123dok HUBUNGAN+LOCUS+OF+CONTROL+INTERNAL+DENGAN+AGGRESSIVE+DRIVING+PADA+MAHASISWA+UMM (1)

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA UMM SKRIPSI

Oleh: Phemi Asti Alfilani

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA UMM

SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Phemi Asti Alfilani

201110230311225

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Hubungan Locus Of Control Internal dengan Aggressive Driving

Pada Mahasiswa UMM

Nama Peneliti

: Phemi Asti Alfilani

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian

: 14 Februari s.d 22 Februari 2016

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal

Dewan Penguji Ketua Penguji

: Ni’Matuzahroh, S.Psi., M.Si

Anggota Penguji

: 1. Siti Maimunah, S.Psi, M.M., MA

2. Muhammad Sohib, S.Psi, M.Si

3. Istiqomah, S.Psi, M.Si

Pembimbing I Pembimbing II

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

: Phemi Asti Alfilani

NIM

: 201110230311225

Fakultas / jurusan

: Psikologi

Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/ karya ilmiah yang berjudul : Hubungan Locus Of Control Internal dengan Aggressive Driving pada Mahasiswa UMM

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalty non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkankepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, hinga kepada umatnya sampai akhir zaman. Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Judul yang penulis ajukan adalah “Hubungan Locus Of Control Internal dengan Aggressive Driving pada Mahasiswa UMM”.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yuni Nurhamida, M.Psi selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Ni’matuzahroh S.Psi, M.Si selaku pembimbing I yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan, nasihat, arahan, dan waktunya dalam penyusunan skripsi, yang menurut peneliti sangat besar jasa dan tuntunannya layaknya seorang ibu yang membimbing

8. Teman-teman angkatan 2011 Fakultas Psikologi khususnya kelas D yang selalu saling memberi support untuk menyelesaikan skripsi, yang selalu saling membantu suka/duka, dan kompak dari awal perkuliahan hingga saat ini.

9. Teman sekaligus mentor penulis Muhammad Slamet (Memet)yang dalam penelitian ini sudah menyediakan banyak waktunya untuk mengajari peneliti dalam memahami analisa data.

10. Rizal Tinyo yang selalu mensupport dan bersedia membantu saya dalam pelaksanaan skripsi ini hingga selesaikan.

11. Teman-teman Fourist-Team, yang terdiri dari Eka, Ninda, Tama, Zahra, yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan bantuannya kepada penulis hingga skripsi ini terselesaikan.

12. Teman-teman di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi subjek peneletian.

13. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, telah banyak memberikan bantuan, semangat, dan do’anya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Kategori Aggressive Driving ................................................................... 12 Tabel 2. Deskripsi Kategori Locus Of Control Internal ......................................................... 12 Tabel 3. Hasil Analisa Data ................................................................................................... 13

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA UMM

Phemi Asti Alfilani

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang Phemiasti@gmail.com

ABSTRAK

Locus of control internal yaitu individu meyakini bahwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan meliputi keberhasilan ataupun kegagalan ditentukan oleh kemampuan dan usaha yang dilakukannya sendiri. Bila seseorang dengan locus of control internal kurang mampu belajar dari pengalaman sebelumnya, kurang sabar saat berkendara, dan kurang mampu dalam mengoperasikan kendaraan maka akan menimbulkan aggressive driving. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan locus of control internal dengan aggressive driving pada Mahasiswa UMM, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Subjek dalam penelitian ini mahasiswa UMM, berusia 18–22 tahun dan menggunakan kendaraan bermotor sehari-hari sebanyak 350 subjek. Hasil dari penelitian ini menunjukan ada hubungan negatif yang signifikan antara locus of control internal dengan aggressive driving pada mahasiswa UMM dengan nilai ((r) = -.401; p = 0,000 < 0,01). Semakin tinggi locus of control internal, maka semakin rendah aggressive driving, dan sebaliknya semakin rendah locus of control internal, maka semakin tinggi aggressive driving.

Kata Kunci : Locus Of Control Internal, Aggressive Driving, Mahasiswa Internal locus of control is an individual who believes the events that occur in life include the

success or failure which is determined by ability and effort that is done by themselves. When

a person with an internal locus of control is underprivileged to learn from previous experience, impatient when driving and are underprivileged to operate the vehicle, it will inflict to be aggressive driving. The purpose of this research is to know the relationship between internal locus of control and aggressive driving on the students of University of Muhammadiyah Malang. This research is a quantitative correlation design. Subjects in this

Kendaraan pribadi yang semakin banyak cukup membuat padat jalanan. Hal ini dikarenakan mudahnya syarat-syarat untuk mendapatkan kendaraan pribadi yang baru, sehingga setiap orang memutuskan untuk membeli kendaraan pribadi untuk dirinya sendiri maupun anggota keluarganya. Pemerintah lebih menganjurkan masyarakatnya untuk lebih memilih menggunakan kendaraan umum yang telah disediakan oleh pemerintah sepertibis kota, angkutan umum, dan ojek. Namun karena fasilitas angkutan umum yang telah disediakan oleh pemerintah kurang memadai sehingga banyak masyarakat yang malas untuk menggunakannya dan lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi.

Para pengguna jalan yang terkena kemacetan seringkali merasa kurang sabar dalam mengontrol emosinya sehingga mereka akan dengan mudah melakukan pelanggaran lalu lintas, seperti jarak dengan kendaraan lain yang terlalu dekat, melanggar rambu-rambu lalu lintas, menerobos lampu merah, menyalip atau mendahului, berkecepatan tinggi, membuat atau menambah jalur lain sendiri, memotong jalan, memaki pengendara lain, membunyikan klarkson berkali-kali. Hal-hal yang telah disebutkan merupakan contoh dari perilaku aggressive driving. Perilaku aggressive driving yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan kecelakaan. Semakin banyak perilaku agresif yang dilakukan oleh pengendara kendaraan bermotor akan menambah pula tingkat kecelakaan di jalan raya.

