PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI PRODUK TEKSTIL INTERIOR RUANG KANTOR

INTERIOR RUANG KANTOR

TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar

Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

ADY WIJANARKO

C 0906001

JURUSAN KRIYA SENI/TEKSTIL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PERNYATAAN

NAMA : Ady Wijanarko NIM : C0906001

Menyatakan dengan sesungguhnya tugas akhir yang berjudul Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai Produk Tekstil Interior Ruang Kantor adalah betul karya saya sendiri, bukan plagiat dan tidak dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang diperoleh dari Tugas Akhir tersebut.

Surakarta, 4 April 2012 Yang membuat pernyataan

Ady Wijanarrko

MOTTO

“You’ll never walk alone”

(Liverpool F.C. England)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS.Al Insyirah : 5)

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

™ Bapak, ibu tercinta. ™ Kakak dan adik. ™ Sahabatku. ™ Keluarga besar Kriya Seni.

KATA PENGANTAR

Rasa syukur dan terimakasih dipersembahkan kepada Allah SWT atas anugrah- Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Seni (Desain tekstil) Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mengalami berbagai kendala, namun berkat bantuan pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penulis dapat melalui rintangan-rintangan tersebut. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn selaku Ketua Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

3. Ratna Endah Santoso, S.Sn, M.Sn, selaku Sekretaris Jurusan kriya Seni yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya.

4. Drs. F. Ari Dartono, M.Sn selaku koordinator Tugas Akhir Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

5. Ir. Adji Isworo Josef, M.Sn selaku pembimbing I Tugas Akhir, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahannya.

6. Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn selaku pembimbing II Tugas Akhir dan Pembimbing Akademik, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan yang senantiasa memberikan dorongan semangat dan saran-saran.

7. Bapak dan Ibu dosen Kriya Seni/Tekstil UNS, yang telah memberikan ilmu dan berbagi pengalaman, sehingga dapat menjadi bekal di kemudian hari.

8. Bapak dan Ibu, kakak adik saya yang telah memberikan kepercayaan dan dukungannya.

9. Sahabat-sahabat saya Nesa, Lindo, Simo, Sinta, Sincan, Bayu, Bagus, Risard, Isan dan Icot yang selalu membantu dalam keadaan apapun.

10. Keluarga mahasiswa Seni Rupa UNS, teman-teman dan sahabat semua yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih atas dukungan, kritik dan saran yang sangat membantu dalam pengerjaan karya Tugas Akhir ini.

Dalam pelaksanaan Tugas Akhir dan penyusunan pengantar karya Tugas Akhir ini masih ada kekurangan, namun diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia pendidikan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan, pengembangan, dan kesuksesan di masa yang akan datang.

Surakarta, 4 April 2012

Penulis

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 44 LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Simbol internasional untuk daur ulang (recycle bin, Herianti, 2009 : 5)...4 Gambar 2. Adalah tas yang terbuat dari plastik bekas pewangi. Pemanfaatan limbah

plastik menjadi tas plastik yang cantik ( Maryindra)……………………….6 Gambar 3. Contoh tapestri setengah jadi, (dok. Pribadi)………..…………………….8

Gambar 4. Simple twining dan Countered twining. (Virginia.1974:58)………………9 Gambar 5. Countered twining. (Virginia.1974:58)……………………………………9

Gambar 6. Lembaran Countered twining. (Virginia.1974:58) …………………….….. 9 Gambar 7. Madame. Karya tapestri Biranul Anas dengan material serat sintetis,

manik-manik,daunkering dengan teknik tapestri, embroidery……………10 Gambar 8. Delilah. Karya biranul Anas dengan serat sintetis, menik-manik, kayu daun kering, bambu……………………………………………………….11

Gambar 9. Produk tas dari sampah plastik …………………………………………..19 Gambar 10.Desain partisi ……………………………………………………………30 Gambar 11. Partisi…………………………………………………………..............30 Gambar 12. Desain tempat Koran (a., tampak samping. B., tampak depan)………..32 Gambar 13. Tempat Koran ………………………………………………….………32 Gambar 14. Desain kap lampu (bentuk kubus, a,.b.,c.,d., tampak samping)……….34 Gambar 15. Kap lampu……………………………………………………………...34 Gambar 16. Desain file folder……………………………………………….………36 Gambar 17. File folder……………………………………………….……………...36 Gambar 18. Desain hiasan dinding………………………………………………………..38

Gambar 19. Hiasan dinding…………………………………………………………..38 Gambar 20. Desain stading lamp………….………………………………………….40 Gambar 21. Standing lamp…………………………………………………………....40

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Coba …………………………………………………….. 20

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Bagan pemecah masalah …………………………………………………23

Lampiran 12. Benang kinlon………..………………………………………….

54 Gambar 33. Benang kinlon………………… ……………………………….

54 Lampiran 13. Senar pancing…………………………………………………..

55 Gambar 34. Senar pancing ………………………………………………….

55 Lampiran 14. Kayu………………..………………………………………….

55 Gambar 35. Kayu ………………………………..………………………….

55 lampiran 15. Besi……………………………………………………………...

56 Gambar 36. Besi ……………………………………………….……………

56 Lampiran 16. Proses pengerjaan …………………………………………......

56 Gambar 37. Proses pengerjaan ………………………………………………

56 Lampiran 17. Proses finising…………………………………………………

57 Gambar 38. Proses finising ………………………………………………….

57

ABSTRAKSI

Ady Winarko. C 0906001. April 2012. Pemanfaatan Sampah Plastik Sebagai Produk Tekstil Interior Ruang Kantor. Pengantar karya Tugas Akhir: Jurusan Kriya Seni/Tekstil Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan dalam penciptaan karya tekstil ini adalah visualisasi difokuskan pada bagaimana mevisualisasi ide penciptaan karya seni tekstil berupa produk interior yang terbuat dari sampah plastik dengan teknik tekstil. Dari pengolahan sampah plastik menjadi berupa produk interior dapat direalisasikan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya (1) karakteristik dan jenis plastik , (2) warna plastik.

Tujuan penciptaan karya ini adalah menciptakan inovasi berupa olahan sampah plastik. Sampah plastik yang diolah menjadi produk hias dengan menggunakan teknik tekstil. Untuk memperkuat proses penciptaan dilakukan pengumpulan data baik dari literature maupun visual dan studi proses produksi.

