S PSR 1006821 Abstract
ABSTRAK
Sopyan, Daru Ahmad. 2014: ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI
DESA
JATISURA
KECAMATAN
JATIWANGI
KABUPATEN
MAJALENGKA. Departemen Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan
Indonesia.
Jatiwangi telah lama terkenal sebagai daerah sentra produksi genteng. Hal ini
disebabkan oleh ketersediaan sumber daya alamnya berupa tanah liat yang
berkualitas baik. Di samping banyaknya ketersediaan tanah liat selain untuk
diproduksi genteng dan bata, pekriya di JAF (Jatiwangi Art Factory) mampu
melakukan riset menciptakan jenis alat musik yang berbahankan tanah liat terdiri
dari jenis alat musik pukul meliputi Sadatana dan musik genteng serta jenis alat
musik tiup yang disebut Ocarina (suling tanah). Ketiga jenis alat musik keramik
tersebut memiliki bentuk desain yang berbeda serta menyesuaikan dengan cara
penggunaannya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup
bagaimana bentuk, bahan, alat, dan teknik pembuatan alat musik keramik serta
mengkaji unsur-unsur desain yang diterapkan pada setiap alat musik keramik
mencakup garis, bentuk, tekstur, warna dan motif dekorasi. Metode penelitian
yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, lokasi
penelitian ini adalah Studio JAF yang bertempat di Desa Jatisura Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: observasi, wawancara, studi pustaka, dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembuatan alat musik keramik bahan utama yang digunakan adalah tanah liat asli
Jatiwangi, air dan pasir sungai. Adapun alat yang digunakan adalah perbot (meja
putar), kawat ukir, pisau bergerigi dan rata, alat penoreh, butsir, spons, mesin
penggiling tanah (mesin molen), tuner, dan gerinda. Teknik pembentukan pada
setiap alat musik keramik berbeda-beda. Pada Sadatana teknik yang digunakan
yaitu throwing dan pilin. Ocarina menggunakan teknik pinching serta alat musik
genteng menggunakan teknik pemotongan dan penipisan permukaan genteng
menggunakan gerinda. Proses pembuatan pada alat musik Sadatana dan Ocarina
melalui beberapa tahapan yaitu berawal dari kneading, pembentukan,
pengeringan, dekorasi, pewarnaan, dan pembakaran. Berbeda dengan alat musik
genteng yang semula telah terbentuk kemudian diolah hanya dengan teknik
potong dan penipisan. Karakter visual alat musik keramik memiliki tekstur sedikit
kasar dan bermotif dekorasi ukir bentuk geometris khusus pada Sadatana. Ocarina
dan alat musik genteng tidak memiliki motif dekorasi. Suara yang dihasilkan dari
setiap jenis alat musik keramik ditentukan dari suhu pembakaran dan desain yang
dibentuk mencakup diameter, ketebalan, tinggi serta ukuran. Fungsi dari Sadatana,
Ocarina, dan alat musik genteng lebih difungsikan sebagai alat musik. Dengan
demikian penelitian ini sekiranya dapat memberikan kontribusi untuk penambah
wawasan mengenai pengaruh desain terhadap gelombang bunyi pada alat musik
bermaterial keramik.
Kata Kunci: Jatiwangi, tanah liat, JAF, Sadatana, Ocarina, alat musik genteng,
desain, dan suara.
Daru Ahmad Sopyan, 2015
ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI
KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Sopyan, Daru Ahmad. 2014: THE ANALYSIS OF MUSIC CERAMIC TOOLS
DESIGN AT JATISURA – JATIWANGI, MAJALENGKA DISTRICT.
