JURNAL VOL 2 No 1 Gabung.pdf

Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2014

Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kependidikan

Implementasi Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi Edy Mastoni

Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV SD Negeri IV Moyag Katrina Siwi

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV SD Inpres Tatelu Rondor Fransisca G. Palendeng

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Penelitian Tindakan pada Kelas III Sekolah Dasar Kristen Eben Haezer 1 Manado) Rudy A. Tompunu

Pengaruh Model Problem Solving Wankat dan Oreovocz terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA pada Sub Konsep Peredaran Darah Manusia Yuanita

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV Sekolah Dasar melalui Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) Abdullah Ponamon

The Cohesive Devices in the S tudents’ Thesis Abstracts (The Case of English Education Students of Graduate Program of the State University of Semarang) Widiatmi

Pengaruh Metode Pembelajaran Guru PAI dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik (Studi Kausal pada Madrasah Aliyah Nurul ‘Ulum Kota Gajah Lampung Tengah) Sri Hartuti

STKIP - MBB Edutainment

Vol.2

No.1

Hlm. 1 - 152

Pangkalpinang Januari ISSN – Juni 2014

2303-372X

Pengantar Redaksi

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang sampai saat ini masih memberikan hidayah dan kekuatanNya sehingga redaksi dapat menyelesaikan Jurnal Edutainment edisi perdana.

Jurnal Edutainment merupakan jurnal pendidikan yang di terbitkan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Bangka Belitung (STKIP MBB) selama dua kali dalam satu tahun. Jurnal Edutainment fokus pada hasil penelitian pendidikan maupun kependidikan, baik dari kalangan dosen, guru, maupun penggiat pendidikan lainnya untuk menjadi kontributor.

Edisi ini merupakan volume 2 nomor 1 terbit sebagai jurnal ilmiah di lingkungan STKIP MBB sebagai wadah untuk melestarikan hasil karya ilmiah khususnya di bidang pendidikan. Tentu, sebagai jurnal yang baru terbit masih banyak terdapat kekurangan. Akan tetapi, pihak redaksi dalam hal ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca demi kesempurnaan jurnal ini.

Pada kesempatan kali ini juga, redaksi mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat didalam mengupayakan terbitnya jurnal ini. Semoga dengan hadirnya jurnal ini dapat terus memberikan motivasi kepada segenap sivitas STKIP MBB untuk terus membangun atmosfer ilmiah dilingkungan kampus.

Pangkalpinang, Juni 2014

Redaksi

ISSN 2303-372X

Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2014

Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kependidikan

Jurnal Edutainment terbit berdasarkan Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bangka Belitung (MBB)

Nomor 474A/SK/II.AU/F/2014. Edutainment menerbitkan artikel ilmiah hasil penelitian dan artikel sekunder konseptual, resensi buku pendidikan yang belum pernah diterbitkan

pada jurnal/majalah yang lain. Edutainment terbit dua kali dalam setahun.

Susunan Dewan Redaksi Edutainment

Penanggung Jawab

Dr. Asyraf Suryadin, M.Pd.

Mitra Bestari

Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. (Universitas Prof. Dr. Hamka) Prof. Dr. H. Hattamar Rasyid (Kakanwil Kemenag Prov. Babel) Prof. Dr. H. Armai Arief, M.A. (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Dr. Dalman (Universitas Muhammadiyah Bandar Lampung) Dr. Hadiwinarto, M.Psi. (Universitas Bengkulu)

Pimpinan Redaksi

Eva Harista, M.Pd

Redaktur Pelaksana

Pratiwi Amelia, M.Pd.B.I.; Edy Mastoni, M.Pd.; Yuanita, M.Pd.;

Dzihan Khilmi Ayu F, M.Pd.; Widiatmi, M.Pd.

Redaktur Ahli

Iskandar, M.Hum.; Dr. Abd. Ghoffar Mahfuz, M.Hum.; Tien Roestini, M.Pd.;

Sri Sugiarti, M.Pd.

Tata Usaha dan Keuangan

Supanut, S.IP.; Gatot Afrianto, S.Sos.I.

Distributor

Jahari, AMa.pust.

Layout dan Tata Letak

Purwoko, AM.d.; Yulhaidir

Jurnal Edutainment diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Muhammadiyah Bangka Belitung (STKIP-MBB)

Alamat: Kompleks Perguruan Muhammadiyah Jl. KH Ahmad Dahlan KM 4 Pangkalpinang,

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telp./fax. 0717 – 435 413, Email : jurnalstkipmbb@gmail.com

ISSN 2303-372X

Volume 2 Nomor 1 Edisi Januari - Juni 2014

Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kependidikan

Daftar isi

Pengantar Redaksi i

Dewan Redaksi Edutainment ii

Daftar Isi iii

Implementasi Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi 1-14 Edy Mastoni

Penerapan Model Pembelajaran Think Pair and Share untuk Meningkatkan 15-36 Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV SD Negeri IV Moyag Katrina Siwi

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan 37-59 Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas IV SD Inpres Tatelu Rondor Fransisca G. Palendeng

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Metode 60-81 Pembelajaran Berbasis Masalah (Penelitian Tindakan pada Kelas III Sekolah Dasar Kristen Eben Haezer 1 Manado) Rudy A. Tompunu

Pengaruh Model Problem Solving Wankat dan Oreovocz terhadap Hasil Belajar 82-95 Biologi Siswa SMA pada Sub Konsep Peredaran Darah Manusia Yuanita

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV Sekolah 96-117 Dasar melalui Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) Abdullah Ponamon

The Cohesive Devices in the S tudents’ Thesis Abstracts (The Case of English 118-126 Education Students of Graduate Program of the State University of Semarang) Widiatmi

Pengaruh Metode Pembelajaran Guru PAI dan Motivasi Belajar

127-152

terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik (Studi Kausal pada Madrasah Aliyah Nurul ‘Ulum Kota Gajah Lampung Tengah)

Sri Hartuti

THE IMPLEMENTATION OF INFORMATION TECHNOLOGY IN HIGHER EDUCATION EDY MASTONI

Lecturer of Primary Teacher Education Program of STKIP MBB edy_mastoni@yahoo.com (received: 25 th March 2014, approved: 3 th April 2014)

Abstract

There is no doubt that the development of information technology has affected the entire pattern of people's lives and even our culture especially in the field of education. The implementation of information technology can help both the efficiency and effectiveness of learning management and administrative services in universities. Using information technology can make information and services can be accessed anytime and anywhere. Furthermore, it allows the implementation of quality distance learning. Before information technology is utilized, universities must determine the purpose of the use of information technology clearly, pay attention to the existing limitations and the obstacles the obstacles that probably arise, and give some solutions to those limitations and obstacles.