Dari hasil penciptaan ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Sampah plastik dapat diolah menjadi sebuah produk pakai yang dapat digunakan di masyarakat diantaranya tas, sendal, dompet dan sebagainya. (2) Sampah plastik dapat diolah menjadi karya seni dengan teknik tekstil.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Membuang sampah merupakan masalah yang kecil, serta hal yang sepele. Membuang sampah sembarangan sering dilakukan oleh masyarakat. Sebenarnya kita sudah dididik sejak dini untuk membuang sampah pada tempatnya. Sampah menjadi permasalahan yang pelik bagi masyarakat khususnya di perkotaan (Herianti, 2009:13). Khususnya sampah plastik, karena sifat plastik yang sulit terurai sehingga menjadi hal yang merugikan bagi lingkungan hidup. Apalagi produksi plastik dalam tahun ketahun meningkat, menjadikan penumpukan sampah semakain tidak terkendali.

Banyak kebutuhan hidup kita ditopang dengan menggunakan plastik, dari peralatan rumah tangga, pembungkus makanan dan keperluan lainnya. Penggunaan plastik dianggap efesien oleh masyarakat. Selain murah dan ringan, plastik juga dijual di toko sekitar kita. Walaupun bukan barang kebutuhan pokok setiap hari kita tidak bisa lepas dari penggunaan plastik. Misalnya : penggunaan sedotan ketika minum, tas plastik hitam untuk membawa sesuatu dan lainnya.

Plastik mempunyai efek samping dari penggunaanya misalnya untuk membungkus makanan atau tempat minuman harus sekali pakai, dikarenakan jika digunakan secara berulang-ulang maka bakteri mudah tumbuh dan tidak baik untuk kesehatan. Selain itu, sampah yang dihasilkan dari plastik sulit diuraikan menjadi unsur tanah. Butuh waktu relatif lebih lama agar plastik dapat terurai Plastik mempunyai efek samping dari penggunaanya misalnya untuk membungkus makanan atau tempat minuman harus sekali pakai, dikarenakan jika digunakan secara berulang-ulang maka bakteri mudah tumbuh dan tidak baik untuk kesehatan. Selain itu, sampah yang dihasilkan dari plastik sulit diuraikan menjadi unsur tanah. Butuh waktu relatif lebih lama agar plastik dapat terurai

Meskipun sampah plastik merugikan, tetapi sampah plastik dapat dijadikan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Kerajinan yang menggunakan bahan baku plastik sering dijumpai. Namun, belum banyak yang megetahui manfaat yang dihasilkan dari sampah plastik tersebut. Pemanfaatan sampah plastik yang sudah diterapkan umumnya berupa barang kerajinan berupa tas, tikar dan lainnya.

Sampah plastik yang terdiri dari raffia, bendit, dan sedotan mempunyai karakter tersendiri yaitu terasa kaku dan keras. Dampak negatif dari sampah plastik yang utama yaitu dapat menimbulkan polusi tanah dan air. Dampak positif dari sampah plastik yaitu dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan diantaranya tikar, tas dan lainnya. Dalam pengerjaan kerajinan tersebut bahan baku utamanya adalah sampah plastik. Menggunakan sampah plastik sebagai bahan baku utama kerajinan dikarenakan masih jarang memanfaatkan material plastik sebagai karya seni.

Sampah plastik dapat dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan karya tekstil, yang sesuai dengan raffia, bendit dan sedotan. Berdasarkan ide kreatif yang ada, maka penulis ingin memanfaatkan sampah plastik menjadi produk pelengkap interior, karena ingin mengkreasikan sampah plastik menjadi produk yang memiliki manfaat. Saat ini sampah plastik masih jarang diolah dan didaur ulang menjadi bahan baku kembali. Untuk itu, penulis ingin memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi sebuah produk dengan sentuhan karya seni. Dari Sampah plastik dapat dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan karya tekstil, yang sesuai dengan raffia, bendit dan sedotan. Berdasarkan ide kreatif yang ada, maka penulis ingin memanfaatkan sampah plastik menjadi produk pelengkap interior, karena ingin mengkreasikan sampah plastik menjadi produk yang memiliki manfaat. Saat ini sampah plastik masih jarang diolah dan didaur ulang menjadi bahan baku kembali. Untuk itu, penulis ingin memanfaatkan sampah plastik tersebut menjadi sebuah produk dengan sentuhan karya seni. Dari

B. Studi Pustaka

1. Plastik Plastik merupakan produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik yang terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer. Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik yang dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik sendiri dibagi menjadi dua sifat fisikanya

yaitu : Termoplastik 1 atau termoset 2 . Plastik dibedakan menjadi tiga menurut kinerja dan penggunaannya yaitu plastik komoditas 3 , plastik teknik 4 , plastik

teknik khusus 5 .

2. Sampah Plastik Perkembangan plastik terus meningkat menyebabkan sampah sulit dikendalikan, bahaya yang dihasilkan dari sampah plastik sendiri sudah dapat kita

1 merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman.

2 merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi, jika di panaskan akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: komponen otomotif dan komponen

elektronik. 3

yaitu plastik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Plastik ini tidak tahan panas. Untuk sifat mekaniknya kurang bagus. Contohnya= botol minuman, pembungkus makanan. 4

yaitu plastik yang digunakan untuk bahan pembuatan alat elektronik, plastik ini tahan suhu kisaran 100 derajat celcius. Sifat mekanik dari plastik ini bagus. Contohnya: komponan otomotif dan elektronik.

5 plastik ini digunakan untuk bahan tertentu saja misalnya komponen pesawat terbang, karena

plastik ini memiliki sifat mekanik yang sangat bagus hingga mampu beroperasi anatara suhu 150

rasakan dampaknya dari bau tak sedap, menyebabkan penyakit bahkan banjir. Sebenarnya masalah plastik ini harus lebih dititikberatkan kepada cara pemanfaatanya. Misalnya dengan menerapkan 4 R yaitu : Reduce yaitu dengan mengurangi penggunaan atau tidak menggunakan plastik secara berlebihan. Contohnya untuk membungkus makanan bisa dengan menggunakan bahan yang mudah terurai. Yang ke dua Reuse, yaitu dengan menggunakan kembali. Misalnya dari Reuse ini yaitu dengan tidak langsung membuang plastik belanjaan tapi menggunakan kembali plastik belanjaan tersebut. Recycle atau mendaur ulang sampah plastik menjadi barang bisa digunakan kembali. Contohnya yaitu mengolah botol plastik menjadi produk plastik lainnya seperti ember atau mainan anak-anak. Yang terakhir Replace yaitu dengan mengganti produk plastik dengan produk lain yang mudah terurai.

