TUGAS IRIGASI DEFINISI IRIGASI SEJARAH I

TUGAS IRIGASI
DEFINISI IRIGASI, SEJARAH IRIGASI,
FUNGSI DAN TUJUAN IRIGASI

DISUSUN OLEH :

-

JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU
2015

IRIGASI
Pengertian Irigasi
Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara
membendung sumber air. Atau dalam pengertian lain irigasi adalah usaha penyediaan,
pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya
meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak.


Sejak jaman dahulu manusia sudah memulai untuk memakai dan
mengembangkan sistem irigasi. Ini bertujuan untuk mempermudah dalam pengairan
lahan pertanian ataupun perkebunan. Apalagi didukung dengan dekatnya wilayah
yang kaya akan air atau daerah yang beriklim dengan curah hujan yang tinggi.
Pada jaman Mesir kuno, irigasi dilakukan dengan cara membendung sungai
Nil. Nenek moyang bangsa Indonesia sendiri pun telah mengenal sistim irigasi.
Mereka menggunakan bambu – bambu yang tersambung untuk mengairi air dari
sumber mata air di pegunungan menuju lahan pertanian. Ada juga yang membendung
kali secara bergantian atau menimba air dari sumur yang tersedia di dekat lahan
pertanian.

Jenis – jenis Irigasi
-

Irigasi Permukaan = merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di
sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas
(free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke
lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air
ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan
mendapat air lebih dulu.


-

Irigasi lokal = Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga
berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air
yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.

-

Irigasi dengan Penyemprotan = Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air
atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air
dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

-

Irigasi tradisional dengan menggunakan ember = Di sini diperlukan tenaga
kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga
kerja yang harus menenteng ember.

-


Irigasi dengan sistem Pompa Air = Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan
melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa
atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.

TUJUAN IRIGASI
Selain untuk mengairi sawah atau lahan pertanian, irigasi juga memiliki tujuan
lain, yaitu :
1.

Memupuk atau merabuk tanah
Air sungai juga memiliki zat – zat yang baik untuk tanaman

2.

Membilas air kotor
Biasanya ini didapat di perkotaan. Saluran – saluran di daerah perkotaan
banyak sekali terdapat kotoran yang akan mengendap apabila dibiarkan, sehingga
perlu dilakukan pembilasan.


3. Kultamase
Kultamase ini hanya dapat dilakukan bila air yang mengalir banyak
mengandung mineral, material kasar. Karena material ini akan mengendap bila
kecepatan air tidak mencukupi untuk memindahkan material tersebut.
4. Memberantas hama
Gangguan hama pada tanaman seperti sudep, tikus, wereng dan ulat dapat
diberantas dengan cara menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air sampai
batas tertentu.
5. Mengatur suhu tanah
Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah terlalu tinggi
dan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat disesuaikan
dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
6. Membersihkan tanah
Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat adanya
unsur-unsur racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di sawah
untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan
ketempat pembuangan
7. Mempertinggi permukaan air tanah
Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya dengan perembesan melalui
dinding-dinding saluran, permukaan air tanah dapat dipertinggi dan memungkinkan


tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar meskipun permukaan tanah tidak
dibasahi.
Fungsi Irigasi


memasok kebutuhan air tanaman



menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan



menurunkan suhu tanah



mengurangi kerusakan akibat frost




melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah

Manfaat Irigasi
·

Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di pedesaan. Dengan irigasi,
sawah dapat digarap tiap tahunnya, dapat dipergunakan untuk peternakan, dan
keperluan lain yang bermanfaat.
BANGUNAN IRIGASI

1.

Bangunan Utama
Yaitu bangunan yang dibuat sebagai sarana pembagian air irigasi. Terdiri atas :

-

Waduk


-

Bendung

-

Mesin Pompa

-

Bangunan pengambilan bebas

2.

Bangunan Pembawa
Terdiri atas :

-


Saluran pembawa

o Saluran pembawa primer : membawa air dari bangunan utama sampai bangunan
terakhir
o Saluran pembawa sekunder : membawa air untuk saluran primer sampai ke sadap
terakhir
o Saluran pembawa tersier : mengaliri petak tersier yang menyadap saluran sekunder
o Saluran kuarter : saluran yang airnya langsung digunakan oleh tanah
-

Saluran pengendap lumpur

-

Gorong – gorong

-

Talang


3.

Bangunan sadap
Bangunan yang terletak diantara saluran primer dan sekunder yang fungsinya
mengalirkan air ke saluran tersier.

4.

Bangunan terjun
Berfungsi untuk menurunkan muka air yang cukup tinggi

5.

Alat ukur debit air

6.