Key words: Implementation, Information, Technology, Efficiency, and Effectiveness.

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DI PERGURUAN TINGGI EDY MASTONI

Dosen Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung edy_mastoni@yahoo.com (Naskah diterima: 25 Maret 2014, disetujui: 3 April 2014)

Abstrak

Tidak dapat disangkal lagi bahwa perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi seluruh pola kehidupan masyarakat bahkan budaya kita, termasuk dibidang pendidikan. Implementasi teknologi informasi di Perguruan Tinggi dapat membantu efisiensi dan efektivitas pengelolaan baik pembelajaran maupun pelayanan administrasi. Pemanfaatan teknologi informasi dapat membuat informasi dan layanan yang diberikan Perguruan Tinggi dapat diakses dan dilakukan kapanpun dan dimanapun. Dan juga memungkinkan pelaksanaan distance learning yang berkualitas. Namun sebelum dimanfaatkan, Perguruan Tinggi terlebih dahulu harus menentukan tujuan pemanfaatan teknologi informasi dengan jelas, memperhatikan keterbatasan yang ada dan hambatan yang mungkin muncul serta solusi atas keterbatasan dan hambatan tersebut.

Kata kunci : Implementasi, Teknologi Informasi, Efisiensi, dan Efektifitas.

A. Pendahuluan

Dalam literatur Perubahan

informasi.

pendidikan tinggi terekam juga luar perguruan tinggi mulai

lingkungan

bahwa telah banyak usaha lingkungan

tinggi untuk teknologi,

sosial, ekonomi,

perguruan

merespon secara aktif perubahan mengharuskan perguruan tinggi

sampai

politik

termasuk dengan memikirkan kembali bagaimana

tersebut,

menerapkan reorganisasi melalui perubahan

Business Process Reengineering memengaruhi perguruan tinggi

tersebut

(BPR) yang salah satunya sebagai sebuah institusi sosial

teknologi dan bagaimana perguruan tinggi

menggunakan

informasi (TI) sebagai enabler (e.g. harus

Adenso-Diaz dan Canteli, 2001: perubahan tersebut (Boyce, 2002:

berinteraksi

dengan

63--73; Bridges, 2000: 37--55). 575--601).

konteks ini, Kecenderungan

Dalam

Teknologi Informasi dapat masalah perguruan tinggi di

dan

dijadikan sebagai alat bantu Indonesia akhir-akhir ini sangat

dan efektivitas mirip dengan apa yang terjadi di

efisiensi

pengelolaan perguruan tinggi. Amerika akhir tahun 1970-an.

Dari awal harus disadari bahwa Pada saat itu, perguruan tinggi di

teknologi informasi bukan ”obat Amerika

mujarab” untuk semua masalah. masalah:

dihadapkan

pada

Pemahaman yang salah tentang kepercayaan

hilangnya

peran teknologi informasi ini pendidikan tinggi; (2) perubahan

pada

manfaat

sering ditemui dalam banyak pola minat calon mahasiswa

kasus. Akibatnya fokus diberikan kepada jurusan vokasional; (3)

pada teknologi informasi dan meningkatnya persaingan antar

mengabaikan hal penting lain; perguruan

manusia, proses, dan organisasi membumbungnya

tinggi;

(Curry, 2002: 40--48). pendidikan;

biaya

Investasi teknologi pembukaan community college

maraknya

informasi yang besar jika tidak yang lebih dekat secara geografis

diikuti dengan perubahan ketiga dengan mahasiswa dan berbiaya

hal tersebut menjadi tidak efektif. rendah;

yang menyebabkan kepedulian terhadap manajemen

fenomena ”productivity paradox”, pendidikan yang lebih efektif;

dimana investasi yang besar dan (7) lunturnya semangat

tidak menghasilkan manfaat kolegialitas.

yang besar juga (Brynjolfsson dan Di antara isu manajemen

Hitt, 1998: 49--55). yang mengemuka saat itu adalah

Pertanyaan yang muncul pencarian

kemudian adalah (1) Apa yang nonkonvensional dan efisiensi,

sumber

dana

bisa diberikan oleh teknologi termasuk pemanfaatan teknologi

informasi dalam mendukung informasi dalam mendukung

informasi dalam dunia bisnis. apa yang mungkin muncul

3. Melakukan review atas kajian dalam pemanfaatan teknologi

pustaka dan data yang informasi tersebut? Artikel

diperoleh.

singkat ini dimaksudkan untuk menjawab kedua pertanyaan

C. Pembahasan

tersebut.

1. Karakteristik Perguruan

Selanjutnya, artikel ini

Tinggi

terbagi menjadi lima bagian. Sebelum membahas Bagian

peluang yang ditawarkan oleh menggambarkan

kedua

akan

teknologi informasi dalam perguruan tinggi yang perlu

karakteristik

manajemen perguruan tinggi, diperhatikan dalam

akan lebih baik jika karakteristik implementasi

konteks

perguruan tinggi sebagai sebuah informasi. Bagian selanjutnya

teknologi

organisasi dibahas lebih dahulu. membahas paradigma dalam

Weick (1979) dalam Curry (2002: memandang teknologi informasi,

40--48) menggunakan istilah yang dilanjutkan pada bagian

loosely coupled wordls untuk keempat dengan pembahasan

menyebut institusi perguruan peluang pemanfaatan teknologi

tinggi.

Dalam perguruan tinggi, menjelaskan tantangan terkait

informasi. Bagian

kelima

hubungan antar bagian sangat dengan pemanfaatan teknologi

renggang. Dalam dunia seperti informasi di perguruan tinggi

ini, anggota organisasi belajar dan bagian terkahir adalah

dan berubah dengan cara imitasi. simpulan.

Hal ini tidak akan berjalan dengan baik sampai rasa saling

B. Metode Pengumpulan Data

percaya tumbuh. Karenanya, Metodologi pengumpulan

sivitas akademika harus dilihat data yang dilakukan adalah

sebagai manusia dan bukan sebagai berikut:

mesin

produksi. Dalam

1. Melakukan

organisasi seperti ini, hubungan kepustakaan,

studi

informal antar anggota organisasi mengumpulkan

yaitu

menjadi sangat penting. mempelajari hal-hal yang

dan

Cohen dan March (1974) berkaitan

dalam Curry (2002: 40--48) pengelolaan perguruan tinggi

dengan

menggunakan sudut pandang dan pemanfaatan teknologi

perilaku organisasi informasi.

teori

menyatakan bahwa perguruan

2. Mengumpulkan data yang tinggi tidak hanya inkonsisten yang

berkaitan

dengan

dalam tujuannya tetapi juga banyak diwarnai konflik internal.