Data Polri Kota Malang menyebutkan bahwa kecelakaan yang melibatkan sepeda motor masih dominan sepanjang bulan januari – April 2016. Selain itu, kecelakaan juga didominasi oleh pengendara usia muda. Dari 228 kasus kecelakaan sepeda motor, sebanyak 21,89 % korban meninggal dan selebihnya, 78,11% korban luka berat dan luka ringan. Korban kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dengan mayoritas merenggut usia-usia produktif. Hampir 66,7 % korban kecelakaan sepeda motor merupakan usia 20-39 tahun. Sedangkan korban dari 10-19 tahun menempati posisi kedua terbanyak yaitu 20,37 % dan usia 40-69 tahun di posisi ketiga sekitar 12,96 % . Penyebab kecelakaan tersebut karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan, berkendara dalam pengaruh minuman keras, kondisi kendaraan yang sudah tidak layak, tidak disiplin dalam mematuhi rambu lalu lintas, masalah yang sudah dibawa dari rumah (human error), dan tidak menghargai pengguna jalan lainya (Kompas, 2016).

Berdasarkan data kecelakaan satlantas Polres malang Kota sepanjang tahun 2015 ini telah Berdasarkan data kecelakaan satlantas Polres malang Kota sepanjang tahun 2015 ini telah

Seperti yang dilansir oleh berita harian Detik.com (2015) dimana telah terjadi kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor roda dua dan roda 4 yang tertabrak kereta api di Semarang, hingga mengakibatkan pengendara roda dua tewas dan pengendara roda 4 di larikan kerumah sakit. Hal ini diakibatkan karena para pengendara tidak mau menaati peraturan lalu lintas dan berperilaku tidak sabar. Berdasarkan riset yang dilakukan di Amerika, kecelakaan di jalan raya terjadi karena pengemudi masih belum bisa mengatur emosinya dan belum bisa berfikir jauh atas apa yang telah dilakukannya. Ketidak mampuan mengatur emosi tersebut dapat mempengaruhi seseorang berperilaku aggressive driving. Tasca (2000) menyatakan bahwa perilaku berkendara yang tidak aman karena dapat meningkatkan resiko terjadinya tabrakan bagi dirinya sendiri, yang tentu saja akan membahayakan dan merugikan orang lain. Stabilitas emosi berhubungan negatif dengan pengendara yang agresif (Dahlen dkk, 2011)

Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan (dalam Kusumadani, 2008), bahwa berkendara aman tergantung pada persepsi pengendara terhadap kecelakaan karena persepsi pengendara dapat mempengaruhi bagaiamana seseorang berkendara. Faktor yang mempengaruhi tindakan manusia di jalan sangat beragam, ada pengendara yang sudah membawa masalah dari sebelum berkendara sehingga tidak konsentrasi saat ngemudikan kendaraanya, ada juga faktor karena merasa tersinggung karena ada kendaraan lain yang mendahuluinya dengan sembarangan bahkan dapat mengancam keselamatannya sehingga membuat emosinya tidak terkendali. Faktor lain yang dapat menyebabkan para pengendara kendaraan bermotor berperilaku aggressive driving adalah locus of control.

Menurut Rotter (1996), Locus of control merupakan sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya. Locus of control adalah tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (Brownell, 1982). Menurut Dayakisni Menurut Rotter (1996), Locus of control merupakan sebagai cara pandang seseorang terhadap sesuatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya. Locus of control adalah tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka (Brownell, 1982). Menurut Dayakisni

Locus of control internal melihat independency yang besar dalam kehidupan terhadap semua peristiwa yang terjadi pada dirinya yang sangat ditentukan oleh diri sendiri, yang menjadi pengendali dalam dirinya seperti skill yaitu kemampuan untuk melakukan atau mengoperasikan suatu hal untuk menjadi lebih bernilai dan berkapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan. Jika hal tersebut dimiliki oleh seorang individu maka individu tersebut lebih cenderung tidak berperilaku aggressive driving seperti melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan conflict behaviour, perilaku mengebut (speeding) yang juga di dukung aspek lain seperti kemampuan (ability) dan usaha (effort) (Rotter (1966), Houston (2003).

Seperti yang di lansir oleh berita harian Merdeka.com (2013) kecelakaan yang terjadi pada anak musisi terkenal di ruas tol Jagorawi Km 8.200 dengan kecepatan > 80 km/jam yang menghantam Gran Max dan Avanza. Dari kecelakaan tersebut terjadi karena beberapa faktor yaitu, anak yang masih di bawah umur (< 17 th) yang belum memiliki SIM sudah diijinkan membawa kendaraan sendiri, mengemudikan kendaraan di atas batas max kecepatan kendaraan >80 km/jam, dan kelelahan saat mengemudi. Hal ini sesuai dengan pendapat Tasca (2000) yang menyatakan ada beberapa faktor aggressive driving seperti usia dan jenis kelamin, faktor lingkungan, Pentingnya locus of control internal bagi pengemudi yaitu untuk mengendalikan semua peristiwa yang ditentukan oleh diri sendiri, bila tidak dapat mengendalikan pengendali di dalam dirinya sendiri seperti skill, ability, dan effort maka seseorang akan cenderung berperilaku aggressive driving seperti yang telah terjadi pada kecelakaan anak musisi terkenal tersebut (Rotter, 1966).

Berdasarkan hasil penelitian Sari (2016), menemukan beberapa mahasiswa di Kota Malang yang sering melanggar lalu lintas dan mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, bentuk pelanggaran lalu lintas yang dilakukan yaitu menerobos rambu-rambu jalan searah yang seharusnya tidak boleh dilewati dan mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi yang menyebabkan kecelakaan. Hal ini terjadi karena remaja pada umurnya masih belum bisa

Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan pengendara motor dengan umur antara 16 hingga

24 tahun secara signifikan tampak dalam banyak kecelakaan dalam riset yang dilakukan oleh DOT (Departement Of Transportation, 2000). Hasil riset ini menyatakan bahwa anak muda lebih cenderung mengalami kecelakaan motor.. Hal ini sesuai dengan pendapat Neighbors (2002) yang menyatakan, aggressive driving sering dilakukan atau biasa terjadi sehari-hari pada kalangan mahasiswa.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara locus of control internal dengan aggressive driving pada mahasiswa UMM.

