PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PARAFRASE PUISI SISWA KELAS X1 SMA PERTIWI 1 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PARAFRASE PUISI SISWA KELAS X1 SMA PERTIWI 1 PADANG

Yosi Wulandari, S.Pd., M.Pd. Ega Aulia Rahmi, S.Pd.

PBSID FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, yosiwulandari43@yahoo.co.id dan FBS Universitas Negeri Padang, egaauliarahmi@yahoo.co.id Teaching Expertise: Teaching and Learning in the Primary School Abstract: The purpose of the research was to explain and analyze the short story writing skills improvement grades X1 SMA Pertiwi 1 Padang in terms of characterization, plot, and setting. This type of research is a classroom action research that uses four stages in each cycle, including planning, implementation, observation, and reflection. The research was

conducted in two cycles. The data was collected through two main instruments, namely test and nontes. The test is used to collect data capability to write short stories, while the form of

sheets nontes observation, field notes, and questionnaires were used to collect the data in the application of learning techniques paraphrasing poetry writing short stories. Analyzing data in accordance with the descriptive-analytical application of the concept of action research.

Analisis kebutuhan pelatihan/pembelajaran Results of this study showed that the results of the students wrote short stories on pre-cycle obtain an average value of 58.89, cycle 1 with an average value of 77.04, and in cycle 2 the average score was 91.11.. The results showed an increase of pre-cycle students write short

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru di SLTP Negeri

stories until the cycle 2. Keywords: write a short story, paraphrasing techniques poem

Pendahuluan

dalam mendengarkan, membaca, dan ber- bicara. Menulis juga membutuhkan latihan-

Kegiatan berbahasa terdiri atas empat latihan sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan yaitu keterampilan mendengar- Menjadi Komunitas Pembelajaran Kepemimpinan Transforma dan mengembangkan kemampuan. Menurut kan, berbicara, membaca, dan menulis. Keg- Tarigan (1994:4) keterampilan menulis ini ti-

sional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran iatan berbahasa dapat dipelajari melalui pem- dak akan datang secara otomatis, melainkan

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D belajaran bahasa Indonesia yang bertujuan harus melalui latihan dan praktik yang banyak untuk meningkatkan kemampuan berkomu- dan teratur. Seperti halnya menulis cerpen, nikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik perlu dilakukan latihan agar cerpen yang di- dan benar. Begitu juga dengan pembelajaran tulis benar-benar bagus dan enak untuk diba- sastra, dapat meningkatkan keterampilan ber-

ca. Siswa diharapkan mampu menulis cerpen bahasa, memperluas wawasan, dan memiliki dengan penokohan, alur, dan latar yang tepat. kepekaan terhadap masalah-masalah sosial Cerpen dapat dijadikan sarana untuk mengek- dalam kehidupan bermasyarakat yang bera- spresikan diri dengan memanfaatkan imaji- gam latar budaya dan agama, serta mendorong nasi penulis. siswa untuk memiliki kemampuan bersastra

Pentingnya keterampilan menulis, khu-

komunikatif.

susnya menulis cerpen sehingga diperlukan Sebagai suatu keterampilan berbahasa wadah untuk melatih dan mengembangkan dan bersastra, menulis merupakan kegiatan keterampilan ini. Salah satu wadah itu adalah kompleks karena orang yang mampu menu- sekolah, tak terkecuali SMA Pertiwi 1 Padang lis adalah orang yang memiliki kemampuan yang merupakan salah satu lembaga pendidik-

148 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

an di Kecamatan Air Tawar Barat. Sekolah ini sama dengan sekolah lainnya, sejak ta- hun 2006/2007 telah menggunakan standar isi. Dalam standar isi menulis cerpen meru- pakan salah satu materi yang diajarkan pada kelas X semester 2, Standar Kompetensinya (SK) adalah mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen dan Kompetensi Dasarnya (KD) adalah menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar), (Dep- diknas, 2006:335).

Berdasarkan pengalaman dalam pros- es pembelajaran dan hasil wawancara den- gan guru bahasa Indonesia kelas X SMA Pertiwi 1 Padang pada tanggal 11 Oktober 2010, penulis menemukan beberapa masalah dalam pembelajaran keterampilan menulis cerpen. Permasalahan tersebut, seper ti siswa tidak mampu menulis cerpen sesuai tema yang diberikan, siswa tidak dapat mengem- bangkan topik, dan siswa dalam membuat cerpen tidak menggunakan alur yang jelas. Dari pengalaman dalam proses pembelaja- ran tersebut, dapat penulis simpulkan bah- wa permasalahan itu terjadi karena berbagai faktor.

Faktor tersebut salah satunya adalah guru tidak menggunakan teknik pembelaja- ran yang bervariasi dalam mengajarkan ke- terampilan menulis cerpen karena selama ini guru hanya menyuruh siswa membuat cerpen bebas saja tanpa menggunakan teknik yang kreatif. Untuk itu, diperlukan teknik pembe- lajaran yang membuat siswa berkeinginan dan termotivasi untuk mengembangkan penge- tahuannya mengenai menulis cerpen dengan baik. Teknik pembelajaran yang dimaksud adalah teknik pembelajaran yang membuat siswa lebih kreatif dalam membuat cerpen dan tidak merasa terbebani oleh situasi pembela- jaran sehingga pembelajaran lebih kondusif. Selain itu, kurangnya dorongan dan motivasi untuk mencapai tujuan pembelajaran menjadi penyebab utamanya.

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemam- puan menulis cerpen adalah dengan teknik parafrase puisi. Siswa menulis cerpen dengan cara mengubah bermacam-macam bentuk puisi menjadi sebuah cerpen dengan cepat dan benar. Berdasarkan fenomena tersebut dilakukan suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul “Pen- ingkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X1 SMA Pertiwi 1 Padang”. Sehubungan dengan penjelasan tersebut, penelitian ini bertu- juan untuk mendeskripsikan hal berikut ini. (1) Penerapan teknik parafrase puisi dalam mening- katkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X1 SMA Pertiwi 1 Padang. (2) Teknik parafrase puisi dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X1 SMA Pertiwi 1 Padang.

