PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT CERI PADA PEMBERIAN PUPUK HAYATI MIKORIZA, AZOLLA SERTA PENGURANGAN PUPUK N DAN P GrowthaAnd Yield of Cherry Tomatto Affected by Application of Mycorrhiza, Azolla, and Subtraction of N and P Fertilizer

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT CERI PADA PEMBERIAN PUPUK

HAYATI MIKORIZA, AZOLLA SERTA PENGURANGAN PUPUK N DAN P

  

GrowthaAnd Yield of Cherry Tomatto Affected by Application of Mycorrhiza,

Azolla, and Subtraction of N and P Fertilizer

Oleh:

  1), 1) 2)

  E. Rokhminarsi Hartati dan Suwandi

  1)

  Jurusan Budidadaya Pertanian Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto

  2)

  SMK N I Kalibagor Purwokerto

  ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil tomat ceri pada pemberian pupuk

hayati mikoriza, azolla, serta pengurangan pupuk N dan P. Penelitian berupa percobaan pot dengan

rancangan faktorial 2 x 2 x 3. Faktor yang dicoba: 1) pemberian pupuk hayati mikoriza yaitu tanpa mikoriza

dan dengan mikoriza, 2) pemberian kompos azolla yaitu: tanpa azolla dan dengan kompos azolla, 3)

pengurangan pupuk N dan P yang terdiri dari: 0% (sesuai dosis rekomendasi), 15 % dari dosis rekomendasi,

dan 30 % dari rekomendasi. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap, yang diulang 3

kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman tomat ceri terbaik dicapai pada tanaman

tanpa mikoriza dengan pengurangan pupuk N dan P 15%, demikian juga untuk pemberian azolla. Hasil tomat

ceri yang tinggi dicapai pada tanaman yang diberi azolla dengan pengurangan pupuk N dan P15%, tetapi

apabila tanaman diberi mikoriza dan azolla pengurangan pupuk hingga 30%.

  Kata kunci: Azolla, mikoriza, pupuk hayati, tomat ceri.

  ABSTRACT The aim of this research was to know the growth and yield of cherry tomato affected by application

of mycorrhiza, azolla compost, and subtruction of NP fertilizer. This research was pot experiment with

factorial 2x2x3. The factor were : 1) mycorrhiza biofertilizer that was : without and with mycorrhiza, 2)

azolla compost: without and with azolla compost, and 3) the deduction of NP fertilizer that consist of : 0%

restriction from NP fertilizing recomendation, 15 % from NP fertilizing recomendation, and 30 % from NP

fertilizing recomendation. This experiment used randomized complete block design which three replications.

The results showed that the best growth of cherry tomato oocuured on the plant without mycorrhiza and 15%

N and P deduction from recommendation one. Similar result also happed when plant was applied with azolla.

The highest crop yield oocured on the plant applied with azolla and and subtraction of NP up to 15%.

However when plant was applied with mycorrhiza and azolla, the subtraction was able to increase up to 30%

of N and P deduction.

  Key words: Azolla, biofertilizer, cherry tomato, mycorrhiza.

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007 PENDAHULUAN

  Tomat ceri (Lycopersicon

  cerasiforme ) adalah sejenis tomat buah

  yang mempunyai citarasa tersendiri di kalangan konsumennya terutama golongan menengah ke atas dan luar negeri, yaitu dijadikan buah segar untuk pencuci mulut dan pelepas dahaga layaknya buah anggur. Permintaan tomat ceri di dalam negeri terus meningkat, bahkan pada Januari-Agustus 1991 Indonesia harus mengimpor sebanyak 3.128 kg yang senilai US$ 5.794 dan tahun-tahun berikutnya terus meningkat (Rukmana, 1994). Di lain pihak, tanaman tomat mempunyai pengganggu tanaman yang potensial untuk menimbulkan kerusakan yaitu penyakit layu bakteri yang sulit dikendalikan, sedangkan kerugian akibat dari penyakit ini dapat mencapai 100% (Hanson et al., 1998 dalam Wirfiyyatin dkk., 1999).

