MAKALAH TAFSIRAN PERJANJIAN LAMA KEJADIA

1

BAB I
PENDAHULUAN
Allah adalah Allah yang penuh kasih dan kebaikan. Ketika masa penciptaan Allah selalu
mengatakan bahwa segala sesuatunya adalah baik. Termasuk didalam kejadian 1:31, “Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Manusia adalah salah satu
ciptaan Allah yang sungguh mulia diantara setiap ciptaan lainnya, sebab manusia diciptakan
dalam rupa dan gambar Allah itu sendiri. Kejadian 1:26, “Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita,…” Allah selalu menghendaki yang terbaik untuk seluruh
ciptaan-Nya. Tetapi kejatuhan Adam dan Hawa di dalam ketidaktaatan mengubah jalan
kehidupan mereka yang telah direncanakan oleh Allah di dalam kekekalan bersama Allah.
Latar Belakang Masalah
Kejahatan-kejahatan manusia pada masa sekarang sungguh tidak dapat dicegah dan
diatasi lagi. Semakin hari kejahatan di bumi semakin bertambah dan terus meningkat. Secara
khusus saja tingkat kejahatan yang terjadi di Negara Indonesia. TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Tingkat kejahatan di Indonesia cukup mengkhawatirkan dan dapat mengintai siapa
pun tak peduli jenis kelaminnya. Setidaknya, tiap satu menit dan 31 detik atau 91 detik
kejahatan muncul dan hal tersebut terjadi selama 2012. Demikian disampaikan Wakil
Kabareskrim Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman Nasution saat diskusi akhir tahun, 'Refleksi
Penegakan Hukum dan HAM,' di Graha Pengayoman, kompleks Kementerian Hukum dan

HAM, Jakarta, Rabu (26/12/2012). "Jumlah kejahatan di Indonesia sepanjang 2012, sampai
Nopember 2012 mencapai 316.500 dengan rsiko penduduk yang mengalami kejahatan 136
orang. Jadi, setiap satu menit dan 31 detik terjadi satu kejahatan," ujar Saud yang datang

2

mewakili Kapolri Jenderal Timur Pradopo.1 Angka-angka ini bukanlah sesuatu yang biasa, tetapi
ini menunjukan bahwa manusia semakin hari semakin jahat. Bukan hanya di Indonesia, masih
banyak negara-negara lain pula yang memiliki tingkat kejahatan yang lebih tinggi dari Indonesia.
Namun dari data statistic Indonesia sudah cukup menunjukan bahwa kejahatan manusia terus
berlangsung hingga saat ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana sikap Allah akan
kejahatan yang demikian terjadi, apakah Allah adalah Allah yang tidak perduli akan kejahatan
manusia yang samakin meningkat setiap harinya? Perspektif inilah kemudian yang akan dibahas
oleh penulis. Masalah kejahatan seakan-akan membuat sebagian orang meragukan bahwa Allah
turut mengontrol keadaan dunia ini. Jika memang Allah mengontrol dunia, mengapa kejahatan
masih saja terjadi dan mengapa Allah tidak turut mengambil bagian untuk menghentikan
kejahatan tersebut?
Oleh sebab masalah inilah maka penulis ingin membahas tentang bagaimana sikap dan
tindakan Allah sesuai dengan Kejadian 6:1-8 tentang kejahatan manusia pada masa lalu. Judul
yang akan ditulis oleh penulis adalah “Kejahatan Manusia di Muka Bumi Kejadian 6:1-8”.

Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah kali ini, penuli ingin membahas tentang beberapa hal, pertama
apakah yang kejahatan yang dilakukan oleh manusia berdasarkan Kejadian 6:1-8? Kedua,
Bagaimanakah sikap Allah terhadap kejahatan manusia berdasarkan Kejadian 6:1-8? Ketiga,
Apakah Aplikasi dari kisah kejahatan manusia dalam Kejadian 6:1-8 pada masa ini?

