METODE PENELITIAN Bahan dan Alat

  

PENENTUAN WAKTU OKSIDASI UNTUK PROSES PENYAMAKAN KULIT

SAMOA DENGAN MINYAK BIJI KARET DAN OKSIDATOR NATRIUM

HIPOKLORIT*

  Ono Suparno*, Irfina Febianti Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian

  Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga, PO Box 220, Bogor 16002 Telp/Fax: (0251) 8621974

  • E-mail: ono.suparno@ipb.ac.id

  ABSTRACT Chamois leather is a well known product, as it has many uses, i.e. to filter high

quality gasoline, to clean and dry optical equipment, spectacles, windows, and

vehicle bodies. It can be produced by using rubber seed oil and oxidizing agent of

sodium hypochlorite. The best oxidation time condition for the tanning need to be

applied in order to obtain good quality leather. The objectives of the research was to

determine the best oxidation time condition for the tanning process. The experiment

was carried out by tanning of goat pickle pelts for 4, 6, and 8 hours of oxidation times

inside the rotary drum and 1, 2, and 3 days of oxidation times on a toggle dryer.

  

Chemical, physical and organoleptic properties of the leathers were measured. This

study shows that the chemical, physical and organoleptic properties of the leather

met the quality requirements for the chamois leather. The best oxidation times for the

process were 4 hours in the rotary drum and hang at toggle for 3 days. The chemical

properties of the leathers were pH of 7.5, ash content of 2.0%, and oil content of

4.5%. Their physical properties were thickness of 0.7 mm, tensile strength of 30.2

2 N/mm , elongation at break 178.1%, tear strength of 75.1 N/mm, and water

  

absorption of 316% (2 hours) and 346% (24 hours). The organoleptic properties of

the leathers, i.e. softness, colour and odour, were good to excellent.

  Keywords: chamois leather, oxidation time, rotary drum, sodium hypochlorite.

  

PENENTUAN WAKTU OKSIDASI UNTUK PROSES PENYAMAKAN KULIT

SAMOA DENGAN MINYAK BIJI KARET DAN OKSIDATOR NATRIUM

HIPOKLORIT*

  Ono Suparno*, Irfina Febianti Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian

  Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga, PO Box 220, Bogor 16002 Telp/Fax: (0251) 8621974

  • E-mail: ono.suparno@ipb.ac.id

  ABSTRAK

  Kulitsamoa merupakan produk kulit samak mempunyai banyak kegunaan, yakni untuk penyaring minyak bumi, membersihkan dan mengeringkan peralatan optik, kacamata, jendela, dan badan kendaraan. Kulit samoa dapat diproduksi dengan menggunakan minyak biji karet dan oksidator natrium hipoklorit. Kondisi waktu oksidasi terbaik untuk penyamakan perlu diterapkan untuk mendapatkan mutu kulit yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu oksidasi terbaik untuk proses penyamakan kulit samoa. Penelitian dilakukan dengan proses penyamakan kulit pikel kambing dengan waktu oksidasi di dalam drum berputar selama 4, 6 dan 8 jam dan waktu oksidasi di luar molen selama 1, 2 dan 3 hari. Sifat- sifat kimia, fisika dan organoleptik kulit diuji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sifat-sifat kimia, fisika dan organoleptik kulit yang dihasilkan memenuhi standar mutu kulit samoa. Waktu oksidasi terbaik yang dihasilkan untuk proses oksidasi adalah 4 jam oksidasi di dalam molen dan 3 hari oksidasi di luar molen. Sifat-sifat kimia kulit yang dihasilkan pada kondisi tersebut adalah pH 7.5, kadar abu 2.0% dan kadar minyak 4.5%. Sifat-sifat fisika yang dihasilkan adalah tebal kulit 0.7 mm, kuat

  2

  tarik 30.2 N/mm , kemuluran 178.1%, kuat sobek 75.1 N/mm, penyerapan air 316%(2 jam) dan 346% (24 jam). Sifat-sifat organoleptik kulit, yakni kehalusan, warna dan bau, bermutu baik sampai sangat baik.

  Kata kunci: kulit samoa, waktu oksidasi, drum berputar, natrium hipoklorit.

