PEMBERHENTIAN DAN PEMBERIAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA PEMBERIAN PENSIUN JANDA DUDANYA

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 1989
TENTANG
PEMBERHENTIAN DAN PEMBERIAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA
PEMBERIAN PENSIUN JANDA/ DUDANYA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pensiun Pegawai Negeri Sipil merupakan j aminan hari t ua
yang sangat pent ing art inya bagi Pegawai Negeri Sipil, dan sekaligus
merupakan salah sat u bent uk penghargaan at as j asa-j asanya selama
bekerj a dalam dinas Pemerint ah;
b. bahwa sehubungan dengan art i pent ing pensiun t ersebut , proses
pemberhent ian, pemberian pensiun dan pembayarannya perlu
diperlancar agar pensiun Pegawai Negeri Sipil sert a j anda/ dudanya
dapat benarbenar dit erima t epat pada wakt unya;
c. bahwa unt uk maksud t ersebut dipandang perlu menet apkan
pengat uran mengenai pemberhent ian dan pemberian pensiun
Pegawai Negeri Sipil sert a pension j anda/ dudanya;

Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 t ent ang Pensiun Pegawai dan
Pensiun Janda/ Duda Pegawai (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2906);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok
Kepega-waian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);
4. Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1975 t ent ang Wewenang
Pengangkat an, Pemindahan dan Pemberhent ian Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran

2

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


2

-

Negara Nomor 3058);
5. Perat uran Pemerint ah Nomor 7 Tahun 1977 t ent ang Perat uran Gaj i
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3098) j is Perat uran Pemerint ah
Nomor 13 Tahun 1980 (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3162) dan Perat uran
Pemerint ah Nomor 15 Tahun 1985 (Lembaran Negara Tahun 1985
Nomor 21);
6. Perat uran
Pemerint ah
Nomor
32
Tahun
1979
t ent ang
Pemberhent ian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1979

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3149);
7. Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1980 t ent ang Pengangkat an
Dalam Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3156);
8. Perat uran Pemerint ah Nomor 1 Tahun 1983 t ent ang Perlakuan
Terhadap Calon Pegawai Negeri Sipil Yang Tewas At au Cacat Akibat
Kecelakaan Karena Dinas (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 1);
9. Perat uran Pemerint ah Nomor 18 Tahun 1985 t ent ang Penet apan
Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/ Dudanya
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 24);
MEMUTUSKAN

:

Menet apkan : PERATURAN
PEMERINTAH
REPUBLIK
INDONESIA
TENTANG
PEMBERHENTIAN DAN PEMBERIAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

SERTA PEMBERIAN PENSIUN JANDA/ DUDANYA.

3

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

Pasal 1
Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara at au Pej abat yang
dit unj uk olehnya at as nama Ment eri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga
Pemerint ah Non Depart emen, Pimpinan Kesekret ariat an Lembaga
Tert inggi/ Tinggi Negara, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang
bersangkut an menet apkan :
a. Pemberhent ian dengan hormat Pegawai Negeri Sipil yang

berpangkat Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah yang mencapai
bat as usia pensiun dengan hak pensiun;
b. Pemberian pensiun kepada Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan pemberian hak-hak kepegawaian
lainnya sesuai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 2
Kewenangan pemberhent ian dan pemberian pensiun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1, meliput i pula pemberian pensiun j anda/ duda
dalam hal pensiunan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an
meninggal dunia.
Pasal 3
Penet apan pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri
Sipil sert a penet apan pensiun j anda/ duda Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 dit et apkan dalam
sat u surat keput usan.
Pasal 4
(1)

Surat


keput usan

pemberhent ian

dan

pemberian

pensiun

4

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4


-

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dit erimakan kepada yang
bersangkut an dan t embusannya kepada kant or pembayar
pensiun, selambat -lambat nya 3 (t iga) bulan sebelum bat as usia
pensiun Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an.
(2)

Keput usan pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai
Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), mulai berlaku
t anggal 1 pada bulan berikut nya Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkut an mencapai bat as usia pensiun.
Pasal 5

(1)

Pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4, mulai dibayarkan dan dit erimakan kepada yang bersangkut an
pada t anggal berlakunya surat keput usan pensiun.


(2)

Pensiun j anda/ duda pensiunan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 yang meninggal dunia, dibayarkan dan
dit erimakan pada bulan berikut nya set elah pensiunan meninggal
dunia.
Pasal 6

(1)

Ket ent uan mengenai pemberhent ian dan pemberian pensiun
Pegawai Negeri Sipil yang diat ur dalam Perat uran Pemerint ah ini,
diberlakukan bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Daerah.

(2)

Unt uk t ahap pert ama pelaksanaan ket ent uan Perat uran
Pemerint ah ini diberlakukan t erlebih dahulu bagi Pegawai Negeri
Sipil Pusat .


(3)

Penerapan ket ent uan Perat uran Pemerint ah ini t erhadap Pegawai
Negeri Sipil Daerah dilaksanakan oleh Kepala Badan Administ rasi
Kepegawaian Negara secara bert ahap dengan memperhat ikan

5

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

kemampuan, t ingkat
pelayanannya.