Department of Arts Education. University Education of Indonesia
Jatiwangi has long been known as a center production tile. This is due to the
availability of natural resources in the form of good quality clay. In addition to the
wide availability of clay in addition to manufactured tile and brick, craftman in
JAF ( Jatiwangi Art Factory ) is able to conduct research in creating the kind of
instrument that materials clay is composed of kinds of musical instruments and
music at covering Sadatana tile and type of wind instrument called Ocarina ( flute
ground ). The three types of ceramic musical instruments has a different design
shapes and adapts to how to use them. The formulation of the problem in this
study include how the shapes, materials, tools, and techniques of making ceramic
musical instruments as well as reviewing the elements of design are applied to
each ceramic musical instruments include lines, shapes, textures, colors and
motifs decorating. The research method is descriptive the method with qualitative
approach, this study site is located in Studio JAF Jatisura Village, District of
Jatiwangi - Majalengka. The data collection techniques used in this study are:
observation, interviews, literature review, and documentation. Based on the results
of this study concluded that in the process of making ceramic musical instruments
main materials used are genuine Jatiwangi clay, water and river sand. The tool
used is perbot ( turntable ), wire sculpture, serrated knife and flat, the incising
tool, butsir, sponge, soil grinding machine (Molen machine), tuner, and grinding.
Formation technique of ceramic musical instruments is always different for its
instruments. In Sadatana, the technique used is throwing and Gyre. Ocarina uses
pinching techniques, instruments tile uses the techniques of cutting and thinning
of the tile surface using a grinder. The process of making the musical instruments
and Ocarina Sadatana throughs Several stages, starting from kneading , forming,
drying, decoration, coloring, and combustion. Unlike the original tile musical
instruments have been formed and processed only by cutting and thinning
techniques. Visual character of ceramic musical instruments have a slightly rough
texture and patterned decoration carved a special geometric shape on Sadatana.
Ocarina and instruments do not have a motive tile decoration. The sound produced
by each type of ceramic musical instrument is determined from the combustion
temperature and the design of the molded cover diameter, thickness, height and
size. The function of Sadatana, ocarina, and musical instruments tile are
functioned as a musical instrument. Thus this study if it can contribute to
enhancing insights into the influence of the design of the sound waves on a
musical instrument ceramics.
Keywords : Jatiwangi, clay, JAF, Sadatana, ocarina, musical instruments tile,
design, and sound.
Daru Ahmad Sopyan, 2015
ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI
KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sopyan, Daru Ahmad. 2014: ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI
DESA
JATISURA
KECAMATAN
JATIWANGI
KABUPATEN
MAJALENGKA. Departemen Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan
Indonesia.
Jatiwangi telah lama terkenal sebagai daerah sentra produksi genteng. Hal ini
disebabkan oleh ketersediaan sumber daya alamnya berupa tanah liat yang
berkualitas baik. Di samping banyaknya ketersediaan tanah liat selain untuk
diproduksi genteng dan bata, pekriya di JAF (Jatiwangi Art Factory) mampu
melakukan riset menciptakan jenis alat musik yang berbahankan tanah liat terdiri
dari jenis alat musik pukul meliputi Sadatana dan musik genteng serta jenis alat
musik tiup yang disebut Ocarina (suling tanah). Ketiga jenis alat musik keramik
tersebut memiliki bentuk desain yang berbeda serta menyesuaikan dengan cara
penggunaannya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup
bagaimana bentuk, bahan, alat, dan teknik pembuatan alat musik keramik serta
mengkaji unsur-unsur desain yang diterapkan pada setiap alat musik keramik
mencakup garis, bentuk, tekstur, warna dan motif dekorasi. Metode penelitian
yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, lokasi
penelitian ini adalah Studio JAF yang bertempat di Desa Jatisura Kecamatan
Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: observasi, wawancara, studi pustaka, dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembuatan alat musik keramik bahan utama yang digunakan adalah tanah liat asli
Jatiwangi, air dan pasir sungai. Adapun alat yang digunakan adalah perbot (meja
putar), kawat ukir, pisau bergerigi dan rata, alat penoreh, butsir, spons, mesin
penggiling tanah (mesin molen), tuner, dan gerinda. Teknik pembentukan pada
setiap alat musik keramik berbeda-beda. Pada Sadatana teknik yang digunakan
yaitu throwing dan pilin. Ocarina menggunakan teknik pinching serta alat musik
genteng menggunakan teknik pemotongan dan penipisan permukaan genteng
menggunakan gerinda. Proses pembuatan pada alat musik Sadatana dan Ocarina
melalui beberapa tahapan yaitu berawal dari kneading, pembentukan,
pengeringan, dekorasi, pewarnaan, dan pembakaran. Berbeda dengan alat musik
genteng yang semula telah terbentuk kemudian diolah hanya dengan teknik
potong dan penipisan. Karakter visual alat musik keramik memiliki tekstur sedikit
kasar dan bermotif dekorasi ukir bentuk geometris khusus pada Sadatana. Ocarina
dan alat musik genteng tidak memiliki motif dekorasi. Suara yang dihasilkan dari
setiap jenis alat musik keramik ditentukan dari suhu pembakaran dan desain yang
dibentuk mencakup diameter, ketebalan, tinggi serta ukuran. Fungsi dari Sadatana,
Ocarina, dan alat musik genteng lebih difungsikan sebagai alat musik. Dengan
demikian penelitian ini sekiranya dapat memberikan kontribusi untuk penambah
wawasan mengenai pengaruh desain terhadap gelombang bunyi pada alat musik
bermaterial keramik.
