PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

  

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

  Daud Markus, Siti Halidjah, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak

  Email: Daud_Markus04@gmail.com

  

Abstrak

The purpose of this study is to describe the use of contextual component approach that can improve the ability to write essay writing essay students in the fourth grade of elementary school 04 Suak Bay Regency Bengkayang Regency. This study used a qualitative approach, the method used descriptive with the form of classroom action research (PTK) and collaborative. The place of research was conducted at State Elementary School 04 Teluk Suak Bengkayang Regency, class IV which amounted to 19 students with the subject of research teachers and students of grade IV. Data collecting technique used is observation technique, and document scrutiny technique with data collecting tool that is instrument assessment instrument of teacher ability to plan lesson, instrument sheet of teacher ability assessment to implement learning and document of student learning result.This research was conducted for 2 cycles with 2 meetings in each cycle. Assessment of learning implementation planning outcomes (RPP) from cycle I 3.05 and 3.09 increased by 0.02 and cycle II ie 3.50 and 3.71 increased by 0.21. Assessment of learning outcomes from cycles I 3.01 and 3.19 increased by 0.18 and cycle II ie 3.45 and 3.72 increased by 0.27. Assessment of writing result of narrative from cycle I 61,84 there are only 12 people complete while in cycle 100 all student complete. So students who complete from cycle I to cycle II is 100% Based on the data obtained can be concluded there is an increase in each cycle. Thus, the research using a contextual approach to learning to write essay writing class IV State Elementary School 04 Teluk Suak Bengkayang Regency can improve the skills of students writing narrative essay.

  

Keywords: Improvement, Writing Narrative Writing, Contextual Approach

  Bahasa itu penting dalam kehidupan, emosional para siswa dan merupakan bahasa bukanlah suatu bakat yang dimiliki penunjang keberhasilan dalam oleh sebagian orang saja, tetapi setiap mempelajari semua mata pelajaran. orang memiliki kemampuan berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan untuk meningkatkan kemampuan siswa keinginan, pendapat, dan perasaan kita. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia Dengan bahasa pula kita dapat memahami dengan baik dan benar, baik secara lisan dan mengetahui apa yang terjadi di dunia maupun tulis. dan lingkungan sekitar kita. Bahasa Menulis merupakan cara yang merupakan satu diantara faktor pendukung efektif yang dapat kita jadikan alternatif pendidikan yang memegang peranan untuk menyampaikan berita, informasi, penting dalam kegiatan belajar mengajar. pandangan dan ide kepada orang lain Bahasa memiliki peran sentral dalam dengan kegiatan menulis siswa dapat perkembangan intelektual, sosial dan melatih kemampuan berpikirnya kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Salah satu keterampilan menulis yang dapat menentukan keberhasilan menulis siswa telah tercantum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 kelas IV Sekolah Dasar dengan Standar Kompetensi, yaitu: Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita dan surat (BSNP, 2006: 326). Maka sesuai dengan kompetensi dasarnya yaitu melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan kata, kalimat yang tepat, sehingga menjadi cerita yang padu atau cocok. Untuk menulis sebuah karangan narasi yang benar tentunya ada unsur pembangun untuk menulis sebuah karangan narasi. Namun, Berdasarkan fakta di lapangan menunjukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa hanya mendengarkan dan mencatat yang dibacakan oleh guru, dan cendrung menitikberatkan pada hafalan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, siswa hanya menjadi pendengar pasif sementara guru menyampaikan pelajaran mendikte atau menulis di papan tulis. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan kurang bermakna bagi siswa, hal ini berpengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar siswa. akibatnya siswa mengalami kebosanan dan tidak bergairah pada saat pembelajaran berlangsung khususnya pada materi pelajaran Bahasa Indonesia.

  Untuk itu diperlukan suatu perubahan paradigma baru yang lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru beralih berpusat pada siswa, perubahan ini harus dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Serta penguasaan konsep-konsep dasar berfikir kritis dan sistematis harus ditanamkan dan dikembangkan pada siswa sejak dini, sehingga pada suatu saat nanti siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikannya.

