PERDA NO 9 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

\
PERATURAN DAERhH KABUPATEN TULUNGAGUNG
NOMOR
TAHUN 2OO9

O
/

TENTANG

PERUSAHAAN DAERAH "ANEKA USAHA''
KABUPATEN TULUNGAGUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TULUNGAGUNG,
Men imbang

.. a.

b.


'

bahwa KabupatenTulungagung memiliki potensi sumber dava
yang cukup besar untuk dikelola dan dikembangkan dalam

rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan pendapatan Asli Daerah;
bahwa Perusahaan Daerah sebagai alat kelengkapan otonomi
daerah dituntut untuk mampu mengelola potensi sumber dava
yang ada secara maksimal sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah;
bahwa Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 19g0 tentano
Pendirian Perusahaan Daerah Aneka Usaha Kabuoatei
Daerah. Tingkat ll Tulungagung sudah tidak sesuai dengan

d.

Mengingat


V\!,

:

r.

perkembangan dan keadaan, sehingga perlu diganti;
bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a,
huruf b dan huruf c, maka perlu mengatur kembali peraturan
Daerah tentang Perusahaan Daerah ,'Aneka Usaha"
Kabupaten Tulungagung;
Undang-Undang Nomor l2Tahun 1950 Tentang pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaterr Dalam Lingkungan propinsi Jawa

Timur ( Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1950
Nomor 19, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara
Nomor 9 );

2.


l-

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 tentang perusanaan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesij Tahun 1962
Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2387);

Undang- Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang pokok_pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun

1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah oengan
Undang

4.

-

Undang Nomor 43 Tahun 1g99 (Lembaran Neoara

Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambaian
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3g90);
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaga Negara
Nomor 4389):

/t-

2

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6.


7.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan

Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

9.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999
tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah;

Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2000
tentang Pedoman Kerjasama Perusahaan Daerah dengan

10. Keputusan Menteri

Pihak Ketiga;
11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 153 Tahun 2004
tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah yang
Dipisahkan.
Dengan Persetujuan Bersama,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN TULUNGAGUNG

oan
BUPATI TULUNGAGUNG

'

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG
TENTANG PERUSAHAAN DAERAH 'ANEKA USAHA'
KABUPATEN TULUNGAGUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal

1

Dalam Peraturan Daerah.ini yang dimaksud dengan

1.

2.
3.

:

Daerah adalah Daerah Kabupaten Tulungagung.

Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
Bupati adalah Bupati Tulungagung.

4.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

5.

Peraturan Daerah adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan
persetujuan DPRD.


6.

Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah "Aneka Usaha" Kabuoaten
Tulungagung.

7.
L

Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah "Aneka Usaha" Kabupaten Tulungagung.

Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah "Aneka Usaha"
Kabupaten Tulungagung.

L

Pegawai adalah pegawai Perusahaan Daerah "Aneka Usaha" Kabupaten Tulungagung.

BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN BENTUK BADAN HUKUM

Pasal 2

(1)
(2)
(3)

Dengan Peraturan Daerah

ini

ditetapkan Perusahaan Daerah yang bernama

Perusahaan Daerah "Aneka Usaha" Kabupaten Tulungagung.
Perusahaan Daerah ini berkedudukan diTulungagung.

Untuk memperluas jaringan dan wilayah usaha, Perusahaan Oaerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat membuka cabang baik di dalam atau di luar Kabupaten
Tulungagung.
Pasal 3


Bentuk badan hukum Perusahaan Daerah "Aneka Usaha" Kabupaten Tulungagung berupa
Perusahaan Daerah (PD).

Pasal 4

^

(l)

Tujuan pendirian Perusahaan Daerah adalah:
a. mengembangkan polensi sumber daya yang tersedia serta memperluas wilayah
usana;
b. turut serta mendorong pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tulungagung;
c. memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah;
d. meningkatkan daya saing dalam rangka mengantisipasi perkembangan ekonomi
nasional maupun global.

