ANAK (P2TP2A) KABUPATEN MALANG DALAM MEMBERIKAN LAYANAN ADVOKASI KORBAN KHUSUSNYA TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN
“ PERAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) KABUPATEN MALANG DALAM MEMBERIKAN LAYANAN ADVOKASI KORBAN KHUSUSNYA TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL”
Ratih Dwi Anggraini PK
ratihpuspita@uwgm.ac.id Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
ABSTRAK
Peneltian ini memberikan perhatian pada peran P2TP2A Kabupaten Malang sebagai lembaga yang dibentuk untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan dan masa depan anak korban kekerasan seksual. Penelitian ini mengambil rumusan masalah Peran P2TP2A Kabupaten Malang dalam memberikan layanan advokasi korban terhadap anak sebagai Korban Kekerasan Seksual, kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan P2TP2A Kabupaten Malang dalam memberikan layanan advokasi korban terhadap anak sebagai Korban Kekerasan Seksual. Penelitian ini merupakan peneltian hukum normatif dengan menggunakan metode pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan empiris yang dianalisa secara deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diketahui bahwa keberadaan P2TP2A Kabupaten Malang bisa memberikan pengaruh penting guna meminimalisir kasus kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Malang. Peran P2TP2A Kabupaten Malang dalam memberikan layanan advokasi korban terdiri dari 2 bentuk yakni secara litigasi dan nonlitigasi. Secara litigasi, berjalan baik tetapi belum maksimal dikarenakan belum tersedianya sumber daya manusia yang memadai atau belum mempunyai keahlian di bidang litigasi. Sedangkan secara non litigasi, bentuk pelayanan yang diberikan terdiri dari dampingan psikologi spiritual, konseling dan mediasi. Sejauh ini layanan nonlitigasi sudah sangat baik dan mendapat dukungan dari masyarakat. Adapun bentuk – bentuk hambatan yang dihadapi ialah belum didukungnya sumber dana dan sumber daya manusia yang memadai dan faktor budaya masyarakat yang masih memandang bahwa permasalahan yang menimpa keluarga mereka merupakan masalah internal yang tidak perlu melibatkan orang luar. Upaya untuk mengatasi hambatan telah dilakukan dengan melakukan pendekatan dan koordinasi dengan instansi daerah terkait dan melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat.
Melihat kenyataan ini, disarankan kepada pemerintah daerah untuk menjadikan isu perlindungan anak korban kekerasan seksual menjadi prioritas pembangunan yang termasuk didanai oleh APBD dan kepada lembaga P2TP2A Kabupaten Malang dapat lebih mengoptimalkan program – program yang menjadi prioritas kegiatannya.
Kata Kunci: P2TP2A, Layanan Advokasi Korban dan Kekerasan Seksual.
ABSTRACT
This study gives attention to the role P2TP2A Malang as institutions established to provide protection to the interests and future of the child victims of sexual violence. This research took the formulation of the problem Role P2TP2A Malang in providing advocacy services to child victims as victims of sexual violence, obstacles faced and the efforts made P2TP2A Malang in providing advocacy services to child victims as victims of sexual violence. This study is a normative legal course of a study using the approach of legislation (statute approach) and empirical approaches are analyzed descriptively qualitative.
Based on the results of research and discussion, it is known that the presence P2TP2A Malang Regency could play an important role in order to minimize cases of sexual violence that occurred in Malang. Role of P2TP2A Malang in providing victim advocacy services consists of 2 forms the basis of litigation and non-litigation. In litigation, a good but not maximum due to the unavailability of adequate human resources or does not have expertise in the field of litigation. While the non-litigation, the form of services provided consists of spiritual psychological assistance, counseling and mediation. Litigation services so far has been very good and have the support of the community. The forms of the obstacles faced is not supported sources of funding and adequate human resources and cultural factors that still considers that the problems that afflict their families is an internal matter that does not need to involve outsiders. Efforts to overcome the barriers have been conducted with the approach and coordination with local agencies and socialization or counseling to the community.
Given this reality, it is advisable for local governments to make the issue of the protection of child victims of sexual violence a priority of development which includes funded by the budget and to institute P2TP2A Malang can further optimize the program which is a priority program activities.
Keywords: P2TP2A, Victim Advocacy Services and Sexual Violence.
PENDAHULUAN
dan hak-hak yang dimilikinya sehingga anak –
anak
mampu mengemban
tanggungjawabnya dalam masyarakat. Hak Anak merupakan anugrah yang
A. Latar Belakang
asasi anak merupakan bagian dari hak asasi diberikan oleh Tuhan bagi setiap orang tua,
manusia yang mendapat jaminan dan karena mereka merupakan dari generasi
hukum baik hukum penerus bangsa.Salah satu upaya untuk
perlindungan
internasional maupun hukum nasional.Maka mewujudkan kualitas yang baik dari anak,
dari itu, untuk mewujudkan kesejahteraan maka anak harus dijamin hak-haknya agar
anak, maka Majelis Umum Perserikatan dapat hidup dengan segala kegiatannya dan
Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 November dapat
aklamasi mensahkan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
“Declaration of the Right of the harkat dan martabat kemanusiaan, serta
Child ”.Preamble Declaration of the Right of mendapat perlindungan dari kekerasan dan
the Child (Mukadimah Deklarasi Hak Anak- diskriminasi. Selain itu upaya untuk
Anak) dalam alinea ke 3 menetapkan: “where melindungi hak – hak anak antara lain
as the child by reason if his physical and dilakukan dengan pemeliharaan dan
mental immaturity, needs special safeguards perlindungan secara khusus serta tidak dapat
and care, including appropriate legal dilepaskan
protection, before as well as after birth”. Dari kehidupannya.
alinea itu dipahami bahwa karena alasan fisik Perwujudan anak-anak sebagai generasi
dan mental yang belum matang dan dewasa, muda yang berkualitas, perlu pemberian
maka anak membutuhkan perlindungan perlindungan khusus terhadap anak-anak
hukum sebelum maupun sesudah mereka hukum sebelum maupun sesudah mereka
4 mengalami permasalahan jiwa, sehingga Declaration of the Right of the Child
Principle
mendorong dia untuk melakukan tindakan- menetapkan “The child shall enjoy the benefits
tindakan negatif yang dikategorikan sebagai of social security”. Dalam hal ini umat
kenakalan anak dan bahkan anak bisa manusia berkewajiban memberikan yang
menjadi korban dari kekerasan yang dapat paling baik bagi anak-anak. 1 mengancam jiwa anak. 3 Saat ini ada Anak memiliki hak yang harus mereka
kecenderungan mengenai bagaimana anak dapatkan seperti halnya dengan manusia
diperlakukan dan bagaimana terabaikannya dewasa, mereka berhak atas kesejahteraan
mereka ketika menjadi korban kekerasan hidup sebagaimana tercantum dalam
atau perlakuan yang tidak semestinya. 4 Pembukaan UUD 1945, “melindungi
Saat ini kekerasan seksual terhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh
anak merupakan kejahatan yang cukup tumpah darah Indonesia dan untuk
mendapat perhatian dan seringkali terjadi di memajukan
kalangan masyarakat. Kejahatan ini mencerdaskan
kesejahteraan
umum,
mempunyai pengaruhnya yang luar biasa Berdasarkan Pembukaan UUD 1945
kehidupan
bangsa ”.
