15f8b96e9b832ac4c2848f620f7e1acc PP No.4 th 2001 Pencemaran Kebakaran Hutan
Pe r a t ur a n Pe m e r int a h N o. 4 Ta h u n 2 0 0 1
Te nt a ng : Pe nge nda lia n Ke r usa k a n D a n At a u
Pe nce m a r a n Lingk unga n H idup Ya ng Be r k a it a n
D e nga n Ke ba k a r a n H ut a n D a n At a u La ha n
Oleh
Nom or
Tanggal
:
:
:
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
4 TAHUN 2001 ( 4/ 2001)
6 FEBRUARI 2001
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,
Menim bang
:
1.
bahwa hut an dan at au lahan m erupakan sum ber daya alam yang
m em punyai ber bagai fungsi, baik ekologi, ekonom i, sosial m aupun
budaya, yang diperlukan unt uk m enunj ang kehidupan m anusia dan
m akhluk hidup lainnya, kar ena it u per lu dilakukan pengendalian
ker usakan dan at au pencem aran lingkungan hidup;
2.
bahw a kebakaran hut an dan at au lahan m erupakan salah sat u
penyebab ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan hidup, baik
ber asal dar i lokasi m aupun dar i luar lokasi usaha dan at au kegiat an;
3.
bahwa kebakaran hut an dan at au lahan t elah m enim bulkan kerusakan
dan at au pencem ar an lingkungan hidup, baik nasional m aupun lint as
bat as negara, yang m engakibat kan kerugian ekologi, ekonom i, sosial
dan budaya;
4.
bahw a berdasarkan pert im bangan sebagaim ana dim aksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c sert a unt uk m elaksanakan ket ent uan Pasal 14
ayat ( 2) dan ayat ( 3) Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup,
perlu
m enet apkan
Perat uran
Pem erint ah t ent ang Pengendalian Kerusakan dan at au Pencem aran
Lingkungan Hidup yang berkait an dengan Kebakaran Hut an dan at au
Lahan;
Mengingat :
1.
2.
Pasal 5 ayat ( 2)
Undang- Undang Dasar 1945 sebagaim ana t elah
diubah dengan Perubahan Kedua Undang- Undang Dasar 1945;
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sum ber
Daya Alam Hayat i dan Ekosist em nya ( Lem baran Negara Republik
I ndonesia Tahun 1990 Nom or 49, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
3419) ;
3.
Undang- undang Nom or 12 Tahun 1992 t ent ang Sist em Budidaya
Tanam an ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 1992 Nom or
46, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3478) ;
4.
Undang- undang Nom or 15 Tahun 1992 t ent ang Penerbangan
( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1992 Nom or 53,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3481) ;
5.
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1994 t ent ang Pengesahan Unit ed
Nat ions Convent ion on Biological Diver sit y ( Konvensi Per ser ikat an
Bangsa- Bangsa Mengenai Keanekaragam an Hayat i) ( Lem baran Negara
Republik I ndonesia Tahun 1994 Nom or 41, Tam bahan Lem bar an
Negara Nom or 3556) ;
6.
Undang- undang Nom or 6 Tahun 1994 t ent ang Pengesahan Unit ed
Nat ions Fr am ew or k Convent ion on Clim at e Change ( Konvensi
Kerangka Kerj a Perserikat an Bangsa- Bangsa Mengenai Perubahan
I klim ) ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1994 Nom or 41,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3557) ;
7.
Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Lingkungan Hidup ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1997
Nom or 68, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3699) ;
8.
Undang- undang Nom or 22 Tahun 1999 t ent ang Pem erint ahan Daerah
( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1999 Nom or 60,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3839) ;
9.
Undang- undang Nom or 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan ( Lem baran
Negar a Republik I ndonesia Tahun 1999 Nom or 167, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 3888) ;
10.
Perat uran Pem erint ah Nom or 27 Tahun 1999 t ent ang Analisis
Mengenai Dam pak Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Republik
I ndonesia Tahun 1999 Nom or 59, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
3838) ;
11.
Per at ur an Pem er int ah Nom or 41 Tahun 1999 t ent ang Pengendalian
Pencem aran Udara ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 1999
Nom or 86, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3853) ;
12.
Per at ur an Pem er int ah Nom or 25 Tahun 2000 t ent ang Kew enangan
Pem erint ah dan Kew enangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onom
( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2000 Nom or 54,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2952) ;
MEMUTUSKAN :
Menet apkan
:
PERATURAN PEMERI NTAH TENTANG PENGENDALI AN KERUSAKAN DAN
ATAU PENCEMARAN LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN DENGAN
KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pem erint ah ini yang dim aksud dengan :
1.
Hut an adalah suat u kesat uan ekosist em berupa ham paran lahan berisi
sum ber daya alam hayat i yang didom inasi pepohonan dalam
per sekut uan alam lingkungannya, yang sat u dengan lainnya t idak
dapat dipisahkan;
2.
Lahan adalah suat u ham paran ekosist em darat an yang per unt ukannya
unt uk usaha dan at au kegiat an ladang dan at au kebun bagi
m asyarakat ;
3.
Kaw asan hut an adalah w ilayah t ert ent u yang dit unj uk dan at au
dit et apkan oleh Pem erint ah unt uk dipert ahankan keberadaannya
sebagai hut an t et ap;
4.
Pengendalian ker usakan dan at au pencem aran lingkungan hidup
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan sert a pem ulihan
ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan hidup yang ber kait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
5.
Pencegahan kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup adalah
upaya unt uk m em pert ahankan fungsi hut an dan at au lahan m elalui
cara- cara yang t idak m em beri peluang berlangsungnya kerusakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan;
6.
Penanggulangan kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup
adalah upaya unt uk m enghent ikan m eluas dan m eningkat nya
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup sert a dam paknya
yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
7.
Pem ulihan kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup adalah
upaya unt uk m engem balikan fungsi hut an dan at au lahan yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan sesuai dengan daya
dukungnya;
8.
Dam pak lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an
dan at au lahan adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup
yang berupa kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan yang diakibat kan
oleh suat u usaha dan at au kegiat an;
9.
Ker usakan lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan adalah
perubahan
langsung
at au t idak
langsung t erhadap sifat fisik dan at au hayat inya yang m engakibat kan
hut an dan at au lahan t idak ber fungsi lagi dalam m enunj ang
pem bangunan yang berkelanj ut an;
10.
Pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan adalah m asuknya m akhluk hidup, zat , ener gi, dan
at au kom ponen lain ke dalam lingkungan hidup akibat kebakaran
hut an dan at au lahan sehingga kualit as lingkungan hidup m enj adi
t urun sam pai ke t ingkat t ert ent u yang m enyebabkan lingkungan hidup
t idak dapat ber fungsi sesuai dengan per unt ukannya;
11.
Krit eria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan adalah ukuran bat as perubahan sifat
fisik dan at au hayat i lingkungan hidup yang dapat dit enggang;
12.
Orang adalah orang perorangan, dan at au kelom pok orang, dan at au
badan hukum ;
13.
Penanggung j awab usaha adalah orang yang bert anggung j awab at as
nam a suat u badan hukum , perseroan, perserikat an, yayasan at au
organisasi;
14.
I nst ansi yang bert anggung j aw ab adalah inst ansi yang bert anggung
j aw ab di bidang pengendalian dam pak lingkungan;
15.
Ment er i adalah m ent er i yang dit ugasi unt uk m engelola lingkungan
hidup;
16.
