RONGGA MULUT SEBAGAI SENSOR GANGGUAN HOMEOSTASIS TUBUH Repository - UNAIR REPOSITORY

  Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Biologi Oral pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 30 Januari 2010

  Oleh

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Pidato

  

Buku ini khusus dicetak dan diperbanyak untuk acara

Pengukuhan Guru Besar di Universitas Airlangga

Tanggal 30 Januari 2010

  Dicetak : Airlangga University Press

Isi di luar tanggung jawab AUP

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  iii Kupersembahkan untuk Ayah dan Ibu yang sangat saya hormati dan cintai

  Suami, Anak-anakku dan cucuku yang kucinta Para Ilmuan, Mahasiswaku dan generasi muda kusayang Universitas Airlangga yang aku banggakan Nusa, Bangsa dan Negaraku INDONESIA tercinta

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu, yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

  Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Mulia, yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (Al Alaq ayat 1–5)

  Kecantikan yang abadi terletak pada keelokkan adab dan ketinggian ilmu seseorang, bukan terletak pada wajah dan pakaiannya. (Hamka)

  

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Yang terhormat,

  Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga,

  Ketua, Sekretaris, Para Ketua Komisi beserta Anggota Senat Akademik Universitas Airlangga,

  Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Airlangga, Para Direktur di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Guru Besar Universitas Airlangga dan Guru Besar Tamu, Para Dekan dan Wakil Dekan di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Ketua dan Sekretaris Departemen di lingkungan Universitas

  Airlangga, Para Ketua Lembaga di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Pejabat Sipil dan Militer, Para Anggota Ikatan Ahli Biologi Oral Indonesia, Para Anggota Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia, Para Sejawat di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Civitas Akademia di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Undangan dan Hadirin yang saya muliakan.

  Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

  Rasa syukur kehadirat Allah swt. terasa tidak mampu saya kemukakan secara sempurna, mengingat betapa besar nikmat, penghormatan dan penghargaan yang saya terima saat ini. Sedikit pun tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa pada hari ini saya dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam bidang Biologi Oral pada Universitas Airlangga; Almamater tempat saya menempuh pendidikan Dokter Gigi, Magister, dan Doktor, dan menjadi tempat saya mengajar sehari-harinya selama kurang lebih 30 tahun. Kegembiraan ini terasa menjadi amat sempurna dengan hadirnya para undangan yang telah meluangkan waktu dengan mengayunkan

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  langkah hadir dalam pengukuhan ini. Saya yakin hal ini karena berkat Rahmat, kehendak dan izin Allah Yang Maha Kuasa.

  Begitu besar karunia Allah yang dilimpahkan kepada saya dalam perjalanan pendidikan dan karier serta kehidupan saya, rasanya tidak mungkin saya mampu meraih prestasi ini tanpa bantuan semua fihak. Lembaga pendidikan tempat saya bersekolah, mulai sekolah nonformal saya pra Taman Kanak-kanak hingga lulus doktor dan perjalanan sampai proses pengangkatan menjadi Guru Besar khususnya dengan basis ilmu Faal, telah memberikan saya bekal yang sangat banyak dan bervariasi. Kemanjaan saya waktu lalu karena fasilitas yang disediakan oleh orang tua alhamdullillah membuat saya dapat mengikuti situasi yang ada ketika saya menjadi warga masyarakat. Hal ini membuat saya menjadi kuat dalam menghadapi kehidupan sehari-hari sebagai dosen di Universitas unggulan Indonesia. Berkat Rahmat Inayah dan takdir Allah prestasi ini dapat saya raih. Peribahasa ”Berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu, bersenang- senang kemudian” merupakan hal nyata dalam kehidupan saya.

  Hadirin yang saya hormati,

  Pada kesempatan yang sangat terhormat ini saya akan menyampaikan pidato saya mengenai pandangan:

  

RONGGA MULUT SEBAGAI SENSOR

HOMEOSTASIS TUBUH

Hadirin yang kami mulyakan,

  Ilmu Faal merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh secara normal. Dalam ilmu ini ditonjolkan usaha tubuh untuk menjaga keseimbangan tubuh yang disebut homeostasis. Usaha ini terjadi pada seluruh bagian tubuh, baik pada level atom, tingkat molekuler, tingkat sel, tingkat jaringan maupun tingkat organ. Apabila

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  keseimbangan ini terganggu akan memberi dampak yang tidak diinginkan. Salah satu yang melaksanakan homeostasis ini adalah rongga mulut. Ilmu ini merupakan ilmu kedokteran dasar dan salah satu ilmu kedokteran dasar yang lain yaitu: histologi, anatomi, biokimia, farmakologi, mikrobiologi dan patologi. Kesemuanya ini bergabung dalam ilmu Biologi Oral yang merupakan salah satu mata kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi.

  Di dalam rongga mulut didapatkan banyak organ selain gigi yaitu: mukosa, gingiva, palatum, ovula, bibir, lidah, sendi Temporo

  

Mandibular Joint (TMJ) yang dilayani oleh mikrosirkulasi darah dan

limfe serta oleh beberapa persarafan, hormonal dan kelenjar saliva.

  Organ-organ dalam rongga mulut ini akan secara sinergis mengawali sistem pencernaan untuk menjaga nutrisi secara maksimal.

  Dalam menjaga kesehatan tubuh manusia memerlukan asupan makanan yang sehat dan seimbang. Makanan yang sehat dan seimbang terdiri dari zat-zat yang berguna, yang disebut nutrisi. Zat-zat ini berfungsi untuk pertumbuhan, memperbaiki bagian- bagian tubuh yang rusak dan menghasilkan energi untuk bergerak. Makanan yang masuk ke dalam tubuh mengalami suatu proses dimulai dari mulut sampai ke saluran pencernaan.