3. Daur ulang sampah plastik

Gambar. 1 Simbol Internasonal untuk daur ulang (Recycle bin) (Herianti, 2009 : 5)

Mengolah sampah secarah efisien dan efektif harus dijalankan oleh semua pihak. Baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak bertanggung jawab terahadap penanganan sampah hingga tidak lagi menimbilkan masalah. Sebagai Mengolah sampah secarah efisien dan efektif harus dijalankan oleh semua pihak. Baik masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak bertanggung jawab terahadap penanganan sampah hingga tidak lagi menimbilkan masalah. Sebagai

Teknologi daur ulang atau recyle yang dapat menghasilkan produk sampah potensial seperti kertas, plastik, kaca, logam dan gelas. Sebisa mungkin, barang- barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang dapat didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri informal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah plastik menjadi barang lain. Diantaranya mengubah sampah plastik menjadi berbagai souvenir, sampah kertas menjadi lukisan dan mainan miniature, atau sampah aluminium foil menjadi tas dan dompet (Gunawan, 2007:5).

Pemanfaatan plastik bekas untuk dijadikan suatu barang yang bermanfaat menjadikan sebuah tantangan bagi kita. Apalagi hasil dari barang tersebut merupakan karya yang mempunyai nilai tersendiri. Untuk memanfaatkan sampah plastik seperti bungkus sabun cuci, pewangi, pembersih piring dan lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu agar bau dari sabun hilang. Sementara untuk pelapis agar barang yang di buat lebih kuat menggunakan kain. Hasil yang dapat dibuat dari sampah plastik berupa tas, sandal, taplak dan lain-lainnya (Budianta,2003 :9).

Sampah plastik khususnya raffia jika diecah-pecah akan menjadi sebuah serat yang kecil-kecil. Serat poliester sendiri mampu menyerap air sangat rendah 0,4 - 0,8% . Serat polyester adalah serat sintetik yang terbentuk dari molekul Sampah plastik khususnya raffia jika diecah-pecah akan menjadi sebuah serat yang kecil-kecil. Serat poliester sendiri mampu menyerap air sangat rendah 0,4 - 0,8% . Serat polyester adalah serat sintetik yang terbentuk dari molekul

Serat polyester memiliki sifat kuat, tahan terhadap jamur, jika dibakar akan meleleh, menetes dan membawa api. Asap berwarna hitam legam. Biasanya serat polyester digunakan untuk membuat pipa pemadam kebakaran, tali-temali, jala, kain layar, terpal (Jumairi,1977:69).

Gambar. 2

Gambar diatas adalah tas yang terbuat dari sampah plastik bekas pewangi. pemanfaatan sampah plastik menjadi tas plastik yang cantik (Dok. Pribadi).

4. Karakteristik plastik Untuk mengenal karakteristik dari plastik maka sebuah kode dikeluarkan oleh The Society of Plastik Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat, yang kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Standarization Organization). Tujuannya yaitu untuk memudahkan konsumen mengenali bahaya dan keamanan wadah yang terbuat dari plastik. Pada artikel PT Alpen Solo Pos berisi tentang jenis plastik diantaranya adalah raffia. Raffia memiliki kode HDPE (high density 4. Karakteristik plastik Untuk mengenal karakteristik dari plastik maka sebuah kode dikeluarkan oleh The Society of Plastik Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat, yang kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Standarization Organization). Tujuannya yaitu untuk memudahkan konsumen mengenali bahaya dan keamanan wadah yang terbuat dari plastik. Pada artikel PT Alpen Solo Pos berisi tentang jenis plastik diantaranya adalah raffia. Raffia memiliki kode HDPE (high density

Untuk jenis sedotan memiliki kode PP (polypropylene). Karakter plastik ini kuat, tembus cahaya, fleksibel, ringan dengan permukaan agak berlemak. PP adalah jenis bahan plastik yang aman, terutama untuk tempat makanan dan minuman.

5. Tapestri Tapestri adalah seni tenun atau seni anyaman. Dalam pengerjaan sebuah karya tapestri diperlukan kerangka atau lusi yang dasarnya dibuat dengan benang/tali. Seni tapestri merupakan sebuah istilah baru bagi seni tenun yang bahannya bisa dibuat dari berbagai serat, baik yang diolah secara kimiawi, maupun yang masih murni seperti: serat kayu, bambu dan sabut kelapa yang sudah dilembutkan dan diolah sedemikian rupa. Serat-serat ini kemudian dianyam dan dijalin pada sebuah bidang yang merentangkan benang agar bisa menyusun pola-pola menarik (Supangkat, 2001).

Teknik dalam tapestri pada mulanya membuat kerangka atau lusi yang dasarnya dibuat dengan benang/tali, kemudian desain yang akan di kerjakan ditempatkan pada bagian belakang benang lusi sesudah itu baru mulai Teknik dalam tapestri pada mulanya membuat kerangka atau lusi yang dasarnya dibuat dengan benang/tali, kemudian desain yang akan di kerjakan ditempatkan pada bagian belakang benang lusi sesudah itu baru mulai

Gambar. 3 Contoh tapestri setengah jadi. (Dok. Pribadi)

Teknik dalam pengerjaan pakan pada tapestri juga mempunyai beberapa jenis. Kebanyakan proses tapestri menggunakan pola anyam 1:1 (simple twining) atau pakan masuk dan keluar setelah melewati lusi. Selain menggunakan pola anyam, juga menggunakan teknik countered twining pada pengerjaan tapestri. Countered twining sendiri adalah pola anyam 1:1, namun perbedaanya adalah tali yang berada diatasnya masih berada dalam pola yang sama (Maurice Pianzola.1974).

Gambar. 4 simple twining dan Countered twining (Virginia.1974:58)

Gambar. 5 Countered twining (Virginia.1974:58)

Gambar. 6 Lembaran Countered twining (Virginia.1974:58)

Kerajinan tapestri juga sangat beragam, serta dapat dibuat motif yang sangat menarik dengan memadukan bahan dan teknik-teknik dalam tapestri. Kebanyakan penggunaan bahan tapestri terbuat dari serat, serat alam maupun sintetis. Penggunaan bahan dasar dari plastik mungkin jarang digunakan, karena dalam teknik tapestri plastik lebih sulit disusun menjadi sebuah bentuk. Namun, dibalik sulitnya menyusun menjadi sebuah motif terdapat hal yang menarik yaitu efek yang dihasilkan dari sebuah plastik, selain itu penggunaan bahan plastik (khususnya) yang di ambil dari sampah juga membantu mengurangi dampak buruk plastik pada bumi. Sekarang banyak sampah plastik yang dapat dimanfaatkan dengan bermacam-macam bentuk, dari berupa hiasan hingga barang kebutuhan misalnya baju(Supangkat. 2006).

Gambar 7. Judul : Madame Karya tapestri Biranul Anas dengan material serat sintetis, manik-manik, daun kering dengan teknik tapestri, embroidery (Supangkat, 2006:86)

Gambar. 8 Judul : Delilah Karya tapestri Biranul Anas dengan serat sintetik, manik2, kayu, daun kering, bambu Teknik : open weave tapestri,embroidery (Supangkat. 2006:89)

6. Macrame Macrame juga merupakan salah satu teknik tekstil dari bermacam-macam teknik yang ada. Macrame adalah teknik tekstil yang mengkreasikan simpul dari tali sebagai dasar pembuatannya. Macam-macam simpul yang dihasilkan diantaranya kordon, lilitan dan sebagainya.