1

http://www.tribunnews.com/nasional/2012/12/26/polri-kejahatan-di-indonesia-terjadi-tiap-91-detik

3

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah pertama untuk memberikan kesinambungan tentang
bagaimana peranan Allah ketika kejahatan manusia dimuka bumi ini semakin hari semakin
meningkat.
Ruang Lingkup Penulisan
Penulisan makalah ini dibatasi pada ruang lingkup penulisan dan pembahasan kisah
kejahatan manusia yang terdapat dalam kitab Kejadian 6:1-8.
BAB II

KITAB KEJADIAN
Latar Belakang
Kitab Kejadian adalah kitab pertama dalam susunan kitab-kitab dalam Alkitab yang
bercerita tentang asal mula kehidupan didunia ini. Kitab Kejadian kitab segala permulaan dan
berisi dasar-dasar bagi sebagian besar teologi Perjanjian Lama. Pemahaman mengenai isi dan
amanat kitab ini sangat diperlukan untuk menelaah kitab-kitab yang lain di Alkitab.2 Jelas sekali
bahwa kitab Kejadian memberikan sumbangsih besar akan sejarah keberadaan segala sesuatu di
dunia ini. Judul kitab ini “Kejadian” diambil dari Septuaginta (P.L dalam bahasa Yunani) yaitu
(Genesis) dan berarti permulaan. Judul ini sangat cocok karena di dalam kitab ini terdapat
permulaan dari banyak hal. Dalam bahasa Ibrani judulnya diambil dari kata-kata pertama
“b’resit” yang berarti “pada mulanya”.3 Kitab Kejadian disebut sebagai buku tentang asal mula,
karena asal mula alam semesta, asal mula penciptaan umat manusia, asal mula kejatuhan, dan
2
3

Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survey Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2008), 141
Carl A. Redd, Diktat Torah Kejadian Sampai Ulangan (Yogyakarta: STII, 2000), 2.

4


asal mula pekerjaan penyelamatan oleh Allah dimulai di dalam kitab Kejadian. Akan tetapi,
kitab Kejadian bukan hanya merupakan permulaan akan hal-hal tersebut, melainkan juga
merupakan pendahuluan dari seluruh alkitab dan buku yang memperlihatkan cetak biru sejarah
penebusan (Yesaya 46:10; 48:3).4
Penulis Kitab Kejadian
Penulis kitab Kejadian adalah Musa. Menurut tradisi Yahudi dan Kristen kelima kitab
Taurat ditulis oleh Musa. Namun diantara para ahli pada masa kini terdapat perbedaan pendapat
tentang berapa banyak bahan dalam kitab-kitab tersebut yang sungguh-sungguh berasal dari
Musa.5 Para pakar yang berpegang kepada penulisan Musa mengemukakan berita menyatu bagi
kitab ini, karena mereka percaya kitab tersebut memiliki latar belakang dan tujuan yang
menyatu. Tidak cukup hanya berpegang bahwa Musa penulis kitab Kejadian supaya berada
dalam posisi untuk mendapat berita tersebut. Oleh karena itu cerita-cerita dalam Kejadian
dianggap bersikulasi di antara orang-orang Israel di Mesir selama sebelum Musa.6
Tema dan Teologi Kitab Kejadian
Ada beberapa tema penting di dalam kitab Kejadian yang dapat menjadi dasar dari
pondasi teologi kitab ini. Tema utama dari Kejadian adalah tema permulaan, yang membahas
dari pasal 1-11 tentang bagaimana dunia dijadikan? Bagaimana manusia timbul di dalam dunia?
Bagaimana dosa masuk ke dalam dunia? Bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa? Bagaimana
Allah memberikan pengharapan akan keselamatan kepada manusia yang telah jatuh ke dalam
dosa? Bagaimana dosa menyebar di dunia? Bagaimana hukuman yang besar dijatuhkan atas


4

Abraham Park, Silsilah di Kitab Kejadian diterjemahkan oleh Youn Doo Hee (Jakarta: Grasindo, 2007), 8.
David L Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 25.
6
Parlaungan Gultom, Diktat Teologi Perjanjian Lama Kejadian-Ester (Yogyakarta: STII, 1999), 1-2.
5