(2)

Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (i), perusahaan Daerah
dapat melakukan keiasama dengan Perusahaan Pemerintah, perusahaan Daerah
lainnya, Perusahaan Swasta yang berbadan hukum dan Koperasi.
BAB III
JENIS USAHA
Pasal 5

Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
kegiatan usaha di bidang:
a. Pengelolaan tempat rekreasi dan fasilitas umum;

2

ayat (1), menyelenggarakan

4/

b.

c.
d.
e.

f.

Percetakan;
Industri dan Perdagangan Barang/Jasa;
Bidang Kesehatan;
Bidang Pertambangan;
Usaha lain yang ditetapkan oleh Bupati.

BAB IV
MODAL PERUSAHAAN
Pasal 6

(1)

N4odal Perusahaan Daerah adalah seluruh harta kekayaan bersih Perusahaan Daerah

yang dimiliki sejak didirikannya sampai dengan tahun berjalan yang merupakan
kekayaan daerah yang dipisahkan.

(2)

Nlodal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diperoleh dari
a. Kekayaan Daerah yang dipisahkan;
b. Keuntungan yang diperoleh dari usaha atau investasi;

c.
d.
e.
-

(3)

:

Hibah;
Pinjaman;
Sumbangan dari Pihak lain yang tidak mengikat.

Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

d

harus mendapat persetujuan

DPRD.
BAB V
ORGAN PERUSAHAAN DAERAH
Bagian Pertama
Umum

Pasal 7

,-\ (1)

(2)

Perusahaan Daerah memiliki organ yang terdiri dari
1. Bupati;
2. Direksi; dan
3. Dewan Pengawas.

:

Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menetapkan susunan organisasi
dan tata kerja Perusahaan Daerah dengan persetujuan Dewan Pengawas.
Bagian Kedua
Kewenangan Bupati
Pasal

I

Bupati memegang kekuasaan tertinggi dan segala kewenangan yang tidak diserahkan
kepada Direksi.
Pasal

I

Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Bupati memiliki kewenangan
untuk:

a.

Memberikan arahan dalam rangka pengelolaan Perusahaan Daerah;

t,

.

b.

Melakukan bimbingan dan pembinaan dalam rangka peningkatan kinerja Perusahaan
Daerah;

c.

Melakukan upaya-upaya yang berkaitan dengan kelangsungan Perusahaan Daerah dan
pengamanan terhadap semua kekayaan milik Perusahaan Daerah.
Bagian Ketiga
Direksi
Pasal 10

(1)
(2)
(3)
/ (4)

Calon Direksi diusulkan oleh Dewan Pengawas atas persetujuan Bupati.

Usulan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada hasil
seleksi yang dilaksanakan oleh Dewan Pengawas.
Pengangkatan Direksi ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Masa jabatan Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali.

Pasal

/

11

Untuk dapat diangkat sebagai Direksi, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut

:

a.
b.

Warga Negara Indonesia;

c.

Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana paling
sedikit 5 (lima) tahun berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum

Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak
pernah dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan pailit;

rerap;

d. Tidak terikat hubungan keluarga dengan

Bupati/r'Vakil Bupati atau dengan Dewan
Pengawas sampai dengan derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping
termasuk menantu dan ipar.
Pasal 12

(1)

Direksi dilarang memangku jabatan rangkap, yakni:
a. jabatan struktural atau fungsional pada instansi/lembaga Pemerintah Pusat dan
Daerah;
b. anggota Direksi pada BUMD lainnya, BUMN, dan badan usaha swasta; dan/atau
c. jabatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada Perusahaan Daerah.

(2)

Direksi tidak boleh mengelola usaha pribadi yang secara langsung atau tidak langsung
dapat menimbulkan benturan kepentingan dengan Perusahaan Daerah.
Pasal 13

Direksi mempunyai tugas:

a.
b.
c.
d.

menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan
operasional Perusahaan Daerah;
membina pegawai,
mengurus dan mengelola kekayaan Perusahaan Daerah;
menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;

n

e.

menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan Perusahaan Daerah kepada
Dewan Pengawas.
Pasal 14

(1)

Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e terdiri dari Laporan Triwulan
dan Laporan Tahunan.