Locus of Control Internal

Menurut Rotter (1966), locus of control merupakan bagaimana dan seberapa besar control diri seseorang terhadap perilaku dan hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungan. Menurut Neill. J (2006) menyatakan bahwa locus of control secara umum adalah bagaimana seseorang mengontrol atas hal-hal mana yang mampu mempengaruhi hidupnya. Menyatakan bahwa locus of control internal ataupun eksternal bukan masalah baik atau buruk, tapi lebih kepada bagaimana seseorang dapat mengendalikan peristiwa kegagalan atau keberhasilan secara tepat, baik memiliki locus of control internal maupun locus of control eksternal. Menurut Demirtas & Gunes (dalam Hamedoglu dkk; 2012) Locus of control didefinisikan sebagai kekuatan yang mengendalikan tindakan diri karyawan dan hal-hal yang dilakukan terhadap mereka, selain itu locus of control dianggap sebagai persepsi orang tentang siapa atau apa yang bertanggung jawab atas hasil dari perilaku atau peristiwa dalam kehidupan mereka. Locus of control menurut Ghufron dan Risnawita (2011) adalah gambaran pada keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya.

Locus of control merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu. Individu yang memiliki locus of control internal yang diimbangi kompetensi, self-efficacy, dan peluang ia akan berhasil untuk mengontrol diri dan menyelesaikan tanggung jawabnya, tetapi jika individu yang memiliki locus of control internal tinggi dan tidak di damping oleh kompetensi dan tidak dapat menggunakannya dalam kesempatan yang tepat justru hal tersebut akan menimbulkan neurotik, cemas dan depresi. Jadi dalam mencapai kesuksesan locus of control internal harus dapat berpikir secara realistis (Neill, 2006). Internal control

Menurut Rotter (1966) locus of control internal yaitu, individu dengan locus of control internal melihat independency yang besar dalam kehidupan terhadap semua peristiwa yang terjadi pada dirinya yang sangat ditentukan oleh diri sendiri. Pengendali dalam dirinya tersebut seperti; a) Kecakapan (skill), yaitu kemampuan untuk melakukan atau mengoperasikan suatu hal menjadi lebih bernilai dan kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil pengalaman yang didapat, b) Kemampuan (ability), yaitu bakat yang dimiliki seseorang yang telah melekat pada diri seseorang tersebut untuk melakukan suatu perkerjaan atau kegiatan yang diperoleh melalui proses belajar, pengalaman atau dibawa sejak lahir, c) Usaha (effort), yaitu kemampuan yang di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengerahkan tenaga serta pikiran

Melihat beberapa ciri di atas, dapat diketahui bahwa individu yang memiliki kecenderung locus of control internal lebih mengutamakan usahanya sendiri dalam menghadapi sesuatu. Mereka memandang tinggi kemampuan mereka sendiri. Selain itu, orang dengan locus of control internal yang tinggi cenderung akan bekerja keras dan memiliki pandangan bahwa usaha yang dilakukannya akan berhasil. Sementara itu, jika ciri-ciri individu dengan locus of control internal dikaitkan dengan konsep motivasi, akan terlihat jelas bahwa individu dengan locus of control internal yang tinggi cenderung memiliki motivasi intrinsik yang tinggi pula.

Konsep Dasar Locus of Control

Konsep dasar locus of control pada awalnya diambil dari teori belajar social yang mendudukkan (reincforcement) pada suatu posisi inti. Diyakini sejarah individu dapat mengiringinya pada generalisasi pengharapan dan keyakinan tentang penguat. Orang dapat memandang suatu imbalan hasil, baik hasil positif seperti kesuksesan maupun yang negative seperti kegagalan sebagai hal yang bergantung pada perilakunya sendiri atau tergantung pada kekuatan-kekuatan di luar dirinya (Rotter dalam Dayakisni dan Yuniardi, 2012).

Menurut Dayakisni dan Salis (2012) locus of control seringkali dihubungkan dengan karakter-karakter kepribadian. Sedangkan menurut Neill.J (2006) dalam istilah sederhana, locus of control internal umumnya dipandang sebagai locus of control yang sangat

Aggressive Driving

Baron & Byrne (2004) menyatakan bahwa agresivitas adalah dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan hewan, dengan tujuan menyerang/menyakiti fisik atau psikologis orang lain. Perilaku agresif adalah suatu bentuk perilaku ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain. Hennessy and Wiesenthal (dalam Ruvio & Shoham, 2011) mendefinisikan aggressive driving sebagai suatu perilaku yang direncanakan untuk menyerang secara fisik, emosi atau psikologi di lingkungan mengemudi atau jalan raya.Suatu perilaku mengemudi dikatakan agresif jika dilakukan secara sengaja, cenderung meningkatkan resiko kecelakaan dan di dorong karena rasa ketidaksabaran, permusuhan, dan upaya untuk menghemat waktu (Tasca, 2000). NHTSA (dalam Tasca, 2000) bahwa aggressive driving adalah menggunakan kendaraan bermotor dengan cara membahayakan atau cenderung membahayakan orang lain.