Tarigan (1994:21) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukis- kan lambang-lambang grafik yang meng- gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut

kalau mereka memahami bahasa dan gam- baran grafik itu. Semi (2009:2) mengatakan bahwa menulis merupakan pemindahan piki- ran ke dalam bentuk lambang-lambang ba- hasa. Dengan demikian, menulis merupakan serangkaian kegiatan memindahkan ide, gagasan, dan pengalaman ke dalam bentuk tulisan yang disusun dengan baik sehingga informasi atau pesan yang terkandung dalam tulisan tersebut dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

Notosusanto (dalam Tarigan, 2000:176) mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-ki- ra 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap. Sedangkan, menurut Atmazaki (2005:162) cerpen adalah suatu fiksi naratif yang hanya mengambil setting

salah satu momen kehidupan karakter/ tokoh yang sangat menarik. Sulit untuk menentu- kan ukuran pendek sebuah cerita pendek,

kan lambang-lambang grafik yang meng membaca lambang-lambang grafik tersebut

baran grafik itu. Semi (2009:2) mengatakan

fiksi naratif yang hanya mengambil setting

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 149

tetapi tanjakan dan ledakan merupakan hal yang penting. Setelah ada ledakan atau tan- jakan, biasanya cerpen ditutup. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, disimpulkan bahwa cerpen adalah salah satu karya sastra prosa yang menceritakan satu topik kehidu- pan saja dan tidak ada keberagaman latar dan alur yang digunakan serta dapat dibaca dalam waktu sekali duduk.

Cerpen sebagai salah satu jenis karya sastra mempunyai beberapa unsur pembangun yang merupakan suatu kesatuan bentuk yang benar-benar utuh dan lengkap. Unsur pem- bangun sebuah cerpen ada dua yaitu unsur instrinsik yaitu unsur penting yang terdapat dalam cerpen seperti tema, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Un- sur ekstrinsik yaitu unsur pendukung sebuah cerpen yang terletak pada bagian luar cerpen tetapi masih berkaitan dengan cerpen tersebut, seperti norma dan nilai-nilai yang terkandung pada cerpen.

Membuat sebuah cerpen harus mem- punyai langkah-langkah tertentu agar cer- pen yang dibuat terarah dan tidak lepas dari topik. Untuk itu diperlukan langkah- langkah yang tepat dalam membuat sebuah cerpen. Adapun langkah-langkah membuat cerpen menurut Thahar (2008:35—68) yaitu pertama, memperhatikan paragraf pertama, paragraf pertama adalah etalase sebuah cer- pen. Kedua, mempertimbangkan pembaca, pembaca sebagai konsumen dan pengarang sebagai produsen. Ketiga, menggali sua- sana, melukiskan suasana suatu latar ter- kadang memerlukan detail yang jeli. Keem- pat, kalimat efektif, kalimat-kalimat dalam sebuah cerpen adalah kalimat berkategori kalimat efektif, maksudnya kalimat yang berdaya guna yang langsung memberikan kesan kepada pembaca. Kelima, bumbu- bumbu, maksudnya adalah adanya sentuhan lain yang menjadi daya pikat cerita tersebut, seperti dimasukkannya unsur seks dan hu- mor. Keenam, menggerakkan tokoh (karak-

ter), maksudnya adalah bagaimana seorang penulis memberikan sentuhan dalam ceri- tanya sehingga karakter tokoh dalam ceri- ta tersebut menjadi hidup dan benar-benar terasa kehadirannya. Ketujuh, fokus cerita, maksudnya adalah adanya kejelasan pada satu topik cerita saja atau terfokus pada satu topik cerita saja sedangkan peristiwa yang lain menjadi latar atau kilas balik yang sifat- nya memperkuat persoalan pokok tadi. Ke- delapan, sentakan akhir, maksudnya adalah adanya sentakan yang membuat pembaca terkesan terhadap cerpen tersebut. Sentakan terakhir terletak pada akhir kalimat terakhir dari paragraf terakhir. Kesembilan, me- nyunting maksudnya membenahi hasil pe- kerjaan yang baru saja selesai untuk melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi pada tahap penulisan. Kesepuluh, memberi judul, judul merupakan cerminan dari isi sebuah cerpen, sebaiknya judul ditulis belakangan.

Pada dasarnya teknik yang digunakan dalam suatu pembelajaran mengacu pada cara atau alat yang digunakan seorang guru dalam kelas sebagai taktik untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran di ke- las pada waktu itu. Dalam penelitian ini digu- nakan teknik parafrase puisi. Teknik parafrase puisi pada penelitian ini adalah suatu cara atau langkah yang digunakan guru untuk mening- katkan keterampilan menulis cerpen peserta didiknya dengan mengubah sebuah puisi men- jadi sebuah prosa atau cerita.

Teknik memparafrase puisi ini meru- pakan kegiatan menceritakan ulang karya tu- lis seseorang yang berbentuk puisi ke dalam bentuk prosa. Dengan demikian, kita harus mempunyai kemampuan untuk membongkar isi yang tersembunyi dalam rangkaian kata puisi tersebut. Untuk hal tersebut, maka setiap kata yang ditulis oleh pujangga seharusnya di- tanggapi sebagai kata bermakna ganda. Oleh karena itu, saat membuat parafrase puisi diksi menjadi fokus yang diperhatikan.

Cara atau langkah-langkah yang tepat

150 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

menggunakan teknik parafrase puisi menurut termasuk jenis penelitian kualitatif. Arikunto Suyatno (2004:145) adalah sebagai berikut. (2007:3) menyimpulkan bahwa penelitian tin- Pertama, guru memberikan penjelasan singkat dakan kelas merupakan suatu pencermatan tentang kegiatan hari itu. Kedua, siswa meng- terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tin- identifikasikan puisi yang dipilihnya. Ketiga, dakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi siswa mengubah puisi yang telah diidentifi- dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan kasikan itu ke dalam cerita/narasi secara per- tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari orangan. Keempat, siswa melaporkan hasilnya guru yang dilakukan oleh siswa. di depan kelompoknya. Kelima, siswa lain

Hal itu sejalan dengan yang diungkap- dikelompokkan memberikan penilaian tentang kan Sanjaya (2009:26) bahwa peneltian tinda- penampilan temannya. Keenam, guru mere- kan kelas adalah proses pengkajian masalah fleksikan hasil pembelajaran hari itu.