  Selain itu, tanaman tomat membutuhkan konsentrasi nutrisi yang tinggi yaitu 180 kg N, 150 kg P

  2 O 5 dan

  100 kg K

2 O per ha (Balai Penelitian

  Tanaman Sayuran, 1997). Masukan pupuk kimia yang tinggi dapat mengakibatkan tanaman peka terhadap menyebabkan busuk ujung buah dan gugur bunga (Rukmana, 1994) serta dapat menimbulkan efek samping bagi ekosistem juga terhadap hasil buah sendiri. Berbagai cara pengendalian penyakit pada tomat telah dilakukan seperti rotasi tanaman, solarisasi tanah, dan fumigasi, tetapi hasilnya kurang efektif menekan perkembangan patogen. Penggunaan antibiotika dapat menimbulkan resistensi terhadap patogen itu sendiri disamping residunya dapat mencemari lingkungan. Suatu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia dan mampu mengatasi penyakit layu bakteri adalah dengan pemanfaatan pupuk hayati mikoriza, namun dalam aplikasinya terdapat kendala yang seringkali muncul yaitu terbatasnya inokulum (pupuk hayati) mikoriza di pasaran dan teknik aplikasinya. Rokhminarsi dan Rohadi (2002) dalam penelitiannya telah mendapatkan suatu formulasi pupuk hayati mikoriza hasil kultur mikoriza lokal (trapping) dan perlu dikaji efektifitasnya pada tanaman tomat ceri. Pemanfaatan mikoriza selain meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman, juga dapat menekan kebuituhan pupuk P sebesar 20 - 30 % (Santoso, 1994).

  Alternatif lain adalah dengan pemberian bahan kering azolla. Azolla merupakan tumbuhan air yang hidup di sawah bersamaan dengan padi sehingga seringkali menjadi gulma bagi tanaman padi, namun mempunyai peran sebagai penambat N udara yang dapat menambah unsur hara N jika digunakan sebagai kompos (bentuk bahan kering). Pada umumnya aplikasi azolla diterapkan pada padi sawah dengan sistem tanam ganda bawahnya. Apabila dalam bentuk bahan kering atau kompos, maka azolla dapat dipakai pada pertanian lahan kering seperti tomat ceri. Menurut Rao dkk. (1993) penggunaan azolla sebagai pupuk organik dapat menghemat pupuk N hingga 50 %.

  Untuk meningkatkan hasil tomat ceri dengan kualitas sesuai dengan kebutuhan konsumen dan memasyarakatkan pupuk hayati mikoriza dalam rangka mendukung pertanian organik, telah dilakukan penelitian

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  mengenai aplikasi pupuk hayati mikoriza dan kompos azolla pada tomat ceri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil tanaman tomat ceri pada pemberian pupuk hayati mikoriza, kompos azolla, serta pengurangan pupuk N dan P.

  Percobaan menggunakan pot telah dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto pada bulan Agustus sampai dengan Nopember 2003 menggunakan rancangan faktorial 2 x 2 x 3. Faktor yang dicoba: 1) Pemberian pupuk hayati mikoriza yaitu tanpa mikoriza (M0), dan dengan mikoriza sebanyak 30 g setara dengan 60 spora /polibag (M1), 2) Pemberian kompos azolla yaitu tanpa kompos azolla (A0), dan dengan kompos azolla sebanyak 166,7 g/polibag (setara dengan 6 ton/ha), 3) Pengurangan pemakian pupuk N dan P, terdiri dari tidak dikurangi yaitu sesuai dosis rekomendasi (P1), pengurangan sebanyak 15 % (P2), dan pengurangan sebanyak 30% (P3). Dosis rekomendasi pemupukan N dan P pada tomat ceri adalah 180 kg N dan 150 kg P

  2 O 5 /ha. Seluruhnya terdapat 12

  kombinasi dan dialokasikan ke dalam unit percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok yang diulang 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi dan uji banding ganda DMRT 5 %. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah buah/tanaman, bobot buah/tanaman, bobot per buah, dan persentase infeksi mikoriza Selain itu juga dilakukan analisis serapan N dan P jaringan tanaman.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati mikoriza pada tomat ceri berpengaruh nyata terhadap persentase infeksi mikoriza, bobot kering tajuk dan jumlah buah/tanaman, sedangkan pemberian azolla berpengaruh nyata terhadap persentas einfeksi mikoriza, luas daun, bobot kering tajuk, jumlah buah/tanaman dan bobot buah/tanaman. Pengurangan pupuk N dan P berpengaruh nyata terhadap persentase infeksi mikoriza, bobot kering akar dan tajuk. Terdapat interaksi anatara pemberian mikoriza dengan pengurangan pupuk N dan P pada jumlah dan luas daun serta bobot kering akar dan tajuk. Interaksi juga terjadi pada pemberian azolla dan pengurangan pupuk N dan P pada luas daun dan bobot kering akar serta interaksi tiga faktor pemberian mikoriza, azolla dan pengurangan pupuk N dan P pada jumlah buah dan bobot buah per tanaman. Angka rata-rata pengaruh pemberian mikoriza, azolla dan pemakaian pupuk N dan P terhadap persentase infeksi mikoriza, pertumbuhan dan hasil tomat ceri A.

