PP No 10 th 2000 penjelasan

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10 TAHUN 2000
TENTANG
TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH

UMUM
Tujuan penataan ruang disamping terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan yang
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, juga terselenggaranya pengaturan pemanfaatan
ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya, dan tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas. Untuk
mencapai tujuan tersebut, penataan ruang dilaksanakan melalui proses perencanaan tata ruang yang
menghasilkan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang berdasarkan rencana tata ruang yang telah ditetapkan,
dan pengendalian pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang. Dengan
perkataan lain, kualitas pemanfaatan ruang ditentukan antara lain oleh rencana tata ruang yang digambarkan
dalam peta rencana tata ruang wilayah yang disusun dalam suatu sistem perpetaan dan disajikan berdasarkan
pada unsur-unsur serta simbol dan atau notasinya yang dibakukan secara nasional.
Proses penyusunan peta untuk penataan ruang diawali dengan ketersediaan peta dasar Indonesia. Peta dasar
itu, dengan segala karakteristik ketelitiannya, menjadi dasar bagi pembuatan peta wilayah. Selanjutnya peta
wilayah itu digunakan sebagai media penggambaran peta-peta tematik wilayah. Peta-peta tematik wilayah
menjadi bahan analisis bagi penyusunan rencana tata ruang wilayah.

Oleh karena ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan
ruang udara dibagi dalam wilayah daerah propinsi, wilayah daerah kabupaten, dan wilayah daerah kota, maka
rencana tata ruang wilayah meliputi rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah daerah
propinsi, rencana tata ruang wilayah daerah kabupaten, dan rencana tata ruang wilayah daerah kota. Masingmasing rencana tata ruang wilayah tersebut secara berurutan digambarkan dalam peta wilayah negara
Indonesia, peta wilayah daerah propinsi, peta wilayah daerah kabupaten, dan peta wilayah daerah kota. Peta
wilayah tersebut di atas diturunkan dari peta dasar sedemikian rupa sehingga hanya memuat unsur-unsur rupa
bumi yang diperlukan saja dari peta dasar, dengan maksud agar peta wilayah tersebut tetap memiliki
karakteristik ketelitian georeferensinya. Penggambaran rencana tata ruang wilayah pada peta wilayah tersebut
berwujud peta rencana tata ruang wilayah. Sesuai dengan ruang lingkup pengaturannya, Peraturan Pemerintah
ini hanya mengatur tentang ketelitian peta untuk keperluan penataan ruang saja.
Rencana tata ruang wilayah nasional ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, sedangkan rencana tata ruang
wilayah daerah propinsi, rencana tata ruang wilayah daerah kabupaten, serta rencana tata ruang wilayah daerah
kota ditetapkan dengan peraturan daerah masing-masing. Oleh karena rencana tata ruang wilayah tersebut
berkekuatan hukum, maka peta rencana tata ruang wilayah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan
rencana tata ruang wilayah harus mengandung tingkat ketelitian yang sesuai dengan skalanya.
Peta wilayah negara Indonesia berpedoman kepada tingkat ketelitian peta minimal berskala 1:1.000.000. Peta
wilayah daerah propinsi berpedoman kepada tingkat ketelitian peta minimal berskala 1:250.000. Peta wilayah
daerah kabupaten berpedoman kepada tingkat ketelitian peta minimal berskala 1:100.000. Dan, peta wilayah
daerah kota berpedoman kepada tingkat ketelitian peta minimal berskala 1:50.000.
Dengan demikian, ketelitian peta diperlukan untuk penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah

daerah propinsi, penataan ruang wilayah daerah kabupaten, dan penataan ruang wilayah daerah kota. Dalam
penataan ruang wilayah tersebut, dicakup kawasan lindung, kawasan budi daya, kawasan perkotaan, kawasan

perdesaan dan kawasan tertentu.
Alokasi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung, kawasan budi daya, kawasan perkotaan, kawasan
perdesaan dan kawasan tertentu dalam rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah daerah
propinsi, rencana tata ruang wilayah daerah kabupaten, dan rencana tata ruang wilayah daerah kota, serta
rencana tata ruang kawasan, digambarkan dengan unsur alam seperti garis pantai, sungai, danau, dan unsur
buatan seperti jalan, pelabuhan, bandar udara, permukiman, serta unsur-unsur kawasan lindung dan kawasan
budi daya dengan batas wilayah administrasi dan nama kota, nama sungai, dan nama laut. Penggambaran
unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan keadaan di muka bumi dan pemanfaatan ruang yang direncanakan.
Oleh karena itu, untuk mencapai keseragaman, pembakuan dan keterpaduan secara nasional dalam
penggambaran peta rencana tata ruang wilayah sesuai dengan tingkat ketelitian peta pada skala tersebut di
atas, maka tingkat ketelitian peta untuk penataan ruang wilayah perlu diatur dalam suatu Peraturan Pemerintah.
Oleh karena dalam perencanaan tata ruang wilayah dan kawasan, diperlukan data dan informasi tentang tematema tertentu yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya buatan, maka Peraturan Pemerintah
ini erat kaitannya dengan peraturan perundang-undangan lain yang memuat ketentuan yang mengandung segisegi penataan ruang. Peraturan perundang-undangan yang dimaksud mengatur antara lain tentang
pemerintahan daerah, pertanahan, pengairan, konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,
pertambangan, kehutanan, kependudukan, pertahanan keamanan, dan pengelolaan lingkungan hidup.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Istilah-istilah yang dirumuskan dalam pasal ini dimaksudkan agar terdapat keseragaman pengertian atas
Peraturan Pemerintah ini serta peraturan pelaksanaannya.
Angka 1
Cukup jelas
Angka 2
Skala peta menunjukkan tingkat kerincian data dan atau informasi pada peta. Peta skala besar lebih rinci
kandungan informasinya daripada peta skala kecil. Misalnya, kandungan informasi pada peta dengan skala
1:50.000 adalah lebih rinci daripada peta dengan skala 1:250.000, dan seterusnya. Contoh, jika jarak dua titik di
peta pada skala 1:50.000 = 10 cm, maka jarak kedua titik tersebut di muka bumi adalah 10 x 50.000 cm =
500.000 cm = 5 km, sedangkan pada peta dengan skala 1:250.000, maka jarak kedua titik tersebut menjadi 10 x
250.000 cm = 2.500.000 cm = 25 km.
Angka 3
Ketepatan data dan atau informasi georeferensi menunjukkan kebenaran posisi atau lokasi suatu obyek pada
peta terhadap kedudukan sebenarnya di permukaan bumi dengan mengacu pada suatu sistem referensi di bumi.
Pengertian georeferensi memiliki persyaratan-persyaratan geometrik dan posisi yang benar. Geometrik
dimaksudkan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan besaran-besaran dan bentuk-bentuk yang dapat diukur,
seperti jarak, sudut, tinggi, luas, segiempat, segitiga, lingkaran, dan lain sebagainya.
Kerincian data dan atau informasi tematik adalah kesesuaian jumlah unsur-unsur tematik dengan ketersediaan