Kata Kunci: Jatiwangi, tanah liat, JAF, Sadatana, Ocarina, alat musik genteng,
desain, dan suara.
Daru Ahmad Sopyan, 2015
ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI
KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Sopyan, Daru Ahmad. 2014: THE ANALYSIS OF MUSIC CERAMIC TOOLS
DESIGN AT JATISURA – JATIWANGI, MAJALENGKA DISTRICT.
Department of Arts Education. University Education of Indonesia
Jatiwangi has long been known as a center production tile. This is due to the
availability of natural resources in the form of good quality clay. In addition to the
wide availability of clay in addition to manufactured tile and brick, craftman in
JAF ( Jatiwangi Art Factory ) is able to conduct research in creating the kind of
instrument that materials clay is composed of kinds of musical instruments and
music at covering Sadatana tile and type of wind instrument called Ocarina ( flute
ground ). The three types of ceramic musical instruments has a different design
shapes and adapts to how to use them. The formulation of the problem in this
study include how the shapes, materials, tools, and techniques of making ceramic
musical instruments as well as reviewing the elements of design are applied to
each ceramic musical instruments include lines, shapes, textures, colors and
motifs decorating. The research method is descriptive the method with qualitative
approach, this study site is located in Studio JAF Jatisura Village, District of
Jatiwangi - Majalengka. The data collection techniques used in this study are:
observation, interviews, literature review, and documentation. Based on the results
of this study concluded that in the process of making ceramic musical instruments
main materials used are genuine Jatiwangi clay, water and river sand. The tool
used is perbot ( turntable ), wire sculpture, serrated knife and flat, the incising
tool, butsir, sponge, soil grinding machine (Molen machine), tuner, and grinding.
Formation technique of ceramic musical instruments is always different for its
instruments. In Sadatana, the technique used is throwing and Gyre. Ocarina uses
pinching techniques, instruments tile uses the techniques of cutting and thinning
of the tile surface using a grinder. The process of making the musical instruments
and Ocarina Sadatana throughs Several stages, starting from kneading , forming,
drying, decoration, coloring, and combustion. Unlike the original tile musical
instruments have been formed and processed only by cutting and thinning
techniques. Visual character of ceramic musical instruments have a slightly rough
texture and patterned decoration carved a special geometric shape on Sadatana.
Ocarina and instruments do not have a motive tile decoration. The sound produced
by each type of ceramic musical instrument is determined from the combustion
temperature and the design of the molded cover diameter, thickness, height and
size. The function of Sadatana, ocarina, and musical instruments tile are
functioned as a musical instrument. Thus this study if it can contribute to
enhancing insights into the influence of the design of the sound waves on a
musical instrument ceramics.
Keywords : Jatiwangi, clay, JAF, Sadatana, ocarina, musical instruments tile,
design, and sound.
Daru Ahmad Sopyan, 2015
ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI
KABUPATEN MAJALENGKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu