telaga itu bernama sabar

Majalah Donatur Yatim Mandiri Februari 2017 / Jumadil Awal - Jumadil Akhir 1438 H

Lembaga Amil Zakat Nasional

Telaga Itu
Bernama Sabar
Pengobatan Peradangan
Usus Buntu

Berkata Benar
dengan Baik

Certificate No: 10071
ISO 9001:2008

Pemberi Beasiswa Yatim
Terbanyak 2011

Tata Cara Sholat
Berjamaah Dua Orang
Donatur:


146.048

Mata Hati

Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa
yang bersabar atas kesulitan dan himpitan
kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau
pemberi syafaat baginya pada hari kiamat.”
(HR. Tirmidzi)
Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

1

Yayasan Yatim Mandiri
VISI
Menjadi Lembaga Terpercaya dalam
Membangun Kemandirian Ya m
MISI


1. Membangun nilai-nilai kemandirian ya m dhuafa
2. Meningkatkan per sipasi masyarakat dan dukungan
sumberdaya untuk kemandirian ya m dan dhuafa
3. Meningkatkan Capacity Building Organisasi.
Pembina

Ibnu Rusdi

Ir. Bimo Wahyu Wardoyo

. .

Yusuf Zain, S.Pd, MM

.

H. Mutrofin, SE
Bendahara Zaini Faisol
Dewan Pengawas Syariah Prof. Dr. H.Imam Bawani, MA

Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA
Drs. Agustianto, MA
KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI
Direktur Utama
Direktur Operasional
Ketua STAINIM
Direktur ICMBS
Direktur MEC
Direktur RSM
Sekretaris Eksekutif

Arma Jackson

LAZNAS Yatim Mandiri semoga tambah maju

.

Penanganan anak-anak yatim melalui kerja
kelembagaan terasa lebih
termanajemen dan prospektif.Salam apresiatif

buat Yatim Mandiri

A. Zeni Ahmad

YATIM MANDIRI Oke, semoga sukses selalu
Dalam mengasuh anak-anak yatim....amiin.

Soraya

Zaini Faisol
Drs. Sodikin, M.Pd
Dr. Margono
Muklis, ST
M. Ulinnuha
Kindy M. U.
H. Mutrofin, SE
Agus Budiarto
.
.
,

.
Penasehat Hukum H. Mahfud, SH

Indah nya berbagi, semoga apa yg kita
berikan mendapat pahala yg
begitu besar dari allah swt.. aamiin

Mutrofin

Kindy M. U.

7010054803
Syad

-

BALIKPAPAN Jl. Pattimura RT104 No.38 B, Batu Ampar , Balikpapan Telp.(0542) 860 609,081
25344932. BANDUNG Jl. Rusa No.12 Buah Batu Bandung. Telp (022) 7309138, 0877 8164 3543,
BANTEN Jl. Ayip Usman No.11 Cikepuh Kebaharan Serang Banten Telp. (0254) 219375,081287448444.
BANDAR LAMPUNG Jl. Sultan Haji No.19 kel. Sepang Jaya kec. Kedaton, Bandar Lampung telp. (0721)

700953, 085275669977, BATAM Perumahan Kurnia Djaya Alam Parkit 01, no.02 Batam Center - Batam
Telp. (085) 109050200,081372601112. BEKASI Jl. Laskar Perum Griya Metropolitan Blok DI-4 Pekayon
Jaya Bekasi (021) 82401706, 085 108056400 BLITAR Jl. Cemara No.286 Blitar Telp. (0342) 4559117,
085103761333, BOGOR Jl.Sempur Kaler No 2 Bogor Tengah - Kota Bogor Telp (0251) 8409054, 0813
3177 1830. BOJONEGORO Jl. Panglima Polim Gg. Mangga 2 Sumbang Bojonegoro Telp. (0353) 5254809,
0857 3336 4999, DENPASAR Jl. Gunung cemara 7K Perumnas Monang Maning ,Denpasar bali Telp. (081)
333 241 248, DEPOK Jl. Margonda no.23B, Pancoran mas kota depok Telp. (021) 7777785,0821 40742135,
0852 407 421 35 GRESIK Ruko Multi Sarana Plaza Blok B-11 Jl. Gubernur Suryo Gresik Telp. (031) 399 0727,
0853 4774 2008, Fax. (031) 399 0727 JAKARTA Jl. Utan Kayu Raya No.64 matraman Jakarta Timur. Telp.
(021) 29821197, (081) 316313700, JAKARTA SELATAN Jl. Gedung hijau Raya SV.07 no.74 Pondok Indah
Jakarta selatan, Telp (0812) 8016 5001, 08161330701. JEMBER Jl. Nusantara Komplek Ruko, GOR Kaliwates
No.4, Jember Telp. (0331) 427062, 0851-0264-0333 JOMBANG Perum Widya Graha Permai 14B RT 31/RW
06 Jl. Pattimura Gang III Barat STKIP Jombang Telp.(O321) 865879, 0851 0015 0808. KEDIRI Jl. Dr. Saharjo
No. 119 Campurejo Mojoroto Kediri Telp. (0354) 3782141, 0812 3389 7975 KUDUS Jl. Ganesha No. 4
Purwosari Kudus 59316 (Depan SMKN 1 Kudus), Telp. (0291) 4250151, 0851 0275 4279.

2

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, serta shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW.
Barangkali kata “sabar” adalah kata yang paling sering
kita dengar dalam hidup kita, utamanya saat dirundung
masalah, mengalami kesulitan dan tertimpa musibah. Kata
“sabar” menjadi kata penenang atas segala ujian dan badai
kehidupan.
Menurut Ibnu Qoyyim, sabar itu dibagi tiga: yakni
sabar dalam melaksanakan ketaatan, sabar dalam
menjauhi dosa dan kemaksiatan, serta sabar dalam
menghadapi takdir.
Memahami sebuah ujian dari Allah, yang pasti terjadi,
dan bagi kita adalah berserah diri dan tidak mengatakan
sesuatu atau melakukan sesuatu kecuali yang diridhoi
oleh Allah.
Kita adalah milik Allah dan kepadaNya lah kita akan
kembali. Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya

ujian.” Ibadah adalah amalan yang melibatkan hati
sebagai penopangnya, maka kalau hati sakit seseorang
akan merasa berat untuk tetap bersabar dalam
beribadah. Oleh karena itu, kita mesti senantiasa
menghidupkan hati. Bukan hanya merawat tubuh.
Jadi, yang membuat kita kuat ibadah adalah hati
yang selalu rindu dengan Allah, hati yang selau rindu
akan pahala dan surga, hati yang takut akan murka dan
siksa Allah, hati yang selalu berfikir tentang akhirat.
Itulah tema bahasan utama rubrik Bekal Hidup
Majalah Yatim Mandiri Edisi Februari 2017. Serta kami
juga menyajikan tema bahasan menarik di rubrik-rubrik
lainnya.
Semoga Majalah Yatim Mandiri kali ini semakin
informatif, menarik dan dapat menambah wawasan bagi
para donatur. Aamiin.