Menurut Houston, dkk (2003), aggressive driving adalah pola disfungsi dari perilaku sosial yang mengganggu keamanan publik. Aggressive driving dapat melibatkan berbagai perilaku berbeda termasuk perilaku membuntuti (tail gaiting), mengklakson (honking), melakukan gerakan kasar (rude gesturing), dan mengedipkan lampu jauh disuasana lalu lintas yang tenang (flashing light). Karakter agresif dapat dideteksi dari gaya mengemudi dan gerakan lajuk endaraan bermotor atau mobil. Pengendara agresif diartikan sebagai perilaku mengemudi yang berbahaya (Dula dan Ballard, 2003). Mengemudi berbahaya dikategorikan agresif apabila terdapat intensi untuk melukai, emosi negatif dan kognitif, seperti marah, frustasi dan perenungan, begitu pula dengan mengemudi beresiko yang sering kali dibandingkan dengan agresif, namun tanpa intensi untuk melukai. Aggressive driving dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor kepribadian individu berhubungan dengan cara pemikiran, emosi, dan sifat faktor fisiologis, otak individu tidak dapat lagi memproduksi sejumlah endorgin yang memberikan perasaan nyaman. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, lingkungan teman sebaya (Tasca, 2000)

Menurut Tasca (2000) aggressive driving dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a) Usia dan jenis kelamin, umur pengemudi menjadi suatu prediktor yang signifikan terhadap aggressive driving dimana pengemudi yang umurnya lebih tua lebih sedikit melakukan aggressive driving b) Faktor sosial, pada sebagian pengemudi agresif mempelajari perilaku

(menerobos) lampu merah, dan melewati tanda yang mengharuskan berhenti (tanda stop) sehingga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya (Tasca ,2000).

Menurut Houston, dkk (2003) membagi perilaku aggressive driving menjadi dua aspek, yaitu ;1) Perilaku konflik (conflict behaviour), Conflict behaviour melibatkan interaksi sosial langsung dengan pengemudi langsung dan ditandai oleh tindakan yang kompatibel yang memperoleh respon konflik. Indikator dari conflict behaviour adalah membunyikan klakson (honking), memberikan isyarat lampu (rude gesturing), menyalakan lampu jauh (flashing high beams). 2) Mengebut (speeding), perilaku mengebut (speeding) termasuk ke dalam perilaku beresiko (risk-taking behaviour). Menurut Houston, dkk (2003) perilaku speeding tersebut tidak jelas merupakan perilaku yang memperhitungkan resiko, pembuatan keputusan secara impulsif atau hanyalah kecerobohan dari pengemudi. Indikator dari speeding adalah mengebut melewati batas kecepatan, membuntuti kendaraan lain, mempercepat kendaraan saat lampu kuning menyala

Dari beberapa definisi maka dapat disimpukan bahwa aggressive driving adalah mengemudi yang dilakukan secara sengaja, dimotivasi oleh ketidak sabaran, kekesalan, permusuhan, dan upaya untuk menghemat waktu yang melibatkan berbagai perilaku membuntuti, mengklakson, melakukan gerakan kasar, mengedipkan lampu dari jauh sehingga membahayakan orang lain. Dikatakan agresif karena mengasumsi bahwa orang lain mampu meningkatkan risiko sama serta mengganggu keamanan publik. Indikator aggressive driving menurut Houston, dkk (2003) dan Tasca (2000) yaitu, Perilaku Konflik (membunyikan klakson, memberikan isyarat lampu, menyalakan lampu jauh), Mengebut (mengebut melewati batas kecepatan, mempercepat kendaraan saat lampu kuning, membuntuti terlalu dekat, keluar masuk jalur, menyalip kendaraan lain dengan kasar, berpindah-pindah jalur tanpa memberikan tanda, keluar masuk jalur, menyalip dengan kasar, menyalip dari bahu jalan, memotong ke depan kendaraan yang berada dijalur dengan jarak dekat karena karakteristik tersebut yang paling banyak terjadi di lingkungan sekitar kita.

Locus Of Control Internal dengan Aggressive Driving

Volume kendaraan yang semakin padat, mengakibatkan tingkat kemacetan di jalan raya menjadi semakin tinggi. Para pengguna jalan yang terkena kemacetan seringkali merasa Volume kendaraan yang semakin padat, mengakibatkan tingkat kemacetan di jalan raya menjadi semakin tinggi. Para pengguna jalan yang terkena kemacetan seringkali merasa

Locus of control internal melihat independency yang besar dalam kehidupan terhadap semua peristiwa yang terjadi pada dirinya yang sangat ditentukan oleh diri sendiri, pengendali dalam dirinya seperti skill yaitu kemampuan untuk melakukan atau mengoperasikan suatu hal menjadi lebih bernilai dan kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang merupakan pengembangan dari hasil pengalaman yang didapat tentu jika hal tersebut dimiliki seorang individu maka individu cenderung tidak berperilaku aggressive driving seperti melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan conflict behaviour seperti membunyikan klakson (honking), memberikan isyarat lampu (rude gesturing) atau menyalakan lampu jauh (flashing high beams) secara berlebihan. Perilaku mengebut (speeding) di jalanan yang merupakan perilaku tidak memperhitungkan resiko seperti mengebut melewati batas kecepatan, membuntuti kendaraan lain dan mempercepat kendaraan saat lampu kuning menyala. Hal ini juga di dukung aspek lain seperti kemampuan (ability) yaitu bakat yang dimiliki seseorang yang telah melekat pada diri seseorang tersebut untuk melakukan suatu perkerjaan atau kegiatan yang diperoleh melalui proses belajar, pengalaman atau dibawa sejak lahir dan usaha (effort) yaitu kemampuan yang di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengerahkan tenaga serta pikiran.