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi Keterampilan menulis merupakan hal diri dalam upaya untuk memecahkan masalah yang penting untuk dikuasai siswa, baik sekolah tersebut dengan cara melakukan berbagai tin-

maupun luar sekolah. Siswa diharapkan mampu dakan yang terencana dalam situasi nyata serta mengungkapkan pikiran, gagasan, pengalaman- menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan nya dalam berbagai bentuk tulisan. Dalam Stan- tersebut. Oleh sebab itu, melalui teknik parafra- dar Isi 2006, kelas X semester II mengungkapkan se piuisi dalam pembelajaran menulis cerpen rumusan Standar Kompetensi (SK) keenambe- dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan las aspek menulis yaitu” “mengungkapkan pe- kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas ngalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam X1 SMA Pertiwi 1 Padang. cerpen”. Pada standar kompetensi tersebut ter-

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Per- dapat Kompetensi Dasar (KD) 16.2 yaitu menu- tiwi 1 Padang tahun ajaran 2010/2011. Jum- lis karangan berdasarkan pengalaman orang lain lah dari keseluruhan siswa kelas X adalah 646 ke dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar).

orang siswa. Siswa yang bersekolah di sini Selanjutnya, penelitian ini memiliki memiliki tingkat kemampuan, ekonomi, dan relevansi dengan penelitian Miftahul Luthfi, latar belakang yang heterogen. Subjek peneli- dengan judul penelitiannya “Peningkatan tian ini adalah siswa kelas X1 SMA Pertiwi 1 kemampuan menulis cerpen siswa kelas X1 Padang. Jumlah siswanya sebanyak 30 siswa SMA 1 Batusangkar melalui teknik menyela- yang terdiri dari 9 laki-laki dan 21 perempuan. saikan cerita (2010).” Berdasarkan penelitian Dalam hal ini penulis berkolaborasi dengan yang dilaksanakan dua siklus dapat disimpul- guru bahasa Indonesia kelas X yang ada di kan bahwa (1) adanya kemampuan yang di- SMA Pertiwi 1 Padang. peroleh siswa antara siklus I dengan siklus II

Penelitian tindakan adalah suatu anali- dengan nilai rata-rata 67,5 dan 77,18. (2) ha- sis, yang diawali dari upaya menemukan sil evaluasi menunjukkan bahwa keberhasi- fakta melalui pengamatan, merencanakan, lan guru dalam pembelajaran ditentukan oleh melakukan tindakan, kemudian menemukan kegiatan yang direncanakan dengan adanya dan mengevaluasi temuan. Apabila temuan perubahan yang membaik antara pelaksanaan belum meyakinkan maka dilakukan daur kegiatan siklus I dan II.

ulang sebagaimana semula. Penelitian tinda- kan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus

Metode Penelitian

(daur ulang) yang menyeluruh dan bertujuan untuk memperbaiki praktik kependi dikan.

Penelitian ini merupakan penelitian tin- Daur ulang aktivitas dalam penelitian tinda- dakan kelas (classroom action research) yang kan kelas diawali dengan pengamatan dan Penelitian ini merupakan penelitian tin- Daur ulang aktivitas dalam penelitian tinda- dakan kelas (classroom action research) yang kan kelas diawali dengan pengamatan dan

fleksikan hasil pembelajaran hari itu.

penelitian Miftahul Luthfi,

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 151

perencanaan tindakan (planning), pelak- sanakan tindakan (actions), pengobservasian dan pengevaluasian proses dan hasil tinda- kan (observation and evaluation), dan pelak- sanakan refleksi (reflection). Keempat tahap

itu terus diulang sampai peneliti meyakini sudah ada perubahan positif yang diberikan tindakan tersebut.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, hal yang dilakukan adalah melihat kemampuan menulis cerpen siswa kelas X 1 SMA Per- tiwi 1 Padang dengan menggunakan teknik parafrase puisi. Tindakan yang pertama di- lakukan adalah menyuruh siswa membuat cerpen bebas atau tidak menggunakan teknik parafrase puisi yang dinamakan dengan pra- siklus. Setelah itu dilakukan tindakan selan- jutnya yaitu menyuruh siswa membuat cerpen dengan menggunakan teknik parafrase puisi yang disebut siklus 1 dan dilihat bagaimana peningkatan antara prasiklus dengan siklus 1. Tindak an terakhir atau siklus 2 adalah melaku- kan lagi tes, menyuruh siswa membuat cerpen dengan menggunakan teknik parafrase puisi, tentunya dengan melihat kekurangan yang ada pada siklus 1 dan diperbaiki pada siklus 2. Dari ketiga tindakan tersebut dilihat pening- katan yang terjadi.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan (1) lembaran observasi digu- nakan untuk mengetahui kesesuaian pelaksana tindakan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, (2) catatan lapangan, digunakan untuk mencatat setting pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan berpedoman pada lembaran observasi, (3) angket, digunakan untuk memperkuat data observasi yang telah terjadi di kelas, baik dari unsur guru maupun siswa. Hasil diskusi ini digunakan untuk per- baikan perencanaan dan pelaksanaan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya, (4) tes, digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan menulis cerpen siswa pada setiap akhir pembelajaran atau akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat

atas kemampuan siswa menulis cerpen dengan menggunakan teknik pembelajaran parafrase puisi.

Secara kualitatif, data dianalisis secara verbal, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut dari pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X1 SMA Pertiwi 1 Padang. Secara kuantitatif, analisis data dilaku- kan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut. Pertama, memeriksa hasil kerja siswa parafrase pusi dari segi pemahaman alur, penokohan, dan latar. Kedua, mencatat skor yang diperoleh setiap siswa. Ketiga, menentukan nilai masing-masing siswa dengan menggunakan rumus persentase. Keempat, menafsirkan kemampuan memahami cerpen dengan teknik parafrase puisi siswa kelas X1 SMA Pertiwi 1 Padang bedasarkan rata-rata hitung (M). Kelima, mengelompokkan kemam- puan memahami cerpen siswa dengan teknik parafrase puisi dengan menggunakan skala 10. Keenam, membuat histogram kemampuan me- mahami cerpen siswa berdasarkan pemahaman alur, penokohan, dan latar. Ketujuh, membaca dan menganalisis angket. Kedelapan, mengana- lisis lembaran observasi. Kesembilan memba- has dan menyimpulkan hasil analisis data.

Hasil dan Pembahasan

A. Temuan Penelitian

1. Proses Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Teknik Parafrase Puisi Siswa Ke-

las X 1 SMA Pertiwi 1 Padang

Siklus 1

Data penelitian ini dikumpulkan pada hari Senin, 23 Mei 2011. Data ini didasarkan atas pro- ses pembelajaran menulis cerpen dengan teknik parafrase puisi. Dalam proses penerapan teknik parafrase puisi untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen disertai dengan data observasi dan catatan lapangan. Data diperoleh dengan cara memberikan tes kepada siswa. Terlebih dahulu siswa diberikan contoh puisi yang telah menjadi cerpen sebagai contoh bagi siswa. Setelah itu