2-3

4


Hikmah
Oase

10
11
12

Jendela
Naik Kelas
Catatan

Move On

Tausiyah

16-17
18-19
20
21


22

Solusi Islam
Smart Parenting
Karyaku
Doa

Muslimah
23
24
25

Dapur
Kinerja & Iklan
Solusi Sehat

Fenomena

28-29 Pintu Rezeki

30-31 Silaturahim
32-33 kemandirian

34

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bekal Hidup

8
9

13
14

26

Prol Majalah

Kabar Nusantara

38
39
40

Iklan
Data Program
Formulir Donatur

KEPANJEN Jl. Panglima Sudirman 209 A Kepanjen Telp. (0341) 392199,081 332900639, LAMONGAN Jl. Nangka No.3 Perum Deket Permai, Lamongan Telp. (0322)
324025, 0821 3993 9427, LUMAJANG JL.Suwandak No.42, Lumajang. Telp. (0334) 890300,081 2491 424 53. MADIUN Jl. Yos Sudarso No.64 B Madiun Telp. (0351)
457740, 081332537501. MAKASSAR JL. Andi Tonro No.11 Kec.Tamalate. Kota Makassar. Tlp. 0813 3000 3450,0853 9561 5116, MALANG Jl. Titan 2 BB.12 PurwantoroBlimbing Kota Malang Telp. (0341) 4371011, 085 100 390 444, MAROS Jl.Ibrahim (HM kasim DM ) NO.19,Turikale MAROS Telp. (0411) 371635,082343430681.
MOJOKERTO Perum Kranggan Permai C-14 Jl. Pahlawan Mojokerto Telp.(0321) 322964, 3869898, 0851 0786 9898 PALEMBANG Jl. R. Sukamto Lorong Pancasila
No.73 samping Mc’Donald depan PTC mall Telp. (0711) 362598, 085 267348612, PASURUAN Perum Pondok Sejati Indah blok 8 No. 11b Pasuruan, Telp. (0343) 4742
017,088805508832, 085234993585. PEKALONGAN Perum Bina Griya blok B-IV no. 191 Medono, Pekalongan. Telp (0285) 421082, 0853 2927 7285, 0822 4440
1333,PONOROGO Jl. Urip Sumoharjo gang I No. 20 Mangkujayan Ponorogo 63413. Telp (0352) 488223,0812 5951 5665. PROBOLINGGO Jl. Mawar No.50 Kota
Probolinggo, Telp.(0335) 894623. 085 1036 44 849. PURWOKERTO Jl. Warga Bhakti Gang III no 50 kel. Prwokerto lor, kec. Purwokerto Timur. Telp 0281-623510, 0851
0092 6664, SEMARANG Jl. Nangka Timur No. 35 Semarang Telp. (024) 8416166, 0812 2715 3899,085751543068. SIDOARJO Perum Taman Tiara Regency Blok A no. 2
Sidoarjo. Telp. (031) 9970 2587, 0851 0049 0045 Fax. (031) 8921021 SOLO Jl Nakula no 38 Protojayan, Serengan, Surakarta,Telp. (0271) 656218,(0851) 0301 2224
SRAGEN Jl. Raya Sukowati No. 514 Sragen Wetan, Sragen. Telp. 0823 0013 4410, 0857 2597 3921,0877 3307 4777, SURABAYA Jl. Bendul Merisi Selatan I/2A
Surabaya Telp. (031) 8494100, 0851- 0098-6844, TANGERANG Jl. Cibodas Raya No. 7 Perumnas 1 Karawaci Baru Tangerang Telp. (021) 2917 0263, 0851 0168 4004.
TUBAN Jl. Soekarno - Hatta No. 29 Tuban Telp. (0356) 327118, 0813-3388-3360. TULUNGAGUNG Jl. Pahlawan III No. 5A, Kedungwaru Tulungagung Telp. (0355) 332
306, 0851-0577-0187.YOGYAKARTA Jl. Jazuli Karangkajen MG III/892. RT/RW 043/011 Yogyakarta Telp. (0274) 2871601, 0822 4359 0007 , GRAHA YATIM MANDIRI
Jl. Raya Jambangan 135-137 Surabaya Telp. (031) 8283488, Fax. (031) 8291757, MEC Jl. Jambangan no.70 surabaya,031-8299970,085748888170,Fax : 031-8297654.
KAMPUS STAI AN NAJAH INDONESIA MANDIRI Jl. Raya Sarirogo no. 1 Sidoarjo Telp. (031) 99700528, 082 333 2727 04. ICMBS Jl. Raya Sarirogo no. 1 Sidoarjo Telp.
(031) 8076436, 0822 3224 7576, 0857 0491 9337.

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

3

Bekal Hidup

Telaga Itu
Bernama Sabar

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung
besarnya ujian.”

B

arangkali kata “sabar” adalah kata yang
paling sering kita dengar dalam hidup
kita, utamanya saat dirundung masalah,
mengalami kesulitan dan tertimpa musibah. Kata
“sabar” menjadi kata penenang atas segala ujian
dan badai kehidupan.
Menurut Ibnu Qoyyim, sabar itu dibagi tiga:
yakni sabar dalam melaksanakan ketaatan, sabar
dalam menjauhi dosa dan kemaksiatan, serta
sabar dalam menghadapi takdir.
Orang yang sedang shalat harus bersabar,
yaitu tetap mengikuti setiap gerakan dan

4

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

aturannya hingga shalat tersebut usai yang
ditandai dengan salam. Sabar dalam shalat,
artinya berusaha menahan diri dari hal-hal
yang membatalkan shalat tersebut, baik
ucapan atau perbuatan.
Seperti tidak menghentak-hentakkan kaki
karena merasa capek atau ngobrol dengan
rekan sesama jamaah dalam shalat atau
menggerutu dan tergesa-gesa dalam
melaksanakannya.
Sabar menjauhi dosa, yaitu berusaha untuk
mengalihkan perhatian kita dari sesuatu yang

Bekal Hidup
diharamkan oleh Allah kepada sesuatu yang
dihalalkan oleh Allah dan menahan diri agar tidak
terjerumus dengan hal-hal haram yang berada di
hadapan mata.
Ingat, bahwa nafsu akan selalu berontak
untuk dilampiaskan, tanpa melihat yang halal dan
yang haram. Dan setan mendukungnya. Maka
bersabar menghadapi kondisi seperti ini
sangatlah berat.
Sabar terhadap takdir, yaitu menerima semua
ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk
dengan lapang dada dan berbaik sangka kepada
Allah SWT. Meyakini bahwa semua yang terjadi di
muka bumi ini adalah dengan ketentuan Allah.
Memahami Sebuah Ujian
Memahami bahwa ini adalah ujian, yang pasti
terjadi, dan bagi kita adalah berserah diri dan
tidak mengatakan sesuatu atau melakukan
sesuatu kecuali yang diridhoi oleh Allah.
Kita adalah milik Allah dan kepadaNya lah kita
akan kembali. Rasulullah SAW pernah bersabda,
“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung
besarnya ujian.”
Ibadah adalah amalan yang melibatkan hati
sebagai penopangnya, maka kalau hati sakit
seseorang akan merasa berat untuk tetap
bersabar dalam beribadah. Oleh karena itu, kita
mesti senantiasa menghidupkan hati. Bukan
hanya merawat tubuh.

