Persepsi Pengguna Terhadap Sarana dan Prasarana Perpustakaan Umum Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum sebagai salah satu lembaga non profit memiliki tanggung jawab sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan informasi penggunanya yang merupakan masyarakat umum. Hal ini tentu menjadikan perpustakaan umum untuk dapat berkembang sesuai perkembangan zaman.

Terdapat berbagai jenis perpustakaan di Indonesia. Keberadaan perpustakaan tergantung pada tujuan dan fungsi perpustakaan itu sendiri. Salah satu jenisnya adalah perpustakaan umum. Pengertian perpustakaan umum menurut Hermawan dan Zulfikar (2003, 3) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat, dan didanai dengan dana masyarakat

Sedangkan menurut Sutarno (2003, 32) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang didirikan dan dikembang untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat tanpa membeda-bedakan masyarakat dari sudut pandang manapun sebagai pengguna.


(2)

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan umum adalah melayani semua lapisan masayarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani masyarakat umum tanpa membeda - bedakan usia, jenis kelamin, agama, ras, pekerjaan, serta layanan cuma - cuma bagi umum. Menurut Hermawan dan zen (2006, 31) tujuan perpustakaan umum antara lain:

1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak sebagai agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

UNESCO berdasarkan yang dikutip oleh Supriyanto (2006, 144) mengeluarkan Manifesto Perpustakaan Umum tentang tujuan Perpustakaan Umum, yaitu:

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah yang lebih baik. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah untuk

masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dikalangan masyarakat.

3. Membantu warga belajar untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.

4. Bertindak sebagai agen cultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya dengan tugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat dengan cara: menyelenggarakan pameran budaya, menyelenggarakan pemutaran film, seminar yang dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.


(3)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum adalah sebagai pusat informasi masyarakat untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat kearah yang lebih baik. Lebih jauh lagi, perpustakaan umum juga menjadi agen cultural yang berarti perpustakaan umum menjadi pusat utama kehidupan budaya masyarakat sekitar. Sehingga perpustakaan juga ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan budaya masyarakat sekitar perpustakaan itu berada.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuannya, tentu perpustakaan umum harus melakukan tugas sesuai fungsinya. Adapun fungsi perpustakaan umum menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 : 6) adalah :

1.Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2.Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian,

langganan, tukar menukar, dan lain - lain. 3.Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4 Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5.Pendayagunaan koleksi.

6.Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximili, dan lain - lain. 7.Pemasyarakatan perpustakaan.

8.Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9.Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Dalam Standar Nasional Perpustakaan (2011, 8) menyebutkan fungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:

1. Mengembangkan koleksi

2. Menghimpun koleksi muatan lokal 3. Mengorganisasi materi perpustakaan 4. Mendayagunakan koleksi

5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi 7. Melestarikan materi perpustakaan


(4)

8. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya fungsi perpustakaan adalah sebagai pusat informasi, preservasi kebudayaan, pendidikan dan rekreasi.

2.1.3 Tugas Perpustakaan umum

Dalam penyelenggaraan perpustakaan umum, perpustakaan umum mempunyai tugas yang harus dilaksanakan.Standar Nasional Perpustakaan (2011, 8), menyebutkan beberapa tugas perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:

1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini;

2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;

3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal; 4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota

masyarakat;

5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;

6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan lain serta berbagai situs Web;

7. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan informasi; 8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca;

9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;

10. Menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif antara lain melalui perpustakaan keliling;

11. Melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan kecamatan dan perpustakaan desa/kelurahan diwilayahnya;

12. Menghimpun dan melakukan pemutakhiran data perpustakaan diwilayah dan menginformasikan ke sistem data nasional perpustakaan.