Gubernur adalah Kepala Daerah Propinsi;
17.
Bupat i/ Walikot a adalah Kepala Daerah Kabupat en/ Kot a.
Pasal 2
Ruang lingkup Per at ur an Pem er int ah ini m eliput i upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pem ulihan sert a pengaw asan t erhadap pengendalian
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan.
BAB I I
KRI TERI A BAKU KERUSAKAN LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN
DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN
Bagian Pert am a
Um um
Pasal 3
Krit eria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan m eliput i:
a.
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup nasional; dan
b.
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup daer ah.
Bagian Kedua
Kr it er ia Baku Ker usakan Lingkungan Hidup Nasional
Pasal 4
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup nasional m eliput i:
a.
Kr it er ia um um baku ker usakan lingkungan hidup nasional; dan
b.
Kr it er ia t eknis baku ker usakan lingkungan hidup nasional.
Pasal 5
( 1)
( 2)
Kr it er ia um um baku ker usakan lingkungan hidup nasional m eliput i:
a.
Krit eria um um baku kerusakan t anah m ineral yang berkait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
Krit eria um um baku kerusakan t anah gam but yang berkait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
c.
Krit eria um um baku kerusakan flora yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan; dan
d.
Krit eria um um baku kerusakan fauna yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan.
Krit eria um um sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t ercant um
dalam lam piran Perat uran Pem erint ah ini.
Pasal 6
( 1)
Krit eria t eknis baku kerusakan lingkungan hidup nasional sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 4 huruf b didasarkan pada krit eria um um baku
ker usakan lingkungan hidup nasional.
( 2)
Krit eria t eknis baku kerusakan lingkungan hidup nasional sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan
Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab.
Pasal 7
Dalam hal kr it er ia t eknis baku ker usakan lingkungan hidup nasional
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 2) belum dit et apkan, m aka
ber laku kr it er ia um um baku ker usakan lingkungan hidup nasional.
Bagian Ket iga
Kr it er ia Baku Ker usakan Lingkungan Hidup Daer ah
Pasal 8
( 1)
Guber nur / Bupat i/ Walikot a
lingkungan hidup daer ah.
m enet apkan
kr it er ia
baku
ker usakan
( 2)
Penet apan krit eria baku kerusakan lingkungan hidup daerah
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , berdasarkan krit eria t eknis
baku kerusakan lingkungan hidup nasional sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 6 ayat ( 2) .
( 3)
Dalam hal kr it er ia t eknis baku ker usakan lingkungan hidup nasional
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 2) belum dit et apkan,
m aka penet apan kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup daer ah
berdasarkan krit eria um um baku kerusakan lingkungan hidup nasional
yang t ercant um dalam lam piran Perat uran Pem erint ah ini.
( 4)
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup daer ah dit et apkan dengan
ket ent uan sam a at au lebih ket at daripada ket ent uan krit eria baku
ker usakan lingkungan hidup nasional.
BAB I I I
BAKU MUTU PENCEMARAN LI NGKUNGAN HI DUP
Pasal 9
Baku m ut u pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan m eliput i :
a.
Baku m ut u pencem ar an lingkungan hidup nasional; dan
b.
Baku m ut u pencem ar an lingkungan hidup daerah.
Pasal 10
Baku m ut u pencem aran lingkungan hidup nasional dan baku m ut u
pencem aran lingkungan hidup daerah sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9
dit et apkan berdasarkan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
BAB I V
TATA LAKSANA PENGENDALI AN
Bagian Pert am a
Um um
Pasal 11
Set iap orang dilarang m elakukan kegiat an
lahan.
pem bakaran hut an dan at au
Bagian Kedua
Pencegahan
Pasal 12
Set iap or ang ber kew aj iban m encegah t er j adinya kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan.
Pasal 13
Set iap penanggung j aw ab usaha yang usahanya dapat m enim bulkan dam pak
besar dan pent ing t erhadap kerusakan dan at au pencem aran lingkungan
hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan w aj ib
m encegah t er j adinya kebakar an hut an dan at au lahan di lokasi usahanya.
Pasal 14
( 1)
Set iap penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
13 w aj ib m em iliki sar ana dan pr asar ana yang m em adai unt uk
m encegah t erj adinya kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi
usahanya.
( 2)
Sarana dan prasarana pencegahan t erj adinya kebakaran hut an dan
at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) m eliput i :
a.
sist em det eksi dini unt uk m enget ahui t er j adinya kebakar an
hut an dan at au lahan;
b.
alat pencegahan kebakar an hut an dan at au lahan;
c.
prosedur operasi st andar unt uk m encegah dan m enanggulangi
t erj adinya kebakaran hut an dan at au lahan;
d.
perangkat organisasi yang bert anggung j aw ab dalam m encegah
dan m enanggulangi t erj adinya kebakaran hut an dan at au lahan;
e.
pelat ihan penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan
secar a ber kala.
Pasal 15
Penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 w aj ib
m elakukan pem ant auan unt uk m encegah t erj adinya kebakaran hut an dan
at au lahan di lokasi usahanya dan m elaporkan hasilnya secara berkala
sekur ang- kurangnya 6 ( enam ) bulan sekali yang dilengkapi dengan dat a
penginderaan j auh dari sat elit kepada Gubernur/ Bupat i/ Walikot a dengan
t em busan kepada inst ansi t eknis dan inst ansi yang ber t anggung j aw ab.
Pasal 16
Pej abat yang berw enang m em berikan izin m elakukan usaha sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 13 w aj ib m em perhat ikan :
a.
kebij akan nasional t ent ang pengelolaan hut an dan at au lahan sebagai
bagian dari pendayagunaan sum ber daya alam ;
b.
kesesuaian dengan t at a ruang daerah;
c.
pendapat m asyarakat dan kepala adat ; dan
d.
pert im bangan dan rekom endasi dari pej abat yang berw enang.
Bagian Ket iga
Penanggulangan
Pasal 17
Set iap orang berkew aj iban m enanggulangi kebakaran hut an dan at au lahan
di lokasi kegiat annya.
Pasal 18
( 1)
Set iap penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
13 bert anggung j aw ab at as t erj adinya kebakar an hut an dan at au
lahan di lokasi usahanya dan w aj ib segera m elakukan penanggulangan
kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi usahanya.
( 2)
Pedom an um um penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan
dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan Ment er i yang ber t anggung
j aw ab di bidang kehut anan set elah berkoordinasi dengan Ment eri lain
yang t erkait dan I nst ansi yang bert anggung j aw ab.
( 3)
Ket ent uan lebih lanj ut t ent ang pedom an t eknis penanggulangan
kebakaran hut an dan at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 2) dit et apkan dengan perat uran daerah.
Pasal 19
Dalam hal pedom an um um dan pedom an t eknis penanggulangan kebakaran
hut an dan at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18 ayat ( 2) dan
ayat ( 3) belum dit et apkan, m aka penanggulangan kebakaran hut an dan at au
lahan dilakukan sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
Bagian Keem pat
Pem ulihan
Pasal 20
Set iap orang yang m engakibat kan t erj adinya kebakaran hut an dan at au
lahan w aj ib m elakukan pem ulihan dam pak lingkungan hidup.
Pasal 21
( 1)
Set iap penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
13 w aj ib m elakukan pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi usahanya.
( 2)
Pedom an um um pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang ber kait an
dengan kebakar an hut an dan at au lahan dit et apkan lebih lanj ut oleh
Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab.