Kalau olah raga tubuh dibutuhkan fisik
yang prima, tapi berbeda dengan ibadah, yang
dibutuhkan adalah hati yang prima dan sehat
agar mampu bertahan dan bersabar di dalam
melaksanakannya.
Jadi, yang membuat kita kuat ibadah
adalah hati yang selalu rindu dengan Allah,
hati yang selau rindu akan pahala dan surga,
hati yang takut akan murka dan siksa Allah,
hati yang selalu berfikir tentang akhirat.
Kenapa Harus Sabar?
Allah SWT berfirman, “Dan berilah kabar
gembira untuk orang-orang yang sabar. Yaitu
orang-orang yang apabila tertimpa musibah
mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan kepadaNya lah kami
akan kembali.” (QS. Al Baqarah: 155-156).
Orang bersabar itu ibarat orang yang
sedang berpuasa, yang dilarang untuk makan
minum, berkata kotor atau hal-hal yang bisa
membatalkan puasa dari terbit fajar hingga
terbenam matahari.
Begitu juga orang yang bersabar, dilarang
untuk makan-minum dari yang haram
meskipun begitu menggiurkan, atau tetap
dengan ketaatan meskipun nafsunya berontak
untuk segera berhenti terhitung sejak dia
berusia baligh hingga dia menghadap Allah
untuk selamanya. Wallohu a`lam.(*)

Yatim Mandiri
Mandiri/Edisi Februari 2017

5

Bekal Hidup

Belajar Bersabar

“...Dan tiada satu manusia pun yang akan dapat bersembunyi
atau menghindar dari ujian hidup yang telah digariskan oleh
Allah SWT. ...”

S

esungguhnya, kehidupan dunia ini tak lain
hanyalah ruang ujian bagi ummat manusia.
Bersedia ataupun tidak, setiap manusia akan
selalu dihadapkan dengan tantangan hidup yang silih
berganti, dari tantangan yang sederhana hingga yang
tampak terlalu berat untuk dilalui. Dan tiada satu
manusia pun yang akan dapat bersembunyi atau
menghindar dari ujian hidup yang telah digariskan oleh
Allah SWT.
Bagi kita orang-orang yang beriman, sesungguhnya
tiada ujian hidup yang tidak memiliki jalan keluar. Dan
solusi utama bagi kita dalam menghadapi setiap ujian
hidup adalah berserah diri atau bertawakkal kepada
Allah SWT. Dengan sungguh-sungguh meyakini bahwa
segala sesuatu yang ada di dunia ini, sesungguhnya
hanyalah milik Allah SWT semata. Semuanya hanyalah
pemberian, dan bukan pencapaian atau hasil kerja keras
kita sendiri.
Sehingga, dengan meyakini bahwa apa yang ada
pada diri kita sebenarnya hanyalah milik Allah SWT,
maka kita pun akan tak pantas untuk melarang Allah
SWT atau memprotesNya jika memang Dia

6

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

berkehendak untuk mencabut sesuatu dari kita.
Karena memang pada hakikatnya, tidak pernah ada
sesuatu yang tercabut dari kita atau menimpa kita,
kecuali itu semua telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Segala musibah dengan ragam bentuknya hanya
akan terjadi jika memang Allah SWT
mengizinkannya, dan hanya Dia sendirilah yang
mampu menghentikan musibah tersebut jika Dia
menghendaki.
Allah SWT berfirman, “Katakanlah: ‘Sekali-kali
tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan oleh Allah atas kami. Dialah Pelindung
kami, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang
yang beriman harus bertawakkal.” (QS. At-Taubah:
51)
Membantu Kita Bersabar
Dan keyakinan yang demikian inilah yang akan
dapat membantu kita dalam usaha bersabar ketika
kita diuji dengan suatu musibah. Dan tanpa
keyakinan yang semacam itu, kita pasti akan sangat
sulit untuk merelakan sesuatu yang telah hilang dari
kita, sehingga akan banyak mengeluhkan keadaan

Bekal Hidup
dan akan sulit bersikap positif.
Keyakinan yang kuat bahwa semuanya hanyalah
milik Allah SWT akan mempermudah kita dalam usaha
bersabar dan berfikir positif dalam menghadapi segala
bentuk ujian hidup. Di samping itu, kita juga akan
menyadari bahwa memang ujian hidup adalah sebuah
ketentuan dari Allah SWT, untuk menguji kebenaran
imannya. Dan Allah SWT sendiri juga telah menjanjikan
kabar gembira bagi siapapun yang mau bersabar dalam
menghadapi setiap ujian yang telah digariskan-Nya
tersebut.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’,
sedang mereka tidak diuji lagi?; Dan sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang
yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orangorang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabuut: 2-3)
Demikianlah janji Allah SWT yang telah
disampaikanNya kepada kita, bahwa jika kita mau
bersabar dalam setiap ujian hidup yang ditetapkanNya
atas kita, maka Allah SWT pasti akan memberikan
balasan terbaik bagi kita sebagaimana kita telah
berprasangka baik kepadaNya.
Latihan Kesabaran
Dan tentu sebuah kesabaran itu akan memerlukan
latihan dan pembiasaan. Seseorang tak akan bisa
merubah kebiasaan mengeluhnya menjadi kebiasaan
bersyukur dalam sekejap, melainkan akan butuh latihan
dan pembiasaan tersebut. Dan sebagai contoh dari
usaha melatih kesabaran dalam diri kita adalah,
misalnya, ketika kita sangat kecewa terhadap seseorang
karena merasa telah dikelabui olehnya, dan kita tak
mampu berbuat apapun untuk menuntut orang
tersebut. Maka di sinilah kita bisa berusaha untuk
belajar bersabar, sambil menyerahkan hakikat
urusannya kepada Allah SWT.
Jadi, dalam menghadapi permasalahan semacam
itu, mungkin akan lebih baik jika kita bersabar saja
sambil tetap bersikap tenang, dan tak perlu seringsering menciptakan ungkapan negatif tentang masalah
tersebut yang justru akan menyebabkan keresahan.
Karena Allah SWT sendiri telah berjanji bahwa
kebenaran pasti akan menang pada akhirnya, baik
kemenangan tersebut didahulukan di dunia ini,
ataupun diakhirkan di akhirat kelak. Sesungguhnya
tidak akan pernah ada istilah rugi bagi mereka yang

mencari kebenaran dengan penuh kesabaran.
Dan sebagai contoh lainnya juga dari usaha
melatih kesabaran tersebut adalah misalnya
dengan bersabar menahan prasangka yang sering
muncul tanpa terkendali dalam benak kita. Kita
tentu ingat bahwa Allah SWT telah melarang kita
dari banyak berprasangka, apalagi hingga
mengumumkannya tanpa kebenaran. Namun
kesabaran dalam usaha menjauhi larangan tersebut
itulah yang tampaknya tidak cukup mudah.
Kita terkadang kurang bersedia untuk bersabar
menyimpan prasangka terhadap seseorang, hingga
akhirnya menceritakannya di hadapan orang lain,
meskipun yang kita prasangkakan tersebut adalah
perkara batin, seperti isi hati, niat, dan
semacamnya, yang tentunya itu semua adalah
perkara gaib yang hanya pemilik hati itu sendiri
dan Allah SWT sajalah yang tahu persis.
Maka dari itu, kita mungkin akan perlu
mengingat kembali bahwa perkara batin berupa isi
hati, niat, keimanan, ketaqwaan, dan yang
semacamnya, sebenarnya hanyalah menjadi
wilayah Allah SWT semata. Sebaiknyalah kita
menjauhi perkara yang telah jelas dibenci oleh
Allah SWT tersebut, yaitu banyak berprasangka.
Dan jika banyak berprasangka saja telah dibenci
oleh Allah SWT, maka terlebih lagi jika sampai
mengumumkan prasangka. Dan semoga kita diberi
kesabaran dalam usaha menjauhi bentuk dosa
semacam itu.
Dan mungkin, beberapa usaha untuk dapat
menjauhi sifat banyak berprasangka tersebut
adalah di antaranya dengan banyak mengingat
nikmat yang telah ada pada diri kita sendiri;
menyadari bahwa segala kemampuan, apapun
bentuknya, sebenarnya hanyalah milik Allah SWT,
sering melihat keadaan orang lain yang lebih susah
dan lebih tidak mampu dari kita, tidak cenderung
tertarik merendahkan orang lain yang lemah,
berusaha untuk turut berbahagia ketika orang lain
sedang berbahagia, dan segala bentuk usaha
lainnya yang berkaitan dengan upaya
melembutkan hati.
Dan Insyaa’Allah, jika Allah SWT telah
berkehendak memberi kita kemudahan dalam
menempuh usaha-usaha tersebut, niscaya kita pun
akan selalu hidup tentram dalam keadaan apapun.
Wallahu ‘alam.(*)