  Rongga Mulut

  Makanan masuk ke dalam tubuh pertama kali melalui rongga mulut. Ketika makanan masuk ke dalam mulut akan terjadi suatu proses pengunyahan, gigi mulai menggigit dan mengunyah dengan dibantu oleh saliva dan lidah sehingga makanan menjadi bagian kecil. Saliva yang ada di dalam mulut berfungsi untuk membasahi, melembutkan, mempermudah makanan untuk ditelan dan membantu lidah dalam merasakan rasa dari makanan. Lidah berfungsi untuk melembutkan dan mendorong makanan ke belakang mulut. Ketika makanan masuk ke dalam mulut, lidah akan langsung dapat merasakan rasa yang ada dalam makanan tersebut karena lidah memiliki banyak sekali papila pengecap. Rasa

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  makanan selain ditentukan reseptor indera pengecap dipengaruhi beberapa hal, yaitu: reseptor pembau, suhu, taktil, kinestetik dalam rongga mulut dan memori.

  Kemampuan manusia dalam membedakan intensitas rasa pengecap berbeda-beda. Keanekaragaman rasa dalam rongga mulut hampir tidak terbatas, semua itu gabungan dari lima komponen dasar yaitu asam, asin, manis, pahit dan umami. Setiap reseptor indera rasa pengecap dapat merasakan berbagai macam rasa dengan presentasi yang berbeda. Indera rasa pengecap merespon bahan- bahan yang masing-masing konsentrasi ambangnya bervariasi. Bahan tersebut bekerja pada mikrovilli yang terletak di pori-pori pengecap dan mencetuskan potensial generator di sel reseptor sehingga menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.

  Lidah dan Fungsinya

  Transmisi impuls yang berasal dari reseptor pada papil-papil pengecap pada dua pertiga anterior lidah diteruskan oleh saraf sensorik berjalan dalam cabang korda timpani nervus Fasialis (N.VII) dan sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui nervus Glosofaringeus (N.IX). Daerah basis lidah dan bagian-bagian lain di daerah faring dilayani nervus Vagus (N.X) meneruskan transmisi menuju batang otak. Ketiga nervus ini berfungsi menyampaikan rasa pengecap asin, asam, manis pahit dan umami, sedangkan untuk rasa nyeri yang ditimbulkan oleh rasa pedas disampaikan oleh nervus Trigeminus (N.V).

  Pada kedua sisi, saraf pengecap yang bermielin menghantarkan impuls relatif lambat di ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius medulla oblongata dan bersinaps dengan neuron ordo kedua dan berakhir di nukleus relai sensorik spesifik pada talamus bersama serat-serat saraf lainnya untuk kesan raba, nyeri dan suhu.

  Lidah adalah otot yang terkuat dalam tubuh, utamanya sebagian besar terdiri dari otot bergaris, yang dibagi dalam otot ekstrinsik

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  dan intrinsik. Otot ekstrinsik lidah berasal dari struktur luar lidah dan mempunyai insersi ke dalam lidah. Ke-4 pasang otot ekstrinsik lidah yaitu otot genioglosus, Otot hipoglosus hioid, stiloglosus dan

  

palatoglosus yang dilayani saraf hipoglosal mandibula, palatine

aponeurosisfaringeal cabang N. vagus sehingga lidah dapat

  melakukan aktivitas protrusi, retraksi, depresi, dan elevasi, sedangkan otot intrinsik mengatur bentuk lidah untuk berbicara dan proses penelanan.

  Lidah disuplai banyak darah dari arteria l ingualis, suatu cabang dari arteri karotis external. Dasar mulut juga mendapatkan pasokan darah dari arteria lingual, dari cabang tonsilar ke lidah dari arteria Fasialis dan arteria faringeal asending.

  Aktivitas lidah membantu proses makan dan vokalisasi, juga berperan pada kissing yang diketahui sebagai "tongue kissing" atau yang disebut sebagai "french kissing" dengan peran utama lidah. Dalam membantu proses bicara, lidah menentukan dibentuknya vokal dan konsonan. Seseorang yang tidak dapat mengeluarkan pendapatnya dicurigai sebagai adanya kelainan "Tongue twisted". Kelainan " cat got your tongue" diberikan untuk seseorang yang speechless .

  Dalam ilmu kedokteran Barat, lidah dipakai sebagai anamnese terhadap gangguan atau penyakit pada penderita, misalkan lidah yang pucat disebabkan karena adanya anemia, lidah yang merah dikarenakan adanya infeksi rongga mulut dan ISPA, lidah yang putih terdapat pada penderita tipoid. Pada Kedokteran Gigi keluhan Pada Kedokteran Gigi keluhan penderita datang kebanyakkan karena adanya sariawan, Lichen Planus atau kelainan lokal lain pada permukaan lidah.

  Pada ilmu kedokteran tradisional (TCM) lidah merupakan alat diagnosis utama suatu observasi terhadap perubahan homeostasis tubuh dilihat dari perubahan lidah terhadap kesehatan seseorang. Lidah sangat erat hubungannya dengan viscera (organ dalam) dan meridian, contohnya: Gangguan pada jantung dan paru dapat dilihat dari perubahan ujung lidah, hepar dan empedu pada bagian

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  pinggiran, lambung dan limpa pada pusat lidah, sedangkan ginjal pada akar lidah/bagian posterior. Perubahan bentuk, teksture, warna serta pergerakannya erat hubungannya dengan sirkulasi, chi dan sirkulasi darah dalam tubuh. Lembab atau keringnya lidah dan tubuh berhubungan dengan kualitas dan distribusi cair tubuh.

