HUBUNGAN PERAN KETUA TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRINA F RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO | Widodo | JURNAL KEPERAWATAN 12871 25672 1 SM
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
HUBUNGAN PERAN KETUA TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA
DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI IRINA F RSUP PROF DR. R. D. KANDOU
MANADO
Widya N Widodo
Herlina Wungow
Rivelino S Hamel
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : nathawidodo@gmail.com
Abstrack : Nurse’s performance is a nurse acts commited within an organization according to their
respective responsibilities. The team leader as a professional nurse should be able to use a variety
of leadership techniques such as planning, organizing, directing and monitoring. Team leader must
be able to make decisions about the priorities of the planning and evaluation of nursing care.
Nursing documentation is a record that contains all the information needed to determine the
nursing diagnosis, nursing plan, implement and evaluate nursing actions, that arranged in the
correct and accountable morally and legally. Aim of the Study: to identify the relationship between
team leader’s role and nurse’s performance in documentation of nursing care. Methods: using
observational analytic with cross sectional approach. The population are all nurses at inpatient
department F in Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital and using total sampling technique that
involved 30 nurses. The data collection tools that used in this study are questionnaire and
observation sheets. Results: analysis was using Fisher’s Exact Test with a significance level of 95%
(α=0.05) and shows that the p value is 0.003. Conclusion: there is a relationship between team
leader’s role and nurse’s performance in documentation of nursing care at inpatient department F
in Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. Recommendations: for the managers of nursing in
order to improve the resources of nursing through training and the seminar , also increased
scrutiny so obtained documentation thoroughly.
Keywords
: Team Leader Role, Documentation, Nursing Care.
Abstrak : Kinerja perawat merupakan tindakan yang dilakukan seorang perawat dalam suatu
organisasi sesuai dengan tanggung jawabnya masing–masing. Ketua tim sebagai perawat
profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang
prioritas perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah suatu
catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang disususn secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
hukum. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan peran ketua tim dengan kinerja perawat
pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Metode: observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh perawat di Irina F RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling dengan jumlah 30
sampel. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan lembar observasi. Hasil Penelitian:
analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dengan tingkat kemaknaan 95% (α=0.05) dan
menunjukan nilai p=0.003. Simpulan: terdapat hubungan antara peran ketua tim dengan kinerja
perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, Saran: bagi manajer
keperawatan agar dapat meningkakan sumber daya keperawatan melalui pelatihan dan seminar,
juga meningkatkan pengawasan sehingga di peroleh pendokumentasian secara menyeluruh.
Kata Kunci
: Peran Ketua Tim, Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
asuhan keperawatan di pimpin oleh
seorang perawat profesional yang sering
disebut dengan “ketua tim” (Asmuji,
2012). RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado mulai menggunakan MPKP Tim
pada tahun 2012. Irina F adalah salah satu
ruangan rawat
inap yang sudah
menggunakan MPKP Tim. Data jumlah
perawat yang bekerja di Irina F sebanyak
35 orang, dengan tingkat pendidikan yang
terdiri dari Nurse sebanyak 10 orang, S1
keperawatan sebanyak 13 orang, DIII
sebanyak 12 orang.
Penelitian Cheevakasemsook
et.al
(2006) tentang pendokumentasian asuhan
keperawatan pada perawat di Thailand
menunjukan bahwa terdapat kekacauan
dalam
pendokumentasian
dimana
pendokumentasian yang diterapkan tidak
sesuai dengan standar. Kebanyakan
pendokumentasian tidak terdapat diagnosa
dan perencanaan, hanya ada pengkajian
dan sedikit catatan perawat.. Penelitian
Suryandana (2010) di Rumah sakit Puri
Indah Jakarta menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara peran ketua tim dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Dari penelitiannya di dapatkan bahwa ada
50% pendokumentasian baik dengan peran
baik dan 25% pendokumentasian kurang
baik dengan peran tidak baik.