Sedangkan menurut Sutarno (2006, 13) menyatakan bahwa tugas perpustakaan umum adalah :

Memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Beberapa tugas pokok perpustakaan umum adalah :

1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan massyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat


(5)

2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin

3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

Sehubungan dengan pendapat di atas dalam buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum (2006, 6), Tugas Utama perpustakaan yaitu : 1. Menyediakan, menyiapkan, mengelolah, dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai,serta sarana informasi lainnya yang sesuai keperluan Pemerintah Daerah dan wrga masyarakatnya

2. Mendayagunakan koleksi, berupa penyediaan sistem layanan, penyiapan tenaga manusia, penyediaan sarana dan prasarana serta menginformasikan/mempromosikan koleksi dan jasa kepada masyarakat

3. Melaksanakan layanan kepada masyarakat pemakainya

4. Bekerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi, sarana dan prasarana perpustakaan secara bersama-sama untuk kepentingan masing-masing

5. Menjalani hubungan baik dengan pihak pimpinan pembina, mitra kerja dan unit-unit kerja terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas pelayanan

6. Memasyarakatkan perpustakaan 7. Melakukan pengajian pengembangan

8. Melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan profesi 9. Melaksanakan pendidikan masyarakat pemakainya

10. Melaksanakan pengelolaan/manajemen dan tata usaha, termasuk pengembangan staf dan pegawai serta peningkatan sarana dan prasarana

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah menyediakan sarana dan prasarana untuk melayani kebutuhan bahan pustaka seluruh lapisan masyarakat. Sehingga melalui sarana dan prasarana yang disediakan perpustakaan dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca serta dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional.


(6)

2.2 Persepsi

Persepsi adalah bagaimana cara seseorang memberikan pandangan berupa pendapat maupun pemikiran atas apa yang dilihat, didengar, dirasakan, maupun hal yang dialami langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, persepsi terkadang menjadi dasar bagi sebagian orang untuk berfikir, bersikap, maupun berperilaku dalam aktivitas sehari – hari.

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang di alami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang di terimanya. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Persepsi ini merupakan proses yang unik menggambarkan sesuatu yang kadang- kadang berbeda dengan kenyataannya. Boleh dikatakan bahwa persepsi yang demikian merupakan praduga atau anggapan sesat. Menurut Mulyana (2002, 167) persepsi adalah :

“Proses internal yang memungkinkan seseorang memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku”.

Dan pendapat lain dari Suwarno (2009:52) menyatakan :

“Persepsi adalah suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di lapangan penginderaan seseorang”.

Berdasarkan dari uraian pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa persepsi adalah proses diterimanya rangsangan berupa objek maupun peristiwa yang menimbulkan kesan yang dapat mempengaruhi penilaian dan perilaku seseorang.


(7)

2.2.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Banyak hal yang dapat mempengaruhi proses pembentukan persepsi pada diri seseorang. Tidak semua informasi atau rangsangan yang diterima menjadi persepsi atau penilaian yang sama oleh setiap orang. Menurut Walgito (2004: 89), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

1. Objek yang dipersepsi (stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor). Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun stimulus terbesar datang dari luar individu.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf (untuk menerima stimulus) disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respon deperlukan syaraf motoris.

3. Perhatian (untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi), yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Dari hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa untuk mengadakan persepsi adanya beberapa faktor yang berperan yaitu: objek atau stimulus yang dipersepsi, alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan syaraf yang merupakan syarat biologis, dan perhatian, yang merupakan syarat psikologis.

Sedangkan menurut Suwarno (2009:57) faktor yang mempengaruhi perbedaan informasi yang diterima antara lain:

1. Stereotip, yaitu pandangan tentang ciri-ciri tingkah laku dari masyarakat tertentu.

2. Persepsi diri, yaitu pandangan terhadap diri sendiri yang dapat mempengaruhi pembentukan kesan pertama.

3. Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.

4. Ciri yang ada pada diri orang lain, yaitu daya tarik fisik seseorang yang dapat menimbulkan penilaian khusus pada saat pertama kali bertemu. Berdasarkan uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi maka dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat saja melakukan persepsi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Faktor yang mempengaruhi persepsi


(8)

tersebut bisa saja bersumber dari dalam dirinya sendiri atau bahkan faktor dari luar.