bukan saja pada pelaku dan korban tersebut, untuk kepentingan perlindungan
kejahatan, tetapi juga terhadap masyarakat anak, Indonesia telah meratifikasi Konvensi
secara luas. Kekerasan seksual yang hak anak yang dinyatakan dalam Keppres
dilakukan terhadap anak di bawah umur No 36 Tahun 1990 tertanggal 25 Agustus
akan berdampak pada psikologis maupun 1990. Konvensi Hak Anak menegaskan
perkembangan lainnya terhadap anak bahwa secara garis besar ada empat hak anak
tersebut. Dampak psikologis pada anak akan yaitu Hak terhadap kelangsungan hidup
melahirkan trauma berkepanjangan yang (survival rights), Hak terhadap perlindungan
kemudian dapat melahirkan sikap tidak (protection rights), Hak untuk tumbuh
sehat, seperti minder, menutup diri, takut kembang (development rights), Hak untuk
yang berlebihan, perkembangan jiwa berpartisipasi (participation rights). 2 terganggu, dan akhirnya berakibat pada
Dewasa ini tingkat kejahatan terhadap keterbelakangan mental. Setiap tahun anak yang terjadi di masyarakat semakin
jumlah kasus kekerasan pada anak semakin berkembang pesat. Apapun bentuknya,
meningkat.Pemerintah sudah banyak segala bentuk kejahatan merupakan
peraturan yang dapat perbuatan
membentuk
melindungi anak dari tindak kekerasan, dibenarkan.Bahkan keberadaan seorang
namun tidak membuat pelaku kekerasan anak kadang menjadi beban bagi orang tua.
menjadi jera.Berdasarkan data Komisi Kondisi
Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), penambah beban hidup keluarga dalam
secara umum jumlah kekerasan terhadap masyarakat yang membuat anak seperti
anak di Indonesia ialah sebanyak 21.689.797 tidak diharapkan sehingga cenderung
kasus.Lebih dari 50 % adalah kasus berbuat hal yang negatif untuk memenuhi
kekerasan seksual.Kasus ini terjadi di 34 keinginannya.
provinsi, 179 kabupaten.Data yang lebih Dalam kenyataannya banyak orangtua
spesifik tergambar dalam empat tahun yang tidak menyadari hal ini, yang pada
terakhir ini.Tahun 2010, Komnas PA akhirnya mempengaruhi perkembangan
mencatat ada 2046 laporan kasus kekerasan kehidupan anak. Anak yang kurang
anak yang masuk.42% diantaranya adalah mendapatkan pengawasan dari orangtua
kasus kejahatan seksual atau sekitar 859 menyebabkan anak menjadi susah untuk
kasus.Tahun 2011, ada 2426 kasus dikontrol sehingga memungkinkan anak
kekerasan terhadap anak yang dilaporkan ke
1 Abu Huraerah, 2006, Kekerasan Terhadap Perspektif Konvensi Hak Anak , PT. Citra Aditya Anak , Nuansa, Bandung.Hal. 11.
Bakti, Bandung.Hal. 34. 2 Muhammad Joni dan Zulchaina Z. Tanamas,
1999, Aspek Hukum Perlindungan Anak Dalam
3 Ibid. 4 Ibid. Hal.13.
komnas PA.58% diantaranya adalah kasus ketiga korban mengalami luka di bagian kejahatan seksual atau 1047 kasus.Tahun
vaginanya. Kronologi kejadiannya, 2012, ada 2637 kasus kekerasan anak yang
berdasarkan pengakuan orangtua korban, masuk ke komnas PA. 62% adalah kasus
saat ketiga korban bermain-main tak jauh kejahatan seksual, atau sekitar 1637 kasus.
dari rumah pelaku, dipanggil oleh pelaku. Tahun 2013, komnas PA mencatat ada 3339
"Ketiganya diajak ke rumah pelaku. Di kasus kekerasan terhadap anak yang
sana, diajak nonton video porno. Lalu dilaporkan, 52% diantaranya adalah
diiming-imingi uang Rp 5.000," Saat kejahatan seksual. Atau sekitar 2070
itulah pelaku melakukan aksinya secara kasus.Tahun 2014, dari bulan Januari sampai
bergantian terhadap ketiga korban. 6 September, ada 2626 kasus kekerasan
2. Pengasuh panti asuhan yang sudah terhadap anak yang dilaporkan. Sekitar 237
berdiri sejak 4 tahun lalu di Kecamatan kasusnya pelakunya anak dibawah umur. 5 Singosari, Kabupaten Malang, Jawa
Berbagai kasus kekerasan seksual Timur, dilaporkan oleh delapan anak terhadap anak yang kerap terjadi tidak hanya
asuhnya yang masih tergolong anak- di kota-kota besar saja, tetapi kerap juga
anak. Dia dilaporkan atas dugaan terjadi di kota-kota dan daerah-daerah kecil
pencabulan terhadap anak-anak 21 April lainnya. Salah satu daerah yang termasuk
lalu. Sebanyak lima korban tersebut kini banyak terjadi kasus kekerasan seksual
masih berumur 15 tahun dan masih adalah Kabupaten Malang. Kasus- kasus
duduk di kelas 3 SMP. Satu korban lagi tersebut dapat dilihat dari berbagai media
berumur 16 tahun dan sudah tidak elektronik maupun surat kabar yang banyak
sekolah. Dua korban selanjutnya duduk menyoroti berbagai kasus kekerasan seksual
di kelas 1 SMA. Pelaku ditangkap pada terhadap anak di bawah umur yang setiap
22 April pukul 9 pagi di panti asuhan, di tahunnya
Jalan Tumenggung Suryo, Kelurahan peningkatan. Sebagai contoh:
cenderung
mengalami
Candi Renggo, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang. Tersangka berinisial terhadap tiga siswi sekolah dasar,
1. Diketahui melakukan
pencabulan
HP, umur 46 tahun.Dari pengakuan seorang pelayan rohani ditangkap polisi
korban, pelaku diketahui sering meraba dari Polres Malang, Jawa Timur, Rabu
dan mencium korban di panti asuhan (12/2/2014)malam. Terbongkarnya kasus
yang di dalamnya terdapat 76 anak asuh tersebut setelah pihak keluarga dan tiga
itu. Soal lokasi kejadian, berbeda-beda, korban melapor ke Mapolres Malang,
