Polimorfisme Gen Ferroportin FPN1 Q248H

Polimorfisme Gen Ferroportin (FPN1) Q248H dan Karakteristik Sosial
Ekonomi Ibu Hamil dengan Anemia
di Surakarta
Nor Istiqomah1, Vitria Sari Dewi2, Arta Farmawati3, Ahmad Hamim Sadewa4, Yuliana Heri
Soesilo5, Kusumadewi Eka Damayanti6, Dono Indarto7
(1) Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pekalongan
(2,3,4) Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
(5,6,7) Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
email: noristiqomah@gmail.com
ABSTRACT
Background: Iron deficiency anemia in pregnancy remains an important health problem in Indonesia.
Ferroportin (FPN1) is one of important gene in iron metabolism encodes ferroportin for iron absorption,
release, and recycle inside the body. The polymorphism of FPN1 Q248H alters negative charge of the amino
acid sequence positively, hence influenced its ubiquitination and degradation. Beside of that, the high
prevalence of anemia not only caused by genetics, nutrition, physiology of each pregant women, but also
demographic factor and sosio-economic burden of family. This research will study the polymorphism of
ferroportin Q248H and demographic character in pregnant women in Surakarta.
Methods: The study using descriptive analytic case-control approach. The data used were from questionaire
and blood sampling whose counted for screening anemia in private laboratorium. Pregnant women who had
intention and had 10-25 week in pregnant were selected to be research subject. FPN1 Q248H polymorphism
were determined using PCR-RFLP method. Analysis Chi-square dan Independent t-test used to conclude the

relationship between each variable to anemic state of pregnant women in Surakarta. A p< 0.05 was
considered as significant. The study using decriptive analytic design method.
Results: Prevalence of anemia in Surakarta is 25.7% with 80.7% have mild anemia. There was no varian in
FPN1 Q248H. Majority of pregnant women in group of anaemia have demographic character like 20-25 old,
multigravid, last education in High School, housewife, their income range from Rp 500.000,00 to Rp
1.000.000,00, and consume Fe tablet. The bivariat analysis show no statistical significancy of parity,
maternal age, education, income, and comsumption of iron tablet to state of anaemia (p> 0.05).
Conclusions: The FPN1 Q248H polymorphism was not a risk factor for iron deficiency anemia in pregnant
women, likewise socio-economic factors had no significant role to incidence of anemia in Surakarta.
Keywords: Anemia in pregnancy, Ferroportin (FPN1) Q248H polymorphism, Socio-Economic

PENDAHULUAN
Anemia masih menjadi problematika

pada tahun 2007 dalam laporan riset kesehatan

kesehatan di negara berkembang maupun

dasar telah turun menjadi 24,5% (Atmarita,


negara

Health

2005). Namun pada tahun 2008 WHO

Organization (WHO) tahun 2001 35-75%

melaporkan prevalensi anemia ibu hamil

perempuan di negara berkembang dan 18%

mencapai 41,8% di dunia, dan 44,3% di

perempuan di negara maju mengalami anemia

Indonesia.

maju.


Menurut

World

pada masa kehamilan. Hasil Survey Kesehatan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh

Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001

Pemerintah Indonesia, antara lain dengan

menyebutkan prevalensi anemia ibu hamil

pemberian tablet besi pada ibu hamil secara

berturut-turut sebesar 50,9% dan 40,1%, dan

rutin selama jangka waktu tertentu untuk


meningkatkan kadar hemoglobin secara tepat.

Schimanski dkk, 2005). Pada studi secara in

Meskipun demikian, data masih menunjukkan

vitro telah dibuktikan terjadinya peningkatan

terdapat 20 propinsi di Indonesia yang

ekspresi ferroportin pada sel 293T yang

memiliki angka prevalensi anemia defisiensi

mengalami

besi (ADB) lebih besar dibandingkan angka

paparan konsentrasi hepcidin 0,01 dan 0,03


prevalensi nasional (50,9%) tahun 2007,

µM, namun ekspresi ferroportin turun pada

termasuk propinsi Jawa Tengah dengan angka

pemberian hepcidin 0,1µM (Nekhai dkk, 2012;

prevalensi ADB pada ibu hamil 57,7%,

Xu dkk, 2009) Penurunan ekspresi ferroportin

sementara prevalensi ADB pada ibu hamil di

menyebabkan gangguan ekspor besi menuju

kota Surakarta mencapai 53,4% (Depkes RI,

sumsum tulang belakang untuk eritropoiesis.


