42053 ID darut taubah pesantren and commercial sex workers saritem in bandung

Analisa Journal of Social Science
and Religion
Pesantren
Darut Taubah dan Pekerja Seks Komersial Saritem Kota Bandung
Juju Saepudin
Website Journal : http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisa
DOI: http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v22i2.191

PESANTREN DARUT TAUBAH DAN
PEKERJA SEKS KOMERSIAL SARITEM KOTA BANDUNG
D a r u t Ta u b a h Pe s a n t r e n a n d Co m m e r cia l Se x W o r k e r s Sa r it e m in
Ba n d u n g
JUJU SAEPUDIN
Balai Litbang Agama Jakarta
Jl Rawa Kuning No. 6 Pulo Gebang
Cakung Jakarta
email : saep.17.khasep@gmail.com
Naskah diterima : 15 Juli 2015
Naskah direvisi : 19 – 23 November 2015
Naskah disetujui : 4 Desember 2015


A bstract
The establishing a pesantren in a prostitution area is a very interesting topic to be
studied. This is because the challenge would be diferent from building a pesantren in
other com m unity situations. This article based on the research on the roles of Darut
Taubah pesantren in teaching of m oral values to com m ercial sex w orkers at Saritem
prostitution area. This is a qualitative case study research using a phenom enology
approach. Data w as gathered using observation, in-depth interview , and docum entary
research. Data w as analy zed utilizing inductive approach. Finding of this study show s
that the establishm ent of Darut Taubah pesantren w as m otivated by cultural and
structural factors. Moreover, teaching of m oral values w as conducted through reorganizing structural and instrumental elements using many ways namely; persuasive
m ethod and prioritizing the roles of pesantren, teaching m oral values and developing
the social roles. After the existence of Darut Taubah pesantren in Saritem area, the
prostitution activities decrease signiicantly either in terms of quantity or intensity.
K e y w o r d s : Darut Taubah Pesantren, Moral, com m ercial sex w orkers and Saritem .

A bstrak
Mendirikan pesantren di lokasi prostitusi sangat m enarik untuk dikaji, m engingat
suasana dan tantanganny a sangat berbeda dengan m endirikan pesantren di lingkungan
m asy arakat lainny a. Tulisan ini m eny ajikan hasil penelitian tentang peran Pesantren
Darut Taubah dalam m elakukan pem binaan m oral terhadap Pekerja Seks Kom ersial

(PSK) di kaw asan prostitusi Saritem . Penelitian dilakukan dengan m enggunakan
pendekatan kualitatif dan rancangan studi kasus y ang bersifat fenom enologik. Tehnik
pengum pulan m elalui pengam atan, w aw ancara m endalam dan m etode dokum entasi.
Analisa data secara induktif m enghasilkan kesim pulan : Pertam a, pendirian Pesantren
Darut Taubah di kaw asan prostitusi Saritem dim otivasi oleh faktor kultural dan
struktural. Kedua, m odel pem binaan m oral dilakukan m elalui pem benahan dan
penataan di dalam baik y ang bersifat struktural m aupun instrum ental dengan
pendekatan persuasif dan m engedepankan fungsi-fungsi pendidikan, pengajaran y ang
m engandung nilai-nilai m oral serta m engem bangkan peran sosialny a. Ketiga, sejak
kehadiran Pesantren Darut Taubah di kaw asan Saritem , kegiatan praktek prostitusi
sedikit m enunjukan penurunan baik dari kuantitas m aupun intensitasny a.
K a t a k u n ci: Pesantren Darut Taubah, Moral, Pekerja Seks Kom ersial dan Saritem .

P EN D AH U LU AN
Pesantren sebagai bagian dari institusi
pendidikan berbasis m asyarakat m erupakan
sebuah kom unitas yang m em iliki tata nilai
tersendiri, karena m am pu m enciptakan tata tertib
yang unik dan berbeda dari lem baga pendidikan
yang lain. Peran serta pesantren sebagai lem baga

pendidikan yang luas penyebarannya di berbagai

pelosok tanah air, telah banyak m em berikan
kontribusi dalam pem bentukan Indonesia
religius. Dengan pendekatan holistik, yaitu
keterpaduan antara proses belajar dan kehidupan
sehari-hari, m enjadikan pesantren cenderung
bersifat kolektivitas dengan lebih m engutam akan
dan m em entingkan pendidikan akhlak sebagai
benteng untuk m engatasi perm asalahan m oral.

199

Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 02 December 2015
halaman 201-209

Soegarda dalam Um iarso (20 11: 14)
m enyatakan istilah ”pesantren” berasal dari
kata santri, yaitu seorang yang belajar agam a
Islam . Pesantren m em punyai arti tem pat orang

berkum pul untuk m em pelajari agam a Islam .
Secara deinitif pesantren diartikan sebagai
lem baga pendidikan Islam dengan sistem
asrama atau pondok, di mana kyai sebagai igur
sentralnya, m asjid sebagai pusat kegiatan yang
m enjiwainya, dan pengajaran agam a Islam di
bawah bim bingan kyai yang diikuti santri sebagai
kegiatan utam anya (Zarkasyi dalam Ziem ek,
1986: 56).
Secara historis, pesantren m erupakan
lem baga pendidikan Islam secara indigenous
dikem bangkan oleh m asyarakat Indonesia yang
sadar sepenuhnya akan pentingnya arti sebuah
pendidikan bagi orang pribum i yang tum buh
secara natural. Madjid (1997: 7) m engatakan
bahwa dari segi historis, pesantren tidak hanya
identik dengan m akna keislam an, tetapi juga
m engandung m akna keaslian Indonesia, sebab
lem baga yang serupa pesantren ini sebenarnya
sudah ada sejak pada m asa kekuasaan HinduBudha. Bahkan selam a m asa kolonial, pesantren