( 3)
Ket ent uan lebih lanj ut t ent ang pedom an t eknis pem ulihan lingkungan
hidup sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dit et apkan dengan
perat uran daerah.
Pasal 22
Dalam hal pedom an um um dan pedom an t eknis pem ulihan dam pak
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat ( 2) dan ayat ( 3) belum
dit et apkan, m aka pem ulihan dam pak lingkungan hidup dilakukan sesuai
dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
BAB V
WEWENANG PENGENDALI AN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN
LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN
DAN ATAU LAHAN
Bagian Pert am a
Wew enang Pem er int ah Pusat
Pasal 23
Ment eri yang bert anggung j aw ab di bidang kehut anan m engkoordinasikan
pem adam an kebakaran hut an dan at au lahan lint as propinsi dan at au lint as
bat as negara.
Pasal 24
Dalam m elaksanakan t anggung j awab sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
23,
Ment er i
yang
ber t anggung
j aw ab
di
bidang
kehut anan
m engkoor dinasikan :
a.
penyediaan sarana pem adam kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
pengem bangan sum ber daya m anusia unt uk pem adam an kebakaran
hut an dan at au lahan; dan at au
c.
pelaksanaan kerj a sam a int ernasional unt uk pem adam an kebakaran
hut an dan at au lahan.
Pasal 25
Dalam rangka pengendalian kerusakan dan at au pencem aran lingkungan
hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan, inst ansi yang
bert anggung j awab m engem bangkan kem am puan sum ber daya m anusia di
bidang evaluasi dam pak lingkungan hidup dan penyusunan st r at egi
pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an
hut an dan at au lahan.
Pasal 26
Kepala
I nst ansi
yang
bert anggung
j aw ab
m engkoordinasikan
penanggulangan dam pak dan pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan yang t erj adi pada lint as
propinsi dan at au lint as bat as negara.
Bagian Kedua
Wew enang Pem er int ah Pr opinsi
Pasal 27
Gubernur bert anggung j aw ab t erhadap pengendalian kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan yang dam paknya lint as kabupat en/ kot a.
Pasal 28
( 1)
Dalam hal t erj adi kebakaran hut an dan at au lahan di lint as
kabupat en/ kot a,
Guber nur
w aj ib
m elakukan
koor dinasi
penanggulangan
kebakaran
hut an
dan
at au
lahan
lint as
kabupat en/ kot a.
( 2)
Dalam m elakukan koordinasi penanggulangan sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) , Gubernur dapat m em int a bant uan kepada Gubernur
yang t er dekat dan at au Pem er int ah Pusat .
Pasal 29
( 1)
Dalam m elakukan koordinasi penanggulangan sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 28 Gubernur dapat m em bent uk at au m enunj uk inst ansi
yang berw enang di bidang pengendalian kebakaran hut an dan at au
lahan di daer ahnya.
( 2)
I nst ansi yang berw enang sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) ,
w aj ib m elakukan invent arisasi t erhadap usaha dan at au kegiat an yang
pot ensial m enim bulkan ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan
hidup, m elakukan invent ar isasi dan evaluasi dam pak lingkungan
hidup, penyusunan st rat egi, rencana, dan biaya pem ulihan dam pak
lingkungan hidup sebagai upaya pengendalian kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan yang dam paknya lint as kabupat en/ kot a.
Bagian Ket iga
Wew enang Pem er int ah Kabupat en/ Kota
Pasal 30
Bupat i/ Walikot a bert anggung j aw ab t erhadap pengendalian kerusakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan di daerahnya.
Pasal 31
( 1)
Dalam hal t erj adinya kebakaran hut an dan
Bupat i/ Walikot a w aj ib m elakukan t indakan :
at au
lahan,
m aka
a.
penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
pem er iksaan kesehat an m asyar akat di w ilayahnya yang
m engalam i dam pak kebakaran hut an dan at au lahan m elalui
sarana pelayanan kesehat an yang t elah ada;
( 2)
c.
pengukuran dam pak;
d.
pengum um an pada m asyarakat t ent ang pengukuran dam pak
dan langkah- langkah yang diperlukan unt uk m engurangi
dam pak yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au
lahan.
Kew aj iban sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf a, t idak
m engurangi kew aj iban set iap orang dan at au set iap penanggung
j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 ayat
( 1) .
Pasal 32
Bupat i/ Walikot a yang m elakukan penanggulangan sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 31 ayat ( 1) huruf a,
dapat m em int a bant uan pada
Bupat i/ Walikot a t er dekat .
Pasal 33
( 1)
Dalam m elakukan penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan,
Bupat i/ Walikot a dapat m em bent uk at au m enunj uk inst ansi yang
berw enang di bidang pengendalian kebakaran hut an dan at au lahan di
daerahnya.
( 2)
I nst ansi yang berw enang sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) w aj ib
m elakukan invent ar isasi t er hadap usaha dan at au kegiat an yang
pot ensial m enim bulkan ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan
hidup, m elakukan invent ar isasi dan evaluasi dam pak lingkungan
hidup, penyusunan st rat egi, rencana, dan biaya pem ulihan dam pak
lingkungan hidup sebagai upaya pengendalian kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan.
BAB VI
PENGAWASAN
Pasal 34
( 1)
Bupat i/ Walikot a m elakukan pengaw asan at as pengendalian kerusakan
dan at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan di daerahnya.
( 2)
Gubernur m elakukan pengaw asan at as pengendalian kerusakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan yang berdam pak at au yang diperkirakan dapat
berdam pak lint as kabupat en/ kot a.
( 3)
Ment eri dan at au Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab, m elakukan
pengaw asan at as pengendalian kerusakan dan at au pencem aran
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakaran hut an dan at au
lahan yang berdam pak at au yang diperkirakan dapat berdam pak lint as
propinsi dan at au lint as bat as negara.
Pasal 35
Guber nur / Bupat i/ Walikot a m elakukan pengaw asan t erhadap pelaksanaan
penaat an persyarat an yang diw aj ibkan bagi usaha sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 14.
Pasal 36
Ment eri dan at au Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab, dalam hal
t ert ent u dapat m elakukan pengaw asan t erhadap pelaksanaan penaat an
persyarat an yang diw aj ibkan bagi usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
14.
Pasal 37
Pelaksanaan pengaw asan at as pengendalian kerusakan dan at au pencem aran
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34, Pasal 35, dan Pasal 36 dilakukan :
a.
secara periodik unt uk m encegah kerusakan dan at au pencem aran
lingkungan hidup;
b.
secar a int ensif unt uk m enanggulangi dam pak dan pem ulihan
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au
lahan.
Pasal 38
Apabila hasil pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34, Pasal 35,
Pasal 36, dan Pasal 37 m enunj ukkan ket idakpat uhan penanggung j aw ab
usaha, m aka Gubernur/ Bupat i/ Walikot a w aj ib m em erint ahkan penanggung
j aw ab usaha unt uk m enghent ikan pelanggaran yang dilakukan dan
m elakukan t indakan unt uk m encegah dan m engakhir i t er j adinya pelanggar an
ser t a m enanggulangi akibat yang dit im bulkan oleh suat u pelanggaran,
m elakukan t indakan penyelam at an, penanggulangan, dan at au pem ulihan.