Seseorang dengan locus of control internal tinggi dan memiliki kemampuan lebih baik untuk mengoperasikan sebuah kendaraan, individu mampu belajar dari pengalaman yang ada baik pengalaman orang lain maupun diri sendiri, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah dan percaya dengan kemampuan yang dimiliki, maka cenderung memiliki aggressive driving yang rendah. Begitu juga sebaliknya dengan seseorang yang memiliki locus of control internal rendah dan memiliki kemampuan yang rendah pula untuk mengoperasikan sebuah kendaraan, kurang mampu belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain, tidak memiliki inisiatif, tidak dapat menemukan pemecahan masalah, serta kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, maka cenderung memiliki aggressive driving yang tinggi, yang seringkali menimbulkan kecelakaan di jalan raya karena perilaku aggressive driving yang tinggi (Rotter (1966) dan Carti (2013))

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional yaitu untuk mengetahui adanya hubungan locus of control internal dengan aggressive driving pada mahasiswa UMM. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

Subjek Penelitian

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i UMM, dengan populasi sebanyak 26.000 (Website UMM, 2015). Subjek penelitian yang diambil sebanyak 352 mahasiswa/i. Adapun karakteristik subjek penelitian adalah mahasiswa/i yang berada di kampus tiga Universitas Muhammadiyah Malang, berusia 18 – 22 tahun yang memiliki dan menggunakan kendaraan bermotor sehari-hari

Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel X atau variabel bebas adalah locus of control internal. Locus of control internal adalah Internal control mengacu pada persepsi terhadap kejadian baik positif maupun negatif sebagai konsekuensi dari tindakan atau perbuatan diri sendiri dan berada dibawah pengendalian dirinya seperti suka bekerja keras, memiliki inisiatif yang tinggi, selalu berusaha untuk menemukan peecahan masalah, memiliki kemampuan untuk melakukan suatu hal berdasarkan pengalaman yang didapat, serta memiliki usaha yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan. Untuk pengukurannya peneliti menyusun skala sendiri berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Houston, dkk (2003) dan Tasca (2000). Dari hasil tryout yang telah dilakukan, validitas dengan menggunakan skor item dan skor total, dari skala locus of control internal memiliki indeks validitas sebesar 0,310-0,736. Sedangkan reliabilitas menggunakan

Prosedur dan Analisis Data Penelitian

Prosedur penelitian ini ialah diawali dengan tahap perencanaan penelitian, yaitu menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melakukan penelitian seperti pemilihan judul penelitian, perumusan masalah penelitian, penyusunan kerangka penelitian dan penentuan hipotesis. Lalu dilanjutkan dengan penyusunan instrument penelitian yang berupa skala likert yang disusun secara mandiri oleh peneliti dengan dua variable yaitu skala locus of control internal dan skala aggressive driving. Skala yang dibuat berdasarkan aspek yang disusun oleh Rotter (1966) dan Carti (2013) untuk skala locus of control internal. Untuk skala aggressive driving berdasarkan aspek yang disusun oleh Houston, dkk (2003) dan Tasca (2000). Lalu menentukan populasi dan sampel penelitian dan metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis product moment untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dengan aggressive driving.

Tahap kedua yaitu melakukan tryout instrument alat ukur, yaitu skala locus of control internal dan skala aggressive driving kepada sebanyak 50 orang mahasiswa di UMM. Kemudian dilakukan analisa data yang didapat dari skala dan dilakukan pemilihan item-item yang valid dan reliable untuk dijadikan alat ukur penelitian.

Tahap ketiga yaitu tahap pelaksanaan penelitian, penelitian dilakukan mulai tanggal 08 Februari- 22 Februari 2016. Skala disebarkan kepada 352 mahasiswa/i UMM yang berada dikampus 3 baik GKB 1,2 dan 3. Skala disebarkan sesuai dengan karakteristik subjek yang telah ditentukan oleh peneliti. Peneliti juga membantu subjek bila ada kata-kata yang kurang dimengerti. Tahap penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 1 minggu.

Tahap keempat yaitu tahap analisa data yang diawali dengan melakukan skoring lalu dilakukan analisa data penelitian yang diperoleh. Setelah itu dilakukan interpretasi hasil analisis data dan membahasnya dengan mengkaitkan dengan teori penelitian. Kemudian menyusun kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan format yang telah ditentukan.

HASIL PENELITIAN HASIL PENELITIAN

Tabel 2. Deskripsi Kategori Locus Of Control Internal

Jenis Kelamin

Kategori

Interval

Frekuensi Persentase

Tinggi

36.6 Rendah

T_Skor≥50

63.4 Total

T_Skor<50

Berdasarkan tabel 2 subjek yang memiliki Locus of control internal dengan kategori rendah (63,4%) lebih banyak dibandingkan locus of control internal kategori tinggi (36,6%). Locus of control internal dengan kategori tinggi sebanyak 129 Mahasiswa/i dan locus of control internal kategori rendah sebanyak 223 mahasiswa/i dengan total 352 Mahasiswa/i. Laki-laki dengan locus of control internal tinggi sebanyak 64 mahasiswa dan kategori rendah sebanyak 103 mahasiswa dengan jumlah 167 mahasiswa. Pada perempuan dengan locus of control internal tinggi sebanyak 65 mahasiswi dan pada kategori rendah sebanyak 120 mahasiswi dengan jumlah 185 mahasiswi. Maka diperoleh jumlah keseluruhan sebanyak 352 mahasiswa/i (100%). Artinya, mahasiswa/i UMM memiliki locus of control internal yang rendah terhadap aggressive driving. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa/i baik laki- laki maupun perempuan memiliki tingkat locus of control internal yang rendah .

Tabel 3. Hasil Analisa Data

Aggressive Driving

Kategori

Sig.

control internal seseorang maka semakin rendah tingkat aggressive driving yang dilakukan, atau semakin rendah locus of control internal maka akan semakin tinggi tingkat aggressive driving seseorang. Pengaruh dari locus of control internal terhadap aggressive driving hanya sebesar 16,1 %, sedangkan pengaruh dari faktor lain seperti faktor sosial, gaya hidup dan lingkungan terhadap aggressive driving sebesar 83,9 %.

Individu yang tidak memiliki kontrol diri yang baik dan yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi pada hidupnya dikendalikan oleh usaha dan kemampuannya sendiri, seperti tidak memiliki kemampuan yang baik dalam mengendarai kendaraan, tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki dan kurang paham dengan tata tertib lalu lintas maka akan membuat individu itu sendiri bersikap agresif saat berkendara, karena kontrol diri berpengaruh penting bagi setiap individu dalam melakukan segala sesuatu.