5

manusia dalam air bah? Bagaimana sebagian dari manusia diselamatkan dan manusia disebar di
dalam dunia?7
Beberapa tema lain adalah:
1. Berkat. Dalam kitab Kejadian berkat (dan lawannya yaitu kutuk) adalah tema besar.
Sesudah Allah menciptakan bumi dan isinya ia memberkatinya. Kemudian sesudah
manusia berdosa Allah mengutuk bumi sebab dosa Adam.
2. Manusia hanya akan mengalami keadaan baik kalau ia bersandar pada Tuhan. Setiap
kali manusia berusaha mencari kebaikan di luar Tuhan ia gagal. Lebih dari itu ia
mendapat hal-hal yang sungguh jahat.

3. Tanah. Sebab kitab ini tertulis kepada bangsa Israel yang sedang disediakan untuk
memasuki dan mendiami tanah Kanaan, kita tidak heran kalau tema “tanah” menonjol
dalam kitab ini.8
BAB III
KEJAHATAN MANUSIA DI BUMI DALAM KEJADIAN 6:1-8
Teks Kejadian 6:1-8 LAI
6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir
anak-anak perempuan,
6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu
mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia,
karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika
anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu
melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala,
orang-orang yang kenamaan.
7
8

Carl A. Redd, Diktat Torah Kejadian Sampai Ulangan (Yogyakarta: STII, 2000), 2.

Ibid, 3.

6

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6 maka menyesallah d TUHAN , bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu
memilukan hati-Nya.
6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari
muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di
udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka. "
6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Dari teks ini penulis membahas tentang beberapa hal yang berkaitan dengan kejahatan
manusia di bumi dan respon Allah terhadap kejahatan yang dilakukan oleh manusia. Pada
Kejadian 6:1-4 prolog penulis menjelaskan tentang beberapa hal, pertama manusia mengalami
yang namanya pertambahan jumlah melalui kelahiran. Kedua, adanya pernikahan yang terjadi
diantara anak-anak Allah dan anak-anak manusia, dalam hal ini anak-anak Allah mengambil
isteri sesuai dengan keinginan mereka. Ketiga, penjelasan tentang janji Tuhan bahwa Rohnya
tidak akan tinggal tetap pada manusia dan manusia hanya berumur paling panjang adalah 120
tahun. Keempat, sejarah membuktikan bahwa pernikahan antara anak-anak Allah dan anak-anak

manusia melahirkan keturunan raksasa dibumi.
Kejadian 6:5-8, menjelaskan bagaimana respon Allah terhadap kejahatan yang dilakukan
oleh manusia. Pertama, dari kalimat “ketika dilihat Tuhan”, ini menunjukkan bahwa Allah selalu
melihat perilaku manusia di bumi. Kedua, Tuhan “menyesal” atas kejahatan yang telah
dilakukan oleh ciptaan-Nya. Ketiga, kejahatan manusia dikatakan “memilukan hati-Nya”, ini
menjelaskan bagaimana Allah merasa tersakiti ketika manusia berdosa. Keempat, Allah tidak
hanya diam melihat kejahatan, tetapi Ia menghukum kejahatan itu dengan janji “menghapuskan
manusia, hewan dan binatang melata dan burung diudara. Kelima, dalam penghukuman Allah
masih memiliki kasih karunia yang diberikan kepada Nuh.