Mereka menyebut perguruan prinsip komersial dan wilayah tinggi sebagai organized anarchies,

disediakan untuk sebuah organisasi yang dalam

yang

Jika ini tidak sudut pandang operasional tidak

akademik.

banyak konflik mengetahui apa yang sedang

dilakukan,

kepentingan yang muncul ke mereka lakukan.

permukaan.

perspektif yang tidak dengan pernyataan ini,

Terlepas dari setuju atau

Dari

berbeda, teridentifikasi lima bekerja sebagai administrator

karakteristik yang melekat pada (termasuk sebagai rektor) di

sebuah institusi pendidikan: perguruan tinggi menjadi sangat

1. Sifat pelayanan (the nature of menantang.

the service act ). Layanan yang Metafor yang paling tepat

oleh lembaga untuk menggambarkan situasi ini

dihasilkan

pendidikan lebih mengarah adalah

kepada hal yang bersifat pelayaran dengan kapal layar

seperti

memimpin

intangible – people based – yang memanfaatkan kekuatan

daripada hal-hal yang bersifat angin dan ombak, dan bukan

fisik – equipment based. Dalam seperti memimpin kapal mesin.

pelayanan juga Angin dan ombak adalah ibarat

proses

melibatkan aksi-aksi yang kekuatan dari bagian-bagian dan

intangible .

anggota organisasi yang harus

2. Hubungan dengan konsumen disinergikan

(the relationship with the diseragamkan untuk mencapai

bukan

Layanan tujuan.

customer ).

melibatkan Dari sudut pandang yang

pendidikan

hubungan dengan konsumen lain, perguruan tinggi disebut

yang berlangsung lama dan sebagai industri quasicommercial.

formal serta Di satu sisi, perguruan tinggi

bersifat

terus-menerus ingin memberikan pelayanan

dilakukan

(continuous). Mahasiswa pendidikan kepada masyarakat,

konsumen tetapi di pihak lain, prinsip-

sebagai

mempunyai hubungan prinsip

”keanggotaan” (”membership” komersial harus dijalankan untuk

manajemen

industri

relationship ) dengan pihak mendapatkan

Hal ini mendukung

keberlangsungan memungkinkan terbentuknya hidupnya.

loyalitas konsumen yang Menurut

tinggi (pihak mahasiswa) dan perguruan

Brookes,

peningkatan kualitas layanan memberikan batas demarkasi

tinggi

harus

terhadap konsumen (pihak tanggung-jawab, peran, aturan-

universitas). main yang jelas antara wilayah

kustomisasi dan yang harus dikelola dengan

3. Tingkat

penilaian pelayanan (the level penilaian pelayanan (the level

Dalam dunia pendidikan, kustomisasi

permintaan terkait dengan sangat bervariasi. Tutorial

pendidikan

demand . Dengan dengan peserta sedikit atau

narrow

demikian penawaran akan bimbingan individual akan

sulit dikelola, karena terkait lebih mudah dikustomisasi

dengan keterbatasan tenaga daripada pendidikan dengan

pengajar dan program studi banyak peserta. Semakin

yang ditawarkan. terkustomisasinya

5. Metode pelayanan (the method yang ditawarkan menjadikan

layanan

of service delivery ). Metode konsumen memiliki tingkat

pelayanan tergantung pada pengharapan yang tinggi

outlet layanan (single atau terhadap kualitas layanan,

multiple ) dan sifat interaksi terutama

antara konsumen dengan kualitas staf pengajar. Jika

terkait

dengan

penyedia jasa. Konsumen demikian, masalah yang akan

harus datang ke penyedia jasa muncul adalah kemungkinan

dan sebaliknya. Dalam jasa adanya hubungan antara

pendidikan, umumnya kualitas

pendidikan keragaman layanan. Semakin

mensyaratkan konsumen beragam

yang datang ke kampus. ditawarkan,

layanan

yang

seiring dengan menurunnya kualitas semakin

kemungkinan

Namun

perkembangan teknologi, tinggi.

memungkinkan dilakukannya

4. Sifat permintaan

distance learning . terhadap penawaran (the nature of demand relative to

supply ). Dalam bidang jasa,

Teknologi Informasi

terdapat widespread demand Kemudian, pertanyaannya (seperti tenaga listrik) dan

adalah bagaimana teknologi narrow demand (seperti kamar

informasi bisa dimanfaatkan hotel). Tingkat penawaran

organisasi dengan untuk memenuhi permintaan

dalam

karakteristik tersebut di atas yang berfluktuasi

dengan segala masalah turunan berbeda.

sangat

yang muncul? Pertanyaan ini permintaan tenaga listrik

Peningkatan

lazim diajukan.

akan lebih mudah dan lebih Namun, menurut cara cepat

deduktif (deductive meningkatkan

tidak banyak produksi, jika masih tersedia,

kapasitas

thinking )

memunculkan perubahan yang dibandingkan

terkait dengan peningkatan

pemanfaatan teknologi informasi pemanfaatan teknologi informasi

dunia.

Dengan sudut pandang secara deduktif, pertama kali

Orang yang

berpikir

yang lain, Davenport dan Short mencari masalah yang akan

(1990: 101--106) mendefinisikan dipecahkan

10 peran yang dapat dimainkan mengevaluasi sejumlah alternatif

dan

kemudian

oleh TI, yaitu transactional , solusi yang akan digunakan. Jika

geographical , automatical, analytical, teknologi

informational , sequential, knowledge dioptimalkan

informasi

ingin

tracking , dan dalam

manajer/pemimpin

Semua peran teknologi berpikir induktif.

harus

ini dapat Potensi

informasi

dikontekstualisasikan dengan informasi harus dikenali dengan

teknologi

kebutuhan perguruan tinggi. baik terlebih dahulu, kemudian

Dalam bahasa yang lain, Al- mencari masalah yang mungkin

Mashari dan Zairi (2000: 253-- dipecahkan.

274) menyatakan bahwa manfaat mungkin bahkan tidak dikenali

Masalah

ini

TI adalah pada kemampuannya sebelumnya atau tidak dianggap

yang (1) enabling parallelism; (2) sebagai masalah.

integration ; (3) Pertanyaan yang harus

facilitating

enhancing decision making ; dan (4) dimunculkan

minimizing points of contact . “Bagaimana

teknologi informasi

untuk

Teknologi dan Aturan Bisnis

meningkatkan apa yang telah

yang Berubah

kita kerjakan?”,

tetapi

“Bagaimana kita

informasi untuk mengerjakan apa yang belum kita kerjakan?.”