152 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

siswa diberikan puisi dan meminta siswa mem- sanakan adalah: (1) membuat rencana pelak- buat cerpen berdasarkan puisi tersebut. Selanjut- sanaan pembelajaran, (2) membuat instrumen nya tulisan siswa dikumpulkan untuk dianalisis. penelitian yang terdiri atas lembar observasi, Sebelum dilakukan analisis, nama siswa dirubah catatan lapangan dan angket. Perencanaan terlebih dahulu menjadi kode sampel 01-30. ini disusun berdasarkan perkiraan terhadap Dasar yang digunakan dalam menganalisis tulisan kondisi siswa pada pelaksanaan perencanaan siswa tersebut ada tiga hal. Pertama, pemahaman pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, siswa terhadap penokohan yang terdapat di dalam disusun pembelajaran dengan menggunakan cerita. Kedua, pemahaman siswa terhadap alur teknik parafrase puisi, sehingga perencanaan cerpen. Ketiga, pemahaman siswa terhadap latar pembelajaran siap untuk dilaksanakan. Un- yang ada di dalam cerita.

tuk mengetahui tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat siswa terhadap perencanaan pembe-

a. Perencanaan

lajaran menulis cerpen dengan teknik parafra-

Pada tahap ini kegiatan yang dilak- se puisi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.Tanggapan Siswa terhadap Perencanaan dalam Pembelajaran Men- ulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Siklus I

No Rentangan Nilai

Berdasarkan data tabel 1, diperoleh berikan contoh puisi yang telah diparafrasekan. gambaran bahwa kecenderungan data berada Setelah itu siswa diberikan puisi untuk dipa-

pada klasifikasi BAI (Baik) dengan persentase rafrasekan atau dijadikan cerpen. (2) Memberi 53,33%. Tidak ada anggota sampel yang berada Angket. Angket diberikan setelah siswa me-

pada klasifikasi HCK (Hampir Cukup), KRG ngumpulkan hasil tes unjuk kerja mereka. Pem- (Kurang) hingga BRS (Buruk Sekali).

berian angket dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran menulis

b. Pelaksanaan

cerpen dengan teknik parafrase puisi. Dalam tahap pelaksanaan, ada dua hal

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai beri- siklus ini, guru memulai pembelajaran dengan kut. (1) Pembelajaran menulis cerpen dengan melakukan tanya jawab tentang materi pem- teknik parafrase puisi. Siswa terlebih dahulu belajaran kepada siswa dan cepat berkesim- diberikan penjelasan mengenai cerpen dan di- pulan siswa telah paham karena telah banyak

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 153

yang mengenal beberapa judul cerpen terke- kebingungan dalam mengerjakan tugas. De- nal. Selanjutnya, guru memperkenalkan puisi ngan demikian, pelaksanaan pada siklus satu dan mengajak siswa memahami isi puisi terse- belum memberikan perubahan dalam proses but, dalam artian mengajarkan memparafrase pembelajaran, khususnya pada materi menu- puisi. Berdasarkan pembahasan yaitu parafra- lis cerpen. Hal ini terlihat pada waktu latihan, se terhadap puisi tersebut, siswa diminta untuk ternyata masih ada siswa yang tidak serius menulis cerpen.

dalam mengerjakan tugas. Hal ini terbukti Dalam pelaksanaannya, siswa terlihat dari beberapa tulisan siswa yang kurang bisa masih ada yang belum paham dengan teknik menggambarkan penggunaan alur secara te- parafrase puisi. Hal ini disebabkan, guru pat dalam cerpen. Untuk mengetahui tabulasi

tuk mengetahui tabulasi nilai dan klasifikasi hanya memperkirakan kondisi siswa dalam nilai dan klasifikasi pendapat siswa terhadap membuat perencanaan sehingga pelaksa- pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen naanya masih ditemui beberapa kesalahan. dengan teknik parafrase puisi dapat dilihat Kondisi siswa terlihat ada beberapa yang pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan dalam Pembelajaran Men- ulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafarse Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Siklus I

Klasifikasi

No

Rentangan Nilai

Berdasarkan data tabel 2, diperoleh ses pembelajaran berdasarkan penilaian kete- gambaran bahwa kecenderungan data berada pada klasifikasi BAI (Baik) dengan persentase rampilan menulis cerpen siswa.

Pelaksanaan evaluasi sebagai cara untuk tase 60%. Tidak ada anggota sampel yang be- pada klasifikasi HCK (Hampir Cukup), KRG mengetahui hasil kerja siswa terlaksana dengan

pada klasifikasi BAI (Baik), dengan persen-

rada pada klasifikasi HCK (Hampir Cukup) baik. Siswa masih ada yang kesulitan memahami (Kurang) hingga BRS (Buruk Sekali).

hingga klasifikasi BRS (Buruk Sekali).

tes yang diberikan dan masih ada kesalahan dalam mengerjakan perintah soal dengan benar. Dengan

demikian, ketika guru melakukan penskoran, ma- Evaluasi diberikan kepada siswa de- sih ada siswa yang tidak memenuhi ketercapaian ngan menggunakan tes unjuk kerja secara in- dalam indikator. Untuk mengetahui tabulasi ni- dividu. Tes unjuk kerja berupa menulis cerpen lai dan klasifikasi pendapat siswa terhadap eva- berdasarkan puisi yang diberikan. Dengan tes luasi pembelajaran menulis cerpen dengan teknik unjuk kerja ini dapat diketahui hasil dari pro- parafrase puisi dapat dilihat pada tabel berikut ini.

c. Evaluasi

154 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

Tabel 3. Tanggapan Siswa terhadap Evaluasi dalam Pembelajaran Me nulis

Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Siklus I

No Rentangan Nilai

Berdasarkan data pada tabel 7, diperoleh Dari hasil analisis terhadap latihan siswa, gambaran bahwa kecenderungan data berada ternyata siswa masih ada yang kurang mampu

pada klasifikasi BAI (Baik), dengan persen- menggambarkan penggunaan alur dan latar tase 60%. Tidak ada anggota sampel yang be- secara tepat di dalam cerpen. Oleh karena itu

rada pada klasifikasi HCK (Hampir Cukup), diadakan tindak lanjut pembelajaran menulis KRG (Kurang), KRS (Kurang Sekali) hingga cerpen, yaitu de ngan cara mengoreksi hasil ka- klasifikasi BRS (Buruk Sekali).

rangan siswa secara bersama-sama dan meng- adakan pengukuhan dan refleksi. Untuk me-

ngetahui tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat Evaluasi pembelajaran secara me nye- siswa terhadap tindak lanjut pembelajaran luruh dianalisis pada bagian ini. Hampir semua menulis cerpen dengan teknik parafrase puisi kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana. dapat dilihat pada tabel berikut.

d. Refleksi

Tabel 4. Tanggapan Siswa terhadap Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas

X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Siklus I

No Rentangan Nilai

Klasifikasi

Frekuensi

Persentase

1 96-100

SEM

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

8 26-35

KRS

9 16-25

BRK

10 0-15

BRS

Jumlah

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 155

Berdasarkan data tabel 4, diperoleh

e. Pandangan Umum Siswa terhadap Pem-

gambaran bahwa kecenderungan data berada

belajaran Menulis Cerpen dengan Teknik

pada klasifikasi BAI (Baik), dengan persen-

Parafrase Puisi Siklus I

Klasifikasi

tase 50%. Tidak ada anggota sampel yang be-

Tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat rada pada klasifikasi HCK (Hampir Cukup), siswa terhadap pandangan umum dalam

KRG (Kurang), KRS (Kurang Sekali) hingga pembelajaran menulis cerpen dengan teknik klasifikasi BRS (Buruk Sekali).

parafrase puisi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Tanggapan Siswa terhadap Pandangan Umum dalam Pembelajaran Menulis Cer- pen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang

KRG KRS Siklus I

BRK

BRS

No Rentangan Nilai

Klasifikasi Frekuensi

Persentase

1 96-100

SEM

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

pada klasifikasi BAI (Baik), dengan persen

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

rada pada klasifikasi HCK (Hampir Cukup),

0 KRG (Kurang), KRS (Kurang Sekali) hingga 0 klasifikasi BRS (Buruk Sekali).

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

adakan pengukuhan dan refleksi. Untuk me-

8 26-35

KRS

d. Refleksi

ngetahui tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat

9 16-25

BRK

10 0-15

BRS

Jumlah

Berdasarkan data tabel 5, diperoleh gam- adalah: (1) membuat rencana pelaksanaan pem-

Klasifikasi

baran bahwa kecenderungan data berada pada belajaran (dapat dilihat pada Lampiran 4), (2) klasifikasi BAI (Baik) 40%. Tidak ada anggota membuat instrumen penelitian yang terdiri dari

sampel yang berada pada klasifikasi CKP (Cu- lembar observasi dan catatan lapangan dan kup) hingga klasifikasi BRS (Buruk Sekali).

angket. Perencanaan ini disusun berdasarkan kelemahan dari pelaksanaan perencanaan pada

siklus sebelumnya. Kelemahan tersebut terlihat Pada siklus 2, yang dilakukan adalah dari persiapan menggunakan teknik parafrase memperbaiki kesalahan atau kekurangan yang KRG puisi sehingga mengganggu perencanaan pem- terjadi pada siklus 1 supaya adanya peningka- KRS belajaran yang akan dilaksanakan. Untuk me-

Siklus 2

tan yang terlihat.

ngetahui tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat

BRK

siswa terhadap perencanaan pembelajaran me-

BRS

a. Perencanaan

nulis cerpen dengan teknik parafrase puisi dapat

Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan dilihat pada tabel berikut.

156 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

Tabel 6. Tanggapan Siswa terhadap Perencanaan dalam Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Meng-

gunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Siklus II

No Rentangan Nilai

Klasifikasi

Frekuensi

Persentase

1 96-100

SEM

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

8 26-35

KRS

9 16-25

BRK

0 0 Jumlah

10 0-15

BRS

Berdasarkan data tabel 6, diperoleh jawab kepada siswa mengenai cerpen apabi- gambaran bahwa kecenderungan data berada la ada yang masih kurang mengerti. Setelah

pada klasifikasi BAI (Baik) dengan persentase itu guru kembali memberikan puisi untuk 60%. Tidak ada anggota sampel yang berada dimaknai secara bersama-sama agar menca-

pada klasifikasi LDC (Lebih Dari Cukup), pai satu kesimpulan sehingga cerpen yang HCK (Hampir Cukup), KRG (Kurang) hingga dibuat jelas konsepnya. Setelah itu, guru BRS (Buruk Sekali).

menyuruh siswa membuat cerpen berdasar- kan puisi tersebut.

Dalam pelaksanaannya, siswa sudah Dalam tahap pelaksanaan, ada dua hal mulai memahami pelaksanaan teknik parafra- yang dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai se. Hal ini disebabkan, guru telah menyiap- berikut, (1) Pembelajaran menulis cerpen kan perencanaan yang lebih baik sehingga dengan teknik parafrase puisi. Siswa terlebih pelaksanaanya dapat berlangsung baik. Kon- dahulu diberikan penjelasan mengenai cerpen disi siswa yang kebingungan dalam menger- dan diberikan contoh puisi yang telah dipa- jakan tugas pun tidak terlihat lagi. Dengan rafrasekan. Setelah itu siswa diberikan puisi demikian, pelaksanaan pada siklus dua telah untuk diparafrasekan atau dijadikan cerpen. memberikan perubahan dalam proses pembe- (2) Mencatat data observasi dan catatan la- lajaran, khususnya pada materi menulis cer- pangan mengenai apa saja yang terjadi saat pen. Untuk mengetahui tabulasi nilai dan kla- proses pelaksanaan pembelajaran. (3) Pengi- sifikasi pendapat siswa terhadap pelaksanaan sian angket.

b. Pelaksanaan

pembelajaran menulis cerpen dengan teknik Pada tahap ini guru memberitahukan parafrase puisi dapat dilihat pada tabel berikut tujuan pembelajaran dan melakukan tanya ini.

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 157

Tabel 7. Tanggapan Siswa terhadap Pelaksanaan dalam Pembelajaran Men- ulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafarse Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Siklus II

Klasifikasi

No

Rentangan Nilai

KRG

10 0-15

BRS

30 KRS 100 Berdasarkan data tabel 7, diperoleh BRK siswa disuruh untuk memahami dan memak-

Jumlah

gambaran bahwa kecenderungan data berada BRS nai puisi tersebut dengan menentukan atau

pada klasifikasi BAI (Baik), dengan persen- menetapkan penokohan, alur, dan latar yang tase 60%. Tidak ada anggota sampel yang be- tepat yang sesuai dengan makna puisi.