Bangunan penangkap
Sejarah Irigasi di Indonesia
Sejarah irigasi di Indonesia telah cukup panjang. Yang pertama kali dimulai

pada zaman Hindu yang ditunjukkan pada pertanian padi sistem Subak di Bali, sistem
Tuo Banda di Sumatera Barat, sistem Tudang Sipulung di Sulawesi Selatan dan
sistem kalender pertanian Pranatamangsa di Jawa. Yang kemudian dilanjutkan pada
masa penjajahan Belanda serta di zaman Indonesia membangun (sekitar tahun 1970an).

Bangunan irigasi pertama di Indonesia, dibangun di Jawa Timur yang
dibuktikan dengan prasasti Harinjing yang saat ini disimpan di Museum Jakarta. Dari
data prasasti tertua di Indonesia menyebutkan pula bahwa saluran air tertua telah
dibangun di Desa Tugu dekat Cilincing dalam abad ke-V Masehi.
Pembuatan bendung pertama di Indonesia untuk irigasi dilakukan di Jawa
Timur yaitu bendung Sampean di Kali Sampean. Ir. Van Thiel yang diutus
Pemerintahan Belanda ke Situbondo membangun bendung tersebut pada tahun 1832
dari struktur kayu jati diisi dengan batu kali dengan panjang bentang bendung 45
meter serta tinggi 8 meter. Selanjutnya pada tahun 1852 sampai dengan 1857
dibangun pula bendung Lengkong di Mojokerto untuk mengairi areal seluas 34.000
hektar.
Bendung Glapan dikali Tuntang Jawa Tengah dibangun tahun 1852 dan
selelsai tahun 1859. Namun baru bisa berfungsi 20 tahun kemudian yaitu pada tahun
1880-1890. Bendung Glapan adalah bendung pertama yang dibangun di bawah
Pemerintahan Kolonial untuk tanaman rakyat.

Selain itu disebutkan juga bahwa setelah Pemerintahan Hindia-Belanda
mendirikan Departemen BOW mulailah dibentuk "Irrigatie-Afdeling". Tepatnya
tercatat pada tanggal 1 januari 1889 pertama kali dibentuk daerah irigasi yaitu
Irrigatie-Afdeling Serayu yang meliputi karesidenan Banyumas dan Bagelan di Jawa
Tengah. Kemudian diikuti dengan Irrigatie-Afdeling Brantas yang meliputi daerah
Malang-Kediri-Surabaya pada tahun 1982, Irrigatie-Afdeling Serang yang meliputi
daerah Semarang-Demak dan Purwodadi. Dengan semua itu Pulau Jawa dalam tahun
1910 telah terbagi habis oleh daerah-daerah irigasi.

HUBUNGAN IRIGASI DENGAN SIRKLUS HIDROLOGI

Hubungan irigasi dengan sirklus hidrologi sangat erat hubungannya. irigasi
mencakup

empat

aspek

penting

yang

saling

mempengaruhi,

yaitu iklim, tanaman, tanah, dan manusia. Iklim, seperti curah hujan, kelembapan,
suhu, penguapan, dan sebagainya akan mempengaruhi besar-kecilnya proses
evapotranspirasi. Kebutuhan akan air tiap fase pertumbuhan tanaman tidak sama, hal
ini dikarenakan oleh perbedaan jumlah dan ukuran daun. Selain itu, tipe tanaman juga
menentukan kebutuhan air tanaman, tanaman dengan tipe daun berbeda akan
membutuhkan air dengan jumlah yang berbeda pula serta cara distribusi yang tentu
saja berbeda. Karakteristik tanah yang berhubungan dengan air akan mempengaruhi
jumlah air yang diberikan serta frekuensi pemberiannya.
Irigasi bersumber dari air permukaan (danau/ sungai/ waduk) atau
dari groundwater. dalam siklus hidrologi, saat terjadi hujan air mencapai permukaan
tanah dan ada yang ke daun tanaman, air yang ke tanah kemudian bergerak secara
kontinu dengan tiga cara berbeda, yaitu penguapan, infiltrasi, dan aliiran permukaan
(run off). Apabila air langsung mengalami penguapan dan run off, maka air yang
dapat digunakan untuk irigasi menjadi sedikit, karena air di waduk, sungai, danau,
rawa, serta groundwater akan berkurang. Apabila langsung terjadi aliran permukaan
karena tidak ada yang menahan laju air akan mempercepat hilang y air karena tidak
dsmpan di dalam tanah, jika lebih lama disimpan dalam tanah ketersedian air tanah
stabil dan daerah penampungan juga akan terus stabil ketinggiannya sehingga tidak
terjadi banjir dan kekeringan.