Hasil studi pendahuluan di Irina F
(Neuro-Telinga Hidung Tenggorokan/
Kulit-Kelamin) RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado menggambarkan peran
ketua tim yang belum maksimal terhadap
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dalam pencatatan
dokumen yang didapatkan berdasarkan
hasil survei awal dan wawancara dengan
ketua tim yang ada, bahwa di ruangan
tersebut memiliki 4 ketua tim dan
pendokumentasian asuhan keperawatan di
tempat tersebut memiliki data yang kurang
lengkap diantaranya tidak ada tanda tangan
terhadap tindakan yang dilakukan dan
adanya tulisan yang kurang jelas. Data
yang didapatkan dari BCP (Buku Catatan
Perawat) ruangan Irina F, format
dokumentasi yang di isi yaitu kelengkapan
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan suatu
bentuk layanan kesehatan profesional yang
merupakan bagian integral dari layanan
kesehatan berbasis ilmu dan kiat perawat,
yang berbentuk layanan bio-psiko-sosiospiritual
(Lokakarya
Keperawatan
Nasional, dalam Kuntoro, 2010). Perawat
merupakan
sumber
daya
manusia
terpenting di rumah sakit karena selain
jumlahnya yang dominan juga merupakan
profesi yang memberikan pelayanan
asuhan keperawatan selama 24 jam kepada
pasien, oleh karena itu rumah sakit harus
memiliki perawat yang berkinerja baik
yang menunjang kinerja rumah sakit
sehingga dapat tercapai kepuasan pasien
(Kadrianti, 2014).
Kinerja
perawat
merupakan
tindakan yang dilakukan seorang perawat
dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya
masing–masing, dimana kinerja yang baik
dapat
memberikan kepuasan pada
pengguna jasa dan juga meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan (Depkes RI
2002, dalam Simorangkir, 2011). Untuk
mewujudkan
mutu
pelayanan
keperawatan,
rumah
sakit
harus
menerapkan
proses
sistem
asuhan
keperawatan pada ruang rawat dengan
menggunakan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP). Dalam MPKP ada
beberapa metode penugasan yang dapat
digunakan di ruang rawat salah satunya
adalah model praktik keperawatan
profesional tim (Sitorus, 2011).
Rumah sakit di Indonesia yang
sudah menerapkan metode tim yaitu,
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Nasional Cipto Mangunkusumo
sejak
tahun 1996 menggunakan kombinasi
metode primer dan metode tim, dan di
rumah sakit PGI Cikini Jakarta pertama
kali memulai penerapan model praktik
asuhan keperawatan pemula sejak tahun
2001 (Sitorus, 2011). Metode tim
merupakan pemberian asuhan keperawatan
yang mencirikan bahwa sekelompok
tenaga keperawatan yang memberikan
2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
pengkajian 90%, diagnosa keperawatan
90%,
rencana
keperawatan
95%,
implementasi 80%, dan evaluasi 70%
dengan target kelengkapan domkumentasi
100%.
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis perlu untuk melakukan penelitian
disalah satu rumah sakit yang ada di kota
manado yaitu tentang “hubungan peran
ketua tim dengan kinerja perawat
pelaksana
dalam
pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang irina F
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”.
Adapun sampel yang memenuhi kriteria
insklusi sebanyak 30 sampel dan 5 sampel
termasuk kriteria ekslusi. Jadi pada
penelitian ini sampel yang diteliti ada
sebanyak 30 sampel.
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
22 -33 tahun
34-65 tahun
46-57 tahun
Total
METODE PENELITIAN
Desain penelitin ini adalah
observasional analitik dimana peneliti
mencoba mencari hubungan variabel
dengan menggunakan pendekatan “cross
sectional”, dimana variabel sebab atau
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi
pada objek penelitian di ukur atau di
kumpulkan dalam waktu yang bersamaan
(Setiadi, 2013). Penelitian dilaksanakan di
Irina F (Neurologi, Telinga Hidung
Tenggorokan
(THT)/Kulit–kelamin)
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Penelitian dilaksanakan pada 08-26 Maret
2016.
Desain penelitin ini adalah
observasional analitik dimana peneliti
mencoba mencari hubungan variabel
dengan menggunakan pendekatan “cross
sectional”, dimana variabel sebab atau
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi
pada objek penelitian di ukur atau di
kumpulkan dalam waktu yang bersamaan
(Setiadi, 2013). Penelitian dilaksanakan di
Irina F (Neurologi, Telinga Hidung
Tenggorokan
(THT)/Kulit–kelamin)
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Penelitian dilaksanakan pada 08-26 Maret
2016. Sampel penelitian adalah objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini menggunakan teknik
sampling non prability sampling yaitu
totally sampling dimana keseluruhan
populasi yang memenuhi kriteria insklusi
dijadikan sebagai sampel penelitian.
n
21
5
14
30
%
70
16.7
13.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil Penelitian didapatkan bahwa
sebagian besar responden ada pada
rentang usia 22-33 tahun yaitu sebanyak
21 responden (70%) dan paling sedikit
pada rentang usia 46-57 tahun sebanyak
4 responden (13,3%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut
Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Laki – Laki
Perempuan
Total
n
2
28
30
%
6.7
93.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian didapatkan sebagian
besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 28 responden
(93.3%). Dan sisanya adalah laki – laki.