METODE PENELITIAN

   Persentase Infeksi Mikoriza, Serapan N dan P Tanaman Tomat Ceri pada Pemberian Mikoriza, Kompos Azolla, Pengurangan Pupuk N Dan P

  Pemberian mikoriza meningkatkan persentase infeksi mikoriza yaitu dari 15,98 % (M0) menjadi 92,58% (M1). Hal ini diduga pada tanaman yang diberi mikoriza mempunyai populasi jamur mikoriza yang lebih banyak

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  dibandingkan dengan tanpa pemberian mikoriza. Populasi jamur mikoriza yang lebih banyak di dalam media dapat meningkatkan kolonisasi jamur tersebut di dalam perakaran tanaman. Menurut Baon (1996) populasi jamur mikoriza di dalam media tanah akan mempengaruhi infeksinya dalam akar. Menurut Linderman (1992 dalam Agular et al. 1999), perkecambahan spora jamur mikoriza yang diinokulasikan distimulasi oleh adanya eksudat akar. Adanya infeksi jamur pada tanaman yang tidak diberi mikoriza, karena media tanam yang dipakai untuk percobaan ini tidak disterilisasi terlebih dahulu, sehingga masih terdapat propagul endogenous yang ternyata masih aktif.

  Pemberian azolla meningkatkan persentase infeksi mikoriza dari 50,16 % (A0) menjadi 58,41% (A1). Azolla dapat memperbaiki struktur tanah sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat ceri. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik memungkinkan kesesuaian antara jamur mikoriza dengan tanaman lebih baik pula, sehingga kolonisasi mikoriza juga lebih baik.

  Pengurangan pemakaian pupuk N dan P juga meningkatkan persentase pupuk N dan P sebanyak 30 % (P3) dari dosis rekomendasi, persentase infeksi mikoriza paling tinggi, kemudian diikuti oleh pengurangan 15 % dan tanpa pengurangan pupuk N dan P (Tabel 1). Hal ini karena pada kondisi ketersediaan unsur hara yang rendah terjadi peningkatan infektivitas, aktivitas dan efektivitas mikoriza. Pada dosis pupuk tinggi, ketersediaan unsur hara cukup banyak sehingga tanaman mampu menyerap unsur hara dengan baik tanpa adanya bantuan mikoriza, sehingga jamur mikoriza berkurang peranannya dalam menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman (aktivitas menurun). Hal ini didukung oleh Simanungkalit (1988), bahwa pemberian pupuk P yang tinggi dapat menurunkan kolonisasi dan produksi hifa jamur mikoriza.

  Gambar 1 menunjukkan bahwa pengurangan pupuk N dan P pada tanaman tomat ceri mempunyai pola yang berbeda-beda. Pada tanaman tanpa pemberian mikoriza dan azolla (M0A0) ternyata meningkatkan serapan N, diduga adanya pengaruh mikoriza endogenous yang mampu menyediakan unsur hara N bagi tanaman. Pada tanaman tanpa pemberian mikoriza tetapi diberi azolla (M0A1), pengurangan pupuk N dan P menurunan serapan N. Namun perlakuan ini mempunyai serapan N yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu M0A0, M1A0, dan M1A1. Karena adanya peran azolla yang dapat memperbaiki sifat fisik tanah sehingga ketersediaan unsur N dalam tanah meningkat, disamping penambahan pupuk N dan P. Pada tanaman dengan mikoriza tanpa azolla nilai serapan N menurun pada P2 kemudian meningkat lagi pada P3 dengan angka mendekati serapan N didominasi adanya penambahan azolla sesuai dengan perannya sebagai kompos pensuplai N (Sugito, et al., 1999). Pada tanaman yang diberi mikoriza dan azolla menunjukkan bahwa polanya sama dengan perlakuan M0A1, yaitu dengan pengurangan pupuk N dan P ternyata menurunkan serapan N di mana serapan N didominasi oleh adanya azolla sebagai pensuplai unsur hara N. Secara keseluruhan serapan N tertinggi dicapai pada tanaman yang diberi azolla dengan dosis pupuk anjuran.

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  Gambar 1. Serapan N pada perlakuan pemberian mikoriza, kompos azolla serta pengurangan pupuk N dan P.