5

-


kesiapan

administ rasi

dan

kelancaran

Pasal 7
(1)

Keput usan pensiun Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat
Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah yang t elah dit erimakan
kepada yang bersangkut an sebelum berlakunya Perat uran
Pemerint ah ini dinyat akan t et ap berlaku.

(2)

Apabila penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) meninggal dunia maka j anda/ dudanya

melaporkan kepada Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian
Negara unt uk dit et apkan surat keput usan j anda/ dudanya.

(3)

Set elah 3 (t iga) bulan t erhit ung sej ak t anggal dit et apkan
Perat uran Pemerint ah ini,
maka surat -surat
keput usan
pemberhent ian dan pemberian pensiun j anda/ duda harus t elah
berdasarkan kepada ket ent uan Perat uran Pemerint ah ini.
Pasal 8

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Perat uran
Pemerint ah ini dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri Keuangan dan
Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara, baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri menurut bidang t ugasnya
masing-masing.
Pasal 9
Pemberhent ian dan pemberian pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang
berpangkat Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah selain dari sebab
sebagaimana dit et apkan dalam Pasal 1 dan pemberian pensiun bagi
j anda/ duda Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia, t et ap

6

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

dilakukan oleh Ment eri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerint ah
Non Depart emen, Pimpinan Kesekret ariat an Lembaga Tert inggi/ Tinggi
Negara dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkut an
sampai dit et apkan lain dengan Perat uran Pemerint ah t ersendiri.
Pasal 10
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal dit et apkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 13 April 1989
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 13 April 1989
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

7

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 1989
TENTANG
PEMBERHENTIAN DAN PEMBERIAN PENSIUN
PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA
PEMBERIAN PENSIUN JANDA/ DUDANYA

UMUM
Pensiun Pegawai Negeri Sipil dan pensiun j anda/ duda diberikan
sebagai j aminan hari t ua dan sebagai penghargaan at as j asa-j asanya
selama bekerj a dalam dinas Pemerint ah.
Agar pemberian pensiun t erhadap Pegawai Negeri Sipil dan pensiun
j anda/ dudanya dapat dit erima t epat pada wakt unya, perlu adanya
peningkat an pelayanan dalam penyelesaian pemberian pensiun.
Dalam Pasal 13 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 t ent ang
Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) dit egaskan bahwa
kebij aksanaan pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh
berada di t angan Presiden.
Pembinaan Pegawai Negeri Sipil t ersebut meliput i kegiat an-kegiat an
yang bersif at luas, ant ara lain t ent ang pengangkat an, pemindahan dan
pemberhent ian Pegawai Negeri Sipil sebagaimana t elah diat ur dalam
Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1975.
Unt uk t ercapainya dayaguna dan hasil guna yang sebesar-besarnya,
dan agar pensiunan dapat menerima pembayaran pensiun t epat pada
wakt unya, dirasakan perlu unt uk mengat ur t at a cara pemberhent ian
dan pemberian pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat

8

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah dan pensiun j anda/ dudanya.
Pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil yang
berpangkat Pembina golongan ruang IV/ a ke bawah dan pemberian
pensiun j anda/ dudanya t ersebut di at as, meliput i Pegawai Negeri Sipil
Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Yang dimaksud dengan pemberhent ian dan pemberian pensiun
Pegawai Negeri Sipil yang mencapai bat as usia pensiun dalam
ket ent uan ini ialah pemberhent ian dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil yang berdasarkan perat uran perundang-undangan yang
berlaku harus diberhent ikan dengan hak pensiun karena t elah
mencapai bat as usia pensiun. Dengan Perat uran Pemerint ah ini,
kewenangan unt uk it u dilaksanakan oleh Kepala Badan Administ rasi
Kepegawaian Negara at au pej abat yang dit unj uk olehnya at as nama
Ment eri, Jaksa Agung, Kepala Lembaga Pemerint ah Non
Depart emen, Pimpinan Kesekret ariat an Lembaga Tert inggi/ Tinggi
Negara, dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkut an.
Penyelenggaraan kewenangan t ersebut dilakukan berdasarkan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 dan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1974.
Pemberian hak-hak kepegawaian disini meliput i kenaikan pangkat
pengabdian dan pemberian kenaikan gaj i berkala t erakhir
menj elang
pensiun
yang
berdasarkan
perat uran
perundang-undangan dapat diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang diberhent ikan dengan hak pensiun karena t elah mencapai
bat as usia pensiun.