Tabel
3.
Distribusi
Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan
Status Perkawinan
Status Perkawinan
Belum Kawin
Kawin
Total
n
5
25
30
%
16.7
83.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar
responden kawin yaitu sebanyak 25
responden (83.3%) dan belum kawin
sebanyak 5 responden (16.7%).
3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
Hasil penelitian dari 30 rekam
medis
didapatkan
bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan di
Irina F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado ruangan Neurologi dan Telinga
Hidung Tenggorokan/ Kulit-Kelamin
(THT) se-bagian besar berada dalam
kategori baik yaitu sebanyak 21 rekam
medis
(70%)
sedangkan
pendokumentasian asuhan keperawatan
kurang baik sebanyak 9 rekam medis
(30%).
Hasil yang di dapat pada
pengolahan data variabel independen
dengan dua kategori yaitu kurang baik dan
baik, variabel dependen dengan dua
kategori yaitu kurang baik dan baik
dengan menggunakan aplikasi komputer
dengan tabel 2x2, kemudian didapatkan
hasil sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan
Peran Ketua Tim Dengan Kinerja
Perawat Pelaksana Dalam
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Tabel 4. Distribusi frekuensi
Karateristik Respnden Berdasarkan
Pendidikan
Pendidikan
DIII
S1 Keperawatan
Nurse
Total
n
17
3
10
30
%
56.7
10
33.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian didapatkan sebagian
besar pendidikan terakhir responden
addalah diploma tiga (DIII) yaitu sebanyak
17 responden (56.7%) dan paling sedikit
dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 3
responden (10%).
Tabel
5.
Distribusi
Frekuensi
Karakteristik Berdasarkan Lama Kerja
Lama Kerja
1-12 tahun
13-24 tahun
25 – 36 tahun
Total
n
22
4
4
30
%
73.3
13.3
13.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Lama bekerja responden paling
banyak ada pada rentang 1-12 tahun yaitu
sebanyak 22 responden (73.3%), 13-24
tahun dan 25-36 tahun masing – masing
sebanyak 4 responden (13.3%).
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Peran
Ketua Tim
Peran ketua
tim
Kurang baik
Baik
Total
n
8
22
30
Peran
ketua
tim
Kurang
baik
%
26.7
73.3
100
Pendokumentasia
n asuhan
keperawatan
Kura
ng
Baik
Baik
n
%
6
75
n
2
%
25
Total
n
P
X²
OR
%
8
100
0.003 10.519 19.00
Baik
3 13.6
19 86.4
22
100
Total
9
21
30
100
30
70
Sumber: Data Primer 2016
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian pada 30 responden
didapatkan sebagian besar peran ketua tim
baik yaitu sebanyak 22 responden (73.3%)
sedangkan peran ketua tim kurang baik
terdapat pada 8 responden (26.7%).
Tabel 7. Distribusi frekuesi pendokumentasian asuhan keperawatan
Hasil analisis menunjukan dari 30
responden dengan peran ketua tim kurang
baik dan pendokumentasian asuhan
keperawatan kurang baik berjumlah 6
responden (75%), sedangkan responden
dengan peran ketua tim kurang baik dan
pen-dokumentasian asuhan keperawatan
baik berjumlah 2 responden (25%),
sementara responden dengan peran ketua
tim baik dan pendokumentasian asuhan
keperawatan kurang baik berjumlah 3
responden (13.6%) dan responden dengan
Pendokumentasian
asuhan keperawatan
Kurang baik
Baik
Total
n
9
21
30
%
30
70
100
Sumber: Data Primer 2016
4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
Hastono, S.P (2007). Analisis Data
Kesehatan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia
peran
ketua
tim
baik
dan
pendokumentasian asuhan keperawatan
baik berjumlah 19 responden (86.4 %).