2.3 Sarana dan Prasarana Perpustakaan Umum

Perpustakaan sebagai lembaga yang memiliki kegiatan dan aktivitas yang cukup banyak tentu membutuhkan sarana dan prasarana untuk melakukan seluruh aktivitas dan kegiatan. Mulai dari yang teknis sampai non teknis maupun sebagai penunjang kegiatan tersebut agar terbangun perpustakaan yang mampu memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan baik dan pelayanan yang prima kepada pengguna.

Sarana dan prasarana di perlukan di perpustakaan untuk dapat menunjang pelayanan perpustakaan kepada pengguna. Sarana dan prasarana perpustakaan ini juga dapat menjadi daya tarik bagi pengguna untuk datang ke perpustakaan. Menurut Sutarno (2006:122) menyatakan bahwa:

“sarana dan prasarana perpustakaan adalah semua peralatan dan perlengkapan pokok dan penunjang agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan baik”

Sedangkan menurut Widodo (2009:3) menyatakan bahwa :

Sarana perpustakaan adalah peralatan dan perabot yang diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan tugas perpustakaan antara lain berupa peralatan ruang pengolahan, peralatan ruang koleksi, peralatan ruang pelayanan, peralatan akses informasi

Dan menurut Moenir yang dikutip oleh Syamrilaode (2011, 5) menyatakan bahwa :

“Prasarana perpustakaan adalah fasilitas mendasar/penunjang utama

terselenggaranya perpustakaan antara lain berupa lahan dan bangunan atau ruang perpustakaan”.


(9)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana perpustakaan adalah segala sesuatu dalam bentuk fisik baik yang menjadi perlengkapan dan peralatan perpustakaan baik yang mendasar seperti lahan, gedung maupun yang bersifat melengkapi seperti mobeler yang di miliki perpustakaan untuk dapat menjalankan kegiatannya maupun untuk menunjang kegiatan pelayanannya.

2.3.1 Sarana di Perpustakaan

Sarana perpustakaan adalah segala sesuatu peralatan dan perabotan untuk menunjang kegiatan perpustakaan, adapun yang termasuk sarana perpustakaan adalah :

2.3.1.1 Perabotan dan Perlengkapan Perpustakaan

Perabotan dan perlengkapan di perlukan di perpustakaan untuk dapat menunjang kegiatan di perpustakaan serta memberikan pelayanan yang prima kepada pengguna. Menurut Siregar (2008: 18) perabotan adalah :

Barang-barang yang berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, kursi, rak buku dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan dari suatu komponen dan kegiatan perpustakaan antara lain mesin tik, komputer, layar proyektor dan lain lain

Adapun perlengkapan dan perabotan utama perpustakaan umum. Dalam Buku Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum (2006, 13) adalah :

1. Rak bahan pustaka: buku, majalah, surat kabar, pandang dengar (audio visual).

2. Lemari katalog; ukurannya disesuaikan dengan kartu katalog

3. Meja kursi untuk para pembaca di ruang baca, bentuknya dapat bermacam-macam.

4. Meja sirkulasi/layanan.

5. Mesin tik untuk pembuatan kartu katalog dan surat-surat. 6. Meja kerja pengelolahan untuk pegawai.


(10)

8. Papan pamer (display).

9. Alat baca khusus untuk koleksi tertentu. 10. Lemari arsip untuk tata usaha.

11. Papan pengumuman. 12. Telpon/Faximili 13. Kotak saran. 14. Jam dinding.

15. Troli pembawa bahan pustaka. 16. Tangga Injakan

17. Komputer dan lain-lain.

Sedangkan dalam buku pedoman tata ruang dan perabotan perpustakaan umum (2011, 61) area pelayanan dilengkapi dengan perabotan yang terdiri dari :

1. Meja dan kursi pelayanan yang digunakan petugas untuk berinteraksi dan memberikan layanan kepada pengguna

2. Meja dan kursi kerja yang digunakan petugas untuk melakukan kegiatan pekerjaan yang lain, seperti pekerjaan administrasi, pengelolahan koleksi

3. Perabotan penyimpanan untuk menyimpan peralatan administrasi perpustakaan, menyimpan koleksi yang baru datang dan belum diolah, menyimpan koleksi majalah dan koran yang akan dijilid, menyimpan koleksi yang rusak dan perlu diperbaiki, serta menyimpan peralatan lain.