  0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 M0A0 M0A1 M1A0 M1A1 Perlakuan Se ra p a n P ( g P2 O ) 5 p e r ta n a m a n P1 P2 P3

  Gambar 2. Serapan P pada perlakuan pemberian mikoriza, azola serta pengurangan pupuk N dan P. Gambar 2 menunjukkan bahwa pengurangan pemakaian pupuk N dan P pola yang berbeda-beda. Pada tanaman tanpa pemberian mikoriza dan azolla (M0A0), pada P2 terjadi peningkatan serapan P, diduga adanya pengaruh mikoriza endogenous yang mampu menyediakan unsur hara P bagi tanaman. Namun pengurangan hingga P3, menurunkan serapan P karena P yang tersedia kurang cukup untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman dan mikoriza untuk kolonisasi pada awal infeksinya. Pada tanaman tanpa pemberian mikoriza tetapi diberi azolla (M0A1), polanya sama dengan serapan N yaitu terjadi penurunan serapan P dengan adanya demikian, perlakuan M0A1 mempunyai serapan P yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu M0A0, M1A0, dan M1A1. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peran azolla yang lebih dominan dalam memperbaiki sifat fisik tanah sehingga ketersediaan unsur P dalam tanah meningkat, disamping penambahan pupuk N dan P. Pada tanaman dengan mikoriza tanpa azolla, polanya juga sama dengan serapan N yaitu menurun pada P2 kemudian meningkat lagi pada P3. Hal ini 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 M0A0 M0A1 M1A0 M1A1

  

Perlakuan

S e ra p a n N ( g N p e r ta n a m a n ) P1 P2 P3

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  menunjukkan bahwa serapan P juga didominasi oleh adanya penambahan azolla sesuai dengan perannya sebagai kompos pensuplai unsur-unsur hara tanaman. Pada tanaman yang diberi mikoriza dan azolla menunjukkan bahwa pengurangan pemakaian pupuk N dan P sebanyak 15% meningkatkan serapan P dan menurun jika pengurangannya sampai 30%. Pemberian pupuk buatan dosis tinggi (rekomendasi) menyebabkan unsur hara tersedia bagi tanaman, sehingga mikoriza endogenous dan

  exogenous menjadi inaktif serta serapan P

  rendah. Sebaliknya pengurangan pupuk N dan P 15%, menyebabkan kekurangan hara P sehingga mikoriza menjadi aktif dan serapan P meningkat. Akan tetapi pengurangan N dan P hingga 30% menurunkan serapan P, karena kurang cukupnya unsur P yang dibutuhkan oleh tanaman dan mikoriza. Hasil penelitian Simanungkalit dan Riyanti (1997) pada padi gogo, bahwa pengaruh interaksi pemberian kapur dan pupuk P pada pemberian mikoriza terhadap hasil menunjukkan pola yang sama dengan tanpa mikoriza yaitu peningkatan P hasilnya meningkat, kemudian peningkatan P hingga dosis 120 kg

  B.

   Pertumbuhan Tanaman Tomat Ceri pada perlakuan Pemberian Mikoriza, Azolla serta Pengurangan Pupuk N Dan P.

  Perbedaan bobot kering tajuk dipengaruhi oleh pemberian mikoriza, azolla dan pengurangan pemakaian pupuk N dan P (Tabel 1). Pengaruh pemeberian mikoriza, untuk variabel jumlah daun, bobot kering akar dan bobot kering tajuk tergantung pada pemberian pupuk N dan P (Tabel 2, 3, dan 4).

  Pada variabel bobot kering tajuk, pemberian mikoriza tergantung pada pengurangan pupuk N dan P (Tabel 4), di mana tanaman yang diberi mikoriza pada semua dosis N dan P mempunyai bobot kering yang sama dengan tanaman tanpa pemberian mikoriza dengan pengurangan pupuk N dan P 30% (M0P3). Namun demikian, secara statistik bobot kering tajuknya lebih rendah dibandingkan dengan tanaman tanpa pemberian mikoriza dengan pupuk N dan P 100% (M0P1) dan pengurangan 15% (M0P2). Pada tanaman tanpa mikoriza, tingginya bobot kering tajuk pada M0P1, karena pada pemberian pupuk 100% (dosis rekomendasi) unsur hara cukup tersedia bagi tanaman tomat ceri sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya, dengan pengurangan dosis pupuk N dan P sebesar 15% unsur hara menjadi berkurang, tetapi dengan adanya mikoriza indigenous dapat membantu penyediaan unsur hara bagi tanaman yang akibatnya bobot kering tajuk meningkat sehingga sama dengan perlakuan pada M0P1. Beberapa unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman akibat pengaruh mikoriza, selain unsur makro juga unsur mikro. Aplikasi mikoriza dapat K, Ca dan Na pada tanaman bawang merah (Rokhminarsi et al. 1997). Menurut Sieverding (1991), mikoriza berfungsi meningkatkan perluasan volume tanah untuk penyerapan unsur hara dan meningkatkan efisiensi unsur tersebut dari larutan tanah. Untuk unsur hara P, diserap dalam bentuk ortofosfat dan ditrasportasi secara aktif oleh hifa jamur sebagai polifosfat. Transport utama P dari jamur ke dalam tanaman terjadi pada sel akar yang mengandung arbuskul. Dalam hal ini terjadi pertukaran