BAB VI I
PELAPORAN
Pasal 39
( 1)
Set iap orang yang m enduga at au m enget ahui t erj adinya kebakaran
hut an dan at au lahan, w aj ib m elaporkan kepada pej abat daerah
set em pat .
( 2)
Pej abat daerah set em pat yang m enerim a
dim aksud dalam ayat ( 1) w aj ib m encat at :
laporan
sebagaim ana
a.
ident it as pelapor ;
b.
t anggal pelaporan;
c.
w akt u dan t em pat kej adian;
d.
sum ber yang m enj adi penyebab t erj adinya kebakaran hut an dan
at au lahan;
e.
perkiraan dam pak kebakaran hut an dan at au lahan yang t erj adi.
( 3)
Pej abat daerah set em pat yang m enerim a laporan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) dalam j angka w akt u selam bat - lam bat nya
sat u kali dua puluh em pat j am t er hit ung sej ak t anggal dit er im anya
laporan, w aj ib m eneruskannya kepada Gubernur/ Bupat i/ Walikot a yang
bersangkut an.
( 4)
Guber nur / Bupat i/ Walikot a set elah m ener im a lapor an sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 3) dalam j angka w akt u selam bat - lam bat nya
sat u kali dua puluh em pat j am sej ak t anggal dit erim anya laporan,
w aj ib m elakukan ver ifikasi dar i pej abat daer ah yang m ener im a lapor an
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) unt uk m enget ahui t ent ang
kebenar an t er j adinya kebakaran hut an dan at au lahan.
( 5)
Apabila hasil ver ifikasi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 4)
m enunj ukkan t elah t er j adi kebakar an hut an dan at au lahan, m aka
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a w aj ib m em erint ahkan penanggung j aw ab
usaha dan at au kegiat an unt uk m enanggulangi kebakaran hut an dan
at au lahan sert a dam paknya.
Pasal 40
Dalam hal penanggung j aw ab usaha dan at au kegiat an t idak m elakukan
t indakan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38 dan Pasal 39 ayat ( 5) ,
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a dapat m elaksanakan at au m enugaskan pihak
ket iga unt uk m elaksanakannya at as beban biaya penanggung j aw ab usaha
dan at au kegiat an yang bersangkut an.
Pasal 41
Set iap penanggung j aw ab usaha dan at au kegiat an at au pihak ket iga yang
dit unj uk unt uk m elakukan penanggulangan dan pem ulihan ker usakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38, Pasal 39 ayat ( 5) ,
dan
Pasal
40,
w aj ib
m enyam paikan
laporannya
kepada
Gubenur/ Bupat i/ Walikot a yang bersangkut an.
BAB VI I I
PENI NGKATAN KESADARAN MASYARAKAT
Pasal 42
( 1)
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a/ Kepala
I nst ansi
yang
bert anggung
j aw ab/ Pim pinan inst ansi t eknis/ Ment er i ber kew aj iban m eningkat kan
kesadaran m asyarakat t erm asuk aparat ur akan hak dan t anggung
j awab sert a kem am puannya unt uk m encegah kebakaran hut an dan
at au lahan.
( 2)
Peningkat an kesadaran m asyarakat sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dapat dilakukan dengan m engem bangkan nilai- nilai dan
kelem bagaan adat ser t a kebiasaan- kebiasaan m asyarakat t radisional
yang m endukung per lindungan hut an dan at au lahan.
BAB I X
KETERBUKAAN I NFORMASI DAN PERAN MASYARAKAT
Pasal 43
( 1)
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a w aj ib m em berikan
m asyarakat m engenai kebakaran hut an dan
dam paknya.
inform asi kepada
at au lahan sert a
( 2)
Pem berian inform asi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan
m elalui m edia cet ak, m edia elekt r onik at au papan pengum um an yang
m eliput i :
a.
lokasi dan luasan kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
hasil pengukuran dam pak;
c.
bahaya t erhadap kesehat an m asyarakat dan ekosist em ;
d.
dam paknya t erhadap kehidupan m asyarakat ;
e.
langkah- langkah yang dilakukan unt uk m engurangi dam pak
yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan.
Pasal 44
Dalam hal dam pak kebakaran hut an dan at au lahan m elam paui lint as
propinsi dan at au lint as bat as negara, koordinasi pem berian inform asi
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 43 dilakukan oleh Kepala I nst ansi yang
bert anggung j awab.
Pasal 45
( 1)
Set iap orang m em punyai hak yang sam a unt uk m endapat kan
infor m asi dalam r angka ikut ser t a m elakukan upaya pengendalian
ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan hidup yang ber kait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan yang m eliput i :
a.
pet a daerah raw an kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
pet a peringkat bahaya kebakaran hut an dan at au lahan;
( 2)
c.
dokum en perizinan pengusahaan hut an dan at au lahan;
d.
dokum en AMDAL;
e.
r encana penyiapan/ pem bukaan hut an dan at au lahan;
f.
hasil penginder aan j auh dar i sat elit ;
g.
laporan berkala dari penanggung j aw ab usaha m engenai st at us
penaat an
t erhadap
persyarat an
perizinan
sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 14 ayat ( 2) ;
h.
hasil pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 ayat
( 1) , dan ayat ( 2) .
I nfor m asi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) w aj ib diberikan oleh
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a.
Pasal 46
Set iap orang m em punyai hak unt uk berperan dalam rangka pengendalian
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.
BAB X
PEMBI AYAAN
Pasal 47
Biaya unt uk m elakukan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam :
a.
Pasal 6 ayat ( 2) , Pasal 18 ayat ( 2) , Pasal 21 ayat ( 2) , Pasal 23, Pasal
24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 34 ayat ( 3) , Pasal 36, dan Pasal 42
dibebankan pada Anggaran Pendapat an Belanj a Negara ( APBN) dan
at au sum ber dana lain sesuai dengan perat uran perundang- undangan
yang ber laku.
b.
Pasal 8 ayat ( 1) , Pasal 18 ayat ( 3) , Pasal 21 ayat ( 3) , Pasal 27, Pasal
28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34 ayat ( 1)
dan ayat ( 2) , Pasal 35, Pasal 39 ayat ( 2) , ayat ( 3) , dan ayat ( 4) , dan
Pasal 42 dibebankan pada Anggaran Pendapat an Belanj a Daerah
( APBD) dan at au sum ber dana
perundang- undangan yang berlaku.
lain
sesuai
dengan
perat uran
BAB XI
SANKSI ADMI NI STRASI
Pasal 48
Pelanggaran t erhadap ket ent uan Pasal 12, Pasal 14, dan Pasal 15 dikenakan
sanksi adm inist r asi sebagaim ana diat ur dalam Pasal 25 dan Pasal 27
Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
BAB XI I
GANTI KERUGI AN
Pasal 49
( 1)
Set iap per buat an yang m elanggar ket ent uan Pasal 11, Pasal 12, Pasal
13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 18 ayat ( 1) , Pasal 20, dan Pasal
21 ayat ( 1) yang m enim bulkan akibat ker usakan dan at au pencem ar an
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakaran hut an dan at au
lahan yang m enim bulkan ker ugian pada or ang lain at au lingkungan
hidup, w aj ib unt uk m em bayar gant i kerugian dan at au m elakukan
t indakan t er t ent u.
( 2)
Selain pem bebanan unt uk m elakukan t indakan t er t ent u sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) , hakim dapat m enet apkan pem bayaran uang
paksa at as set iap hari ket erlam bat an penyelesaian t indakan t ert ent u
t er sebut .