Pelaksanaan evaluasi, terlaksana de ngan CKP (cukup), HCK (Hampir Cukup) hingga baik. Siswa memahami tes yang diberikan dan klasifikasi BRS (Buruk Sekali).

rada pada klasifikasi LDC (Lebih dari Cukup),

mengerjakan perintah soal dengan benar. De- ngan demikian, ketika guru melakukan pen-

pada klasifikasi BAI (Baik) dengan persentase skoran, siswa telah memenuhi ketercapaian Evaluasi diberikan kepada siswa dengan dalam indikator. Untuk mengetahui tabulasi nilai pada klasifikasi LDC (Lebih Dari Cukup),

c. Evaluasi

menggunakan tes unjuk kerja secara individu. dan klasifikasi pendapat siswa terhadap evalu- Tes unjuk kerja berupa menulis cerpen ber- HCK (Hampir Cukup), KRG (Kurang) hingga asi pembelajaran menulis cerpen dengan teknik dasarkan puisi yang diberikan, Sebelumnya BRS (Buruk Sekali). parafrase puisi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Tanggapan Siswa terhadap Evaluasi dalam Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA

Pertiwi 1 Padang Siklus II

No

Rentangan Nilai

0 sifikasi pendapat siswa terhadap pelaksanaan 0

8 26-35

KRS

9 16-25

BRK

10 0-15

BRS

Jumlah

158 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

Berdasarkan data pada tabel 8, diperoleh dengan memberikan pengukuhan mengenai gambaran bahwa kecen derungan data berada materi dan tes yang telah dikerjakan siswa.

pada klasifikasi BAI (Baik), dengan persen- Sebelumnya guru memeriksa tugas siswa dan tase 60%. Tidak ada anggota sampel yang be- melihat dimana letak kebanyakan kesa lahan

rada pada klasifikasi LDC (Lebih dari Cukup), yang sering dialami oleh siswa. Pada materi CKP (cukup), HCK (Hampir Cukup), KRG itulah, nantinya akan diberikan pengukuhan (Kurang), KRS (Kurang Sekali) hingga kla- agar siswa dapat memahami dengan lebih sifikasi BRS (Buruk Sekali).

baik. Untuk mengetahui tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat siswa terhadap tindak

d. Refleksi

lanjut pembelajaran menulis cerpen dengan Refleksi dilaksanakan untuk mengeta- teknik parafrase puisi dapat dilihat pada tabel

hui atau melihat bagaimana hasil tes siswa berikut.

Tabel 9. Tanggapan Siswa terhadap Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Si- klus II

No Rentangan Nilai

Klasifikasi

Frekuensi

Persentase

1 96-100

SEM

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

8 26-35

KRS

9 16-25

BRK

10 0-15

BRS

Jumlah

Berdasarkan data tabel 9, diperoleh

e. Pandangan Umum Siswa terhadap Pem-

gambaran bahwa kecenderungan data be-

belajaran Menulis Cerpen dengan Teknik

rada pada klasifikasi BAI (Baik), dengan

Parafrase Puisi Siklus II

persentase 66,67%. Tidak ada anggota Tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat sampel yang berada pada klasifikasi HCK siswa terhadap pandangan umum dalam

(Hampir Cukup), KRG (Kurang), KRS pembelajaran menulis cerpen dengan teknik (Kurang Sekali) hingga klasifikasi BRS parafrase puisi siklus II dapat dilihat pada ta- (Buruk Sekali).

bel berikut.

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 159

Tabel 10. Tanggapan Siswa terhadap Pandangan Umum dalam Pembela- jaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa

pada klasifikasi BAI (Baik), dengan persen

Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Siklus II

rada pada klasifikasi LDC (Lebih dari Cukup), Persentase

CKP (cukup), HCK (Hampir Cukup), KRG

(Kurang), KRS (Kurang Sekali) hingga kla

sifikasi BRS (Buruk Sekali).

klasifikasi pendapat siswa terhadap tindak

4 66-75

LDC

d. Refleksi

5 56-65

CKP

Refleksi dilaksanakan untuk mengeta

Klasifikasi

Berdasarkan data Tabel 10, diperoleh Pra siklus

gambaran bahwa kecenderungan data berada

Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Ke- pada klasifikasi BAI (Baik) 60%. Tidak ada las X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan Teknik

anggota sampel yang berada pada klasifikasi Parafrase Puisi dilihat dari Pemahaman Siswa LDC (Lebih dari Cukup) hingga klasifikasi terhadap Penokohan Cerpen BRS (Buruk Sekali).

Data kemampuan anggota sampel dalam menulis cerpen dengan teknik parafrase puisi

2. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen den- dilihat dari segi pemahaman siswa terhadap gan Menggunakan Teknik Parafrase penokohan yang terdapat di dalam cerita dapat

Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1

digambarkan sebagai berikut.

KRG

Tabel 11. Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik

KRS

Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dilihat dari

BRK Pemahaman Siswa terhadap Penokohan Cerpen

BRS Persentase

No

Rentangan Nilai

0 Tabulasi nilai dan klasifikasi pendapat 0

0 (Hampir Cukup), KRG (Kurang), KRS 0

9 16-25

BRK

0 (Kurang Sekali) hingga klasifikasi BRS 0 BRS

10 0-15

Jumlah

160 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

Berdasarkan data hasil pembelajaran kan bahwa rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa diperoleh jumlah nilai kemampuan ang- siswa kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan gota sampel untuk aspek pemahaman siswa teknik parafrase puisi untuk aspek pemahaman terhadap penokohan yang ada di dalam cerita siswa terhadap penokohan yang terdapat dalam dalam menulis cerpen dengan teknik parafrase cerita berada pada kualifikasi Lebih Dari Cukup puisi, yaitu sebesar 2000,1. Oleh karena itu, dengan nilai 66,67. dapat diperoleh nilai rata-rata sebagai berikut.

Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Ke-

las X 1 ∑ SMA Pertiwi 1 Padang dengan Teknik

FX M=

Parafrase Puisi dilihat dari Pemahaman Siswa N

terhadap Alur Cerpen

Data kemampuan menulis cerpen den-

30 gan teknik parfrase puisi dilihat dari pemaha-

Nilai 66,67 pada kualifikasi LDC (Lebih man siswa terhadap alur cerpen dapat digam- Dari Cukup). Dengan demikian, dapat disimpul- barkan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 12. Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik

Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dilihat dari Pema- haman Siswa Terhadap Alur Cerpen

No

Rentangan Nilai

Berdasarkan tabel 12, diperoleh gamba- puan anggota sampel dilihat dari segi pemaha- ran bahwa kecenderungan data berada pada man siswa terhadap alur cerpen dalam menulis

kualifikasi LDC (Lebih Dari Cukup) dengan cerpen dengan teknik parafrase puisi, yaitu sebe- jumlah 15 orang (50%) dan 15 orang (50%) sar 1500. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai

berada pada kualifikasi KRS (Kurang Sekali). rata-rata sebagai berikut. Sementara itu, tidak ada anggota sampel yang

∑ FX

berada pada kualifikasi SEM (Sempurna),

BAS (Baik Sekali), BAI (Baik), CKP (Cu- kup), BRK (Buruk), HCK (Hampir Cukup), 1500

KRG (Kurang), BRK (Buruk), dan BRS (bu- 30

ruk sekali). Nilai 50 berada pada kualifikasi HCK Berdasarkan data hasil pembelajaran (Hampir Cukup). Dengan demikian dapat disim-

menulis cerpen, diperoleh jumlah nilai kemam- pulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 161

kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan teknik

Parafrase Puisi dilihat dari Pemahaman

parafrase puisi dilihat dari segi pemahaman

Siswa terhadap Latar Cerpen

siswa terhadap alur cerpen berada pada kualifi-

Data kemampuan menulis cerpen siswa

kasi HCK (Hampir Cukup) dengan nilai 50.

kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan teknik

cerita berada pada kualifikasi Lebih Dari Cukup

parafrase puisi dilihat dari pemahaman siswa

c. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas terhadap latar cerpen dijelaskan dalam tabel

X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan Teknik berikut.