4. Perabotan untuk katalog, baik berupa lemari katalog atau berupa terminal komputer yang dapat digunakan pengunjung untuk mencari koleksi perpustakaan

5. Perabotan lain, misalnya perabot untuk meletakan tas yang dititipkan Sehubungan dengan hal tersebut di atas dalam Standar Perpustakaan Umum Kab/Kota (2011, 5), Perpustakaan menyediakan perabotan dan perlengkapan sekurang-kurangnya meliputi:

1. Rak buku (30buah); 2. Rak majalah (3 buah); 3. Rak audio visual (2 buah); 4. Rak buku referensi (7 buah); 5. Meja baca (100 buah); 6. Meja kerja (20 buah); 7. Laci katalog (2 buah); 8. Kursi baca (100 buah); 9. Perangkat komputer (5 unit); 10. Alat baca tunanetra (5 unit) ; 11. AC (1 buah);


(11)

12. Rak display buku baru (1 buah); 13. Rak surat kabar (2 buah); 14. Jaringan internet;

15. Lemari penitipan tas (2 buah).

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perabotan dan perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang memiliki fungsi sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, kursi, rak buku dan lain-lain.

2.3.2 Prasarana Perpustakaan

Prasarana perpustakaan merupakan hal dasar dalam penyenggaraan perpustakaan. Adapaun yang menjadi prasarana perpustakaan adalah Lokasi, gedung dan ruangan perpustakaan itu sendiri.

2.3.2.1 Gedung Perpustakaan

Gedung perpustakaan adalah komponen penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Hal ini karena hampir seluruh kegiatan perpustakaan di lakukan di gedung. Dalam IMB (Izin Mendirikan Bangunan) (2011, 8)

Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus

Sedangkan Standar Nasional Perpustakaan (2011, 4) dinyatakan bahwa Standar gedung perpustakaan umum kabupaten/kota, yaitu:

1. Luas gedung sekurang-kurangnya 0,008 per kapita dikalikan jumlah penduduk.

2. Memenuhi standar kesehatan, keselamatan, kenyamanan, ketenangan, keindahan, pencahayaan, keamanan, dan sirkulasi udara.

3. Perencanaan gedung memungkinkan pengembangan fisik.

4. Memenuhi aspek teknologi, ergonomik, konstruksi, lingkungan, efektifitas, efisiensi dan kecukupan.

5. Berbentuk permanen.

6. Memperhatikan kekuatan dan memenuhi persyaratan konstruksi lantai untuk ruang koleksi perpustakaan (minimal 400 kg/m²).


(12)

7. Dilengkapi atau difasilitasi sarana kepentingan umum seperti toilet, dan area parkir.

Dalam Buku Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2006, 49), Gedung Perpustakaan umum dapat terdiri dari 3 ukuran luas yaitu :

1. Gedung untuk perpustakaan umum kabupaten/kota sekurang-kurangnya luas bangunannya 200 dengan luas tanah sekitar 2000

2. Gedung untuk perpustakaan kecamatan sekurang-kurangnya luas bangunanya 120 dengan luas tanah sekitar 1000

3. Gedung untuk perpustakaan desa/kelurahan sekurang-kurangnya luas bangunannya 8 dengan luas tanah 500 .

Dalam membangun gedung perpustakaan ada beberapa aspek yang dijadikan sebagai pertimbangan. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2006, 13), aspek yang perlu di perhatikan pada unsur gedung adalah :

1. Lokasi harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakainya.

2. Luas tanah (jika perpustakaan menempatkan gedung sendiri), diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurung waktu 10-15 tahun mendatang. 3. Ruangan-ruangan lain di perlukan, seperti gudang dan kamar kecil. 4. Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan.