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  Tabel 1. Nilai rata-rata persentase infeksi mikoriza dan pertumbuhan tanaman tomat ceri pada perlakuan pemberian mikoriza, azolla dan pengurangan pupuk N dan P

  V ariabel: N o P erlak uan P IM (% ) T T (cm ) JD (h elai) LD (cm 2) B K T (g) B K A (g)

  

1 M 0 15.98 b 144 .50 a 59.7 2 a 4 514 .75 a 76 .84 a 7.20 a

M 1 92.5 8 a 140 .61 a 59.1 4 a 4 226 .79 a 6 9.86 b 6.70 a

  

2 A 0 50.16 b 143 .39 a 58.2 0 a 4 673 .40 a 75 .70 a 7.13 a

A 1 58.4 1 a 141 .72 a 60.6 7 a 4 068 .14 a 7 1.00 b 6.78 a

  

3 P 1 42.0 2 c 140 .42 a 62.3 3 a 4 690 .69 a 77 .13 a 6 .88 b

P 2 56.25 b 142 .75 a 54.5 5 a 4 030 .21 a 7 4.67 b 8.39 a P 3 64.5 8 a 144 .50 a 61.4 2 a 4 391 .40 a 68 .25 c 5.59 c

  Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada variabel dan perlakuan sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%, PIM= persentase infeksi mikoriza, TT = tinggi tanaman, JD= jumlah daun, LD= luas daun, BKT= bobot kering tajuk, BKA= bobot kering akar.

  Tabel 2. Interaksi pemberian mikoriza dan pengurangan pupuk N dan P terhadap jumlah daun tomat ceri (helai)

  Perlakuan P1 P2 P3

M0 58,00 b 59,00 b 62,17 ab

M1 66,67 a 48,17 b 60,67 b

  Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris dan kolom sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%.

  Tabel 3. Interaksi pemberian mikoriza dan pengurangan pupuk N dan P terhadap bobot kering akar (g)

  Perlakuan P1 P2 P3 M0 6,65 b 10,11 a 4,83 c M1 7,12 a 6,66 a 6,35 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%.

  Tabel 4. Interaksi pemberian mikoriza dan pengurangan pupuk N dan P terhadap bobot kering tajuk (g)

  Perlakuan P1 P2 P3 M0 82,44 a 82,52 a 65,57 b M1 71,82 b 66,82 b 70,93 b

  Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris dan kolom sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%.

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  antara P dalam jamur dengan metabolit senyawa karbon dari tanaman ke jamur. Menurut Noggle dan Fritz (1983), unsur P merupakan unsur penyusun ATP dan transfer energi dalam reaksi metabolic tanaman. Dengan demikian, tingkat fotosintesis tanaman bermikoriza lebih tinggi daripada tanaman tidak bermikoriza (Smith dan Pearson, 1988). Pada M0, bobot kering tajuk pada P1 (dosis 100%) tidak berbeda dengan P2 (pengurangan 15%), karena adanya mikoriza indigenous yang mempunyai aktivitas dan efektivitas sama dengan mikoriza exogenous. Namun pada pengurangan dosis pupuk N dan P hingga 30% bobot kering tajuk menjadi turun karena terjadi penurunan perakaran yang ditandai dengan bobot kering akar (Tabel 4). Pada awalnya, pertumbuhan dan perkembangan mikoriza membutuhkan energi dari senyawa karbon tanaman tomat yang berupa fotosintat. Apabila pertumbuhan tanaman kurang baik, karena unsur hara yang kurang pada P3, maka kolonisasi jamur menjadi terhambat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak maksimal. Jadi, baik pada variabel bobot kering tajuk maupun bobot kering akar mempunyai pola yang sama. Hal ini pemberian pupuk N dan P berpengaruh pada pertumbuhan tajuk dan perakaran tanaman. Menurut Mengel dan Kirkby (1987), N yang diserap akar kemudian ditranslokasikan ke seluruh tubuh tanaman untuk sinstesis protein dan asam nukleat. Banyaknya N yang diedarkan tergantung pada N yang ada dalam tanah dan metabolisme akar.