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

7

Hidup Adalah Ujian,
Maka Bersabarlah!
Oleh: Oki Aryono

Fungsionaris Bina Qalam Indonesia

B

aru kali ini Laurence Brown, seorang
dokter yang bertugas di rumah sakit (RS)
militer AS merasa lemah tak berdaya.
Sambil menangis di sebuah ruang kecil di RS, dia
berdoa, “Oh Tuhan, jika Engkau memang ada
tolonglah aku dan tuntunlah aku.” Brown yang selama
ini mengaku ateis ‘terpaksa’ berdoa kehadirat Zat
yang selama ini tak ia yakini sama sekali. Putrinya
yang baru saja lahir beberapa jam sebelumnya
mengalami kelainan pembuluh darah . Tubuhnya
membiru.
Bagi dokter seperti Brown, ia paham apa artinya
itu. Tapi untuk yang tidak, melihat urat-urat ditangan
berwarna biru. Alasannya adalah ketika darah
membawa oksigen, maka warnanya merah. Ketika
darah tidak membawa oksigen maka warnanya
berubah biru dan seperti itulah warna tubuh anaknya.
Ketika pihak RS melakukan Cardiac Ultrasound dan
ternyata bayi itu mengalami penyempitan pembuluh
darah. Sedangkan pembuluh darah adalah alat
transportasi utama yang membawa darah dari jantung
ke seluruh tubuh. Dan penyempitan pembuluh darah,
adalah mengecilnya jalur pembuluh darah.
Brown paham, hampir pasti anak ini harus
menjalani operasi bedah jantung. Dokter akan
membedah jantungnya, menggantikan pembuluh
darahnya dengan sebuah graft (saluran buatan) dan
anak ini sedang sekarat. Berdasarkan teknologi saat
itu (1990), jika bayi itu menjalani operasi, ada peluang
berhasil walau hanya sampai beberapa tahun. Lalu ia
harus menjalani operasi lagi untuk mengganti graftnya seiring dia tumbuh dewasa. Dan pada akhirnya
graft itu tidak akan mampu lagi menyokongnya
sehingga dia akan mati.
Dan itulah kecemasan Brown waktu itu. Itu juga
kecemasan rekan dokter di ICU yang menangani. Jadi,
Brown memandangi bayi sedang sekarat karena
kekurangan oksigen. Ia hanya mengamati dia
perlahan-lahan mati.
Saat itulah, seorang ateis mengaku tak berdaya di

8
8

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017
Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

hadapan Allah yang Maha Agung. Tak lama
kemudian, bayi itu kondisinya membaik tanpa
operasi. Ia sembuh tanpa bantuan alat-alat medis.
Ajaib. Maka, Brown memenuhi janjinya. Ia belajar
berbagai agama. Hingga akhirnya menemukan
bukti-bukti kebenaran dalam Islam. Lalu ia menjadi
muslim dan pendakwah di tengah masyarakat AS.
Bagi penganut ateis manapun, bencana
ataupun musibah (seperti yang dialami Brown)
selalu dianggap tragedi. Mereka sering berkata,
“Bagaimana mungkin tragedi ini terjadi dan kau
masih menganggap Tuhan ada?” Padahal tidak
semua kematian atau musibah itu dianggap
tragedi bagi orang lain.
Bagi mujahid yang berlaga di medan jihad,
mati (syahid) adalah pintu masuk menuju surga.
Banyak kisah di zaman Rasulullah SAW, bahwa para
sahabat menjemput kematian seperti
menyongsong tamu yang mulia. Bahkan aroma
surga telah tercium.
Begitu juga sakit, tidak selalu berarti bencana
bagi sang pasien. Bagi muslim, sakit (jika dijalani
dengan sabar), maka ia akan menjadi penghapus
dosa. Allah SWT berfirman, “Dan apa saja musibah
yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan
sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.
asy-Syuura: 30).
Hidup ini adalah tempat membuktikan apakah
kita layak menerima hadiahnya dalam kehidupan
akhirat. Surga itu diraih dengan usaha. Kita
meraihnya lewat kesusahan, bukan dari
kesenangan duniawi.
“Sungguh menakjubkan perkara seorang
mukmin, sesungguhnya semua urusannya
merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi
kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat
kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu
merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat
kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan
kebaikan baginya.” (HR. Muslim).(*)

Oase

Sabar itu Indah
Oleh: Drs. Usman Daud, M. A.

J



Konsultan Hukum Islam dan Keluarga

ika musibah yang terjadi atas dirimu menjadi
pelajaran untukmu, musibah itu sebenarnya
merupakan kenikmatan bagimu. Namun jika
engkau tidak mampu mengambil pelajaran dari
musibah itu, sikapmu itulah musibah yang paling besar
atasmu.” (Muhammad Ibnu Sirrin al-Bashri)
Ungkapan ini merupakan rangkaian dari Untaian
Hikmah dari seorang ulama tentang keadaan seseorang
yang menghadapi musibah dan kesabarannya di dalam
mengambil pelajaran. Karena keadaan seperti ini (baca:
musibah) biasanya membawa pengaruh pada jiwa
seseorang hingga satu saat bisa tegar menghadapinya.
Tapi di saat yang lain, jiwa menjadi sangat lemah dan
tak berdaya ketika musibah itu datang. Tapi yakinlah
bahwa kesabaran itu dapat menolong semua pekerjaan,
baik ringan maupun berat. Asal ada tekad untuk
membangun diri melalui bangkitnya kecerdasan
spiritual.
Dari segi bahasa, shabr artinya menahan dan
mengendalikan diri agar tidak “dijajah” hawa nafsu dan
emosi. Ibnu al-Qayyim mendefinisikan sabar sebagai
menahan diri untuk tidak melampiaskan nafsu angkara
murka, mengendalikan lidah untuk tidak berkeluh
kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak
bertindak anarkis. Orang yang sabar tidak hanya
bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan
musibah, tetapi juga teguh pendirian (istiqamah) dalam
memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan
optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik.
Sabar bisa diklasifikasikan menjadi lima, yaitu sabar
dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan,
sabar dalam menerima dan menghadapi musibah,
sabar dalam menuntut dan mengembangkan ilmu,
serta sabar dalam bekerja dan berkarya. Kelima bentuk
kesabaran ini berkaitan erat dengan ketahanan mental
spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menuntut
ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang
tangguh.
Dalam menuntut ilmu dan berkarya, misalnya,
kesabaran sangat diperlukan karena kehidupan ini
selalu berproses, perlu inovasi, memerlukan waktu, dan
tidak instan. Ketika “melamar” menjadi murid Khidir,
Nabi Musa AS diminta memenuhi satu syarat saja dari
sekian banyak syarat, yaitu sabar.
Dalam banyak hal, ketidaksabaran merupakan awal
dari penyimpangan dan kemerosotan moral. Korupsi,