Macrame berasal dari kata Arab Mucharam artinya susunan kisi-kisi. sedangkan Macramee dari Turki yang berarti rumbai-rumbai atau Migrama yang artinya penyelesaian (penyempurnaan) garapan lap dan selubung muka dengan simpul. Jadi dapat dikatakan bahwa pengertian macrame yaitu hasil kerajinan kriya tekstil dengan teksnik simpul yang menggunakan tali atau benang (Saraswati, 1986:1).

7. Kolase Kolase dalam bahasa Inggris disebut ‘collage’ berasal dari kata ‘coller’ dalam bahasa Perancis yang berarti ‘merekat’. Kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, yaitu seperti kertas, kain, kaca, logam dan lainnya (Revi Devi Paat, 2008:3).

Pada umumnya kolase biasa menggunakan kertas. Namun, seiring perkembangan zaman teknik tersebut diadopsi kedalam teknik tekstil dengan ditambahkan jahit sebagai penguat serta variasi (Revi Devi Paat, 2008:3).

8. Interior Ruang Desain Interior adalah merencanakan bagian dalam dari sebuah bangunan (Widayat, 2010:111). Contohnya bangunan untuk kediaman, pendidikan, budaya, kesehatan, keagamaan, dan sebagainya.

Pengertian ruang dibedakan menjadi 2, secara luas yaitu alam semesta dan secara sempit yaitu bentuk atau kondisi yang terwujud atau terjadi akibat adanya susunan bidang atau susunan material atau komponen ruang yang terwujud karena komponen material ataupun karena bidang–bidang ada yang berkesan sempit, lebar, luas, tinggi, rendah dan sebagainya.(Widayat. 2010:128).

Pada perancangan yang dibuat khususnya merancang ruang kantor secara umum biasanya memiliki karakter yang formal. Karakter ini terbentuk dari kebutuhan kebutuhan ruang untuk tempat berkantor sebagai bentuk aktivitas yang menekankan pada produktivitas. Area kantor juga umumnya disiapkan sebagai area yang sewaktu-waktu dapat disinggahi partner kantor maupun klien sehingga muncul tuntutan agar ruang kantor dapat mewakili citra perusahaan.(Supriyadi, 2008:37)

Pelengkap interior berfungsi untuk membangun suasana ruang kantor agar merasa nyama. baik dari pemilihan dan penempatan furnitur, maupun aksesori ruang lainya. suasana harus diarahkan untuk membangkitkan mood dan semangat bekantor pengguna ruang di dalamnya. Ruang kantor harus memiliki persyaratan kenyamanan agar saat bekantor dapat konsentrasi meliputi meja dan kursi kantor, tata ruang, warna.(Supriyadi, 2008:37).

C. Fokus Permasalahan

Dari latar belakang yang ada maka timbulah permasalahan. Permasalahan difokuskan pada bagaimana mevisualisasi ide penciptaan karya seni tekstil berupa pelengkap interior yang terbuat dari sampah plastik dengan teknik tapestri yang dkombinasikan dengan teknik macrame dan kolase.

BAB II METODE PERANCANGAN

A. Analisa Permasalahan

Karya tekstil yang dibuat menjadi produk interior dapat dicapai dengan bahan utama yaitu plastik. Sampah plastik yang digunakan sebagai bahan utama yang sesuai diantaranya adalah raffia, bendit dan sedotan.

Raffia memiliki karakteristik: lemas, kasar, tidak mudah putus, tidak bisa diwarna dan memiliki banyak variasi warna. Bahan ini dapat digunakan untuk teknik tapestri dan macramé. Dari segi teknik, raffia sulit di kombinasikan dengan warna lain jika menggunakan macramé. Berbeda dengan tapestri, raffia justru mudah dikombinasikan wujud dan visual berupa gradasi warna yang timbul dari perpaduan warna raffia satu dengan yang lain.

Bendit memiliki karakteristik keras, lentur dan memiliki banyak variasi warna. Bahan ini cocok pengerjaanya dengan tapestri. Walaupun menggunakan teknik tapestri, bendit sulit di kombinasikan dengan warna lain menjadi susunan warna yang di inginkan. Wujud visual berupa perpaduan warna kontras satu dengan yang lain yang membentuk motif garis

Sedotan memiliki karakteristik kaku, lentur dan memiliki variasi warna. Bahan ini cocok pengerjaanya dengan teknik tapestri. Sedotan juga memiliki kesulitan mengkombinasikan warna satu dengan lain ketika proses pengerjaan dengan teknik tapestri. Wujud viasual berupa perpaduan warna kontras satu dengan lain yang membuat motif garis.

Dilihat dari macam-macamnya plastik yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, maka karya disesuaikan dengan bahan utama yaitu karya seni dengan menggunakan sampah plastik. Dalam pembuatan karya yang berupa produk pelengkap interior dibutuhkan kreatifitas untuk menghasilkan inovasi. Kreatifitas yang diolah yaitu menggabungkan teknik utama dengan teknik pendukung. Teknik utama yang digunakan yaitu tapestri, sedangkan teknik pendukungnya yaitu makram dan kolase. Dari bermacam-macam jenis plastik dan teknik dapat dianalisa dengan bebagai macam karaketer dan warna.

Karakteristik plastik yang akan digunakan sebagai bahan utama karya yaitu, karakter plastik yang memiliki daya lentur yang kuat dan tidak mudah putus. Dilihat dari segi warna pada umumnya sampah plastik tidak dapat diwarna, karena plastik sendiri telah memiliki warna. Warna yang ada dalam karya memiliki perbedaan warna satu dengan yang lainnya. Warna yang digunakan salah satunya yaitu warna yang menghasilkan efek gradasi, yang terbentuk dari struktur plastik. Contohnya, warna merah ke arah warna kuning. Dari warna yang akan digunakan dengan media plastik didapat dengan cara menggabungkan dari beberapa plastik tertentu. Warna yang telah dihasilkan oleh plastik untuk memunculkan gradasi, untuk itu akan dijadikan sebagai karya seni tekstil.