  Tanaman yang diberi mikoriza, karena populasi jamur mikoriza banyak, membutuhkan energi karbohidrat yang tinggi untuk dikonsumsi jamur tersebut sehingga mengurangi pertumbuhan tanaman (bobot kering). Populasi jamur mikoriza yang lebih banyak dalam media dapat meningkatkan kolonisasi jamur tersebut di dalam akar tanaman. Hal ini didukung persentase infeksi akar pada tanaman yang diberi mikoriza lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tanpa mikoriza (Tabel 2), sehingga unsur yang diserap tanaman lebih banyak.

  Jumlah daun (Tabel 3) mempunyai pola berbeda dengan bobot kering akar dan tajuk. Pemberian mikoriza pada dosis rekomendasi justru memberikan jumlah daun tertinggi dibandingkan perlakuan lain. Pemberian mikoriza menambah populasi mikoriza di dalam tanah baik

  exogenous maupun indigenous, sehingga menurunkan aktivitas dan infektivitasnya.

  Namun dengan pemberian dosis pupuk N dan P 100 % ketersediaannya menjadi cukup sehingga meningkatkan jumlah daun tanaman.

  C.

   Pengaruh Pemberian Mikoriza, Azolla Dan Pengurangan Pupuk N Dan P Terhadap Hasil Tomat Ceri

  Hasil tanaman tomat ceri ditunjukkan oleh bobot buah/tanaman di pemberian azolla dan pengurangan pupuk N dan P (Tabel 6). Hasil tomat tertinggi dicapai pada perlakuan M1A1P3 yang tidak berbeda nyata dengan M1A1 P2, M0A1P1 dan M0A1P2. Jadi hal ini menunjukkan bahwa pemberian mikoriza yang dibarengi dengan azolla dapat menurunkan pemakaian pupuk N dan P sebanyak 30%. Akan tetapi apabila tanaman tidak diberi mikoriza, pemberian azolla saja dapat menurnkan pemakaian pupuk N dan P sebanyak 15%. Menurut Sumberini (2002), biomasa azolla selain

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  Tabel 6. Interaksi pemberian mikoriza, azolla dan pengurangan pupuk N dan P pada bobot buah/tanaman (g)

  118,00 c 93,00 c 201,00 b 242,00 a 188,00 b 163,00 c 186,00 b 194,00 b 176,00 b 164,00 c 228,00 b 270,00 a

  Perlakuan P1 P2 P3 M0A0 M0A1 M1A0 M1A1

  Tabel 7. Interaksi pemberian mikoriza, azolla dan pengurangan pupuk N dan P pada jumlah buah/tanaman (g)

  Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%.

  380,05 c 392,94 c 820,06 b 986,14 a 941,20 a 688,20 b 703,80 b 755,95 b 753,90 b 814,80 b 986,30 a 1108,20 a

  Perlakuan P1 P2 P3 M0A0 M0A1 M1A0 M1A1

  Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada variabel dan perlakuan sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%, BB= bobot per buah, JB= jumlah buah/tanaman, BBT= bobot buah/tanaman.

  dapat menyediakan nitrogen sebayak 70- 80%, juga meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang dapat menghelat unsur hara yang kurang tersedia menjadi tersedia bagi tanaman.

  3 P1 P2 P3 4,47 a 59,17 a 240,40 a 4,63 a 58,58 a 256,37 a 4,09 a 67,50 a 280,86 a

  2 A0 A1 4,26 a 53,83 b 211,48 b 4,53 a 69,72 a 306,94 a

  1 M0 M1 4,47 a 55,83 b 233,81 a 4,32 a 57,67 a 284,61 a

  No Perlakuan Variabel yang diamati BB (g) JB BBT (g)

  Tabel 5. Nilai rata-rata komponen hasil dan hasil tanaman tomat ceri yang mendapat perlakuan mikoriza, azola dan pengurangan pupuk N dan P

  Pada tanaman tanpa mikoriza dan azolla, pengurangan pupuk N dan P juga meningkatkan jumlah buah per tanaman, walaupun bobot buah per tanamannya di bawah hasil pada tanaman yang diberi mikoriza dan azolla. Hal ini karena adanya peran aktif mikoriza indigenous. Sedangkan pada tanaman yang diberi mikoriza tanpa azolla, pengurangan pupuk N dan P mempunyai jumlah buah per tanaman yang tidak berbeda nyata, karena ketersediaan unsur hara dibantu oleh adanya mikoriza exogenous.

  Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 5%.