( 3)
Tat a cara penet apan besarnya gant i kerugian sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) diat ur secara t ersendiri dengan Perat uran Pem erint ah.
Pasal 50
Dalam hal t at a cara penet apan besarnya gant i kerugian sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 49 ayat ( 3) belum dit et apkan, m aka t at a cara
penet apan besar nya gant i ker ugian dilakukan sesuai dengan per at ur an
perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 51
( 1)
Penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang usaha dan
kegiat annya m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap
lingkungan hidup,
yang m enggunakan bahan ber bahaya dan
beracun, dan at au m enghasilkan lim bah bahan berbahaya dan
beracun, bert anggung j aw ab secara m ut lak at as kerugian yang
dit im bulkan, dengan kew aj iban m em bayar gant i kerugian secara
langsung dan seket ika pada saat t erj adinya pencem aran dan at au
per usakan lingkungan hidup.
( 2)
Penanggung j awab usaha dan at au kegiat an dapat dibebaskan dari
kew aj iban m em bayar gant i kerugian sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) j ika yang bersangkut an dapat m em bukt ikan bahw a
pencem ar an dan at au per usakan lingkungan hidup disebabkan salah
sat u alasan di baw ah ini:
( 3)
a.
adanya bencana alam at au peperangan; at au
b.
adanya keadaan t erpaksa di luar kem am puan m anusia; at au
c.
adanya t indakan pihak ket iga yang m enyebabkan t erj adinya
pencem aran dan at au perusakan lingkungan hidup.
Dalam hal t er j adi ker ugian yang disebabkan oleh pihak
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) hur uf c, pihak
bert anggung j aw ab m em bayar gant i kerugian.
ket iga
ket iga
BAB XI I I
KETENTUAN PI DANA
Pasal 52
Set iap orang yang m elanggar ket ent uan Pasal 11, Pasal 14, Pasal 15, Pasal
17, dan Pasal 18 yang m engakibat kan t erj adinya kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup, diancam dengan pidana sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46,
dan Pasal 47 Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
BAB XI V
KETENTUAN PERALI HAN
Pasal 53
Dengan diundangkannya Perat uran Pem erint ah ini :
a.
izin usaha yang t elah diaj ukan
penyelesaian, w aj ib m enyesuaikan
Pem er int ah ini.
t et api m asih dalam proses
dengan ket ent uan Per at ur an
b.
izin usaha yang sudah dit er bit kan sebelum Per at ur an Pem er int ah ini
w aj ib m enyesuaikan dalam w akt u paling lam a 6 ( enam ) bulan sej ak
diundangkannya Perat uran Pem er int ah ini.
Pasal 54
Pada saat m ulai berlakunya Perat uran Pem erint ah ini, m aka sem ua perat uran
perundang- undangan yang berkait an dengan pengendalian kebakaran hut an
dan at au lahan, dinyat akan t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan
dengan Per at ur an Pem er int ah ini.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
Per at ur an Pem er int ah ini m ulai ber laku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Perat uran
Pem erint ah ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.
Dit et apkan di Jakar t a
pada t anggal 5 Februari 2001
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,
ttd
ABDURRAHMAN WAHI D
Diundangkan di Jakar t a
pada t anggal 5 Februari 2001
SEKRETARI S NEGARA REPUBLI K I NDONESI A,
ttd
DJOHAN EFFENDI
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 04 TAHUN 2001
TENTANG : PENGENDALI AN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN
LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN
ATAU LAHAN
I .UMUM
Pem bangunan yang dilaksanakan bert uj uan unt uk m eningkat kan
kesej aht er aan, m ut u kehidupan dan penghidupan selur uh rakyat I ndonesia.
Pr oses pelaksanan pem bangunan it u sendir i disat u pihak m enghadapi
m asalah kar ena j um lah penduduk yang besar dengan t ingkat per t um buhan
yang cukup t inggi dan per sebarannya t idak m erat a. Di lain pihak
ket er sediaan sum ber daya alam j uga t erbat as. Jum lah penduduk yang besar
dengan pert um buhan yang cukup t inggi akan m eningkat kan pem anfaat an
t erhadap sum ber daya alam , sehingga pada akhim ya akan m enim bulkan
t ekanan t erhadap sum ber daya alam un sendir i. Oleh kar ena it u,
pem anfaat an sum ber daya alam unt uk m eningkat kan kesej aht eraan dan
m ut u kehidupan r akyat harus diser t ai dengan upaya- upaya pelest ar ian fungsi
lingkungan hidup.
Di dalam pem anfaat an sum ber daya alam dan lingkungan secara t egas
dikem ukakan dalam Tap MPR No.lV/ MPR/ 1999 t ent ang Gar is - gar is Besar
Haluan Negar a, bahw a pem anfaat an pot ensi sum ber daya alam dan
lingkungan hidup har us diser t ai dengan t indakan konser vasi, r ehabilit asi, dan
penghem atan penggunaan, dengan m enerapkan t eknologi r am ah lingkungan.
Pener apan kebij akan ini diharapkan dapat m em per kecil dam pak yang akan
m er ugikan lingkungan lingkungan hidup dan keber lanj ut an pem bangunan it u
sendir i.
Unt uk m em acu per t um buhan ekonom i dengan m eningkat kan devisa, m aka
Pem er int ah m elakukan pem bangunan diberbagai sekt or . Sekt or
pem banguan t ersebut ant ara lain di bidang kehut anan, per kebunan,
per t anian, tr ansm igr asi , dan pert am bangan ser t a pariw isat a. Kegiat an ini
dilakukan dengan m em buka kaw asan- kawasan hut an m enj adi kaw asan
budidaya yang dalam proses pelaksanaan kegiat annya raw an t erj adinya
kebakaran hut an dan atau hut an.
Dam pak yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan adalah
t er j adinya kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup, seper t i
t er j adinya ker usakan flor a dan at au fauna , t anah , dan hut an. Sedangkan
pencem aran dapat t erj adi t erhadap air dan udara. Pengendalian t erhada
t er j adinya kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup diat ur dalam
perat uran perundang- undangan t ersendir i, seper t i dalam Perat uran
Pem er int ah t ent ang Pengendalian Pencem ar an Air .
Penger t ian hut an dalam Perat uran Pem erint ah ini m enggunakan bat asan
pengert ian sebagaim ana t er cant um dalam Undang—undang Nom or 41 Tahun
1999 t ent ang Kehut anan, yait u suat u kesatuan ekosist em ber upa ham paran
lahan ber isi sum ber daya alam hayat i yang didom inasi pepohonan dalam
per sekut uan alam lingkungannya, yang sat u dengan lainnya t idak dapat
dipisahkan. Sedangkan penger t ian lahan adalah suat u ham paran ekosist em
darat an yang perunt ukannya unt uk usaha di bidang kehut anan,pert anian,
t ransm igrasi, pert am bangan, pariw isat a, dan ladang dan kebun bagi
m asyarakat . Lahan t ersebut m em punyai cir i—cir inya m er angkum sem ua
t anda pengenal biosfer ,at m osfer, t anah, geologi, t im bunan ( relief) , hidrologi,
populasi t um buhan dan hew an, ser t a hasil kegiat an m anusia m asa lalu dan
m asa kini yang ber sifat m ant ap at au m endaur.