Karya seni tekstil yang terbuat dari perpaduan sampah plastik dan teknik tekstil maka menghasilkan produk pelengkap interior. Produk tersebut yang berupa elemen interior untuk ruang kantor. Pelengkap interior yang berupa elemen hias tersebut sebagai media memperindah ruang. Produk tekstil yang dihasilkan merupakan perpaduan plastik yang memiliki kombinasi warna sehingga muncul efek gradasi, sehingga produk tekstil akan membawa suasana yang berbeda pada Karya seni tekstil yang terbuat dari perpaduan sampah plastik dan teknik tekstil maka menghasilkan produk pelengkap interior. Produk tersebut yang berupa elemen interior untuk ruang kantor. Pelengkap interior yang berupa elemen hias tersebut sebagai media memperindah ruang. Produk tekstil yang dihasilkan merupakan perpaduan plastik yang memiliki kombinasi warna sehingga muncul efek gradasi, sehingga produk tekstil akan membawa suasana yang berbeda pada

B. Strategi Pemecah Masalah

Dari analisa diatas dapat dipecahkan dengan melihat beberapa segi sudut pandang. Dari berbagai macam sudut pandang diantaranya karakteristik plastik yang dapat dibagi menurut jenis dan warna. Dilihat dari sudut pandang warna dapat dipecahkan dalam bentuk visual yang dihasilkan nantinya. Visual yang dihasilkan agar sesuai dengan perancangan maka menggunakan teknik tekstil sebagai bentuk pengerjaanya.

Jenis plastik yang digunakan memiliki karakter kaku, keras, tidak dapat diwarna. Warna yang digunakan yaitu warna yang sudah ada. Sampah plastik sendiri nantinnya akan diolah dengan berbagai teknik hingga membentuk suatu karya tekstil. Dengan desain dan teknik yang telah dirancang mampu mendukung yaitu dengan beberapa teknik, tapestri yang akan dipadukan dengan macrame dan kolase karena teknik tersebut mampu menghasilkan efek yang ingin dicapai pada produk yang diolah dengan kreatifitas perancang dalam mengeksplorasi warna dengan media plastik.

Produk tekstil yang dihasilkan dikantorkan dengan teknik utama yaitu tapestri. Teknik Macramé, kolase sebagai teknik pelengkap dalam proses pembuatan karya. Visual yang dicapai berupa produk pelengkap interior ruang kantor yang memiliki nilai estetis. Nilai estetis yang dicapai yaitu daei segi warna, bentuk, fungsi dan ukuran karya.

Dilihat dari jenis plastik yaitu kaku, kuat, dan keras dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni tekstil. Dari bahan plastik wujud visual yang akan dihasilkan berupa produk tekstil yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi. Wujud visual dari warna yang digunakan mampu menggambarkan ekspresi berupa produk tekstil yaitu elemen estetis hias ruang. Produk tersebut akan menggambarkan ekspresi yang bersifat maskulin dan feminim.

Dilihat dari sisi warna, warna yang akan digunakan yaitu warna yang mampu menghasilkan gradisi. Pada dasarnya semua warna dapat memunculkan kesan gradasi. Tetapi dilihat dari bahan utamanya yaitu sampah plasik, tidak semua bahan plastik dapat dijadikan sebagai bahan utama yang dapat memunculkan efek gradasi. Hanya beberapa bahan plastik yang dapat diolah menjadi karya yang mampu menghasilkan efek gradasi, yaitu raffia. Dengan memadukan warna plastik satu dengan yang lain sehingga akan terbentuk motif- motif yang selaras, seimbang dan harmonis. Motif yang dihasilkan dari perbaduan baik gradasi atau tidak, warna yang nantinya mampu mengasilkan motif garis- garis. Bentuk-bentuk motif pada produk nantinya mengarah pada garis yang mengandung unsur garis maskulin dan feminim. Sehingga produk tersebut dapat memberi kesan fleksibel.

Memvisualisasikan pelengkap interior kedalam bahasa rupa yang dapat menunjang keindahan ruang. Wujud visualisasi dari elemen hias akan menggambarkan keindahan pada suatu ruangan. Keindahan terbentuk dari elemen hias yang memadukan warna dari sampah plastik yang dipadukan dengan teknik tekstil sehingga membentuk karya seni berupa produk hias. Dalam pembuatan karya seni tekstil dengan menggunakan media plastik sebagai dengan unsur Memvisualisasikan pelengkap interior kedalam bahasa rupa yang dapat menunjang keindahan ruang. Wujud visualisasi dari elemen hias akan menggambarkan keindahan pada suatu ruangan. Keindahan terbentuk dari elemen hias yang memadukan warna dari sampah plastik yang dipadukan dengan teknik tekstil sehingga membentuk karya seni berupa produk hias. Dalam pembuatan karya seni tekstil dengan menggunakan media plastik sebagai dengan unsur

C. Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu survey, wawancara dan studi proses produksi. Survei dan wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui macam-macam jenis, sifat, warna dan kualitas plastik. Studi proses produksi bermanfaat untuk menambah refrensi mengenai proses dan teknik dalam pembuatan karya dengan benar. Dengan didasari survei dan wawancara dari berbagai macam sumber sebagai data, akan membantu dalam perwujudan karya.

Hasil dari pengumpulan data mengenai sampah plastik yaitu :

1. Sampah plastik di pengepul Pengumpulan data yang dilakukan dari pengepul yang bernama Heru dengan alamat jalan Dewi Sartika, RT 2/4 Sontoyudan Madegondo, Grogol, Sukoharjo.

Sampah plastik dipilah-pilah menurut jenis, warna, bahan dan kualitas dari plastik tersebut. Menurut jenis, plastik terdiri dari berbagai macam jenis. Misalnya raffia, bendit, sedotan dan lain-lain. Untuk warna sendiri transparan memang lebih banayak dikeleompokan, karena jika diproses kembali akan menghasilkan kualitas biji plastik yang bagus. Umumnya plastik yang dikumpulkan semuanya dapat didaur ulang. Namun, kebanyakan yang didaurulang kembali plastik botol bekas minuman, plastik untuk pertanian dan teutama yang transparan. Kualitas yang akan diproses juga mempengaruhi bagus tidaknya biji plastik. Maka, perlu adanya penyortiran agar plastik yang dijual ke pabrik memiliki nilai yang tinggi.

Karakter yang dihasilkan dari plastik juga berbeda-beda, diantaranya raffia, bendit dan sedotan. Raffia mempunyai karakter lemas, kuat, mempunyai variasi warna. Bendit mempunyai karakter yang kuat, keras, kaku, mempunyai variasi warna yang banyak, mempunyai daya elastisitas. Sedotan mempunyai karakteristik kaku, kuat, mempunyai variasi warna yang banyak.

2. Macam-macam olahan produk dari sampah plastik Sampah plastik yang dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan produk tas dan kerajinan yang ada di pasaran memiliki bentuk, warna, dan juga karakter yang berbeda-beda. Teknik daur ulang digunakan dalam mengolah sampah plastik hingga menjadi produkpun berbeda-beda. Dari pengrajin satu dengan yang lainnya tidaklah sama.