(2)

Laporan Triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan kegiatan
operasionaldan keuangan yang disampaikan kepada Dewan Pengawas.

(3)

Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat ('l) terdiri dari laporan keuangan
dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama Direksi dan Dewan Pengawas
disampaikan kepada Bupati dan DPRD.

(4)

Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling lambat 120
(seratus dua puluh) hari setelah tahun buku Perusahaan Daerah ditutup untuk disahkan
oleh Bupati paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima.

(5)

Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebelum disahkan Bupati harus
diaudit terlebih dahulu oleh Lembaga yang beMenang.

(6)

Anggota Direksi atau Dewan Pengawas yang tidak bersedia menandatangani Laporan
Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus menyebutkan alasannya secara
tertulis.
Pasal 15

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Direksi mempunyai
wewenang
:

a.

mengangkat dan memberhentikan pegawai Perusahaan Daerah berdasarkan Peraturan
yang berlaku;

b.
c.
d.
e.
f.

mengangkatpegawai untukmendudukijabatan;

g.

mewakili Perusahaan Daerah didalam dan di luar pengadilan;
menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili Perusahaan Daerah;
menandatangani Laporan Triwulan dan laporan Tahunan;

menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik Perusahaan Daerah berdasarkan
persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawas;

melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan melakukan kerjasama
dengan pihak lain dengan persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan pengawas
dengan menjaminkan aset Perusahaan Daerah.
Pasal 16

(1)

Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direksi, pengangkatan Direksi baru masih
dalam proses penyelesaian, Bupati dapat menunjuUmengangkat Direksi yang lama atau
Pejabat Perusahaan Daerah sebagai pejabat sementara.

(2)

Pengangkatan pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.

&..

(3)

Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku paling lama 6 (enam)
oulan.

(4)

Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan pelantikan dan
pengambilan sumpah jabatan.
Pasal 17

(1)
(2)

Penghasilan Direksi terdira dari gaji dan tunjangan.

Besarnya penghasilan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut
oleh Bupati dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan Perusahaan Daerah.
Pasal 18

(1)

Pada akhir masa jabatan kepada Direksi dapat diberikan uang jasa pengabdian yang
besarnya ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usul Dewan Pengawas dan kemampuan
Perusahaan Daerah.

(2)

Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya
berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan tugasnya
paling sedikit 1 (satu) tahun.
Pasal 19

(1)

Direksi memperoleh hak cuti meliputi:
a. cutitahunan;
b. cuti besar:
c. cuti sakit:
d. cuti karena alasan pentingi
e. cuti untuk menunaikan ibadah haii:
cuti nikah;
g. cuti bersalin; dan
h. cuti di luar tanggungan Perusahaan Daerah.

f.
(2)

Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan
penghasilan penuh kecuali cuti di luar tanggungan Perusahaan Daerah.

(3)

Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut oleh Bupati
dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pasal 20

('1

)

(2)

(3)

Direksi berhenti karena:
a. meninggal dunia, atau
b. masa jabatannya berakhir.
Direksi diberhentikan karena:
a. Dermintaan sendiri:
b. reorganisasi;
c. melakukan tindakan yang menimbulkan kerugian Perusahaan Daerah;
d. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan kepentingan Daerah
atau Negara; dan
e. tidak dapat melaksanakan tugasnya.
Pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

t,

Pasal 21

(1)

Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(2) huruf c dan huruf d diberhentikan sementara oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas
untukjangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(2)

Pemberhentaan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati
disertaidengan alasan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan.

Pasal22

(1)

Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2'1, Dewan Pengawas melakukan sidang yang dihadiri oleh Direksi untuk
menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.