7

Jelas pada kisah Kejadian 6;1-8 ini menjelaskan suatu dasar dari penghukuman yang
kemudian Allah lakukan dengan Air Bah. Kejahatan manusia mendukakan hati Allah, sehingga
dengan keadilan Allah menghukum ciptaan-Nya.
Kriteria Kejahatan Manusia Dalam Kejadian 6:1-8
Pada konteks teks ini ada beberapa kejahatan yang dilakukan manusia pada sejarah masa
lalu, dan kejahatan itu memberikan efek luar biasa bagi penghukuman Allah pada masa itu. Bisa
dibanyangkan bagaimana Allah menghukum manusia pa da masa itu dengan Air Bah. Kejahatan
yang begitu mengerikan menyebabkan Allah berinisiatif untuk memusnahkan manusia dari bumi

ini. Ada beberapa kriteria kejahatan yang dilakukan manusia pada masa lalu, kriteria adalah
"ukuran yg menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu"9 , sehingga ada beberapa ukuran
yang menjadi dasar dari Allah menghukum manusia pada masa itu.
Perkawinan Anak Allah dan Anak Manusia
Kejadian 6:2 menjelaskan tentang perkawinan antara anak-anak Allah dan anak-anak
manusia. Tidak banyak penafsir yang dapat menjelaskan secara rinci tentang apa yang dimaksud
dengan anak-anak Allah. Tetapi beberapa penafsir menuliskan demikian, "Anak-anak Allah ialah
orang-orang dari keturunan Set. Jadi dosanya ialah menikah dengan "anak-anak manusia" yang
disamakan dengan keturunan Kain. Dasarnya adalah pertama, keuturunan Set bisa disebut
"anak-anak Allah sebab Kejadan 5:1-3 menjelaskan bahwa Set lahir "merupakan rupa dan
gambar" Adam, dan di dalam Lukas 3:38 Adam disebut sebagai "Anak Allah". Kedua, sama
dengan tantangan diatas yang menyatakan bahwa malaikat tidak bisa kawin. Tantangan, Istilah
Anak-anak Allah tidak pernah dipakai untuk manusia di tempat lain. Tidak ada dasar untuk

9

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php

8


menyamakan "anak-anak perempuan manusia" dengan keturunan Kain.10 Menuru tasiran Sabda,
Kemungkinan besar yang dimaksudkan adalah keturunan Set yang saleh (bd. Ul 14:1; 32:5;
Mazm 73:15; Hos 1:10); mereka mulai menikah dengan "anak-anak perempuan manusia," yaitu
wanita tidak saleh dari keturunan Kain , bahwa "anak-anak Allah" itu adalah malaikat kurang
dapat diterima karena Yesus menyatakan bahwa malaikat tidak menikah (Mat 22:30; Mr 12:25).
Persatuan orang saleh dengan yang tidak saleh ini menghasilkan "kejahatan" (ayat Kej 6:5), yaitu
perhatian orang saleh terikat oleh kejahatan. Sebagai akibatnya, bumi ini tercemar dan dipenuhi
dengan kekerasan (ayat Kej 6:11-13). 11 Apa yang disampaikan dalam Kejadian 6:2 adalah
adanya suatu kejadian dimana "perkawinan campur" memberikan dampak yang buruk. Apalagi
kejadian tersebut melanda banyak sekali orang dan menghasilkan kejahatan yang beraja-lela di
bumi.12 Beberapa tasiran ini menjelaskan bahwa adanya ketidak taatan dari orang-orang saleh
yang hidup bergaul dan menjadi sama dengan orang-orang yang tidak saleh. Hal ini dapat
dikategorikan sebagai tindakan melawan Allah dan berdosa dihadapan Tuhan. Meskipun banyak
tafsiran yang berbeda tentang ayat ini, namun sebagian besar dari kisah ini menceritakan
keinginan dari anak-anak Allah yang dikuasai oleh nafsu kedagingan untuk mengambil isteri dari
anak-anak manusia. Bahkan mereka dengan sesuka hati mengambil isteri-isteri sesuai dengan
keinginan mereka sendiri, tanpa memperdulikan ketaatan mereka.