2008). Fakta ini masih menunjukkan bahwa

Akibat lebih lanjut dapat terjadi penurunan

peningkatan angka cakupan suplementasi besi

jumlah eritrosit atau terjadinya anemia.

polimorfisme

Faktor

belum sejalan dengan penurunan prevalensi

lain

Q248H

yang


dengan

mempengaruhi

timbulnya anemia dalam kehamilan antara lain

ADB pada ibu hamil.
Defisiensi besi menunjukkan adanya

usia ibu, usia kehamilan, riwayat kehamilan

gangguan dalam homeostasis besi. Ferroportin

sebelumnya,

merupakan protein transporter yang penting

pendapatan, serta kepatuhan konsumsi besi

untuk homeostasis besi, konsentrasi besi


oral. Secara sosial ekonomi, pendidikan dan

plasma, dan distribusi besi di jaringan (Bowers

pendapatan

dkk, 2011). Ferroportin diekspresikan pada

perilaku keluarga dalam menyikapi informasi

permukaan enterosit, hepatosit, dan jaringan

baru dan berubah ke arah lebih baik. Menurut

makrofag. Jika ferroportin berinteraksi dengan

Manuaba (1998) ibu hamil yang hidup dalam

hepcidin maka akan menyebabkan fosforilasi,


sosial

internalisasi, dan degradasi oleh lisosom.

kekurangan gizi dan terinfeksi penyakit,

Ekspresi ferroportin yang rendah mereduksi

demikian pula janin yang dikandung serta

absorpsi besi di usus, sehingga level besi

anak-anaknya. Budaya juga mempengaruhi

dalam

kondisi ibu hamil berupa kebiasaan berpantang

sel


enterosit

tinggi;

menurunkan

pendidikan,

membentuk

ekonomi

tertentu

pekerjaan

gaya

rendah


saat

dan

hidup

akan

kehamilan

dan

mudah

pelepasan besi dari liver, sehingga kadar besi

makanan

yang

dalam liver tinggi; dan mencegah recycle besi

mungkin mempunyai zat besi yang tinggi.

oleh makrofag jaringan (Nemeth dkk, 2010)

Faktor intrinsik seperti paritas dan riwayat

Bentuk polimorfisme G744T (Q248H)

kehamilan juga mempengaruhi ibu hamil.

menyebabkan perubahan glutamin menjadi

Arisman (2004) dalam bukunya menjelaskan

histidin pada posisi 248 yang dimungkinkan

bahwa paritas lebih dari 3 dan jarak kehamilan

merubah seluruh muatan negatif sekuen asam

yang dekat meningkatkan risiko anemia. Usia

amino 240EEETELKQLNLHK253 menjadi lebih

ibu yang terlalu muda ataupun terlalu tua juga

positif, yang mempengaruhi ubikuitinasi dan

berpengaruh dan berkaitan dengan cadangan

degradasi

zat besi.

ferroportin

(Cui

dkk,

2009;

Pada penelitian ini ingin diketahui

Gambirsari,

Ngoresan,

Sangkrah,

dan

profil genetik polimorfisme FPN1 Q248H

Pucangsawit. Sebanyak 101 ibu hamil diambil

pada

serta

darah venanya sebanyak 10 ml, digunakan

untuk

untuk pengukuran kadar hemoglobin (metode

mendapatkan gambaran umum anemia ibu

sianmethemoglobin) dan indeks eritrosit, serta

hamil di Kota Surakarta.

analisis DNA (metode PCR-RFLP). Selain itu

ibu

hamil

karakteristik

dengan

anemia

sosio-ekonomi

data sosial ekonomi juga dikumpulkan dengan

METODE PENELITIAN

metode kuisioner.
DNA genom diisolasi dari sampel

Jenis penelitian ini adalah analitik
kategorik bersifat case control. Pemilihan

darah

dengan

menggunakan

subyek penelitian berdasarkan kriteria inklusi

Promega®.