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  Pada tabel 7, interaksi pemberian

  2. Serapan unsur hara N tertinggi dicapai mikoriza,azolla dan pengurangan pupuk tanaman tanpa mikoriza dengan N dan P terjadi pada jumlah buah per pemberian azolla pada dosis tanaman, dan jumlah buah tertinggi rekomendasi dan kemudian diikuti dicapai pada M1A1P3 dan M0A1P1. pada tanaman dengan mikoriza dan Seperti halnya pada bobot buah per azolla pada dosis rekomendasi. tanaman, untuk jumlah buah per tanaman,

  3. Hasil tomat ceri yang tinggi dicapai tanaman bermikoriza yang diberi azolla pada tanaman yang diberi azolla dapat mengurangi pupuk N dan P hingga dengan pengurangan pupuk N dan P 30%, karena peran azolla yang dapat 15%, tetapi apabila tanaman diberi memperbaiki sifat fisik tanam sehingga mikoriza dan azolla pengurangan pertumbuhan tanaman optimal dan pupuk N dan P mencapai 30%. adanya mikoriza dapat menyediakan unsur-unsur hara dalam tanah akibat pertumbuhan dan perkembangan UCAPAN TERIMAKASIH mikoriza lebih baik. Walaupun pada perlakuan mandiri dari azolla, pemberian Ucapan terima kasih disampaikan azolla memberikan jumlah buah dan kepada Proyek DUE-Like yang telah bobot buah per tanaman yang lebih tinggi membiayai penelitian ini. dibandingkan dengan tanpa azolla.

  Untuk hasil tomat ceri yang ditunjukkan oleh bobot buah per tanaman DAFTAR PUSTAKA (Tabel 5), ternyata pada M1 maupun M0 hasilnya tidak berbeda nyata, demikian Agular, C.A.; B. Bago dan J.M. Barea. juga pada perlakuan P, penurunan dosis 1999. Saprophytic Growth of

  Arbuscular Mycorrhizal Fungi pupuk N dan P tidak menurunkan hasil.

  . Namun, pada perlakuan A, hasil tomat Mycorrhiza. Hock, A.V.B. (Eds.). ceri yang diberi azolla (A1) lebih tinggi Balai Penelitian Tanaman Sayuran. dibandingkan dengan A0 (tanpa azolla).

  1997. Teknologi Produksi Tomat. Selain itu karena jumlah buah per

  Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung. 145 hal. dibandingkan dengan A0.

  Baon, J.B. 1996. Bioteknologi Mikoriza Pelestari Sumber Daya Alam di Perkebunan: Mitos, Kenyataan

  KESIMPULAN

  Ilmiah dan Tantangannya. Makalah

  Seminar Nasional Paradigma

  1. Bobot kering tajuk dan bobot kering

  Dasar dan Inovasi Iptek

  akar tanaman tomat ceri tanpa

  Menyongsong Pertanian Abad Ke-

  mikoriza dengan pengurangan pupuk 21. Fakultas Pertanian UGM. N dan P 15% memberikan Yogyakarta, 24-25 Juli 1996. pertumbuhan terbaik. Tanaman tomat ceri tanpa azolla dengan

  Mengel, K. dan E.A. Kirkby. 1987. pengurangan N dan P 15% juga Principle of Plant Nutrition. Intern. memberikan pertumbuhan terbaik.

  Potash Institute, Switzerland.

  ISSN 1410-0029 Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, Oktober 2007

  Mikoriza Vesikular Arbuskular dalam peningkatan produktivitas tanaman pangan. Progam Pelatihan Biologi dan Biotek Mikoriza. PAU-Biotek, IPB, Bogor. Simanungkalit, R.D.M. dan E.I. Riyanti.

  XV dan Seminar Ilmiah PFI

  Martoredjo. 1999. Pengendalian Hayati Layu Bakteri Pada Tomat Dengan Strain Avirulen Ralstonia Solanacearum Dan Pseudomonas Fluerescen. Pros. Konggres Nas.

  Wirfiyanti, F., T. Arwianto dan T.

  Pertanian dan Peternakan. 3(6): 41-45.

  Sumberini. 2002. Pemanfaatan Azolla sp sebagai pupuk organik. Buletin

  radiata L.). Habitat.10(107): 51-58.

  Subeno. 1999. Pengaruh dosis pupuk organik Azolla dan EM4 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau (Vigna

  Sugito, Y.; S.L. Purnamaningsih; dan T.

  Plant . Physiol. (39): 221-244.

  Physiological interaction between simbionts in Vesicular-Arbuscular Mycorrhizal Plants. Annu. Rev.

  Smith, S.E. dan V.G. Pearson. 1988.

  , Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

  Pengembangan Pertanian

  1997. Mikoriza Arbuskular untuk peningkatan produksi tanaman pangan. Pusat Penelitian dan

  , Federal Republic Of Germany, Eschborn. Simanungkalit, R.D.M. 1994. Potensi

  Noggle, G.R. dan G.J. Fritz. 1983.