(2)

Dewan Pengawas melaporkan kepada Bupati hasil sidang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagai bahan Bupati untuk memberhentikan atau merehabilitasi.

(3)

Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan setelah pemberhentian sementara dijatuhkan belum
ada keputusan mengenai pemberhentian Direksi, maka pemberhentian sementara
menjadi batal dan angota Direksi yang bersangkutan dapat segera menjalankan
jabatannya lagi, kecuali bjlamana untuk keputusan pemberhentian tersebut diperlukan
putusan pengadilan, dan hal itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan.

(4)

Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat ('1) Direksi tidak hadir
tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil sidang Dewan
Pengawas.

(5)

Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Direksi merupakan tindak pidana dengan
putusan bersalah dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang bersangkutan
diberhentikan tidak dengan hormat.
Bagian Keempat
Dewan Pengawas
Pasal 23

('l)
(2)

Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.

Anggota Dewan Pengawas dapat berasal dari unsur SKPD yang berkaitan dengan
Perusahaan Daerah, tenaga profesional dan masyarakat konsumen.
Pasal24

(1)

Calon anggota Dewan Pengawas harus memenuhi persyaratan

:

a. menguasai manajemen Perusahaan Daerah;
b. memilikiwaktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; dan
c. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati / Wakil Bupati atau Dewan

Pengawas
yang lain atau Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus atau kesamping
termasuk menantu dan ipar.

(2)

Pengangkatan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

,/

Pasal 25

(1)

Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat
kembali.

(2)

Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
Perusahaan Daerah dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.
Pasal 26

Dewan Pengawas mempunyaitugas

a.
b.

:

melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan Daerah;

memberikan pertimbangan dan saran kepada Bupati diminta atau tidak diminta guna
perbaikan dan pengembangan Perusahaan Daerah.

Pasal27

Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
mempunyar wewenang :
menilai kinerja Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah;

a.
b.
c.
d.

menilai Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan yang disampaikan Direksi untuk
mendapat pengesahan Bupati;
meminta keterangan Direksi mengenai pengelolaan dan pengembangan Perusahaan
Daerah, dan
mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara, rehabilitasi dan pemberhentian
Direksi keoada Buoati.
Pasal 28

(1) Dewan Pengawas karena tugasnya diberikan penghasilan berupa honorarium.
(2) Dalam hal Perusahaan Daerah memperoleh keuntungan, Dewan pengawas
memperoleh bagian dari jasa produksi secara proporsional.

' (3)

Besarnya honorarium dan bagian dari jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(l) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 29

(1)

Dewan pengawas yang telah berakhir masa jabatannya mendapat uang jasa
pengabdian yang besarnya ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan kemampuan
Perusahaan Daerah.

(2)

Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya
berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan tugasnya
paling sedikit 1 (satu) tahun.
Pasal 30

(1)

Anggota Dewan Pengawas berhenti karena:
a. meninggal dunia; atau
b. masa jabatannya berakhir.

t-

t0

'

(2)

Anggota Dewan Pengawas diberhentikan karena
a. permintaan sendiri:

:

b. reorganisasi;
c. tidak dapat melaksanakan tugas;
d. melakukan tindakan yang merugikan Perusahaan Daerah; dan
e. melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan

kepentingan Daerah

atau Negara.

(3)

Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh BuDati.
Pasal 31

(1)

Anggota Dewan Pengawas yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (2) huruf d dan huruf e diberhentikan sementara oleh Bupati.

(2)

Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
pasat 32

('1) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara, Bupati melaksanakan
rapat yang dihadiri oleh anggota Dewan pengawas untuk menetapkan yang
bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.

(2)

Apabila dalam waktu

(3)

Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) anggota Dewan
Pengawas tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima

1 (satu) butan

Bupati belum melakukan rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pemberhentian sementara batal demi hukum.

hasil rapat.

(4)

Apabila perbuatan yang dilakukan oleh anggota Dewan pengawas merupakan tjndak
pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, yang bersangkutan diberhentikan
tidak dengan hormat.

