya memuat:
1) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu;
3) tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan
selama jangka waktu peminjaman; dan
4) hak dan kewajiban para pihak.
c.
Kerja Sama Pemanfaatan;
Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara dengan Pihak Lain
dilaksanakan dalam rangka:
1) mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Barang Milik Negara
2) meningkatkan penerimaan negara/pendapatan daerah.
Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan
terhadap:
1) Barang Milik Negara yang berada pada PengelolaBarang;
2) Barang Milik Negara yang berada pada Pengguna Barang.
Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara dilaksanakan oleh
Pengelola Barang.Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara/
Daerah dilaksanakan dengan ketentuan tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk
memenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan/atau perbaikan yang
diperlukan terhadap BarangMilik Negara tersebut.
Mitra Kerja Sama Pemanfaatan ditetapkan melalui tender, kecuali
untuk Barang Milik Negara yang bersifat khusus dapat dilakukan
Universitas Sumatera Utara
penunjukan langsung. Penunjukan langsung mitra Kerja Sama Pemanfaatan
atas Barang Milik Negara/ yang bersifat khusus dilakukan oleh Pengguna
Barang terhadap BadanUsaha Milik Negara yang memiliki bidang dan/atau
wilayah kerja tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Mitra Kerja Sama Pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap setiap
tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan
pembagian keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan ke rekening Kas
Umum Negara. Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan
tim yang dibentuk oleh Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara pada
Pengelola Barang dan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan serta sebagian tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengguna Barang.
Pengguna Barang dan dapat melibatkan Pengelola Barang, untuk
Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengguna Barang. Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan harus mendapat persetujuan
Pengelola Barang. Dalam
Kerja
Sama
Pemanfaatan
Barang
MilikNegara berupa tanah dan/atau bangunan, sebagian kontribusi tetap dan
pembagian keuntungannya dapat berupa bangunan beserta fasilitasnya yang
dibangun dalam satu kesatuan perencanaan tetapi tidak termasuk sebagai
objekKerja Sama Pemanfaatan.
Besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya sebagai bagian dari
kontribusi tetap dan kontribusi pembagian keuntungan paling banyak 10%
Universitas Sumatera Utara
(sepuluh persen) dari total penerimaan kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan selama masa Kerja Sama Pemanfaatan. Bangunan yang
dibangun dengan biaya sebagian kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan dari awal pengadaannya merupakan Barang Milik Negara
Selama jangka waktu pengoperasian, mitra KerjaSama Pemanfaatan
dilarang menjaminkan atau menggadaikan Barang Milik Negara yang
menjadi objek Kerja Sama Pemanfaatan danjangka waktu Kerja Sama
Pemanfaatan paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian
ditandatangani dan dapat diperpanjang.
Semua biaya persiapan Kerja Sama Pemanfaatan yang terjadi setelah
ditetapkannya mitra Kerja Sama. Pemanfaatan dan biaya pelaksanaan Kerja
Sama
Pemanfaatan
menjadi
beban
mitra
Kerja
Sama
Pemanfaatan.Ketentuan mengenai jangka waktu tidak berlaku dalam
halKerja
Sama
Pemanfaatan
atas
Barang
Milik
Negara untuk
penyediaan infrastruktur berupa:
1) infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, sungai dan/atau
danau, bandar udara, terminal, dan/atau jaringan rel dan/atau stasiun
kereta api;
2) infrastruktur jalan meliputi jalan jalur khusus, jalan tol, dan/atau
jembatan tol;
3) infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku
dan/atau waduk/bendungan;
4) infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air baku,
jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan/atau instalasi pengolahan air
minum;
Universitas Sumatera Utara
5) infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah, jaringan
pengumpul dan/atau jaringan utama, dan/atau sarana persampahan yang
meliputi pengangkut dan/atau tempat pembuangan;
6) infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan telekomunikasi;
7) infrastruktur
ketenagalistrikan
meliputi
pembangkit,
transmisi,
distribusi dan/atau instalasi tenaga listrik; dan/atau
8) infrastruktur minyak dan/atau gas bumi meliputi instalasi pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, transmisi, dan/atau distribusi minyak
dan/atau gas bumi.