m erupakan lem baga pendidikan yang paling
banyak berhubungan dengan rakyat, dan
pesantren sebagai lem baga pendidikan grass root
people yang sangat m enyatu dengan kehidupan
m ereka (Mastuhu, 1994: 23). Hal ini dikarenakan
pesantren telah berjasa dalam m encerdaskan
kehidupan bangsa. Pesantren m am pu m enjadi
elem en penting dalam m enentukan watak
keislam an kesultanan-kesultanan di sejum lah
wilayah di Indonesia (Dhoier, 2011: 62). Tidak
sedikit pem im pin dan pejuang bangsa yang
m erupakan santri dari salah satu pesantren yang
ada.
Merujuk pada UU No. 20 Tahun 20 0 3
tentang Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan
keberadaan pesantren sebenarnya m em iliki
tem pat yang istim ewa. Keistim ewaan tersebut
dapat dilihat dari ketentuan dan penjelasan
pasal 3 yang m enjelaskan bahwa pendidikan
nasional berfungsi m engem bangkan kem am puan

dan m em bentuk watak serta peradaban

200

bangsa yang berm artabat dalam rangka
m encerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkem bangnya potensi peserta didik agar
m enjadi m anusia yang berim an dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak m ulia,
sehat, berilm u, cakap, kreatif, m andiri dan m enjadi
warga Negara yang dem okratis serta bertanggung
jawab. Ketentuan ini, sudah berlaku dan m enjadi
tujuan yang harus diim plem entasikan pesantren.
Tujuan pendidikan dalam pandangan
pesantren, tidak sem ata-m ata untuk m em perkaya
pikiran m urid dengan penjelasan-penjelasan,
tetapi berusaha m eningkatkan m oral, m elatih dan
m em pertinggi sem angat, m enghargai nilai-nilai
spiritual dan kem anusiaan, m engajarkan sikap
dan tingkah laku yang jujur dan berm oral, serta

m enyiapkan para m urid belajar m engenai etika
agam a di atas etika-etika yang lainnya. Tujuan
pendidikan pesantren bukan untuk m engejar
kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan
duniawi, tetapi m enanam kan kepada m ereka
bahwa belajar adalah sem ata-m ata kewajiban
dan pengabdian kepada Allah Swt. Pendekatan
pendidikan pesantren m enggunakan pendekatan
holistik, yaitu para pengasuh pesantren
m em andang bahwa kegiatan belajar-m engajar
m erupakan kesatupaduan atau lebur dalam
totalitas kegiatan hidup sehari-hari. Bagi warga
pesantren, belajar di pesantren tidak m engenal
perhitungan kapan harus m ulai dan harus selesai
serta target yang harus dicapai (Masthuhu, 1994:
58).
Pesantren m am pu m enjadi sebuah lem baga
yang m ulti-fungsional, tidak hanya berkutat
bagi perkem bagan pendidikan Islam sem ata,
nam un juga sangat berperan bagi kem ajuan

pem bangunan
lingkungan
sekitar,
yaitu
pem bangunan yang m eliputi bidang sosial,
ekonom i, teknologi dan ekologi, bahkan beberapa
pesantren telah m am pu untuk m engangkat
kehidupan m asyarakat sekitarnya.
Hakikat pendidikan m oral sendiri pada
dasarnya m erupakan penanam an nilai sosial
yang baik dan dapat dikem bangkan dengan
m em aham i natural settings dari m asalah-

Pesantren Darut Taubah dan Pekerja Seks Komersial Saritem Kota Bandung
Juju Saepudin

m asalah kem asyarakatan dan m enem patkannya
dalam
proporsinya,
serta

m erum uskan
teknik-teknik pem ecahan m asalah yang dapat
m em unculkan keteram pilan sosial tingkat tinggi
pada diri seseorang (Darm adi, 20 0 9: 7). Dari
sudut m anapun pengertian m oral itu secara tegas
m enunjukkan betapa pentingnya m oral bagi
setiap orang pada setiap generasi setiap bangsa.
Tanpa m oral, m akhluk m anusia sulit dibedakan
dengan yang bukan m anusia, sehingga eksistensi
suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan
m oralnya, m oralnya hilang bangsa itupun akan
hilang.
Masalah m oral yang sangat m enonjol dewasa
ini adalah “kaburnya” nilai-nilai di kalangan
generasi m uda, m ereka di hadapkan pada berbagai
kontradiksi antara idealitas dan kenyataan m oral
yang ada disekitar m ereka. Masalah pokok
tersebut justru banyak dipicu oleh oleh orang
tua sendiri, baik karena ketidaktahuan m aupun
sikapnya yang m asih cenderung m em buat jarak

dengan anak (Sarwono, 20 10 : 188). Di sini
terlihat pentingnya berbicara tentang nilainilai m oral, di sam ping sebagai tolok ukur dari
keberadaan degradasi itu sendiri.
Hal tersebut sem akin m asif seiring m akin
parahnya kondisi krisis m ultidim ensi yang
berakibat pada m enurunnya kualitas m oral
bangsa yang dicirikan dengan m eningkatnya
kriminalitas di kalangan pelajar, berbagai konlik
antar etnis, m enurunnya etos kerja di berbagai
instansi dan m erosotnya nilai-nilai keadilan,
spiritual, kem anusiaan serta m enjam urnya
penyakit-penyakit sosial dalam kehidupan
m asyarakat, term asuk di kota Bandung.
Kota Bandung, sejak lam a telah diketahui
orang bahwa terdapat beberapa lokasi prostitusi
di kota ini, salah satunya adalah kawasan
prostitusi Saritem . Tidak begitu jelas asal m ula
kawasan tersebut m enjadi lokasi pelacuran, yang
pasti sudah lebih dari satu abad lokasi Saritem
telah m enjadi tem pat berlangsungnya transaksi

seks. Nam a daerahnya pun telah begitu populer
di tengah m asyarakat. Begitu nam a Saritem
disebut, orang langsung m enghubungkannya