  Pada anak-anak yang baru lahir, kadang didapatkan makroglosi yang merupakan indikasi bahwa terjadi hipotonia otot lidah yang berkondisi sama dengan tonos otot dalam seluruh tubuhnya. Hal ini dapat dipakai sebagai diagnose terhadap anak yang mental retarded, baik karena kelainan kromosom ataupun adanya hipotiroid

  Indera Rasa Pengecap dan Mekanismenya

  Indera pengecap merupakan salah satu barikade yang menjaga homeostasis dalam tubuh. Secara fisiologis indera rasa pengecap berhubungan dengan fisiologis dalam tubuh, melalui reseptor ionotropik atau metabotropik. Perubahan salah satu rasa pengecap dalam rongga mulut akan merupakan gejala adanya gangguan homeostasis tubuh sesuai dengan hubungan melalui reseptor yang berkaitan. Indera rasa pengecap didapatkan pada reseptor pada seluruh jaringan lunak dalam rongga mulut utamanya pada lidah.

  Timbulnya sensasi dari reseptor ini karena adanya garam

  • – +

  misalnya Na Cl dalam konsentrasi tinggi cukup menyebabkan

  • threshold menurun. Bahan Na yang masuk ke dalam TRC melalui

  mikrovili taste buds secara difusi melalui amyloride sensitive sodium

  

channels (ASSC). Bentuk (ASSC) hampir sama dengan epithelial-

  • +

  

type Na channel (ENaC), merupakan tempat difusi Cl pada tight

junction membran. Setelah itu terjadi depolarisasi yang diikuti

2+

  masuknya Ca ke dalam sel disertai neurotransmiter dalam docking

  

vesikel pada membran presinaptik. Keadaan ini menyebabkan

  eksositosis untuk mengeluarkan neurotransmiter ke dalam celah sinap sehingga timbul respons pada postsinaptic.

  Pengaktifan atau rangsangan pada sel indra pengecap terjadi beberapa saat setelah ada difusi dari larutan bahan makanan ke

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  dalam reseptor di sekitar taste pore. Zat makanan akan hancur selama proses pengunyahan, senyawa ini bercampur dengan saliva kemudian mencapai apikal mikrovili pada membran reseptor, menembus membran reseptor dan merangsang reseptor indra rasa pengecap. ASSCs pada lidah diatur oleh hormon yang berperan pada cairan dalam tubuh dan keseimbangan elektrolit, misalnya oleh

  • hormon antidiuretik dan aldosteron, yang pada tikus Na penting
  • untuk merangsang nafsu makan. Na masuk ke dalam sel melalui saluran voltage-sensitive pada basolateral TRCs, sehingga berakibat dilepaskannya neurotransmiter dan menghasilkan firing pada saraf

  

eferent primer. Kekuatan rangsangan rasa asin tergantung pada

  kation dan anion molekul garam, kekuatan rangsang lebih tinggi oleh kation dibandingkan anion. Kemampuan sel berikatan dengan kation menentukan kepekaan sel reseptor pengecap tersebut terhadap rasa asin. Reseptor ini banyak didapatkan pada papila Foliata.

  Gangguan pada pengecapan ini telah dibuktikan bahwa pada penderita hipertensi terjadi penurunan rasa pengecap asin, oleh karena itu pada penderita hipertensi di anjurkan penurunan konsumsi rasa asin baik yang berasal dari garam dapur maupun yang dari Monosodium Glutamat (MSG), karena kandungan natrium akan mengikat air lebih banyak yang menyebabkan terjadinya retensi air sehingga tekanan darah makin meningkat.

  Penelitian lain membuktikan bahwa pada wanita dengan kehamilan trimester I terjadi perubahan kepekaan rasa asin karena peran hormonal. Hal ini disebabkan ikut berperannya human

  

Chorionic Gonadothrophin (hCG) yang tinggi akan memacu korteks

  adrenal peningkatan sekresi estrogen. Hormon estrogen ini akan memengaruhi ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi ion natrium dan mensekresi ion kalium. Natrium extra cellular fluid (ECF) yang berpengaruh terhadap tekanan osmotik tubuh. Meskipun cairan tubuh berada dalam keadaan tekanan osmotik yang seimbang, tetapi di dalam cairan tubuh tersebut tetap mengandung natrium

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  yang berasal dari NaCl. Jika terdapat peningkatan natrium maka natrium akan ditarik kembali dan dikeluarkan melalui ECF dan dikeluarkan bersama sekresi tubuh di antaranya pada lambung, usus, cairan pancreas, empedu dan saliva.

  Sensasi rasa asam ditimbulkan oleh bahan asam, dengan cara merangsang pada reseptor ionotropik. Reseptor rasa asam merespons

  • ion H (proton) yang terdapat pada larutan atau makanan yang bersifat asam. Bahan asam ini akan berikatan dengan reseptor site reseptor pengecap. Rasa asam ini merupakan sensasi rasa yang hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, artinya semakin asam maka semakin kuat sensasi yang terbentuk. Adanya bahan asam pada taste buds akan menghambat saluran

  2+

  K dan terjadi depolarisasi, kemudian Ca masuk dan terjadi

  • pelepasan neurotransmiter pada presinaptik dengan meningkatkan

  

firing level pada saraf eferent primer. Faktor yang memengaruhi

  timbulnya kepekaan rasa asam adalah intensitas ion larutan dan muatan listrik membran reseptor. Gangguan homeostasis dengan menurunnya kepekaan indera rasa pengecap asam telah dibuktikan, rasa asam juga akan menurun pada penderita gagal ginjal stadium 5 yang disebabkan oleh gangguan metabolik asam akibat asidosis. Peningkatan rasa asam juga disebabkan masuknya makanan basi yang ditimbulkan kerja mikroorganisme dalam makanan.