  Salah satu pendekatan yang cocok adalah pendekatan kontekstual. Menurut Daryanto dan Muljo Rahardjo (2012:153) “Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga mereka”.

  Melalui pendekatan ini diharapkan dapat membuat siswa berpikir kritis, mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang ada dalam benak siswa serta terlibat aktif dalam memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Selain itu, diharapkan pembelajaran akan menjadi lebih bermakna karena mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam kehidupan nyata serta dapat dijadikan bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

  Adapun kelebihan - kelebihan pendekatan kontekstual menurut Aris Shoimin (2014:44) adalah pembelajaran kontekstual dapat menekan aktivitas berpikir siswa secara penuh baik fisik maupun mental, pembelajaran kontekstual dapat menjadikan siswa belajar bukan dengan menghafal melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata, kelas dalam kontekstual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi melainkan sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan, dan materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain.

  Berdasarkan uraian yang telah disebutkan, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut, dengan judul "Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Pendekatan Kontekstual di kelas IV SDN

  04 Teluk Suak K abupaten Bengkayang”. Masalah umum dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa di kelas IV SDN 04 Teluk Suak

Kabupaten Bengkayang?”. Berdasarkan masalah umum tersebut, agar

  pembahasannya dapat dijabarkan secara terperinci, peneliti membaginya dalam beberapa submasalah, sebagai berikut: 1) Bagaimanakah kemampuan guru merancang pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa?. 2) Bagaimanakah kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa? 3) Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa menggunakan pendekatan kontekstual?

  Berdasarkan masalah dan submasalah yang telah dijabarkan di atas, maka yang menjadi tujuan umum pada penelitian ini adalah “Untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa di kelas IV SDN 04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang”. Berangkat dari tujuan umum tersebut, maka dari itu dapat dijabarkan lagi menjadi beberapa tujuan khusus yaitu: 1)Meningkatkan kemampuan guru merancang pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan keterampilan menulis karanngan narasi siswa.2) Meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan keterampilan menulis karanngan narasi siswa. 3)Meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa menggunakan pendekatan kontekstual. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai salah satu model yang dapat dijadikan sebagai bekal dalam penguasaan kelas menggunakan pendekatan kontekstual yang dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi

  Adapun tujuan dari pembelajaran bahasa Indonesia (BSNP 2006:120), adalah siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

  1)Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. 2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4)Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.5)Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

  Menurut Henry Guntur Tarigan (2008:

  22), “Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut”. Selain itu Yeti Mulyati, dkk (2007:5.3) menyatakan bahwa, “Menulis adalah suatu proses berpikir dan menuangkan pemikiran itu dalam bentuk wacana (karan gan).”

  Sementara itu Puji Santosa, dkk (2009:6.3) mengemukakan bahwa, “Menulis adalah kegiatan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan.”

  Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu bentuk ide dan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

  Menurut Yeti Mulyati (2007:1.13), “Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat- kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam struktur tulisan yang teratur”. Sedangkan Puji Santosa (2009:6.14) “Hakikat menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan”. Dilihat dari prosesnya, menulis mulai dari suatu yang tidak tampak sebab apa yang hendak kita tulis masih berbentuk pikiran, bersifat pribadi. Jika penulis adalah seorang siswa, guru hendaknya belajar merasakan kesulitan siswa yang sering dihadapi ketika menulis akan berpendapat bahwa menulis karangan itu tidak baru sekali jadi. Adakalanya sebuah kalimat telah selesai ditulis, tetapi kelanjutannya sulit didapat.

  Henry Guntur Tarigan (2008:3) menyatakan bahwa, “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.” Selain itu, Puji Santosa, dkk (2009:6.14) mengatakan bahwa, “Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.”