dengan tem pat pelacuran dengan segala predikat
kotor dan m esum .
Kata prostitusi sendiri berasal dari bahasa
latin yaitu prostituere atau pro-staure yang
berarti m em biarkan
diri
berbuat
zina,
m elakukan persundalan, percabulan, dan
pergendakan. Sedangkan pelakunya adalah
pelacur atau dikenal pula dengan istilah Pekerja
Seks Kom ersial. Tuna susila dapat juga diartikan
sebagai tidak susila atau gagal m enyesuaikan diri
terhadap norm a-norm a susila (Kartono, 20 0 9:
20 7).
Menurut
Kartasapoetra
(20 0 7:
331)
prostitusi adalah m ereka yang m enawarkan
tubuhnya untuk hubungan nafsu birahi sebagi
m ata pencaharian hidupnya, secara kiasan
m erupakan penyalahgunaan yang sejenis
dari bakat kedudukan dan pengaruh. Adapun
pelacuran ialah sebagai upaya penyerahan
diri seorang wanita pada laki-laki yang secara
bergantian tanpa pilih bulu dan penyerahan diri
tersebut ditukar dengan sejum lah uang atau
barang (Soejono, 1997: 16).
J enis-jenis
prostitusi
atau
pelacuran
m enurut Kartini Kartono (20 0 9: 251) terbagi
dua. Pertam a, prostitusi terdaftar (registered)
yang pelakunya diawasi oleh bagian kontrol
dari kepolisian. Pada um unya m ereka dilokalisir
dalam tem pat tertentu dan m endapat jam inan
keam anan dan kesehatan. Kedua, prostitusi tidak
terdaftar (unregistered), pelacuran liar, tidak
terorganisir, di sem barang tem pat, tidak ada
jam inan keam anan dan kesehatan.
Faktor penyebab praktek pelacuran secara
um um adalah: 1) rendahnya taraf kehidupan
ekonom i rakyat, 2) banyak pengaruh barangbarang m ewah sehingga m endorong orang untuk
m em ilikinya, 3) kehidupan rum ah tangga yang
tidak harmonis, dan 4) meningkatnya ilm-ilm
dan VCD porno (Willis, 20 10 : 28). Dengan
m engetahui sebab-sebab terjadinya akan lebih
m udah untuk m engatasinya, salah satunya
dengan m em berikan pelajaran terkait norm anorm a sebagai pedom an dan pandangan hidup
untuk m asa depan.

201

Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 02 December 2015
halaman 201-209

Menurut catatan Harian Pikiran Rakyat (0 50 2-20 0 0 ) di kawasan Saritem terdapat sebanyak
78 buah rum ah bordil, 71 orang Germ o, dengan
Pekerja seks kom ersial sebanyak 30 0 orang.
Rum ah-rum ah yang dijadikan tem pat pelacuran
itu tersebar di tiga Rukun Warga (RW 0 7, 0 8, 0 9)
seperti yang terdapat di gang Abdul Mutholib,
Gang Ipong, Gang Hidayat, Gang Am ar arah
Kebon Tangkil dan Gang Sastraputra. Pada tahun
20 0 7 jum lah rum ah bordir berkurang m enjadi 73
dan jum lah pekerja seks kom ersial berkisar 144
orang (Detik.com , 20 15).
Harian Tempo (13-0 6-20 14) mengungkapkan,
di dalam gang Saritem rum ah-rum ah bordil
beroperasi dan para calo biasanya m ulai didatangi
pengunjung sekitar pukul 16.0 0 . Um um nya
dari m ereka itu, baik germ o ataupun para PSK,
bukanlah penduduk asli kawasan Saritem
m elainkan pendatang dari daerah lain.

sebagai wahana pengem bangan khasanah ilm u
pengetahuan khususnya dalam bidang islam ic
studies.
Kajian dan penelitian terhadap Pekerja Seks
Kom ersial sudah banyak dilakukan, nam un
keterkaitan dengan peran pesantren m asih jarang
terungkap ke perm ukaan. Penelitian Aulia Arief
Lutphi (20 10 ) yang berjudul “Kehidupan Pekerja
Seks Kom ersial di Sososrowijayan Yogyakarta
m enem ukan fakta bahwa Pekerja Seks Kom ersial
berasal dari keluarga yang tidak utuh, perasaan
traum a m enikah akibat perselingkuhan yang
dilakukan oleh suam i, dilihat dari aspek
keagam aannya para PSK terkuak fakta bahwa
m ereka terjerum us ke dunia prostitusi karena
kurangnya penerapan nilai m oral dan agam a
dalam kehidupan.

Penelitian ini bertujuan : 1) m engetahui
m otivasi didirikannya Pesantren Darut Taubah
di kawasan prostitusi Saritem ; 2) m engetahui
m odel pem binaan yang dilakukan Pesantren
Darut Taubah dalam upaya m em perbaiki m oral
Pekerja Seks Kom ersial; 3) m engetahui hasil
pem binaan m oral yang telah dicapai Pesantren
Darut Taubah.

Nurwahyu Am alia (20 15) dalam skripsinya
yang berjudul “Kom unikasi Persuasif dalam
J aringan
Prostitusi
Terselubung
(Studi
Deskriptif pada jaringan Prostitusi Mahasiswi
dalam Perekrutan PSK Baru di Kota Padang)”
m enem ukan fakta bahwa Kota Padang di
Provinsi Sum atera Barat m asih kental m em egang
adat Minangkabau adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah. Dengan adat tersebut m aka
Kota Padang tidak m em iliki tem pat pelacuran
khusus, nam un praktik prostitusi tetap ada
di tengah kehidupan sosial di Kota Padang
yang dilakukan secara terselubung dengan
pelaku utam a m ayoritas m ahasiswa. Sem akin
banyaknya Pekerja Seks Kom ersial yang terlibat
dalam praktik prostitusi tidak terlepas dari
proses perekrutan yang dilakukan oleh pelaku
prostitusi seperti m ucikari dan PSK lam a.