ruang pada peta sebagai wahana penggambarannya.
Kelengkapan data dan atau informasi dimaksudkan sebagai keberadaan semua data dan informasi yang
disajikan tanpa ada kekurangan sesuai dengan skala.
Data dan atau informasi tematik adalah hal-hal yang berhubungan dengan tema atau topik tertentu yang
dipetakan, seperti kehutanan, pertanian, geologi, pertanahan, dan lain sebagainya.
Angka 4
Yang dimaksud dengan unsur alam, antara lain: hipsografi, hidrografi, dan vegetasi, sedangkan yang dimaksud
dengan unsur buatan manusia, antara lain: prasarana (jalan, bendungan, dan sebagainya), bandar udara, tempat
permukiman: desa, kota, dan sebagainya, dan ditambah dengan batas administrasi dan nama-nama unsur
geografis (toponimi) : nama ibukota daerah propinsi, nama kota, nama laut, nama selat, nama sungai. Unsur
hipsografi mencakup bentuk/relief permukaan bumi (gunung, bukit dan sebagainya). Unsur hidrografi mencakup
sungai, danau, garis pantai dan sebagainya; dan unsur vegetasi mencakup semua jenis tanaman atau tumbuhtumbuhan.
Angka 5
Wilayah yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif disebut wilayah
pemerintahan. Wilayah yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek fungsional disebut
kawasan.
Angka 6
Diturunkan dari peta dasar artinya digambar kembali dari peta dasar. Penggambaran kembali dilakukan dengan
mengutamakan batas-batas wilayah administratif dengan beberapa unsur rupa bumi yang diperlukan sebagai
dasar untuk penyajian informasi tematik maupun informasi rencana tata ruang wilayah. Unsur rupa bumi yang

menjadi unsur pada peta wilayah adalah unsur yang saat ini ada di lapangan. Peta wilayah terdiri dari peta
wilayah negara Indonesia, peta wilayah daerah propinsi, peta wilayah daerah kabupaten dan peta wilayah
daerah kota.
Angka 7
Peta tematik wilayah menyajikan data dan informasi tematik pada wilayah yang bersangkutan.
Angka 8
Cukup jelas
Angka 9
Cukup jelas
Angka 10
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas

Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)

Yang dimaksud dengan karakteristik ketelitian adalah hal-hal yang khas mendukung terciptanya peta yang teliti.
Termasuk dalam karakteristik ketelitian ini adalah karakteristik kebenaran dan kelengkapan kandungan
informasinya.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 5
Penetapan skala minimal dimaksudkan untuk menentukan skala minimal yang dapat digunakan sesuai dengan
ketepatan yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, ketepatan suatu obyek di muka bumi sepanjang 100 meter, pada peta skala 1:100.000 akan
tergambar sepanjang 1 mm, sedangkan pada peta skala 1:25.000 akan tergambar sepanjang 4 mm. Dengan
demikian, kenampakan suatu obyek sebesar 100 meter di muka bumi tersebut akan terlihat lebih jelas pada peta
yang berskala 1:25.000 dan akan lebih jelas lagi pada peta berskala yang lebih besar (1:10.000, 1:5.000, dan
seterusnya)
Pasal 6
Ayat (1)
Sistem referensi merupakan sistem acuan atau pedoman tentang posisi suatu obyek pada arah horizontal dan
arah vertikal.
Sistem proyeksi merupakan sistem penggambaran permukaan bumi yang tidak beraturan pada bidang datar
secara matematis sedemikian rupa sehingga mengurangi atau menghilangkan kesalahan yang dapat terjadi
akibat perbedaan bentuk dari tidak beraturan ke bidang datar.

Sistem grid merupakan sistem yang menunjukkan tanda dua garis yang berpotongan tegak lurus untuk
mengetahui dan menentukan koordinat titik-titik di atas peta.
Sistem penomoran lembar peta adalah sistem penomoran lembar peta yang berlaku secara nasional.
Ayat (2)
Karena peta dasar digunakan sebagai dasar bagi pembuatan peta wilayah, maka sistem referensi dan sistem
proyeksi dari peta dasar digunakan sebagai sistem referensi dan sistem proyeksi peta wilayah.

Pasal 7
Dalam hal tidak tersedia peta dasar, maka peta lain dapat digunakan sebagai dasar bagi pembuatan peta
wilayah, setelah peta lain itu ditransformasikan ke sistem referensi dan sistem proyeksi yang ditentukan
berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. Transformasi tersebut dapat dilakukan baik oleh instansi yang
bertanggung jawab maupun oleh instansi terkait. Yang dimaksud dengan instansi terkait adalah instansi
pemerintah baik pusat maupun daerah yang tugas dan fungsinya berkaitan dengan pengadaan peta dasar dan
peta wilayah.
Peta wilayah skala 1:1.000.000 menjadi dasar bagi penggambaran peta tematik wilayah maupun peta rencana
tata ruang wilayah skala 1:1.000.000.
Peta wilayah skala 1:250.000 menjadi dasar bagi penggambaran peta tematik wilayah maupun peta rencana tata
ruang wilayah skala 1:250.000.
Peta wilayah skala 1:100.000 menjadi dasar bagi penggambaran peta tematik wilayah maupun peta rencana tata
ruang wilayah skala 1:100.000.