BAB VI
PEGAWAI
Bagian Kesatu
Pengangkatan

Pasal 33

(1)

(2)

Pengangkatan pegawai Perusahaan Daerah harus memenuhi persyaratan:
Warga Negara Republik Indonesia,
bekelakuan baik dan belum pernah dihukum;
mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang diperlukan;
dinyatakan sehat oleh rumah sakit umum yang ditunjuk oleh direksi;
usia pating tinggi 35 (tiga putuh lima) tahun; dan
lulus seleksi.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengangkatan pegawai dilakukan setelah melalui masa percobaan paling singkat 3
(tiga) bulan dan paring rama 6 (enam) buran dengan kerentuan memenuhi daftar
penilaian kerja setiap unsur paling sedikit bernilai baik.

,'

ll

(3)

Selama masa percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan penilaian
meliputi :
loyalitas;
kecakapan;
kesehatan;
kerjasama;
kerajinan;
prestasi kerja; dan
kejujuran.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
(4)

Apabila pada akhir masa percobaan calon pegawai tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat diberhentikan tanpa mendapat uang
pesangon.
Pasal 34

(1)

Direksi dapat mengangkat tenaga honorer atau tenaga kontrak dengan pemberian
honorarium yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

(2)

Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
diperbolehkan menduduki jabatan.
Bagian Kedua
Penghasilan dan Cuti
Pasal 35

^

(1)

Pegawai Perusahaan Daerah berhak atas gaji dan tunjangan yang disesuaikan dengan
kemampuan Perusahaan Daerah.

(2)

Dalam hal Perusahaan Daerah memperoleh keuntungan, kepada Pegawai Perusahaan
Daerah diberikan bagian dari jasa produksi sesuai dengan kemampuan keuangan
Perusahaan Daerah.

(3)

Pemberian gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta jasa produksi
diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 36

(1)

Pegawai memperoleh hak cuti meliputi :
a. cuti tahunan;
b. cuti besar
c. cuti sakit;
d. cuti karena alasan penting alau cuti untuk menunaikan ibadah haji;
e. cuti nikahl
cuti bersalin; dan
g. cuti di luar tanggungan Perusahaan Daerah.

f.
(2)

Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (l) tetap diberikan
penghasilan penuh, kecuali cuti di luar tanggungan perusahaan Daerah.

(3)

Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih tanjut oleh Bupati
dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

k

t2
Bagian Ketiga
Kewajiban dan Larangan
Pasal 37
Setiap pegawai wajib

:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila dan melaksanakan

Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b.

mendahulukan kepentingan Perusahaan Daerah di atas kepentingan lainnya;

c.

mematuhi dan mentaati segala kewajiban dan larangan; dan

d.

memegang teguh rahasia Perusahaan Daerah dan rahasia jabatan.
Pasal 38

Pegawai dilarang

,a

a.
b.

c.

:

melakukan kegiatan yang merugikan Perusahaan Daerah, Daerah dan/atau Negara;

menggunakan kedudukannya untuk memberikan keuntungan bagi diri sendiri dan/atau
orang lain yang merugikan Perusahaan Daerah; dan
mencemarkan nama baik Perusahaan Daerah, Daerah dan/atau Negara.

Bagian Keempat
Pelanggaran dan Pemberhentian
Pasal 39

(1) Pegawai Perusahaan Daerah dapat dikenakan
(2)

^

sanksi.

Jenis sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pembebasanjabatan;
d. pemberhentian sementara;
e. pemberhentian dengan hormat; dan
pemberhentian tidak dengan hormat.

:

f.

(3) Pelaksanaan penjatuhan
(4)

sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

dengan Keputusan Direksi;
Tata cara pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut
oleh Bupati.
Pasal 40

(1) Pegawai

Perusahaan Daerah diberhentikan sementara apabila diduga telah melakukan
larangan sebagaimana dimaksud daram pasal 3g dan/atau tindak pidana.