kadang dilakukan di rumah, kadang di Rabu (12/2/2014). Satuni, ibu dari FN,
panti asuhan.Modusnya, pelaku kadang salah satu korban pencabulan, mengaku,
menjenguk korban saat korban diketahui perbuatan pelaku diketahui setelah FN
sakit lalu dipijat dan kemudian diraba- dan kedua temannya, yakni DI dan VA,
raba tubuhnya. Pelaku bisa dijerat UU melapor perbuatan pelaku kepada guru
Nomor 23 Tahun 2002 tentang lesnya. Setelah mendapat laporan dari
Perlindungan Anak Pasal 82 dengan Ketua RW, keluarga korban langsung
ancaman di atas 5 tahun. Pelaku adalah membawa
pengasuh panti asuhan tersebut. 7 melakukan visum ke seorang mantri di
Jika melihat kualitas kasus kekerasan desa setempat. Pak Mantri mengatakan,
seksual yang terjadi, semakin hari kasus
5 Dikutip dari Republika Online, 2014, Komnas Polisi .http://.kompas.com/read/2014/02/13/1223 PA : Indonesia Darurat Kejahatan Seksual
571/Cabuli.Tiga.Siswi.Pelayan.Rohani.Ditangk Terhadap
ap.Polisi. Diakses Pada Tanggal 01 April 2015. Anak http://nasional.republika.co.id/berita/nasio
7 Dikutip dari Harian Kompas, 2014, Diduga nal/hukum/14/11/13/ney4lh-komnas-pa-
Cabuli 8 Anak, Pengasuh Panti Asuhan indonesia-darurat-kejahatan-seksual-terhadap-
Dilaporkan .http://regional.kompas.com/read/20 anak. Diakses pada tanggal 01 April 2015.
14/04/01/1527054/Diduga.Cabuli.8.Anak.Penga 6 Dikutip dari Harian Kompas, 2014, Cabuli
suh.Panti.Asuhan.Dilaporkan. Diakses Pada Tiga
Siswi, Pelayan
Rohani
Ditangkap
Tanggal 01 April 2015 Tanggal 01 April 2015
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentunnya menjadi permasalahan bersama
Tentang Perlindungan Anak yakni sebagai bagi orang tua dan keluarga, masyarakat dan
berikut : 9
juga pemerintah. Berdasarkan dengan hal Pasal 59 itu, data yang tercatat di Kanit Pelayanan
(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Perempuan dan Anak Kepolisian Resort
lembaga negara lainnya berkewajiban Malang untuk tahun 2013 tercatat ada 73
bertanggung jawab untuk kasus kekerasan seksual terhadap anak yang
dan
memberikan Perlindungan Khusus mana diantaranya 64 kasus persetubuhan
kepada Anak.
dan 4 kasus pencabulan. Kemudian pada (2) Perlindungan Khusus kepada Anak tahun 2014 terjadi peningkatan, tercatat ada
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 111 kasus kekerasan seksual terhadap anak
diberikan kepada:
a. Anak dalam situasi darurat; persetubuhan dan 16 kasus pencabulan dan
yang mana diantaranya 85 kasus
b. Anak yang berhadapan dengan hukum; sampai dengan bulan Juli 2015 tercatat ada
c. Anak dari kelompok minoritas dan
43 kasus kekerasan seksual yang mana
terisolasi;
diantaranya 39 kasus persetubuhan dan 4
d. Anak yang dieksploitasi secara
ekonomi dan/atau seksual; tersebut di atas menunjukkan bahwa angka
kasus pencabulan. 8 Berdasarkan data
menjadi korban kasus terhadap anak khususnya kekerasan
e. Anak
yang
penyalahgunaan narkotika, alkohol, seksual terhadap anak tidak mengalami
psikotropika, dan zat adiktif lainnya; penurunan tetapi justru semakin mengalami
f. Anak yang menjadi korban pornografi; peningkatan. Dari data tersebut, hanya yang
g. Anak dengan HIV/AIDS; kasus yang dilaporkan saja yang dapat
h. Anak korban penculikan, penjualan, dilihat, tetapi bagaimana untuk kasus-kasus
dan/atau perdagangan; serupa yang tidak dilaporkan sudah barang
i. Anak korban Kekerasan fisik dan/atau tentu akan lebih banyak dari data yang ada.
psikis;
Ada beberapa faktor yang menjadi alasan j. Anak korban kejahatan seksual; korban enggan melapokan perlakuan
k. Anak korban jaringan terorisme; kekerasan seksual yang dialaminya kepada
l. Anak Penyandang Disabilitas; aparat penegak hukum, diantaranya ialah
m. Anak korban perlakuan salah dan korban merasa malu dan tidak ingin aib yang
penelantaran;
menimpa dirinya diketahui oleh orang
dengan perilaku sosial banyak dan beritanya menjadi hinaan publik.
n. Anak
menyimpang; dan Dan bahkan ketakutan korban karena telah
o. Anak yang menjadi korban stigmatisasi diancam oleh pelaku akan dibunuh jika
dari pelabelan terkait dengan kondisi melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.
Orang Tuanya.
Potret kekerasan seksual terhadap anak Dengan adanya amanat Undang-Undang inilah yang menggambarkan bahwasanya
Perlindungan Anak inilah maka Pemerintah perbuatan tersebut merupakan perbuatan
Kabupaten Malang berupaya memberikan yang tidak bisa ditolelir lagi. Dengan
perlindungan secara ekslusif terhadap lahirnya
perempuan dan anak korban kekerasan yang Perlindungan Anak secara substansial telah
Undang-Undang
tentang
telah diterbitkan dalam Peraturan Daerah memberikan perlindungan khusus terhadap
Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009 anak
tentang Perlindungan Perempuan dan Anak sebagaimana yang termuat dalam Pasal 59
korban kekerasan
seksual,
Korban Kekerasan, dalam peraturan daerah ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 35
tersebut dijelaskan bahwa setiap warga
8 Berdasarkan sumber Unit Pelayanan Perempuan Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan dan Anak Satreskrim Polres Malang.