Kejahatan Manusia Semakin Besar Kejadian 6:5


10

Carl A. Redd, Diktat Torah Kejadian Sampai Ulangan (Yogyakarta: STII, 2000), 21.
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=6&verse=2
12
http://www.sarapanpagi.org/anak-anak-allah-dan-anak-anak-manusia-vt404.html
11

9

Pada teks Kejadian 6:5 dijelaskan bahwa kejahatan manusia semakin besar, bahkan hati
mereka cenderung membuahkan kejahatan semata-mata. Ini menjelaskan bahwa manusia pada
masa itu bukan hanya sikapnya yang jahat, tetapi juga dari hatinya memang cenderung untuk
melawan Allah dan melakukan kejahatan terus menerus. Makin lama manusia semakin jahat.
Perhatikan bahwa Allah menyalahkan manusia karena hatinya jahat, bukan hanya karena
kelakuannya saja.13 Di zaman Nuh sifat dosa manusia dengan terang-terangan ditunjukkan
dalam dua hal utama: nafsu seksual (ayat Kej 6:2) dan kekerasan (ayat Kej 6:11). Kebejatan
manusia tidak berubah; nafsu dan kekerasan masih merupakan sarana ungkapan kejahatan yang
tak terkendali. Dewasa ini perilaku amoral, kefasikan, pornografi, dan kekerasan menguasai
masyarakat kita (lih. Mat 24:37-39).14 ‘Hati’ adalah pusat aktivitas pikiran manusia. Jadi, yang
rusak adalah sumbernya! Kalau hati yang merupakan sumber itu rusak, maka seluruh kehidupan
menjadi rusak. Bandingkan ini dengan Mark 7:20-23 yang berbunyi: “Apa yang keluar dari
seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran
jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa
nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan
menajiskan orang”.15 Kecenderungan akan dosa ini membuat manusia dikategorikan sebagai
manusia yang penuh dengan kajahatan pada masa itu.
Respon Allah Terhadap Kejahatan
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa Allah bukanlah Allah yang diam dan tidak
memiliki mata serta telinga untuk melihat kepada ciptaan-Nya. Pada kisah Kejadian 6:1-8 ini
dijelaskan tentang bagaimana Allah meresponi kejahatan itu dengan penghukuman, bahkan

13
14
15

Carl A. Redd, Diktat Torah Kejadian Sampai Ulangan (Yogyakarta: STII, 2000), 23.
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=6&verse=5
http://www.golgothaministry.org/kejadian/kejadian-6_1-8.htm

10

prolog menjelaskan bagaimana perasaan Allah ketika kejahatan itu semakin dahsyat dimuka
bumi. Tercatat ada beberapa respon Allah terhadap manusia yang jahat dan berdosa.
Pertama, Allah menarik Roh-Nya dari pada manusia (ay.3). Disini Allah menarik RohNya dari manusia yang adalah daging. Memang ada beberapa penafsiran yang mengatakan
bahwa 120 tahun yang dimaksudkan oleh Allah sebagai akibat dari penarikan Roh-Nya adalah
umur manusia yang hanya tinggal 120 tahun saja dan jangka waktu pertobatan selama 120 tahun
sebelum Air Bah itu datang. Kedua, Allah melihat kejahatan manusia itu (ay.5), disana terdapat
kalimat "Allah melihat...". Hal ini menjelaskan bahwa segala kebaikan dan kejahatan selalu
terlihat dari mata Allah, tidak ada satupun yang tersembunyi dari pada-Nya. Ketiga, Allah
melihat sampai kedalaman hati manusia (ay.5), pada kalimat "kecenderungan hati..." ini
menjelaskan Allah yang Mahatahu akan segala sesuatu yang ada dalam dri manusia. Keempat,
Allah menyesal (ay.6). Ini menjelaskan tentang perasaan Allah yang dilukiskan seperti manusia
menyesali akan sesuatu. Demikian juga Allah merasakan penyesalan akan ciptaan-Nya karena
dosa yang telah mereka lakukan. Kelima. Memilukan hati Allah (ay.6), kata ini menjelaskan
tentang "kesedihan" bagamana Allah begitu sedih karena kejahatan manusia yang begitu besar,
dan tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. Keenam, Allah menghapuskan manusia (ay. 7),
pada bagian ini Allah meresponi manusia dengan keras, Ia menubuatkan tentang
penghukumannya terhadap dosa manusia tersebut.