misalnya, merupakan wujud dari ketidaksabaran
seseorang dalam meraih kekayaan secara halal dan
legal.
Menurut Ali bin Abi Thalib, sabar itu sebagian dari
iman. Nilai sabar itu identik kepala pada tubuh
manusia. Jika kesabaran telah tiada, berarti iman
dalam diri manusia itu telah sirna.
Sejarah menunjukkan bahwa kemenangan dakwah
Islam, antara lain, terwujud karena kesabaran dalam
menghadapi berbagai ujian, musibah, tekanan,
ancaman, terror, dan permusuhan.
Perang Uhud di tahun ke-3H, sebanyak 300 orang
pasukan dibawa kembali ke Madinah oleh Abdullah
bin Ubay bin Salul, tokoh kaum munafik masa itu dan
pasukan muslim hanya 700 orang. Jika keadaan ini
tidak dibarengi dengan ketentraman dan kekuatan
kesabaran yang tinggi, maka keadaan yang terjadi
mungkin beda dan akan merubah peta sejarah
kehidupan Islam dan kaum muslimin. Tetapi kesadaran
akan hadirnya seorang manusia Agung, (baca:
Rasulullah) hadirnya agama yang membawa rahmat
untuk umat dan juga untuk alam, maka kesabaran itu
menjadi sebuah inspirasi kaum muslimin untuk
memperoleh kemenangan.
Pendidikan kesabaran juga merupakan salah satu
cara untuk memperoleh petunjuk Allah SWT, karena
orang yang sabar hanya mau mendengar suara hati
nurani, bukan mengikuti hawa nafsu dan emosi, (QS.
as-Sajdah: 24).
Sabar berarti harus ikhlas, menerima dan
menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Karena orang
sabar itu, apalagi dibarengi dengan kekuatan iman
dan amal shaleh untuk membangun manusia
seutuhnya, (QS. al-‘Ashr: 1-3, Al-Baqarah: 158).
Ternyata sabat itu indah. Wallahu a’lam.(*)
Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

9

Jendela

SuperCamp Indonesia

Bekal Yatim Menuju Kemandirian

L

embaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri
semakin serius membekali kemandirian anakanak yatim binaannya. Salah satunya melalui
Program SuperCamp Indonesia yang rutin digelar
setiap tahun. Dan SuperCamp di tahun 2016 ini, digelar
selama tiga hari di 10 kota, yaitu Malang, Jember,
Semarang, Bandung, Lampung, Batam, Bali, Balikpapan,
Makasar dan Maros.
Diawali SuperCamp di Semarang dan kota Batu,
Malang (20-22/12), lalu di kota Jember, Bandung, dan
Lampung (27-29/12). Dan terakhir, digelar di kota
Batam, Balikpapan, Bali, dan Makassar pada bulan
Februari 2017. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 400
anak yatim kelas X SMA.
Menurut Hendy Nurrokhmansyah, GM Program
Pemberdayaan LAZNAS Yatim Mandiri, bahwa dengan
adanya SuperCamp Indonesia ini diharapkan bisa

10

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

memberi pengalaman hidup yang berkesan bagi
anak-anak yatim. “Mereka ini harus siap menghadapi
tantangan kehidupan masa depan. Semoga kegiatan
SuperCamp Indonesia ini bisa menjadi salah satu
bekal mereka untuk mandiri," katanya.
Berbagai kegiatan selama acara telah disiapkan.
Diantaranya adalah pemberian motivasi hidup sukses,
kunjungan kampus, latihan kepemimpinan, outbound,
hingga pelatihan bisnis.
Seperti SuperCamp yang diadakan di Jember
pada Selasa (27/12). Acara ini dibuka langsung oleh
Rektor Universitas Jember, Drs. Moh. Hasan, M.Sc,
Ph.D. "Kalian harus selalu punya harapan. Karena
harapan itu milik kita, jalan menuju suskes kita," kata
Moh. Hasan dalam sambutannya.
Kegiatan lalu disambung dengan orientasi
lingkungan kampus UNEJ dengan mengunjungi
Fakultas Ilmu Budaya dan studio UNEJ TV
untuk belajar ilmu pertelevisian. Selain itu,
para pengusaha muda sukses juga tampil
memberikan kisah sukses bisnisnya
dihadapan peserta. Salah satunya adalah
Aghata, pemilik bisnis jamur dan pemenang
beberapa ajang lomba kreasi bisnis level
nasional.
Yang menarik, para peserta juga diajak
jelajah alam di kawasan hutan Gumitir
bersama dengan Komunitas Off Road 4x4
Tronus Jember, Skins, Ves, Raung pada Rabu
(28/12). Dengan menaiki mobil offroad,
mereka menembus hutan, menyeberangi
sungai, serta melewati tanjakan dan finish di
rest area Cafe Gumitir.(*)

Abdul Haris Nasution
Alumni MEC Angkatan IX

Naik Kelas

Punya Bisnis Properti,
Ingin Jadi Pengusaha Sukses

C

ita-cita awal Abdul Haris Nasution adalah
ingin menjadi seorang pengusaha. Hal itu ia
ungkapkan saat pertama kali dirinya
mengikuti Masa Orientasi Peserta didik Baru (MOPB) di
Kampus Mandiri Entrepreneur Center (MEC). Dan
keinginannya kini sudah berada ditengah jalan menuju
cita-citanya. Sekarang ia telah menjadi pengusaha di
bidang properti di wilayah Pacet, Mojokerto.
Haris, sapaan akrab untuk dirinya. Sejak umur 4
tahun dirinya telah menjadi yatim. Sang ayah (Rachmad
Turmudzi) meninggal dunia akibat mengalami
kecelakaan. Lima tahun berselang, sang ibu (Nasripah)
tercinta harus pergi meninggalkan dirinya setelah
berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya.
“Setelah bapak dan ibu tiada, saya diasuh oleh kakak
saya,” ungkapnya.
Tinggal bersama kakaknya, Haris mulai sedikit demi
sedikit belajar mandiri. Saat memasuki jenjang
pendidikan SMP dan SMA, ia bertekad untuk mandiri.
Untuk biaya pendidikannya, Haris memilih mencari
beasiswa dari sekolah. Dan selepas menyelesaikan
pendidikan SMA, ia ingin melanjutkan ke jenjang
perkuliahan. Saat itu dia mencoba mendaftarkan diri di
salah satu kampus di kota Malang. Namun, sayang
keinginannya tersebut belum terwujud. Kemudian,
melalui saudaranya yang berada di Tulungagung, Haris
mendapatkan informasi perkuliahan gratis di MEC
Surabaya.
Tanpa ragu, Haris pun mendaftar ke MEC. Dirinya
bersama saudara sepupunya menuju ke Surabaya untuk
mengikuti seleksi. “Alhamdulillah, saya diterima di
Jurusan Managemen Zakat,” kata pemuda kelahiran
Tulungagung, 25 Agustus 1993.
Salah satu ketertarikan Haris saat belajar di MEC
adalah adanya pelajaran entrepreneur. Setiap Sabtu dan
Ahad, dirinya bersama peserta didik lainnya
berentrepreneur untuk memenuhi kebutuhan seharihari. “Uang hasil entrepreneur sebagian ditabung.
Sebagian lagi saya buat modal jualan kopi, makanan
ringan di asrama,” jelasnya.
Awal Mula Berbisnis
Pengalaman belajar manajemen zakat juga sangat
berarti didalam kehidupannya. Ilmu-ilmu marketing
yang disampaikan saat di MEC, kini ia terapkan. Awal

kariernya dimulai dari dunia marketing properti.
“Awalnya keliling menawarkan tanah kaveling di
Mojokerto. Sambil belajar pola bisnis properti,”
terangnya.
Setahun berjalan sebagai marketing properti,
Haris mencoba merintis sendiri bisnis properti.
Dengan modal pinjaman uang sebesar Rp 75 Juta
untuk membeli tanah didaerah Pacet. Bekerja sama
dengan dua orang temannya untuk menjalankan
bisnis propertinya. “Alhamdulillah dari 29 unit
kaveling, sekarang tinggal sisa 4 dan sekarang
sedang mulai pengerjaan fasilitasnya,” tuturnya.
Dan hasilnya, Haris bisa melunasi pinjaman
modal sebelum waktu jatuh tempo. Selain itu, ia
juga masih menerima keuntungan sebesar 10%
dan diputar kembali untuk modal kerja.
Kini Haris akan mengembangkan bisnisnya
lagi. Dirinya berharap, dengan berjibaku di dunia
properti, ia bisa meraih impiannya menjadi
seorang pengusaha. “Dulu saat ditanya tentang
cita-cita, saya selalu menjawab ingin menjadi
seorang pengusaha. Tanpa saya tahu pengusaha
apa. Tapi sekarang, saya bertekad ingin
mewujudkan cita-cita saya sebagai pengusaha
properti yang sukses,” harapnya.(*)
Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

11

Catatan

Keistimewaan
Manusia
Oleh: Zaini Faisol

Direktur Opersional LAZNAS Yatim Mandiri

M

anusia selayaknyalah harus pandai-pandai Maka, keistimewaan tersebut hilang dengan
bersyukur kepada Allah SWT, karena Dia
sendirinya. Kesalahan yang sering dibuat oleh kita:
telah menciptakan kita dengan sangat
1. Menyalahkan orang lain.
istimewa. Berikut ini beberapa keistimewaan manusia
Itu penyakit Primitif dan Kekanak-kanakan.
sebagai makhluk Allah SWT:
Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang
1. Makhluk paling mulia dan utama.
primitif. Kekanak-kanakan, yakni nggak pernah
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu
mau disalahkan. Kalau kita manusia yang berakal
Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut,
dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya
dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
sesuatu.
Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang
2. Menyalahkan diri sendiri.
Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS.
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa
Al-Isra’: 70)
tidak mampu. Ini berbeda dengan mengakui
2. Makhluk yang paling cerdas.
kesalahan. Penyakit ini seperti kanker, tambah
“Dan diajarkan kepada Adam nama-nama (benda)
besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa
semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para
mencapai “improper guilty feeling”.
malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama
3. Tidak punya cita-cita.
semua (benda) ini, jika kamu yang benar!” (QS. AlKita sering terpaku dengan kesibukan kerja,
Baqarah: 31)
tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu
3. Makhluk yang paling baik.
mempunyai target kerja dengan milestone. Buat
Selain sebagai makhluk yang paling sempurna
target jangka panjang dan jangka pendek secara
manusia juga dijadikan Allah SWT sebagai makhluk
tertulis.
yang memiliki keluhuran dan kemuliaan, lebih baik dari
4. Punya Goal, tetapi 'ngawur' pencapaiannya.
malaikat. “Sungguh Kami telah mencipakan manusia,
Biasanya dialami oleh orang yang tidak
dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
“teachable”. Goalnya salah, fokus kita juga salah,
4. Makhluk yang paling disuka.
jalannya juga salah, arahnya juga salah.
“Allah-lah yang menundukkan laut untukmu agar
5. Mengambil jalan pintas (short cut).
kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan
Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan
perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian
pintas. Jalan pintas tidak membawa orang
karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.“ (QS. Alkekesuksesan yang sebenarnya, karena tidak
Jatsiyah: 12)
mengikuti proses. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas.
5. Khalifah.
6. Mengabaikan hal-hal yang kecil.
“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu sebagai khalifahDia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi
khalifah di bumi dan Dia mengangkat (derajat)
yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa
sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu
struktur bangunan yang besar, pasti ada
atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.
komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat
Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi
aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh,
hukuman dan sungguh Dia Maha Pengampun, Maha
apalagi mengabaikan orang kecil.
Penyayang.” (QS. Al-An’am: 165).
7. Terlalu cepat menyerah.
Namun, dalam hidup ini kita seringkali membuat
Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin
berbagai kesalahan. Apa saja kesalahan yang sering
orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang
dibuat tapi berakibat fatal, sehingga kita sebagai
salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki,
manusia yang istimewa kehilangan arah dan jati diri.
tapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.(*)

12

4

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

Move on

Menikmati Pekerjaan
Oleh: Jamil Azzaini
Penasehat Yatim Mandiri

K

erja itu nikmat, apabila kita tahu ilmunya.
Secara spiritual, saya mengimani bahwa
bekerja itu ibadah. Bekerja itu bisa
menghapus dosa yang tidak bisa dihapus dengan
ibadah ritual.
Atas dasar pemahaman ini, saya memahami
bahwa bekerja bukan hanya urusan dunia semata,
tetapi juga menyangkut surga dan neraka.
Untuk itu, saat bekerja saya lakukan sebaikbaiknya, sebagaimana saya sedang beribadah
kepadaNya.
Selain itu, agar pekerjaan saya semakin nikmat,
saya menggunakan pendekatan 3E: easy, enjoy, earn.
Saya selalu mengawali pekerjaan dari yang easy,
yang mudah dan gampang. Setelah itu, saya
mengerjakan yang lebih rumit.
Ibarat olah raga, saya perlu pemanasan, saya
perlu warming up. Nah, pemanasan saya dalam
bekerja, dimulai dari mengerjakan yang easy.
Namun, kita tidak boleh memilih pekerjaan yang
easy terus-menerus. Kita harus naik kelas melakukan
yang lebih rumit.

Sesuatu yang rumit yang dikerjakan terus
menerus secara konsisten, semakin lama akan
semakin easy.
Sebagian besar waktu kita dihabiskan untuk
bekerja. Untuk itu, pastikan saat bekerja kita
enjoy. Bila saat bekerja kita enjoy, maka sebagian
besar puzzle kehidupan kita pun enjoy.
Saya selau mencari hal-hal positif tentang
pekerjaan yang saya lakukan, termasuk saya juga
berusaha menemukan jawaban dari pertanyaanpertanyaan “mengapa saya harus melakukan ini?
Apa manfaatnya?
Saat bekerja, tentu kita berharap ada earn
(penghasilan) yang memadai. Ibarat tubuh, earn
adalah darah yang harus mengalir ke seluruh
bagian tubuh.
Sebagai karyawan kita berhak menuntut gaji.
Sebagai pemilik bisnis jangan pernah menggaji
karyawan terlambat atau tidak menggajinya,
karena ini berarti “membunuh” karyawan Anda.
Salam SuksesMulia.(*)
Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