Pasal 2
Cukup j elas

9

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

Pasal 3
Secara administ rat if kedua hal t ersebut harus dilaksanakan
seef ekt if dan seef isien mungkin. Dengan demikian selain dari segi
administ rasi akan menj adi lebih sederhana, proses penyelesaian
pemberhent ian dan pemberian pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkut an at au j anda/ dudanya j uga menj adi lebih
sederhana dan cepat .
Selama ini bilamana pensiunan Pegawai Negeri Sipil meninggal
dunia, maka berlangsung lagi kegiat an administ rasi unt uk
menet apkan pensiunan j anda/ dudanya.
Kegiat an ini biasanya memakan wakt u yang lama, dan akibat nya
sering-kali t idaklah sederhana dalam penyelesaiannya.
Oleh karenanya dalam surat keput usan pemberhent ian dan
pemberian pensiun sekaligus dit et apkan pula ket ent uan mengenai
pemberian besarnya pensiun j anda/ duda t ersebut .
Pasal 4
Ayat (1)
Tit ik berat ini t erlet ak pada dit erimakannya surat keput usan
pensiun kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an. Jadi,
bukan kapan dikeluarkan surat keput usan. Langkah kebij aksanaan
ini dimaksudkan unt uk lebih mempert egas t uj uan dikeluarkannya
Perat uran Pemerint ah ini.
Oleh karenanya dit ent ukan bahwa selambat -lambat nya 3 (t iga)
bulan sebelum t anggal mulai berlakunya pensiun, surat
keput usan t elah dit erima oleh yang bersangkut an. Ini berart i,
proses penyiapan/ pembuat an surat keput usan harus t elah
berlangsung sebelum bat as wakt u t ersebut . Tembusan surat
t ersebut dit erimakan kepada kant or pembayar pensiun agar
set erimanya t embusan surat keput usan, kant or pembayar
pensiun segera menyiapkan pelaksanaan pembayaran pensiun,
sehingga pensiun Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an dapat

10

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

dit erimakan t epat pada wakt unya.
Kant or pembayar pensiun adalah lembaga at au unit kerj a,
apapun namanya, yang berdasarkan ket ent uan yang berlaku
dit ugasi unt uk melakukan pembayaran pensiun.
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 5
Ayat (1)
Pembayaran pensiun harus dilaksanakan pada bulan berlakunya
surat keput usan dengan t uj uan agar t idak t erj adi kevacuman
penghasilan. Cont oh bagi ket ent uan ini adalah sebagai berikut :
A adalah Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat Penat a Tingkat I
golongan ruang III/ d. Lahir pada t anggal 2 Mei. Ia harus
diberhent ikan pada akhir Mei karena mencapai bat as usia
pensiun. Dengan demikian t anggal 1 Juni sudah dibayarkan dan
dit erimakan pensiunnya.
Pembayaran pensiun ini sama sekali t idak dikait kan dengan
masalah administ rasi penghent ian pembayaran gaj i, yang pada
dasarnya memang menj adi t ugas Pemerint ah.
Yang perlu diwuj udkan adalah, pada saat Pegawai Negeri Sipil
mulai pensiun ia t idak lagi menerima gaj i, t et api sebaliknya,
pada saat / bulan ia mulai t idak menerima gaj i, ia harus mulai
menerima pensiunnya.
Ayat (2)
Apabila pensiunan Pegawai Negeri Sipil meninggal dunia, maka
pensiun j anda/ duda langsung dibayarkan dan dit erimakan sesuai
dengan yang t elah dit et apkan dalam surat keput usan pensiun
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an.

11

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

Pasal 6
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Mengingat banyaknya Pegawai Negeri Sipil baik Pusat maupun
Daerah yang harus dilayani, dan agar pelaksanaan Perat uran
Pemerint ah ini dapat berdayaguna dan berhasilguna, maka
pemberhent ian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil dan
pemberian pensiun j anda/ dudanya oleh Badan Administ rasi
Kepegawaian Negara dilakukan secara bert ahap, t anpa
mengurangi pelayanan Pegawai Negeri Sipil daerah it u sendiri.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 8
Cukup j elas
Pasal 9
Selain pemberhent ian karena t elah mencapai bat as usia pensiun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, pemberhent ian dan
pemberian pensiun yang dimaksud dalam pasal ini ant ara lain
karena :

12

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

a.

permint aan sendiri;

b.

penyederhanaan organisasi;

c.

dipidana;

d.

t idak cakap j asmani at au rohani;

e.

meninggalkan t ugas;

f.

meninggal dunia at au hilang dan sebagainya,
pemberhent ian karena dij at uhi hukuman disiplin.

kecuali

Dalam rangka penat aan ulang, kewenangan di bidang-bidang
t ersebut j uga memerlukan perhat ian. Tet api karena masalah t eknis
yang dihadapi lebih bersif at kompleks, maka kewenangan ini unt uk
sement ara
masih
diberikan
kepada
para
Ment eri
dan
pej abat -pej abat t ersebut . Apabila Rancangan Perat uran Pemerint ah
yang akan mengat ur pengalihan kewenangan di bidang ini kepada
Kepala Badan Administ rasi Kepegawaian Negara sebagaimana halnya
mat eri yang sekarang diat ur dalam Perat uran Pemerint ah ini t elah
siap, maka hal it upun dapat segera diselenggarakan.
Pasal 10
Cukup j elas