Peta wilayah skala 1:50.000 menjadi dasar bagi penggambaran peta tematik wilayah maupun peta rencana tata
ruang wilayah skala 1:50.000.
Peta wilayah skala 1:25.000 menjadi dasar bagi penggambaran peta tematik wilayah maupun peta rencana tata
ruang wilayah skala 1:25.000.
Peta wilayah skala 1:10.000 menjadi dasar bagi penggambaran peta tematik wilayah maupun peta rencana tata
ruang- wilayah skala 1:10.000.
Peta tematik wilayah digunakan sebagai salah satu bahan analisis untuk penyusunan peta rencana tata ruang
wilayah.
Pasal 8
Ayat (1)
Kriteria, klasifikasi dan spesifikasi unsur-unsur tematik yang ditetapkan oleh instansi yang mengadakan peta
tematik wilayah, dimaksudkan bahwa peta tematik itu digambar dan disiapkan oleh instansi yang tugas dan
fungsinya mengelola sumber daya alam, misalnya: lahan, hutan, air, mineral, dan lain-lain.
Peta tematik wilayah merupakan peta yang memuat satu atau beberapa tema tertentu yang sesuai untuk
keperluan penataan ruang. Sebagai contoh: peta liputan lahan, peta bentuk lahan, peta kemiringan lereng, peta
daerah aliran sungai dan kerapatan aliran, peta potensi mineral (bahan galian), peta potensi hutan, peta potensi
sumber daya air, peta potensi ketersediaan lahan, peta potensi kawasan lindung dan peta sebaran penduduk.
Peta tematik wilayah mengandung data dan informasi baik kualitatif maupun kuantitatif mengenai keberadaan
dan macam sumber daya alam dan atau sumber daya buatan dengan ketelitian kandungan informasi sesuai
dengan skala dari setiap tema petanya.

Ayat (2)
Unsur-unsur peta wilayah antara lain adalah garis pantai, hidrografi, jaringan transportasi dan batas wilayah
administratif. Unsur-unsur peta rencana tata ruang wilayah adalah kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Unsur-unsur peta rencana tata ruang wilayah merupakan hasil analisis dari unsur-unsur peta tematik wilayah

yang terkait langsung untuk penataan ruang.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Tingkatan skala menunjukkan tingkat kerincian kandungan informasi yang dipetakan. Dalam hal klasifikasi skala
minimal yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, maka
perbandingan tingkat kerincian kandungan informasi untuk masing-masing skala adalah seperti pada tabel
berikut:

Skala

Liputan Wilayah

1:50.000


lebih sempit daripada

Informasi Yang Termuat

lebih rinci daripada

skala 1:100.000 dan lebih skala1:100.000 dan
luas daripada skala

lebih umum daripada

1:100.000

1:25.000
lebih sempit daripada

skala 1:25.000
lebih rinci daripada


1:250.000

skala 1:250.000
lebih sempit daripada

skala 1:250.000
lebih rinci daripada

skala 1:1.000.000
1:1.000.000 sangat luas

skala 1:1.000.000
sangat umum

Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Skala 1:1.000.000 untuk peta wilayah negara Indonesia adalah skala minimal. Dengan demikian, dimungkinkan
untuk menggunakan skala yang lebih besar.

Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan unsur-unsur perairan pantai misalnya, terumbu, batu karang, beting karang dan menara
suar.
Sungai, danau, waduk atau bendungan yang lebih kecil dari 125 meter digambarkan dengan simbol.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Pasal 12
Yang dimaksud dengan simbol dan atau notasi dalam Lampiran adalah petunjuk penggambaran dan uraian
teknis tentang unsur-unsur peta.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan
perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan cagar budaya, kawasan
rawan bencana alam, dan kawasan lindung lainnya.
Kawasan budidaya meliputi kawasan hutan produksi, kawasan hutan rakyat, kawasan pertanian, kawasan
pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan pariwisata, dan kawasan permukiman. Pada kawasan
budidaya, digambarkan kawasan andalan.
Pada skala ini terdapat kawasan tertentu.

Selain kawasan tersebut di atas, digambarkan pula sistem permukiman meliputi pusat permukiman perkotaan
atau kota dan pusat permukiman perdesaan.
Jaringan transportasi meliputi:
1) Jaringan transportasi darat meliputi jalan bebas hambatan atau jalan tol, jalan
arteri primer dan jalan kolektor.
2) Jaringan jalan kereta api.
3) Jaringan transportasi penyeberangan meliputi jembatan antar pulau.
4) Jaringan transportasi laut meliputi:
a) Pelabuhan laut utama meliputi pelabuhan laut utama
primer, pelabuhan laut utama sekunder, pelabuhan laut utama
tersier, pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan
pengumpan lokal;
b) Alur pelayaran laut.
5) Jaringan transportasi udara meliputi :
a) Bandar udara pusat penyebaran primer;
b) Bandar udara pusat penyebaran sekunder;
c) Bandar udara pusat penyebaran tersier;
d) Bandar udara bukan pusat penyebaran.
Jaringan kelistrikan dan energi meliputi :
1) Jaringan listrik meliputi transmisi kabel laut.
2) Jaringan gas.
Jaringan telekomunikasi dalam hal ini stasiun bumi.
Sarana dan prasarana air baku dalam hal ini bendungan.
Sistem jaringan utilitas meliputi saluran air limbah primer dan saluran drainase primer.
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas

Pasal 16
Ayat (1)
Skala 1:250.000 untuk peta wilayah daerah propinsi adalah skala minimal. Dengan demikian, dimungkinkan
untuk menggunakan skala yang lebih besar.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan unsur-unsur perairan pantai misalnya, terumbu, batu karang, beting karang dan menara
suar.
Yang dimaksud dengan kontur laut adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik atau tempat-tempat di
laut yang mempunyai kedalaman yang sama.
Yang dimaksudkan dengan garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik atau tempattempat di darat yang mempunyai ketinggian yang sama.
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan
perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan cagar budaya, kawasan
rawan bencana alam, dan kawasan lindung lainnya.
Kawasan budidaya meliputi kawasan hutan produksi, kawasan hutan rakyat, kawasan pertanian, kawasan
pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan pariwisata, dan kawasan permukiman. Pada kawasan
budidaya, digambarkan kawasan andalan.
Pada skala ini terdapat kawasan tertentu.
Selain kawasan tersebut di atas, digambarkan pula sistem permukiman, meliputi pusat permukiman perkotaan
atau kota, pusat permukiman perdesaan, kawasan perdesaan sebagai pusat produksi pertanian, kawasan
perdesaan sebagai pusat pengolahan sumber daya lainnya dan kota tani (Agropolitan Centre).
Jaringan transportasi meliputi:
1) Jaringan transportasi darat meliputi jalan bebas hambatan atau jalan tol, jalan
arteri primer dan jalan kolektor.
2) Jaringan jalan kereta api dalam hal ini jalan kereta api jalur tunggal.

3) Jaringan transportasi penyeberangan dalam hal ini jembatan antar pulau.
4) Jaringan transportasi laut meliputi:
a) Pelabuhan laut utama meliputi pelabuhan laut utama
primer, pelabuhan laut utama sekunder, pelabuhan laut utama
tersier, pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan
pengumpan lokal;
b) Alur pelayaran laut.
5) Jaringan transportasi udara meliputi :
a) Bandar udara pusat penyebaran primer.
b) Bandar udara pusat penyebaran sekunder.
c) Bandar udara pusat penyebaran tersier.
d) Bandar udara bukan pusat penyebaran.
Jaringan kelistrikan dan energi meliputi :
1) Jaringan listrik meliputi transmisi kabel laut, tegangan
tinggi dan bangunan pembangkit tenaga listrik.
2) Jaringan gas dalam hal ini saluran primer jaringan gas.
Jaringan telekomunikasi meliputi stasiun bumi.
Sarana dan prasarana air baku meliputi fasilitas air bersih, mata air dan bendungan.
Sistem jaringan utilitas meliputi saluran air limbah primer dan saluran drainase primer.
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan bentangan wilayah yang sempit adalah wilayah yang tidak begitu luas untuk dapat
digambarkan pada peta dengan skala 1:250.000 sedemikian rupa sehingga jika dipaksakan untuk digambarkan
dalam skala tersebut akan menjadi gambaran peta yang terlalu kecil dalam ukuran lembar peta yang baku.
Penggunaan skala yang lebih besar dimungkinkan karena luas bentangan masing-masing daerah propinsi itu
berbeda untuk digambarkan dalam skala yang sama. Hubungan antara luas bentangan dengan skala yang dipilih
berdasarkan pada kerincian data dan informasi yang disajikan, sebagai contoh: daerah Propinsi Yogyakarta atau
daerah yang berkembang dengan cepat seperti Kawasan Jabotabek digambarkan dengan lebih rinci. Hal ini
akan menentukan skala peta sesuai dengan muatan informasi yang digunakan.

Ayat (2)
Dalam kaidah perpetaan, simbol dan atau notasi unsur-unsur dan tata cara penggambarannya mengikuti skala
yang dipilih.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan unsur-unsur perairan pantai misalnya, terumbu, batu karang, beting karang, dermaga,
penahan ombak, menara suar dan kontur laut.
Yang dimaksud dengan kontur laut adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik atau tempat-tempat di
laut yang mempunyai kedalaman yang sama.
Untuk daerah kabupaten yang wilayahnya tidak berbatasan dengan laut, maka unsur garis pantai dan unsurunsur perairan pantainya tidak diberlakukan dalam penggambarannya.
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)
Kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan
perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, kawasan cagar budaya, kawasan
rawan bencana alam, dan kawasan lindung lainnya.
Kawasan budidaya meliputi kawasan hutan produksi, kawasan hutan rakyat, kawasan pertanian, kawasan
pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan pariwisata, dan kawasan permukiman.
Selain kawasan tersebut di atas, digambarkan pula sistem permukiman meliputi pusat permukiman perkotaan
atau kota, pusat permukiman perdesaan, kawasan perdesaan sebagai pusat produksi pertanian, kawasan
perdesaan sebagai pusat pengolahan sumber daya lainnya dan kota tani (Agropolitan Centre).
Jaringan transportasi meliputi:
1) Jaringan transportasi darat meliputi jalan bebas hambatan atau jalan tol, jalan arteri
primer dan jalan arteri sekunder.
2) Jaringan jalan kereta api meliputi jalan kereta api jalur tunggal dan stasiun kereta api.
3) Jaringan transportasi penyeberangan dalam hal ini jembatan antar pulau.
4) Jaringan transportasi laut meliputi:
a) Pelabuhan laut utama meliputi pelabuhan laut utama
primer, pelabuhan laut utama sekunder, pelabuhan laut utama
tersier, pelabuhan pengumpan regional dan
pelabuhan pengumpan lokal.
b) Alur pelayaran laut.
5) Jaringan transportasi udara meliputi :
a) Bandar udara pusat penyebaran primer.
b) Bandar udara pusat penyebaran sekunder.
c) Bandar udara pusat penyebaran tersier.
d) Bandar udara bukan pusat penyebaran.
Jaringan kelistrikan dan energi meliputi :
1) Jaringan listrik meliputi transmisi kabel laut, tegangan tinggi dan bangunan
pembangkit tenaga listrik.
2) Jaringan gas dalam hal ini saluran primer jaringan gas.
Jaringan telekomunikasi meliputi:
1) Stasiun bumi.

2) Jaringan transmisi.
Sarana dan prasarana air baku meliputi:
1) Fasilitas air bersih meliputi:
a) Mata air.
b) Pipa air bersih dalam hal ini pipa air bersih utama.
2) Bendungan.
Sistem jaringan utilitas meliputi saluran air limbah primer dan saluran drainase primer.

Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan unsur-unsur perairan pantai misalnya, terumbu, batu karang, beting karang, dermaga,
penahan ombak, menara suar dan kontur laut.
Untuk daerah kota yang wilayahnya tidak berbatasan dengan laut, maka unsur garis pantai dan unsur-unsur
perairan pantainya tidak diberlakukan dalam penggambarannya.
Pasal 31
Cukup jelas

Pasal 32
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Kawasan lindung meliputi:
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi kawasan hutan lindung, kawasan bergambut
dan kawasan resapan air.
b. Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar
danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota.
c. Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa.
d. Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman buru.
e. Kawasan cagar budaya.
f. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan
tanah longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan kekeringan dan kawasan rawan
petir.
g. Kawasan lindung lainnya meliputi cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan
kawasan pantai berhutan bakau.
Kawasan budidaya meliputi:
a. Kawasan hutan produksi meliputi kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap dan
kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.
b. Kawasan hutan rakyat.
c. Kawasan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan
tanaman tahunan/perkebunan, kawasan peternakan dan kawasan perikanan.
d. Kawasan pertambangan meliputi kawasan pertambangan golongan bahan galian strategis, kawasan
pertambangan golongan bahan galian vital dan kawasan pertambangan golongan bahan galian lainnya.
e. Kawasan peruntukan industri meliputi kawasan peruntukan industri dan kawasan industri.
f. Kawasan pariwisata.
g. Kawasan permukiman.
Selain kawasan tersebut di atas, digambarkan pula sistem permukiman yang meliputi:

1) Pusat permukiman perkotaan atau kota meliputi:
a. Pusat perbelanjaan dan niaga kota meliputi pusat perbelanjaan dan niaga kawasan.
b. Tempat pembuangan sampah akhir.
2) Pusat permukiman perdesaan meliputi pusat perbelanjaan dan niaga pedesaan.
3) Kawasan perdesaan sebagai pusat produksi pertanian.
4) Kawasan perdesaan sebagai pusat pengolahan sumber daya lainnya.
5) Kota tani (Agropolitan Centre).
Jaringan transportasi meliputi:
1) Jaringan transportasi darat meliputi jalan bebas hambatan atau jalan tol, jalan arteri primer, jalan arteri
sekunder dan jalan kolektor primer.
2) Jaringan jalan kereta api meliputi jalan kereta api jalur tunggal, jalan kereta api jalur ganda dan stasiun kereta
api.
3) Jaringan transportasi sungai meliputi jaringan transportasi danau, jaringan transportasi penyeberangan dan
jembatan antar pulau.
4) Jaringan transportasi laut meliputi:
a. Pelabuhan laut utama meliputi pelabuhan laut utama primer, pelabuhan laut utama sekunder, pelabuhan
laut utama tersier, pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.
b. Alur pelayaran laut.
5) Jaringan transportasi udara meliputi :
a) Bandar udara pusat penyebaran primer.
b) Bandar udara pusat penyebaran sekunder.
c) Bandar udara pusat penyebaran tersier.
d) Bandar udara bukan pusat penyebaran.
Jaringan kelistrikan dan energi meliputi :
1) Jaringan listrik meliputi transmisi kabel laut, tegangan tinggi, bangunan pembangkit tenaga listrik dan gardu
induk listrik ekstra.
2) Jaringan gas dalam hal ini saluran primer jaringan gas.

Jaringan telekomunikasi meliputi:
1) Stasiun bumi.
2) Jaringan transmisi.
3) Kantor pos.
Sarana dan prasarana air baku meliputi:
1) Fasilitas air bersih meliputi:
a) Mata air.
b) Pipa air bersih meliputi pipa air bersih utama dan pipa air bersih sekunder.
2) Bendungan.
3) Kanal besar
4) Waduk penampungan air hujan.
Sistem jaringan utilitas meliputi saluran air limbah primer saluran drainase primer dan jaringan air hujan primer.
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan unsur-unsur perairan pantai misalnya, terumbu, batu karang, beting karang, dermaga,
penahan ombak, menara suar dan kontur laut.
Huruf c
Cukup jelas

Huruf d
Bandar udara digambarkan sesuai dengan skala.
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Kawasan lindung meliputi:
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi kawasan hutan lindung, kawasan bergambut
dan kawasan resapan air.
b. Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar
danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota.
c. Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa.
d. Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman buru.
e. Kawasan cagar budaya.
f. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan
tanah longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan kekeringan dan kawasan rawan
petir.