Pertanyaan yang pertama lebih terkait dengan otomatisasi, yang juga dapat meningkatkan efisiensi, namun tidak sebaik yang dihasilkan rekayasa-ulang (reengineering)

berbantuan

teknologi informasi. Tabel

1 merangkum

potensi teknologi informasi yang

dapat mengubah aturan bisnis

Satu hal penting yang

Tabel 2

harus ditekankan adalah bahwa

Alignment Perspective dalam

strategi bisnis harus sejalan

Penerapan Teknologi Informasi

(wellaligned) dengan strategi teknologi

informasi.

Dalam

konteks ini,

kesejalanan

(alignment) antara manajemen puncak dan manajemen teknologi informasi menjadi syarat utama.

Henderson

dan

Venkatraman (1999: 472--484) mengusulkan empat perspektif strategic alignment terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi di sebuah organisasi: (1) strategy execution ;

technology

transformation ; (3) competitive potential ; dan (4) service level.

3. Peluang

Pespektif pertama dan

Pemanfaatan

kedua mengasumsikan strategi

Teknologi

Informasi di

bisnis sebagai faktor pendorong,

Perguruan Tinggi

sedang pespektif ketiga dan Suatu siang di sebuah desa di keempat mengasumsikan strategi

Maumaju pada tahun 2025. Joko, sedang menjalani ujian pendadaran

teknologi informasi

sebagai

di rumahnya pendorong. Perspektif ini berasal

tugas

akhir

memanfaatkan teleconference dengan dari asumsi hubungan yang pengujinya di Universitas Bina berbeda antara business strategy Multimedia, Bandar Lampung. (i.e. business scope, distintive Semuanya berjalan lancar dan Joko competencies, business governance ), pun lulus dengan predikat sangat

organizational infrastructure (i.e. memuaskan. Seketika itu juga, dia

administrative structure, processes, mendapatkan ijazah lewat Internet

skills ), teknologi

informasi

dalam bentuk file pdf lengkap dengan strategy (i.e. technology scope,

tandatangan Rektor dan nomor systemic competencies, teknologi

registrasi. Joko mencetak ijazah informasi

tersebut termasuk transkrip nilai teknologi informasi infrastructure

governance ),

dan

yang didapatkan selama menjadi (i.e. architecture, processes, skills).

mahasiswa di Universitas Bina Peran manajemen puncak

Multimedia. Semua matakuliah dia dan

selesaikan tanpa meninggalkan desa informasi,

manajemen

teknologi

orang-orang tersayang. proses transformasi dilakukan

Teknologi informasi dan komunikasi dirangkum dalam Tabel 2.

kualitas tinggi telah memungkinkan semua itu terjadi.

Cerita fiktif tentang Joko kegiatan belajar-mengajar yang di atas bukan sesuatu yang

dapat dikemas dalam aplikasi mustahil. Teknologi Informasi

learning management systems , dapat memungkinkan semua itu

inventori universitas, aktivitas terjadi.

penelitian, sampai data alumni. dalam Perguruan Tinggi dapat

Teknologi

Informasi

Singkatnya, CWIS dapat mewujudkan sesuatu

proses sebelum banyak bentuk. Namun, yang

dalam

membantu

mahasiswa, pertama harus dilakukan adalah

pendaftaran

proses belajar penentuan tujuan pemanfaatan

menunjang

serta penelitian teknologi informasi yang jelas.

mengajar

(termasuk catatan kuliah dan Pada studinya tentang

penugasan serta menyediakan tujuan pemanfaatan teknologi

antara dosen dan informasi di beberapa Perguruan

kontak

mahasiswa), sampai mahasiswa Tinggi terkemuka di Amerika,

lulus.

Alavi dan Gallupe (2003: 139-- CWIS juga dapat 153)

memudahkan koordinasi dan tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1)

menemukan

beberapa

mengelola universitas (e.g. Kock memperbaiki

dan Corner, 1997: 13--23). Selain positioning ; (2) meningkatkan

competitive

itu, penggunaan CWIS juga bisa brand image ; (3) meningkatkan

mengubah struktur manajemen kualitas

(McClintok, 1998: 85--90). pengajaran; (4) meningkatkan

pembelajaran

dan

Penggunaan TI akan kepuasan

menghasilkan hasil yang optimal meningkatkan pendapatan; (6)

mahasiswa;

pada organisasi yang hirarkinya memperluas basis mahasiswa; (7)

relatif flat, yang mempunyai staf meningkatkan

yang fleksibel, berpendidikan pelayanan; (8) mengurangi biaya

kualitas

mempunyai rasa operasi; dan (9) mengembangkan

tinggi,

tanggung yang tinggi dan produk dan layanan baru.

mampu bekerja baik dalam tim. Teknologi Informasi yang

Lebih lanjut pengambilan dapat digunakan di lingkungan

keputusan strategis juga dapat universitas antara lain adalah

dilakukan dengan cepat karena Campus-Wide Information System

semua data pendukung yang (CWSIS),

digunakan untuk pertimbangan multimedia.

Internet,

dan

Pendekatan yang informasi tentang universitas dan

memungkinkan keterbukaan aktivitasnya dapat diakses oleh

akses terhadap informasi dan pengguna

proses ini dapat mengurangi 90% eksternal.

internal

maupun

administrasi karyawan karena Informasi tersebut dapat

fungsi karyawan sebagai mediasi bervariasi mulai dari berita

digantikan oleh TI. seputar perkembangan kampus,

Teknologi Internet telah lebih atraktif. Survei yang memungkinkan memungkinkan

dilakukan di Jurusan Teknik konversi CWIS yang dahulunya

Informatika, Universitas Islam berbasis jaringan lokal menjadi

Indonesia menunjukkan bahwa berbasis web. CWIS berbasis web

sebagian besar (lebih dari 90%) ini lebih memudahkan pengguna

setuju bahwa dan

mahasiswa

teknologi multimedia yang sudah penggunaan yang mengatasi

menjadikan

jangkauan

digunakan secara intensif sejak batas ruang dan waktu.

tahun 2003 telah meningkatkan Berkembangnya teknologi

keterserapan materi ajar. telekomunikasi seluler dengan

Optimalisasi pemanfaatan SMS (Short Message Service) dan

TI itu memerlukan melek TI WAP

(information technology literacy) Protocol ) semakin memperkaya

(Wireless

Application

sivitas akademika. jenis user interface yang bisa

semua

Program-program untuk digunakan. Hal ini membuat

meningkatkan melek TI harus informasi dan layanan yang

dilakukan untuk meningkatkan diberikan PT dapat diakses dan

end-user yang dilakukan

kapabilitas

syarat untuk dimanapun (ubiquitous).

optimalisasi pemanfaatan TI Hal

untuk meningkatkan kinerja PT. memungkinkan

Proses konversi investasi TI distance learning yang berkualitas.

pelaksanaan

dengan dampaknya Mode interaksi dengan bantuan

sampai

terhadap kinerja PT ditunjukkan TI dapat dilakukan secara

pada Gambar 1.

sinkron (pada waktu yang sama) dan asinkron (pada waktu yang berbeda).