Menurut Tasca (2000) perilaku agresif dalam berkendara biasanya dipengaruhi oleh ketidaksabaran, jengkel, kemarahan, dan masalah yang sudah dibawa dari rumah. Adanya gangguan atau kecerobohan yang dilakukan oleh pengendara lain, dapat memunculkan kemarahan seorang pengendara ketika dijalan. Saat mengalami kemarahan dijalan, seorang pengendara dapat memunculkan respon perilaku yang positif maupun negatif. Perilaku positif yang dimunculkan bisa berupa peneguran terhadap pengendara yang ceroboh tersebut, atau mungkin melaporkannya kepada petugas, sedangkan perilaku yang negatif yaitu melakukan pembalasan terhadap pengendara yang ceroboh tersebut, atau melakukan aggressive driving.

Aggressive driving berakar dari rasa frustasi yang kemudian termanifestasi pada perilaku mengemudi yang dapat membahayakan orang lain. Situasi yang dapat menimbulkan frustasi saat mengemudi dapat berupa kemacetan maupun tundaan. Situasi eksternal ini akan dipengaruhi oleh faktor kepribadian maupun faktor lingkungan. Pengemudi memiliki dua pilihan, yaitu untuk mengalihkan dorongan agresifnya atau memanifestasikan dorongan agresifnya ke dalam bentuk perilaku aggressive driving (Shinar, 2007).

Locus of control internal terdiri dari satu kategori yaitu Internality. Internality yaitu individu yang meyakini bahwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan yang meliputi keberhasilan ataupun kegagalan ditentukan oleh kemampuan dan usaha yang dilakukannya sendiri. Sikap Locus of control internal terdiri dari satu kategori yaitu Internality. Internality yaitu individu yang meyakini bahwa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan yang meliputi keberhasilan ataupun kegagalan ditentukan oleh kemampuan dan usaha yang dilakukannya sendiri. Sikap

Individu yang berperilaku mengebut (speeding) saat berkendara dan tidak memperhitungkan resikonya seperti mengebut diatas 100 km/jam, mempercepat kendaraan saat lampu kuning dan tidak diimbangi dengan ability atau kendali diri yang dapat terpengaruh oleh lingkungan seperti jalanan yang padat, serta tidak diimbangi dengan usaha (effort) untuk mencapai suatu tujuan maka individu akan cenderung bersikap agresif saat berkendara. Hal ini sesuai dengan penelitian Baron & Branscombe (2012), bahwa semakin padat kondisi jalan raya akan semakin meningkatkan stres pengguna jalan dan dapat menimbulkan perilaku agresif di jalan raya. Menurut penelitian Luthfi (2014), menyatakan bahwa tingkat stres yang tinggi selama mengemudi adalah salah satu faktor potensial yang dapat menyebabkan kemarahan atau aggressive driving.

Seseorang yang memiliki kemampuan yang rendah untuk mengoperasikan sebuah kendaraan, kemampuan yang rendah dalam pemahaman tata tertib lalu lintas, kurang mampu belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain, kurang memiliki inisiatif saat mengalami masalah di jalan, tidak dapat menemukan pemecahan masalah, serta kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri, maka cenderung memiliki aggressive driving bila tidak diimbangi dengan control diri yang tinggi sehingga seringkali menimbulkan kecelakaan di jalan raya karena perilaku aggressive driving (Rotter (1966) dan Carti (2013).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki locus of control internal dan aggressive driving yang tinggi dengan jumlah responden 142 mahasiswi. Sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki memiliki locus of control internal dengan aggressive driving lebih rendah dibandingkan perempuan dengan jumlah 130 mahasiswa. Hal ini dikarenakan perempuan lebih banyak mengalami perubahan baik perubahan secara biologis,kognitif dan sosio-emosional (Santrock, 2008). Hal ini sesuai dengan penelitian Edalati (2010) yang menyatakan, tingkat agresi fisik wanita sama dengan laki-laki, dan dalam beberapa studi ditemukan lebih tinggi daripada laki-laki. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan tingkat agresi fisik perempuan adalah sama dengan atau lebih tinggi dari laki-laki, tetapi tidak harus kurang dari laki-laki. Dari 352 responden ditemukan 40,6 % responden yang memiliki locus of control internal tinggi Temuan penelitian menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki locus of control internal dan aggressive driving yang tinggi dengan jumlah responden 142 mahasiswi. Sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki memiliki locus of control internal dengan aggressive driving lebih rendah dibandingkan perempuan dengan jumlah 130 mahasiswa. Hal ini dikarenakan perempuan lebih banyak mengalami perubahan baik perubahan secara biologis,kognitif dan sosio-emosional (Santrock, 2008). Hal ini sesuai dengan penelitian Edalati (2010) yang menyatakan, tingkat agresi fisik wanita sama dengan laki-laki, dan dalam beberapa studi ditemukan lebih tinggi daripada laki-laki. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan tingkat agresi fisik perempuan adalah sama dengan atau lebih tinggi dari laki-laki, tetapi tidak harus kurang dari laki-laki. Dari 352 responden ditemukan 40,6 % responden yang memiliki locus of control internal tinggi

REFERENSI

Anitei, M., Chraif, M. (2014). The big five personality factors in the prediction of aggressive driving behaviour among romanian youngsters. Internastional Journal Of Traffic and Transportation Pschology. 9

Ayuningtyas, D. S & Santoso, G. A. (2007). Hubungan antara intensi untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas dengan perilaku melanggar lalu lintas pada supir bus kota di jakarta. Jurnal Psikologi. Vol.13, 1-14

Bappenas.go.id. Retrivied November 20, 2015, from http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/142754-%5B_Konten_%5D-

