PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 1986 TENTANG KAWASAN BERIKAT (BONDED ZONE)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 1990
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 1986 TENTANG
KAWASAN BERIKAT (BONDED ZONE)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa unt uk mencipt akan iklim yang lebih baik dalam
pembangunan indust ri, khususnya unt uk semakin mendorong
part isipasi penanaman modal pada sekt or indust ri yang berorient asi
ekspor, dipandang perlu unt uk memberikan kemungkinan penet apan
suat u kawasan indust ri t ert ent u sebagai kawasan berikat
sebagaimana dimaksud dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 22
Tahun 1986;
b. bahwa sehubungan dengan it u dipandang perlu menyempurnakan
Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1986 t ent ang Kawasan
Berikat (Bonded Zone);
Mengingat


: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 t ent ang Perindust rian
(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3274);
3. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1986 t ent ang Kawasan
Berikat (Bonded Zone) (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 30,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3334);
MEMUTUSKAN :

Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 1986 TENTANG
KAWASAN BERIKAT (BONDED ZONE).

2

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


2

-

Pasal I
Ket ent uan-ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun
1986 t ent ang Kawasan Berikat (Bonded Zone) diubah dengan
menambah ket ent uan-ket ent uan baru sebagai berikut :
1. Menambah BAB baru ant ara BAB II dan BAB III yang berbunyi sebagai
berikut :
"BAB II a
PENETAPAN KAWASAN INDUSTRI TERTENTU MENJADI KAWASAN
BERIKAT (BONDED ZONE).
Pasal 4a
(1)

St at us sebagai Kawasan Berikat (Bonded Zon) dapat diberikan
kepada Kawasan Indust ri t ert ent u baik unt uk seluruh maupun
sebagian Kawasan Indust ri t ersebut .


(2)

Pemberian st at us Kawasan Berikat (Bonded Zone) kepada
Kawasan Indust ri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan oleh Presiden at as usul Ment eri Perindust rian
set elah mendengar pert imbangan Ment eri Keuangan dan
Ment eri Perdagangan.
Pasal 4b

Pemililikan Kawasan Indust ri yang diberikan st at us Kawasan Berikat
t idak beralih karena pemberian st at us t ersebut .

3

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


3

-

Pasal 4c
Pengelolaan Kawasan Berikat (Bonded Zone) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4a diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
Pasal 4d
Pengat uran, Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Indust ri yarig
diberi st at us Kawasan Berikat (Bonded Zone) dilakukan oleh Ment eri
Perindust rian dengan memperhat ikan pert imbangan Ment eri
Keuangan dan Ment eri Perdagangan.
Pasal 4e
Ket ent uan lebih lanj ut yang menyangkut hubungan ant ara Pemilikan
Kawasan Indust ri dan Badan Usaha Milik Negara sebagai Pengelola
Kawasan Berikat (Bonded Zone) di Kawasan Indust ri t ersebut diat ur
bersama Ment eri Perindust rian, Ment eri Keuangan dan Ment eri
Perdagangan. "
2. Menambah ket ent uan baru dalam Pasal 8 yang dij adikan ayat (2)

sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :
"Pasal 8
(1)

Tanah yang digunakan sebagai lokasi usaha perusahaan
pengolahan disewa dari Pengusaha Kawasan Berikat (Bonded
Zone).

(2)

Tanah yang digunakan sebagai lokasi perusahaan indust ri di
Kawasan Indust ri yang diberi st at us sebagai Kawasan Berikat
(Bonded Zone) disewa at au dibeli dari Pemilik Kawasan
Indust ri yang diberi st at us Kawasan Berikat .