Kebakar an hut an dan at aa lahan di I ndonesia, t er j adi set iap t ahun w alaupun
fr ekuensi, int ensit as, dan luas ar ealnya berbeda. Kebakar an paling besar
t erj adi pada t ahun 1997/ 1998 di 25 ( dua puluh lim a) propinsi, yang unt uk
per t am a kali dinyat akan sebagai bencana nasional. Dam pak dengan
t er j adinya kebakaran hut an dan at au lahan yang t er j adi set iap t ahun
t er sebut t elah m enim bulkan ker ugian, baik ker ugian ekologi, ekonom i, sosial,
m aupun budaya yang sulit dihit ung besam nnya. Dam pak asap m enim bulkan
gangguan kesehat an seper t i infeksi salur an pem afasan akut ( I SPA) , asm a
br onkial, bronkit is, pneum onia ( radang paru) , irit asi m at a dan kulit . Hal ini
akibat t ingginya kadar debu di udar a yang t elah m elam paui am bang bat as.
Dam pak asap dan kebakaran hut an dan at au lahant elah m engganggu j arak
pandang sehingga m em pengaruhi j adual penerbangan. Akibat nya di
beberapa kot a j arak pandang kurang dar i sat u kilom et er , yang
m engakibat kan penut upan beberapa bandar udara. Selain dar ipada it u
dam pak asap m engganggu akt ivit as penduduk. Bahkan, asap dan kebakaran
t er sebut j uga m em pengaruhi negara t et angga di Asia Tenggara yakni
Malaysia, Singapura, dan Brunai Darusalam . Oleh kar ena it u per lu dit et apkan
berbagai langkah kebij akan pengendaliannya.
Dalam per ist .w a kebakaran hut an dan at au lahan, t erdapat beberapa fakt or
yang m enj adi penyebabnya. Fakt or t er sebut adalah penyiapan lahan yang
t idak t er kendali dengan cara m em bakar, t erm asuk j uga karena kebiasaan
m asyarakat dalam m em buka lahan, kehakaran yang t idak disengaj a,
kebakanan yang disengaj a ( arson) , dan kebakaran karena sebab alam iah.
Kebakaran karena sebab alam iah ini t erj adi di daerah yang m engandung
bat u bara at au bahan lain yang m udah t erbakar. Meskipun beberapa fakt or
t ersebut di at as dapat m em punyai pengaruh t erhadap t erj adinya kebakaran,
t et api fakt or yang paling dom inan penyebab t erj adinya kebakaran adalah
kar ena t indakan m anusia.
Ter j adinya kebakaran hut an dan at au lahan sangat sulit unt uk dit anggulangi,
baik unt uk pem adam an kebakaran m aupun pem ulihan dam pak dar i
kebakar an. Hal ini disebabkan kar ena ket erbat asan sarana dan prasana,
kem am puan sum ber daya m anusia, dana, dan let ak lokasi yang sulit unt uk
dapat segera dij angkau ser t a m em er lukan w akt u yang cukup lam a. Padahal,
pem adam an kebakaran m em er lukan kecepat an dan keber hasilan unt uk
m engat asinya. Unt uk it u, m aka t indakan pencegahan t erj adinya kebakaran
m enj adi sangat pent ing dilakukan, ant ara lain dengan m em per ket at
per syar at an dalam pem berian ij in.
Bagi kegiat an yang t idak m em er lukan iziin sepert i kegiat an perorangan at au
kelom pok or ang yang k kebinsaan nya m em buka lahan unt uk ladang dan
kebun, m aka unt uk m encegah t er j adinya kebakaran diper lukan pem binaan,
bim bingan, dan penyuluhan ser t a kebij akan khusus dar i m asing- m asing
pr opinsi/ kabupat en/ kot a. Dengan dem ikian, m aka dalam m elakukan
t indakan at au kegiat anya t idak dilakukan dengan car a m em bakar yang dapat
m enim bulkan kebakaran hut an dan at au lahan.
Mengingat dam pak akibat kebakaran hut an dan at au lahan sangat besar,
m aka set iap orang yang m elakukan usaha dan at au kegiat an dilarang dengan
cara m ebakar. Di dalam Undang- undang Nom or 41 Tahun 1999 t ent ang
Kehut anan Pasal 50 hur uf d, secara t egas dinyat akan bahw a set iap orang
dilarang m em bakar hut an. Larangan t ersebut t idak ber laku bagi pem bakaran
hut an secara t erbat as unt uk t uj uan khusus at au kondisi yang t idak dapat
dielakan, ant ara lain pengendalian kebakaran hut an, pem basm ian ham a dan
penyakit , ser t a pem binaan habit at t um buhan dan sat wa. Pelaksanaan
pem bakaran t ersebut harus m endapat izin dar i pej abat yang ber w enang.
Unt uk dapat m em berikan kej elasan dan peran m asing- m asing pihak t er kait
t erhadap penanganan kebakaran hut an dan at au lahan, khususnya dalam
pelaksanaan ot onom i daer ah diper lukan suat u kebij akan nasional, yait u
Pr erat uran Pem er int ah t ent ang Pengendalian Ker usakan dan atau
Pencem aran Lingkungan Hidup Yang Berkait an dengan Kebakar an hut an dan
at au Lahan.
Per at uran Pem er int ah ini diper lukan selain kar ena alasan yang t elah
diuraikan di at as j uga sebagai pelaksanaan ket ent uan Pasal 1 4 ayat ( 2) dan
ayat ( 3) Undang—undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Linkungan Hidup.
I I . PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 sam pai pasal 7
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat ( 1) sam pai ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Kr it er ia baku lingkungan hidup daer ah dapat dit et apkan lebih ket at daripada
kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup nasional apabila kondisi daer ah
t er sebut m em er lukannya dan ber t uj uan unt uk m em ber ikan per lindungan
yang lebih baik t er hadap lingkungan hidup daerah.
Pasal 9
Cukup j elas
Pasal 10
Ket ent uan t ent anq, baku m ut u pencem aran lingkungan hidup nasional unt uk
ber bagai sum ber daya alam t elah di t et apkan dalam berbagai perat uran,
ant ara lain baku m ut u udara.
Pasal 11
Kegiat an yang m enim bulkan kebakaran hut an dan at au lahan adalah ant ara
lain kegiat an penyiapan lat ihan unt uk usaha di bidang kehut anan,
per kebunan, per t anian , t ransm igrasi, per t am bangan,pariw isat a yang
dilakukan dengan cara m em bakar. Oleh kar ena it u dalam m elakukan usaha
t er sebut di lar ang dilakukan dengan cara pem bakaran, kecuali unt uk t uj uan
khusus at au kondisi yang t idak dapat dielakkan, ant ara lain pengendalian
kebakaran hut an, pem basm ian ham a dan penyakit , ser t a pem binaan habit at
t um buhan dan sat w a. Pelaksanaan pem bakaran secara t erbat as t ersebut
har us m endapat izin dan pej abat yang berwenang.
Selanj ut nya kebiasan m asyarakat adat atau t r adisional yang m em buka
lahan unt uk ladang dan at au kebun dapat m enim bulkan t er j adinya
kebakanan hut an dn at laun lahan. Unt uk m enghindar kan t erj adinya
kebakaran di luar lokasi lahannya per lu dilakukan upaya pencegahan m elalui
kebij akan yang dit et apkan oleh pem er int ah daerah m asing—m asing seper t i
m elalui peningkat an kesadaran m asyarakat adat at au t radisional .
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Yang dim aksud dengan penanggung j awab usaha yang usahanya dapat
m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan,ant ara lain usaha di bidang kehut anan per kebunan, dan
per t am bangan.