Konten%20D44.pdf Baron, R. A & Byrne, D. (2004). Social psychology. 10th edition. Boston: Pearson Education Baron, R. A., & Branscombe, N. R. (2012). The moderator–mediator variable distinction in

social psychological research: Conceptual, strategic, and statistical considerations. Journal of personality and social psychology. 51

Brownell, P. (1982). A field study examination of budgetary participation and locus of control. The Accounting Review. Vol.2, 766-777

Carti. (2013). Hubungan locus of control dengan motivasi konselor dalam memberikan layanan konseling perorangan di SMP Negeri se-kabupaten Brebes. Jurnal Pendidikan Konseling. 36-37

Dahlen, E., R., Edwards, B., D., Tubre, T., Zyphur, M., J., & Warren, C., R., (2011). Taking a look behind the wheel: An investigation into the personality predictors of aggressive driving. Accident Analysis and Prevention, 45, 1-9

Dayakisni, T & Yuniardi, S. (2008). Psikologi Lintas-Budaya, Malang: UMM Dayakisni, T & Yuniardi, S. (2012). Psikologi lintas budaya(Ed.revisi). Malang: UMM press

Houston, JM., Paul, B. H., & Norman, M. (2003). The aggressive driving behavior scale: developing a self-report measure of unsafe driving. North American journal of psychology (NAJP). Vol.5. 269-278

James., Leon., Diane, N. (2000). Aggressive driving is emotionally impaired driving. Retrivied November 19, 2015, from http://www.aggressive.drivers.com/papers/james- nahl/james-nahl.pdf

James, Leon, Diane, N. (2000). Road rage and aggressive driving : steering clear of highway warfare. New Yok : Promotheus Books

John, W.Santrock. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group

Kusumadani. (2008). Kecelakaan tergantung persepsi. Retrivied November 18, 2015, from http://yamaha-matic.4umer./article-s-f2/kecelakaan-tergantung-persepsi39.htm#bottom

Kompas.com Retrivied April 05,2016 from file:///D:/Lima%20Faktor%20Penyebab%20Utama%20Kecelakaan%20Sepeda%20Mot

or%20-%20Otomania.com.htm Larsen, Randy, J & David M. B. (2002). Personality psychology: Domain of knowledge

about human nature. America, Newyork: McGraw Hill Companies Lefcourt, H.M. (1982). Locus of control. London. Lawrence Erlbaum Associates Luthfi, A. (2014). Pengaruh self control dan moral disengagement terhadap aggressive

driving pada pengemudi sepeda motor. Jurnal Psikologi Sosial. 23-24 Neill, J. (2006). What is Locus of Control?. Retrived May 19, 201, from

http://www.wilderdom.com/psychology/loc/LocusOfControlWhatIs.html Neighbors, C. (2002). A motivational model of driving anger and aggression. PSPB, 28, (3),

324-335

Siagian, Sondang P. (2004). Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryamalangcom Retrivied Januari 05, 2016 from

http://surabaya.tribunnews.com/2016/01/05/bus-bagong-tabrak-mobil-luxio-dekat- kampus unmuh-malang

Tasca, L. (2000). A review of the literature on aggressive driving sesearch. Aggressive Driving

18, 2015, from http://www.aggressive.drivers.com/issues/roadrage/2driv.htm

Tribunnews.com Retrivied November 20, 2015, from http://www.tribunnews.com/nasional/2013/10/22/polisi-penyebab-kecelakaan-

jagorawi-karena-dul-kelelahan Zeid, M. (2011). Measuring aggressive driving behavior using a driving simulator : an

exploratory study. International Conference on Road Safety and Simulation. (3), 1-2

LAMPIRAN

LAMPIRAN I Skala Tryout LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN AGGRESSIVE DRIVING

Skala Tryout Locus Of Control Internal

NO

ITEM PERNYATAAN

SS S TS STS

1 Pengalaman kegagalan yang pernah saya alami dalam hidup, tidak membuat saya patah semangat untuk terus mencapai kesuksesan

2 Keberhasilan yang saya peroleh saat ini karena dukungan dari orang tua dan keluarga

3 Saya mematuhi peraturan yang ada di lingkungan saya demi kebaikan diri sendiri 4 Diterima atau tidaknya saran saya bergantung suka atau tidaknya mereka terhadap

saya 5 Saya terus mengasah kemampuan saya agar tugas dapat terlaksana dengan baik 6 Orang lain memiliki pengaruh yang besar dalam setiap peristiwa yang terjadi dalam

kehidupan saya 7 Saya bersikap optimis dengan kemampuan yang saya miliki 8 Pengalaman kegagalan yang pernah saya alami dalam hidup, membuat saya patah

semangat untuk mencapai kesuksesan 9 Kecelakaan yang saya alami terjadi karena kesalahan saya sendiri 10 Apa yang saya alami sebagian besar karena faktor keberuntungan 11 Saya hanya melakukan sesuatu yang menjadi keinginan saya 12 Saya dapat menyeleaikan tugas dengan baik karena bantu dari teman-teman saya

20 Keberhasilan yang saya dapatkan adalah faktor ketidaksengajaan 21 Saya bisa mencapai tujuan saya karena adanya kesempatan yang saya dapatkan 22 Keputusan yang akan saya ambil adalah tanggung jawab saya sepenuhnya 23 Saya berhasil mendapatkan sesuatu yang saya inginkan jika saya telah

merencanakannya dengan matang 24 Keputusan yang saya ambil adalah saran dari orang lain 25 Rencana yang sudah saya buat dapat membantu saya mencapai tujuan dan keinginan

saya 26 Saya memiliki banyak teman karena sikap bersikap ramah kepada semua orang 27 Saya dapat dengan mudah bergaul dengan orang lain karena saya orang yang supel

dan ramah 28 Bila saya mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, saya akan meminta

bantuan orang lain untuk mengerjakannya 29 Saya sering berhasil mendapatkan sesuatu yang saya inginkan karena saya telah

merencanakannya dengan matang 30 Saya dapat menyelesaikan masalah jika dapat bantuan dari orang lain