  Reseptor rasa manis dapat merasakan bahan manis yang akibat ikatan dengan adenilat siklase, sehingga terjadi elevasi

  

cAMP. Keadaan ini menyebabkan protein kinase A (PKA) memediasi

  • fosforilase ion K serta menghambat salurannya sehingga terjadi depolarisasi. Pemanis rasa mengaktifkan reseptor ionotropik yang berhubungan dengan saluran kation, dan GPCRs yang berhubungan

  2+

  dengan PLC untuk memproduksi IP dan melepas Ca dari

  3

  simpanan intrasel. Gula alami mengaktifkan GPCRs melalui AC untuk memproduksi cAMP. Pengaktifan ini untuk menghambat

  • saluran K basolateral melalui fosforilasi oleh cAMP dan aktivasi

  

protein kinase A (PKA). Rasa asam dan asin saling berhubungan

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  pada amiloride sensitive sodium channel (ASSCs) pada saat depolarisasi .

  Rasa manis merangsang molekul manis yaitu rangsangan metabotropik yang mengaktivasi Gprotein, cAMP dan PKA yang

  mengakibatkan fosforilisasi saluran K sehingga saluran K menutup. Keadaan ini menyebabkan timbulnya depolarisasi dan sensasi rasa manis. Rasa manis ini akan menurun pada orang yang mempunyai kebiasaan makan pedas, karena stimulasi VR1 ( Vanilla-

  

receptor 1) yang terdapat pada capsaicin maka terjadi hambatan pada

  fosforilisasi saluran K sehingga sensitivitas rasa manis menurun.

  • Pada orang coba yang memakan coklat terjadinya perubahan pada saraf otonomik, selain itu juga terjadi peningkatan aktivitas otak yang ditunjukkan oleh peningkatan sirkulasi dalam otak regional

  

cerebral blood flow (rCBF) dan terjadi rasa senang. Daerah otak yang

  meningkat aktivitasnya yaitu pada daerah girus parahipokampal,

caudomedial orbitofrontal corteks (OFC), caudolateral dan prefrontal.

  Rasa pahit dapat merupakan proteksi diri terhadap bahan yang masuk ke dalam rongga mulut, dan rasa pahit sering ditolak karena merupakan rasa yang tidak enak karena ada juga bahan yang dapat merugikan. Bahan pahit secara alami banyak didapatkan pada kopi dan ibuprofen sebagai pemati rasa nyeri dan juga di dapat pada buah anggur. Bahan-bahan ini melepaskan suatu protein yang disebut Gustducin yang diteruskan sebagai impuls pahit ke otak. Bahan pahit berinteraksi dengan reseptor indera rasa pahit yang terletak pada apeks membran sel reseptor pengecap. Ikatan yang terjadi pada molekul zat makanan merangsang G protein yang kemudian mengaktifkan ensim fosfolipase C ( PLC), untuk mengkatabolisis fosfatidilinositol 4,5-bisfosfat ( PIP ) membentuk

  2

  dua second messenger, inositol 1,4,5-trifosfat (IP ) dan diasetilgli-

  3

  serol (DAG). Terbentuknya IP akan menyebabkan eksitasi pada

  3

  Na dan inhibisi pada saluran K . Hambatan pada saluran

  • saluran

  K mengakibatkan terjadinya perubahan distribusi kepadatan

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  muatan akibat terhambatnya transpor K ke luar sel, sehingga

  • menimbulkan depolarisasi. Terjadinya depolarisasi menyebabkan

  2+ 2+

  Ca ekstraseluler masuk ke intraseluler, IP menarik keluar Ca

  3 2+

  dari endoplasmik retikulum dan mitokondria sehingga Ca

  ic

  • meningkat. Depolarasi akan mengaktifkan saluran K , sementara

  2+

  IP menimbulkan dilepaskannya Ca serta mengaktif kan

  3 ic

  • saluran K dan dapat juga mengaktifkan PLC yang mengakibatkan

  2+

  dilepaskannya Ca lebih banyak lagi. Hal ini akan menyebabkan

  2+

  peningkatan aktivitas Ca yang memicu dilepaskannya

  ic neurotransmiter sehingga dirasakan pahit di rongga mulut.

  Penelitian lain menunjukkan bahwa rangsangan pahit kafein dan teofilin menyebabkan peningkatan cGMP secara cepat dan segera menghasilkan soluble guanilil siklase (GC). Kafein saja mengakibatkan hambatan kerja pada satu atau beberapa

  fosfodiesterase.