Anak.
9 Lihat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang 9 Lihat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang
Bentuk layanan advokasi korban baik secara pemerintah daerah kabupaten malang
Litigasi dan Non Litigasi belum sepenuhnya melalui lembaga kantor perlindungan
terlaksana. Sebenarnya banyak kasus
kekerasan seksual terhadap anak yang Kabupaten Malang juga merupakan
perempuan dan anak. 10 Lain dari pada itu,
mengalami kesulitan dalam penyelesaiannya Kabupaten Layak Anak sebagaimana yang
baik dalam tahap penyidikan, penuntutan tertuang dalam Peraturan Bupati Malang
dan bahkan pada tahap penjatuhan putusan Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Kebijakan
sekalipun. Oleh sebab itulah keberadaan Kabupaten layak Anak yang mana dalam
P2TP2A Kabupaten Malang dalam peraturan daerah tersebut dijelaskan bahwa
memberikan pelayanan advokasi kepada pemerintah
korban khususnya anak sebagai korban potensi sumber daya manusia, keuangan,
mengintregasikan
seluruh
kekerasan seksual kiranya bisa berjalan sarana, prasarana, yang ada pada Pemerintah
dengan baik lagi. Sebagai kabupaten layak Daerah, Kecamatan, Desa/Kelurahan dan
anak seharusnya banyak upaya yang masyarakat di wilayah Daerah dalam
dilakukan oleh pemerintah daerah guna mewujudkan pemenuhan hak-hak anak. 11 meminimalisir kasus-kasus yang terjadi
Selain itu secara khusus melalui Peraturan pada anak khususnya kasus kekerasan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
seksual. Selain itu berdasarkan keterangan Perlindungan Anak Nomor 1 Tahun 2010
yang telah didapat oleh peneliti yang menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah
bersumber dari konselor P2TP2A Kabupaten bertanggungjawab menyediakan layanan
Khorirotin Nasichah, dan fasilitas bagi perempuan dan anak
Malang Umi
mengungkapkan kendala yang dialami korban kekerasan. Sebagai wujud dari
Kabupaten Malang yakni peraturan tersebut Pemerintah Daerah
P2TP2A
keterbatasan sumberdaya dan sumber dana, Kabupaten Malang yang menjadi lokasi
perlu kita ketahui bahwa Kabupaten Malang penulis untuk melakukan penelitian
memiliki 33 Kecamatan dari ujung barat mewujudkannya melalui pembentukannya
berbatasan dengan dengan Kabupaten kediri suatu lembaga yakni Pusat Pelayanan
dan ke ujung timur berbatasan dengan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Kabupaten Lumajang, yang jumlah luas Anak Kabupaten Malang yang untuk
wilayah mencapai 3.534,86 m 2 dengan selanjutnya disebut dengan P2TP2A
kondisi geografis dan topografis yang Kabupaten Malang berdasarkan Peraturan
berbeda, sungguh merupakan tantangan Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2011 yang
tersendiri bagi konselor P2TP2A Kabupaten salah satu tugasnya ialah memberikan
Malang yang hanya memiliki 3 orang layanan advokasi korban atau layanan
dengan demikian pendampingan bagi perempuan dan anak
konselor. 12 Maka
menjadikan alasan dilakukannya penelitian khususnya perempuan dan anak yang
ini.
menjadi korban kekerasan. Akan tetapi, peda kenyataannya bentuk pelayanan advokasi
B. Permasalahan
terhadap anak korban kekerasan seksual dirasa masih kurang dan minim. Masih
1. Bagaimana Peran Pusat Pelayanan banyak kasus yang belum mendapatkan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan pelayanan advokasi dari P2TP2A Kabupaten
Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang Malang sebagai badan yang ditujuk oleh
dalam memberikan layanan advokasi pemerintah untuk mendampingi dan
10 Lihat Peraturan Daerah Kabupaten Malang 12 Berdasarkan hasil wawancara dengan Umi Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
NasichahKonselor P2TP2A Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan.
Khorirotin
Kabupaten Malang, 21 Mei 2015. 11 Lihat Peraturan Bupati Malang Nomor 15
Tahun 2012 Tentang Kebijakan Kabupaten Layak Anak.
korban khususnya terhadap anak permasalahan yang diteliti yaitu pendekatan sebagai Korban Kekerasan Seksual ?
perundang-undangan. Pendekatan undang-
2. Apa saja kendala yang dihadapi dan undang (statute approach) dilakukan dengan upaya yang dilakukan Pusat Pelayanan
menelaah beberapa undang-undang yang Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
bersangkut paut dengan isu hukum yang Anak
sedang diteliti oleh penulis yakni Undang- Malangdalam memberikan layanan
(P2TP2A)
Kabupaten
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang advokasi korban khususnya terhadap
Perlindungan Anak, Undang-Undang nomor anak sebagai Korban Kekerasan
35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Seksual?
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
B. Lokasi Penelitian
1. Untuk mengetahui Peran Pusat Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Perempuan dan Anak (P2TP2A)
khususnya Pusat Pelayanan Terpadu Kabupaten
Pemberdayaan Perempuan dan Anak memberikan
Malang
dalam
Kabupaten Malang yang terletak di jalan korban khususnya terhadap anak
layanan
advokasi
Nusa Barong No. 13 Malang. sebagai Korban Kekerasan Seksual.
C. Sumber Data
2. Untuk mengetahui kendala yang
a. Data Primer
dihadapi dan upaya yang dilakukan Data primer adalah merupakan data Pusat
yang diperoleh secara langsung dari Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pelayanan
Terpadu
pengamatan atas obyek atau permasalahan (P2TP2A) Kabupaten Malangdalam
yang penulis amati di lokasi penelitian yaitu memberikan
melalui wawancara langsung dengan pihak- korban khususnya terhadap anak
layanan
advokasi
pihak yang bersangkutan dan berkompeten sebagai Korban Kekerasan Seksual.
dalam bidang yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat yakni yang
Adapun Manfaaf Penelitian ini agar berkaitan dengan kekerasan seksual dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi
terhadap anak.