Lebih lanjut, Internet juga memfasilitasi

hubungan

antarlembaga yang berbeda, baik di dalam maupun di luar lingkungan universitas, bahkan dengan lembaga luar negeri. Kerjasama penelitian, sebagai contoh, dengan mudah dapat dilakukan

dengan

bantuan

Internet. Multimedia

membantu

membuat lingkungan belajar yang

menyenangkan (Peled, 2000: 16--22). Multimedia akan

menjadikan proses pembelajaran

4. Tantangan dan Hambatan

pihak lain melalui outsourcing

Pemanfaatan TI

juga merupakan alternatif yang Seperti telah disinggung

perlu dipertimbangkan. sebelumnya, Teknologi Informasi

Pimpinan Perguruan bukanlah obat mujarab untuk

Tinggi dalam konteks ini harus semua masalah.

bahwa fokus merupakan salah satu solusi yang

TI hanya

menyadari

penggunaan TI dalam tahapan ini harus diikuti dengan solusi pada

tidak untuk efisiensi tetapi untuk bidang yang lain; sumberdaya

efektivitas. TI adalah untuk manusia, proses, dan organisasi

sesuatu yang (manajemen dan struktur). Posisi

”mengerjakan

benar” (efektivitas) dan bukan TI dalam perubahan proses bisnis

untuk ”mengerjakan sesuatu ditunjukkan pada Gambar 2.

dengan benar” (efisiensi). Manfaat TI dalam efisiensi

akan terlihat pada masa yang akan datang setelah dibarengi dengan

perubahan-perubahan mendasar lain dalam organisasi (Brynjolfsson dan Hitt, 1998: 134-- 142).

Dalam

kaitan ini,

dukungan

penuh dari

manajemen

puncak sangat

diperlukan,

baik dalam penyediaan dana maupun dalam kepemimpinan

(leadership). Namun demikian, komitmen pendanaan ini harus terkontrol dengan baik. Survei yang

dilakukan oleh CFO Magazine

menemukan bahwa 86% senior Seperti

semua adopsi financial executives mengatakan inovasi,

bahwa pengeluaran di bidang TI Perguruan Tinggi bukanlah tanpa tidak cukup terkontrol (dalam tantangan

dan

hambatan.

David, Schuff, dan Louis, 2002: Pertama , dana seringkali menjadi

101--106).

hambatan dalam penggunaan TI

ini menunjukkan yang membutuhkan investasi bahwa manajemen total cost of yang sangat besar. Perencanaan ownership (TCO) perlu diperbaiki. arsitektur TI yang baik dengan TCO ini meliputi acquisition costs, mempertimbangkan

Hal

kapasitas

control costs , dan operations costs. pendanaan

menjadi

sangat

kurangnya diperlukan. Kerjasama dengan komitmen dan dukungan penuh

Kedua , Kedua ,

diperbaiki untuk pemanfataan TI di Perguruan

memotivasi keterlibatan semua Tinggi. Sikap “do it to me” adalah

stakeholder .

salah satu bentuk kurangnya Karenanya, keempat , komitmen. Dalam banyak studi

keterlibatan semua stakeholder tentang

adalah tantangan lain yang harus komitmen manajemen puncak

pemanfaatan

TI,

diperhitungkan. Tidak pernah selalu menjadi kondisi penentu

ada perubahan yang mendasar keberhasilan.

tanpa keterlibatan semua pihak. Ketiga ,

Dalam hal ini, selain rewarding terhadap perubahan juga menjadi

kekhawatiran

system yang baik, kepemimpinan hambatan yang lain. Dalam

yang baik sangat diperlukan. banyak

semua stakeholder resistance to change adalah salah

bukan masalah mudah dalam hal satu penghambat perubahan.

ini.

Ada banyak alasan mengapa Tingkat kapabilitas dan seseorang

yang berbeda dengan perubahan, termasuk

menjadi khawatir

kepedulian

menjadikan keterlibatan semua hilangnya rasa aman dan entry

pihak di Perguruan Tinggi yang barrier yang besar terkait dengan

loosely coupled menjadi sangat tingkat ketrampilan.

berat. Karena itu, komunikasi Teori difusi inovasi dapat

dengan semua pihak menjadi menjelaskan

penting. Namun dengan baik, Menurut Rogers

demikian, manfaat dan peluang (1995:70-76) kecepatan difusi

penggunaan TI dalam Perguruan sebuah inovasi dipengaruhi oleh

Tinggi haruslah yang selalu empat

lebih dahulu. karakteristik inovasi; (2) kanal

Komunikasi ini juga diperlukan komunikasi yang digunakan

untuk menjamin kesejalanan untuk mengkomunikasi manfaat

antara strategi bisnis dan strategi inovasi; (3) waktu sejak inovasi

TI.

diperkenalkan; dan (4) sistem Keterlibatan semua pihak sosial tempat inovasi berdifusi.

tidak hanya pada tahap awal Karenanya,

implementasi, namun sampai evolusioner

pendekatan

proses pemanfaatan TI secara disukai dan lebih tepat daripada

seringkali

lebih

terus-menerus. Disini, perubahan pendekatan revolusioner (Curry,

budaya juga diperlukan, yaitu 2002: 40--48).

menjadi budaya digital. Tanpa Dalam

keterlibatan semua pihak dan motivasi juga menjadi isu

konteks

ini,

perubahan budaya, manfaat TI penting. Dalam banyak kasus

tidak dapat dieksploitasi dengan perubahan perusahaan, sistem

optimal.

D. Simpulan

Management Learning Meskipun

and Education. perubahan yang bisa dilakukan dengan bantuan TI, namun

banyak

Al-Mashari, M., dan Zairi, M. demikian

2000. Creating a Fit hambatan harus diatasi untuk

tantangan

atau

Between BPR and IT menciptakan

Infrastructure: A Proposes kondusif

kondisi

yang

untuk optimalisasi Framework for Effective pemanfaatan TI di Perguruan

Implementation. The Tinggi.