Umumnya produk yang dihasilkan adalah pelengkap busana, yang mana produk yang dihasilkan diantaranya tas, dompet, keranjang dan lainya. Bahan sampah plastik yang di gunakan biasanya bekas pewangi, bekas sabun cuci dan bekas odol. Proses pembuatan seperti umumnya penjahit, dipola terlebih dahulu kemudian melapisi bahan dengan furing dan dijahit.

Gambar. 9 Produk tas dari sampah plastik. (Dok. Pribadi)

D. Hasil Uji Coba

Dalam eksperimen untuk mengetahui karakteristik dari bendit dan raffia. Dari percobaan tersebut, juga menggunakan tapestri untuk mengetahuinya. Namun dalam pengerjaanya untuk raffia mencoba memadukan warna satu dengan warna yang lain sehingga terjadi percampuran warna. Dalam percampuran tersebut warna pada plastik dapat membaur menjadi hasil warna yang dipadukan meskipun raffia kaku.

Tabel. 1

No. Hasil Eksperimen Keterangan

1. Bahan : raffia Warna : maerah, biru, dan kuning Teknik : anyam dan aplikasi cabut Langkah : 1-1 Pakan : raffia merah Lusi : raffia biru Cabut : raffia kuning

Bahan : bendit Warna : ungu, kuning dan putih Teknik : anyam Langkah : 2-2 Pakan : bendit kuning Lusi : bendit putih dan ungu

Bahan : sedotan Warna : hijau dan merah Teknik : anyam Langkah : 2-2 Pakan : sedotan merah Lusi : sedotan hijau

Bahan : strimin plastik dan benang kinlon Warna : hijau Teknik : cabut (sebagai aplikasi dengan teknik kolase)

Keterangan Hasil eksperimen dengan bahan sampah plastik yang terdiri dari raffia, bendit dan sedotan. Teknik yang digunakan anyam yang dikombinasikan dengan kolase dengan strimin dan benang kinlon sebagai aplikasi produk.

Kesimpulan hasil uji coba yaitu bahan yang digunakan yaitu sampah plastik. Untuk menghasilkan warna dengan efek gradasi, maka bahan yang mudah tercapai kearah gradasi yaitu raffia. Sedotan dan bendit memiliki karakter kaku dan keras sehingga dalam pencapaian efek yang diinginkan sulit tercapai. Teknik yang digunakan yaitu tapesti karena teknik ini mudah dalam penggarapannya sehingga hasil visual yang diinginkan mudah tercapai. Sedangkan teknik makram dan kolase menjadi teknik pendamping sebagai bentuk aplikasi yang memperindah karya.

E. Gagasan Awal Perancangan dan Alternatif

1. Gagasan awal perancangan Dalam perancangan karya seni tekstil, wujud visualisasi karya yaitu karya

seni tekstil berupa elemen hias dari sampah plastik yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi. Bentuk karya yaitu ekspresi dengan motif berkesan maskulin dan feminim yang akan dihasilkan dari gradasi warna. Teknik yang digunakan yaitu tapestri yang dipadukan dengan macrame dan kolase agar dapat menghasilkan tekstur pada produk. Wujud produk akan didesain dan dipadukan dengan desain ruang yang akan digunakan, dengan tujuan membangun ruang agar terlihat indah.

2. Alternatif perancangan Dalam perancangan karya seni tekstil, wujud visualisasi karya yaitu karya

seni tekstil berupa wallhangging dari sampah plastik yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tebal. Bentuk karya yaitu ekspresi dengan kesan menyatu dan harmonis yang akan dihasilkan dari perpaduan gradasi warna. Teknik yang digunakan yaitu tapestri yang dipadukan dengan macrame dan kolase agar dapat menghasilkan tekstur pada produk. Wujud produk akan didesain dan dipadukan dengan desain ruang yang akan digunakan, dengan tujuan membangun ruang agar terlihat indah.

BAB III PROSES PERANCANGAN

A. Bagan Pemecah Masalah

Bagan 1. Bagan pemecah masalah

Sampah Plastik

Jenis dan Karakteristik

Warna

Elemen Hias (pelengkap interior)

• Analisis Permasalahan • Pemecah Masalah • Pengumpulan Data • Uji Coba • Gagasan Awal

Proses Penciptaan

• Bahan : plastik • Teknik : tapestri, macramé, kolase • Fungsi : elemen hias pada ruang • Estetis : warna, motif dan struktur

Produk

Metode Desain

B. Konsep Perancangan

Sampah plastik tidak semua dapat di daur ulang karena memiliki jenis dan karakter yang berbeda-beda. Dari beberapa jenis plastik yang digunakan diantaranya raffia, bendit dan sedotan. Pemanfaatan sampah plastik tidak harus dengan daur ulang, tetapi dapat dimanfaatakan menjadi karya seni dengan bahan utama sampah plastik. Sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni dengan teknik tekstil yaitu tapesrti maka visual yang diinginkan akan mudah dicapai. Raffia, bendit dan sedotan dijadikan sebagai bahan untuk membuat produk tekstil yaitu sebagai pelengkap interior. Teknik yang digunakan yaitu tapestri, karena mampu memadukan antara jenis plastik dan warna menjadi elemen hias yang berupa pelengkap interior ruang. Visual dari elemen hias haruslah sesuai dengan kosep ruangan kantor yang ada, maka dibutuhkan metode-metode untuk memecahkan masalah yang timbul.

Pada metode desain berfungsi untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang timbul, maka dibutuhkan analisa baik dari segi bahan, teknik, warna, fungsi dan betuk karya. Pada konsep penciptaan agar tercapainya visual yang diinginkan maka karya memerlukan beberapa aspek, diantaranya :

1. Aspek bahan Bahan utama dalam pembuatan karya menggunakan media sampah plastik diantaranya raffia, bendit dan sedotan. Dari ketiga bahan tersebut diperioritaskan menggunakan raffia, karena bahan raffia memiliki kelebihan diantaranya lentur, kuat dan dapat dipadukan dengan warna lainya, sehingga bahan tersebut mampu mecapai visual karya. Selain raffia, bendit dan sedotan menjadi bahan pendukung. Meskipun mempunyai karakter kaku dan keras, bendit serta sedotan juga dapat 1. Aspek bahan Bahan utama dalam pembuatan karya menggunakan media sampah plastik diantaranya raffia, bendit dan sedotan. Dari ketiga bahan tersebut diperioritaskan menggunakan raffia, karena bahan raffia memiliki kelebihan diantaranya lentur, kuat dan dapat dipadukan dengan warna lainya, sehingga bahan tersebut mampu mecapai visual karya. Selain raffia, bendit dan sedotan menjadi bahan pendukung. Meskipun mempunyai karakter kaku dan keras, bendit serta sedotan juga dapat

2. Aspek teknik Pada proses pengerjaan dengan bahan utama plastik dan bahan pendukung lainnya maka teknik utama yang digunakan yaitu tapsetri. Tapestri merupakan salah satu teknik yang mampu mewujudkan gagasan kedalam bentuk visual. Teknik ini mampu memanfaatkan raffia sebagai bahan utama dalam karya. Meskipun cukup sulit, bendit dan sedotan yang mempunyai karakter kaku dan keras juga dapat dikerjakakan dengan tapestri. Sebagai pelengkap teknik utama yaitu diaplikasikan dengan teknik macramé dan kolase. Teknik pelengkap ini mampu mendukung memunculkan aplikasi sehingga karya terlihat bervariasi karena aspek bahan yang berupa plastik.