Tabel 13. Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Dilihat dari Segi Pemahaman Siswa

terhadap Latar yang Ada dalam Cerita

No Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase

Nilai 66,67 pada kualifikasi LDC (Lebih

1 96-100

SEM

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

Kualifikasi

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

8 26-35

KRS

9 16-25

BRK

10 0-15

BRS

Jumlah

KRG

KRS

Berdasarkan tabel 13, diperoleh gambaran

BRK

M = ∑ FX

bahwa kecenderungan data berada pada kuali-

BRS

fikasi LDC (Lebih dari Cukup) dengan jumlah

24 orang (80%) dan 6 orang (20%) berada pada

kualifikasi KRS (Kurang Sekali). Sementara

Nilai 60,02 berada pada kualifikasi CKP kualifikasi LDC (Lebih Dari Cukup) dengan (Cukup). Dengan demikian dapat disimpulkan kualifikasi SEM (Sempurna), BAS (Baik Seka-

itu, tidak ada anggota sampel yang berada pada

li), BAI (Baik), CKP (Cukup), HCK (Hampir bahwa rata-rata kemampuan menulis cerpen Cukup), KRS(Kurang), BRK (Buruk) dan BRS berada pada kualifikasi KRS (Kurang Sekali). siswa kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan

∑ teknik parafrase puisi dilihat dari segi pema-

(Buruk Sekali).

Berdasarkan data hasil belajar siswa berada pada kualifikasi SEM (Sempurna), haman siswa terhadap latar yang ada dalam diperoleh jumlah nilai kemampuan anggota cerpen berada pada kualifikasi cukup dengan

kup), BRK (Buruk), HCK (Hampir Cukup),

sampel dilihat dari segi pemahaman siswa nilai 60,02.

KRG (Kurang), BRK (Buruk), dan BRS (bu terhadap latar yang ada pada cerpen dengan

Nilai 50 berada pada kualifikasi HCK

teknik parafrase puisi, yaitu sebesar 1800,06.

d. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Ke-

Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata

las X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan

sebagai berikut.

Teknik Parafrase Puisi Secara Umum

162 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

Data kemampuan anggota sampel da lam parafrase puisi secara umum dapat dilihat dan kemampuan menulis cerpen dengan teknik dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 14. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1 de ngan Meng- gunakan Teknik Parafrase Puisi Padang Secara Umum

No Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase

1 96-100

SEM

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

8 26-35

KRS

9 16-25

BRK

10 0-15

BRS

Jumlah

Berdasarkan tabel 14, diperoleh gam-

baran bahwa kecenderungan data berada pada kualifikasi LDC (Lebih dari Cukup)

Nilai 58,89 berada pada kualifikasi cu- dengan jumlah 15 orang (50%), pada kuali- kup. Dengan demikian dapat disimpulkan

fikasi HCK (Hampir Cukup) dengan jum- bahwa rata-rata kemampuan menulis cerpen lah 9 orang 30% dan pada kualifikasi KRG siswa kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan (Kurang) dengan jumlah 6 orang (20%). Se- teknik parafrase puisi secara umum berada mentara itu, tidak ada anggota sampel yang pada kualifikasi CKP (Cukup) dengan kisaran berada pada kualifikasi SEM (Sempurna), nilai 58,89. BAS (Baik Sekali), BAI (Baik), CKP (Cu-

kup), KRS (Kurang Sekali), BRK (Buruk) Siklus 1

dan BRS (Buruk Sekali).

a. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas

Berdasarkan data hasil belajar siswa,

X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan Teknik

diperoleh jumlah nilai kemampuan anggota

Parafrase Puisi dilihat dari Pemahaman

sampel dalam menulis cerpen dengan teknik

Siswa terhadap Penokohan Cerpen

parafrase puisi secara umum, yaitu sebesar Data kemampuan anggota sampel 1766,73. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai dalam menulis cerpen dengan teknik parafrase rata-rata sebagai berikut.

puisi dilihat dari segi pemahaman siswa terha- ∑ FX dap penokohan yang terdapat di dalam cerita

M = dijelaskan dalam tabel berikut. N

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 163

Tabel 15. Kemampuan Menulis dengan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA Pertiwi 1

Padang dilihat dari Pemahaman Siswa terhadap Penokohan Cerpen

No

Rentangan Nilai

Kualifikasi

Frekuensi

Persentase

1 96-100

SEM

Kualifikasi

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

KRG

8 26-35

KRS

KRS

9 16-25

BRK

BRK

10 0-15

BRS

BRS

Jumlah

Berdasarkan tabel 15, diperoleh gam-

30 baran bahwa kecenderungan data berada

pada kualifikasi LDC (Lebih dari Cukup)

Nilai 58,89 berada pada kualifikasi cu

pada kualifikasi LDC (Lebih dari Cukup)

Nilai 73,34 pada kualifikasi LDC (Lebih dengan jumlah 24 orang (80%). Sementara dari Cukup). Dengan demikian, dapat disim-

fikasi HCK (Hampir Cukup) dengan jum itu, tidak ada ada anggota sampel yang be- pulkan bahwa rata-rata kemampuan menulis lah 9 orang 30% dan pada kualifikasi KRG

rada pada posisi BAS (Baik Sekali), BAI cerpen siswa kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang (Baik), CKP (Cukup), HCK (Hampir Cu- dengan teknik parafrase puisi untuk aspek

kup), KRG (Kurang), BRK (Buruk), BRS pemahaman siswa terhadap penokohan yang berada pada kualifikasi SEM (Sempurna),

pada kualifikasi CKP (Cukup) dengan kisaran

terdapat dalam cerita berada pada kualifikasi Berdasarkan data hasil tulisan siswa, lebih dari cukup dengan nilai 73,34. kup), KRS (Kurang Sekali), BRK (Buruk)

(Buruk Sekali).

diperoleh jumlah nilai kemampuan ang- gota sampel untuk aspek pemahaman siswa

dan BRS (Buruk Sekali). b. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas

terhadap penokohan yang ada di dalam

X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan Teknik

cerita dalam menulis cerpen dengan teknik

Parafrase Puisi dilihat dari Pemahaman

parafrase puisi, yaitu sebesar 2200,08. Oleh

Siswa terhadap Alur Cerpen

karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata se-

Data kemampuan anggota sampel

bagai berikut.

dalam menulis cerpen dengan teknik parafra-

FX ∑ se puisi dilihat dari pemahaman siswa terha-

∑ dap alur cerpen dijelaskan dalam tabel beri-

N kut ini.