Hasil analisis pada tabel 2x2 didapatkan
masih ada satu sel yang memiliki nilai
harapan
HUBUNGAN PERAN KETUA TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA
DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI IRINA F RSUP PROF DR. R. D. KANDOU
MANADO
Widya N Widodo
Herlina Wungow
Rivelino S Hamel
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : nathawidodo@gmail.com
Abstrack : Nurse’s performance is a nurse acts commited within an organization according to their
respective responsibilities. The team leader as a professional nurse should be able to use a variety
of leadership techniques such as planning, organizing, directing and monitoring. Team leader must
be able to make decisions about the priorities of the planning and evaluation of nursing care.
Nursing documentation is a record that contains all the information needed to determine the
nursing diagnosis, nursing plan, implement and evaluate nursing actions, that arranged in the
correct and accountable morally and legally. Aim of the Study: to identify the relationship between
team leader’s role and nurse’s performance in documentation of nursing care. Methods: using
observational analytic with cross sectional approach. The population are all nurses at inpatient
department F in Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital and using total sampling technique that
involved 30 nurses. The data collection tools that used in this study are questionnaire and
observation sheets. Results: analysis was using Fisher’s Exact Test with a significance level of 95%
(α=0.05) and shows that the p value is 0.003. Conclusion: there is a relationship between team
leader’s role and nurse’s performance in documentation of nursing care at inpatient department F
in Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. Recommendations: for the managers of nursing in
order to improve the resources of nursing through training and the seminar , also increased
scrutiny so obtained documentation thoroughly.
Keywords
: Team Leader Role, Documentation, Nursing Care.
Abstrak : Kinerja perawat merupakan tindakan yang dilakukan seorang perawat dalam suatu
organisasi sesuai dengan tanggung jawabnya masing–masing. Ketua tim sebagai perawat
profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang
prioritas perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah suatu
catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang disususn secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
hukum. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan peran ketua tim dengan kinerja perawat
pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Metode: observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh perawat di Irina F RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling dengan jumlah 30
sampel. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan lembar observasi. Hasil Penelitian:
analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dengan tingkat kemaknaan 95% (α=0.05) dan
menunjukan nilai p=0.003. Simpulan: terdapat hubungan antara peran ketua tim dengan kinerja
perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, Saran: bagi manajer
keperawatan agar dapat meningkakan sumber daya keperawatan melalui pelatihan dan seminar,
juga meningkatkan pengawasan sehingga di peroleh pendokumentasian secara menyeluruh.
Kata Kunci
: Peran Ketua Tim, Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
asuhan keperawatan di pimpin oleh
seorang perawat profesional yang sering
disebut dengan “ketua tim” (Asmuji,
2012). RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado mulai menggunakan MPKP Tim
pada tahun 2012. Irina F adalah salah satu
ruangan rawat
inap yang sudah
menggunakan MPKP Tim. Data jumlah
perawat yang bekerja di Irina F sebanyak
35 orang, dengan tingkat pendidikan yang
terdiri dari Nurse sebanyak 10 orang, S1
keperawatan sebanyak 13 orang, DIII
sebanyak 12 orang.
Penelitian Cheevakasemsook
et.al
(2006) tentang pendokumentasian asuhan
keperawatan pada perawat di Thailand
menunjukan bahwa terdapat kekacauan
dalam
pendokumentasian
dimana
pendokumentasian yang diterapkan tidak
sesuai dengan standar. Kebanyakan
pendokumentasian tidak terdapat diagnosa
dan perencanaan, hanya ada pengkajian
dan sedikit catatan perawat.. Penelitian
Suryandana (2010) di Rumah sakit Puri
Indah Jakarta menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara peran ketua tim dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
Dari penelitiannya di dapatkan bahwa ada
50% pendokumentasian baik dengan peran
baik dan 25% pendokumentasian kurang
baik dengan peran tidak baik.