3. Aspek fungsi Dari bahan utama sampah plastik yaitu raffia, proses pengerjaan menggunakan teknik tapestri untuk menghasilkan karya. Karya tersebut berfungsi sebagai produk pelengkap interior ruang kantor. Karya tersebut haruslah sesuai dengan ruang kantor, sehingga mampu memberi kesan indah dan nyaman pada saat di ruangan. Maka dari itu, karya yang berupa elemen hias tersebut sebagai wujud dari kreatifitas dari pemanfaatan sampah plastik dengan teknik tekstil yang 3. Aspek fungsi Dari bahan utama sampah plastik yaitu raffia, proses pengerjaan menggunakan teknik tapestri untuk menghasilkan karya. Karya tersebut berfungsi sebagai produk pelengkap interior ruang kantor. Karya tersebut haruslah sesuai dengan ruang kantor, sehingga mampu memberi kesan indah dan nyaman pada saat di ruangan. Maka dari itu, karya yang berupa elemen hias tersebut sebagai wujud dari kreatifitas dari pemanfaatan sampah plastik dengan teknik tekstil yang

4. Aspek Estetis Dari aspek bahan, teknik dan fungsi yang dugunakan maka terbentuklah nilai estetis. Nilai estetis yang mucul dari karya yaitu perpaduan warna yang dihasilkan dari susunan raffia, bendit dan sedotan hingga membentuk motif. Motif tersebut dapat menghasilkan evek gradasi dan kontras. Evek gradasi sendiri terbentuk dari bahan utama raffia. Sedangkan evek kontras muncul dari karakteristik bendit yang dikerjakan dengan teknik tapestri. Garis tegas yang dibentuk dari bendit tersebut membentuk suatu bidang yang memunculkan sebuah motif. Motif yang muncul terbentuk dari sampah plastik menggambarkan alam, geometris dan abstrak. Karya ini wujud visual dari kreatifitas yang memanfaatkan sampah plastik. Serta penempatan warna yang terdapat pada karya tersebut sebagai ruh.

C. Kriteria Desain

Hasil yang ingin dicapai adalah produk yang artistik, baik dari desain struktur, warna hingga peneraapnya, karena produk pelengkap interior ini terbatas, jadi sesuai dengan pemesan. Karya yang ditampilkan berupa produk yang menghasilkan nilai estetis tinggi. Produk tekstil ini diterapkan pada pelengkap interior. Desain yang dibuat merupakan perancangan yang memanfaatkan sampah plastik. Desain yang dibuat berbentuk garis, garis tersebut akan membentuk sebuah bidang geomestris, ekspresi dan abstraksi. Motif-motif terebut akan lebih menarik lagi bila digabungkan dengan bentuk karya, yaitu bentuk yang memiliki Hasil yang ingin dicapai adalah produk yang artistik, baik dari desain struktur, warna hingga peneraapnya, karena produk pelengkap interior ini terbatas, jadi sesuai dengan pemesan. Karya yang ditampilkan berupa produk yang menghasilkan nilai estetis tinggi. Produk tekstil ini diterapkan pada pelengkap interior. Desain yang dibuat merupakan perancangan yang memanfaatkan sampah plastik. Desain yang dibuat berbentuk garis, garis tersebut akan membentuk sebuah bidang geomestris, ekspresi dan abstraksi. Motif-motif terebut akan lebih menarik lagi bila digabungkan dengan bentuk karya, yaitu bentuk yang memiliki

Dari pembuatan karya seni berupa produk pelengkap interior yang mampu menampilkan sesuatu yang berbeda pada ruang kantor. Karya ini memiliki visual dengan ciri memanfaatkan sampah plastik dengan memadukan bahan dan warna sehingga membentuk suatu komposisi yang menarik. Teknik tekstil yaitu tapestri dan dikombinasikan dengan macrame dan kolase, sehingga dari bahan dan teknik terlihat kolaborasi yang menarik saat di letakkan pada ruang kantor.

D. PEMECAHAN DESAIN

1. Visual Untuk mencapai visual, karya dibuat dengan mengkombinasikan bahan, warna dan teknik yang digunakan. Raffia merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan tapestri. Raffia sendiri memiliki beragam warna. Perbedaan warna dikombinasikan satu dengan yang lain sesuai desain agar menjadi menarik, dikarena pada dasarnya plastik memang sulit diwarna.karya seni ini berupa produk interior pada ruang kantor. Produk yang dibuat diantaranya dengan konsep alam, geometris dan abstrak.

Pengerjaan produk pertama harusnya membuat rangka, kemudian desain diterapkan sesuai dengan karya. Teknik tapestri sebgai teknik utama dengan mengguankan raffia, bendit dan sedotan. Sedangkan teknik macramé dan kolase sebagai teknik pelengkap dengan menggunakan bahan benang kinlon. Dari teknik dan bahan utama kemudin di gabungkan dengan teknik dan bahan pelengkap sesuai dengan desain hingga menjadi bentuk karya.

Pada karya terdapat motif yang menggambarkan alam, abstrak, geometris dan ekspresi. Warna yang membentuk motif diantaranya warna yang mengandung unsur analogus yang membentuk gradasi dan juga warna kontras yang menmbentuk sesuai desain.

2. Teknik Karya yang berupa pelengkap interior dengan memanfaatkan sampah plastik yang menggunakan teknik tapestri. Teknik ini mampu mencapai visual desain yang menggunakan bahan utama plastik. Teknik tapestri diggunakan pada raffia untuk membentuk motif yang akan dicapai. Raffia memiliki karakter lentur dan tidak mudah putus sehingga media ini yang membentuk gradasi. Sedang kan bendit dan sedotan menggunkan teknik tapestri meskipun karakter media ini sangat kersa dan kaku. Walaupun begitu media ini memunculkan efek gradasi melainkan kontras.

Teknik macramé dan kolase sebgai teknik pelengkap yang menambah nilai estetis pada karya. Teknik ini digunakan pada media benang kinlon berfungsi sebagai aplikasi.