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna
sebagai bahan m asukan dalam penyusunan
kebijakan bagi pem erintah, cq Kem enterian
Agam a RI, untuk m elakukan inovasi dalam
rangka meningkatkan efektiitas fungsi pesantren.
Manfaat lain, secara teoritis penelitian ini
diharapkan dapat sebagai sum bangan pem ikiran
berupa introduksi bagi Pem erintah Daerah
lain yang m em iliki m asalah yang sam a dalam
m engatasi area prostitusi serta dapat dijadikan

Berbeda dari dua penelitian tersebut di
atas, penelitian ini m em fokuskan pada ranah
pem binaan dalam rangka m em perbaiki m oral
Pekerja Seks Kom ersial di lokasi prostitusi Saritem
m elalui pendekatan agam a yang dilakukan oleh
Pesantren Darut Taubah Kota Bandung. Hal ini
m enjadi penting m engingat hasil kajian di atas
m enunjukan kurangnya penerapan nilai m oral
dan agam a dalam kehidupan m enjadi salah satu
faktor seseorang m enjadi Pekerja Seks Kom ersial.

Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik
m eneliti lebih m endalam tentang program
penataan lokasi prostitusi m elalui pendekatan
agam a, yaitu dengan m endirikan Pesantren
Darut Taubah di lingkungan prostitusi Saritem
Kota Bandung. Perm asalahan pokok yang diteliti
adalah m otivasi pendirian, m odel pem binaan
dan hasil yang telah tercapai.

202

Pesantren Darut Taubah dan Pekerja Seks Komersial Saritem Kota Bandung
Juju Saepudin

M ETOD E P EN ELITIAN
Penelitian
ini
m erupakan
penelitian
lapangan (ield research) dengan didukung
oleh data kepustakaan yang m enitikberatkan
pengam bilan data langsung kepada subjek
hukum . Pengum pulan data ditekankan pada
pendekatan kualitatif (qualitative approach)
fenom enologi m elalui dua jenis. Pertam a, data
prim er yang diperoleh dari sum ber inform asi
m elalui wawancara dan observasi. Wawancara
dilakukan dengan cara m engadakan pertem uan
langsung dengan sum ber infom asi dengan
didasarkan pada keyakinan bahwa m ereka
adalah orang-orang yang m em iliki pengetahuan
dan atau pengalam an cukup tentang tem a yang
sedang diteliti. Adapun observasi dilakukan
dengan cara pengam atan terlibat ke lapangan
untuk m engam ati interaksi antar Pekerja Seks
Kom ersial dengan warga Pesantren Darut Taubah.
Kedua, data sekunder dari studi dokum entasi
dan kajian pustaka dari berbagai m edia baik
berupa arsip, ile administrasi ataupun bahanbahan pem belajaran yang berkaitan dengan
tem a penelitian yaitu perbaikan m oral bagi PSK
yang m enjadi penghuni lokalisasi Saritem Kota
Bandung.
Analisis data dilakukan secara induktif yaitu
dengan cara m em aham i data-data em piris yang
terjadi di lapangan, m eliputi tiga proses, yaitu
reduksi data, penyajian data serta penggam baran
dan pem buktian data (Miles dan Huberm an
dalam Norm an K. Denzin dan Yvonna S.
Lincoln: 1994: 429). Untuk m enjaga privasi dari
inform an, peneliti m enggunakan sim bol untuk
m enyam arkan nam a PSK yang diwawancarai. Hal
ini berhubungan dengan etika penelitian, karena
peneliti harus m enghargai hak-hak inform an
dalam penelitian ini.

H ASIL D AN P EMBAH ASAN
Se layan g Pan d an g
D aru t Tau bah

Po n d o k

Pe s an tre n

Pondok Pesantren Darut Taubah didirikan
oleh Pem erintah Kota Bandung atas gagasan yang
dicetuskan oleh KH. Im am Sonhaji sebagai Ketua

Forum Kom unikasi Pondok Pesantren (FKPP)
Kota Bandung. Pendirian Pesantren Darut
Taubah tercetus pada tahun 1998. Ketika terjadi
gerakan reform asi besar-besaran di seluruh
negeri, term asuk keinginan untuk m ereform asi
akhlak dan m oral di kawasan Saritem yang sudah
berkarat usianya m enjadi tertuduh utam a.
Saritem adalah sebuah lokalisasi yang
terletak di Kota Bandung. Lokalisasi ini terletak
di dekat stasiun kereta tepatnya di antara jalan
Astana Anyar dan Gardu J ati. Saritem berdiri jauh
sebelum kem erdekaan RI, dan konon didirikan
sehubungan dengan pem buatan jalan kereta api
di akhir abad 19.
Pada um um nya para pekerja seks (PSK) di
Saritem bukanlah penduduk asli kawasan tersebut
m elainkan pendatang dari daerah lain, seperti dari
daerah Pantai Utara: Indram ayu, Majalengka,
Cirebon, Subang dan lain-lain. Sem entara Germ o
(Mucikari), di sam ping penduduk asli ada juga
dari pendatang, bahkan sebagian dari germ o
itu adalah warga keturunan. Berdasarkan data
yang terdapat di para Ketua Rukun Warga (RW)
di daerah sekitar Saritem m enunjukan bahwa
penduduk di kawasan Saritem , sekitar 50 % dari
adalah warga keturunan (Cina).
Pem erintah telah m elakukan beberapa upaya
pem binaan, penataan, bahkan pem bersihan
kawasan itu dari praktek prostitusi. Pada era
tahun 90 -an (1996– 1997) pem erintah telah
m enetapkan Saritem sebagai kawasan tertutup
bagi praktek pelacuran. Ketetapan ini m em bawa
konsekuensi terhentinya program pem binaan
dari
pihak pem erintah. Upaya pem binaan
dilanjutkan m elalui swadaya m asyarakat dan
pem erintah daerah (Ketua RW dan Ketua RT).
Hal itu diperkuat dengan adanya Perda Kota
Bandung No. 11/ 1995, efektif m ulai Novem ber
20 0 6 sem ua kom pleks lokalisasi akan m ulai
dihapuskan. Sem ua kegiatan lokalisasi Saritem
akan diakhiri pada 17 April 20 0 7 pukul 24.0 0 ,
dan Saritem akan ditutup pada 18 April 20 0 7
pukul 0 9.0 0 WIB. Nam un Perda tersebut tidak
berjalan dengan efektif. Oleh sebab itu, m ulai
pertengahan tahun 1999 Pem erintah Kota

203

Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 02 December 2015
halaman 201-209

