LAPORAN KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN TITRA

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN VI
TITRASI REDOKS

OLEH
NAMA

: AMRIN

STAMBUK

: F1C1 14 059

KELOMPOK

: I ( SATU )

ASISTEN

: MANAN SETIAWAN


LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu kimia, suatu cara untuk menentukan kadar suatu zat dalam
suatu larutan dapat dilakukan dengan cara titrasi. Metode titrasi berdasarkan pada
perbedaan volume larutan yang digunakan. Pada dasarnya tidak semua larutan
dapat dicari kadarnya dengan metode titrasi. Sehingga metode titrasi dibagi lagi
kedalam beberapa kelompok berdasarkan reaksi dan titran yang digunakan.
Oksidimetri dan reduktometri adalah contoh metode titrasi redoks dimana
larutan baku yang digunakan bersifat sebagai oksidator dan reduktor.Oksidator
adalah senyawa di mana atom yang terkandung mengalami penurunan
bilanganoksidasi. Sebaliknya reduktor adalah atom yang terkandung mengalami
kenaikan bilanganoksidasi.
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimia dimana
terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap

penurunan bilangan oksidasi. Berarti proses oksidasi disertai hilangny a
elektron sedangkan reduksi memperoleh elektron. . Oksidasi-reduksi harus
selalu berlangsung bersama dan saling mempengaruhi satu sama lain (mana
titik?) Istilah oksidator reduktor mengacu kepada suatu senyawa . Untuk
lebih mengenal titrasi redoks ini, maka untuk hal itulah laporan ini perlu disusun
berdasarkan dengan praktikum yang telah dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin dijawab pada percobaan ini adalah
menentukan berapa banyak kadar ion Cu dalam CuSO4.5H2O ?
C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah untuk menentukan
berapa banyak kadar ion Cu dalam CuSO4.5H2O.
D. Manfaat
Manfaat yang bisa didapat dari percobaan ini adalah dapat berapa banyak
kadar ion Cu dalam CuSO4.5H2O.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan

konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan
sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Contoh yang akan dianalisis
dirujuk sebagai larutan yang tidak diketahui (unknown). Prosedur analitis yang
melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketehui disebut
analisis volumetric. Dalam analisis larutan asam dan basa, titrasi melibatkan
pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan suatu basa yang tepat
saling menetralkan (Keenan, 1998).
Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang reaksi utamanya
adalah reaksi redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau terjadi interaksi
dari senyawa, unsur, ion yang bersifat oksidator dengan unsur, senyawa, ion
bersifat reduktor. Jadi kalau larutan bakunya oksidator, maka analat harus bersifat
reduktor atau sebaliknya. Berdasarkan sifat larutan bakunya maka titrasi redoks
dibagi atas oksidimetri dan reduksimetri (Analis Kimia, 2008).
Titrasi merupakan bagian dari metode volumetri dimana situs asam batu
pasir direaksikan dengan basa (NaOH) berlebih, dan sisa OH -S (yang tidak
bereaksi dengan situs asam batu pasir) dititrasi dengan asam (HCl) sedemikian
rupa sehingga jumlah zat-zat yang bereaksi ekivalen satu sama lainnya. Ekivalen
berarti bahwa zat-zat yang direaksikan tersebut tepat saling menghabiskan
sehingga tidak ada yang tersisa (Widihati, 2011).
Elektron yang dibutuhkan oleh oksigen diambil dari magnesium bukan

dari logam yang dilindungi. Suatu proses reduksi dan oksidasi yang berlangsung

secara spontan merupakan pengertian lain dari redoks. Dalam artian, selama
berlangsungnya oksidasi, oksidatornya sendiri akan tereduksi pula. Begitu pula
juga sebaliknya. Dengan demikian suatu proses oksidasi selalu disertai dengan
proses reduksi dan sebaliknya. Redoks kadang-kadang juga sebagai perubahan
kimia yang didalamnya terdapat peralihan elektron dari suatu proses atom atau
molekul atau ion lain. Dalam proses-proses elektrokimia dalam sel-sel oksidasi
(pada anoda) dan reduksi (pada katoda) juga terjadi. Sistem ini pun acap kali
dikenal sebagai sistem redoks (Vogel, 1985).
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitu
suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi
dengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji (Pratama,
2010).
Reaksi oksidasi yang terjadi pada permukaan logam umumnya disebut
proses korosi.Korosi adalah proses pengikatan ion oksigen pada ion logam. Pada
proses tersebut terjadi pemisahan molekul O=O menjadi O2dimana reaksi ini
memerlukan perpindahan elektron (etransfer)dari ion logam yang reaktif terhadap
O2. Proses perpindahan elektron ini terjadi pula dalam reaksi metabolisme
manusia dalam memproduksi energi, yaitu pengikatan O2 pada hemoglobin.

Dalam reaksi biologis, NADH bereaksi menjadi energi dengan hasil akhir air
(Dewi, 2011).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 November 2015 di
Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA),Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada perobaan ini adalah gelas piala 100 ml dan 250
mL, batang pengaduk, Erlenmeyer 250 mL, buret 50 mL, neraca analitik, spatula,
labu ukur 50 mL, pipet tetes, statif dan klem.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah larutan (Na2S2O3) 1 N, indikator kanji
0,5%, asam sulfat (H2SO2) 1N, Kalium Iodida (KI), CuSO4.5H2O, tisu, aliminium
foil dan aquades.