g. Kawasan lindung lainnya meliputi cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan
kawasan pantai berhutan bakau.
Kawasan budidaya meliputi:
a. Kawasan hutan produksi meliputi kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap dan kawasan hutan
produksi yang dapat dikonversi.
b. Kawasan hutan rakyat.
c. Kawasan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan tanaman
tahunan/perkebunan, kawasan peternakan dan kawasan perikanan.
Kawasan pertanian lahan basah meliputi kawasan pertanian beririgasi, kawasan pertanian pasang surut, kawasan sawah
lebak, dan kawasan sawah tadah hujan.
Kawasan pertanian lahan kering meliputi kawasan tanaman semusim dataran rendah dan kawasan tanaman semusim
dataran tinggi.
Kawasan tanaman tahunan/perkebunan meliputi kawasan perkebunan sejenis (monokultur), kawasan kebun campuran
dan kawasan kebun buah-buahan.
Kawasan peternakan meliputi kawasan penggembalaan dan kawasan ternak kandang.
Kawasan perikanan meliputi kawasan perikanan air tawar, kawasan perikanan payau/tambak dan kawasan perikanan laut.
d. Kawasan pertambangan meliputi kawasan pertambangan minyak bumi, kawasan pertambangan bitumen cair, kawasan
pertambangan lilin bumi, kawasan pertambangan gas alam, kawasan pertambangan bitumen padat, kawasan
pertambangan aspal, kawasan pertambangan antrasit, batubara, batubara muda, kawasan pertambangan uranium,
kawasan pertambangan radium, kawasan pertambangan thorium, kawasan pertambangan nikel, kawasan pertambangan
kobalt, kawasan pertambangan timah, kawasan pertambangan besi, kawasan pertambangan mangan, kawasan
pertambangan molibden, kawasan pertambangan krom, kawasan pertambangan wolfram, kawasan pertambangan
vanadium, kawasan pertambangan titan, kawasan pertambangan bauksit, kawasan pertambangan tembaga, kawasan
pertambangan timbal, kawasan pertambangan seng, kawasan pertambangan emas, kawasan pertambangan platina,
kawasan pertambangan perak, kawasan pertambangan air raksa, kawasan pertambangan intan, kawasan pertambangan
arsen, kawasan pertambangan antimon, kawasan pertambangan bismuth, kawasan pertambangan ytrium, kawasan
pertambangan rhuttenium, kawasan pertambangan cerium, kawasan pertambangan berilum, kawasan pertambangan
korundum, kawasan pertambangan zirkon, kawasan pertambangan kristal kuarsa, kawasan pertambangan kriolit,
kawasan pertambangan fluorspar, kawasan pertambangan barit, kawasan pertambangan yodium, kawasan pertambangan
brom, kawasan pertambangan khlor, kawasan pertambangan belerang, kawasan pertambangan gambut, kawasan
pertambangan nitrat-nitrat, kawasan pertambangan fosfat-fosfat, kawasan pertambangan garam batu/halit, kawasan
pertambangan asbes, kawasan pertambangan talk, kawasan pertambangan mika, kawasan pertambangan grafit, kawasan
pertambangan magnesit, kawasan pertambangan yarosit, kawasan pertambangan leusit, kawasan pertambangan
tawas/alum, kawasan pertambangan oker, kawasan pertambangan batu permata, batu setengah permata, kawasan
pertambangan pasir kuarsa, kawasan pertambangan kaolin, kawasan pertambangan felspar, kawasan pertambangan gips,
kawasan pertambangan bentonit, kawasan pertambangan batu apung, kawasan pertambangan tras, kawasan
pertambangan opsidian, kawasan pertambangan perlit, kawasan pertambangan diatome, kawasan pertambangan tanah
serap (fuller s earth), kawasan pertambangan marmer, kawasan pertambangan batu tulis, kawasan pertambangan batu
kapur, kawasan pertambangan dolomit, kawasan pertambangan kalsit, kawasan pertambangan granit, kawasan
pertambangan andesit, kawasan pertambangan basalt, kawasan pertambangan trakhit, kawasan pertambangan tanah liat
dan kawasan pertambangan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur atau mineral golongan A dan B dalam jumlah

yang berarti ditinjau dari segi ekonomi dan pertambangan.
e. Kawasan peruntukan industri meliputi kawasan peruntukan industri, kawasan industri (industrial estate) dan kompleks
industri (industri dasar).
f. Kawasan pariwisata.
g. Kawasan permukiman meliputi kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan.
Selain kawasan tersebut di atas, digambarkan pula sistem permukiman yang meliputi:
1) Pusat permukiman perkotaan atau kota meliputi:
a) Pusat perbelanjaan dan niaga kota meliputi pusat perbelanjaan kawasan dan pusat perbelanjaan dan niaga kawasan.
b) Pasar meliputi pasar induk.
c) Tempat pembuangan sampah akhir.
2) Pusat permukiman perdesaan meliputi:
a) Pusat perbelanjaan niaga perdesaan dalam hal ini pusat perbelanjaan kawasan perdesaan.
b) Pasar meliputi pasar induk.
c) Tempat pembuangan sampah akhir.
3) Kawasan perdesaan sebagai pusat produksi pertanian.
4) Kawasan perdesaan sebagai pusat pengolahan sumber daya lainnya.
5) Kota tani (Agropolitan Centre).
Jaringan transportasi meliputi:
1) Jaringan transportasi darat meliputi jalan bebas hambatan atau jalan tol, jalan arteri primer jalan arteri
sekunder, jalan kolektor primer, jalan layang, jalan lokal, jalan lain dan terminal angkutan jalan raya.
2) Jaringan jalan kereta api meliputi jalan kereta api jalur ganda, jalan kereta api jalur tunggal, jalan kereta api
bawah tanah dan stasiun kereta api.
3) Jaringan transportasi sungai meliputi jaringan transportasi danau, jaringan transportasi penyebrangan,
jembatan antar pulau dan jaringan transportasi jembatan dan terowongan antar pulau.
4) Jaringan transportasi laut meliputi:
a) Pelabuhan laut utama meliputi pelabuhan laut utama primer, pelabuhan laut utama sekunder, pelabuhan

laut utama tersier, pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.
b) Alur pelayaran laut.
5) Jaringan transportasi udara meliputi :
a) Bandar udara pusat penyebaran primer.
b) Bandar udara pusat penyebaran sekunder.
c) Bandar udara pusat penyebaran tersier.
d) Bandar udara bukan pusat penyebaran.
Jaringan kelistrikan dan energi meliputi :
1) Jaringan listrik meliputi transmisi kabel laut, tegangan tinggi, bangunan pembangkit tenaga listrik, gardu induk
listrik ekstra dan gardu induk listrik.
2) Jaringan gas meliputi saluran primer jaringan gas dan saluran sekunder jaringan gas.
Jaringan telekomunikasi meliputi:
1) Stasiun bumi.
2) Jaringan transmisi.
3) Kantor pos besar.
4) Kantor pos kecil.
5) Warung Telekomunikasi (Wartel).
6) Stasiun telepon otomat.
7) Rumah kabel
Sarana dan prasarana air baku meliputi:
1) Fasilitas air bersih meliputi:
a) Mata air.
b) Pipa air bersih meliputi pipa air bersih utama dan pipa air bersih sekunder.
c) Intake
d) Pipa jaringan air bersih meliputi pipa air bersih utama dan pipa air bersih
sekunder.

e) Jalur distribusi air bersih.
2) Bendungan.
3) Kanal besar.
4) Waduk penampungan air hujan.
Sistem jaringan utilitas meliputi:
1) Saluran air limbah primer dan saluran limbah sekunder.
2) Saluran drainase primer dan saluran drainase sekunder.
3) Jaringan air hujan primer dan jaringan air hujan sekunder.
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud dengan unsur-unsur perairan pantai misalnya, terumbu, batu karang, beting karang, dermaga,
penahan ombak, menara suar dan kontur laut.
Yang dimaksud dengan kontur laut adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik atau tempat-tempat di
laut yang mempunyai kedalaman yang sama.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Bandar udara digambarkan sesuai dengan skala.
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas

Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Kawasan lindung meliputi:
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya meliputi kawasan hutan lindung, kawasan
bergambut dan kawasan resapan air.
b. Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan pantai, kawasan sempadan sungai, kawasan
sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau kota termasuk di dalamnya hutan
kota.
c. Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa.
d. Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman buru.
e. Kawasan cagar budaya.
f. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan gempa bumi,
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan
kekeringan dan kawasan rawan petir.
g. Kawasan lindung lainnya meliputi cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian
satwa, dan kawasan pantai berhutan bakau.
Kawasan budidaya meliputi:
a. Kawasan hutan produksi meliputi kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap dan
kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi.
b. Kawasan hutan rakyat.
c. Kawasan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan
tanaman tahunan/perkebunan, kawasan peternakan dan kawasan perikanan.
1) Kawasan pertanian lahan basah seperti tersebut di atas meliputi kawasan pertanian beririgasi, kawasan
pertanian pasang surut, kawasan sawah lebak dan kawasan sawah tadah hujan.
Sedangkan kawasan pertanian beririgasi meliputi kawasan irigasi teknis, kawasan irigasi semi teknis dan

kawasan irigasi sederhana.
Kawasan pertanian pasang surut, kawasan sawah lebak dan kawasan sawah tadah hujan tidak dibagi ke
dalam unsur-unsur.
2) Kawasan pertanian lahan kering seperti tersebut di atas meliputi kawasan tanaman semusim dataran
rendah dan kawasan tanaman semusim dataran tinggi.
Kawasan tanaman semusim dataran rendah tersebut di atas meliputi kawasan serealia (padi gogo,
jagung), kawasan kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah), kawasan umbi-umbian (singkong, ubi jalar),
kawasan sayuran (terong, kacang panjang, labu) dan kawasan lainnya (bunga).
Kawasan tanaman semusim dataran tinggi tersebut di atas meliputi kawasan serealia (padi gogo, jagung),
kawasan kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah), kawasan umbi-umbian (singkong, ubi jalar), kawasan
sayuran (terong, kacang panjang, labu) dan kawasan lainnya (bunga).
3) Kawasan tanaman tahunan/perkebunan seperti tersebut di atas meliputi kawasan perkebunan sejenis
(monokultur), kawasan kebun campuran dan kawasan kebun buah-buahan.
4) Kawasan peternakan seperti tersebut di atas meliputi kawasan penggembalaan dan kawasan ternak
kandang.
5) Kawasan perikanan seperti tersebut di atas meliputi kawasan perikanan air tawar, kawasan perikanan air
payau/tambak dan kawasan perikanan laut.
Kawasan perikanan air tawar tersebut di atas meliputi kawasan perikanan danau, kawasan perikanan
kolam dan kawasan perikanan minapadi.
Kawasan perikanan laut tersebut di atas meliputi kawasan perikanan laut dangkal dan kawasan perikanan
laut dalam.
d. Kawasan pertambangan meliputi kawasan pertambangan minyak bumi, kawasan pertambangan bitumen cair,
kawasan pertambangan lilin bumi, kawasan pertambangan gas alam, kawasan pertambangan bitumen padat,
kawasan pertambangan aspal, kawasan pertambangan antrasit, batubara, batubara muda, kawasan
pertambangan uranium, kawasan pertambangan radium, kawasan pertambangan thorium, kawasan
pertambangan nikel, kawasan pertambangan kobalt, kawasan pertambangan timah, kawasan pertambangan
besi, kawasan pertambangan mangan, kawasan pertambangan molibden, kawasan pertambangan krom,
kawasan pertambangan wolfram, kawasan pertambangan vanadium, kawasan pertambangan titan, kawasan
pertambangan bauksit, kawasan pertambangan tembaga, kawasan pertambangan timbal, kawasan
pertambangan seng, kawasan pertambangan emas, kawasan pertambangan platina, kawasan pertambangan
perak, kawasan pertambangan air raksa, kawasan pertambangan intan, kawasan pertambangan arsen,
kawasan pertambangan antimon, kawasan pertambangan bismuth, kawasan pertambangan ytrium, kawasan
pertambangan rhuttenium, kawasan pertambangan cerium, kawasan pertambangan berilum, kawasan
pertambangan korundum, kawasan pertambangan zirkon, kawasan pertambangan kristal kuarsa, kawasan
pertambangan kriolit, kawasan pertambangan fluorspar, kawasan pertambangan barit, kawasan
pertambangan yodium, kawasan pertambangan brom, kawasan pertambangan khlor, kawasan pertambangan
belerang, kawasan pertambangan gambut, kawasan pertambangan nitrat-nitrat, kawasan pertambangan
fosfat-fosfat, kawasan pertambangan garam batu/halit, kawasan pertambangan asbes, kawasan
pertambangan talk, kawasan pertambangan mika, kawasan pertambangan grafit, kawasan pertambangan
magnesit, kawasan pertambangan yarosit, kawasan pertambangan leusit, kawasan pertambangan
tawas/alum, kawasan pertambangan oker, kawasan pertambangan batu permata, batu setengah permata,
kawasan pertambangan pasir kuarsa, kawasan pertambangan kaolin, kawasan pertambangan felspar,
kawasan pertam-bangan gips, kawasan pertambangan bentonit, kawasan pertambangan batu apung,