  PENDAHULUAN

  Indonesia merupakan salah satu negara yang menghasilkan komoditas kulit. Kulit akan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah yang tinggi dan mutu yang baik apabila dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan serangkaian proses yang disebut dengan penyamakan. Kulit yang telah mengalami penyamakan dengan menggunakan minyak dinamakan dengan kulit samoa (chamois leather).

  Penggunaan kulit samoa sangat luas dan permintaannya terus meningkat (Khrisnan et al. 2005), karena kulit samoa berfungsi sebagai penyaring minyak bumi mutu tinggi dan pembersih alat-alat optik. Selain itu, kulit samoajuga dapat digunakan sebagai pembersih jendela, badan kendaraan, kaca mata dan sebagainya.

  Dewasa ini, penyamakan minyak memiliki kelemahan, yakni memerlukan waktu oksidasi yang cukup lama. Proses oksidasi setelah penyamakan dengan minyak membutuhkan waktu selama 10-12 hari (Hongru et al. 2008) atau sembilan hari (Suparno 2010). Hal ini mengakibatkan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi kulit samoa secara keseluruhan menjadi lama.

  Penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa natrium hipoklorit dan hidrogen peroksida merupakan oksidator yang baik dalam penyamakan kulit samoa menggantikan natrium perkarbonat yang telah digunakan sebelumnya (Suparno et al. 2011a, Suparno et al. 2011b). Natrium hipoklorit mempunyai keunggulan lebih murah dan potensial digunakan sebagai oksidator dalam penyamakan kulit. Waktu oksidasi di dalam dan di luar drum berputar (toggle dry) yang terbaik dalam produksi kulit samoa perlu ditentukan untuk mendapatkan mutu kulit yang baik.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan waktu oksidasi di dalam dan di luar drum berputar (toggle dry) terbaik untuk proses penyamakan kulit samoa menggunakan minyak biji karet dan oksidator natrium hipoklorit.

  METODE PENELITIAN Bahan dan Alat

  Bahan-bahan yang digunakan adalah kulit kambing pikel, minyak biji karet, glutaraldehida (Relugan GT50), degreaser, natrium formiat, asam formiat, natrium hipoklorit (NaClO) dan garam. Alat-alat yang digunakan adalah molen (drum berputar), alat stacking, mesin buffing, mesin shaving,toggle dryer, kuda-kuda,

  

thickness gauge, kubelka glass apparatus, tensile strength meter dan alat-alat untuk

pengujian sifat-sifat kimia kulit samoa.

  Metode Penelitian Penyamakan Awal

  Penyamakan awal dilakukan dengan menggunakan metode yang dilaporkan oleh Suparno et al. 2009a (Tabel 1).

  Tabel 1. Proses Penyamakan Awal (Suparno et al. 2009a) Jumlah (%

  Proses Bahan Kimia kulit pikel, Waktu Catatan b/b) Penimbangan

  NaCl 8-10 Konsentrasi garam diukur

  o

  Pencucian 1 20 menit minimum 8 Be, jika kurang Air 200 ditambahkan NaCl

  NaCl 8-10 Konsentrasi garam diukur

  o

  minimum 8 Be, jika kurang ditambahkan NaCl. Pencucian 2 10 menit pH diukur, minimum 3, jika

  Air 100 kurang ditambahkan asam formiat.

  Pre-Tanning Relugan GT50

  3 3 x 15 + 30 Relugan GT50 diencerkan menit dengan air, 1:3

  Air

  9 Natrium Natrium formiat diencerkan

  1 4 x 10 + 20 formiat dengan air, perbandingan menit

  1:10 Air

  10 Natrium

  2 karbonat 3 x 15 menit

  Air

  10 pH diukur, minimum 8, jika Air 10 1 jam kurang ditambahkan natrium karbonat

  Shaving 24 jam Tebal 0.7-0.8 cm

  Penyamakan Minyak

  Penyamakan minyak dilakukan dengan menggunakan metode yang dimodifikasi dari metode yang dilaporkan oleh Suparno et al. 2009a (Tabel 2).

  Tabel 2. Proses Penyamakan Minyak (modifikasi dari Suparno et al. 2009a) Jumlah (% kulit shaving,

  Proses Bahan Kimia Waktu Catatan b/b) Penimbangan

  Air bekas mencuci Pencucian 1 Air 200 3 x 10 menit dibuang.