International Journal of Optimalisasi pemanfaatan

Flexible Manufacturing TI juga memerlukan perubahan

Systems. pola pikir dari deduktif menjadi induktif, dan kesejalanan antara

Bridges, D. 2000. Back to The manajemen puncak (atau strategi

The Higher bisnis) dan manajemen TI (atau

Future:

Education Curriculum in strategi TI). Hal ini juga berarti

21st Century . bahwa investasi di bidang TI

The

Cambridge Journal of haruslah diikuti dengan langkah-

Education, International langkah

Journal of Nonprofit and penyesuaian kualitas manusia,

perbaikan

dan

Voluntary Sector proses, dan organisasi.

Marketing.

Brynjolfsson, E., dan Hitt, E. L. M.

Daftar Pustaka

Beyond the Productivity

Paradox: Computers are the Catalyst Adenso-Diaz, B., dan Canteli, A.

for

Bigger Changes .

F. 2001. Business Process Communications of the Reengineering

and

ACM.

University Organisation: A Normative Approach from

Butler, J. C. 2000. Is the Internet The Spanish Case . Journal

Helping to Create Learning of Higher Education

Environments? Campus Policy and Management,

Alavi, M., dan Gallupe, R. B. Cairncross, F. 2001. The Rise of 2003. Using Information

Government' . Technology in Learning:

'Cisco

Network World. Case Studies in Business and Management Education Programs . Academy of

Curry, J. R.

Rogers, E. M. 1995. Diffusion of Organizational Challege: IT

The

Innovations (4 ed.) . New and Revolution in Higher

York: The Free Press. Education .

Educause

Review, Maret/April. Semiawan, T., dan Middleton, M. 1999. Strategic Information Henderson,

Planning and Campus Venkatraman, N. 1999.

Information Systems Strategic

Development in Indonesia . Leveraging

Alignment:

Campus-Wide Technology

Information

Information Systems. Transforming

for

Organizations. IBM

Systems Journal.

Kock, N. F., Jr. , dan Corner, J. L.

1997. Improving University

Processes

Through

Computer-Mediated Process

Redesign Groups . Campus-

McClintok, M. 1998. Information

System Management Issues

in Small Colleges and

Peled, A. 2000. Bringing the

Internet and Multimedia

Classroom . Campus-Wide

Information

Systems,

THE APPLICATION OF THINK-PAIR-AND-SHARE MODEL TO IMPROVE THE STUDENTS LEARNING OUTCOMES IN THE SOCIAL SCIENCES SUBJECT TO THE FOURTH GRADERS OF SDN IV MOYAG KATRINA SIWI

Lecturer of Primary Teacher Education Program The Faculty of Education Sciences of the State University of Manado Kat12ina_sw@yahoo.com (received: 2 nd June 2014, approved: 7 th June 2014)

Abstract

Based on the results of observations done, the problems of the learning of social science (IPS) become obstacles in the State Elementary School IV Moyag which become obstacles. The learning is not interesting, challenging, and fun, so the students less active. The teachers often deliver material social sciences (IPS) by using the lecture method.

The purpose of this study is to improve learning outcomes through the learning model of think-pair-and-share in the field of social science (IPS) to the fourth gradeers of the State Elementary School IV Moyag. This study is a classroom action research. The researcher uses the theory of classroom action research offered by Kemmis and McTaggart conducted in two cycles. Each cycle has four phases: planning, action, observation, and reflection.

After using the learning model of think-pair-and-share, the results achieved in the first cycle was 68.48% in the first cycle and 91.25% in the second cycle. It means that there is improvement in which the learning process is going well. The implementation of the learning model of think- pair-and-share showed improvement of the students learning outcomes and improvement of the students’ acitivity to develop the ability of doing task group, the ability of discussing, and the ability of giving response to the fourth graders of the State Elementary School IV Moyag in the learning social science (IPS) focused on Natural resources.

Keywords: Learning Think-Pair-and-Share; Results Learning; Social Sciences; and Classroom Action Research .

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR- AND-SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IV SD NEGERI IV MOYAG KATRINA SIWI

Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Manado Kat12ina_sw@yahoo.com (Naskah diterima: 2 Juni 2014, disetujui: 7 Juni 2014)

Abstrak

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, masalah yang ada di Sekolah Dasar Negeri IV Moyag yang menjadi kendala dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), yaitu kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan sosial dengan model pembelajaran yang menarik, menantang, dan menyenangkan, jadi dalam kegiatan proses belajar mengajar siswa kurang aktif. Guru seringkali menyampaikan materi ilmu pengetahuan sosial (IPS) apa adanya hanya menggunakan metode ceramah.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran think pair and share dalam bidang studi ilmu pengetahuan sosial (IPS) kelas IV Sekolah Dasar Negeri IV Moyag. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan McTaggart yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Setelah menggunakan model pembelajaran think pair and share, hasil yang dicapai pada siklus I adalah 68,48% dan siklus II 91,25%, Hasil penelitian ternyata terjadi peningkatan artinya proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Artinya bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran think pair and share dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) menunjukkan peningkatan balk hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri IV Moyag dan aktivitas siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam mengerjakan tugas kelompok, berdiskusi, dan merespon pendapat temannya.

Kata Kunci: Pembelajaran Think Pair and Share, Hasil Belajar, Ilmu

Pengetahuan Sosial, Penelitian Tindakan Kelas

A. Pendahuluan

dilakukan guru dan siswa Pendidikan

pada pencapaian suatu keharusan bagi manusia

merupakan

diarahkan

tujuan. Kedua, proses pendidikan dan

terencana itu diarahkan untuk hayat. Sejak kelahirannya di

berlangsung

sepanjang

mewujudkan suasana belajar dari dunia, anak memiliki kebutuhan

proses pembelajaran, hal ini berarti untuk memperoleh pendidikan.

tidak boleh Pendidikan sangat dibutuhkan

pendidikan

mengesampingkan proses belajar. oleh setiap manusia agar dapat

Pendidikan tidak semata-mata melakukan aktivitas sosial di

untuk mencapai hasil belajar, akan masyarakat

tetapi bagaimana memperoleh berada. Adalah suatu kenyataan,

tempat

mereka

hasil atau proses belajar pada diri anak sebagai makhluk yang

anak. Ketiga, suasana belajar dan belum dewasa harus ditolong,

pembelajaran itu diarahkan agar dibantu,

didik dapat diarahkan

mengembangkan potensi dirinya. mengembangkan

agar

dapat

Ini berarti proses pendidikan secara optimal.