Jangka waktu Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara
untuk penyediaan infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak
perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.Dalam hal mitra Kerja
Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara untuk penyediaan infrastruktur
berbentuk Badan Usaha Milik Negara kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 70% (tujuh puluh persen)
dari hasil perhitungan . Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan
ditetapkan
olehMenteri
Keuangan
atau
pejabat
yang
ditunjuk
MenteriKeuangan.
d.
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna;
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna Barang Milik
Negara dilaksanakan dengan pertimbangan Pengguna Barang memerlukan
bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan negara untuk
kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
fungsi dantidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalamAnggaran
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan dan Belanja Negara untuk penyediaan bangunan dan fasilitas
tersebut.
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna Barang Milik
Negara dilaksanakan oleh Pengelola Barang.Barang Milik Negara berupa
tanah yang status penggunaannya ada pada Pengguna Barang dan telah
direncanakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsiPengguna Barang
yang bersangkutan, dapat dilakukanBangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna setelah terlebih dahulu diserahkan kepada Pengelola Barang.
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dilaksanakan
olehPengelola
Barang
dengan
mengikutsertakan
PenggunaBarang
sesuai tugas dan fungsinya.Penetapan status Penggunaan Barang Milik
Negara sebagai hasil dari pelaksanaan Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna dilaksanakan oleh Pengelola Barang
dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/ Lembaga terkait atau
Jangka waktu Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna paling lama
30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani.
Penetapan mitra Bangun Guna Serah atau mitra Bangun Serah
Guna dilaksanakan melalui tender.Mitra Bangun Guna Serah atau mitra
Bangun Serah Guna yang telah ditetapkan, selama jangka waktu
pengoperasian wajib membayar kontribusi ke rekening Kas Umum Negara
setiap tahun, yang besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan
tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang wajib memelihara objek
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dandilarang menjaminkan,
menggadaikan, atau memindahtangankan tanah yang menjadi objek
Universitas Sumatera Utara
Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna, hasil Bangun Guna Serah
yang
digunakan
langsung
untuk
penyelenggaraan
tugas
dan
fungsiPemerintah Pusat, dan Hasil Bangun Serah Guna
Dalam jangka waktu pengoperasian, hasil Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna harus digunakan langsung untuk penyelenggaraan
tugas dan fungsiPemerintah Pusat
paling
sedikit
10% (sepuluh
persen).Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna dilaksanakan
berdasarkan perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat:
1) para pihak yang terikat dalam perjanjian;
2) objek Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna;
3) jangka waktu Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; dan
4) hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian.
Izin mendirikan bangunan dalam rangka Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna harus diatasnamakan Pemerintah Republik Indonesia.
Semua biaya persiapan Bangun Guna Serah atauBangun Serah Guna
yang terjadi setelah ditetapkannya mitra Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna dan biaya pelaksanaan Bangun Guna Serah atau Bangun Serah
Guna menjadi beban mitra yang bersangkutan.
Mitra Bangun Guna Serah Barang Milik Negara harus menyerahkan objek
Bangun Guna Serah kepada Pengelola Barang pada akhir jangka waktu
pengoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pengawasan intern
Pemerintah.Mitra Bangun Guna Serah Barang Milik Daerah harus
menyerahkan
objek
Bangun
Guna
Serah
kepada
Universitas Sumatera Utara
Gubernur/Bupati/Walikota pada akhir jangka waktu pengoperasian,
setelah dilakukan audit oleh aparat pengawasan intern Pemerintah.
Bangun Serah Guna Barang Milik Negara dilaksanakan dengan tata cara:
1) mitra Bangun Serah Guna harus menyerahkan objek Bangun Serah
Guna kepada Pengelola Barang setelah selesainya pembangunan;
2) hasil Bangun Serah Guna yang diserahkan kepada Pengelola Barang
ditetapkan sebagai Barang Milik
Negara;
3) mitra Bangun Serah Guna dapat mendayagunakan Barang Milik
Negara sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian; dan
4) setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objekBangun Serah
Guna terlebih dahulu diaudit oleh aparat pengawasan intern
Pemerintah sebelum penggunaannya ditetapkan oleh Pengelola
Barang.
e.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Negara
dilaksanakan terhadap:
1) Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan pada
Pengelola Barang/Pengguna Barang;
2) Barang Milik Negara berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang
masih digunakan olehPengguna Barang; atau
3) Barang Milik Negara/Daerah selain tanah dan/atau bangunan.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Negara
pada Pengelola Barang dilaksanakan oleh Pengelola Barang. Kerja Sama
Universitas Sumatera Utara
Penyediaan Infrastruktur atas Barang Milik Negara pada Pengguna
Barang dilaksanakan oleh Pengguna Barang dengan persetujuan
Pengelola Barang.
Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur atas Barang MilikNegara
dilakukan antara Pemerintah dan Badan Usaha.Badan Usaha adalah
badan usaha yang berbentuk:
1) perseroan terbatas;
2) Badan Usaha Milik Negara;
3) Badan Usaha Milik Daerah; dan/atau
4) koperasi.
Jangka waktu Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur paling lama 50
(lima puluh) tahun dan dapat diperpanjang.Penetapan mitra Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.Mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur yang
telah
ditetapkan,
selama
jangka
waktu
Kerja
Sama
PenyediaanInfrastruktur:
1) dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau memindahtangankan
Barang
Milik
Negara
yang
menjadi
objek
Kerja
Sama
PenyediaanInfrastruktur;
2) wajib memelihara objek Kerja Sama PenyediaanInfrastruktur dan
barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur; dan
3) dapat dibebankan pembagian kelebihan keuntungan sepanjang
terdapat kelebihan keuntungan yang diperoleh dari yang ditentukan
pada saat perjanjian dimulai (clawback).
Universitas Sumatera Utara
Pembagian kelebihan keuntungan disetorkan ke Kas Umum
Negara.Formula dan/atau besaran pembagian kelebihan keuntungan
ditetapkan oleh Pengelola Barang. Mitra Kerja Sama Penyediaan
Infrastruktur
harus
menyerahkan
objek
Kerja
Sama
Penyediaan
Infrastruktur dan barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur kepada
Pemerintah pada saat berakhirnya jangka waktuKerja Sama Penyediaan
Infrastruktur sesuai perjanjian.
Barang hasil Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur menjadi Barang
Milik
Negara
sejak
diserahkan
kepada
Pemerintah
sesuai
perjanjian.Tender sebagaimana dimaksud dilakukan dengan tata cara:
1) rencana tender diumumkan di media massa nasional;
2) tender dapat dilanjutkan pelaksanaannya sepanjang terdapat paling
sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra yang memasukkan penawaran;
3) dalam hal calon mitra yang memasukkan penawaran kurang dari 3
(tiga) peserta, dilakukan pengumuman ulang di media massa nasional;
dan
4) dalam hal setelah pengumuman ulang.
Terdapat paling sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra, proses dilanjutkan
dengan mekanisme tender, terdapat 2 (dua) peserta calon mitra, tender
dinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme seleksi
langsung atauterdapat 1 (satu) peserta calon mitra, tender dinyatakan gagal dan
proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung.
Universitas Sumatera Utara
6.
Pengamanan dan Pemeliharaan
a.
Pengamanan
Pengamanan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana dimaksud pada
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 Pasal 42 ayat (1) meliputi pengamanan
administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum.
1) Barang Milik Negara berupa tanah harus disertipikatkan atas nama
Pemerintah Republik Indonesia yang bersangkutan.
2) Barang Milik Negara berupa bangunan harus dilengkapi dengan bukti
kepemilikan atas nama Pemerintah Republik Indonesia yang bersangkutan.
3) Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan harus dilengkapi
dengan bukti kepemilikan atas nama Pengguna Barang.
Bukti kepemilikan Barang Milik Negara wajib disimpan dengan tertib dan
aman.Penyimpanan bukti kepemilikan Barang Milik Negara berupa tanah
dan/atau bangunan dilakukan oleh Pengelola Barang.Penyimpanan bukti
kepemilikan Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyimpanan dokumen
kepemilikan
Barang
Keuangan.Pengelola
Milik
Barang
Negara
dapat
diatur
dengan
menetapkan
Peraturan
Menteri
kebijakan asuransi
atau
pertanggungan dalam rangka pengamanan Barang Milik Negara tertentu dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan negara. Ketentuan
mengenai
tata
cara
lebih
lanjut
asuransiBarang Milik Negara diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemeliharaan
Pengelola
Barang,
Pengguna
Barang,
atau
KuasaPengguna Barang
bertanggung jawab atas pemeliharaan Barang Milik Negara yang berada di bawah
penguasaannya.Pemeliharaan berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pemeliharaan
Barang.