usia ibu hamil 18-35 tahun, dengan usia

diamplifikasi dengan menggunakan kit Master

kehamilan 10-25 minggu. Subyek keluar

Mix Go Taq Green Promega®. Analisis FPN1

(dieksklusi) jika secara bersamaan menderita

Q248H menggunakan metode Polymerase

penyakit kronis (tuberkulosis (TB paru),

Chain Reaction-Restriction Fragment Length

diabetes mellitus (DM), malaria, jantung,

Polymorphism (PCR-RFLP) dengan primer

hepatitis) atau penyakit yang mengganggu

forward: 5'-CAT CGC CTG TGG CTT TAT

eritropoesis dan memiliki kadar Hb≤ 7g/dL

TT-3' dan primer reverse: 5'-GCT CAC ATC

(anemia berat).

AAG GAA GAG GG-3' (Kasvosve dkk,

Selanjutnya

kit

DNA

isolasi
genom

Perhitungan sampel penelitian dihitung

2005). Setelah denaturasi pada 94oC selama 3

dengan rumus penentuan proporsi deksriptif

menit, amplifikasi PCR menggunakan 5 siklus:

kategorik dengan tingkat kemaknaan (Zα)

denaturasi pada 94oC (45 detik), annealing

sebesar

penelitian

pada 56oC (45 detik), dan ekstensi pada 68oC

sebelumnya sebesar 0,4, sehingga nilai Q

(45 detik). Kemudian dilanjutkan dengan 25

sebesar 0,6. Berdasarkan rumus tersebut

siklus: denaturasi pada 94oC (45 detik),

didapatkan n = 92 ~ 101 ibu hamil. Sebanyak

annealing pada 52oC (45 detik), dan ekstensi

26 ibu hamil anemia (kasus), dan 75 ibu hamil

pada 68oC (45 detik). Selanjutnya final

tidak anemia (kontrol).

ekstensi 15 menit pada 68oC dalam thermal

1,96,

nilai

P

dari

hamil

cycler 9600 (Esco). Produk PCR sepanjang

anemia) dan kontrol (ibu hamil tidak anemia)

392 bp kemudian dipotong dengan enzim

berdasarkan

metode

PvuII (MBI Fermentas, Hanover, MD). Enzim

sianmethemoglobin. Kriteria kadar Hb= 3.000.000
Pendapatan
Berdasar UMR

1

5,0

2

3,8

dibawah UMR

5

25,0

16

30,8

diatas UMR
Konsumsi
Tablet
Besi Oral

15

75,0

36

68,9

Ya

15

75,0

35

67,3

Tidak

5

25,0

17

32,7

Beberapa variabel seperti usia ibu,
paritas, pendidikan, pendapatan, dan terapi besi
oral selanjutnya dianalisis statistik untuk
mengetahui

perbedaan

antara

kelompok

anemia dan tidak anemia (Tabel 4 dan Tabel
5).

Pendidikan Ibu
tamat SD

0

0.0

2

3,8

tamat SMP

6

30,0

9

17,3

tamat SMA

10

50,0

33 63,5

tamat PT/D3

4

20,0

8

tamat SD

1

5,0

2

3,8

tamat SMP

5

25,0

13

25,0

tamat SMA

10

50,0

32

61,6

tamat PT/D3

4

20,0

5

9,6

ibu rumah tangga

11

55,0

31

59,6

Status Anemia

Swasta

4

20,0

11

21,2

Anemia

Tidak Anemia

Buruh

1

5,0

5

9,6

n

%

n

%

p

wiraswasta

2

10,0

4

7,7

Tinggi

14

70

41

78,8

0,309

PNS

0

0,0

1

1,9

Rendah
diatas
UMR
dibwh
UMR
Ya
Tidak

6
15

30
75

11
36

21,2
69

0,630

5

25

16

31

15
5

75
25

35
17

67,3
32,7

20

100

52

100

Tabel 4. Hasil Uji Independent T-Test antara Status
Anemia dengan Usia Ibu
Variabel

Rerata±s.b∞
Anemia
Tidak
(n=20)
aemia
(n=52)

Usia ibu

26,8±5,0

15,4

Pendidikan Suami

Pekerjaan Ibu

lain-lain

2

10,0

0

0,0

Paritas
1,9±1,0
∞s.b = simpang baku

IK 95%

p

26,9±5,1

(-2,7-5,3)