BAB IV

11

APLIKASI TEKS KEJADIAN 6:1-8 PADA MASA KINI
Pada masa kini, kisah sejarah dari kejahatan manusia dalam Kejadian 6:1-8 menjelaskan
tentang beberapa aplikasi bagi setiap orang percaya pada masa kini. Hal itu antara lain adalah :
Pertama, manusia akan selalu semakin jahat karena sifat dosa yang dimiliki sebagai dosa
keturunan dari Adam dan Hawa.
Kedua, kejahatan manusia sebanarnya memiliki dampak yang luar biasa terhadap
kehancuran moralitas dunia ini.
Ketiga, kejahatan manusia memberikan dampak kepada hubungan antara Allah dan
manusia. Hubungan itu menjadi hubungan yang rusak oleh karena dosa yang dilakukan manusia
dalam ketidaktaatan mereka.
Keempat, Kejahatan manusia jelas bukan kejahatan yang tidak diresponi oleh Allah.
Akan tetapi kejahatan manusia memiliki dampak menyakiti dan membuat Allah murka akan
kejahatan yang dilakukan.
Kelima, Allah adalah Allah yang pro aktif terhadap dunia ini dan segala isisnya. Allah
menunjukan hal itu melalui sikap-Nya yang memiliki perasaan dan menghukum manusia yang
berdosa karena tindakan kejahatan mereka yang mereka lakukan.

BAB V

12

KESIMPULAN
Dari paparan yang disampaikan penulis, secara garis besar penulis menganggap bahwa
kisah kejahatan manusia pada masa sejarah yang dicatat dalam kejadian 6:1-8, merupakan
kejahatan yang benar-benar keji karena kejahatan itu sungguh menyakiti hati Allah.

Setiap

kejahatan yang dilakukan manusia diketahui oleh Allah dan tidak ada satupun kejahatan yang
tidak Allah ketahui.

Manusia membuat kejahatan dan selalu memiliki dampak terhadap

hubungan antara manusia dan Allah. Kejahatan selalu membawa manusia hidup diluar lingkaran
kehendak Allah, bahkan kejahatan yang sudah mendarah daging membuat hati setiap manusia
hanya menghasilkan dan memikirkan kejahatan terus-menerus dalam hidupnya.
Allah adalah Allah yang Maha Adil, sehingga segala kejahatan akan mendapatkan
penghukuman pada masa dan waktunya, jelas ada waktu untuk pertobatan yang diberikan oleh
Allah kepada setiap manusia. Sama seperti apa yang pernah diberikan kepada manusia yang ada
di dalam Kejadian 6:1-8, Allah pun memberikan waktu pertobatan bagi setiap manusia yang
melakukan kejahatan.

Selalu ada kasih karunia ditengah-tengah limpahan dosa yang besar

didunia ini. Hal itupun dtunjukan Allah melalui kasih karunianya kepada Nuh dan keluarganya,
sehingga mereka bisa melewati masa penghukuman Air Bah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

13

Baker, David L. Mari Mengenal Perjanjian Lama . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.
Hill, Andrew E. dan John H. Walton, Survey Perjanjian Lama.. Malang: Gandum Mas, 2008.
Gultom, Parlaungan . Diktat Teologi Perjanjian Lama Kejadian-Ester . Yogyakarta: STII, 1999.
Park, Abraham . Silsilah di Kitab Kejadian diterjemahkan oleh Youn Doo Hee. Jakarta:
Grasindo, 2007.
Redd, Carl A. Diktat Torah Kejadian Sampai Ulangan. Yogyakarta: STII, 2000.
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
http://www.sarapanpagi.org/anak-anak-allah-dan-anak-anak-manusia-vt404.html
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=1&chapter=6&verse=5
http://www.golgothaministry.org/kejadian/kejadian-6_1-8.htm
http://www.tribunnews.com/nasional/2012/12/26/polri-kejahatan-di-indonesia-terjadi-tiap-91detik