  Pada beberapa tanaman didapatkan rasa pahit yang ditimbulkan oleh phyto nutrient seperti phenoals, flavonoids, isoflavon, terpentin, glucosinolates dan bahan yang terdapat di dalamnya. Bahan ini telah terbukti dapat menanggulangi resiko terjadinya kanker dan penyakit jantung koroner, karena berperan sebagai antioksidan. Selain itu membantu mekanisme pertahanan dari kejadian keracunan atau toksisitas karena bahan yang beracun kebanyakan memiliki rasa yang pahit. Substansi yang paling pahit dikenal sebagai denatonium, yaitu suatu sintetik kimia, ditemukan pada tahun 1959. Denatonium digunakan sebagai agen yang ditambah ke dalam substansi toksik untuk melindung terjadinya keracunan. Kajian telah menunjukkan bahwa reseptor rasa tipe 2, TAS2Rs seperti TAS2R18 berikatan dengan Gprotein gustducin yang bertanggungjawab terhadap kemampuan manusia untuk merasakan substansi pahit. Genetika persepsi rasa pahit ini dapat dikaji melalui dua substansi sintetik yaitu, phenylthiocarbamide (PTC) dan 6-n- propylthiouracil (PROP). Kedua substansi ini akan terasa pahit

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  pada beberapa orang, tetapi pada beberapa orang tidak terasa pahit. Pada umumnya, manusia mempunyai gen yang dapat mendeteksi 25 reseptor pahit (T2Rs) yang berbeda.

  Umami adalah rasa pengecap dasar yang kelima yang kualitas rasa secara primer ditimbulkan oleh asam amino yang banyak terdapat pada protein daging, kaldu ayam ikan, beberapa jenis keju dan legum misalnya L-glutamat. Transduksi umami ini melalui reseptor ionotropik dan metabotropik, G-protein-coupled glutamate

  

receptors. Pada reseptor ini terlihat adanya metabotropik glutamat

  receptor ( mGluR4) sebagai mediator pengecap umami. Ikatan dengan reseptor menyebabkan aktivasi G protein yang menyebabkan

  2+

  meningkatnya Ca . Reseptor glutamat (GluRs) pada taste buds

  ic 2+

  tikus juga dapat di aktifkan dengan masuknya ion Ca melalui reseptor non NMDA hal ini akan memperkuat depolarisasi.

  Rasa umami juga didapatkan dari ikatan asam amino termasuk asam glutamat yang mengambil alih reseptor Gprotein yang terikat pada heterodimer protein subunit T1R1 dan T1R3. Terdapat juga laporan yang mengatakan reseptor metabotropik glutamat (mGluR4) dan reseptor N-Methyl-D-aspartate (NMDA) juga berperan terhadap persepsi rasa umami.

  Selain 5 rasa pengecap primer tersebut di atas, terdapat juga rasa pedas dari bahan perangsang yang masuk dalam rongga mulut. Rasa pedas ini disebabkan oleh bahan capsaicin dari cabai, khavaisin dari merica atau suhu yang merangsang reseptor nosiceptor intragemmal dan perigemmal Vanilloid Receptor 1 (VR1). VR1 ini bekerja dengan merangsang saraf unmyelinated dan thinly myelinated. Aktivasi nosiseptor pada saraf tipe A

  δ dan tipe C ini akan menyebabkan dilepaskannya peptida ( substance P, calcitonin gene-related peptide). Peptida ini akan mengikat reseptor pada TRCs untuk memodulasi aktivitas cascade second messenger pada TRCs dan pada pembuluh darah sehingga menyebabkan vasodilatasi. Stimulasi rangsangan rasa pedas akan diteruskan dari akson taste buds melalui N. V ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  merangsang otak untuk mengeluarkan endorfin. Kondisi ini akan dapat menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan perasaan lebih enak.

  Kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi rasa nyeri bersifat subjektif serta tergantung kondisi pada saat itu. Persepsi rasa nyeri berbeda pada saat menstruasi, hamil, siang atau malam, serta adanya co stimulus, sehingga rasa nyeri bisa dikurangi. Faktor perilaku dan emosi dipengaruhi oleh sistem limbik yang sangat tergantung dari pengendalian emosi seseorang. Keadaan senang atau tidak senang dihubungkan dengan punishment center maupun

  

rewards center, keadaan ini akan menurunkan atau meningkatkan

persepsi rasa nyeri.

  Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan neuroepitelium antara sel indera rasa pengecap dalam rongga mulut dan pada epitel dengan didapatkannya gustducin yang juga terekspresi pada permukaan epitel lambung dan usus. Penemuan ini mendasari bahwa ada dasar yang sama secara molekuler dan seluler untuk reseptor kimia.

  Kondoh et al., dalam penelitiannya L-Glutamat mempunyai multifungsi dalam persepsi, metabolisme intermedier dan eksitasi neurotransmisi. Reseptor L-glutamate dalam aktivasi gut-brain axis melalui transduksi molekul dan homeostasis energi L-Glutamat didapatkan pada sel epitel usus. Rangsangan luminal pada reseptor L-glutamat mengaktifkan serabut saraf eferen Vagus dan sebagian otak yang secara langsung maupun tidak langsung akan mendapatkan input. Pengaktivan dalam otak ini melalui tiga area penting dalam otak yaitu: medial preoptic area, nukleus hipotalamik dorsomedial dan nukleus habenular yang diaktifkan oleh L-glutamat intragastrik sehingga signaling melalui indera rasa pengecap dan usus saling mendukung dalam berbagai fungsi fisiologis, contohnya regulasi homeostasis suhu dan energi.

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Hadirin yang saya hormati,

  Perlu lagi diperhatikan bahwa pada saat membersihkan gigi dari kotoran dalam rongga mulut dipakai bahan penggosok gigi berupa pasta, atau lasim disebut odol. Salah satu komponen pasta adalah bahan pembersih yang disebut SLS ( Sodium Lauryl Sulphate) adalah suatu anionic surfactant yang dipakai untuk pembersih rumah tangga, seperti shampo, foam untuk bercukur, sabun cair, sabun cuci mobil bahkan bahan pembersih lantai. Fungsi SLS sebenarnya adalah untuk menurunkan tegangan permukaan larutan sehingga dapat melarutkan minyak serta membentuk mikro emulsi yang membentuk busa. Hampir 99�� jenis pasta gigi yang menggunakan Hampir 99�� jenis pasta gigi yang menggunakan SLS sebagai salah satu bahan kandungan untuk membentuk busa.

  Telah dilakukan penelitian tentang penurunan kepekaan rasa pengecap asam dan manis beberapa menit setelah gosok gigi. Perubahan rasa ini merupakan peringatan bahwa bahan yang masuk ke dalam rongga mulut ini merupakan bahan yang perlu diwaspadai terhadap sel-sel di rongga mulut. SLS menyebabkan denaturasi polipeptida molekul protein sehingga protein transmembran mengalami perubahan struktur protein. Keadaan ini menyebabkan tastan tidak mencapai reseptor pada mikrovili di lidah yang berakibat terjadinya perubahan sensitivitas rasa. Penggunaan SLS yang berlebihan juga dapat menyebabkan iritasi pada rongga mulut, ulserasi yang parah, penurunan kelarutan saliva. Batas pemakaian SLS yang perbolehkan dalam pasta gigi adalah 1–2�� sedangkan pemakaian rata-rata SLS dalam pasta gigi di pasaran adalah sebanyak 1,5–5��. Prosentasi yang berlebih akan menimbulkan kelainan iritas maupun terjadinya sariawan akibat akumulasi SLS. Untuk itu perlu dicari bahan dasar yang berasal dari tanaman sebagai pengganti SLS untuk fungsi pembersih.

  Perlu ada penelitian lebih lanjut tentang kerusakkan molekuler, karena SLS, karena selama ini bahan ini diperingatkan untuk tidak ditelan saja tanpa memberikan penjelasan lebih rinci. Lalu

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  bagaimana pasta untuk anak-anak yang kebanyakan tidak sengaja ditelan?

  Hadirin yang saya hormati, Peran Sali a pada Indera Rasa Pengecap

  Untuk membantu kerja organ dalam rongga mulut dibutuhkan juga cairan rongga mulut yang disebut saliva, yang dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor: parotis, sub maksimalis, sub mandibularis dan sub lingualis, serta kelenjar minor: von Ebner. Kelenjar saliva ini mensekresikan dan mengandung air, elektrolit, ensim, hormon, antibodi dan musin. Saliva mempunyai banyak fungsi baik fisiologis maupun biokimia tergantung kebutuhan.

  Pada analisis proteomik didapatkan 310 protein dalam saliva, yang telah teridentifikasi sejumlah 111 protein. Di masa depan pemeriksaan fisiologis maupun patologis lebih menguntungkan dilakukan dari saliva dibandingkan dari serum, karena mudah digunakan, secara simultan dan cepat untuk mendeteksi protein dan asam nukleat di dalam saliva, deteksi biomarker saliva ini dapat digunakan dalam klinik gigi.

  Penurunan kecepatan aliran saliva, sekresi protein antimikroba, dan aktivitas PMN saliva merupakan faktor risiko kandidiasis, juga berkaitan dengan penuaan dan penyakit sistemik. Banyak manfaat saliva, yaitu:

  1. Sebagai material diag nostik untuk memantau karies, periodontitis, penyakit kelenjar saliva, mengetahui kelainan karsinoma oral dan penyakit sistemik diabetes, artritis, penyakit jantung, HIV, berbagai bentuk paparan senyawa toksik;

  2. Sebagai biomarker status kesehatan dan penyakit;

  3. Media yang ideal untuk mendeteksi marker proinflamatori yang berasal dari mukosa dan granulotipe; serta

  4. Potensial untuk diagnosis penyakit virus, bakteri, sistemik, dan non invasif, hasilnya cepat dan dapat dipercaya.

  Riset saliva dapat berkembang dengan pesat melalui pendekatan metabolik, genomik, proteomik, dan bioinformatik.

  Dari paparan di atas dan mengingat perkembangan ilmu yang begitu pesat menunjukkan bahwa profesi dokter gigi bukan hanya menangani penyakit gigi saja serta gangguan pada rongga mulut dan rahang yang akan memengaruhi proses bicara, pengunyahan dan penelanan, tapi sudah berkembang ke arah gangguan lainnya, dan ternyata rongga mulut termasuk lidah dapat membantu diagnose adanya gangguan homeostasis dalam tubuh, Tentu saya tidak mengusulkan namanya menjadi dokter lidah atau dokter rongga mulut.

  Hadirin yang saya muliakan,

  Dari uraian di atas, maka disimpulkan bahwa:

  • – Lidah merupakan alat pengecap yang berperan besar dalam merasakan suatu makanan. Nafsu makan seseorang karena rangsangan rasa pengecap dipengaruhi indera pembau, suhu, taktil, kinestetika rahang. maupun memori/sistem limbik seseorang.
  • – Lima rasa pengecap dasar adalah rasa asin, rasa asam, rasa manis, rasa pahit dan rasa umami (gurih). Perubahan rasa pengecap rasa asin menimbulkan perubahan konsumsi garam dan ini akan memengaruhi rasa tekanan darah. Perubahan rasa asam akan memengaruhi volume dan elektrolit cair tubuh, sehingga memengaruhi pengatur regulasi cair tubuh, juga ditimbulkan dari makanan yang basi dan perubahan hormonal. Konsumsi manis yang berlebihan akan memengaruhi pasokan energi dalam tubuh, apabila berlebihan akan menyebabkan total

  body mass meningkat dan berakibat pada kegemukan. Perubahan

  rasa pengecap pahit perlu diwaspadai adanya gangguan, infeksi atau hanya terjadi sesaat pada olahraga berat.

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  • – Rasa pedas merangsang VR1 sehingga timbul vasokonstriksi pada pembuluh darah setempat yang berakibat terjadi peningkatan vaskulasisasi.
  • – Ada hubungan antara rasa pengecap pada rongga mulut dengan bagian tubuh lain secara neuroepitel maupun secara biokimia dengan sistem pencernaan dalam tubuh, dan organ lain.
  • – Pemeriksaan fisiologis maupun patologis lebih menguntungkan dilakukan dari saliva dibandingkan dari serum, karena mudah digunakan, secara simultan dan cepat untuk mendeteksi protein dan asam nukleat, deteksi biomarker saliva ini dapat digunakan dalam klinik gigi.

  Harapan ke Depan

  Ilmu Biologi Oral ini merupakan jembatan bagi pengetahuan yang menunjang klinik Kedokteran Gigi, maka pemahaman basic

  

medical science ini sangat diperlukan dan perlu diperkuat, dan

  metode pembelajaran Student Centre Learning (SCL) dengan

  

Problem Based Learning (PBL) dengan kuliah konvensional basic

medical science yang dilaksanakan di Kedokteran Gigi Unair tetap

  digunakan karena sangat membantu mahasiswa secara mandiri untuk cepat mengerti memecahkan masalah yang dihadapinya.

  Penelitian-penelitian dasar, biomolekuler maupun terapan perlu ditingkatkan bagi para mahasiswa, PPDGS, dan S2 maupun para dosen sehingga dapat ditemukan penemuan atau metode baru yang sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran gigi. Perlu adanya pohon penelitian secara integrated untuk mempercepat optimalisasi penelitian.

  Pe n g a b d i a n m a s y a r a k a t d ip e rl u k a n s e l a i n u nt u k mengaplikasikan ilmu pengetahuan, dapat ikut memecahkan masalah yang ada serta dapat menjadikan bahan penelitian. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Muhammad Junus seorang ahli ekonomi dari India yang telah memenangkan Nobel mengatakan

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  bahwa ilmu yang didapatkan dari perguruan tinggi hendaknya dapat dimanfaatkan bagi masyarakat.

  Khususnya bagi para mahasiswa diharapkan terus giat dalam belajar dan tingkatkan prestasi anda karena anda merupakan generasi penerus bangsa. Dukungan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar tersebut sehingga menjadikan lulusan Universitas Airlangga khususnya FKG lebih berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi.

  Hadirin yang saya hormati,

  Dalam kesempatan yang amat berbahagia ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Pemerintah Republik indonesia, dalam hal ini Menteri Kementerian Pendidikan Nasional Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, MA dan Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Fasichul Ikhsan, Apt beserta para Wakil Rektor yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengemban jabatan sebagai Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Kepercayaan ini semoga dapat mendorong keyakinan saya untuk selalu meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara.

  Kepada yang terhormat Mantan Rektor Universitas Airlangga

  

Prof. Abdul Gani, SH (Alm.), Prof. Dr. Marsetio Donosepoetro,

dr., Sp.PK(K), Prof. R. Soedarso Djojonegoro, dr., AIFM,

Prof. H. Bambang Rahino Setokoesoemo, dr, Prof. Soedarto,

dr., DTM&H., Ph.D., Sp.Par dan Prof. Dr. Med. Puruhito,

dr., Sp.BTKV, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk

  bekerja dan mengabdi sebagai dosen dan mengikuti Program Pascasarjana di Universitas Airlangga.

  Dari hati yang tulus saya menyampaikan rasa terima kasih kepada almamater tercinta Universitas Airlangga beserta seluruh sivitas akademika, karena saya merasa sejak awal telah dekat dan menjadi bagian dari masyarakat Universitas Airlangga, sejak tahun

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  1980 Almamater telah memberi kepercayaan kepada saya untuk menjadi Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Unair, sampai pada tahun 2008 menjadi Ketua Departemen Biologi Oral.

  Terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua dan Sekretaris Senat Universitas Airlangga Prof. H. Sam Soeharto, dr., Sp.MK dan Prof. Dr. Noor Cholis Zaini, Apt, dan sekretais pendahulu

  

Prof. Dr. Frans Limahelu, SH, LLM. Dewan Wali Amanah

  serta para Guru Besar dalam lingkungan Universitas Airlangga, saya sampaikan terima kasih atas kesediaan mengusulkan serta menerima saya dalam jajaran Guru Besar Universitas Airlangga.

  Kepada yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Prof. Dr. H. Ruslan Effendy, drg.,

  

MS., Sp.KG(K) beserta para Wakil Dekan, Badan Pertimbangan

  Fakultas, Para Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, yang telah mengusulkan dan menyetujui saya untuk diangkat menjadi Guru Besar, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.

  Kepada yang terhormat Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Prof. Soedarmadi, drg., ABM (alm.),

  

Prof. R. Hartono, drg, (alm.), Soemarsih Soentoro, drg, (alm.),

Made Rai Tjandri, drg., Sp.Perio, Bob Subiyantoro, drg.,

MSc, Dr. Boedihardjo, drg., M.Sc., Sp.Perio, Prof. Dr. M.

Rubianto, drg., MS., Sp.Perio. Saya mengucapkan terima kasih

  oleh karena saya mendapatkan dorongan serta semangat untuk mencapai jabatan sebagai Guru Besar.

  Ucapan terima kasih ini juga saya sampaikan: Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Prof. Dr. Umar

  

Kasan, dr., Sp.BS (alm.), mantan Kepala UPF dan guru besar

  dalam bidang Bedah Syaraf FK Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo, sebagai promotor yang telah dengan sangat antusias menerima ide saya kemudian dengan penuh kesungguhan, perhatian dan kesabaran serta tak henti-hentinya membimbing saya sampai

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

  selesainya disertasi saya dengan baik. Tanpa gelar doktor ini jabatan Tanpa gelar doktor ini jabatan Guru Besar mustahil akan tercapai.

  Kepada Prof. Dr. Eddy Soewandojo, dr., Sp.PD-KPTI, selaku Ko-Promotor-1, saya ucapkan terima kasih sedalam- dalamnya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya, yang telah memberikan bimbingan penelitian di Poli Penyakit Dalam RSU Dr. Soetomo dan saran pada penelitian untuk disertasi saya.

  Prof. Dr. Sunarko Setyawan, dr., MS (alm), sebagai

  ko-promotor 2 yang selalu dengan tulus ikhlas membantu memecahkan masalah ilmu yang saya hadapi. Semoga Allah membukakan pintu surga bagimu.

  Dengan terlaksananya pengukuhan ini, perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  Prof. Dr. Marsetyawan, dr dosen Fakultas Kedokteran UGM

  yang telah memberi masukan sewaktu saya meyelesaikan program doktor.

  Hadi Soedaryanto, drg yang dengan kasih sayangnya seperti

  terhadap anak sendiri, selalu mengarahkan saya dalam pekerjaan secara optimal, terima kasih dan semoga Allah memberikan perlindungan kepada keluarga.

  Prof. Retno L. Soebagjo, MHPed (alm), drg. Koentjoro

Ongkowidjojo, drg. Syafiin, Oembar, drg. Anie Surasmini,

drg. Soewarni, drg. Mahajatma Soendoro yang telah

  membimbing dalam bidang ilmu Biologi Oral.

  Staf Biologi Oral Prof. Dr. Istiati, drg., SU, Dr. A. Retno

  

Pudji Rahayu, drg., M.Kes, Dr. Theresia Indah Budhy S., drg.,

M.Kes, Markus Budi Rahardjo, drg., M.Kes, Aqsa Syuhada,

drg., M.Kes, Anis Irmawati, drg., M.Kes, Yuliati, drg., M.Kes,

Tuti Kusumaningsih, drg., M.Kes, Dr. Retno Indrawati

R., drg., M.Si, Diana Nurwati, drg., MS, Sophia Eleonara

Wangania, drg, Dr. Indah Listiana Kriswadini, drg., M.Kes,

Ester Arjani Rachmat, drg., MS, Bambang Soegeng Herijadi,

drg, Susy Kristiani, drg., M.Kes, Muhammad Luthfi, drg.,

  ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

M.Kes, Annissa Chusida, drg., M.Kes, Dr. Ira Arundina,

drg., MSi, Christian Khoswanto, drg., M.Kes, Dr. Theresia

Indah Budhy S., drg., M.Kes, Rini De ijanti Ridwan, drg.,

M.Kes, Bambang Sumaryono, drg., M.Kes, Wisnu Setyari

Juliastuti, drg., M.Kes, Hendrik Setia Budi, drg., M.Kes,

Pratiwi Soesilowati, drg., M.Kes, drg. Rina Sugiharto, MS,

drg. Tantiana, MS, drg. Indeswati Dyarti, MS, Edhi Jularso,

drg., MS, Sidarningsih, drg., M.Kes, Dr. Agung Sosiawan,

drg., M.Kes, terima kasih atas kerja kerasnya bersama dalam

  membangun Ilmu dan mengembangkan Departemen Biologi Oral FKG Unair sebagai dasar ilmu di Kedokteran Gigi Universitas Airlangga dan menjadi panutan dari Universitas lain.

  Departemen Ilmu Faal FK Unair, dengan Ketua Departemen

  

Harlina Soetjipto, dr., MS, beserta staf Prof. Dr. Harjanto

JM., dr., AIFM, Choesnan Effendi, dr., AIFM, Adrianta

Surjadhana, dr., AIFM, Tjitra Wardani RW, dr., MS, Prof.

Dr. Paulus Liben, dr., MS, Dr. Elyana A Suhartono, dr., MS.,

Dr. Ngakan Made R.W., drh., MS, Dr. Anwar Ma’ruf, drh.,

M.Kes, Gadis Meinar Sari, dr., M.Kes, Lilik Herawati, dr.,

M.Kes, Purwo Sri Rejeki, dr., M.Kes, Bambang Purwanto,

dr., M.Kes, Raden Argarini, dr, Kristanti, dr. Hayuris KS.,

dr, Ratna Damayanti, drh., M.Kes, Kuncoro PS., drh., M.Kes,

Bachtiar Hermawan, dr., MS, (alm), dr. Iskandar Hidayat,

MS. (alm.), dr. Ach. Djatmiko, M.Kes. (alm), dr. Djoko Sutikno,

MS., dr, R.M. Tauhid Al-Amien, MSc, dr. Muhammad Cholil

Munif, dr. Sri Hendromartono, MS.

  Guru saya Prof. Dr. dr. R. Soekarman (alm.), Prof. Dr. dr.

  

Lukas Widyanto, Prof. dr. Martin Setiabudi, Ph.D. terima

kasih atas bimbingan dan arahannya.