(2) Pemberhentian

sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 6 (enam)
bulan atau karena adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

&t

13

Pasal 41

(1)

Pegawai Perusahaan Daerah yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40, maka gaji untuk butan berikutnya hanya diberikan S0% (lima putuh per
seratus) dari gajiyang seharusnya diterima.

(2)

Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak terbukti bersalah, pegawai yang bersangkutan dipekerjakan kembali dan
ditempatkan dalam jabatan yang sama serta berhak menerima sisa penghasilan yang
belum diterima.

(3)

Dalam hal pegawaiyang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terbukti bersalah, Direksi memberhentikan tidak dengan hormat.
Pasal 42

(1)

Pegawai diberhentikan dengan hormat, karena :
a. meninggal dunia;
b. oermintaan sendiri:
c. tidak dapat melaksanakan tugas;
d. tidak sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
e. telah mencapaj usia pensiun; dan/atau
reorganisasi.

f.

(2)

Pegawai yang diberhentikan dengan hormat diberikan pesangon yang besarnya
ditetapkan dengan Keputusan Direksi dengan memperhatikan kemampuan keuangan
Perusahaan Daerah dengan mengedepankan azas kepatutan dan kewajaran.

(3)

Pegawai yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b

pemberhentian berlaku pada bulan berikutnya.
Pasal 43

Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat, karena:
melanggar sumpah pegawai dan/atau sunpah jabatan;
dihukum karena melakukan tindakan pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan/atau
merugikan keuangan Perusahaan Daerah.

a.
^ ' b.
c.

BAB VII
TAHUN BUKU DAN PENGGUNMN LABA
Pasal 44

(1) Tahun Buku Perusahaan Daerah menggunakan Tahun Anggaran.
(2) Laba bersih Perusahaan Daerah setelah dikurangi pajak yang telah disahkan,
pembagiannya ditetapkan sebagai berikut
a. Bagian laba untuk Daerah : 55 o/o
b. Cadangan
: 20 o/o
c. Jasa
: '10 Vo
d. Dana
: 1O o/o
e. Dana
5%

:

Umum
Produksi
Kesejahteraan
Sosial
:

,/

-..

14

(3) Bagian laba bersih untuk Pemerintah

Daerah sebagai mana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dianggarkan sebagai penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah tahun anggaran berikutnya.

(4)
(5)

Cadangan umum pada ayat (2) huruf b disisihkan untuk pemupukan modal perusahaan.

Dana kesejahteraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dianggarkan untuk
tunjangan hari tua Direksi dan pegawai, perumahan pegawai, kepentingan sosial dan
lainnya.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 45

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten
Tulungagung Nomor 5 Tahun 1980 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Aneka Usaha
Kabupaten Daerah Tingkat ll Tulungagung dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 46
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tulungagung

Ditetapkan di Tulungagung
pada tanggal 11 Agustus 2009

BUPATI TULUNGAGUNG,

lr. HERU TJAHSNO, MM.

Diundangkan di Tulungagung
pada tanggal 20 Oktober 2009

Pembina Utama Muda
NrP. 19530808 198003 1 036
Lembaran Daerah Kabupaten Tulung4ung
Tahun 2009 Nomor O4 Seri E

l/

l5
PENJELASAN

ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG
NOMOR TAHUN 2OO9
TENTANG

PERUSAHAAN DAERAH "ANEKA USAHA"
KABUPATENTULUNGAGUNG

.

I.