5. Cahaya dalam ruangan harus terang

6. Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara/ventilasi harus baik. 7. Lingkungan yang tenang.

8. Tempat parkir kendaraan secukupnya 9. Taman, dan lain-lain.

2.3.2.2 Ruangan Perpustakaan

Ruangan perpustakaan merupakan bagian dari gedung yang juga memiliki fungsi penting bagi kegiatan perpustakaan. Dimana penataan ruangan yang tepat akan lebih mempermudah pustakawan dalam melakukan kegiatan pelayanan sgar lebih efisien. Menurut Siregar (2008, 12) menyatakan :


(13)

Ruang Perpustakaan adalah tempat atau bagian tertentu dalam satu gedung perpustakaan yang dipakai untuk meletakan sesuatu barang tertentu yang mempunyai fungsi tertentu, yang dibatassi oleh alat pemisah atau penyekat Sedangkan dalam Standar Nasional Perpustakaan Umum Kab/Kota (2011, 5), dinyatakan bahwa :

Perpustakaan umum harus memiliki ruang perpustakaan sekurang-kurangnya terdiri dari ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala, ruang staf, ruang pengolahan, ruang serba guna, area publik (mushola dan toilet tidak berada didalam ruang koleksi)

Penataan ruangan dan prabotan pada perpustakaan Umum harus direncanakan agar dapat mendukung berlangsungnya kegiatan sesuai dengan fungsi perpustakaan umum yang diharapkan. Pada perpustakaan umum terdapat besaran ruangan di perpustakaan umum. Dalam buku Pedoman Tata Ruang dan Perabotan Perpustakaan Umum (2011, 52) besaran ruangan yang harus tersedia yaitu:

1. Ruang Koleksi dan Ruang pemanfaatan koleksi a. Bahan pustaka umum berkapasitas 30 orang b. Bahan pustaka remaja berkapasita 30 orang c. Bahan pustaka anak berkapasita 20 orang

d. Bahan pustaka rujukan (referensi) berkapasitas 20 orang e. Ruang koleksi majalah dan surat kabar berkapasitas 20 orang f. Ruang koleksi pandang dengar berkapasitas 20 orang

2. Ruang Petugas

a. Memiliki Ruang kerja kepala perpustakaan b. Memiliki ruang kerja tata usaha

c. Memiliki ruang kerja pengelolahan bahan pustaka d. Memiliki ruang kerja pengembangan koleksi

e. Memiliki ruang pelayanan katalog dan penitipan tas 3. Ruang penunjang

a. Ruang pertemuan berkapasitas 100 orang b. Memiliki lobi dan ruang pamer

c. Memiliki gudang dan wc

d. Lapangan parkir untuk 20 mobil


(14)

Sedangkan, Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 18) menyatakan pada dasarnya setiap perpustakaan, besar ataupun kecil memerlukan ruangan yang berikut :

1. Ruangan untuk menyimpan buku majalah dan bahan rekam lain. 2. Ruangan untuk membaca

3. Ruang Untuk mengadakan administrasi peminjaman 4. Ruangan kerja untuk pegawai

5. Ruangan kantor kepala perpustakaan

Ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan di harapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna. Hal tersebut merupakan syarat penting dari suatu perpustakaan umum agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Dalam buku pedoman tata ruang dan perabotan (2011, 36) aspek yang berhubungan dengan kenyamanan pengguna yaitu :

1. Pencahayaan

Prinsip dasar untuk ruang perpustakaan yaitu :

a. Ruang perpustakaan membutuhkan pencahayaan yang merata pada seluruh area, baik pada area koleksi maupun pada area baca

b. Penggunaan sumber cahaya alami perlu di maksimalkan untuk memberikan penerangan pada siang hari

c. Cahaya matahari yang masuk melalui bukan jendela harus menyinari ruangan tanpa terhalang

d. Penggunaan sumber cahaya buatan dapat di terapkan pada saat tertentu, minyanya pada hari mendung atau hujan

e. Penempatan sumber cahaya harus mempertimbangkan penataan koleksi didalam ruang perpustakaan

f. Pencahayaan pada ruang perpustakaan harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi „glare‟ atau silau yang menggangu keamanan pengguna

2. Pengudaraan

Prinsip di bawah ini dapat diupayakan untuk mencapai kondisi pengudaraan yang baik di perpustakaan :

a. Idealnya suhu ruang perpustakaan 20-40 dan kelembaban berkisar 40-60

b. Pengudaraan alami dapat diupayakan melalui bukaan jendela atau ventilasi yang memadai

c. Pengudaraan buatan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kipas angin atau exhaust van yang dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan


(15)

d. Kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada sebagian bsear ruang udara

b. Petunjuk/ Tanda

Petunjuk atau tanda-tanda merupakan elemen yang perlu dirncanakan dengan baik agar dapat memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Petunjuk dan tanda pada perpustakaan umum harus dirancang agar mudah dilihat penggunanya, memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna serta mendukung suasana ruang secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ruangan perpustakaan penataan dan penyediaannya harus sesuai dengan kebutuhan apa yang dibutuhkan pengguna serta pengaturan pencahayaan dan sirkulasi udara juga harus bagus agar koleksi tidak mudah rusak dan rapuh.


(1)

8. Papan pamer (display).

9. Alat baca khusus untuk koleksi tertentu. 10. Lemari arsip untuk tata usaha.

11. Papan pengumuman. 12. Telpon/Faximili 13. Kotak saran. 14. Jam dinding.

15. Troli pembawa bahan pustaka. 16. Tangga Injakan

17. Komputer dan lain-lain.

Sedangkan dalam buku pedoman tata ruang dan perabotan perpustakaan umum (2011, 61) area pelayanan dilengkapi dengan perabotan yang terdiri dari :

1. Meja dan kursi pelayanan yang digunakan petugas untuk berinteraksi dan memberikan layanan kepada pengguna

2. Meja dan kursi kerja yang digunakan petugas untuk melakukan kegiatan pekerjaan yang lain, seperti pekerjaan administrasi, pengelolahan koleksi

3. Perabotan penyimpanan untuk menyimpan peralatan administrasi perpustakaan, menyimpan koleksi yang baru datang dan belum diolah, menyimpan koleksi majalah dan koran yang akan dijilid, menyimpan koleksi yang rusak dan perlu diperbaiki, serta menyimpan peralatan lain.

4. Perabotan untuk katalog, baik berupa lemari katalog atau berupa terminal komputer yang dapat digunakan pengunjung untuk mencari koleksi perpustakaan

5. Perabotan lain, misalnya perabot untuk meletakan tas yang dititipkan Sehubungan dengan hal tersebut di atas dalam Standar Perpustakaan Umum Kab/Kota (2011, 5), Perpustakaan menyediakan perabotan dan perlengkapan sekurang-kurangnya meliputi:

1. Rak buku (30buah); 2. Rak majalah (3 buah); 3. Rak audio visual (2 buah); 4. Rak buku referensi (7 buah); 5. Meja baca (100 buah); 6. Meja kerja (20 buah); 7. Laci katalog (2 buah); 8. Kursi baca (100 buah); 9. Perangkat komputer (5 unit); 10. Alat baca tunanetra (5 unit) ; 11. AC (1 buah);


(2)

12. Rak display buku baru (1 buah); 13. Rak surat kabar (2 buah); 14. Jaringan internet;

15. Lemari penitipan tas (2 buah).

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perabotan dan perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang memiliki fungsi sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, kursi, rak buku dan lain-lain.