Skala Tryout Aggressive Driving

NO

ITEM PERNYATAAN

SS S TS STS

1 Saya membunyikan klakson berkali-kali saat ada pengendara lain yang belok secara mendadak

9 Saya menggunakan lampu jauh setiap berkendara di malam hari 10 Saya menggunakan lampu jauh saat hujan deras 11 Saya menyalakan lampu jauh ketika berpapasan dengan kendaraan lain 12 Saya mengurangi menggunakan lampu jauh ditengah kota karena hal tersebut tidak

sesuai dengan tata tertib berkendara 13 Saya mengebut melewati batas kecepatan (diatas 80 km/jam) ketika sedang terburu-

buru 14 Saya lebih memilih berangkat lebih awal agar saya tidak mengebut dalam perjalanan 15 Saya berkendara diatas 100km/jam di tengah kota 16 Saya berhati-hati saat lampu lalu lintas berwarna kuning 17 Saat berkendara jarak antara kendaraan saya dengan kendaraan lain kurang dari 1

meter 18 Memberikan jarak dengan kedaraan lain didepan kita berpengaruh bagi keselamatan

saya 19 Bagi saya tidak menjaga jarak dengan kendaraan lain tidak berpengaruh bagi

keselamatan saya 20 Saat berkendara saya memberikan jarak lebih dari 1 meter antara kendaraan saya

dengan kendaraan yang ada di depan 21 Saya tetap melajukan kendaraan dengan kecepatan >80km/jam saat melewati lampu

kuning 22 Saya memperlambat kendaraan saat lampu lalu lintas sudah berwarna kuning 23 Saya mempercepat kendaraan saya saat melewati lampu lintas yang sudah berwarna kuning 22 Saya memperlambat kendaraan saat lampu lalu lintas sudah berwarna kuning 23 Saya mempercepat kendaraan saya saat melewati lampu lintas yang sudah berwarna

dengan kendaraan lain 33 Saya menyalip kendaraan lain dengan kecepatan 100km/jam 34 Saya mengurangi kecepatan kendaraan saya saat ada kendaraan lain yang hendak

menyalip 35 Saya menyalip kendaraan lain dengan menggunakan lajur kiri 36 Saya menyalip kendaraan lain dengan menggunakan lajur kanan

LAMPIRAN 2

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Penelitian

SKALA LOCUS OF CONTROL INTERNAL RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items ,904

Item-Total Statistics

Cronbach's Scale Mean if

Corrected Item- Alpha if Item Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted Total Correlation Deleted b1 85,800

,793 ,897 b2 86,933

,209 ,906 b3 85,533

,220 ,904 b4 85,833

-,084 ,909 b5 85,367

,358 ,903 b6 85,700

,636 ,899 b7 85,467

,511 ,900 b8 85,633

,450 ,901 b9 85,633

,450 ,901 b 10

,490 ,901 b 11

,659 ,897 b 12

,793 ,897 b 13

,450 ,901 b 14

,209 ,906 b 15

,659 ,897 b 16

,740 ,897 b 17

,209 ,906 b 18

,636 ,899 b 19

,255 ,905 b 20

,471 ,901 b 21

,492 ,901 b 22

,740 ,897 b 23

,450 ,901 b 24

1. HASIL TRYOUT SKALA LOCUS OF CONTROL INTERNAL

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items ,934

23

Item-Total Statistics

Cronbach's Scale Mean if

Alpha if Item Item Deleted

Scale Variance

Corrected Item-

Deleted b1 68,667

if Item Deleted Total Correlation

,930 b5 68,233

100,161

,736

,933 b6 68,567

103,702

,435

,931 b7 68,333

101,564

,602

,931 b8 68,500

100,575

,653

,931 b9 68,500

98,121

,637

,931 b 10

98,121

,637

,934 b 11

69,033

101,689

,453

,931 b 12

69,000

96,207

,648

,930 b 13

68,667

100,161

,736

,931 b 15

68,500

98,121

,637

,931 b 16

69,000

96,207

,648

,930 b 18

68,700

100,493

,667

,931 b 20

68,567

101,564

,602

,933 b 21

68,733

98,616

,534

,933 b 22

68,300

102,562

,485

,930 b 23

68,700

100,493

,667

,931 b 24

68,500

98,121

,637

,930 b 25

68,633

99,895

,728

,934 b 26

68,600

103,834

,424

,931 b 27

68,500

98,121

,637

,936 b 28

68,600

104,317

,310

,930 b 30

68,667

100,161

,736

68,633

99,895

,728

,930

2. HASIL TRYOUT SKALA AGGRESSIVE DRIVING

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's

,638 ,915 a 17

130,507

,638 ,915 a 18

50,100

130,507

,379 ,919 a 19

50,533

135,499

,486 ,917 a 20

50,367

133,068

,638 ,915 a 21

50,100

130,507

,617 ,915 a 23

50,000

128,276

,624 ,915 a 24

49,800

127,407

,489 ,918 a 27

49,833

129,592

,505 ,917 a 28

50,000

130,828

,567 ,916 a 29

50,467

131,706

,624 ,915 a 31

49,833

127,592

,525 ,917 a 32

50,300

130,217

,547 ,916 a 35

50,267

129,995

,378 ,920 a 36

49,867

130,395

50,267

129,995

,547 ,916

LAMPIRAN 3

Blue Print Skala Locus Of Control Internal

dan Aggressive Driving

BLUE PRINT LOCUS OF CONTROL INTERNAL Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas

No Aspek Locus of Control Internal F UF Total 1 Skill, yaitu keyakinan dalam diri sendiri

2, 4, 6, 8, 10 10 bahwa tingkah laku mempengaruhi hasil yng akan didapatkan

2 Ability, yaitu memiliki kendali baik

kesuksesan 3 Effort, yaitu kemampuan yang dilakukan