  Prapenyamakan Natrium karbonat

  0.5 ulang 10 menit Air 100 pH larutan 8-9.

  Penirisan 1 jam

  Setting out

  Penyamakan Minyak biji karet

  30 dengan Penyamakan mengoleskan

  Natrium karbonat

  0.5 minyak bahan penyamak

  Air

  1.5 pada kulit.

  Disimpan dan Pemeraman

  Semalam didiamkan. Penetrasi

  Kulit diputar di 8 jam minyak dalam molen.

  2% dari NaClO minyak biji karet

  Oksidasi dalam 4 jam, 6 jam Kulit diputar di molen dan 8 jam dalam molen. 70% dari

  Air minyak biji karet 1 hari, 2 hari Dibentang pada

  Toggle dry dan 3 hari toggle dryer.

  Air 300 Menggunakan air

  o

  hangat (40

  C). Air Pencucian 2 Natrium karbonat 4 60 menit sisa cucian dibuang.

  Degreaser

  2 Lanjutan tabel 2. Pencucian 3 Air 1000 15 menit

  Menggunakan air hangat (40

  C). Air sisa cucian dibuang.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat Fisik Tebal

  Sifat-sifat fisik, kimia dan organoleptik kulit samoa diuji. Kuat tarik dan elongasi putus diukur dengan SLP 6. Kuat sobek diuji dengan SLP 7 dan penyerapan air dengan SLP 19. Sifat-sifat kimia, yakni pH, kadar abu dan kadar minyak diukur masing-masing dengan SLC 13, SLC 6 and SLC 4 (SLTC 1996). Sifat- sifat organoleptik, yakni kelembutan, warna dan bau diuji oleh dua orang pakar.

  Pengujian Sifat-sifat Kulit Samoa

  Tebal 0.3-1.2 mm.

  Stacking Buffing

  Pengeringan 2 x 24 jam

  Setting out

  o

  o

  1 Pencucian 5 Air 1000 15 menit Menggunakan air hangat (40

  2 Degreaser

  C). Air sisa cucian dibuang. Natrium karbonat

  o

  Pencucian 4 Air 1000 60 menit Menggunakan air hangat (40

  Setting out

  C). Air sisa cucian dibuang.

  Tebal kulit samoayang dihasilkan pada penelitian ini adalah 0.60-0.74 mm dengan rata-rata yang dihasilkan sebesar 0.65 mm (Gambar 1). Hal ini menunjukkan bahwa tebal kulit samoatersebut sudah sesuai dengan SNI (BSN 1990), yakni 0.3-1.2 mm.

  Gambar 1. Hubungan antara waktu oksidasi dengan tebal kulit samoa

  5

  8 Ku at T ar ik (N /mm 2 )

  6

  4

  35

  30

  25

  20

  15

  10

  Waktu Oksidasi di Dalam Molen (jam) Toggle Dry 1 Hari Toggle Dry 2 Hari Toggle Dry 3 Hari

  Kuat Tarik

  8 T eb al ( mm)

  6

  4

  0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

  Gambar 2. Hubungan antara waktu oksidasi dengan kuat tarik kulit samoa

  2 .

  (Gambar 2). Secara umum,kuat tariktersebut sudah memenuhi SNI (BSN 1990), yaitu minimum 7.5 N/mm

  2

  Nilai kuat tarikkulit samoa yang dihasilkan adalah 22.5-30.2 N/mm

  Waktu Oksidasi di Dalam Molen (jam) Toggle Dry 1 hari Toggle Dry 2 hari Toggle Dry 3 hari Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor waktu oksidasi di dalam molen dan waktu oksidasi di toggle dryer tidak berpengaruh nyata pada kuat tarik, sedangkan interaksi antara kedua faktor tersebut berpengaruh nyata pada kuat tarikkulit samoayang dihasilkan. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa sampel dengan waktu oksidasi di dalam molen selama 8 jam dan di toggle dryerselama 1 hari berbeda nyata dengan sampel di dalam molen selama 4 jam dan di toggle dryerselama 1 hari serta di dalam molen selama 8 jam dan di toggle dryerselama 2 hari. Hal ini mengindikasikan bahwa pada uji kuat tarik ini terdapat faktor-faktor luar yang menyebabkan interaksi antara kedua perlakuan tersebut berpengaruh secara nyata. Nilai kuat tarik tertinggi terdapat pada sampel dengan perlakuan waktu oksidasi di dalam selama 6 jam dan waktu oksidasi di toggle dyer selama 2 hari (Gambar 2).