Pasal 14
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Hur uf a
Sist em det eksi dini dim aksudkan unt uk m enget ahui t er j adinya
kebakaran hut an dan at au lahan, cont ohnya m enar a pem ant au.
Hur uf b sam pai huruf d
Cukupj elas
Hur uf c
Yang dim aksud dengan pelat ihan penanggulangan kebakaran hut an
dan at au lahan secara berkala ant ara lain adalah set iap 6 ( enam )
bulan sekali.
Pasal 15
Laporan hasil pem ant auan secara ber kala dilengkapi ant ara lain dengan dat a
pem ant auan dan dat a penginderaanj auh dar i sat elit .
Pasal 16
Yang dim aksud dengan pej abat yang berwenang m em ber ikan izin m elakukan
usaha adalah pej abat dan inst ansi yang bert anggung j aw ab di bidang yang di
m int akan per m ohonan izin usahanya. Cont ohnya pej abat yang bert anggung
j aw ab di bidang kehut anan dan pej abat yang bert anggung j awab di bidang
per t anian
Hur uf a
Yang dim aksud dengan kebij akan nasional t ent ang pengelolaan hut an dan
at au lahan adalah str at egi pengelolaan hut an dan at au lahan sert a st rat egi
pengendalian kebakaran hut an dan at au lahan.
Hur uf b
Cukup j elas
Hur uf c
Pendapat m asyarakat t erm asuk di ant aranya adalah pendapat pem erhat i
lingkungan dan or ganisasi lingkungan hidup.
Hur uf d
Yang dim aksud dengan Per t im bangan dan rekom endasi dan pej abat yang
ber w enang adalah ant ara lain rekom endasi dar i Kepala Bapedal t ent ang
kelayakan lingkungan hidup yang kew enangan penilaian kom isi AMDAL nya
dipusat , sedangkan di daerah adalah pert im bangan dan rekom endasi
kelayakan lingkungan hidup dan Gubem ur yang kew enangan penilaian kom isi
AMDAL- nya ada di daerah.
Pasal 17
Penanggulangan kebakaran lahan t idak ber laku bagi m asyarakat adat at au
t r adisional yang m em buka lahan unt uk ladang dan kebunnya, kecuali
kebakaran lahan t er sebut t erj adi sam pai di luar ar eal ladang dan kebunnya
Pem bakaran t er sebut dilakukan dengan sengaj a dalam rangka m enyiapkan
ladang dan kebun.
Pasal 13
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan segera m elakukan penanggulangan adalah t indakan
seket ika unt uk m elakukan penanggulangan sej ak diket ahuinya t er j adi
kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi kegiat annya.
Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan Ment er i lain yang t er kait adalah ant ar a lain Ment er i
Per t anian dalam hal kegiat an per kebunan, Ment er i Ener gi dan Sum ber Daya
Miner al dalam hal kegiat an yang berkait dengan pert am bangan.
Ayat ( 3)
Penet apan pedom an t eknis penanggulangan kebakaran hut an dan at au
lahan dengan perat uran daerah dim aksudkan agar dapat disesuaikan dengan
kondisi alam iah t ent ang hut an dan at au lahan daerah yang bersangkut an.
Misalnya penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi yang
m engandung bat u bar a at au gam but berbeda penanggulangannya dengan
kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi lainnya.
Pasal 19
yang dim aksud dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku adalah
perat uran perundang—undangan yang selam a ini t elah ada seper t i di bidang
kehut anan.
Pasal 20 sam pai pasal 28
Cukup j elas
Pasal 29
Ayat ( 1)
Pem bent ukan inst ansi yang ber w enang t er sebut dapat dilakukan bagi
propinsi yang raw an t erj adi kebakaran hut an dan at au lahan,
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 30
Cukup j elas
Pasal 31
Ayat ( 1)
Hur uf a
Yang dim aksud dengan t indakan penanggulangan kebakaran adalah
ant ara lain m obilisasi sar ana dan prasarana, sum ber daya m anusia
unt uk m encegah m eluasnya kebakaran. Pelaksanaan penanggulangan
kebakaran t er sebut dilakukan secara bej enj ang dari t ingkat desa/ kelu
rahan, kecam at an, dani kabupat en / kot a.
Hur uf b
Yang dim aksud dengan pem er iksaan kesehat an m asyarakat adalah
ant ara lain pem eriksaan gangguan pernafasan dan ir it asi m at a.
llur uf C
Pengukur an dam pak dilakukan ant ar a lain dengan m enggunakan
indeks st andar pencem ar udara dan j arak pandang. Apabila hasil
pem ant auan m enunj ukkan indeks st andar pencem aran udara ( I SPU)
m encapai nilai 300 at au lebih, ber ar t i udara dalam kat egori berbahaya
bagi kesehat an m anusia, hew an, dan t um buhan.
Hur uf d
Yang dim aksud dengan Pengum um nan m engenai langkah—langkah
yang diper lukan unt uk m engurangi dam pak yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan adalah ant ar a lain m engum um kan
kepada m asyarakat agar m engur angi akt ivit asnya, dan m enggunakan
m asker unt uk m engurangi dam paknya t er hadap kesehat an
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 32
Cukup j elas
Pasal 33
Ayat ( 1)
Pem bent ukan inst ansi yang berw enang secara khusus t ersebut dapat
dilakukan di kabupat eu/ kot a yang raw an t erj adi kebakaran hut an dan at au
lahan,
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 34
Cukup j elas
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36
Yang dim aksud dengan hal t er t ent u adalah ant ar a lain pengecekan lapangan
unt uk m enget ahui t ent ang kebenaran inform asi yang disam paikan oleh
Guber nur/ Bupat i/ Walikot a t erhadap penanganan kasus kerusakan dan at au
pencem ar an lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan.
Pasal 37
Yang dim aksud dengan pengawasan secara per iodik ant ara lain pengaw asan
yang dilakukan set iap 3 ( t iga) bulan sekali. Pengaw asan int ensif dilakukan
dengan fr ekuensi yang lebih ser ing dar ipada pengawasan periodik, t er ut am a
t er hadap penanggulangan dan pem ulihan lingkungan hidup.
Pasal 38
Yang dim aksud dengan ket idakpat uhan penanggung j awab usaha adalah
ant ara lain t idak m enyiapkan peralat an pem adam an,dan at au st andar
operasi prosedur penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi
usahanya.
Pasal 39
Ayat ( 1)
Yang dim aksud pej abat daerah set em pat adalah ant ara lain Kepala
Desa/ Lurah, Cam at , dan Polisi. Sedangkan infor m asi yang diper oleh dan
m edia elekt r onik, m edia cet ak, dan surat , dilaporkan kepada Kepala lnst ansi
yang bert anggung j awab.
Ayat ( 2) sam pai ayat ( 5)
Cukup j elas
Pasal 40
Cukup j elas
Pasal 41
Cukup j elas
Pasal 42
Ayat ( 1)
Peningkat an kesadaran m asyarakat , penanggung j aw ab usaha, dan aparat ur
dilakukan m elalui ant ar a lain :
a.
peningkat an pem aham an t erhadap perat uran perundang—undangan
yang berkait an dengan bidang konser vasi hut an dan at au lahan;
b.
pem ber ian bim bingan t eknis;
c.
pendidikan dan pelat ihan;
d.
pem ber ian insent if bagi orang yang dianggap berj asa dalam bidang
konser vasi hut an dan at au lahan unt uk m endorong par t isipasi akt if
m asyarakat dan penanggung j awab usaha dalam pengendalian
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup.