Bandung bekerja sam a dengan MUI dan FKPP
Kota Bandung m engam inkan program penataan
kawasan Saritem m elalui pendekatan agam a
dengan m endirikan pesantren Darut Taubah di
tengah-tengah kawasan tersebut.
Pesantren Darut Taubah bersinggungan
langsung dengan keberadaan lokalisasi prostitusi
Saritem yang telah berdiri sejak lebih dari satu
abad yang lalu, m enjadi polem ik bagi m asyarakat
di sekitarnya, bahkan sangat m eresahkan bagi
warga Bandung secara um um , karena Saritem
telah m enjadi icon negatif di kota Bandung
selam a kurun waktu yang am at panjang ini.
Darut Taubah berdiri dengan m engusung
tujuan yang cukup luas, karena dihadapkan
pada beberapa problem atika yang ada, yaitu
pendidikan, dan juga problem atika sosial serta
m oral yang berkem bang di lokasi tersebut.
Oleh karena itu, tujuan dari berdirinya Pondok
Pesantren Darut Taubah ini diklasiikasikan
m enjadi dua bentuk yaitu secara kultural
m engusung tujuan sebagai lem baga pendidikan
dan dakwah guna m encetak para santrinya
m enjadi orang-orang yang berwawasan luas serta
m engam alkan ilm unya dan m enjadi m anusia
yang siap untuk m enjadi pem im pin di tengahtengah m asyarakat. Adapun secara struktural,
pesantren Darut Taubah didirikan
sebagai
sarana untuk penataan daerah, khususnya
kom plek Saritem m enjadi kawasan yang religius
dan pusat dakwah Islam .
Oleh sebab itu, Pondok Pesantren Darut
Taubah juga m engusung tiga program pokok
yang lebih dikenal dengan istilah Tri Program
Pesantren yaitu: ‘Ulamā
al-‘Amilīn berarti
ulam a yang m am pu m engam alkan ilm unya.
Imā m al-Muttaqīn berm akna pem im pin um at
yang bertaqwa atau m em im pin um at untuk
bertaqwa serta muttaqīn berm akna m anusia
yang bertaqwa.
Sebagaim ana um um nya, santri di Pondok
Pesantren Darut Taubah ada yang perm anen
(m ukim ) dan ada pula santri yang tem porer

204

(kalong). Beberapa orang santri kalong berasal
dari Pekerja Seks Kom ersial, biasanya datang
hanya pada waktu m engaji saja. Nam un jum lah
santri kalong yang m engaji di sana saat ini relatif
sedikit, dan konsistensi m ereka dalam m engaji
kurang terjaga dengan baik. (wawancara dengan
KH Ahm ad Haedar, Pim pinan PP. Darut Taubah
pada tanggal 16 Oktober 20 13)
Fasilitas Pokok yang m enjadi ciri khas
sebuah Pondok Pesantren selain asram a sebagai
tem pat m ukim bagi santri putra dan santri putri
secara terpisah adalah Masjid. Masjid yang
terdapat di Pesantren Darut Taubah diberi nam a
Masjid J ami’Nūr al-Taubaħ, berada di lantai
dua dari Pondok Pesantren Darut Taubah.
Kapasitasnya cukup m em adai untuk m enam pung
ratusan jam aah yang hendak m elaksanakan
kegiatan peribadatan di sana. Biasanya aktiitas
m asyarakat yang dilakukan di sana m eliputi
kegiatan salat berjam aah, kegiatan pengajian,
salat J umat dan berbagai aktiitas keagamaan
lainnya.
Darut Taubah m erupakan Pondok Pesantren
dengan tipologi salaiyaħ atau konvensional
(tradisional). Mayoritas pengajar di Pondok
Pesantren Darut Taubah m erupakan alum nialum ni dari Pondok Pesantren terkem uka di
beberapa daerah pulau jawa. Pesantren Darut
Taubah m em iliki tiga tingkatan kelas, yakni
tingkat Ibtida’, Śanawi dan Ma’had ‘Alī. Masingm asing tingkatan terbagi lagi m enjadi tiga kelas,
yakni Ibtida’ I, Ibtida’ II, Ibtida’ III, Śanawi I,
Śanawi II, Śanawi III, Ma’had ‘Alī I, Ma’had ‘Alī
II, dan Ma’had ‘Alī III. Dengan demikian total
tingkatan kelas sejum lah sem bilan tingkatan,
dan m asing-m asing jenjang ditem puh dalam
kurun waktu satu tahun, sehingga keseluruhan
jenjang pendidikan idealnya ditem puh dalam
rentang waktu sem bilan tahun. Tiap tingkatan
kelas m em pelajari m ata pelajaran yang berbedabeda. Sum ber m ateri biasanya berupa kitabkitab kuning atau kitab-kitab klasik yang um um
digunakan dalam pesantren Salaiyah.

Pesantren Darut Taubah dan Pekerja Seks Komersial Saritem Kota Bandung
Juju Saepudin

Mo d e l Pe m bin aan Mo ral Pe s an tre n D aru t
Tau bah
Kehidupan m oral tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan beragam a. Karena nilai-nilai
yang tegas, pasti dan tetap tidak berubah karena
keadaan tem pat dan waktu adalah nilai yang
bersum ber kepada agam a. Karena itu dalam
pem binaan generasi m uda, kehidupan m oral dan
agam a harus sejalan dan m endapat perhatian
yang serius.
Pem binaan m oral atau akhlak adalah salah
satu proses pendidikan yang tidak m udah,
dikarenakan m enyangkut sikap, tata nilai dan
penghargaan yang harus dim anifestasikan dalam
budi pekerti dan tingkah laku sehari-hari yang
baik
Pesantren adalah institusi yang m em bawa
m ulti visi dan m isi di tengah kehidupan um at.
Visi dan m isi pesantren tidak dapat dilepaskan
dari visi dan m isi Islam , sehingga m enjadikan
perspektif yang holistik dan kom prehensif
dalam m em andang problem atika sosial. Misi
pengajaran dan pencerdasan, m engeluarkan
um at dari ketidak berdayaan m enjadi um at yang
m andiri, m em bebaskan m ereka dari berbagai
bentuk “kegelapan” baik pada tataran kredokeyakinan, tata laku peribadatan serta tata
laku kem asyarakatan m em berikan dasar bagi
tersedianya pendekatan, m etode dan cara yang
berbasis pada hubungan dengan Allah (hablun
m in Allah) dan hubungan antar sesam a (hablun
m in an-naas).
Pesantren Darut Taubah di Kota BandungJ awa Barat sebagai salah satu sub Sistem
Pendidikan Nasional yang indigenous m em punyai
keunggulan dan karakteristik khusus dalam
m engaplikasikan pendidikan m oral bagi santri
dan lingkungan sekitarnya. Penataan kawasan
Saritem m elalui pendekatan agam a dengan
sasaran m enum buhkan kesadaran dari dalam
diri para pelaku prostitusi, m engedepankan
m etode uswah dalam m enjalankan syariat agam a
dalam kehidupan sehari-hari dan syiar Islam ,
m em perhatikan aspek kem anusiaan dengan
tidak m em berangus secara frontal kegiatan