  Lamuddin Finoza (2009:244) mengatakan bahwa, “Karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.” Kemudian diperjelas lagi oleh Kosasih (2002:33) yang menjelaskan bahwa, “Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.” Menurut Suparno Mohammad Yunus (2008: 1.11), “Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.

  Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.”

  Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah suatu karangan yang menceritakan kejadian atau peristiwa secara kronologis sehingga pembaca seolah-olah melihat dan mengalami sendiri peristiwa yang ada di dalam cerita tersebut.

  Menurut Istarani (2014:1) “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran”. Selanjutnya menurut Daryanto dan Muljo Rahardjo (2012:153) “Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajakan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai ang gota keluarga mereka”.

  Sedangkan menurut Elaine B. Johnson (2011:65) berpendapat bahwa:

  Sistem CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan- keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang dilakukan sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan /menghubungkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata yang dialami siswa dan membuat hubungan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  Aris Shoimin (2014:44) ada beberapa kelebihan dan kekurangan pendekatan contextual teaching and learning (CTL), yaitu: 1) Kelebihan a)Pembelajaran kontekstual dapat menekankan aktivitas berpikir siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. 2) Pembelajaran konstektual dapat menjadikan siswa belajar bukan dengan menghafal, melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. 3) Kelas dalam konstektual bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, melainkan sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan. 4) Materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain. 2) Kekurangan

  Penerapan pembelajaran konstektual merupakan pembelajaran yang kompleks dan sulit dilaksanakan dalam konteks pembelajaran, selain juga membutuhkan waktu yang lama.

  Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, kelebihan dalam pendekatan kontekstual yaitu siswa berfikir secara penuh, baik fisik maupun mental dan siswa belajar bukan dengan meghafal, melainkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Sedangkan kelemahan dalam pendekatan kontekstual yaitu sulit dilaksanakan dan membutuhkan waktu yang lama. Untuk mengatasi kekurangan yang ada pada model pembelajaran CTL, maka dapat dilakukan variasi pembelajaran oleh guru itu sendiri dalam menjelaskan materi untuk mengetahui kemampuan peserta didik dengan cara mengaitkan materi pembelajaran yang akan dibahas dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga di siapkan media berupa gambar mengenai materi yang akan dibahas sehingga siswa dapat memberikan tanggapan mengenai gambar yang mereka amati. Penelitian yang berkaitan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa adalah penelitian yang dilakukan oleh Ema (Skripsi, 2017) dengan judul “Penerapan Pendekatan

  Contextual Teaching And Learning

  Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Kota

  . Ema

  mengemukakan bahwa penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.

  Dari penelitian yang dilakukan oleh Ema terdapat persamaan dan perbedaan. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut.

  1. Bentuk penelitian yang digunakan yaitu PTK.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh ema dan penulis yaitu pada penggunaan pendekatan kontekstual. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut: Subjek dan lokasi penelitian, Tempat pelaksanaan, Waktu dan jadwal pelaksanaan. Dari keberhasilan penelitian tersebut, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas mengenai peningkatan keterampilan menulis siswa menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang,

  Menurut Suharsimi Arikunto (2013:137)“Sebenarnya ada beberapa model yang dapat diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK), tetapi yang paling dikenal dan biasa digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart”.

  Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom

  action research ). Menurut Suharsimi

  Arikunto,(2014:3) menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Dalam prosedur penelitian tindakan kelas memiliki prinsip dasar yang terdiri atas 4 langkah yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Suharsimi Arikunto (2010:17-

  19) “Dalam penelitian tindakan kelas ada empat langkah yang biasanya dilakukan, yaitu; (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi atau pengamatan, dan (4) Refleksi”.

  Tahap Perencanaan Tindakan

  Rencana tindakan kelas pada kelas III SDN 05 Pontianak Utara dilaksanakan beberapa siklus, apabila terdapat hambatan atau kekurangan maka dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai dalam penelitian selanjutnya.

