Kuliah Umum Aksyar Sri Nurhayati
MATERI :
1
KDPPLKS
PSAK 101 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
PSAK 102 : MURABAHAH
PSAK 103 : SALAM
PSAK 104 : ISTISHNA
PSAK 105 : MUDHARABAH
PSAK 106 : MUSYARAKAH
PSAK 107 : IJARAH
PSAK 108 : TAKAFUL
Perbedaan Akuntansi Syariah & Akuntansi Konvensional
Akuntansi Kriteria Akuntansi Syariah Konvensional Dasar Hukum Hukum Etika yang Hukum Bisnis bersumber AlQuran Modern
& Sunnah Dasar Tindakan Keberadaan Hukum Rasionalisme Allah Keagamaan Ekonomis Sekuler Orientasi Kemasyarakatan Indivdidual atau kepada pemilik Tahapan Operasional Dibatasi dan tunduk Tidak terbatas ketentuan syariah kecuali pertimbangan ekonomis Sumber Hukum Islam Al Qur’an Hadits Ijma’ Qiyas
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Tujuan Kerangka Dasar
5 Untuk Penyusun Membantu penyusunan standar
- Standar AK.Syar
Pedoman menyusun LK Syariah
- Problem solving masalah ak.syar yang belum
- ada standarnya Memberikan pendapat apakah LK sudah
Akuntan Syariah
- Auditor
sesuai dengan PASBU Menafsirkan informasi dalam LK Syariah Pemakai LK
Investor
Pemilik Masyarakat6 dana qardh Pemilik dana Dunia investasi akademik mudharabah Stakeholders Pemilik Pemerintah dana titipan
LK Syariah
Pembayar dan Pelanggan penerima ZISWAF Pemasokdan mitra Pengawas
usaha syariah
Karyawan
lainnyaParadigma Transaksi Syariah Al-Falah (Kesejahteraan Hakiki secara material dan spiritual) Alam semesta Amanah Sarana Pencapaian Akuntabilitas manusia: Syariah dan akhlaq sebagai indikator baik/buruk – benar / salah suatu usaha
Terbentuk integritas -> GCG & Market Discipline Asas Transaksi Syariah
8 Asas Transaksi
Syariah
PersaudaraanKemaslahatan Keseimbangan Universalisme Keadilan (‘adalah) (ukhuwah) (maslahah) (tawazun) (syumuliyah) Ta’aruf, Tafahum, Bebas riba, gharar, Pemenuhan Ta’awun, Takaful. maysir, dzalim, Maqashid al-shariah Tahaluf haram Karakteristik Transaksi Syariah
1. Prinsip Saling Paham dan Saling Ridha
2. Objek Halal dan Baik
3. Uang : Alat Ukur dan Satuan pengukur nilai dan bukan komoditas
4. Tidak ada Magrib, haram dan Zhalim
5. Tidak menganut Time value of money
6. Transaksi dilakukan secara: perjanjian jelas, tidak merugikan/ menguntungkan salah satu pihak; tidak ada standar ganda utk satu akad; tidak ada taalluq dlm satu akad
5. Tidak ada distorsi harga : No Najas & ikhtikar
7. Tidak ada Suap : risywah
9
Transaksi dalam Islam Konsep Akad
Al-Bai’ TABARRU’ TIJARAH
Wadiah Perniagaan
Qardh Wakalah, Kafalah, Kontrak Bagi Hasil Kontrak Pertukaran
Hiwalah, Rahn Uqud Al-Istiraq Al-Shirkah
Kontrak Jual Beli Kontrak Jual Beli Kontrak Jual Beli Al-Mudharabah
Barang vs Uang Jasa vs Uang Uang vs Uang Kemitraan Umum Shirkah Al-Aqd Shirkah Al-Milk
Jual Beli Tunai Sharf
Jual Beli Tunda Al-Musawamah
Usaha Bersama Kepemilikan Bersama Ijarah, Ujr Shirkah Al-A’mal
Pilihan Kemitraan Jasa Shirkah Al-Wujuh
Keharusan Kemitraan Nama Baik Pembayaran Tunda Penyerahan Tunda
Bai’ Muajjal Shirkah Al-Inan Shirkah Al-Amwal
Modal tdk Setara Kemitraan Modal Musharakah Al-
Al-Murabahah Salam Shirkah Al-Muwafadhah
Acuan Akuntansi LKS
11
Peraturan Bank Indonesia
SAK
KDPPLKS
PSAK Syariah
KDPPLK dan PSAK Lainnya (sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah tidak )
Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic Financial Institutions—AAOIFI
IAS dan SFAS sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah
Peraturan perundang-undangan yang relevan
Prinsip akuntansi berlaku umum lainnya yang tak Tujuan Laporan Keuangan
12
Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan
Menilai prospek arus kas
Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
Memberikan informasi kepatuhan LKS terhadap prinsip syariah
Memberikan informasi pemenuhan Asumsi Dasar Laporan Keuangan Syariah
13
Dasar Akrual kecuali untuk perhitungan bagi hasil
Kelangsungan Usaha
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
14
Dapat dipahami
Relevan
Materialitas ,
Keandalan
Penyajian jujur
Substansi mengungguli bentuk
Netralitas
Pertimbangan sehat
Kelengkapan
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Laporan Keuangan LKS
16 Neraca
- LKS:
Laporan Laba Rugi dan
- Investor
Penghasilan Komprehsnsif Lain Laporan Perubahan Ekuitas Manajer Inv.
- Laporan Arus Kas
-
Laporan Sumber dan LKS: Penggunaan Dana ZIS Pengemban
Laporan Sumber dan
Fungsi Sosial Penggunaan Dana Qardh Catatan atas Laporan Keuangan Laporan Keuangan LKS
17 Catatan atas Laporan Keuangan Informasi Komparatif Periode Sebelumnya Minimum:
- 2 Laporan Keuangan Lengkap dan Cat Keu Terkait Informasi Tambahan: hanya mengungkapkan terkait diluar yang minimun, Terutama karena retrospektif, dan reklasifikasi berdampak Material jika tidak praktis dapat diungkapkan Laporan Posisi Keuangan pada Periode Awal Komparatif
KEWAJIBAN
EKUITAS
18
DANA SYIRKAH TEMPORER
Laporan Laba Rugi
20XB
20XA PENDAPATAN OPERASI UTAMA Pendapatan dari Jual Beli
- XXX
XXX Pendapatan dari Sewa
XXX
XXX
- Pendapatan dari Bagi Hasil
XXX
XXX
- Pendapatan Operasi Utama Lainnya
- XXX TOTAL
XXX
XXX
XXX HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DST (XXX) (XXX) PENDAPATAN OPERASI LAINNYA
XXX
XXX BEBAN OPERASI LAINNYA (XXX) (XXX) PENDAPATAN NON OPERASI
XXX
XXX BEBAN NON OPERASI (XXX) (XXX)
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
20
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan21
MURABAHAH
22
Defnisi Murabahah Menurut PSAK No. 102 par 5.
Akad jual-beli barang
Harga jual: biaya perolehan + keuntungan
Harga perolehan harus diungkapkan ke pembeli. ILLUSTRASI TRANSAKSI MURABAHAH Pembeli Bank Syariah
1 Pemasok
2
3
4 Murabahah
Berdasarkan pesanan
- terikat: pembeli tidak dapat membatalkan pesanan
- tidak terikat
Tanpa pesanan
26 Keterangan Bagi Penjual Bagi Pembeli
Penyajian :Lapor Piutang Murabahah Utang Murabahah
an PosisiXXXX
XXXX Keuangan Penyisishan Piutang
(XXX) Beban Murabahah Tangguh Nilai Bersih Direalisasi (XXX)
XXXX Laporan Laba Margin Murabahah Tangguh Rugi (XXX)
Beban Murabahah (xxx) Pendapatan Margin Murabahah XXX Pengakuan Pendapatan / Margin
Dilakukan saat barang diserahkan ke pembeli jika:
- tunai
- cicilan tidak lebih dari 1 tahun
Ditangguhkan menunggu sampai cicilan dibayarkan.
Bagi Penjual:
- Proporsional
Contoh Kasus
28
Bank melakukan transaksi Murabahah dengan nasabah atas aset Murabahah seharga Rp10.000.000 dan marjin keuntungan yang disepakati sebesar Rp2.000.000. Pendapatan dan beban Bank yang terkait langsung dengan penyaluran pembiayaan Murabahah masing-masing sebesar Rp120.000 dan Rp50.000 Pembayaran angsuran oleh nasabah dilakukan selama 12 periode yang besarnya Proporsional
29
Anuitas
30
Jurnal
31 Kegiatan Metode Proporsional Metode Anuitas
Saat Transaksi Murabahah dilaksanakan Piutang Murabahah 12.000.000
Aset Murabahah 10.000.000 Margin Murabahah Tangguh 2.000.000 Kas 120.000 Pendapatan Lain ditangguhkan 120.000 Beban Lain ditangguhkan 50.000 Kas 50.000
Piutang Murabahah 12.000.000 Aset Murabahah 10.000.000 MarginMurabahah Tangguh2.000.000 Kas 120.000 Piutang Murahbah-Pendapatan Lain 120.000 Piutang Murabahah – Beban Lain 50.000 Kas 50.000 Saat Pembayaran 1 Kas 1.000.000
Piutang Murabahah 1.000.000 Margin Murabahah Tangguh 166.666,67 Pendapatan Margin 166.666,67 Pendapatan Lain ditangguhkan 10.000 Pendapatan Lain 10.000 Beban Lain 4.166, 67 Beban Lain ditangguhkan 4.166,67 Kas 1.000.000
Piutang Murabahah 1.000.000 Margin Murabahah Tangguh 292.285,41 Piutang Murabahah 9.663,21 Pendapatan Margin 301.918,62 SALAM
32
Pengertian Salam
Secara bahasa: “As salaf” yang berarti pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka.
Secara terminologi:
Para fuqaha menamainya al (barang-barang mahawi’ij mendesak) karena ia sejenis jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada ditempat. Dilihat dari sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut di kemudian hari sementara si
Perbandingan Murabahah, Salam, Istishna
35 Keterang Bagi Pembeli Bagi Penjual an
Penyajian Laporan Posisi Keuangan: Utang salam
Piutang Salam XXXXXXXX Persediaan Salam XXXX Laporan Laba Rugi: Pendapatan Salam
Penjualan ISTISHNA
36
Pengertian Istishna’ akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’
Karakteristik Akad Istishna’ barang pesanan harus memenuhi kriteria: a. memerlukan proses pembu atan setelah akad disepakati; b. sesuai dengan spesifikasi customized), bukan pemesan ( produk massal; dan c. harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Jenis Akad Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual (pembuat, shani’).
Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’ antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan pembeli.
Syaratnya akad istishna’ pertama tidak bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual tidak boleh
AKUNTANSI ISTISHNA
40
Metode Akad Selesai (Completed Contract Methods)
Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion)
41 Keterangan Bagi Penjual Bagi Pembeli
Penyajian Laporan Posisi Keuangan: Laporan Posisi Keuangan:
Persediaan Istishna’ Utang Istishna XXX Aset Istishna’ dalam Penyelesaian
XXX Termin Istishna’ (XXX) XXX Jika Termin lebih besar dari Aset istishna’ akan disajikan sebagai hutang jangka pendek Laporan Laba Rugi: Pendapatan Istishna’ XXX Beban Istishna’ XXX MUSYARAKAH
42
Defnisi
43
Secara bahasa: syirkah “كرششش” Berarti: serikat/partnership
Secara istilah Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberi kontribusi dana dan kerja dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Skema Akad Musyarakah
44
Metode Distribusi Bagi Hasil
45
Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000:
LKS boleh menerapkan proft sharing atau net revenue sharing
Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).
Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.
Contoh Perhitungan Pembagian Keuntungan
46
Penjualan 100
Harga pokok penjualan 65
Laba Kotor 35
Beban 25
Laba/rugi bersih 10
Net Revenue Sharing/Bagi Hasil Uraian
Metode
Profit Sharing/Bagi laba Jenis Musyarakah Musyarakah Kontribusi dana setiap mitra Musyarakah
- Kontribusi dana setiap mitra
- tetap hingga akhir akad tetap hingga akhir akad
Permanen Permanen Dana salah satu mitra
- Dana salah satu mitra
- dialihkan secara bertahap dialihkan secara bertahap
Musyarakah Musyarakah sehingga diakhir akad mitra sehingga diakhir akad mitra Menurun
Menurun lain menjadi pemilik penuh
lain menjadi pemilik penuh usaha musyarakah48 Keterangan Mitra Aktif Mitra Pasif Penyajian
a. Investasi Musyarakah, sebesar:
a. Investasi Musyarakah, kas atau aset non kas yang sebesar aset atau aset non disisihkan untuk investasi kas yang diserahkan ke musyarakah dan yang diterima mitra aktif dari mitra pasif
b. Kontra akun atas investasi
b. Dana Syirkah Temporer sebesar musyarakah yang timbul aset yang diterima dari mitra sebagai keuntungan pasif tangguhan sebesar selisih
c. Bagian dari ekuitas atas selisih penilaian kembali aset non atas penilaian kembali aset kas yang diserahkan ke musyarakah mitra aktif MUDHARABAH
49
Defnisi Mudharabah
50
Secara bahasa: dharaba yang berarti bepergian untuk berusaha
Secara istilah Akad kerjasama usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha, dimana laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak; sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana kecuali disebabkan oleh kelalaian
Defnisi Mudharabah
51
Mudharabah pada Bank Syariah
52
Jenis Mudharabah
53 Mudharabah bebas
- Mudharabah Mudharib dibebaskan mengelola modal
- mudharabah
Mutlaqah Mudharabah terikat
Mudharabah Mudharib diberi batasan2 dalam
- mengelola modal mudharabah
Mudqayyadah Pengelola dana turut menyertakan
- modal atau dananya dalam kerjasama
Mudharabah investasi. Musytarakah
54 Keterangan Pemilik Dana Pengelola Dana
Penyajian Investasi Mudharabah XXX Dana Syirkah Temporer
Penyisihan Kerugian (XX)XXX Nilai Investasi XXX Penyisihan Kerugian (XX) Dana Syirkah Temporer
XXX IJARAH
55
Defnisi Ijarah
56
Secara bahasa:
al Ajru yang berarti al ‘Iwadhu : (ganti/kompensasi)
Secara istilah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri Defnisi Ijarah
57 Pemilik Aset AKAD IJARAH
Penyewa Barang Pembayaran Sewa Jenis Objek Akad Ijarah
Benda Berwujud berupa asset tetap
Tidak Berwujud berupa jasa biasa disebut sebagai ijarah multijasa Jenis Ijarah
Ijarah bias
Ijarah bias
Ijarah Ijarah
- Ijarah
Ijarah Ijarah dengan Wa’d bahwa akan ada Ijarah dengan Wa’d bahwa akan ada
Muntahiyah Bit Muntahiyah Bit Penyerahan pada waktu Tertent Penyerahan pada waktu Tertent Tamlik /IMBT Tamlik /IMBT Transaksi Jual diikuti dengan Ijarah Transaksi Jual diikuti dengan Ijarah
Kedua Transaksi dilakukan Jual dan Ijarah Kedua Transaksi dilakukan Jual dan Ijarah
Terpisah Terpisah Transaksi ijarah di ijarahkan
- Transaksi ijarah di ijarahkan
- kembali. kembali.
Ijarah-Lanjut Ijarah-Lanjut Perlakuan Setelah Ijarah
60 Penjualan Hibah Sebelum Masa Sewa Berakhir Penjualan Penjualan Setelah Masa
61 Keterangan Bagi Pemberi Sewa Bagi Penyewa
Penyajian Laporan Posisi Keuangan: Piutang Ijarah xxx Aset Ijarah xxx Akum Penyusutan (xxx)
Beban Ijarah Laporan Laba Rugi
XXX Pendapatan Ijarah
XXX Beban Penyusutan/ Beban Amortisasi xxx Beban Perawatan xxx
XXX Pendapatan Ijarah Bersih TAKAFUL
62
DEFINISI TAKAFUL
asuransi yang bertumpu pada konsep tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (wa ta'awanu alal birri wat taqwa) dan perlindungan (at-ta'min), menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain. Sistem ini diatur dengan meniadakan tiga unsur yang masih dipertanyakan, yaitu ketidakpastian (gharar), judi (maisir) dan riba.
MEKANISME Premi Merupakan Dana Peserta
- – Investasi Dana Peserta Milik Dana Peserta – Klaim Menjadi Beban Dana Peserta – Cadangan premi merupakan total dana milik
- – peserta baik berupa dana-dana investasi maupun dana-dana tabarru (dana-dana resiko)
serta surplus yang merupakan milik peserta.
MEKANISME (tanpa Investasi) -
Rikza Maulan 2009
MEKANISME (Dengan Investasi) -
Rikza maulan 2009Akad-2 Dalam Asuransi Syariah
Tabarru’ adalah akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk tujuan komersial
Wakalah bil ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan/atau melakukan kegiatan lain dengan imbalan pemberian ujrah/fee (administrasi, pengelolaan dana,
pembayaran klaim, underwriting, pengelolaan
portofolio risiko, pemasaran, investasi). Mudharabah Musytarakah adalah perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah
Perbandingan Jenis LK Asuransi Jiwa
Syariah dan Konvensional
Asuransi Jiwa Konvensional Asuransi Jiwa Syariah
1. Laporan Posisi Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Arus Kas
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Catatan atas Laporan
5. Catatan atas Laporan Keuangan Keuangan
6. Laporan Perubahan Dana Tabarru’
7. Laporan Surplus dan Defisit underwriting
8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, Shadaqah
9. Laporan Perubahan Dana SUKUK
69
Sukuk
70 Efek syariah berupa sertifkat atau bukti kepemilikan
yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:
aset berwujud ttt (a’yan maujudat) nilai manfaat atas aset berwujud ttt (manaful a’yan)
jasa (al khadamat)
aset proyek ttt (maujudat masyru’ mu’ayyan)
kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)
Skema Sukuk Mudharabah
71 Emiten menerbitkan Sukuk Mudharabah,
dan Investor menyerahkan dana sukuk Muhdarabah Kegiatan Proyek
1. Membiayai yang Kegiata dibiaya Emiten n lain kegiatan usaha i Investor
4. Pengembalian modal
Sukuk saat jatuh tempo
2. Pendapatan Pendapatan
Pendapatan Emiten
3. Distribusi pendapatan untuk Investor dan Emiten
Skema Sukuk Ijarah
72
5.Cicilan + sisa Fee Ijarah
Ijarah, Emiten menerbitkan Investor
Sukuk Ijarah, dan Investor
2.Wakalah
menyerahkan dana sukuk ijarah
1.Pengalihan
Emiten mewakili manfaat obyek
Emiten sebagai Pemilik Investor ijarah Obyek Ijarah
(Pemberi Sewa) (Penerbit)
4. Pembayaran sewa
3. Menyewakan kepada pihak ketiga
Obyek Ijarah Pihak ketiga (Penyewa)
Perdagangan Sukuk Mudharabah di Pasar Sekunder
73 Syarat:
Seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk telah diterima oleh Emiten; dan
Dana yang diterima sudah mulai digunakan
sesuai dengan tujuan penerbitan Sukuk. Akuntansi Penerbit
74 Pengakuan dan Pengukuran
Sukuk ijarah diakui pada saat entitas menjadi pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk
Sukuk ijarah diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan dengan premium atau diskonto dan biaya transaksi terkait dengan penerbitannya
Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda dengan nilai nominal maka perbedaan tersebut diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk ijarah
Akuntansi Penerbit
75 Pengakuan dan Pengukuran
Sukuk mudharabah diakui pada saat entitas menjadi
pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan
sukuk mudharabah Sukuk mudharabah diakui sebesar nilai nominal.
