Alat Sistem Pengendali Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Jamur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Untuk

memenuhi

ketahanan

pangan,

manusia

terus

berupaya

mengembangkan dan meneliti jenis sumber makanan baru. Jamur yang dulunya
berupa tanaman liar kini menjadi sumber nutrisi yang tinggi bagi manusia.
Penelitian


tentang

dilakukan,diantaranya
Champignon

jamur
jamur

yang

dapat

merang

(Agaricusbitorquis),

jamur

dikonsumsi


(Volvariella
kayu

telah

volvacea),

seperti

jamur

banyak
jamur
kuping

(Auricularia, Sp.), jamur Shiitake/payung (Lentinus edodes) dan jamur tiram
(Pleurotus ostreatus). Jamur tiram memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Adapun nilai gizi jamur tiram
putih menurut Cahyana dkk (1999) adalah sebagai berikut : protein (27 %),

lemak (1,6 %), karbohidrat (58 %), serat (11,5 %), abu (0,3 %), dan kalori
(1,6%).
Secara alami, jamur tiram ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar
atau di bawah tanaman berkayu yang memiliki suhu lingkungan sekitar 16 22°C dan kelembaban 80 – 90%. Untuk melakukan budidaya jamur tiram di
daerah dataran rendah (suhu ±30°C ), diperlukan perlakuan khusus terhadap
kumbung jamur yaitu dilakukan pengontrolan suhu dan kelembaban pada ruang
penanaman sehingga kondisi ideal untuk pertumbuhan jamur dapat terpenuhi.

1
Universitas Sumatera Utara

Jika pada kumbung dilakukan pengaturan suhu dan kelembaban maka hasil
panen yang diperoleh diharapkan akan sebanding walaupun terjadi perubahan
suhu dan kelembaban yang akan mempengaruhi suhu dan kelembaban pada
kumbung, sehingga hasil produktifitas meningkat.
Kebanyakan budidaya jamur dilakukan di daerah dataran tinggi, akan tetapi
jamur merang dapat tumbuh di daerah dataran rendah dengan kelembaban
tinggi. jamur dapat tumbuh pada dataran rendah, suhu dan kelembaban jamur
merang tetap harus dibuat sesuai siklus hidup jamur merang. Para petani jamur
merang membuat rumah khusus jamur yang disebut kumbung jamur. Untuk

mengatur suhu dan kelembaban udara dalam rumah jamur, petani jamur
biasanya menyemprot jamur dengan air secara teratur tergantung pada cuaca
dan iklim. Hal tersebut dilakukan olah para petani jamur secara manual dan
teratur.
Dengan perkembangan teknologi elektronika, untuk memudahkan budidaya
jamur tiram maka, dibuat rancang bangun pengendalian suhu dan kelembaban
pada miniatur kumbung jamur tiram agar suhu dan kelembaban sesuai dengan
habitat jamur tiram.

1.2Rumusan Masalah
Pada penjelasan yang telah disampaikan pada Latar Belakang di atas,
dapat di rumuskan permasalahan Simulasi Pengendalian Suhu dan Kelembaban
pada ruang budidaya jamur berbasis Arduino Nano untuk saat ini adalah.
Bagaimana cara mengatur suhu dan kelembaban pada ruang budidaya.

2
Universitas Sumatera Utara

1.3 Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas penulis merancang alat pengendali suhu dan

kelembaban, dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1) Sistem pengendalian yang akan digunakan sebagai pengolah data
berbasis Arduino Nano
2) Suhu yang dijadikan referensi untuk perhitungan adalah suhu hasil
pembacaan dari sensor suhu DHT-22.
3) Penggunaan LCD untuk menampilkan informasi suhu dan kelembaban.

1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan proyek ini adalah untuk:
1). Merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengendalikan suhu
dan kelembaban pada ruangan budidaya jamur tiram secara otomatis
dengan menggunakan Arduino Nano.
2) Diharapkan hasil dan perancangan dan realisasi yang dapat
dikembangkan lebih jauh sehingga dapat digunakan untuk usaha budidaya
jamur.

1.5 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini antara lain :
1).


Membandingkan teori yang didapatkan di kampus dengan kenyataan

yang ada dalam hal ini perancangan alat pengendali suhu dan kelembaban
pada jamur.

3
Universitas Sumatera Utara

2). Menambah wawasan dan pengalaman tentang pembahasan sensor DHT
22 dan Arduino Nano.
3). Sebagai persyaratan dalam mencapai gelar ahli madya sekaligus telah
menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

4
Universitas Sumatera Utara