Biaya pemeliharaan Barang Milik Negara dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.Dalam
hal
Barang
Milik
Negara
dilakukanPemanfaatan dengan Pihak Lain, biaya pemeliharaan menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari penyewa, peminjam, mitra Kerja Sama Pemanfaatan,
mitra Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna, atau mitra Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur.
Kuasa Pengguna Barang wajib membuat Daftar HasilPemeliharaan
Barang yang berada dalam kewenangannya dan melaporkan secara tertulis Daftar
Hasil
Pemeliharaan
Barang
tersebut
kepada
Pengguna
Barang
secara
berkala.Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk meneliti laporan dan
menyusun daftar hasil pemeliharaan barang yang dilakukan dalam 1 (satu) Tahun
Anggaran sebagai bahan untuk melakukan evaluasi mengenai efisiensi
pemeliharaan Barang Milik Negara.
7. Penilaian
Penilaian Barang Milik Negara dilakukan dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Pusat, Pemanfaatan, atau Pemindahtanganan, kecuali dalam hal
untuk:
a. Pemanfaatan dalam bentuk Pinjam Pakai; atau
b. Pemindahtanganan dalam bentuk Hibah.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan nilai Barang Milik Negara dalam rangka penyusunan neraca
Pemerintah Pusat dilakukan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).Penilaian Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau
bangunan dalam rangka Pemanfaatan atauPemindahtanganan dilakukan oleh:
a. Penilai Pemerintah; atau
b. Penilai Publik yang ditetapkan oleh Pengelola Barang.
Penilaian Barang Milik Negara dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Dikecualikan dari
ketentuan bagi Penjualan Barang Milik Negara berupa tanah yang diperlukan
untuk pembangunan rumah susun sederhana.
Nilai jual Barang Milik Negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan
berdasarkan perhitungan yang ditetapkan oleh MenteriPekerjaan Umum.Penilaian
Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan dalam rangka Pemanfaatan
atau Pemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkan oleh Pengguna
Barang, dan dapat melibatkan Penilai yang ditetapkan oleh Pengguna
Barang.Dalam
hal
Penilaian
dilakukan
oleh
Pengguna
Barang
tanpa
melibatkanPenilai,makahasilPenilaianBarangMilikNegara hanya merupakan nilai
taksiran.
Hasil Penilaian Barang Milik Negara ditetapkan oleh Pengguna Barang.
Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat melakukan Penilaian kembali
atas nilai Barang MilikNegara/ yang telah ditetapkan dalam neraca Pemerintah
Pusat.Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BarangMilik Negara
dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional.
Universitas Sumatera Utara
8. Pemindahtanganan
Barang Milik Negara yang tidak diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara dapat dipindahtangankan.Pemindahtanganan Barang Milik
Negara) dilakukan dengan cara:
a. Penjualan;
b. Tukar Menukar;
c. Hibah; atau
d. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat.
Pemindahtanganan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 54 untuk:
a. tanah dan/atau bangunan; atau
b. selain
tanah
dan/atau
bangunan
yang
bernilai
lebih
dari
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);dilakukan setela
mendapat
persetujuan
DewanPerwakilan Rakyat.
Pemindahtanganan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan
tidak memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, apabila:
a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah
disediakan dalam dokumen penganggaran;
c. diperuntukkan bagi pegawai negeri;
d. diperuntukkan bagi kepentingan umum; atau
e. dikuasai negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
Universitas Sumatera Utara
undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak
secara ekonomis.
Usul untuk memperoleh persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat diajukan
oleh Pengelola Barang.Pemindahtanganan Barang Milik Negara berupa tanah
dan/atau bangunandilaksanakan dengan ketentuan:
a. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengelola Barang
dengan nilai lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Presiden;
b. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang
dengan nilai lebih dariRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dilakukan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Presiden;
c. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengelola Barang
dengan nilai sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang; atau
d. untuk tanah dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Bara