13

Tausiyah

Air Mata
yang Diberkahi
Oleh: Ustad Muhammad Arifin Ilham

A

ir mata yang menitik pelan melintasi
kedua pipi kita, ternyata tidak semata
buliran air yang keluar dari kelopak
mata, tapi ada rembesan makna yang penuh
hikmah di mata Allah SWT. Bahkan, keluarnya
air mata akan menjadi penyebab hidup
seseorang dalam keberkahan.
Dalam sebuah sabdanya, Rasulullah SAW
pernah menyampaikan, bahwa ada dua tetesan
(qatrataani) yang dibanggakan dan kelak akan
menjadi saksi di Hari Pengadilan.
Yaitu, tetesan darah syuhada yang wafat
karena menegakkan agama Allah dan tetesan
air mata karena bertobat. Dalam kesempatan
ini, kita akan mengenali ternyata ada banyak air

14

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

mata yang dapat mengundang keberkahan.
Pertama, air mata karena rasa cinta,
takut, dan rindu kepada Allah. Air mata ini
keluar disebabkan bercampurnya rasa haru
dan bahagia karena telah mampu
menemukan makna hakikat cinta sekaligus
takut kepada Sang Khalik.
Kedua, kerinduan yang mendalam
terhadap Rasulullah SAW, keluarga, dan
para sahabat Radiyallahu Anhum.
Seseorang yang larut dan terbuai saat
bersenandung shalawat, karena berharap
dikunjungi Rasulullah SAW dalam setiap
mimpinya dan rindu dengan syafaatnya,
kemudian air mata menetes.

Tausiyah

Maka sungguh air mata ini adalah air mata
yang diberkahi. Pada saatnya nanti, air indera
penglihatan ini akan ikut bersaksi di hadapan
Allah SWT, bahwa orang ini adalah benar umat
Rasulullah SAW.
Ketiga, air mata bahagia karena bisa
menunjukkan baktinya kepada orang tua. Saat
mengenang dan menatap wajah orang tua, lalu
menyeruak aura kebahagiaan, kemudian tidak
terasa membulir air mata.
Maka air mata ini akan turut berbicara,
bahkan menjadi saksi di hadapan Allah SWT.
Paling tidak, orang ini tercatat sebagai anak
berbakti yang mendapatkan rida dari orang tua.
Keempat, air mata tobat, yaitu karena ingat
akan dosa-dosa yang telah diperbuat. Baik
teringat dengan dosa syirik, membunuh, zina,
korupsi, atau ingat kepada orang-orang yang
pernah disakiti.
Seseorang yang menyesali semua
perbuatannya ini lalu berdoa dan mengiba agar
diampuni, kemudian dia menangis sejadijadinya. Maka insya Allah, air matanya ini
termasuk air mata yang diberkahi.
Kelima, air mata karena iba dan keprihatinan.
Saat mendengar, melihat, dan menyaksikan
mereka yang papa, seperti anak yatim yang
ditinggal orang tua yang tak berpunya, orangorang miskin yang berjuang untuk bertahan
hidup, atau orang tua jompo yang ditelantarkan
di jalanan oleh anak dan keluarganya, kemudian
membuat terenyuh dan menitikkan air mata.
Insya Allah air mata ini adalah air mata yang



diberkahi.
Terakhir, air mata yang diberkahi adalah air
mata karena bahagia bisa khusyuk beribadah.
Juga, haru dan senang karena bisa berkumpul
dengan orang-orang saleh di majelis ilmu dan
zikir. Wa Allahu A'lam.(*)

Seseorang yang menyesali semua perbuatannya ini lalu
berdoa dan mengiba agar diampuni, kemudian dia
menangis sejadi-jadinya. Maka insya Allah, air matanya
ini termasuk air mata yang diberkahi.



Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

15

Solusi Islam

Tata Cara Shalat
Berjamaah Dua Orang
Oleh: KH. Abdurrahman Navis, Lc, MHI
Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur
Assalammualaikum Wr. Wb.
Ustad Abdurrahman Navis yang saya hormati.
Saya ingin bertanya mengenai perihal shalat
berjamaah. Saya masih awam jika shalat
berjamaah, tapi hanya ada 2 orang, yakni saya
dan seorang imam.
Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. Baiknya, apakah shalat berjamaah atau
sendiri-sendiri jika hanya ada 2 orang?
2. Bagaimana tata cara shalat berjamah jika
jumlahnya hanya dua orang saja?
3. Lalu, jika dipertengahan shalat, jamaahnya
bertambah menjadi 3 atau lebih bagaimana
tata caranya yang benar?
Demikan pertanyaan yang saya sampaikan. Atas

16

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

penjelasan dan bimbingannya, saya
mengucapkan terima kasih.(*)
Haris Mustafa, Banyuwangi
Jawaban:
Walaikmussalam Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Pak Haris Mustafa yang saya hormati.
Shalat berjamaah itu lebih baik daripada
shalat sendiri sebanyak 27 derajat.
Hal ini sesuai hadis, Dari Ibnu Umar,
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ”Shalat berjamaah mengungguli
shalat sendirian dua puluh tujuh derajat.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya,

Solusi Islam

Shalat berjamaah mengungguli shalat
sendirian dua puluh tujuh derajat.



kitab Al Adzan, Bab Fadhlu Shalatul Jama’ah, no.
609)
Untuk pelaksanaan shalat berjamaah adalah
sebagai berikut:
1. Lebih baik shalat berjamaah walau hanya ada
2 orang, karena berjamaah sudah dianggap
cukup dengan minimal 2 orang.
2. Tata caranya shalat berjamaah sebagai
berikut: Imam di depan dan makmumnya
dibelakang imam sebelah kanan, dekat
dengan imam, tapi kakinya tidak sampai
lebih maju dari khaki imam.
3. Kalau datang jamaah lagi dipertengahan
shalat, makmum yang lama mundur dengan
pelan, dan makmum yang baru berdiri
dibelakang imam sejajar dengan makmum
lama. Kalau datang lagi makmum langsung
mengisi shaf sampingnya dengan lurus dan
rapat.
Lebih jelasnya Pak Haris bisa praktek
langsung dengan guru terdekat atau lihat
video tutorial shalat jamaah.



Pak Haris. Shalat sangat dianjurkan
berjamaah, walau saat dirumah dengan
istri dan keluarga. Tapi, kalau shalat di
masjid akan lebih sempurna.
Hal ini sesuai anjuran sangat dari
Nabi: Seorang buta mendatangi Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,
“Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai
seorang yang menuntunku ke masjid.”
Lalu dia meminta keringanan kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sehingga dibolehkan shalat di rumah.
Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberikan keringanan
kepadanya.
Ketika ia meninggalkan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, langsung
Rasulullah memanggilnya dan bertanya,
“Apakah engkau mendengar panggilan
adzan shalat?” Dia menjawab, “Ya.” Lalu
Beliau berkata, “Penuhilah!” (HR. Muslim)
Wallahu a’lam bisshawab.(*)

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

17

Smart Parenting

Berkata Benar
dengan Baik
Oleh: Elly Risman

Pakar Parenting, Yayasan Kita & Buah Hati

A

khir-akhir ini ramai dibicarakan masalah
pesan hoax di media sosial dan situs berita,
sampai ada kampanye aksi anti hoax. Kita
semua tahu, sebagian pesan hoax ditujukan untuk
membentuk sikap negatif, bahkan kebencian
terhadap orang/pihak tertentu.
Tidak semua hal negatif tentang seseorang itu
hoax, namun sebagian orang unfollow bahkan
unfriend teman mereka di media sosial akibat ujaran
temannya di laman media sosial yang penuh kritik
terhadap seseorang atau pihak tertentu. Mengapa?
Karena mereka merasa tidak nyaman membacanya.
Dalam sebuah acara kumpul-kumpul keluarga
besar, beberapa ibu sedang berbincang ringan
sambil sarapan. Beberapa balita ikut bermain di

18

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

sekitarnya. Tiba-tiba seorang gadis cilik bilang
kepada temannya “… Ih, aku gak mau deketdeket sama kamu … mulut kamu bau.”
Saya bisa merasakan setelahnya suasana
diam sepersekian detik sampai ibu dari gadis
yang bicara begitu langsung menasehati
anaknya, “Eh kamu gak boleh ngomong gitu..”
Ibu yang gadisnya ‘bau’ juga segera memberi
penjelasan, “Iya Alya soalnya belum mandi,
belum sikat gigi.”
Saya tidak tahu apa yang dirasakan sang anak
yang dibilang bau mulut. Namun saya melihat
sang ibu bisa menguasai diri dan menjawab
dengan tenang tanpa kikuk. Justru yang kikuk
adalah ibu yang anaknya berani terus terang itu,

Smart Parenting
juga beberapa ibu yang berada di situ. Untung
suasana kembali meriah seperti umumnya ibu-ibu
yang tak pernah kekurangan bahan untuk
mengobrol ngalor-ngidul.
Saya jadi teringat masa sekian puluh tahun yang
lalu, di masa puber SMP, ketika ada seorang teman
gadis yang BB alias keringatnya berbau tak sedap di
kelas, apalagi setelah jam olahraga. Kami bingung
bagaimana memberitahunya. Ada yang punya ide
terus terang saja, tapi tidak ada yang berani
melakukannya.
Teman kami yang lain punya ide, “…kasih hadiah
bedak atau deodorant yang bisa menghilangka
bau..” Berbagai ide terlontar, namun perundingan
tetap tidak membuahkan hasil tentang siapa yang
mau melakukannya. Beda sekalikan dengan gadis
cilik yang berani berterus terang itu.
Kritik Yang Santun
Suatu hari, di masa dewasa awal, teman saya
yang dikenal suka bicara terus terang di kampus,
bercerita kepada saya pengalaman penuh
pembelajaran yang ia alami di kampus S2 nya di
Sidney.
Pada saat ia menjadi peserta acara, dia (seperti
kebiasaannya) mengkritik seorang pembicara
dengan blak-blakan sampai hadirin terdiam sejenak.
Setelah acara selesai, ia dipanggil oleh dekannya. Di
sana ia mendapat pelajaran bahwa memberi kritik
itu sangat baik, namun akan lebih baik lagi jika kritik
disampaikan dengan cara yang santun, sehingga
membuat hati yang dikritik merasa nyaman dan bisa
menerima kritikan.
“Dekan saya bilang, bukankah tujuan kritik itu
untuk memperbaiki keadaan, bukan untuk
memuaskan ego dan menjatuhkan orang yang
dikritik?” Akhir cerita sang dekan mengajarkan
sebuah trik berkata benar dengan cara yang baik:
bicarakan kritik berdua saja, tak didengar orang lain.
Beruntunglah teman saya di masa dewasa
awalnya mendapatkan pelajaran tersebut. Rasanya
kita tidak perlu menunggu anak-anak dewasa untuk
mengajarkan hal yang sama. Mereka perlu diajarkan
bahwa kebenaran tetap perlu disampaikan. Kita juga
perlu mengajarkan cara penyampaian yang baik.
Kitalah role model mereka. Kita bisa
menunjukkannya melalui perilaku sehari-hari, ketika

kita memberitahu mereka tentang diri dan
perilaku mereka yang perlu diperbaiki.
Trik yang diajarkan sang dekan rasanya bisa
kita contoh: ajak mereka duduk berdua, buka
pembicaraan mengenai hal yang ingin Anda
sampaikan dengan bercerita dulu kisah-kisah
yang sejenis yang pernah Anda tahu atau Anda
alami sendiri, tanyakan apakah anak Anda
mengalaminya juga. Dari situ Anda bisa
menyampaikan apa yang sebaiknnya ia lakukan
jika mengalaminya.
Dengan mengajarkan tentang kebenaran
yang harus disampaikan, mudah-mudahan anak
kita akan bisa memberitahu temannya yang BB
tanpa sungkan, tanpa membuat temannya
merasa malu, dan efektif membuat temannya
mandi lebih bersih dan lebih sering atau pakai
bedak/deodorant anti BB.(*)

“...bukankah tujuan kritik itu untuk
memperbaiki keadaan, bukan untuk
memuaskan ego dan menjatuhkan
orang yang dikritik?”

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

19

20

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

21

Muslimah

Kunci Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah sesuatu yang dicari-cari oleh
semua manusia. Semua orang beraktivitas dengan
cara yang berbeda dengan tujuan untuk mencari
hakekat kebahagiaan.

A

pabila kebahagiaan bisa dibeli dengan uang,
maka bisa jadi setiap orang kaya telah
memilikinya, akan tetapi kenyataannya
tidaklah demikian. Karena kebahagiaan adalah
dengan tenangnya hati dan lapangnya dada, maka
sesungguhnya kebahagiaan itu tidak ditentukan oleh
seberapa besar harta yang dimiliki oleh seseorang.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mencapai kebahagiaan tersebut:
1. Iman dan Amal Shalih.
Allah SWT sudah menjanjikan bagi orang yang
beriman dan beramal shalih untuk mendapatkan
kehidupan yang baik, di dunia dan di akhirat. Allah
berfirman, “Barangsiapa mengerjakan amal shalih,
baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Dengan iman dan amal saleh, seseorang dapat
memperbaiki kondisi hatinnya, tingkah lakunya,
urusan dunia dan akhiratnya. Dengan demikian
orang yang telah beriman dan beramal saleh,
mempunyai pondasi yang kuat untuk menghadapi
segala kemungkinan di hadapannya, baik
kelapangan maupun kesulitan hidup.
2. Menuntut Ilmu yang Bermanfaat.
Menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu yang
bermanfaat, dapat mengalihkan perhatian hati
seseorang dari seseuatu yang dapat
mengguncangkan hatinya. Rasulullah SAW
bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di
salah satu masjid Allah, untuk membaca Al-Quran
dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan
turun ketenangan, dilingkupi rahmat Allah,
dikelilingi para malaikat, dan Allah memuji mereka
di hadapan malaikat.” (HR. Muslim)

22

Yatim Mandiri/Edisi Februari 2017

3. Dzikir.
Dzikir kepada Allah merupakan sebab yang besar
diraihnya kelapangan dada, dan hilangnya
kesedihan hati. Allah berfirman, “Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram.” (QS
Ar-Ra’du: 28)
Dengan berdzikir kepada Allah, seorang hamba
tidak hanya mendapatkan ketenangan dan
ketentraman hati saja namun juga seorang hamba
akan mendapatkan pahala dan balasan dari Allah.
Hakekat kebahagiaan adalah dengan tenangnya
hati dan lapangnya dada, sedangkan ketenangan
hati diperoleh dengan berdzikir kepada Allah.
4. Bersyukur Terhadap Nikmat Allah.
Dengan mengingat-ingat dan membicarakan
nikmat Allah yang nampak atau pun yang tidak
nampak, maka akan mendorong seseorang untuk
bersyukur. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya
jik