potensinya

harus berorientasi kepada siswa Undang-Undang RI No 20

(student active learning). Keempat, tahun

2003 tentang Sistem akhir dari proses pendidikan Pendidikan Nasional, menyatakan

adalah peningkatan kemampuan bahwa pendidikan adalah usaha

anak, hal ini berarti bahwa proses sadar dan terencana untuk

pendidikan haruslah berujung mewujudkan suasana belajar dan

kepada pembentukan sikap, proses pembelajaran agar peserta

pengembangan kecerdasan atau didik

intelektual, serta pengembangan mengembangkan potensi dirinya

secara

aktif

anak sesuai untuk memiliki kekuatan spiritual

keterampilan

kebutuhan. Dengan demikian, keagamaan,

kegiatan proses kepribadian, kecerdasan, akhlak

pendidikan diarahkan kepada mulia, serta keterampilan yang

tercapainya pribadi-pribadi yang diperlukan dirinya, masyarakat,

optimal sesuai bangsa dan negara.

berkembang

dengan potensi masing-masing. Berdasarkan

Untuk menuju tercapainya Undang tersebut, ada beberapa hal

Undang-

pribadi yang berkembang, maka yang perlu diperhatikan. Pertama,

kegiatan pendidikan hendaknya pendidikan adalah usaha sadar

bersifat menyeluruh yang tidak yang terencana, hal ini berarti

berupa kegiatan proses pendidikan di sekolah

hanya

instruksional (pengajaran), akan bukanlah

tetapi meliputi kegiatan yang dilaksanakan secara asal-asalan,

proses

yang

menjamin bahwa setiap anak akan tetapi proses yang bertujuan

didik secara pribadi mendapat sehingga segala sesuatu yang didik secara pribadi mendapat sehingga segala sesuatu yang

yang menyangkut berkembang secara optimal.

makna

pemilikan atau pemerolehan Menurut Surya (2003: 9),

pengetahuan dan keterampilan kegiatan

untuk belajar secara efektif dalam diinginkan seperti diatas, adalah

pendidikan

yang

belajar yang kegiatan

situasi

bagaimanapun yang dijumpai. ditandai

pendidikan

yang

Secara lebih operasional pengadministrasian yang baik,

dengan

dikemukakan oleh kurikulum beserta proses belajar

dapat

Prayitno (2009: 2002), bahwa mengajar yang memadai, dan

belajar adalah upaya untuk layanan pribadi kepada anak

menguasai sesuatu yang baru. didik melalui bimbingan sehingga

Konsep ini mengandung dua hal menghasilkan suatu hasil belajar

pokok, yaitu: a) usaha untuk yang bermutu.

menguasai, dan b) sesuatu yang Proses belajar merupakan

baru. Usaha yang menguasai suatu proses aktivitas mental dan

merupakan aktifitas belajar yang psikis seseorang yang timbul

sesungguhnya dan sesuatu yang akibat adanya rangsangan baik

baru merupakan hasil yang dari

diperoleh dari aktifitas belajar lingkungan sekitar, proses inilah

dalam diri

maupun

tersebut atau perubahan yang yang kemudian menimbulkan

merupakan arah yang sejati dari perubahan-perubahan positif dari

belajar. Seseorang dalam diri seseorang, perubahan-

peristiwa

belajar karena menghendaki perubahan

pengetahuan, kemampuan, sikap, Pendapat lain dari Winken minat dan perubahan lainnya

(2004: 59), yang menjelaskan yang

mampu meningkatkan bahwa belajar adalah suatu kinerja seseorang, perubahan

aktivitas mental dan psikis yang terbut akan bertahan dan tidak

berlangsung dalam interaksi aktif akan terhapus begitu saja.

lingkungan yang Menurut

dengan

sejumlah dalam kesimpulannya seperti

perubahan dalam pengetahuan, yang dikutip oleh Basleman

pemahaman, keterampilan, nilai, (2011: 10), tidak secara detail

dan sikap. Dengan kata lain, mengajukan

bahwa belajar sebagai suatu memberikan uraian yang implisit

definisi

tetapi

proses perubahan yang meliputi mengenai belajar. “Learning how

kecenderungan to learn in volves possesing, or

perubahan

manusia seperti sikap, minat atau acquiring the knowledge and skill to

nilai, dan perubahan kemampuan learn affectively in whatever learning

yakni peningkatan kemampuan situation one encounters .” Artinya,

untuk melakukan berbagai jenis belajar

kinerja. Namun, kesamaan dari bagaimana belajar mengandung

adalah

mempelajari

kedua pendapat ini adalah kedua pendapat ini adalah

sesuai dengan tugas baru. berbekas. Kalau seseorang telah

menyangkut cara melakukan perbuatan belajar,

Artinya,

memperlakukan pengetahuan, maka akan terlihat perubahan

apakah dengan cara ekstrapolasi dalam sikap, minat atau nilai,

atau dengan mengubah menjadi pengetahuan, keterampilan dan

bentuk lain. Menguji relevansi sebagainya.

ketepatan pengetahuan Menurut Jarome Bruner

dan

dengan menilai apakah cara dalam Djiwandono (2006: 170--

memperlakukan 171), yang telah mempelajari

siswa

pengetahuan itu cocok dengan bagaimana manusia memperoleh

tugas yang ada. pengetahuan

Hasil belajar merupakan transformasikan pengetahuan. Di

dan

men-

prestasi belajar peserta didik satu sisi, Bruner mengungkapkan

secara keseluruhan yang menjadi seperti yang dikutip oleh Dahar,

indikator kompetensi dasar dan bahwa belajar merupakan suatu

derajat perubahan perilaku yang proses aktif yang melibatkan tiga

bersangkutan.

proses hampir bersamaan. Ketiga Menurut Mulyasa (2008: proses itu ialah: a) memperoleh

208), pada umunya, hasil belajar informasi baru; b) transformasi

memberikan pengaruh informasi; dan c) menguji

akan

dalam dua bentuk: a) peserta relevansi

didik akan mempunyai perspektif pengetahuan.

dan

ketetapan

kekuatan dan Bruner juga menjelaskan

terhadap

kelemahannya atas perilaku yang bahwa belajar merupakan suatu

b) mereka proses aktif yang memungkinkan

diinginkan;

mendapatkan bahwa perilaku manusia untuk menemukan hal-

diinginkan itu telah hal atau ide-ide baru yang

yang

meningkat baik setahap atau dua banyak manfaatnya di luar

tahap sehingga timbul lagi informasi yang diberikan kepada

kesenjangan antara penampilan dirinya dalam hubungan ilmu

perilaku yang sekarang dengan pengetahuan dan mata pelajaran.