kawasan pertambangan tras, kawasan pertambangan opsidian, kawasan pertambangan perlit, kawasan
pertambangan diatome, kawasan pertambangan tanah serap (fuller s earth), kawasan pertambangan marmer,
kawasan pertambangan batu tulis, kawasan pertambangan batu kapur, kawasan pertambangan dolomit,
kawasan pertambangan kalsit, kawasan pertambangan granit, kawasan pertambangan andesit, kawasan
pertambangan basalt, kawasan pertambangan trakhit, kawasan pertambangan tanah liat dan kawasan
pertambangan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur atau mineral golongan A dan B dalam jumlah
yang berarti ditinjau dari segi ekonomi dan pertambangan.
e. Kawasan peruntukan industri meliputi kawasan peruntukan industri, kawasan industri (industrial estate) dan
kompleks industri (industri dasar).
f. Kawasan pariwisata.
g. Kawasan permukiman meliputi kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan.
Kawasan permukiman perkotaan tersebut di atas meliputi kawasan permukiman perkotaan dan kawasan
perdagangan.
Kawasan permukiman perdesaan meliputi kawasan permukiman perdesaan dan kawasan perdagangan.
Selain kawasan tersebut di atas, digambarkan pula sistem permukiman yang meliputi:
1) Pusat permukiman perkotaan atau kota meliputi:
a) Pusat perbelanjaan dan niaga kota meliputi pusat perbelanjaan kawasan dan
pusat perbelanjaan dan niaga kawasan.
b) Pasar meliputi pasar eceran, pasar grosir dan pasar induk.
c) Tempat pembuangan sampah akhir.
2) Pusat permukiman perdesaan meliputi:
a) Pusat perbelanjaan niaga perdesaan dalam hal ini pusat perbelanjaan
kawasan perdesaan.
b) Pasar meliputi pasar eceran, pasar grosir dan pasar induk.
c) Tempat pembuangan sampah akhir.
3) Kawasan perdesaan sebagai pusat produksi pertanian.
4) Kawasan perdesaan sebagai pusat pengolahan sumber daya lainnya.
5) Kota tani (Agropolitan Centre).
Jaringan transportasi meliputi:
1) Jaringan transportasi darat meliputi jalan bebas hambatan atau jalan tol, jalan arteri primer jalan arteri
sekunder, jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder, jalan layang, jalan lokal, jalan lain dan terminal

angkutan jalan raya.
2) Jaringan jalan kereta api meliputi jalan kereta api jalur ganda, jalan kereta api jalur tunggal, jalan kereta api
bawah tanah dan stasiun kereta api.
3) Jaringan transportasi sungai meliputi jaringan transportasi danau, jaringan transportasi penyeberangan,
transportasi jembatan dan terowongan antar pulau.
4) Jaringan transportasi laut meliputi:
a) Pelabuhan laut utama meliputi pelabuhan laut utama primer, pelabuhan laut utama sekunder, pelabuhan
laut utama tersier, pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.
b) Alur pelayaran laut.
5) Jaringan transportasi udara meliputi :
a) Bandar udara pusat penyebaran primer.
b) Bandar udara pusat penyebaran sekunder.
c) Bandar udara pusat penyebaran tersier.
d) Bandar udara bukan pusat penyebaran.
Jaringan kelistrikan dan energi meliputi :
1) Jaringan listrik meliputi transmisi kabel laut, tegangan tinggi, bangunan pembangkit tenaga listrik, gardu induk
listrik ekstra dan gardu induk listrik.
2) Jaringan gas meliputi saluran primer jaringan gas dan saluran sekunder jaringan gas.
Jaringan telekomunikasi meliputi:
1) Stasiun bumi.
2) Jaringan transmisi.
3) Kantor pos besar.
4) Kantor pos kecil.
5) Warung Telekomunikasi (Wartel).
6) Stasiun telepon otomat.
7) Rumah kabel.
Sarana dan prasarana air baku meliputi:

1) Fasilitas air bersih meliputi:
a) Mata air.
b) Intake.
c) Instalasi produksi.
d) Bak penampung.
e) Pipa jaringan air bersih meliputi pipa air bersih utama dan pipa air bersih
sekunder.
f) Jalur distribusi air bersih.
2) Bendungan.
3) Kanal besar
4) Waduk penampungan air hujan.
Sistem jaringan utilitas meliputi:
1) Saluran air limbah primer dan saluran limbah sekunder.
2) Saluran drainase primer dan saluran drainase sekunder.
3) Jaringan air hujan primer dan jaringan air hujan sekunder.
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pengadaan peta wilayah adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data, pengolahan
data, dan penggambaran data dalam bentuk peta wilayah.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 43

Ayat (1)
Pembinaan teknis dilakukan melalui, antara lain, pendidikan dan pelatihan, serta lokakarya untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dalam pembuatan peta wilayah dan rencana tata ruang wilayah sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ayat (2)
Pembinaan teknis dilakukan melalui, antara lain, pendidikan dan pelatihan, serta lokakarya untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dalam pembuatan peta tematik wilayah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Pasal 44
Pengembangan keterpaduan dilakukan antara lain melalui pemanfaatan teknologi secara terprogram, terarah
serta dengan melibatkan segenap sektor/instansi terkait secara sinkron, menggunakan teknologi analog maupun
dijital, sistem informasi geografis dan visualisasinya, penyebar-luasan serta penelitian dan pengembangan.
Penyelenggaraan pemetaan untuk penataan ruang wilayah dapat memanfaatkan jaringan koordinasi pada
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan menggunakan sistem informasi geografis sebagai sarana.
Sistem informasi geografis merupakan sarana analisis, sarana sistem pendukung pengambilan keputusan dan
sarana permodelan keruangan dalam penyusunan, evaluasi, permodelan dan manajemen tata ruang wilayah.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan penyebarluasan dan kemudahan dalam memperoleh informasi geografis
nasional dan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan sistem informasi geografis secara nasional.
Pasal 45
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan katalog peta wilayah adalah daftar tentang keberadaan dan status peta wilayah. Status
peta merupakan keterangan tentang tahun dibuatnya atau diperbaikinya peta, jenis data yang dimuat dalam
peta, dan lain sebagainya.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan katalog peta tematik wilayah adalah daftar tentang keberadaan dan status peta tematik
wilayah.
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Yang dimaksud dengan keputusan instansi yang bertanggung jawab adalah keputusan yang dikeluarkan oleh
pimpinan tertinggi dari instansi tersebut. Keputusan tersebut diterbitkan setelah dikonsultasikan dengan lembaga
yang ditugasi mengkoordinasikan penataan ruang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 48
Dalam kaidah perpetaan, simbol dan atau notasi unsur-unsur dan tata cara penggambarannya mengikuti skala
yang dipilih.

Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3934