2.3.2 Prasarana Perpustakaan

Prasarana perpustakaan merupakan hal dasar dalam penyenggaraan perpustakaan. Adapaun yang menjadi prasarana perpustakaan adalah Lokasi, gedung dan ruangan perpustakaan itu sendiri.

2.3.2.1 Gedung Perpustakaan

Gedung perpustakaan adalah komponen penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Hal ini karena hampir seluruh kegiatan perpustakaan di lakukan di gedung. Dalam IMB (Izin Mendirikan Bangunan) (2011, 8)

Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun kegiatan khusus

Sedangkan Standar Nasional Perpustakaan (2011, 4) dinyatakan bahwa Standar gedung perpustakaan umum kabupaten/kota, yaitu:

1. Luas gedung sekurang-kurangnya 0,008 per kapita dikalikan jumlah penduduk.

2. Memenuhi standar kesehatan, keselamatan, kenyamanan, ketenangan, keindahan, pencahayaan, keamanan, dan sirkulasi udara.

3. Perencanaan gedung memungkinkan pengembangan fisik.

4. Memenuhi aspek teknologi, ergonomik, konstruksi, lingkungan, efektifitas, efisiensi dan kecukupan.

5. Berbentuk permanen.

6. Memperhatikan kekuatan dan memenuhi persyaratan konstruksi lantai untuk ruang koleksi perpustakaan (minimal 400 kg/m²).


(3)

7. Dilengkapi atau difasilitasi sarana kepentingan umum seperti toilet, dan area parkir.

Dalam Buku Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2006, 49), Gedung Perpustakaan umum dapat terdiri dari 3 ukuran luas yaitu :

1. Gedung untuk perpustakaan umum kabupaten/kota sekurang-kurangnya luas bangunannya 200 dengan luas tanah sekitar 2000

2. Gedung untuk perpustakaan kecamatan sekurang-kurangnya luas bangunanya 120 dengan luas tanah sekitar 1000

3. Gedung untuk perpustakaan desa/kelurahan sekurang-kurangnya luas bangunannya 8 dengan luas tanah 500 .

Dalam membangun gedung perpustakaan ada beberapa aspek yang dijadikan sebagai pertimbangan. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2006, 13), aspek yang perlu di perhatikan pada unsur gedung adalah :

1. Lokasi harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakainya.

2. Luas tanah (jika perpustakaan menempatkan gedung sendiri), diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurung waktu 10-15 tahun mendatang. 3. Ruangan-ruangan lain di perlukan, seperti gudang dan kamar kecil. 4. Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan.

5. Cahaya dalam ruangan harus terang

6. Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara/ventilasi harus baik. 7. Lingkungan yang tenang.

8. Tempat parkir kendaraan secukupnya 9. Taman, dan lain-lain.

2.3.2.2 Ruangan Perpustakaan

Ruangan perpustakaan merupakan bagian dari gedung yang juga memiliki fungsi penting bagi kegiatan perpustakaan. Dimana penataan ruangan yang tepat akan lebih mempermudah pustakawan dalam melakukan kegiatan pelayanan sgar lebih efisien. Menurut Siregar (2008, 12) menyatakan :


(4)

Ruang Perpustakaan adalah tempat atau bagian tertentu dalam satu gedung perpustakaan yang dipakai untuk meletakan sesuatu barang tertentu yang mempunyai fungsi tertentu, yang dibatassi oleh alat pemisah atau penyekat Sedangkan dalam Standar Nasional Perpustakaan Umum Kab/Kota (2011, 5), dinyatakan bahwa :

Perpustakaan umum harus memiliki ruang perpustakaan sekurang-kurangnya terdiri dari ruang koleksi, ruang baca, ruang kepala, ruang staf, ruang pengolahan, ruang serba guna, area publik (mushola dan toilet tidak berada didalam ruang koleksi)