0,927

2,1±1,0

(-6,7-0,3)

0,547

Tabel 5. Hasil Uji Chi-Square antara Pendidikan
dengan Status Anemia

Pendidikan
Pendapatan

Pekerjaan Suami
Swasta

11

55,0

27

51,9

wiraswasta

4

20,0

15

28,9

Terapi besi
oral

buruh

3

15,0

8

15,4

Total

PNS

1

5,0

1

1,9

lain-lain
Pendapatan
Keluarga (Rp )

1

5,0

1

1,9

6 kali
melahirkan,

90,4%

mengalami

makanan.
Meskipun

anemia.

data

pendidikan

Namun, pada hasil penelitian ini hanya

memperlihatkan bahwa proporsi pendidikan

terdapat 3 subyek grande multipara dan

antara istri dan suami tidak berbeda bermakna

termasuk dalam kelompok tidak anemia. Selain

(Tabel

paritas, usia ibu hamil dan jarak antar

menunjukkan bahwa 65,0% keluarga anemia

melahirkan

mempunyai sumber penghasilan dari 1 orang

yang

meningkatkan

pendek

risiko

juga

akan

ibu

hamil.

anemia

saja,

3),

yaitu

data

suami,

sumber

dan

penghasilan

35,0%

keluarga

Namun, hubungan antara jumlah kelahiran

mempunyai sumber penghasilan dari kedua

dengan status anemia pada penelitian ini secara

belah pihak yaitu istri dan suami. Kelompok

statistik tidak bermakna (p=0,547).

keluarga tanpa anemia menunjukan proporsi

Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa

lebih

banyak

ibu

yang

bekerja

untuk

Tengah pada tahun 2011, angka melek huruf

menambah penghasilan keluarga, yaitu 40,3%

laki-laki lebih besar dari wanita, yaitu 94,28%

(Tabel 3). Dalam hal ini status ekonomi

dibanding

87,87%.

kemungkinan besar merupakan pembentuk

Pendidikan yang pernah diterima akan banyak

gaya hidup keluarga dan perilaku seseorang di

mempengaruhi pola pikir dan pola konsumsi

bidang kesehatan. Status gizi ibu hamil

makanan sehari-hari. Hal ini dibuktikan ibu

ditentukan dengan kesejahteraan keluarga yang

hamil yang tidak anemia mayoritas adalah ibu

dilihat melalui pendapatan.

wanita

yang

hanya

yang berpendidikan lebih tinggi dari suami

Pendapatan keluarga ibu hamil baik

pencegahan anemia berupa suplementasi tablet

yang mengalami anemia maupun tidak berkisar

besi oral. Berdasarkan data ibu hamil yang

antara Rp 300.000,00 hingga Rp 3.500.000,00.

terkena anemia, cakupan terapi besi oral yang

Rata-rata pendapatan dari 20 ibu hamil anemia

secara rutin dikonsumsi sebesar 15 dari 20

adalah Rp 1.165.000,00±722.000,00 (Tabel 3).

orang (75,0%). Sedangkan pada kelompok

Sebanyak 5 dari 20 ibu hamil anemia

tidak anemia, cakupan terapi besi oral lebih

mempunyai

upah

rendah, yaitu 67,3% populasi. Tingginya

minimum regional (UMR) Kota Surakarta (<

cakupan besi oral juga tidak menunjukkan

Rp 864.450,00), dan 15 lainnya mempunyai

hubungan signifikan turunnya angka kejadian

pendapatan di atas UMR. Rata-rata pendapatan

anemia ibu hamil (p=0,630).

pendapatan

di

bawah

Pemberian terapi besi oral belum

dari 52 ibu hamil tanpa anemia adalah Rp
1.189.800,00±624.900,00 (Tabel 3). Dari 52

sepenuhnya

responden

masyarakat yang termasuk dalam subyek

tersebut,

30,8%

mempunyai

menyeluruh

ini

diterima

(69,4%).

pendapatan di bawah UMR. Angka ini lebih

penelitian

tinggi dari kelompok anemia, yaitu 25,0%.

keberagaman

Tidak terdapat hubungan bermakna antara

masing-masing pihak yaitu pemberi pelayanan

pendapatan dengan kejadian anemia ibu hamil

kesehatan dan ibu yang mengonsumsinya.