ilmu pengetahuan
hukum
dalam
b. Data Sekunder
pengembangan hukum pidana, khususnya Data sekunder adalah data yang pemahaman teoritis tentang Peran P2TP2A
diperoleh dari peraturan perundang – Kabupaten Malang dalam memberikan
undangan studi kepustakaan terhadap jurnal, layanan advokasi korban khususnya
artikel dalam majalah atau sumber-sumber terhadap anak sebagai korban kekerasan
lain yang terkait dengan permasalahan yang seksual dan untuk mengetahui kendala yang
dibahas dalam penulisan ini. dihadapi dan upaya yang dilakukan P2TP2A
c. Data Tersier
Kabupaten Malang Dalam Memberikan Adalah bahan hukum yang diperoleh layanan advokasi dalam memberikan
dari Ensiklopedia, kamus dan lain – lain. layanan advokasi korban khususnya terhadap anak sebagai Korban Kekerasan
D. Teknik Pengumpulan Data
Seksual.
a. Wawancara
Wawancara adalah metode yang
METODE PENELITIAN
menggunakan teknik mewawancarai nara sumber yang dijadikan objek atau bahan
penelitian guna mendapatkan hasil atau data Penelitian ini merupakan penelitian hukum
A. Jenis Penelitian
yang diinginkan.
normatif dengan menggunakan pendekatan
b. Studi Pustaka
penelitian ini, penulis approach ) dan pendekatan empiris. Adapun
Pendekatan perundang-undangan (statute
Dalam
mempelajari dan mengkaji perundang- dalam penelitian ini, penulis menggunakan
undangan, jurnal, literatur, atau dokumen- pendekatan
dokumen yang berkaitan dengan peran dari
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan prasarana, dan ketersediaan sumber daya Perempuan
penyelenggaraan Malangdalam
Perlindungan Anak.” 13 Dalam advokasi korban khususnya terhadap anak
memberikan
layanan
penjelasan pasal ini menegaskan bahwa sebagai Korban Kekerasan Seksual.
Negara, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
c. Studi Dokumentasi
wajib memenuhi seluruh sarana dan Dalam penelitian ini, dokumentasi
prasarana, misalnya sekolah, lapangan terkait dokumen-dokumen yang diperoleh
bermain, lapangan olahraga, rumah ibadah, oleh penulis di lokasi penelitian dan
fasilitas pelayanan kesehatan, gedung digunakan sebagai penunjang penelitian.
kesenian, tempat rekreasi, ruang menyusui, Data-data ini terkait struktur organisasi
Anak, termasuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
tempat
penitipan
optimalisasi dari unit pelaksana teknis Perempuan dan Anak Kabupaten Malang,
penyelenggaraan Perlindungan Anak yang data jumlah kasus yang masuk terkait
ada di daerah. Unit pelaksana teknis kekerasan seksual terhadap anak serta data-
penyelenggaraan Perlindungan Anak yang data lainnya.
ada di daerah. Unit pelaksana teknis
penyelenggaraan Perlindungan Anak yang Dari hasil penelitian yang terkumpul
D. Analisis Data
ada di daerah maksudnya disini ialah berupa seperti yang diperoleh dari lapangan dan
lembaga sosial kemasyarakatan ataupun data kepustakaan, maka selanjutnya data
lembaga sosial daerah yang bergerak tersebut di analisa secara deskriptif
perlindungan anak guna kualitatif.
dibidang
melindungi hak – hak anak. Oleh karena itu, sebagaimana kyang diamanahkan oleh
PEMBAHASAN
Undang – Undang perlindungan anak maka diharapkan tiap – tiap daerah dapat
A. Peran P2TP2A Kabupaten Malang
membentuk suatu lembaga yang bergerak di
Dalam Memberikan
Layanan
bidang pelayanan dan perlindungan terhadap
Advokasi Korban
Khususnya
isu – isu terkait kekerasan yang terjadi pada
Terhadap Anak sebagai Korban
anak.
Kemudian dalam pelaksanaannya Penelitian ini dilakukan pada bulan
Kekerasan Seksual.
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 September 2015, adapun yang menjadi
Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan informan dalam penelitian ini adalah
Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan konselor
Dalam Rumah Tangga Pasal 5 ayat (5) yang Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pusat Pelayanan
Terpadu
“Resosialisasi korban Kabupaten Malang, para pejabat terkait yang
berbunyi
dilaksanakan oleh instansi sosial dan bermitra kerja dengan P2TP2A Kabupaten
lembaga sosial agar korban dapat kembali Malang serta korban yang ditangani oleh
melaksanakan fungsi sosialnya dalam P2TP2A Kabupaten Malang. Sebagaimana
masyarakat.” 14 Penjelasan dari PP tersebut yang dalam Pasal 22 Undang - Undang
dinyatakan bahwa instansi sosial adalah Nomor 32 Tahun 2014 tentang Perubahan
instansi pemerintah yang ruang lingkup Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
tugasnya mengenai urusan sosial dan 2002 tentang Perlindungan Anak yang
pemerintah daerah yang berbunyi :
instansi
menanggulangi masalah sosial. Maka, upaya “Negara, Pemerintah, dan Pemerintah
penanggulangan Daerah berkewajiban dan bertanggung
penyelenggaraan
kekerasan seksual pada anak pada dasarnya jawab memberikan dukungan sarana,
ada di pemerintah daerah, baik ditingkat
13 Lihat Pasal 22 Undang - Undang Nomor 32 14 Lihat Pasal 5 ayat (5) Peraturan Pemerintah Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Perlindungan Anak
Dalam Rumah Tangga.
provinsi maupun kabupaten/ kota. Tetapi, Anak Korban Kekerasan menyebutkan tidak semua daerah mempunyai kepekaan
bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban dan terhadap isu – isu kekerasan seksual yang
bertanggung jawab untuk menyediakan dan terjadi pada anak. sebagai wujud
menyelenggarakan layanan terpadu bagi pelaksanaan dari Undang – Undang
korban. 17 Berdasarkan Peraturan Daerah Perlindungan Anak, Pemerintah Daerah
Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009 harus memiliki perangkat penegakan hukum
tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dalam bentuk peraturan daerah.