4

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

(3)

4

-

Hak sewa yang berhubungan dengan t anah sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dapat dij adikan j aminan. "
Pasal II

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 25 Mei 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd

SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 25 Mei 1990
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
M0ERDI0NO

5

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-

PENJELASAN

ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 1990
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 22 TAHUN 1986 TENTANG KAWASAN BERIKAT
(BONDED ZONE)
UMUM
Dalam rangka meningkat kan ekspor bukan minyak dan gas bumi, daya
saing barang produksi Indonesia perlu dit ingkat kan dengan j alan
ef isiensi
proses produksi,
peningkat an
mut u
barang,
dan
memperlancar keluar masuknya barang ke dan dari Indonesia.
Peningkat an mut u barang dan ef isiensi proses produksi t ersebut di at as
dapat lebih dipacu, apabila kepada para pengusaha/ penanam modal
diberi kesempat an unt uk dapat melaksanakan kegiat an indust rinya

secara t erpadu dalam suat u Kawasan Berikat (Bonded Zone).
Guna lebih menumbuhkan ket erlibat an swast a dalam pelaksanaan
Pembangunan Nasional, maka Kawasan Indust ri t ert ent u yang
memenuhi persyarat an dapat diberikan st at us sebagai Kawasan Berikat
(Bonded Zone), t et api pengelolaannya dilakukan oleh Badan Usaha
Milik Negara yang khusus dibent uk unt uk it u. Hal ini perlu dit egaskan
mengingat dalam pelaksanaan kegiat an di Kawasan Berikat t ersebut
ada wewenang Pemerint ah yang dilimpahkan kepada Badan Usaha
Milik Negara t ersebut . Unt uk keperluan t ersebut , maka Perat uran
Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1986 perlu disempurnakan dan dengan
demikian Perat uran Pemerint ah t ersebut mengat ur j uga Kawasan
Indust ri yang dit et apkan sebagai Kawasan Berikat .

6

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


6

-

PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Pasal 4a
Ayat (1)
Dengan ket ent uan ini dimaksudkan bahwa suat u Kawasan
Indust ri t ert ent u sebagian at au seluruhnya dapat
dit et apkan sebagai Kawasan Berikat .
Ayat (2)
Cukup j elas.
Pasal 4b
Pemilik dalam hal ini dimaksudkan adalah badan hukum yang
menanamkan modal unt uk membangun dan memiliki Kawasan
Indust ri.
Pasal 4c
Pengelolaan adalah segala kegiat an dan kewenangan
pengusahaan Kawasan Berikat yang hanya dapat dilaksanakan

oleh Badan Usaha Milik Negara yang dibent uk unt uk it u.
Pasal 4d
Lingkup
pengat uran,
pembinaan
dan
pengembangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini adalah pengat uran,
pembinaan, dan pengembangan usaha indust ri dan Kawasan
Indust ri, sesuai dengan ket ent uan yang berlaku. Sedangkan
hal-hal yang berkait an dengan masalah kepabeanan dan
lain-lainnya diluar hal yang berkait an dengan usaha indust ri dan
Kawasan Indust ri yang diberi st at us sebagai Kawasan Berikat ,
t et ap diberikan oleh pengelola Kawasan Berikat sebagaimana
diat ur dalam Perat uran Pemerint ah ini.

7

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Pasal 4e
Masalah ini dipandang perlu unt uk memperj elas hubungan
t ent ang hak dan kewaj iban ant ara Pengelola Kawasan Berikat
dengan Pemilik. Kawasan Indust ri. Hal ini perlu karena
pemilikan t idak beralih, t et api sebaliknya hal it upun diperlukan
unt uk ef isiensi dan ef ekt if it as pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam pengelolaan Kawasan Berikat pada umumnya.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Kegiat an sewa menyewa at au j ual beli at as t anah di Kawasan
Indust ri yang diberi st at us Kawasan Berikat (Bonded Zone)
dilakukan oleh pihak Pemilik Kawasan Indust ri dengan
perusahaan indust ri yang akan berlokasi dalam Kawasan
Berikat dengan memenuhi segala ket ent uan yang berlaku di
dalam Kawasan Berikat .
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal II
Cukup j elas