BAB IV VISUALISASI

A. Uraian Deskriptif

Visualisasi karya yang disajikan berupa element interior ruang kantor. Produk yang dihasilkan merupakan olahan dari hasil sampah plastik. Visual karya berupa 6 produk: partisi, tempat koran, lampu hias, file folder, hiasan dinding dan standing lamp . Dari segi teknik, karya ini menggunakan teknik yaitu tapestri, macrame dan kolase sebagai bentuk aplikasi. Dari teknik tersebut digunakan untuk menghasilkan visual yang ingin dicapai.

B. Hasil Desain

Desain 1

150 cm

80 cm Gambar.10

Desain partisi dengan skala 1: 20

Gambar. 11

Produk 1 Judul : Senja akhir

Bahan yang digunakan rafia, sedotan dan benang kinlon sebagai pakan. Lusi menggunakan benang pancing dengan ukuran 2,6 mm. Rangka yang digunakan yaitu besi. Warna yang digunakan yaitu orange, hitam dan merah. Dari ketiga warna dikombinasikan sehingga dapat membentuk gradasi warna yang menceritakan senja disore hari. Teknik yang digunakan adalah tapestri dengan dikombinasikan kolase dan macrame. Fungsi dari produk yaitu partisi, yang digunakan sebagai penyekat ruangan.

Proses Pembuatan produk 1 yaitu pertama menyiapkan bahan berupa raffia, senar, kinlon, stimin dan furing. Kemudian membuat rangka dengan ukuran Panjang / tinggi 150 cm, lebar 80cm.Rangka berfungsi sebagai partisi. Dari semua bahan yang ada dibuat menjadi produk partisi.

Kendala yang dihadapi pada proses pembuatan produk 1 yaitu dari segi warna bahan untuk menyatukan warna raffia satu dengan yang lain sulit dikarenakan raffia yang diperoleh dari sampah sehingga kualitas raffia satu dengan lainya tidaklah sama. Kedua sifat raffia yang kaku dan keras menjadikan anyaman tidak rapi dan teratur.

60 cm Skala 1 : 10

Gambar. 12 Desain tempat koran

Gambar. 13 Tempat Koran

Produk 2 Judul : Geometris

Bahan yang digunakan rafia, dan benang kinlon. Rangka yang digunakan yaitu besi. Warna yang digunakan yaitu orange, kuning, biru muda, biru tua, ungu, hijau, putih dan hitam. Dari warna yang digunakan dikombinasikan sehingga dapat membentuk bentuk-bentuk pola geometris dengan perpaduan warna yang selaras. Teknik yang digunakan yaitu tapestri dengan dikombinasikan dengan kolase. Fungsi dari produk yaitu tempat koran.

Proses pembuatan produk 2 yaitu pertama menyiapkan bahan berupa raffia, senar, kinlon, stimin dan furing. Kemudian membuat rangka dengan bentuk leterr L dengan ukuran Panjang 80 cm, lebar 60 cm. Rangka berfungsi sebagai tempat koran. Dari semua bahan yang ada dibuat dengan teknik tapestri yang membentuk motif geometris beraturan. Ukuran motif yaitu 15cm x 15cm. Produk

2 tersebut sebagai tempat koran. Kendala yang dihadapi pada proses pembuatan produk 1 yaitu dari segi warna bahan untuk menyatukan warna raffia satu dengan yang lain sulit dikarenakan raffia yang diperoleh dari sampah sehingga kualitas raffia satu dengan lainya tidaklah sama. Kedua sifat raffia yang kaku dan keras menjadikan anyaman tidak rapid dan teratur. Ketiga, dengan ukuran motif yang kecil mengharuskan raffia dipotong dengan ukuran kecil. Itu semua menjadikan sulit pada proses anyam.

30 cm Skala 1: 10 Gambar. 14

Desain kap lampu (bentuk kubus, a;b;c;d: tampak samping)

Gambar. 15 Kap lampu

Produk 3 Judul : Cahaya cakrawala

Bahan yang digunakan rafia, bendit dan sedotan. Rangka yang digunakan yaitu besi. Warna yang digunakan yaitu orange, kuning, biru muda, biru tua, ungu, putih dan hitam. Dari warna yang digunakan dikombinasikan sehingga dapat membentuk bentuk-bentuk pola geometris dan gradasi warna dengan perpaduan warna yang selaras. Teknik yang digunakan yaitu tapestri dengan dikombinasikan dengan kolase. Fungsi sebagai lampu yang dapat menambah nilai estetis.

Proses Pembuatan produk 3 yaitu pertama menyiapkan bahan berupa raffia, bendit, senar, kinlon, strimin dan furing. Kemudian membuat rangka yang berfungsi sebagai kap lampu yang berbentuk kubus dengan ukuran panjang 80, lebar 30cm.

Kendala yang dihadapi pada proses pembuatan produk 3 yaitu sifat bendit yang kaku dan keras menjadikan anyaman tidak rapi dan teratur.

Gambar. 16 Desain file folder

Gambar. 17 file folder

5 cm

5 cm

Produk 4 Judul : vertical climbing

Bahan yang digunakan rafia dan benang kinlon. Rangka yang digunakan yaitu besi. Warna yang digunakan yaitu biru muda, biru tua, ungu, dan putih. Dari warna yang digunakan dikombinasikan sehingga dapat membentuk pola geometris seperti gunung maka diberi judul vertical climbing . Teknik yang digunakan yaitu tapestri serta macramé dengan simpul pipih dan kordon. Fungsi sebagai file folder yang diguakan untuk menyimpan file agar rapi dan teratur.

Proses pembuatan produk 4 yaitu pertama menyiapkan bahan berupa raffia, senar, kinlon, strimin dan furing. Kemudian membuat rangka dengan bentuk file folder dengan ukuran Panjang 25 cm, tinggi 30, lebar 10cm. Rangka berfungsi sebagai tempat buku. Dari semua bahan yang ada dibuat dengan teknik tapestri yang membentuk motif geometris. Kendala yang dihadapi pada proses pembuatan produk 4 yaitu sifat raffia yang kaku dan keras menjadikan anyaman tidak rapi dan teratur.

Skala 1 : 5 Gambar. 18 Desain Hiasan dinding

Gambar. 19 Hiasan dinding

Produk 5 Judul : Summer

Bahan yang digunakan rafia dan benang kinlon. Warna yang digunakan yaitu biru muda, biru tua, kuning, oranye, hijau muda hijau tua. Dari warna yang digunakan dikombinasikan sehingga dapat membentuk bentuk-bentuk gradasi dengan satu warna putih dengan warna biru, hijau, kuning. Kemudian menggunakan aplikasi benang kinlon pada desain yang sudah ada. Teknik yang digunakan yaitu tapestri. Fungsi produk 5 yaitu sebagai hiasan dinding.