164 Varia Pendidikan, Vol. 24. No. 2, Desember 2012

Tabel 16. Kemampuan Menulis Cerpen dengan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas

X 1 SMA Pertiwi 1 Padang Dilihat dari Segi Pemahaman Siswa terhadap Alur Cerpen

No

Rentangan Nilai

Berdasarkan tabel 16, diperoleh gambaran = 2200,07 = 76,67 bahwa kecenderungan data berada pada kuali-

fikasi SEM (Sempurna) dengan jumlah 9 orang Nilai 76,67 berada pada kualifikasi BAI (30%) dan LDC (Lebih Dari Cukup) dengan jum- (Baik). Dengan demikian dapat disimpulkan

lah 21 orang (70%). Sementara itu, tidak ada ang- bahwa rata-rata kemampuan menulis cerpen gota sampel yang berada pada kualifikasi BAS siswa kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan

(Baik Sekali), BAI (Baik), CKP (Cukup), BRK teknik parafrase puisi dilihat dari segi pema- (Buruk), HCK (Hampir Cukup), KRG (Kurang), haman siswa terhadap alur cerpen berada pada BRK (Buruk), dan BRS (buruk sekali).

kualifikasi BAI (Baik) dengan nilai 76,67. Berdasarkan data hasil tulisan siswa,

diperoleh jumlah nilai kemampuan anggota

c. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas

sampel dilihat dari segi pemahaman siswa ter-

X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan Teknik

hadap alur cerpen dalam menulis cerpen den-

Parafrase Puisi dilihat dari Pemahaman

gan teknik parafrase puisi, sebesar 2300,07.

Siswa terhadap Latar Cerpen

Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata Data kemampuan anggota sampel dalam ke- sebagai berikut.

mampuan menulis cerpen siswa kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan teknik parafrase puisi

M = ∑ FX dilihat dari pemahaman siswa terhadap latar

N cerpen dijelakan dalam tabel berikut ini. Tabel 17. Kemampuan Menulis Cerpen dengan Teknik Parafrase Puisi Siswa Kelas X 1 SMA

Pertiwi 1 Padang Dilihat dari Segi Pemahaman Siswa terhadap Latar yang Ada dalam Cerita

No

Rentangan Nilai

Kualifikasi

Frekuensi

Persentase

1 96-100

SEM

2 86-95

BAS

3 76-85

BAI

4 66-75

LDC

5 56-65

CKP

6 46-55

HCK

7 36-45

KRG

8 26-35

KRS

9 16-25

BRK

10 0-15

BRS

Jumlah

Yosi Wulandari dan Ega Aulia Rahmi, Kemapuan Menulis Cerpen... 165

Berdasarkan tabel 17, diperoleh gambaran

bahwa kecenderungan data berada pada kualifi- 30

Kualifikasi

kasi SEM (Sempurna) dengan jumlah 13 orang

Nilai 81,11 berada pada kualifikasi BAI (43,33%) dan LDC (Lebih Dari Cukup) dengan (Baik). Dengan demikian dapat disimpulkan

jumlah 17 orang (56,67%). Sementara itu, tidak bahwa rata-rata kemampuan menulis cerpen ada anggota sampel yang berada pada kualifikasi siswa kelas X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan

BAS (Baik Sekali), BAI (Baik), CKP (Cukup), teknik parafrase puisi dilihat dari segi pemaha- HCK (Hampir Cukup), KRG (Kurang), BRK man siswa terhadap latar yang ada dalam cerpen

KRG

(Buruk) dan BRS (Buruk Sekali).

berada pada kualifikasi BAI (Baik) dengan nilai

KRS BRK

Berdasarkan data hasil tulisan siswa, 81,11.

BRS

diperoleh jumlah nilai kemampuan anggota sampel dilihat dari segi pemahaman siswa

d. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Ke-

terhadap latar yang ada pada cerpen dengan

las X 1 SMA Pertiwi 1 Padang dengan

teknik parafrase puisi, yaitu sebesar 2433,39.

Teknik Parafrase Puisi Secara Umum

Data kemampuan anggota sampel dalam fikasi SEM (Sempurna) dengan jumlah 9 orang

Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata

Nilai 76,67 berada pada kualifikasi BAI

sebagai berikut.

kemampuan menulis cerpen dengan teknik ∑ FX parafrase puisi secara umum dijelaskan seba-

gai berikut.

gota sampel yang berada pada kualifikasi BAS

(Baik Sekali), BAI (Baik), CKP (Cukup), BRK (Buruk), HCK (Hampir Cukup), KRG (Kurang), Tabel 18. Kemampuan Menulis Cerpen dengan Teknik Parafrase Puisi Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI DASAR-DASAR PEMETAAN DENGAN MODEL BELAJAR THINK-PAIR-SHARE (TPs) PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 BULU KABUPATEN SUKOHARJO

0 0 8

Noor Kholid Ismail, Samsudin Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Sukoharjo 57102 Telp 0271-717417 Emal : raidi_samsudinyahoo.co.id ABSTRAK - EVALUASI FUNGSI TAMAN

0 0 15

LOCKBRICK MODULAR BETON UNTUK ALTERNATIF BAHAN DINDING YANG MEMENUHI MUTU SNI DENGAN BIAYA MURAH

0 3 9

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

0 0 8

HUBUNGAN INDEX MASSA TUBUH DENGAN GRADING PADA KANKER PAYUDARA

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL (Reseptor Estrogen dan Progesteron) DAN EKSPRESI HER-2NEU PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RS X SURAKARTA

0 1 5

HUBUNGAN INTRAVESICAL PROSTATIC PROTRUSION DAN POST-VOID RESIDUAL URINE DENGAN LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS PADA PASIEN KLINIS BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA TANPA RETENSI

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ILMIAH MAHASISWA S1 FISIOTERAPI UMS DENGAN METODE KOLABORASI PADA TAHUN AKADEMIK 2012/2013

0 1 12

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS IT KELAS XII Dl SMAN 1 GET Dl SMAN 1 GETASAN ASAN

0 0 9

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI STRATEGI SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALY) DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SONOREJO BLORA

0 1 8