Korban Kekerasan itulah P2TP2A berperan Menanggapi hal ini, berdasarkan hasil
untuk mendorong implementasinya hak – wawancara penulis dengan Rosi Zuhro
hak anak korban kekerasan seksual Rosyidah dan Umi Khorirotin Nasichah
sebagaimana yang diamanahkan Peraturan selaku Konselor P2TP2A Kabupaten
Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun Malang, mereka berpendapat bahwa dengan
2009 tentang Perlindungan Perempuan dan adanya peraturan daerah yakni Peraturan
Anak Korban Kekerasan serta meningkatkan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun
kesadaran dari semua pihak terhadap hak 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan
anak korban kekerasan seksual. 18 Hal ini Anak Korban Kekerasan pemerintah daerah
sesuai dengan Surat Kesepakatan Bersama berupaya menanggulangi kasus kekerasan
antara Menteri Negara Pemberdayaan seksual pada anak. Dengan diterbitkannya
Perempuan, Menteri Kesehatan, Menteri Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor
Sosial, dan Kepala Kepolisian Negara
Indonesia Nomor Perempuan dan Anak Korban Kekerasan,
3 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Republik
1329/MENKES/SKB/X/2002 perihal maka pelaksannan atau penegakan hukum
Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan terkait kekerasan seksual pada anak harus
Terhadap Perempuan dan Anak, dan Surat memberikan manfaat. 15 Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor:
Sebagaimana yang disebutkan dalam 188/121/KPTS/013/2005 tentang Tim Pasal 1 Butir 14 Peraturan Daerah
Pengelola Pusat Pelayanan Terpadu Korban Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak tentang Perlindungan Perempuan dan Anak 19 Provinsi Jawa Timur. Kemudian dalam
Korban Kekerasan menyebutkan bahwa melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Perlindungan anak adalah segala kegiatan
Malang Nomor 3 Tahun 2009 tentang untuk menjamin dan melindungi anak dan
Perlindungan Perempuan dan Anak Korban hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
Kekerasan, P2TP2A Kabupaten Malang berkembang dan berpartisipasi secara
mengacu pada Peraturan Menteri Negara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
Perempuan Dan kemanusiaan serta mendapat perlindungan
Pemberdayaan
Perlindungan Anak Republik Indonesia dari
kekerasan dan diskriminasi. 16 Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standart Kemudian pada Pasal 5 huruf b Peraturan
Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun
Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan
Kekerasan. Dalam Pasal 1 Butir 13
15 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Rosi Zuhro Rosyidah dan Umi Khorirotin
Korban Kekerasan
Nasichah selaku Konselor P2TP2A Kabupaten Malang. 25 September 2015. 18 Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
16 Lihat Pasal 1 Butir 14 Peraturan Daerah Rosi Zuhro Rosyidah dan Umi Khorirotin Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Nasichah selaku Konselor P2TP2A Kabupaten Perlindungan Perempuan dan Anak Korban
Malang. 25 September 2015. Kekerasan 19 Lihat Penjelasan Pasal 5 huruf b Peraturan
17 Lihat Pasal 5 point b Peraturan Daerah Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009 Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009
tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Perempuan dan Anak (P2TP2A). 21 Dari Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010
pemaparan tersebut di atas, dapat penulis tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang
simpulkan bahwa peran P2TP2A Kabupaten Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan
Malang
dalam melaksanakan
serta perlindungan “Unit pelayanan terpadu atau disingkat UPT
Anak Korban Kekerasan yang berbunyi : 20 penanggulangan
terhadap anak korban kekerasan seksual adalah suatu unit
sudah berjalan baik sebagaimana mestinya. menyelenggarakan fungsi pelayanan terpadu
kesatuan
yang
Berbagai peraturan perundang – undangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
mulai dari Undang – Undang Perlindungan UPT tersebut dapat berada di Pusat
Anak, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pelayanan Terpadu (PPT) dan Pusat Krisis
Menteri hingga peraturan yang dibentuk Terpadu
sendiri oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Rumah Sakit, Puskesmas, Pusat Pelayanan
Malang sendiri merupakan suatu bentuk Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
langkah nyata dari pemerintah daerah Anak (P2TP2A), Unit Pelayanan Perempuan
kabupaten malang dalam melindungi dan Anak (UPPA), Rumah Perlindungan
masyarakatnya khususnya anak dari segala Trauma
bentuk kekerasan yang dapat mengancam Perlindungan Sosial Anak
serta membahayakan akan terpenuhinya hak BP4 dan lembaga-lembaga keumatan
(RPSA),
– hak anak. Dan dengan berdasarkan pada lainnya, kejaksaan, pengadilan, Satuan
peraturan – peraturan tersebut, bisa menjadi Tugas Pelayanan Warga pada Perwakilan RI
bahan acuan bagi P2TP2A Kabupaten di
luar negeri, Women Crisis Center Malang untuk terus berperan aktif sebagai (WCC), lembaga bantuan hukum (LBH),
yang merupakan dan lembaga sejenis lainnya. Layanan ini
suatu
lembaga
perpanjangan tugas dari Pemerintah Daerah dapat berbentuk
Kabupaten Malang yang berfunsi untuk crisis center) atau berbentuk jejaring,
satu atap (one stop
memfasilitasi sagala bentuk dan segala tergantung kebutuhan di masing-masing
upaya guna mencegah, meminimalisir serta daerah. “Dengan adanya Peraturan Menteri
menanggulangi kemudian menindaklanjuti Negara Pemberdayaan Perempuan Dan
isu – isu kekerasan seksual terhadap anak Perlindungan Anak Republik Indonesia
sehingga dapat terwujud kabupaten layak Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standart
anak yang memang benar – benar Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan
melindungi hak – hak anak seluruhnya. Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Kekerasan tersebut maka dibentuklah
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Peraturan Bupati Malang Nomor 19 Tahun
Malang adalah lembaga berbasis masyarakat 2010 tentang Standart Pelayanan Minimal
beranggotakan multistakeholder Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan
yang
pemerhati perempuan dan anak pada tingkat dan Anak Korban Kekerasan yang mana
pemerintah maupun nonpemerintah. Dalam dalam Pasal 1 Butir 17 Unit pelayanan
melakukan tugasnya, P2TP2A mempunyai terpadu atau disingkat UPT adalah suatu unit
program layanan antara lain: 1) Layanan kesatuan yang menyelenggarakan fungsi
Cegah 2) Layanan Advokasi Korban dan 3) pelayanan terpadu bagi perempuan dan anak
Layanan Rehabilitasi dan Reintegrasi. korban kekerasan. UPT tersebut dapat
Karena kekerasan seksual yang terjadi berada di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
semakin marak dan yang menjadi korban
20 Lihat Pasal 1 Butir 13 Peraturan Menteri 21 Lihat Pasal 1 Butir 17 Peraturan Bupati Negara
Malang Nomor 19 Tahun 2010 tentang Standan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor
Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu 01 Tahun 2010 tentang Standart Pelayanan
bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Minimal Bidang Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.