m ereka, serta dengan strategi m em bangun pusat
pem budayaan nilai dan m enciptakan jaringan
agen sosialisasi nilai, sudah relevan dengan
prinsip-prinsip ajaran agam a Islam dan tidak
m engabaikan aspek psokologis warga setem pat.
Dalam
m enum buhkan
religi0 sitas
di
kawasan Saritem .
Pesantren Darut Taubah
m engem bangkan dua strategi : Pertam a, strategi
ke dalam dengan m elakukan pem benahan dan
penataan di dalam baik yang bersifat struktural
m aupun instrum ental. Hal ini dilakukan dalam
rangka penjam inan penyelenggaraan pesantren
dapat terjaga dari segi peningkatan kualitas serta
kesinam bungannya dalam jangka waktu yang
panjang.
Penyelenggaraan berbagai kegiatan di
Pesantren Darut Taubah, terutam a dalam
hal pendidikan dan pengajaran serta syi` ar
keagam aan m enjadi wahana utam a untuk
m em pertegas visi dan m isi pesantren yang
diem bannya. Di sam ping itu kelancaran m ulti
fungsi pesantren ini m enghendaki dukungan
berupa kelengkapan-kelengkapan baik saranasarana isik maupun softw are pendidikan.
Dengan sem ua penataan ini suasana religiusitas
dihidupkan pertam a kali di dalam lingkungan
agen perubahan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan
spirit Islam yang tidak hanya m enekankan
kepada m em benahi orang lain tetapi juga
sekaligus m enata diri sendiri.
Kedua, strategi keluar dengan pendekatan
persuasif dan m engedepankan fungsi-fungsi
pendidikan, pengajaran yang
m engandung
syiar serta m engem bangkan peran sosialnya.
Dengan strategi ini perubahan yang bertahap,
berkem bang sejalan dengan dinam ika perubahan
cara pandang sosial, perubahan tata laku
m asyarakat diharapkan akan m engitegrasikan
visi dan m isi religius dengan aplikasi kehidupan
m asyarakat sehari-hari.
Dalam upaya sosialisasi nilai religiusitas
di lingkungan Saritem , Darut Taubah m ulai
m engkader para santri, terutam a para rem aja
setem pat yang m enjadi santri kalong pada
kegiatan pengajian di Pesantren Darut Taubah

205

Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 02 December 2015
halaman 201-209

untuk dijadikan agen perubahan psiko-sosial di
kawasan Saritem . Paling tidak, didikan pesantren
yang telah m ereka terim a diharapkan dapat
m em pengaruhi pola sikap dan tingkah laku
keluarga m ereka. Bila para rem aja dari warga
setem pat telah m em pu m enam pilkan pola sikap,
cara berpakaian dan tingkah laku yang lebih baik,
m aka dengan sendirinya keberadaan m ereka
secara perlahan akan turut m em pengaruhi
perilaku warga Saritem , terutam a orang tua
m ereka sendiri. Bila dem ikian, m aka akhirnya
para pelaku prostitusi dan para tam u yang datang
ke lokasi Saritem dapat m engubah sikap dan
tingkah laku ke arah yang lebih baik dan religius,
terhindar dari segala m aksiat dan dosa. Sehingga
harapan kawasan Saritem m enjadi kawasan yang
religius akan dapat terwujud.
Kegiatan Darut Taubah yang m enjadi
rutinitas, sam a halnya dengan kebanyakan
pesantren lain, berupa kajian-kajian kitab kuning
serta m em berikan pelayanan rohani. Pelayanan
ini, bersifat pem binaan rohani dengan sasaran
m asyarakat biasa dan luar biasa (penghuni
lokalisasi). Pem binaan rohani berupa pengajian
yang m engundang m asyarakat
setem pat.
Pengajian ibu-ibu biasa digelar setiap hari Minggu
pagi, adapun untuk bapak-bapak diadakan setiap
m alam J um ’at (Wawancara dengan KH Ahm ad
Haedar pada tanggal 16 Oktober 20 13).
Menurut J aja, pem binaan yang dilakukan
Pesantren Darut Taubah sangat m enyentuh
dan dapat dikatakan berhasil. Beliau sudah
m enjadi jam aah sejak tahun pertam a keberadaan
pesantren. Saat ini, J aja m enjadi koordinator
m ajelis taklim bapak-bapak setiap m alam
J um at. Anggotanya ada 45 orang, 25 diantaranya
anggota khusus, pem ilik usaha dan germ o, serta
telah berhasil m em bina 40 orang PSK dalam
m ajelis taklim nya. Bahkan, banyak yang sudah
berhenti jadi PSK. Walau begitu, J aja sangat
m enjaga ketat anggota “khususnya” agar tidak
kem bali terpengaruh pada kondisi asal. Proteksi
bahkan dilakukan J aja untuk m elindungi anggota
khususnya dari warga sekitar. (Wawancara
dengan J aja, m antan Germ o pada tanggal 18
Oktober 20 13).