  Tahap Pelaksanaan Tindakan

  Tahap pelaksanaan tindakan pada tiap siklus sesuai dengan perencanaan yang direncanakan, yaitu: skenario tindakan yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

  Tahap Pengamatan (observasi)

  Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus pertama dilanjutkan siklus kedua dan seterusnya apabila terdapat hambatan atau kekurangan dengan perubahan yang ingin dicapai.

  Tahap Refleksi

  Dalam tindakan ini peneliti melakukan refleksi terhadap hal-hal yang berkaitan dngan pelaksanaan kegiatan pada tiap pembelajaran serta pencapaian keberhasilan siswa. Untuk memudahkan dalam memahami keempat langkah tersebut, dalam memahami keempat langkah tersebut, dapat dilihat pada gambar model PTK yang dapat diliahat dengan jelas pada bagan model penelitian seperti berikut :

  

SIKLUS I

SIKLUS II

Bagan I

Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Suharsimi Arikunto (2013)

  Setting penelitian ini dilakukan di IV Sekolah Dasar Negeri Teluk Suak Kabupaten Bengkayang dengan pelaksanaan kegiatan di dalam kelas. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Guru atau peneliti dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Teluk Suak Kabupaten Bengkayang yaitu dengan jumlah keseluruhan ada

  19 siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Teluk Suak Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi, yaitu antara guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang dengan teman sejawat yaitu:

  Refleksi Pengamatan Perencanaan

  P

  elaksanaan Refleksi Pengamatan Pelaksanaan

  

Perencanaan Ibu Tri Yuniarti, S.Pd. sebagai guru kolaborator dan Surianto, S.Pd sebagai tim dokumentasi.

  Menurut Suharsimi Arikunto (2010:176), “teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan”.Ada empat teknik pengumpulan data, yaitu (1) angket, (2) wawancara,(3) pengamatan, dan (4) pencermatan dokumen.

  Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengamatan atau observasi langsung dan teknik pencermatan. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:199), “Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Suharsimi Arikunto (2013:201) “Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang- barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya”. Adapun teknik pencermatan dokumen, alat yang digunakan adalah lembar pencermatan dokumen, Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini berupa dokumen hasil menulis karangan narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

  Teknik analisis data dilakukan dengan perhitungan rata-rata dan persentase. Untuk data pada sub masalah pertama dan kedua dilakukan perhitungan rata-rata sebagai berikut : rata-rata =

  jumlah seluruh skor banyaknya indikator

  X̅ =

  ∑X .................................................................................(1)

  keteranagan : ̅= rata-rata ∑ = jumlah seluruh skor N = banyaknya indikator sedangkan untuk menghitung persentasedilakukan perhitungan sebagai berikut:

  P = 100% ..................................................................(2) Dengan keterangan sebagai berikut: F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases jumlah frekuensi atau banyaknya individu P = Angka persentases

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dari

  III siklus tindakan pembelajaran yang diperoleh melalui penilaian dan pengamatan. Hasil data tersebut disesuaikan dengan masalah penelitian mencakup data perencanaan, pelaksanaan dan keterampilan menulis puisi. Perencanaan penelitian adalah persiapan pembelajaran tertulis yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui observasi langsung dan hasil belajar siswa. Hasil data penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan siklus I, siklus II, dan siklus III.

  Penelitian ini adalah hasil dari kolaborasi antara peneliti sebagai guru kelas yang mengajar dengan guru kolaborator Tri Yuniarti, S.Pd menggunakan pendekatan kontekstual, di Sekolah Dasar Negeri 04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang.

  Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui observasi langsung dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari proses pembelajaran. Hasil data penelitian ini disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan siklus I dan siklus II, yang dibagi atas 2 pertemuan di setiap siklusnya (1) Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi karangan siklus I pertemuan I terdiri dari 5 aspek, diperoleh data yaitu perumusan tujuan pembelajaran rata- rata 3,00 dan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,00. pertemuan I dengan rata-rata 3,00 dan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,00. Mengembangkan dan mengorganisasikan media pembelajaran siklus I pertemuan I dengan rata-rata 3,00 dan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,00. Metode pembelajaran Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,23 sedangkan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,15. Terakhir penilaian pembelajaran Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,00 dan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,33.

  Total skor IPKG I 15,23 dan rata- rata skor IPKG I yaitu 3,05. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi karangan siklus I terdiri dari 3 aspek. Pra pembelajaran I pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,00 dan I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,50. Membuka pembelajaran Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,00 dan Siklus I pertemuan

  II dengan nilai rata-rata 3,00. Kegiatan Inti Pembelajaran Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,01 dan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,24 . Terakhir kegiatan penutup Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata dengan nilai rata-rata 3,00 dan Siklus I pertemuan

  II dengan nilai rata-rata 3,00. Total skor

  IPKG II 12,01 dan rata-rata skor IPKG I Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata yaitu 3,01 dan IPKG II Siklus I pertemuan

  II dengan nilai rata-rata 3,19 (3) keterampilan menulis karangan narasi siswa di siklus I mencapai angka rata-rata kelas 61,84 yang masuk dalam kategori sedang. Pada siklus II penilaian yang di dapat dalam penelitian sebagai berikut: (1) Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi karangan siklus II pertemuan I terdiri dari 5 aspek, diperoleh data yaitu perumusan tujuan pembelajaran rata- rata 3,50 dan Siklus II pertemuan II dengan nilai rata-rata 4,00. Menentukan bahan pembelajaran siklus II pertemuan I dengan rata-rata 3,33 dan Siklus II pertemuan II dengan nilai rata- rata 3,33. Mengembangkan dan mengorganisasikan media pembelajaran siklus I pertemuan I dengan rata-rata 4,00 dan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 4,00. Metode pembelajaran Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,31 sedangkan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,69. Terakhir penilaian pembelajaran Siklus I pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,33 dan Siklus I pertemuan II dengan nilai rata-rata 4,00.

  Total skor IPKG I 17,14 pada siklus I pertemuan I dan rata-rata skor IPKG I yaitu 3,50 dan siklus I pertemuan II Skor total 18,99 dan rata-rata skor IPKG I yaitu 3,71. (2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi karangan siklus II terdiri dari 3 aspek. Pra pembelajaran siklus II pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,50 dan siklus II pertemuan

  II dengan nilai rata-rata 4,00. Membuka pembelajaran Siklus II pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,50 dan Siklus II pertemuan

  II dengan nilai rata-rata 3,50. Kegiatan Inti Pembelajaran Siklus II pertemuan I dengan nilai rata-rata 3,46 dan Siklus II pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,71 . Terakhir kegiatan penutup Siklus II pertemuan I dengan nilai rata-rata dengan nilai rata-rata 3,33 dan Siklus II pertemuan

  II dengan nilai rata-rata 3,67. Total skor

  IPKG II 13,79 dan rata-rata skor IPKG I Siklus II pertemuan I dengan nilai rata-rata yaitu 3,45 dan IPKG II dengan Skor total 14,88 Siklus II pertemuan II dengan nilai rata-rata 3,73 (3) keterampilan menulis karangan narasi siswa di siklus II mencapai angka rata-rata kelas 81,31 yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Dapat dilihat Dari data yang sudah ada terjadi peningkatan rata-rata keterampilan menulis karangan yang di mulai pada siklus I yang hanya 61,82 kemudian pada guru dalam merencanakan pembelajaran, siklus II meningkat menjadi 81,31 terjadi kemampuan guru dalam proses peningkatan hasil belajar sebanyak 19,49. melaksanakan pembelajaran menggunakan Dari data diatas dapat dilihat terjadi pendekatan kontekstual keterampilan peningkatan baik dalam IPKG I dan II menulis karangan narasi siswa di kelas IV maupun keterampilan menulis karangan SDN