  Majalah Ilmiah

  Introductory Plant Physiology .

  Prentice hall, Inc. New Jersey. 627 hal. Rao, S.M.S; G.S. Verkartaraman dan S.

  Kannaiyan. 1993. Bioteknologi Nitrogen Fixation. In: R. Sutanto (Ed). Pertanian Organik Menuju

  Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan

  . Kanisius, Yogyakarta. Rokhminarsi, E; Tohari dan Soenoadji.

  1997. Serapan Unsur Hara Makro, Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah Pada Lahan Pasir Pantai Dengan Inokulasi Mikoriza Arbuskuler Dan Pupuk Kandang.

  . Universitas Jenderal Soedirman. 3 (23): 11-26. Rokhminarsi, E. dan S. Rohadi S. 2002.

  Cooperation

  Kajian Tentang Perbanyakan Cemdawan Mikoriza Pada Berbagai Tanaman Inang, Media Dan Sumber Inokulum Sebagai Pupuk Hayati Untuk Mendukung Pertanian Organik. Laporan Penelitian.

  Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto. Rukmana. 1994. Tomat dan Cherry.

  Kanisius, Yogyakarta. Santoso, B. 1994. Mikoriza, Peranan

  dan Hubungannya dengan Kesuburan Tanah . Yayasan

  Pembina Fakultas Pertanian Brawijaya, Malang. 28 hal. Sieverding, E. 1991. Vesicular-Arbus- cular Mycorrhiza Management in

  Tropical Agrosystem. Technical

  , Purwokerto.

Dokumen yang terkait

KARAKTER MORFOLOGI PADI PADA PERTANAMAN DENGAN PENDEKATAN SRI (System of Rice Intensification) Morphological characters of rice under System of Rice Intensification

0 0 11

PENGARUH PERLAKUAN PRA-KULTUR TERHADAP EFISIENSI REGENERASI IN VITRO LIMA VARIETAS KEDELAI The Effect of Pre-Culture Treatment on The Efficiency of In Vitro Regeneration of Five Soybean Cultivars

0 0 10

PENGARUH FORMULA TRICHODERMA HARZIANUM-MIKORIZA DAN PUPUK INORGANIK TERHADAP SERANGAN FUSARIUM OXYSPORUM PADA TANAMAN JAHE MUDA The Effect of Trichoderma harzianum-Mycorrhiza Formulation and Inorganic Fertilizer Against Fusarium oxysporum on Young Ginger

0 0 13

FOSFAT ALAM SEBAGAI SUMBER PUPUK FOSFAT TANAMAN CABAI MERAH PADA JENIS TANAH PODSOLIK JASINGA As A Source of Natural Phosphate Fertilizer Phosphate Plant Type on Land Chili Podzolic Jasinga

0 0 13

EVALUASI ENAM VARIETAS KENTANG DI DATARAN TINGGI KARO – SUMATERA UTARA Evaluation of Six Potato Variety Potato In Plateau of Karo - North Sumatera

0 0 8

KOMPONEN HASIL DAN HASIL EMPAT VARIETAS PADI PADA BEBERAPA DOSIS PEMUPUKAN ANJURAN Yield Components and Yield of Four Rice Varieties at Some Fertilizer Dosages

0 0 8

PENGUJIAN KEMAMPUAN MIKROBA ANTAGONIS UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT HAWAR DAUN DAN LAYU BAKTERI PADA TANAMAN KENTANG DI DAERAH ENDEMIS

0 1 11

ANALISIS MINUMAN INSTAN SECANG: TINJAUAN PROPORSI PUTIH TELUR, MALTODEKSTRIN, DAN KELAYAKAN USAHANYA SECANG INSTANT DRINK ANALYSIS: EGG WHITES, MALTODEKSTRIN PROPERTIES, AND FEASIBILITY OF THE BUSINESS

0 0 19

ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN SAPU GLAGAH DI KABUPATEN PURBALINGGA (Studi Kasus Pada Industri Kecil Sapu Glagah) Financial Analyses on Business of Glagah Broom Making in Purbalingga Regency (A Case of Glagah Broom Small Industry)

0 1 11

KONTRIBUSI USAHA HUTAN RAKYAT DI BAGIAN HULU SUB DAS LOGAWA KABUPATEN BANYUMAS (Kajian Kelayakan Usaha Kayu Sengon di Kecamatan Kedungbanteng) Contribution of People’s Forest Business at Areas of Logawa River Upstream Water Shed in Banyumas Regency (Feasi

0 0 11