(p=0,630).

WHO sendiri mengupayakan setiap ibu hamil

durasi

Masih

oleh

dan

terdapat

kepatuhan

dari

Semakin tinggi pendapatan keluarga,

di seluruh negara untuk mengonsumsi tablet

maka semakin besar kesempatan ibu untuk

besi 60 mg dan folat 400 mg. Namun, ibu

memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi.

hamil

Penelitian Ugwuja dkk (2011) di Nigeria

kepatuhan yang rendah, efek mual pada

menunjukan bahwa wanita dengan sosial

saluran pencernaan, dan kesalahan dalam

ekonomi rendah lebih rentan mengalami

waktu

malaria, anemia, ISPA, dan ISK. Sedangkan

mengonsumsi tablet besi bersama dengan teh

pada penelitian ini proporsi anemia lebih tinggi

atau

pada wanita dengan pendapatan keluarga

mengurangi absorbsi besi (Karaoglu dkk,

kurang dari Rp 500.000,00 per bulan. Namun

2010).

sering

mendapat

mengonsumsi,

makanan

yang

kendala

contohnya

mempunyai

seperti

adalah

sifat

Cakupan ibu hamil yang mendapat 90

demikian, pendapatan yang meningkat belum
dalam

tablet Fe di Provinsi Jawa Tengah pada tahun

penyusunan menu makanan. Keluarga akan

2011 berdasarkan data Kemenkes RI (2011)

cenderung membeli makanan yang lebih mahal

sebesar

dan belum tentu mengandung nutrisi yang

dibandingkan dengan pencapaian tahun 2010

lebih baik dari yang sebelumnya.

(90,25%), dan belum mencapai target standar

tentu

akan

terjadi

perubahan

Faktor struktural yang diambil dalam
penelitian

ini

adalah

pelayanan

kesehatan

peran
primer

dari
dalam

pusat
hal

89,39%,

lebih

rendah

bila

pelayanan minimal (SPM) tahun 2010 sebesar
90%. Cakupan tertinggi dicapai Kabupaten

Pekalongan

101,53%

dan

terendah

oleh

Kabupaten Kendal 53,12%.

dengan

homeostasis

besi,

kondisi

kesehatan ibu, pemilihan makanan dan

Profil genetik ibu hamil di Surakarta
yang menjadi subyek penelitian ini 100% tidak

kecukupan nutrisi, gaya hidup, dukungan
sosial, lingkungan, dan budaya.

mengalami variasi genetik FPN1 Q248H atau
dapat dikatakan 100% bergenotip GG (wild

UCAPAN TERIMA KASIH

type). Namun demikian, 45 ibu hamil yang

Penulis sangat berterima kasih kepada

mengonsumsi besi oral masih terdapat 15 ibu

Kementrian Kesehatan RI atas hibah Risbin

hamil di antaranya yang mengalami anemia

Iptekdok 2012, dan Fakultas Kedokteran

(33,33%). Demikian juga 5 dari 22 ibu hamil

Universitas Gadjah Mada melalui ‘Dana

(22,72%) yang tidak mengonsumsi besi oral

Masyarakat 2012’.

mengalami anemia (Tabel 3). Penelitian lain
oleh Taseer dkk (2011) juga menunjukan

DAFTAR PUSTAKA

bahwa 63,88% ibu yang tidak mengonsumsi

Argana G, Kusharisupeni, Utari DM. 2004. Vitamin
C sebagai Faktor Dominan untuk Kadar
Hemoglobin pada Wanita Usia 20-35 Tahun.
Jurnal Kedokteran Trisakti 23:6–14.

tablet besi oral mengalami anemia, sedangkan
55 dari 142 ibu yang mengonsumsi tablet oral
juga mengalami anemia. Dengan demikian
masih

perlu

dilakukan

kajian

mengenai

beberapa faktor lain yang menyebabkan masih
tingginya angka kejadian anemia ibu hamil
yang tidak sejalan dengan tingginya cakupan
konsumsi besi oral. Beberapa faktor perlu
dikaji dan dibuktikan, termasuk faktor genetik
lain yang berhubungan dengan homeostasis
besi.

Tidak ditemukan polimorfisme gen
ferroportin Q248H pada ibu hamil anemia
dan tidak anemia pada studi ini. Faktor
dan

sosio-ekonomi

Atmarita. 2005. Nutrition Problem in Indonesia.
Presented in An Integrated International
Seminar and Workshop on Lifestyle –Related
Diseases. Gajah Mada University 19–20
March.
Barton JC, Acton RT, Lee PL, West C. 2007.
SLC40A1 Q248H allele frequencies and
Q248H-associated risk of non-HFE iron
overload in persons of sub-Saharan African
descent. Blood Cells Mol Dis 39:206–11.
Beutler E, Hoffbrand V, Cook JD. 2003. Iron
Deficiency and Overload. Hematology
15873-MEM.
American
Society
of
Hematology.

SIMPULAN DAN SARAN

demografi

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku
Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: ECG.

tidak

mempengaruhi kecenderungan ibu untuk
mengalami anemia dalam kehamilan di
Kota Surakarta. Dimungkinkan ada faktor
lain yang lebih mempengaruhi seperti
faktor genetik lain yang berhubungan

Bowers K, Yeung E, Williams MA, Qi L, Tobias
DK, Hu FB, Zhang C. A 2011. Prospective
Study of Prepregnancy Dietary Iron Intake
and Risk for Gestational Diabetes Mellitus.
Diabetes Care 34:1557–63.
Breman C. 2010. Ferroportin polymorphism and
anemia in HIV infected Rwandese women.
Thesis. Master in Geneeskunde .
Breymann C. 2002. Iron Deficiency and Anaemia
in Pregnancy: Modern Aspects of Diagnosis
and Therapy. Blood Cells Mol Dis
29(3):506–16.

Cui Y, Wu Q, Zhou Y. 2009. Iron-Refractory Iron
Deficiency Anemia: New Molecular
Mechanisms. Kidney Int 76(11):1137–41.
Depkes RI. 2008. Survei Kesehatan Rumah Tangga
Tahun 2007. Jakarta: Balitbang.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2011.
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2011. Semarang: Dinkes Provinsi
Jawa Tengah.
Gordeuk VR, Caleffi A, Corradini E, Ferrara F,
Jones RA, Castro O, Onyekwere O, Kittles
R, Pignatti E, Montosi G, Garuti C,
Gangaidzo IT, Gomo ZAR, Moyo VM,
Rouault TA, Mac-Phail P, Pietrangelo A.
2003. Iron overload in Africans and AfricanAmericans and a common mutation in the
SCL 40A1 (ferroportin 1) gene. Blood Cells
Mol Dis 31:299–304.
Karaoglu L, Pehlivan E, Egri M, Deprem C, Gunes
G, Genc MF, Ternel I. 2010. The Prevalence
of Nutritional Anemia in Pregnancy in an
East Anatolian Province Turkey. BMC
Public Health 10:329.
Kasvosve I, Gomo ZAR, Nathoo KJ, Matibe P,
Mudenge B, Loyevsky M, Gorgeuk VR.
2005. Effect of ferroportin Q248H
polymorphism on iron status in African
children. Am J Clin Nutr 82:1102–6.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan
Indonesia. Pusat Data dan Informasi.
Jakarta.
Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana. ECG:
Jakarta.
Nekhai S, Xu M, Foster A, Kasvosve I, Diaz S,
Machado RF, Castro OL, Kato GJ, Taylor J,
Gordeuk VR. 2012. Reduced sensitivity of
the ferroportin Q248H mutant to physiologic
concentrations of hepcidin. Haematol. doi:
10.3324/haematol.2012.066530.
Nemeth E. 2010. Targeting the HepcidinFerroportin Axis in the Diagnosis and
Treatment of Anemias. Adv. Hematol.
Hindawi Publishing Corporation.
Puji A. 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu dan
Pola Konsumsi dengan Kejadian Anemia
Gizi pada Ibu Hamil di Puskesmas KassiKassi. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada.