  Kemuluran

  Kemuluran (elongation at break) adalah 144.7%-184.9%. Secara umum, kumuluran putus kulit samoa tersebut telah memenuhi standar SNI (BSN 1990), yakni minimum 50%.

  Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kemuluran tidak dipengaruhi oleh faktor waktu oksidasi di dalam dan di toggle dryerserta interaksi antara keduanya. Hal ini mengindikasikan bahwa penelitian ini menghasilkan kulit samoa dengan kemuluran yang tidak jauh berbeda antara perlakuan satu dengan lainnya (Gambar 3).

  200 180 )

  160 % (

  140 ran lu

  120 Toggle Dry 1 Hari 100

  Kemu Toggle Dry 2 Hari

80 Toggle Dry 3 Hari

  60

  40

  20

  4

  6

  8 Waktu Oksidasi di Dalam Molen (jam)

  Gambar 3. Hubungan antara waktu oksidasi dengan kemulurankulit samoa

  Kuat Sobek

  Nilai kuat sobekkulit samoa yang dihasilkan berkisar antara 62.8 dan 75.5 N/mm (Gambar 4). Secara keseluruhan, nilai kuat sobek kulit samoa tersebut sudah memenuhi SNI (BSN 1990), yakniminimum 15 N/mm.

  Analisis ragam menunjukkan bahwa kuat sobekkulit samoa pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh waktu oksidasi di dalam drum berputar, waktu oksidasi di

  toggle dryer, serta interaksi antara keduanya.

  90

  80

  70 /mm)

  60 (N ek

  Toggle Dry 1 Hari

  50 b So

  Toggle Dry 2 Hari

  40 at Ku

  Toggle Dry 3 Hari

  30

  20

  10

  4

  6

  8 Waktu Oksidasi di Dalam Molen (jam)

  Gambar 4. Hubungan antara waktu oksidasi dengan kuat sobekkulit samoa

  Penyerapan Air

  Penyerapan airkulit samoadilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada 2 jam dan 24 jam setelah perendaman dalam air. Penyerapan air pada 2 jam pertama adalah 287.6%-374.4% (Gambar 5).Penyerapan air 24 jam adalah 321.2%-406.3% (Gambar 6).Secara umum, penyerapan air kulit samoa yang dihasilkan pada penelitian ini memenuhi SNI (BSN 1990), yaitu minimum 100% untuk penyerapan air 2 jam dan 200% untuk penyerapan air 24 jam. Jika dibandingkan dengan nilai penyerapan air antara waktu pengujian 2 jam dengan 24 jam, maka dapat dilihat bahwa nilai penyerapan air dengan waktu uji 24 jam mempunyai nilai penyerapan air yang lebih tinggi dibandingkan waktu uji penyerapan 2 jam. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu penyerapan, maka air yang terserap semakin banyak sampai pada titik tertentu ketika kulit sudah jenuh dengan air dan tidak dapat menyerap air lagi. Gambar 5. Hubungan antara waktu oksidasi dan penyerapan air 2 jamkulit samoa Gambar 6. Hubungan antara waktu oksidasi dan penyerapan air 24 jamkulit samoa

  Analisis ragam pada penyerapan air 2 jam dan 24 jam menunjukan bahwa penyerapan air tidak dipengaruhi oleh waktu oksidasi di dalam drum berputar dan waktu oksidasi di toggle dryer. Hal ini menunjukkan bahwa struktur kulit yang terbentuk tidak jauh berbeda, sehingga kapasitas penyerapan airtidak berbeda secara nyata.

  50 100 150 200 250 300 350 400 450

  4

  6

  8 Pe n y er ap an Ai r

  2 Jam (%) Waktu Oksidasi di Dalam Molen (jam) Toggle Dry 1 Hari

  Toggle Dry 2 Hari Toggle Dry 3 Hari 50 100

  150 200 250 300 350 400 450

  4

  6

  8 Pe n y er ap an Ai r

  2

  4 Jam (%) Waktu Oksidasi di Dalam Molen (jam) Toggle Dry 1 Hari

  Toggle Dry 2 Hari Toggle Dry 3 Hari

  Sifat-sifat Kimia

  Sifat-sifat kimia kulit samoa, yakni pH, kadar minyak dan kadar abu, yang dihasilkan dari penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

  Tabel 1. Sifat-sifat kimia kulit samoa Waktu oksidasi di Waktu oksidasi

  Kadar minyak Kadar abu di toggle dry dalam molen pH

  (%) (%) (jam) (hari)

  4

  1

  7.0

  7.3

  1.6

  4

  2

  7.0

  4.5

  1.7

  4

  3

  7.5

  4.5

  2.0

  6

  1

  7.1

  6.6

  1.9

  6

  2

  7.1

  8.2

  2.1

  6

  3

  7.1

  4.1

  2.3

  8

  1

  7.2

  6.7

  2.0

  8

  2

  7.0

  6.7

  2.2

  8

  3

  7.6

  5.3

  2.6

  pH

  Nilai pH kulit samoayang dihasilkan adalah 7.0-7.6 (Tabel 1).pH kulit samoa yang dihasilkan dari penelitian ini telah memenuhi SNI (BSN 1990), yakni maksimum 8. Berdasarkan analisis ragam, waktu oksidasi di toggle dryer berpengaruh nyata pada nilai pH kulit samoayang dihasilkan. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa waktu oksidasi di toggle dryer selama 3 hari berbeda nyata dengan waktu oksidasi di

  

toggle dryer selama 1 dan 2 hari. pH terendah dihasilkan dari perlakuan dengan

  waktu oksidasi ditoggle dryerselama 2 hari yaitu rata-rata 7.0, sedangkan pH tertinggi dihasilkan dari perlakuan waktu oksidasi di toggle dryerselama 3 hari, yaitu rata-rata 7.6.

  Kadar Minyak

  Pengujian kadar minyak pada penelitian yang dilakukan untuk mengetahui banyaknya minyak yang terdapat pada kulit, terutama minyak yang masih tersisa di dalam kulit pada saat penyamakan minyak. Mutu kulit samoa yang baik adalah kulit dengan kandungan minyak yang rendah (<10%) (BSN 1990). Kadar minyak yang tinggi pada kulit samoadapat berakibat pada timbulnya bau, lengket dan tidak nyaman pada saat digunakan.

  Kadar minyak kulit samoa yang dihasilkan adalah 4.1%-8.2% (Tabel 1). Kadar minyak tersenut memenuhi SNI (BSN 1990), yakni maksimum 10%. Berdasarkan hasil analisis ragam,kadar minyak tidak dipengaruhi oleh waktu oksidasi di dalam drum berputar dan waktu oksidasi di toggle dryer.

  Kadar Abu

  Uji kadar abu digunakan untuk mengetahui banyaknya zat anorganik (mineral) yang terkandung dalam kulit samoa. Kadar abu kulit samoa yang dilakukan pada penelitian ini adalah 1.6%-2.6% (Tabel 1). Secara keseluruhan,kadar abu kulit samoa yang dihasilkan memenuhi SNI (BSN 1990), yaitu maksimum 5%.

  Analisis ragam menunjukkan bahwa waktu oksidasi di dalam molen dan waktu oksidasi di toggle dryer berpengaruh nyata terhadap kadar abu kulit samoa, sedangkan interaksi kedua fakroe tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu. Kadar abu tertinggi dihasilkan dari perlakuan waktu oksidasi didalam molen selama 8 jam dan waktu oksidasi di luar molen selama 3 hari, sedangkan nilai terendahnyadihasilkan dari perlakuan waktu oksidasi didalam molen selama 4 jam dan waktu oksidasi di toggle dryerselama 1 hari (Tabel 1).

  Sifat Organoleptik

  Sifat-sifat organoleptik kulit samoa, yakni kehalusan, warna dan bau abu, yang dihasilkan dari penelitian ini disajikan pada Tabel 2.

  Sifat organoleptik merupakan parameter utama untuk mengetahui mutu kulit samoa, sebab sifat tersebut yang terkait langsung dengan kenyamanan kulit samoa saat digunakan. Sifat organoleptik dari kulit samoa yang paling penting adalah warna, kehalusan dan bau.

  Hasil analisis ragam untuk faktor kehalusan menunjukkan bahwa faktor perlakuan waktu oksidasi di dalam molen dan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata, sedangkan faktor waktu oksidasi di toggle dryertidak berpengaruh nyata. Uji Duncan menunjukkan waktu oksidasi di dalam molen selama 4 jam dan 6 jam berbeda nyata terhadap waktu oksidasi di dalam molen selama 8 jam.

  Tabel 2. Sifat organoleptik kulit samoa Waktu oksidasi di Waktu oksidasi di

  Kehalusan Warna Bau dalam molen (jam) toggle dry (hari)

  4

  1

  6 9 7-8

  4

  2

  7 8 7-8

  4 3 8 -9 7 7-8

  6 1 8- 9 9 7-8

  6 2 6 -7 8 7-8

  6 3 5-6 7 7-8

  8 1 6-7 9 7-8

  8

  2

  9 8 7-8

  8

  3

  9 7 7-8 Warna kulit samoa dipengaruhi oleh waktu oksidasi di toggle dryer. Semakin lama waktu oksidasi di toggle dryer, maka intensitas warna kulit samoa yang dihasilkan semakin tinggi (Tabel 1). Warna yang dikehendaki pada kulit samoa adalah kuning muda mendekati putih sebagaimana yang disyaratkan di dalam SNI 06-1752-1990 (BSN 1990).

  Semua perlakuan yang memberikan nilai organoleptik bau yang sama. Hasil penilaian bau untuk semua perlakuan tersebut adalah 7-8 dalam skala 1-10 (Tabel 2). Hal tersebut mengindikasikan bahwa perlakuan waktu oksidasi yang dicoba pada penelitian ini tidak berpengaruh pada bau kulit samoa yang dihasilkan.

  Kajian Mikroskopis

  Uji SEM dilakukan terhadap kulit pikel dan kulit samoa yang memiliki kehalusan dan penyerapan air tertinggi.Mikrograf SEM disajikan pada Gambar 7. Dari hasil analisis nilai kehalusan dan penyerapan air diperoleh bahwa perlakuan kombinasi perlakuan waktu oksidasi di dalam molen selama 4 jam dan oksidasi di toggle dryerselama 3 hari merupakan hasil yang terbaik.

  Gambar 7 menunjukkan bahwa jalinan serat kulit samoa(Gambar 7b) lebih regang dan terbuka dibandingkan dengan kulit pikel (Gambar 7a). Hal tersebut terjadi karena adanya matriks polimer hasil oksidasi minyak yang mengisi antar jalinan serat dan menjaga antar serat berjauhan (Covington 2009). a b

  Gambar 7. Mikrograf SEM dengan magnifikasi 500×: (a) kulit pikel kambing dan (b) kulit samoa hasil perlakuan waktu oksidasi di dalam molen 4 jam dan di toggle dryer3 hari

  KESIMPULAN

  Perlakuan antara waktu oksidasi di dalam molen selama 4 jam dan di luar moen selama 3 hari merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan kulit samoa. Perlakuan dengan waktu oksidasi di dalam selama 4 jam dan di luar molen selama 3 hari memiliki nilai rata-rata untuk nilai penyerapan air dan nilai kehalusan organoleptik yang tinggi. Sifat-sifat kulit samoa hasil perlakuan terbaik tersebut adalah penyerapan air 2 jam sebesar 316% dan penyerapan air 24 jam sebesar

  2

  346%, kuat sobek 75.1 N/mm, kuat tarik 30.2 N/mm , dan kemuluran 178.1%,pH 7.5, kadar lemak 4.5% dan kadar abu 2.0%.Sifat-sifat organoleptik kulit, yakni kehalusan, warna dan bau, bermutu baik sampai sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

  BSN (Badan Standardisasi Nasional). 1990. Standar Nasional Indonesia:Kulit Samoa (Chamois). SNI 06-1752-1990. BSN, Jakarta. Covington, A.D. 2009. Tanning Chemistry, the Science of Leather. The Royal Society of Chemistry,Cambridge. Hongru, W., Yuanyue, M., Yue, N. An Oil Tanning Process Accelerated by Oxidation with Natrium Percarbonate. Journal of the Society of Leather Technologists and Chemists, 2008, 92: 205-209. Krishnan, S.H., Sundar, V.J., Rangasamy, T., Muralidharan, C., Sadulla, S. Studies on Chamois Leather

  • – Tanning Using Plant Oil. Journal of the Society of Leather Technologists and Chemists, 2005, 89: 260-262.

  SLTC(Society of Leather Technologists and Chemists). 2006. Official Methods of Analysis. Society of Leather Technologists and Chemists,Northampton. Suparno, O., Kartika, I.A., Muslich. 2009a. Chamois leather tanning using rubber seed oil. Journal of the Society of Leather Technologists and Chemists, 93(4):

  158-161. Suparno, O. 2010. Optimization of chamois leather tanning using rubber seed oil.

  Journal of The American Leather Chemists Association, 105(6): 189-194. Suparno, O., Gumbira-

  Sa’id, E., Kartika, I.A., Muslich, Mubarak, S. An Innovative New Application of Oxidizing Agents to Accelerate Chamois Leather Tanning.

  Part I: The Effects of Oxidizing Agents on Chamois Leather Quality. Journal of the American Leather Chemists Association, 2011a, 106: 360-366. Suparno, O., Kartika, I.A., Muslich, Mubarak, S., Muzakki, S. 2011b. Percepatan Oksidasi pada Pembuatan Kulit Samoa dengan Penggunaan Natrium Hipoklorit. Paten No. P00201100901.

Dokumen yang terkait

Tradisi Lopis Raksasa dalam Perspektif Kerukunan Umat Beragama di Kota Pekalongan Rosidin Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI nazalnifayahoo.co.id Abstract - View of Tradisi Lopis Raksasa dalam Perspektif Kerukunan Umat Beragama di Kota Pekalong

1 3 21

Dakwah Kontemporer dan Radikalisme Agama di Bulukumba Mahmuddin UIN Alauddin MakassarI mahmuddin.dakwahuin-alauddin.ac.id Abstract - View of Dakwah Kontemporer dan Radikalisme Agama di Bulukumba

0 0 20

Interdependensi Variabel Makro Ekonomi terhadap Perkembangan Aset Perbankan Syariah Noni Rozaini , M. Yusuf Harahap dan M. Nasir Nasution Universitas Islam Negri Sumatera Utara nonirozainigmail.com Abstract - View of Interdependensi Variabel Makro Ekonomi

0 0 22

Peningkatan Kinerja Karyawan Perbankan Syariah di Gorontalo (Studi atas Budaya Organisasi, Kompetensi dan Motivasi) Mustofa mustofatokgmail.com Abstract - View of Peningkatan Kinerja Karyawan Perbankan Syariah di Gorontalo (Studi atas Budaya Organisasi, K

1 0 23

Pengembangan Kurikulum Ekonomi dan Akuntansi Syariah di Sekolah (Studi atas Persepsi Guru dan Siswa di SMA Kota Gorontalo) Niswatin, Roy Hasiru , La Ode Rasuli (Universitas Negeri Gorontalo) Email:niswatin.imranyahoo.com Abstract - View of Pengembangan Ku

0 0 14

Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Manajemen Laba Efisien Perbankan Syariah di Indonesia Muhammad Wahyuddin Abdullah dan Nurul Ainun Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tosir_wahyuyahoo.com; nurulainun234yahoo.com Abstract - View of Impleme

0 0 21

Aktualisasi Peran dan Tantangan Perguruan Tinggi Islam dalam Pencerahan dan Pencerdasan A. Marjuni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar h.marjunijyahoo.com Abstract - View of Aktualisasi Peran dan Tantangan Perguruan Tinggi Islam dalam Pen

0 0 17

Pola Pengkaderan Ulama di Sulawesi Selatan (Studi pada Program Ma’had Aly Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo) Idham Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar idham.litbangmksgmail.com Abstract - View of Pola Pengkaderan Ulama di Sul

0 0 20

View of Model Kepemimpinan Ideal Pada Fak Tarbiyah dan Keguruan : Studi Kasus di IAIN Sultan Amai Gorontalo

0 0 24

Kompetensi lulusan LPTK Islam dan LPTK Umum menurut Stakeholder Amirah Diniaty, Risnawati, Dicki Hartanto UIN Suska Riau amirah.diniatygmail.com Abstract - View of Kompetensi lulusan LPTK Islam dan LPTK Umum menurut Stakeholder

0 1 22