Hasil studi pendahuluan di Irina F
(Neuro-Telinga Hidung Tenggorokan/
Kulit-Kelamin) RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado menggambarkan peran
ketua tim yang belum maksimal terhadap
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dalam pencatatan
dokumen yang didapatkan berdasarkan
hasil survei awal dan wawancara dengan
ketua tim yang ada, bahwa di ruangan
tersebut memiliki 4 ketua tim dan
pendokumentasian asuhan keperawatan di
tempat tersebut memiliki data yang kurang
lengkap diantaranya tidak ada tanda tangan
terhadap tindakan yang dilakukan dan
adanya tulisan yang kurang jelas. Data
yang didapatkan dari BCP (Buku Catatan
Perawat) ruangan Irina F, format
dokumentasi yang di isi yaitu kelengkapan
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan suatu
bentuk layanan kesehatan profesional yang
merupakan bagian integral dari layanan
kesehatan berbasis ilmu dan kiat perawat,
yang berbentuk layanan bio-psiko-sosiospiritual
(Lokakarya
Keperawatan
Nasional, dalam Kuntoro, 2010). Perawat
merupakan
sumber
daya
manusia
terpenting di rumah sakit karena selain
jumlahnya yang dominan juga merupakan
profesi yang memberikan pelayanan
asuhan keperawatan selama 24 jam kepada
pasien, oleh karena itu rumah sakit harus
memiliki perawat yang berkinerja baik
yang menunjang kinerja rumah sakit
sehingga dapat tercapai kepuasan pasien
(Kadrianti, 2014).
Kinerja
perawat
merupakan
tindakan yang dilakukan seorang perawat
dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya
masing–masing, dimana kinerja yang baik
dapat
memberikan kepuasan pada
pengguna jasa dan juga meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan (Depkes RI
2002, dalam Simorangkir, 2011). Untuk
mewujudkan
mutu
pelayanan
keperawatan,
rumah
sakit
harus
menerapkan
proses
sistem
asuhan
keperawatan pada ruang rawat dengan
menggunakan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP). Dalam MPKP ada
beberapa metode penugasan yang dapat
digunakan di ruang rawat salah satunya
adalah model praktik keperawatan
profesional tim (Sitorus, 2011).
Rumah sakit di Indonesia yang
sudah menerapkan metode tim yaitu,
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Nasional Cipto Mangunkusumo
sejak
tahun 1996 menggunakan kombinasi
metode primer dan metode tim, dan di
rumah sakit PGI Cikini Jakarta pertama
kali memulai penerapan model praktik
asuhan keperawatan pemula sejak tahun
2001 (Sitorus, 2011). Metode tim
merupakan pemberian asuhan keperawatan
yang mencirikan bahwa sekelompok
tenaga keperawatan yang memberikan
2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
pengkajian 90%, diagnosa keperawatan
90%,
rencana
keperawatan
95%,
implementasi 80%, dan evaluasi 70%
dengan target kelengkapan domkumentasi
100%.
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis perlu untuk melakukan penelitian
disalah satu rumah sakit yang ada di kota
manado yaitu tentang “hubungan peran
ketua tim dengan kinerja perawat
pelaksana
dalam
pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang irina F
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”.
Adapun sampel yang memenuhi kriteria
insklusi sebanyak 30 sampel dan 5 sampel
termasuk kriteria ekslusi. Jadi pada
penelitian ini sampel yang diteliti ada
sebanyak 30 sampel.
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
22 -33 tahun
34-65 tahun
46-57 tahun
Total
METODE PENELITIAN
Desain penelitin ini adalah
observasional analitik dimana peneliti
mencoba mencari hubungan variabel
dengan menggunakan pendekatan “cross
sectional”, dimana variabel sebab atau
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi
pada objek penelitian di ukur atau di
kumpulkan dalam waktu yang bersamaan
(Setiadi, 2013). Penelitian dilaksanakan di
Irina F (Neurologi, Telinga Hidung
Tenggorokan
(THT)/Kulit–kelamin)
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Penelitian dilaksanakan pada 08-26 Maret
2016.
Desain penelitin ini adalah
observasional analitik dimana peneliti
mencoba mencari hubungan variabel
dengan menggunakan pendekatan “cross
sectional”, dimana variabel sebab atau
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi
pada objek penelitian di ukur atau di
kumpulkan dalam waktu yang bersamaan
(Setiadi, 2013). Penelitian dilaksanakan di
Irina F (Neurologi, Telinga Hidung
Tenggorokan
(THT)/Kulit–kelamin)
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Penelitian dilaksanakan pada 08-26 Maret
2016. Sampel penelitian adalah objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini menggunakan teknik
sampling non prability sampling yaitu
totally sampling dimana keseluruhan
populasi yang memenuhi kriteria insklusi
dijadikan sebagai sampel penelitian.
n
21
5
14
30
%
70
16.7
13.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil Penelitian didapatkan bahwa
sebagian besar responden ada pada
rentang usia 22-33 tahun yaitu sebanyak
21 responden (70%) dan paling sedikit
pada rentang usia 46-57 tahun sebanyak
4 responden (13,3%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut
Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Laki – Laki
Perempuan
Total
n
2
28
30
%
6.7
93.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian didapatkan sebagian
besar responden berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 28 responden
(93.3%). Dan sisanya adalah laki – laki.