206

Di sam ping itu, Pesantren Darut Taubah
m engem bangkan pengawasan m alalui aturan
yang ketat dan unik untuk m em batasi dan
m enjaga santri agar tidak terpengaruh dengan
lingkungan. Setiap santri tidak boleh m elewati
batas berupa tiang listrik, persis di sebelah
Pesantren. Batas itulah yang m em isahkan Darut
Taubah dengan lokalisasi Saritem . J ika seorang
santri ketahuan m elewati batas itu, m aka akan
dikenai tahzir (teguran). Menurut penuturan
beberapa orang santri perem puan, tak pernah ada
santri yang lewat ke sebelah Utara Gang Hidayat
itu, kecuali dalam keadaan terpaksa” (Wawancara
dengan “X, Y, Z” Santri-santri perem puan eks
PSK, asal Subang, Indram ayu dan Cirebon, pada
tanggal 16 Oktober 20 13).
Saat ini Pesantren Darut Taubah m em iliki
santri 150 santri m ukim , m ereka datang dari
seluruh penjuru J abar dan sekitarnya serta tidak
dipungut biaya apapun. Makan dan kehidupan
santri sudah dijam in oleh Pem erintah Kota
Bandung, Selain itu, Pesantren Darut Taubah
m em berikan pengajaran agam a m elalui program
santri non m ukim . J um lahnya, m encapai 80
anak yang berusia antara 5-22 tahun. Waktu
belajarnya, selepas m aghrib sam pai dengan
pukul 21.0 0 wib.
H as il Pe m bin aan Mo ral Pe s an tre n D aru t
Tau bah
Mem bersihkan
sebuah
daerah
yang
“berkarat” tidak bisa dilakukan dengan cepat dan
tiba-tiba. Mem biarkannya berproses secara alam i
dinilai sebagai langkah yang tepat dan m anusiawi.
Melalui proses alam i yang dilakukan Pesantren
Darut Taubah itu lebih baik dibandingkan dengan
tindakan anarkis.
Keberadaan lokalisasi prostitusi Saritem
yang telah berjalan cukup lam a tentu saja tidak
sem udah itu dapat ditangani. Peran Pesantren
Darut Taubah ini cukup penting dalam rangka
m em bangun kem bali citra Kota Bandung m enjadi
kota yang berm artabat. Proses pendidikan yang
dijalankan oleh pondok pesantren Darut Taubah
harus dapat m em berikan edukasi tentang
bagaim ana seharusnya nilai-nilai Islam itu

Pesantren Darut Taubah dan Pekerja Seks Komersial Saritem Kota Bandung
Juju Saepudin

diterapkan dalam kehidupan m asyarakat secara
utuh.
Berdasarkan inform asi yang diterim a, zam an
dahulu saat m alam tiba, Saritem ibarat seperti
pasar m alam . Bahkan ram ainya Saritem m asih
terlihat sam pai tahun 80 -an. Mulai surut sejak
krisis m oneter m elanda negeri ini di tahun
1997. Dikeluarkannya surat keputusan oleh
satuan polisi pam ong praja yang m enyatakan
ditutupnya
lokasi
Saritem
m enyebabkan
berkurangnya tingkat keram aian Saritem . Sejak
itu pula, kom plek pelacuran m ulai terdesak
dan m enelusup ke gang-gang kecil di Saritem ,
berbaur dengan pem ukim an warga m asyarakat.
Perubahan citra Saritem beranjak berubah sejak
berdirinya Pondok Pesantren Darut Taubah,
jum lah PSK yang ada di lokasi tersebut telah
jauh berkurang dari sebelum nya. Menurut
Yayan, jum lah PSK yang berada di wilayah, Rw
0 7, Rw 0 8 dan RW 0 9 sekitar 135 orang, jauh
berkurang dari sebelum nya yang berjum lah lebih
dari 60 0 PSK. Sedangkan jum lah germ o saat ini
sejum lah 74 orang dan calo berjum lah lebih dari
140 orang. (wawancara dengan Yayan Kristian,
Ketua Rw 0 7 Kelurahan Kebon J eruk, Kecam atan
Andir, pada tanggal 21 Oktober 20 13)

P EN U TU P
Ke s im p u lan
Bertolak dari rum usan m asalah dan hasil
pem bahasan penelitian, dapat ditarik kesim pulan
sebagai berikut : Pertam a, pendirian Pesantren
Darut Taubah di kawasan prostitusi Saritem
dim otivasi oleh beberapa hal :a) secara kultural,
Pondok Pesantren Darut Taubah didirikan
sebagai lem baga pendidikan dan dakwah guna
m encetak para santrinya m enjadi orang-orang
yang berwawasan luas serta m engam alkan
ilm unya, dan m enjadi m anusia yang siap untuk
m enjadi pem im pin di tengah-tengah m asyarakat;
b) secara struktural, pondok pesantren Darut
Taubah didirikan sebagai sarana untuk penataan
daerah, khususnya kom plek Saritem m enjadi
kawasan yang religius dan pusat dakwah Islam .