PENJELASAN UMUM

KabupatenTulungagung memiliki potensi sumber daya yang cukup besar untuk

dike|o|adandikembangkanda|amrangkaikutmeningkatkanpertumbuhanekonomidan
meningkatkanPendapatanAsIiDaerah.Da|amrangkamengembangkanpotensitersebut
maka Perusahaan Daerah "Aneka Usaha" Kabupaten Tulungagung sebagai alat
kelengkapan otonomi daerah harus mampu meningkatkan daya saing global' sehingga
dapat turut serta mendorong pertumbuhan perekonomian kerakyatan dan meningkatkan
Denerimaan Pendapatan Asli Daerah;

Dengan adanya perkembangan dan pertumbuhan perekonomian saat ini Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun '1980 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Aneka Usaha
acuan
Kabupaten Daerah Tingkat ll Tulungagung sudah kurang dapat digunakan sebagai
bagi Perusahaan Daerah "Aneka Usaha" Kabupaten Tulungagung dalam mengikuti
peikembangan perekonomian di Tulungagung, sehingga perlu mengatur kembali
PeraturanDaerahtentangPerUsahaanDaerah,,AnekaUsaha''KabupatenTulungagUng.

II.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
cukup jelas.
Pasal 2
CukuP jelas
Pasal 3
CukuP jelas.

Pasal4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
prasarana milik
Yang dimaksud fasilitas umum adalah gedung atau sarana dan
kantor
Pemerintah Kabupaten Tulungagung yang tidak digunakan untuk kegiatan
dan pengelolaannya telah diserahkan kepada Perusahaan Daerah'
AYat (2)
CukuP jelas.

Pasal6
AYat (1)

Modal Perusahaan Daerah adalah seluruh kekayaan bersih Perusahaan

lercantum
Daerah yang dihitung mulai modal awal Perusahaan Daerah sebagaimana
Tahun
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat ll Tulungagung Nomor 5
Pendirian Perusahaan Daerah Aneka Usaha Kabupaten Daerah

1980 tentang
Tingkat llTulungagung sampai dengan tahun berialan'

Ayat (2)
CukuP jelas.

&

t6

'

Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
CukuP jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
AYat (5)

' Ying dlmatsuO Lembaga yang beMenang

adalah Inspektorat Kabupaten

Tulungagung.
Pasal 15
CukuP jelas.

'

Pasal '16
cukup jelas
Pasal 17
CukuP jelas.
Pasal 18
CukuP jelas.
Pasal 19
AYat (1)
Huruf c

menlnggal
Cuti karena alasan penting misalnya menikahkan anak' orang tua
dunia, pembagian waris dan lainlain

AYat (2)
CukuP ielas.
AYat (3)
CukuP jelas.

Pasal 20
AYat (1)
CukuP jelas
AYat (2)
Huruf c

Yang dlmaksud kerugian termasuk kerugian moril maupun materiil sesuai
dengan reKomendasi DEwan Pengawas'Dinyatakan merugikan keuangan
PerusahaanDaerahberdasarkanpemeriksaanyangdi|akukano|ehLembaga
Pengawasan Yang berwenang

Pasal 2'1
CukuP jelas

Pasal22
CukuP Jelas
Pasal 23
AYat (1)
CukuP jelas.
AYat (2)

praktisi
Tenaga profesional dimaksud adalah dari kalangan akademisi dan/atau
yang berpengalaman'
Pasal24
CukuP jelas

,/.

17

Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Huruf b

Pertimbangan dan saran diberikan dalam hal terkait dengan antara lain
pengangkatan Direksi, program kerja yang diajukan oleh Direksi, rencana
perrioahian status kekayaan Perusahaan Daerah, rencana pinjaman dan ikatan
'hukum
dengan pihak iain, serta menerima, memeriksa dan atau menandatangi
Laporan Triwulan dan laporan Tahunan.
Pasal27

Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 3'l
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Seleksi dilakukan dan ditetaokan oleh Direksi.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42

Ayat(1)
Huruf e
Usia pensiun pegawai adalah berdasarkan ketentuan peraturan perundang
undangan yang berlaku di bidang kepegawaian.r'
Pasal 43
Huruf c
Dinyatakan merugikan keuangan Perusahaan Daerah berdasarkan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Lembaga Pengawasan yang berwenang
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.

-

Pasal 46
Cukup jelas.

6/