yang diinginkan. Informasi

perilaku

Kesinambungan tersebut merupakan

baru dapat

dinamika proses informasi

penghalusan

merupakan

belajar sepanjang hayat dan dimiliki seseorang atau informasi

sebelumnya

yang

yang itu bersifat sedemikian rupa,

pendidikan

berkesinambungan. Dikatakan sehingga berlawanan dengan

demikian, karena kesenjangan itu informasi

akan terus berkembang sesuai dimiliki

sebelumnya

yang

kebutuhan dan transformasi

perkembangan zaman, dan hal seseorang

pengetahuan

memperlakukan tersebut perlu dilakukan penilaian memperlakukan tersebut perlu dilakukan penilaian

Sekolah Dasar sebagai mengetahui

untuk

pendidikan yang berikutnya.

kebutuhan

lembaga

menyelenggarakan pendidikan Dimyati dan Mudjiono

selama enam tahun, pada dasamya (2006:

memberikan bekal bahwa hasil belajar merupakan

3--4), mengemukakan

bertugas

kemampuan dasar kepada anak hasil dari suatu interaksi tindak

didik. Pemberian bekal ini belajar dan tindak mengajar. Dari

dilakukan supaya peserta didik sisi guru, tindak mengajar diakhiri

selain memperoleh hasil belajar dengan proses evaluasi hasil

yang meningkat, juga dapat belajar. Dan sisi siswa, hasil belajar

menerapkan pengetahuannya di merupakan berakhirnya puncak

dalam masyarakat juga dapat proses belajar.

dipergunakan sebagai persiapan Hasil

untuk dilanjutkan ke tingkat sebagian orang adalah berkat

belajar

untuk

pendidikan yang lebih tinggi. tindakan guru, suatu pencapaian

Hal ini sesuai dengan pengajaran, pada bagian lain

tujuan pendidikan dasar yang merupakan

dalam Peraturan kemampuan mental siswa. Hasil

peningkatan

terdapat

Pemerintah No. 28 tahun 1990, belajar tersebut dapat dibedakan

3 yang berbunyi: menjadi dampak pengajar dan

pasal

dasar bertujuan dampak

pendidikan

memberikan bekal pengajar adalah hasil yang dapat

dasar kepada diukur, seperti tertuang dalam

kemampuan

didik untuk angka

peserta

mengembangkan kehidupan pembelajaran, angka dalam ijazah,

buku laporan

hasil

pribadi, anggota atau kemampuan dalam meloncat

sebagai

masyarakat, warga negara, dan setelah

anggota umat manusia serta dampak pengiring adalah terapan

latihan.

Sedangkan

mempersiapkan peserta didik pengetahnan dan kemampuan

untuk mengikuti pendidikan dibidang lain, suatu transfer

menengah.

belajar. Ilmu Pengetahuan Sosial Berbeda dengan Udin

(IPS) adalah bidang studi yang Winataputra (1997: 25), yang

mempelajari dan menelaah serta mengemukakan bahwa, hasil

menganalisis gejala dan masalah belajar merupakan perubahan

sosial di masyarakat ditinjau dari perilaku atau tingkah laku

berbagai aspek kehidupan secara seseorang yang belajar akan

terpadu, sedangkan pengertian berubah

ilmu sosial adalah semua bidang perilakunya baik yang berupa

atau

bertambah

ilmu yang berkenaan dengan pengetahuan

manusia dalam konteks sosialnya motorik atau penguasaan nilai-

keterampilan

atau semua bidang ilmu yang nilai (sikap).

mempelajari manusia sebagai mempelajari manusia sebagai

kemampuan dasar untuk berpikir disadari bahwa sesuai dengan

Perlu

kritis dan logis, rasa ingin tahu, tingkat perkembangannya, siswa

inkuiri, memecahkan masalah, sekolah dasar belum mampu

keterampilan dalam memahami

dan

kehidupan sosial; c) Memiliki kedalaman masalah sosial secara

keluasan

dan

dan kesadaran utuh. Melalui pengajaran Ilmu

komitmen

terhadap nilai-nilai sosial dan Pengetahuan Sosial (IPS) mereka

d) Memilki dapat memperoleh pengetahuan,

kemanusiaan;

berkomunikasi, keterampilan, sikap dan kepekaan

kemampuan

bekerjasama, dan berkompetisi untuk menghadapi hidup dengan

masyarakat yang tantangan-tantangan. Selanjutnya,

dalam

ditingkat lokal, mereka kelak diharapkan mampu

majemuk,

nasional, dan global. bertindak secara rasional dalam

Berdasarkan observasi memecahkan

masalah-masalah yang dilakukan di SD Negeri IV sosial yang dihadapinya. Ilmu

Moyag, yang menjadi kendala Pengetahuan

pembelajaran Ilmu merupakan salah satu mata

Pengetahuan Sosial (IPS), yaitu pelajaran yang diberikan mulai

kurang dikemasnya pembelajaran dari

pengetahuan sosial dengan model SMP/MTS/SMPLB.

SD/MI/SDLB

sampai

pembelajaran yang menarik, Menurut Nana Supriatna

menantang, dan menyenangkan. (2007: 22), Ilmu Pengetahuan

guru seringkali Sosial (IPS) mengkaji seperangkat

Para

menyampaikan materi peristiwa, fakta, konsep, dan

pengetahuan sosial apa adanya generalisasi

hanya menggunakan metode dengan isu sosial. Pada jenjang

yang

berkaitan

ceramah. Pembelajaran hanya SD/MI mata pelajaran IPS

berpusat pada guru (teacher memuat materi geografi, sejarah,

dan siswa hanya sosiologi, dan ekonomi. Melalui

centered )

mendengarkan saja sehingga mata pelajaran IPS, peserta didik

cenderung diarahkan untuk dapat menjadi

pembelajaran

kurang warga negara Indonesia yang

membosankan,

menantang, tidak bermakna, dan demokratis dan bertanggung

kurang terkait dengan kehidupan jawab, serta warga dunia yang

keseharian anak. cinta damai.

Beranjak dari Mata

permasalahan di atas, maka perlu bertujuan agar peserta didik

Pelajaran

IPS

diadakan perbaikan pada proses memiliki kemampuan sebagai

pembelajaran yang demikian. berikut: a) Mengenal konsep-

Peningkatan aktivitas siswa dalam konsep yang berkaitan dengan

pembelajaran akan kehidupan

proses

pelajaran lebih lingkungannya;

bermakna dan berarti dalam bermakna dan berarti dalam

sikap yang bisa dilakukan untuk