  04 Teluk Suak Kabupaten yang cukup baik. Dimana peningkatan Bengkayang. Ketiga data tersebut akan yang terjadi cukup signifikan baik dalam dijadikan acuan dalam menilai sebarapa aspek IPKG I,II dan Keterampilan menulis besar peningkatan yang terjadi dalam narasi karangan yang di dapatkan dengan penggunaan pembelajaran menggunakan penggunaan pendekatan kontekstual. pendekatan kontekstual keterampilan

  

Pembahasan Hasil Penelitian menulis karangan narasi siswa di kelas IV

  Data yang dikumpulkan dalam SDN

  04 Teluk Suak Kabupaten penelitian ini terdiri dari data kemampuan Bengkayang.

  

Tabel 1

Rekaputilasi Perencanakan Pembelajaran Kontekstual NO Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

  

I II I II

1.

  3 3 3,5 4 Perumusan Tujuan Pembelajaran 2.

  3 3 3,33 3,33 Pemilihan dan Pengorganisasian Materi

  Ajar 3.

  3 3 4 4 Pemilihan Sumber Belajar/Media

  Pembelajaran 4.

  3,23 3.15 3,31 3,69 Metode Pembelajaran 5.

  3.00 3,33 3,33 4 Penilaian Hasil Belajar

  Jumlah skor total 1+2+3+4+5= 15,23 15,45 17,14 18,99

  3,05 3,19 3,50 3,71

  rata –rata IPKG 1 =

  Berdasarkan hasil kemampuan guru dan 3,19 dapat dimasukan kategori dalam merencanakan pembelajaran baik. Pada siklus II skor total adalah menggunakan pendekatan kontekstual 17,14 dan 18,99 dengan rata

  • – rata siklus I dengan skor total adalah 15,23 sebesar 3,50 dan 3,71 dikategorikan dan 15,45 dan rata sangat baik.
  • – rata sebesar 3,05

  • – rata sebesar 3,45 dan 3,73 dikategorikan sangat baik.
  • – rata sebesar

  75 √

  70 √

  90 √

  Liu Lim Ki

  60 √

  75 √

  Vindi

  60 √

  75 √

  Suyen

  65 √

  80 √

  Mei Fie

  85 √

  85 √

  Virnando/Han fung

  65 √

  80 √

  Mei Si

  55 √

  75 √

  No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II

  I II

   I II

  I Pra pembelajaran 3 3,50 3,50

  4 III Kegiatan Awal 3 3 3,50 3,50

  III Kegiatan Inti 3 3,25 3,50 3,50

  IV Kegiatan Penutup 3 3 3,33

  Tasya

  75 √

  

Tabel 2

Rekaputilasi Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Kontekstual

  Kristoper Alexandero

  Berdasarkan hasil kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual siklus I dengan skor total adalah 12,01dan 12,74 dan rata

  3,01 dan 3,19 dapat dimasukan kategori baik. Pada siklus II skor total adalah 13,79 dan 14,88 dengan rata

  

Tabel 3

Rekaputilasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi

Nama Siswa Siklus I Siklus II N Ket N Ket

  T TT T TT Marini

  75 √

  85 √

  Aprianto

  55 √

  75 √

  Heri 75 √ 85 √ Jiu Pita

  65 √ 80 √

  Andika

  70 √ 90 √

  65 √

  Diago Garsia

  80 √

  April Riany

  70 √

  90 √

  Melsi

  55 √

  75 √

  Lisia Claudia

  70 √

  90 √

  Yenlie

  55 √

  75 √

   3,67 Jumlah skor rata-rata skor (I+II+III) 12,01 12,74 13,79 14,88 Rata-rata IPKG 2= 3,01 3,19 3,45 3,73

  Nama Siswa Siklus I Siklus II N Ket N Ket

  Liu Lim Ki 60 √ 75 √

  ∑ X 1.175 1.545

  19

  19 X 61,84 81,31

  Berdasarkan table di atas, penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis karangan narasi khususnya menulis cerita yang rumpang menjadi cerita yang padu. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 61,84. Secara individu hanya terdapat 12 siswa yang nilainya tuntas dan 7 siswa yang nilainya tidak tuntas. Pada siklus II, rata-rata keterampilan menulis karangan narasi menggunakan pendekatan kontekstual yaitu menjadi 100%. Secara individu, siswa yang nilainya tidak tuntas berkurang menjadi hanya 0 orang dari total 19 siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penggunaan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis karangan narasi berdampak baik terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang. Hal ini sesuai dengan pendapat Asep Jihad & Abdul Haris (2013:15) mengatakan bahwa “Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa”.

  Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka diketahui bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi khususnya melengkapi cerita rumpang menjadi sebuah cerita padu pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri

  04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang.

  Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek pada tujuan penelitian yang meningkat dari observasi awal, siklus I sampai pada Siklus

  II. Pada setiap siklus diadakan perbaikan, dan setelah melakukan perbaikan, terjadi peningkatan dari setiap aspek pada tujuan penelitian yaitu, rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan juga hasil karangan siswa., hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:1) Kemampuan guru merancang pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar Negeri

  04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang mengalami peningkatan dari siklus I yang memiliki nilai rata-rata 3,05 pada pertemuan pertama dan memiliki rata-rata 3,09 pada pertemuan kedua meningkat sebesar 0,04. Selanjutnya pada siklus II memiliki nilai rata-rata 3,50 pada pertemuan pertama dan memiliki nilai rata- rata 3,71 pada pertemuan kedua meningkat sebesar 0,21 dan dapat dikategorikan baik sekali. 2) Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Teluk Suak Kabupaten Bengkayang mengalami peningkatan dari siklus 1 yang memiliki nilai rata-rata 3,01 pada pertemuan pertama dan memiliki nilai rata-rata 3,19 pada pertemuan kedua meningkat sebesar 0,18. Siklus II pada pertemuan kedua memiliki nilai rata-rata 3,45 pada pertemuan pertama dan memiliki nilai rata- rata 3,73 pada pertemuan kedua meningkat sebesar 0,18 dan dapat dikategorikan baik sekali. 3) Peningkatan keterampilan menulis karangan narasi menggunakan pendekatan kontekstual di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Teluk Suak Bengkayang dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 61,84 dan siklus II sebesar 100 dengan peningkatan sebesar 38.16 meningkat sebesar 38,16.

  Saran

  Ketatabahasaan. Bandung:

  Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

  Pontianak: Edukasi Press FKIP UNTAN. Yeti Mulyati. (2007). Keterampilan

  Tim Dosen FKIP. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

  Teaching. Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura

  Pengalaman Lapangan -1 Micro

  Syahwani Umar. (2013). Program

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta

  Suharsimi Arikunto. (2013). Prosedur

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta

  Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur

  Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka

  Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Puji Santosa. (2009). Materi dan

  Yrama Widya Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

  PT Refika Aditama. Kosasih. (2002). Kompetensi

  Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut. 1) Penerapan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran serta dapat mempermudah siswa dalam mengingat kembali materi pembelajaran yang telah disampaikan sebelumnya sehingga pembelajaran itu bermakna. 2) Pengelolahan kelas yang baik dapat menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefesien mungkin. 3) Dalam mengajarkan menulis, hendaknya guru selalu memberikan bimbingan kepada siswa agar siswa dapat lebih mengerti dan maksimal dalam menyelesaikan tugasnya.

  Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi. Bandung:

  Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Kokom Komalasari. (2014).

  Bandung: Kaifa Henry Guntur Tarigan. (2008). Menulis

  Elaine B. Johnson. 2011. Contextual Teaching And Learning.

  Pembelajaran Bahasa Berbasis

  Burhan Nurgiyantoro. (2010). Penilaian

  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  Satuan Pendidikan. Jakarta:

  (2006). Kurikulum Tingkat

  Badan Standar Nasional Pendidikan.

  Delapan (68) Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

  Aris Shoimin. 2014. Enam Puluh

  Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

  Anas Sudijono.(2012) Pengantar Statistik

  Pustaka Setia