Penataan ruangan dan prabotan pada perpustakaan Umum harus direncanakan agar dapat mendukung berlangsungnya kegiatan sesuai dengan fungsi perpustakaan umum yang diharapkan. Pada perpustakaan umum terdapat besaran ruangan di perpustakaan umum. Dalam buku Pedoman Tata Ruang dan Perabotan Perpustakaan Umum (2011, 52) besaran ruangan yang harus tersedia yaitu:

1. Ruang Koleksi dan Ruang pemanfaatan koleksi a. Bahan pustaka umum berkapasitas 30 orang b. Bahan pustaka remaja berkapasita 30 orang c. Bahan pustaka anak berkapasita 20 orang

d. Bahan pustaka rujukan (referensi) berkapasitas 20 orang e. Ruang koleksi majalah dan surat kabar berkapasitas 20 orang f. Ruang koleksi pandang dengar berkapasitas 20 orang

2. Ruang Petugas

a. Memiliki Ruang kerja kepala perpustakaan b. Memiliki ruang kerja tata usaha

c. Memiliki ruang kerja pengelolahan bahan pustaka d. Memiliki ruang kerja pengembangan koleksi

e. Memiliki ruang pelayanan katalog dan penitipan tas 3. Ruang penunjang

a. Ruang pertemuan berkapasitas 100 orang b. Memiliki lobi dan ruang pamer

c. Memiliki gudang dan wc

d. Lapangan parkir untuk 20 mobil


(5)

Sedangkan, Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 18) menyatakan pada dasarnya setiap perpustakaan, besar ataupun kecil memerlukan ruangan yang berikut :

1. Ruangan untuk menyimpan buku majalah dan bahan rekam lain. 2. Ruangan untuk membaca

3. Ruang Untuk mengadakan administrasi peminjaman 4. Ruangan kerja untuk pegawai

5. Ruangan kantor kepala perpustakaan

Ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan di harapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna. Hal tersebut merupakan syarat penting dari suatu perpustakaan umum agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh penggunanya. Dalam buku pedoman tata ruang dan perabotan (2011, 36) aspek yang berhubungan dengan kenyamanan pengguna yaitu :

1. Pencahayaan

Prinsip dasar untuk ruang perpustakaan yaitu :

a. Ruang perpustakaan membutuhkan pencahayaan yang merata pada seluruh area, baik pada area koleksi maupun pada area baca

b. Penggunaan sumber cahaya alami perlu di maksimalkan untuk memberikan penerangan pada siang hari

c. Cahaya matahari yang masuk melalui bukan jendela harus menyinari ruangan tanpa terhalang

d. Penggunaan sumber cahaya buatan dapat di terapkan pada saat tertentu, minyanya pada hari mendung atau hujan

e. Penempatan sumber cahaya harus mempertimbangkan penataan koleksi didalam ruang perpustakaan

f. Pencahayaan pada ruang perpustakaan harus diatur sedemikian rupa

agar tidak terjadi „glare‟ atau silau yang menggangu keamanan

pengguna 2. Pengudaraan

Prinsip di bawah ini dapat diupayakan untuk mencapai kondisi pengudaraan yang baik di perpustakaan :

a. Idealnya suhu ruang perpustakaan 20-40 dan kelembaban berkisar 40-60

b. Pengudaraan alami dapat diupayakan melalui bukaan jendela atau ventilasi yang memadai

c. Pengudaraan buatan dapat diterapkan dengan memanfaatkan kipas angin atau exhaust van yang dapat membantu pertukaran udara dalam ruangan


(6)

d. Kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada sebagian bsear ruang udara

b. Petunjuk/ Tanda

Petunjuk atau tanda-tanda merupakan elemen yang perlu dirncanakan dengan baik agar dapat memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Petunjuk dan tanda pada perpustakaan umum harus dirancang agar mudah dilihat penggunanya, memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna serta mendukung suasana ruang secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ruangan perpustakaan penataan dan penyediaannya harus sesuai dengan kebutuhan apa yang dibutuhkan pengguna serta pengaturan pencahayaan dan sirkulasi udara juga harus bagus agar koleksi tidak mudah rusak dan rapuh.