ialah anak – anak, maka P2TP2A Kabupaten sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Malang memberikan beberapa pelayanan
Bupati Malang Nomor 8 Tahun 2011 tentang guna kepentingan korban. Dari beberapa
Organisasi Dan Tata Kerja Pusat Pelayanan pelayanan yang diberikan pelayanan
Terpadu pemberdayaan Perempuan dan penanganan pengaduan lebih banyak
Anak (P2TP2A) Kabupaten Malang. Dari dilakukan dari pada pelayanan lainnya.
hasil wawancara tersebut diatas dapat Menurut hemat penulis, perlu adanya
disimpulkan bahwa dengan dilakukannya penanganan yang lebih dari. Oleh karena
mediasi memenuhi apa yang dibutuhkan pelayanan dalam bentuk penegakan dan
oleh pelaku, korban, dan masyarakat, bantuan hukum yang dilakukan oleh
kesempatan mengajukan P2TP2A Kabupaten Malang jumlah
memberikan
alterntif hukuman penjara, mendorong penanganannya tidak sebanding dengan
rekonsiliasi antara korban dan pelaku, kasus
memungkinkan pelaku bertanggungjawab dimaksimalkan dari segi
yang terjadi.
Maka
perlu
atas tindakannya, dan memberikan kepuasan penegakan dan bantuan hukum sehingga
pelayanan
emosional pada korban. Dari pemaparan dapat memberikan perlindungan hukum
tersebut di atas penulis simpulkan bahwa terhadap anak khususnya anak sebagai
perana P2TP2A Kabupaten Malang dalam korban kekerasan seksual. Selanjutnya
memberikan layanan advokasi korban dalam memberikan dan melaksanakan
khususnya terhadap anak sebagai korban layanan advokasi korban ini, bentuk
kekerasan seksual secara nonlitigasi pada pendampingan yang dilakukan ada 2 cara,
dasarnya sudah berjalan dengan baik dan
sudah sesuai sebagaimana yang terdapat Pengklasifikasian pendampingan secara
yaitu secara Ligitasi 22 dan Nonligitasi 23 .
pada Pasal 13 Ayat (1) huruf g Peraturan litigasi dan non litigasi ini berdasar pada
Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun
2009 tentang Perlindungan Perempuan dan 2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Anak Korban Kekerasan menyebutkan Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan
bahwa Tugas Pekerja Sosial sebagai Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten
pendamping adalah membantu memberikan Malang melalui tugas masing – masing
informasi tentang layanan konsultasi divisi. Layanan advokasi korban secara
hukum, psikososial, medis, rohani sehingga litigasi berdasar dari Pasal 12 terkait divisi
korban merasa aman dan nyaman. Jadi pelayanan hukum dan medis dan Pasal 15
dilaksanakannya dampingan terkait divisi penguatan jaringan dan
dengan
psikologi spiritual, konseling serta mediasi advokasi sebagaimana yang tertuang dalam
oleh P2TP2A Kabupaten Malang bisa Peraturan Bupati Malang Nomor 8 Tahun
membantu korban khususnya anak dalam 2011 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
mendapatkan dan memperjuangkan hak – Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan
haknya.
Perempuan dan
Anak
(P2TP2A)
KabupatenMalang. Sedangkan layanan
B. Kendala Yang dihadapi dan
advokasi korban secara nonlitigasi berdasar
Upaya
yang
dilakukan P2TP2A
dari Pasal 13 terkait divisi pemulihan dan
Kabupaten Malang Dalam Memberikan
pemberdayaan dan Pasal 14 terkait divisi
Layanan Advokasi Korban Khususnya
kajian pendidikan
dan
pelatihan
22 Litigasi merupakan mekanisme penyelesaian memberikan bantuan dan nasehat hukum dalam sengketa melalui jalur pengadilan, sedangkan
rangka mengantisipasi dan mengurangi adanya non litigasi merupakan mekanisme penyelesaian
sengketa, pertentangan dan perbedaan, serta sengketa
mengantisipasi adanya masalah-masalah hukum http://www.ekomarwanto.com/2011/05/arbitras
e-dan-alternatif-penyelesaian.html. Diakses pada timbul.http://jdih.kepriprov.go.id/index.php/id/i tanggal 25 September 2015.
nformasi-kegiatan/artikel-kegiatan/86-non- 23 Non Litigasi adalah penyelesaian masalah
litigasi. Diakses pada tanggal 25 September hukum diluar proses peradilan, tujuannya adalah
Anak sebagai Korban Kekerasan
bagi konselor P2TP2A Kabupaten Malang
Seksual.
yang hanya memiliki 3 orang konselor. 25 Terbatasanya jumlah pegawai P2TP2A
1. Bentuk – Bentuk Kendala Yang
Kabupaten
Malang mengakibatkan
dihadapi P2TP2A
Kabupaten
penanganan terhadap anak yang menjadi
korban kekerasan kekerasan seksual tidak Berdasarkan hasil wawancara penulis
Malang.