Rivers CA, Barton JC, Gordeuk VR, Acton RT,
Speechley MR, Snively BM, LeiendeckerFoster C, Press RD, Adams PC, McLaren
GD, Dawkins FW, McLaren CE, Reboussin
DM. 2007. Association of ferroportin
Q248H polymorphism with elevated levels
of serum ferritin in African Americans in the
Hemochromatosis and Iron Overload
Screening (HEIRS) Study. Blood Cells Mol
Dis 38:247–52.
Schimanski LM, Drakesmith H, MerryweatherClarke AT, Viprakasit V, Edwards JP,
Sweetland E, Bastin JM, Cowley D,
Chinthammitr Y, Robson KJH, Townsend
ARM. 2005. In vitro functional analysis of
human
ferroportin
(FPN)
and
hemochromatosis-associated FPN mutations.
Blood 105(10):4096–102.
Taseer IH, Safdar S, Mirbahar A, Awan Z. 2011.
Anemia in Pregnancy: Related Risk Factor
in Under Developed Area. Professional Med
J Mar 18(1):1-4.
Uche-Nwachi EO, Odekunle A, Jacinto S, Burnett
M, Clapperton M, David Y, Durga S,
Greene K, Jarvis J, Nixon C, Seeceeram R,
Poon-king C, Singh R. 2010. Anaemia in
Pregnancy: Associations with Parity,
Abortions, and Child Spacing in Primary
Healthcare Clinic Attendess in Trinidad and
Tobago. Afr Health Sci 10:67–70.
Ugwuja EI, Akubugwo EI, Ibiam UA, Obidoa O.
2011.
Maternal
Sociodemographic
Parameters: Impact on Trace Element Status
and Pregnancy Outcome in Nigerian
Women. J Health Popul Nutrt 29(2):156–62.
Van den Broek NR, Rogerson SJ, Mhango CG,
Kambala B, White SA, Molyneux ME.
2000. Anaemia in Pregnancy in Southern
Malawi: Prevalence and Risk Factors. BJOG
107:445–51.
World Health Organization. 2001. Iron deficiency
anemia: assessment, prevention and control.
World Health Organization. 2008. Worldwide
prevalence of anaemia 1993 –2005. WHO
Global Database on Anaemia.
Xu M, Foster A, Diaz S, Nekha S, Gordeuk VR.
2009. Reduced Sensitivity of Ferroportin
Q248H Mutant to Low Concentrations of
Hepcidin. Poster. Presented at 51st
American Society of Hematology Annual
Meeting. Howard University, 5–8 Dec.

Dokumen yang terkait

Identifikasi Gen Sucrose Transporter (SUT) Pada Daun dan Pelepah Tanaman Tebu ( Saccharum officinarum L.),

0 6 10

Isolasi Gen Pengkode Arthropod Odorant Binding Protein D7 dari Kelenjar Saliva Vektor Malaria Anopheles sundaicus

0 23 6

Karakterisasi Fisiologi Dan Molekuler Bakteri Simbion-Nematoda Entomopatogen Berdasarkan Sekuen Gen Pengkode 16S rRNA Dari Bromo Kabupaten Probolinggo

1 7 46

Identifikasi Gen CYP2a6 pada Perokok di Kalangan Karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

0 8 65

Skrining Gen CASC11 Single Nukleotide Polymorphism rs9642880 Sebagai Prediktor Kanker Kandung Kemih pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

0 13 15

Identifikasi Gen CYP2a6 pada perokok di kalangan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1 42 65

Polimorfisme Gen Apolipoprotein E Pada Penderita Sindrom Down Trisomi 21

0 0 6

Ekspresi Gen Tissue Inhibitor Metalloproteinase-1 Pada Sel Sinoviosit Osteoartritis Grade IV Setelah Pemberian Diacerein

0 0 7

Nanosecond Pulsed Electric Fields (nsPEFs) Induce Socs1 and Socs3 Gene Expressions but not HeLa Cells Nanosecond Pulsed Electric Fields (nsPEFs) Menginduksi Ekspresi Gen Socs1 dan Socs3 namun bukan pada Sel HeLa

0 0 7

Nanosecond Pulsed Electric Fields (nsPEFs) Induce Socs1 and Socs3 but not Socs2 Gene Expressions in Hela S3 Cells Nanosecond Pulsed Electric Fields (nsPEFs) Menginduksi Ekspresi Gen Socs1 dan Socs3 namun bukan Socs2 pada Sel HeLa S3

0 0 7