Tabel
3.
Distribusi
Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan
Status Perkawinan
Status Perkawinan
Belum Kawin
Kawin
Total
n
5
25
30
%
16.7
83.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar
responden kawin yaitu sebanyak 25
responden (83.3%) dan belum kawin
sebanyak 5 responden (16.7%).
3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
Hasil penelitian dari 30 rekam
medis
didapatkan
bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan di
Irina F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado ruangan Neurologi dan Telinga
Hidung Tenggorokan/ Kulit-Kelamin
(THT) se-bagian besar berada dalam
kategori baik yaitu sebanyak 21 rekam
medis
(70%)
sedangkan
pendokumentasian asuhan keperawatan
kurang baik sebanyak 9 rekam medis
(30%).
Hasil yang di dapat pada
pengolahan data variabel independen
dengan dua kategori yaitu kurang baik dan
baik, variabel dependen dengan dua
kategori yaitu kurang baik dan baik
dengan menggunakan aplikasi komputer
dengan tabel 2x2, kemudian didapatkan
hasil sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan
Peran Ketua Tim Dengan Kinerja
Perawat Pelaksana Dalam
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Tabel 4. Distribusi frekuensi
Karateristik Respnden Berdasarkan
Pendidikan
Pendidikan
DIII
S1 Keperawatan
Nurse
Total
n
17
3
10
30
%
56.7
10
33.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian didapatkan sebagian
besar pendidikan terakhir responden
addalah diploma tiga (DIII) yaitu sebanyak
17 responden (56.7%) dan paling sedikit
dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 3
responden (10%).
Tabel
5.
Distribusi
Frekuensi
Karakteristik Berdasarkan Lama Kerja
Lama Kerja
1-12 tahun
13-24 tahun
25 – 36 tahun
Total
n
22
4
4
30
%
73.3
13.3
13.3
100
Sumber: Data Primer 2016
Lama bekerja responden paling
banyak ada pada rentang 1-12 tahun yaitu
sebanyak 22 responden (73.3%), 13-24
tahun dan 25-36 tahun masing – masing
sebanyak 4 responden (13.3%).
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Peran
Ketua Tim
Peran ketua
tim
Kurang baik
Baik
Total
n
8
22
30
Peran
ketua
tim
Kurang
baik
%
26.7
73.3
100
Pendokumentasia
n asuhan
keperawatan
Kura
ng
Baik
Baik
n
%
6
75
n
2
%
25
Total
n
P
X²
OR
%
8
100
0.003 10.519 19.00
Baik
3 13.6
19 86.4
22
100
Total
9
21
30
100
30
70
Sumber: Data Primer 2016
Sumber: Data Primer 2016
Hasil penelitian pada 30 responden
didapatkan sebagian besar peran ketua tim
baik yaitu sebanyak 22 responden (73.3%)
sedangkan peran ketua tim kurang baik
terdapat pada 8 responden (26.7%).
Tabel 7. Distribusi frekuesi pendokumentasian asuhan keperawatan
Hasil analisis menunjukan dari 30
responden dengan peran ketua tim kurang
baik dan pendokumentasian asuhan
keperawatan kurang baik berjumlah 6
responden (75%), sedangkan responden
dengan peran ketua tim kurang baik dan
pen-dokumentasian asuhan keperawatan
baik berjumlah 2 responden (25%),
sementara responden dengan peran ketua
tim baik dan pendokumentasian asuhan
keperawatan kurang baik berjumlah 3
responden (13.6%) dan responden dengan
Pendokumentasian
asuhan keperawatan
Kurang baik
Baik
Total
n
9
21
30
%
30
70
100
Sumber: Data Primer 2016
4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016
Hastono, S.P (2007). Analisis Data
Kesehatan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia
peran
ketua
tim
baik
dan
pendokumentasian asuhan keperawatan
baik berjumlah 19 responden (86.4 %).
Hasil analisis pada tabel 2x2 didapatkan
masih ada satu sel yang memiliki nilai
harapan