bisa tertangani dengan baik. dengan 2 orang konselor di P2TP2A Kabupaten Malang, dapat diketahui
b. Kendala Eksternal
bahwadalam melaksanakan perannya terkait Selain kendala internal, ada juga Layanan Advokasi Korban Khususnya
kendala eksternal yang di alami oleh Terhadap Anak sebagai Korban Kekerasan
P2TP2A Kabupaten Malang terkait Seksual, Pusat
perannya dalam memberikan layanan Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pelayanan
Terpadu
advokasi korban khususnya anak sebagai (P2TP2A) tentu mengalami berbagai macam
korban kekerasan seksual.Berdasarkan hasil kendala antara lain:
wawancara penulis dengan konselor di P2TP2A Kabupaten Malang, hambatan dari
a. Kendala Internal
luar itu datang dari budaya dan masyarakat
1. Sumber Dana
yangkurang mengerti tentang pentingnya Berdasarkan hasil wawancara penulis
perlindungan hak-hak anak, selainitu adanya dengan konselor di P2TP2A Kabupaten
hambatan yang datang dari korban dan Malang mengungkapkan bawha salah satu
keluarga korbanyang hambatan itu meliputi: kendala yang dialami oleh P2TP2A
a. Korban atau keluarga korban tidak Kabupaten Malang ialah terkait sumber
terbuka dalam memberikanketerangan; dana karena anggaran yang disediakan oleh
b. Korban atau keluarga korban bertindak pemerintah seringkali
diluar pertimbangan danizin P2TP2A; dibanding dengan jumlah kasus yang
terbatas
jika
c. Korban atau keluarga korban tidak pro- dihadapi. Sehingga perlu dana tambahan
aktif;
yang kiranya cukup untuk melaksanakan
d. Korban atau keluarga menceritakan program dari P2TP2A Kabupaten Malang. 24 kasus yang dialami kebanyakpihak lain;
e. Korban atau keluarga korban tidak
2. Sumber Daya Manusia
konsekuen dengan keputusanyang Selain sumber dana, keberadaan sumber
diambil;
daya manusia atau personil merupakan salah
f. Korban yang tiba-tiba menghilang satu hal terpenting untukmenjalankan
tanpa kabar yang jelas. program-program perlindungan anak oleh P2TP2A Kabupaten Malang. Tetapi
Jadi Menurut penulis, kendala-kendala keberadaan sumber daya manusia juga
yang dihadapi oleh Pusat P2TP2A merupakan kendala yang saat ini di hadapi
Kabupaten Malang merupakan suatu oleh P2TP2A Kabupaten Malang. Perlu kita
tantangan untuk memberikan pelayanan ketahui bahwa Kabupaten Malang memiliki
yang lebih baik kepada korban tindak
33 Kecamatan dari ujung barat berbatasan kekerasan yang dalam hal ini anak sebagai dengan dengan Kabupaten kediri dan ke
korban. Kendala yang terjadi di internal ujung timur berbatasan dengan Kabupaten
P2TP2A Kabupaten Malang atau kendala Lumajang, yang jumlah luas wilayah
eksternal baik yang disebabkan oleh orang mencapai 3.534,86 m 2 dengan kondisi tua dan lingkungan tinggal korban
geografis dan topografis yang berbeda, membutuhkan kesadaran masyarakat untuk sungguh merupakan tantangan tersendiri
mengatasi kondisi tersebut. Perlu Kerjasama
24 Berdasarkan hasil wawancara dengan Rosi 25 Berdasarkan hasil wawancara dengan Umi Zuhro Rosyidah dan Umi Khorirotin Nasichah
NasichahKonselor P2TP2A selaku Konselor P2TP2A Kabupaten Malang, 25
Khorirotin
Kabupaten Malang, 25 September 2015. September 2015.
yang baik dan bersinergi antara Pemerintah P2TP2A Kabupaten Malang bisa terlaksana Daerah yang dalam hal ini P2TP2A bersama
dengan baik.
dengan masyarakat guna mengawasi,
2. Upaya Terhadap Faktor Eksternal
melindungi serta mencegah terjadinya Dalam mengatasi hambatan tersebut kekerasan seksual terhadap anak.Sehingga
P2TP2A Kabupaten Malang masih bersifat anak-anak merasa lebih aman dan terjaga
kondisional seperti tindakan yang dilakukan serta
berupa teguran ataupun masukan kepada mengembangkan bakat dan minat yang
terpenuhi hak-haknya
untuk
korban atau keluarga korban, hal yang harus diinginkannya.
dipahami lagi untuk mengatasi hambatan yang berasal dari korban atau keluarga
C. Upaya yang dilakukan P2TP2A
korban adalah P2TP2A Kabupaten malang
Kabupaten Malang Dalam Mengatasi
seringkali menemui langsung para korban
Kendala.
dan keluarga korban, memeberikan
1. Upaya Mengatasi Kendala Internal
pemahaman dengan penerapan prinsip
a. Upaya Terkait Sumber Dana
perlindungan terhadap anak, prinsip Terkait sumber dana yang menjadi salah
nondiskriminasi, prinsip yang terbaik bagi satu kendala, upaya yang dilakukan P2TP2A
anak, prinsip hak hidup, kelangsungan hidup Kabupaten Malang terkait sumber dana ialah
dan perkebangan anak, dan prinsip dengan memanfaatkan dana operasional
menghargai pandangan anak. 27 Hal – hal selain dari Anggaran Pembelanjaan Daerah
inilah yang dilakukan guna memberikan Kabupaten Malang. Yakni P2TP2A
layanan advokasi dan pendampingan kepada Kabupaten Malang berupaya melakukan
korban serta memberikan pemahaman langkah-langkah dengan menjalin kerjasama
kepada keluarga korban bahwa apa yang untuk mendapatkan pembiayaan dari para
menjadi hak – hak anak akan tetap terjaga donatur diantaranya P2TP2A pernah
dan terlindungi karena sudah dijamin dan meminta bantuan dari Lazis dan Kemenag,
diatur oleh Undang – Undang. Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah provinsi Jawa Timur, serta
PENUTUP
donatur lembaga atau perorangan lainya. 26
b. Upaya Terkait Sumber Daya
A. Kesimpulan
Manusia
Setiap organisasi memiliki kriteria Upaya yang dilakukan oleh P2TP2A
mengenai efektivitas Kabupaten Malang dalam mengatasi
tersendiri
dalam melaksanakan kendala terkait Sumber daya manusia ialah
organisasinya
perannya. Suatu organisasi dikatakan dengan cara merekrut personil tambahan.
berperan apabila organisasi tersebut dapat Dalam hal perekrutan personil tambahan,
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, atau P2TP2A Kabupaten Malang bekerjasama
sejauhmana sasaran dan tujuan organisasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Malang
tersebut tercapai. Demikian halnya P2TP2A yakni dengan memperbantukan sumber daya
Kabupaten Malang sebagai salah satu manusia yang berkompeten di bidang
instansi yang menangani masalah kekerasan konselor dari Dinas sosial. Yang mana
seksual yang terjadi pada anak dapat dalam hal ini 2 dari beberapa orang yang ada
dikatakan berperan apabila mencapai tujuan di Dinas Sosial Kabupaten Malang
atau sasaran yang telah ditetapkan. diharapkan bisa menjadi personil yang
penelitian dan memang benar-benar terlatih dan baik dalam
Berdasarkan
hasil
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: melaksanakan tugasnya sehingga peran dari
26 Berdasarkan hasil wawancara dengan Rosi 27 Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Zuhro Rosyidah dan Umi Khorirotin Nasichah
2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan selaku Konselor P2TP2A Kabupaten Malang, 25
Antara Norma Dan Realita, Cetakan Pertama, September 2015.
Edisi pertama, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta.Hal. 122.
1. Peran P2TP2A Kabupaten Malang
b) Dan upaya untuk mengatasi kendala dalam memberikan layanan advokasi
eksternal ialah dengan teguran ataupun korban khususnya terhadap anak
masukan kepada korban atau keluarga sebagai korban kekerasan seksual
korban dan memberikan penjelasan sebagai bentuk sudah terlaksana dengan
tentang penerapan prinsip perlindungan baik.
terhadap anak sehingga hak – hak jadi
a. Secara litigasi, layanan advokasi
terlindungi.