Biaya transaksi diakui secara terpisah dari sukuk
mudharabah Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk mudharabah
Bagi hasil yang menjadi hak investor sukuk mudharabah diakui sebagai pengurang pendapatan, Akuntansi Penerbit
76 Penyajian
Sukuk ijarah disajikan sebagai liabilitas
Sukuk mudharabah disajikan sebagai dana
syirkah temporer Untuk bukan entitas syariah, sukuk mudharabah disajikan dalam liabilitas yang terpisah dari liabilitas lain dan dalam urutan paling akhir dalam liabilitas
Biaya transaksi penerbitan sukuk mudharabah disajikan dalam aset sebagai beban tangguhan
Akuntansi Penerbit
Sukuk Mudharabah
Sukuk Ijarah
Saat Pengakuan
Saat entitas menjadi pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk mudharabah saat entitas menjadi pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk Ijarah
Pengukuran
Sukuk mudharabah diakui sebesar nilai nominal. Biaya transaksi diakui secara terpisah dari sukuk mudharabah Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk mudharabah, dan diakui sebagai beban penerbitan sukuk mudharabah
Sukuk ijarah diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan dengan premium atau diskonto dan biaya transaksi terkait dengan penerbitannya. Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda dengan nilai nominal maka perbedaan tersebut diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk ijarah dan diakui sebagai beban penerbitan sukuk ijarah
Pengakuan dan Pengukuran atas Biaya Transaksi
Biaya transaksi diakui secara terpisah dari sukuk mudharabah dan diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk dan diakui sebagai beban penerbitan sukuk mudharabah
Biaya transaksi diakui sebagai pengurang atas nilai nominal sukuk. (lihat tabel di atas)
Return bagi Berupa bagi hasil
Berupa Ujrah/fee
77
Akuntansi Investor
Biaya perolehan Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (NWPKL)
Nilai wajar melalui laba rugi (NWLR)
78 Klasifkasi
Saat Pengakuan
Saat tanggal perdagangan atau penyelesaian transaksi Saat tanggal perdagangan atau penyelesaian transaksi
Saat tanggal perdagangan atau penyelesaian transaksi Pengukuran Sebesar biaya perolehan.
(termasuk biaya tranaksi Sebesar biaya perolehan.