Kedua, m odel pem binaan m oral yang
dilakukan Pesantren Darut Taubah m eliputi:
a) pem benahan dan penataan di dalam baik
yang bersifat struktural m aupun instrum ental
(strategi kedalam ); b) pendekatan persuasif
dan m engedepankan fungsi-fungsi pendidikan,
pengajaran yang
m engandung syiar serta
m engem bangkan peran sosialnya (strategi
keluar)
Ketiga, Pem binaan m oral yang dilakukan
Pesantren Darut Taubah telah ikut andil dalam
m em bangun kem bali citra kota Bandung m enjadi
lebih baik, hal itu bisa dilihat m elalui : a) sejak
kehadiran Pesantren Darut Taubah dikawasan
Saritem
kegiatan praktek prostitusi sedikit
m enunjukan penurunan baik dari kuantitas
m aupun intensitasnya; b) Pesantren yang
letaknya pada titik sentral kegiatan prostitusi,
berpengaruh pada tata ruang kawasan Saritem
dan m elahirkan suasana psiko-sosial baru.
Re ko m e n d as i
Kehadiran Pesantren Darut Taubah di
tengah-tengah problem atika yang terjadi di
lingkungan prostitusi Saritem m erupakan sebuah
langkah positif yang dilakukan oleh m asyarakat
dan pem erintah. Dalam perjalanannya, tidak
sem ua yang dilakukan oleh Pondok Pesantren
Darut Taubah dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, karena beberapa kendala dan
keterbatasan. Oleh sebab itu, peneliti m engajukan
beberapa rekom endasi kepada pihak-pihak
yang terkait dengan m asalah penataan kawasan
Saritem , yaitu : Pertam a, pem erintah Daerah dan
Kem enterian Agam a perlu m em berikan apresiasi
dan perhatian yang serius kepada Pesantren
Darut Taubah dalam bentuk rew ard. Baik yang
bersifat m ateri seperti sarana dan prasarana
m aupun dalam bentuk pem binaan m anajem an
untuk m eningkatkan kualitas pem binaan.
Kedua, m odel Pem binaan m oral yang
dilakukan Pesantren Darut Taubah bisa
dijadikan wahana penam bah wawasan dan
tukar pikiran serta studi banding bagi pesantren
lainnya dan Pem erintah Daerah khusunya yang
m em iliki m asalah terkait penanganan prostitusi,

207

Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 02 December 2015
halaman 201-209

m engingat m odel pem binaan yang dikem bangkan
terasa lebih efektif dan eisien untuk pencapaian
tujuan perbaikan m oral.

U CAPAN TERIMAKASIH
Pelaksanaan penelitian “Pesantren Darut
Taubah dan Pekerja Seks Kom ersial Saritem Kota
Bandung” dapat terealisasi dengan baik karena
m endapatkan dukungan dari banyak pihak. Oleh
karena itu, kam i sam paikan ucapan terim akasih
atas kerjasam a dan dukungannya, terutam a
kepada asisten peneliti yang telah m em bantu
m elakukan pengum pulan data dengan baik.
Terim a kasih juga disam paikan kepada Kepala
Balai Penelitian dan Pengem bangan Agam a
J akarta yang telah m em berikan support m oril
dan m ateril terhadap penyelenggaraan penelitian
ini. Selain itu, dihaturkan terim a kasih kepada
sem ua pihak yang telah m em berikan m asukan,
saran dan m em bantu secara teknis dalam
penyem purnaan tulisan hasil ini. Tak lupa penulis
haturkan terim a kasih kepada redaktur J urnal
Analisa yang bersedia m enerbitkan tulisan ini.

D AFTAR P U STAKA
Am alia, Nurwahyu. 20 15. “Kom unikasi Persuasif
dalam J aringan Prostitusi Terselubung”
(Studi Deskriptif pada jaringan Prostitusi
Mahasiswi dalam Perekrutan WTS Baru di
Kota Padang). Skripsi. Fakultas Ilm u Sosial
dan Ilm u Politik: Universitas Andalas.
Darm adi, Ham id. 20 0 7. Dasar Konsep
Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta.
Dhoier, Z. 2011. Tradisi Pesantren Studi
Pandangan Hidup Ky ai dan Visiny a
Mengenai Masa Depan Indonesia. J akarta:
LP3S.
Fachry, Madjid. 1996. “Ethical Theories in Islam ”,
terj. Zakiyuddin Baidhawy, Etika dalam
Islam . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartasapoetra, G. dan Hartini. 20 0 7. Kam us
Sosiologi dan Kependudukan. J akarta: Bum i
Aksara.

208

Kartono, Kartini. 20 0 9. Patologi Sosial. J akarta:
PT R aja Graindo.
Lutphi, Aulia Arief. 20 10 . “Kehidupan Pekerja
Seks Kom ersial: Studi Kasus Faktor Penyebab
Perem puan Menjadi Pekerja Seks Kom ersial
di Sosrowijayan Yogyakarta”. Skripsi.
Fakultas Dakwah: UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Madjid, N. 1997. Bilik-Bilik Pesantren. J akarta:
PT. Dian Rakyat.
Mastuhu, 1994. Dinam ika Sistem Pendidikan
Pesantren, Suatu Kajian tentang Unsur
dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren.
J akarta: INIS.
Norm an K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln
(Eds). 1994. Handbook of Qualitative
Research. Thousand Oaks, California: SAGE
Publications.
Salim , Peter. 1996. The Contem porary EnglishIndonesian Dictionary . J akarta: Modern
English Press.
Sarwono, Sarlito W. 20 10 . Psikologi Rem aja.
J akarta: PT R aja Graindo.
Soedjono, D. 1997. Pelacuran Ditinjau dari Segi
Hukum dan Keny ataan Dalam Masy arakat.
Bandung: Karya Nusantara.
Um iarso & Nurzazin, N. 20 11. Pesantren di
Tengah Arus Mutu Pendidikan Menjaw ab
Problem atika
Kontem porer Manajem en
Mutu Pesantren. Sem arang: RaSAIL Media
Group.
UU Nom or 20 Tahun 20 0 3 Tentang Sistem
Pendidikan Nasioanal.
Wilis, Sofyan S. 20 10 . Rem aja dan Masalahny a.
Bandung: Alfabeta.
Ziem ek, M. 1986. Pesantren dalam Perubahan
Sosial. J akarta: P3M.
Su rat Kabar d an In te rn e t
Harian Pikiran Rakyat, 5 Pebruari 20 0 0 .
Harian Tem po, 13 J uni 20 14.

Pesantren Darut Taubah dan Pekerja Seks Komersial Saritem Kota Bandung
Juju Saepudin

h t t p :/ / m bkp os.com / d et ails.p h p ?id _
posting=171, diunduh pada tanggal 5 Oktober
20 13
http:/ / id.wikipedia.org/ wiki/ Saritem ,
pada tanggal 1 Oktober 20 13

diunduh

h ttp:/ / n ews.detik.com / berita/ 2964331/ wajah legenda-saritem -antara
-revitalisasi-dandenyut-setelah-ditutup,
diunduh
pada
tanggal 9 Novem ber 20 15

209

Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 02 December 2015
halaman 201-209

210