A. Prosedur Kerja
a.


Penentuan ion Cu (II) dalam CuSO4. 5H2O
CuSO4.5H2O
- ditimbang 2 gram
- dimasukkan dalm labu ukur 100 mL
- dilarutkan dalam aquades sampai
tanda tera
100 mL CuSO4.5H2O
- dipipet sebanyak 25 mL
- dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml
- ditambahkan 10 mL H2SO4 1 N dan 2
gram KI
Larutan berwarna coklat kemerahan
- dikocok selama beberapa menit
- dilarukan sampai reaksi sempurna
pada tempat yang gelap
- dititrasi dengan larutan Na2S2O3 1 N
sampai larutan berwarna kuning muda
Larutan berwarna kuning muda
- ditambahkan 2 mL indikator

kanji 0,5 % dititrasi sampai warna
biru tetap hilang
- dihitung kadar Cu
kadar Cu

= 15,87 %

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data pengamatan
1. Data percobaan
w CuSO4.5H2O

No

= 2g
Hasil pengamatan

Perlakuan
Sebelum


2

Sesudah

25 mL CuSO4.5H2O + Larutan berwarna biru

Larutan berwarna coklat

10 m H2SO4 + 2 gram
KI
25 mL CuSO4.5H2O + Larutan berwarna coklat

3

Larutan berwarna kuning

10 m H2SO4 + dititrasi
dengan

Na2S2O3


+

larutan kanji
25 mL CuSO4.5H2O + Larutan

4

berwarna Larutan berwarna biru

10 m H2SO4 + dititrasi kuning
5

Na2S2O3 + kanji 2 mL
25 mL CuSO4.5H2O + Larutan biru

Volume Na2S2O3 adalah

10 m H2SO4 + dititrasi


6 mL

Na2S2O3 + kanji 2 mL
2. Reaksi yang terjadi
2 CuSO4

3.

+ 4 KI

2 CuI

+

I2

2 Na2S2O3

+


HCl

2 K2SO4 +

2 CuI

Cu2I2

+

I2

2 NaI

+

Na2S4O6

Analisis Data
Berdasarkan data pada tabel pengamatan diketahui bahwa:

Penetapan kadar ion Cu (II) dalam CuSO4.5H2O
Kadar Cu  II  

fp VxN  Na2 S 2O3 xBE Cu 
x100%
gram CuSO4 

100 
gram 
gram
0, 0025 Lx1
x31, 75
25 
ek 
ek

2 gram
 15,87%

B. Pembahasan
Titrasi reduksi-oksidasi atau yang biasa juga disebut titrasi redoks adalah
jenis titrasi yang pada prosesnya terjadi perubahan valensi atau perpindahan
elektron antara zat-zat yang saling bereaksi. Dalam prosesnya, terjadi oksidasi dan
reduksi, dimana oksidasi merupakan peristiwa hilangnya satu atau lebih elektron
oleh suatu atom, ion atau molekul dengan ditandai kenaikan bilangan oksidasinya,
sedangkan reduksi merupakan penangkapan elektron dari ion atau molekul suatu
atom dengan ditandai penurunan bilangan oksidasinya. Tidak ada elektron bebas
dalam sistem kimia biasa dan kehilangan elektron suatu zat kimia selalu disertai
dengan perolehan elektron terhadap bagian dari yang lain.
Percobaan dilakukan untuk menentukan kadar tembaga dalam suatu
campuran dengan metode reduktometri dan indikator yang digunakan adalah
larutan kanji. Langkah pertama adalah melarutkan CuSO4.5H2O dengan
menggunakan aquades. Kemudian ditambah 25ml H2SO4 4N agar proses
pelarutan menjadi lebih cepat. Kemudian ditambahkan KI dan dititrasi dengan
Na2S2O3 sampai larutan berubah menjadi kuning muda. Terakhir ditambahkan

kanji dan dititrasi lagi dengan Natrium tiosulfat. Berdasarkan hasil akhir, telah
didapatkan volume natrium tiosulfat yang digunakan untuk menentukan kadar
tembaga dalam campuran. Langkah terakhir dilakukan triplo untuk menambah
presisi keakuratan data

V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat disimpulakan
volume natrium tiosulfat yang digunakan untuk menentukan kadar tembaga dalam
campuranCuSO4.5H2O

adalah sebanyak 6 mL dan berdasarkan analisis data

diperoleh kandungan Cu (II) sebesar 15,87%.

DAFTAR PUSTAKA

Analis Kimia. 2008. Titrasi O ksidasi-Reduksi. Politeknik Negeri Bandung.
Bandung.

Dewi, E, L. 2011. Fuel Cell : Studi Respirasi Biologis 4-Elektron Transfer
Sebagai Reaksi Katalis Anorganik Logam Pada Katoda. Jurnal Kimia.
Vol 6 (1).
Keenan, C. W. 1998. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta
Pratama, Anggi., Darjat & Iwan Setiawan. 2010. Aplikasi LabView sebagai
Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi
Iodimetri. Jurnal Teknik Elektro. Vol 1(1).
Vogel. 1985. Analisa Anorganik Kualitatis. Kalmen Media Pustaka. Jakarta
Widihati, I, A, G. 2011. Adsorbsi Anion Cr(VI) Oleh Batu Pasir Teraktivasi Asam
dan Tersalut Fe2O3. ,Jurnal Kimia FMIPA Universitas Udayan, Bukit
Jimbaran. Vol 2 (1).