(termasuk biaya tranaksi) Sebesar biaya perolehan ( tidak termasuk biaya tranaksi)
Pengakuan dan Pengukuran atas selisih biaya perolehan dan nilai nominal. selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk.dan diakui dalam laba rugi selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk.dan diakui dalam laba rugi
Pengakuan dan Pengukuran atas selisih perubahan nilai wajar
Keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar, setelah memperhitungkan saldo selisih biaya perolehan dan nilai nominal yang belum diamortisasi dan saldo akumulasi keuntungan atau kerugian nilai wajar yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain selisih antara nilai wajardan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi
Pengukuran ketika
Ketika investasi dihentikan;
79 Sumber Hukum Terkait Transaksi
yang Dilarang
Larangan Transaksi dari Barang dan Jasa yang Diharamkan Allah
“Sesungguhnya Allah hanya Mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah, tetapi barang siapa terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka sungguh Allah Maha Pengampun, maha Penyayang” (QS 16:115)
”Sesungguhnya Allah dan Rasul Nya telah mengharamkan memperdagangkan khamr/minuman keras, bangkai, babi, dan patung.”” (HR Bukhari Muslim)
4 (empat) Tahap Larangan Riba Tidak Menambah Kebajikan (30:39) Ada Siksa yg Pedih (4:161) Riba yag berlipat ganda (3:130) Hara m (2:
Larangan Riba Tahap 1: QS 30: 39
” Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta
manusia bertambah, maka tidak menambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa Zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhoan Allah, maka itulah orang orang yang melipatgandakan (pahalanya)”Tahap 2: QS 4:161
“Dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan Larangan Riba Tahap 3: QS 3: 130
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah
agar kamu beruntung.”Tahap 4
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila (tidak tentram jiwanya). Yang demikian itu
karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan Larangan Riba
“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika
kamu orang orang yang beriman.”(QS 2:278
“Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah
perang dari Allah dan Rasul-NYA.Tetapi jika kamubertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu.Kamu
tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak pula dizalimi
(dirugikan).” (QS2:279) “Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesulitan,
maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan.Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”(2:280) Larangan Riba
Dalam khotbah haji terakhirnya, Rasulullah mengingatkan kembali bahwa riba harus dihapuskan: “Ingatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan dia
pasti akan menghitung amalanmu.Allah telah melarang
amalanmu mengambil riba, oleh karena itu utang akibatriba harus dihapuskan.Modal (uang pokok) kamu adalah
hak kamu.Kamu tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.” Fatwa MUI No 1 tahun 2004 menyatakan bunga bank adalah haram karena termasuk dalam riba. Larangan Riba
“Dari Abu Said al-Khudri RA, Rasul SAW bersabda: Transaksi pertukaran emas dengan emas harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, perak dengan perak harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, gandum dengan gandum harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, tepung dengan tepung harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, korma dengan korma harus sama takaran, timbangan dan tangan ke tangan (tunai), kelebihannya adalah riba, garam dengan garam harus Larangan Riba
“Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan), yang paling rendah (dosanya) sama dengan seorang yang melakukan zina dengan ibunya.” (Ibnu Mas’ud)
Jabir berkata : ”bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang yang mencatatnya dan dua orang saksinya, kemudian beliau bersabda, “mereka itu semua sama.” (HR Muslim). LaranganJudi
“Wahai orang orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, berkurban (untuk berhala) dan mengundi nasib dengan anak panah , adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan perbuatan itu agar kamu beruntung” (QS 5 :90
) Larangan Transaksi yang mengandung ketidakpastian/ Gharar
“Bagaimana pendapatmu jika Allah mencegah biji itu untuk menjadi buah, sedang salah seorang dari kamu menghalalkan (mengambil) harta saudaranya?” (HR Bukhari) Larangan Penipuan
“Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dan kebatilan, dan (janganlah) kamu sembunyikan
kebenaran, sedangkan kamu mengetahui (QS.2: 42)
“Janganlah kamu sekalian melakukan penawaran
barang tanpa maksud untuk membeli ” (HR Turmidzi) Penimbunan/ Ihtikar
”Siapa yang merusak harga pasar, sehingga harga tersebut melonjak tajam, maka Allah akan menempatkannya di neraka pada hari kiamat. (HR At- Tabrani) Larangan Suap
”....dan janganlah kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim….” (QS 2:188)
“Rasulullah SAW melaknat penyuap, penerima suap dan orang yang menyaksikan penyuapan.” (HR.
Ahmad, Thabrani, Al-Bazar dan Al-Hakim)