Upaya unt uk m endor ong par t isipasi akt if m asyarakat dan aparat ur dalam
pengendalian kebakar an hut an dan at au lahan dim aksud agar, ant ara lain,
dapat ik
Te nt a ng : Pe nge nda lia n Ke r usa k a n D a n At a u
Pe nce m a r a n Lingk unga n H idup Ya ng Be r k a it a n
D e nga n Ke ba k a r a n H ut a n D a n At a u La ha n
Oleh
Nom or
Tanggal
:
:
:
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A
4 TAHUN 2001 ( 4/ 2001)
6 FEBRUARI 2001
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,
Menim bang
:
1.
bahwa hut an dan at au lahan m erupakan sum ber daya alam yang
m em punyai ber bagai fungsi, baik ekologi, ekonom i, sosial m aupun
budaya, yang diperlukan unt uk m enunj ang kehidupan m anusia dan
m akhluk hidup lainnya, kar ena it u per lu dilakukan pengendalian
ker usakan dan at au pencem aran lingkungan hidup;
2.
bahw a kebakaran hut an dan at au lahan m erupakan salah sat u
penyebab ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan hidup, baik
ber asal dar i lokasi m aupun dar i luar lokasi usaha dan at au kegiat an;
3.
bahwa kebakaran hut an dan at au lahan t elah m enim bulkan kerusakan
dan at au pencem ar an lingkungan hidup, baik nasional m aupun lint as
bat as negara, yang m engakibat kan kerugian ekologi, ekonom i, sosial
dan budaya;
4.
bahw a berdasarkan pert im bangan sebagaim ana dim aksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c sert a unt uk m elaksanakan ket ent uan Pasal 14
ayat ( 2) dan ayat ( 3) Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup,
perlu
m enet apkan
Perat uran
Pem erint ah t ent ang Pengendalian Kerusakan dan at au Pencem aran
Lingkungan Hidup yang berkait an dengan Kebakaran Hut an dan at au
Lahan;
Mengingat :
1.
2.
Pasal 5 ayat ( 2)
Undang- Undang Dasar 1945 sebagaim ana t elah
diubah dengan Perubahan Kedua Undang- Undang Dasar 1945;
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sum ber
Daya Alam Hayat i dan Ekosist em nya ( Lem baran Negara Republik
I ndonesia Tahun 1990 Nom or 49, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
3419) ;
3.
Undang- undang Nom or 12 Tahun 1992 t ent ang Sist em Budidaya
Tanam an ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 1992 Nom or
46, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3478) ;
4.
Undang- undang Nom or 15 Tahun 1992 t ent ang Penerbangan
( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1992 Nom or 53,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3481) ;
5.
Undang- undang Nom or 5 Tahun 1994 t ent ang Pengesahan Unit ed
Nat ions Convent ion on Biological Diver sit y ( Konvensi Per ser ikat an
Bangsa- Bangsa Mengenai Keanekaragam an Hayat i) ( Lem baran Negara
Republik I ndonesia Tahun 1994 Nom or 41, Tam bahan Lem bar an
Negara Nom or 3556) ;
6.
Undang- undang Nom or 6 Tahun 1994 t ent ang Pengesahan Unit ed
Nat ions Fr am ew or k Convent ion on Clim at e Change ( Konvensi
Kerangka Kerj a Perserikat an Bangsa- Bangsa Mengenai Perubahan
I klim ) ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1994 Nom or 41,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3557) ;
7.
Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Lingkungan Hidup ( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1997
Nom or 68, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3699) ;
8.
Undang- undang Nom or 22 Tahun 1999 t ent ang Pem erint ahan Daerah
( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 1999 Nom or 60,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3839) ;
9.
Undang- undang Nom or 41 Tahun 1999 t ent ang Kehut anan ( Lem baran
Negar a Republik I ndonesia Tahun 1999 Nom or 167, Tam bahan
Lem baran Negara Nom or 3888) ;
10.
Perat uran Pem erint ah Nom or 27 Tahun 1999 t ent ang Analisis
Mengenai Dam pak Lingkungan Hidup ( Lem baran Negara Republik
I ndonesia Tahun 1999 Nom or 59, Tam bahan Lem baran Negara Nom or
3838) ;
11.
Per at ur an Pem er int ah Nom or 41 Tahun 1999 t ent ang Pengendalian
Pencem aran Udara ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 1999
Nom or 86, Tam bahan Lem baran Negara Nom or 3853) ;
12.
Per at ur an Pem er int ah Nom or 25 Tahun 2000 t ent ang Kew enangan
Pem erint ah dan Kew enangan Propinsi Sebagai Daerah Ot onom
( Lem bar an Negar a Republik I ndonesia Tahun 2000 Nom or 54,
Tam bahan Lem baran Negara Nom or 2952) ;
MEMUTUSKAN :
Menet apkan
:
PERATURAN PEMERI NTAH TENTANG PENGENDALI AN KERUSAKAN DAN
ATAU PENCEMARAN LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN DENGAN
KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pem erint ah ini yang dim aksud dengan :
1.
Hut an adalah suat u kesat uan ekosist em berupa ham paran lahan berisi
sum ber daya alam hayat i yang didom inasi pepohonan dalam
per sekut uan alam lingkungannya, yang sat u dengan lainnya t idak
dapat dipisahkan;
2.
Lahan adalah suat u ham paran ekosist em darat an yang per unt ukannya
unt uk usaha dan at au kegiat an ladang dan at au kebun bagi
m asyarakat ;
3.
Kaw asan hut an adalah w ilayah t ert ent u yang dit unj uk dan at au
dit et apkan oleh Pem erint ah unt uk dipert ahankan keberadaannya
sebagai hut an t et ap;
4.
Pengendalian ker usakan dan at au pencem aran lingkungan hidup
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan sert a pem ulihan
ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan hidup yang ber kait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
5.
Pencegahan kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup adalah
upaya unt uk m em pert ahankan fungsi hut an dan at au lahan m elalui
cara- cara yang t idak m em beri peluang berlangsungnya kerusakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan;
6.
Penanggulangan kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup
adalah upaya unt uk m enghent ikan m eluas dan m eningkat nya
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup sert a dam paknya
yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
7.
Pem ulihan kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup adalah
upaya unt uk m engem balikan fungsi hut an dan at au lahan yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan sesuai dengan daya
dukungnya;
8.
Dam pak lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an
dan at au lahan adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup
yang berupa kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan yang diakibat kan
oleh suat u usaha dan at au kegiat an;
9.
Ker usakan lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan adalah
perubahan
langsung
at au t idak
langsung t erhadap sifat fisik dan at au hayat inya yang m engakibat kan
hut an dan at au lahan t idak ber fungsi lagi dalam m enunj ang
pem bangunan yang berkelanj ut an;
10.
Pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan adalah m asuknya m akhluk hidup, zat , ener gi, dan
at au kom ponen lain ke dalam lingkungan hidup akibat kebakaran
hut an dan at au lahan sehingga kualit as lingkungan hidup m enj adi
t urun sam pai ke t ingkat t ert ent u yang m enyebabkan lingkungan hidup
t idak dapat ber fungsi sesuai dengan per unt ukannya;
11.
Krit eria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan adalah ukuran bat as perubahan sifat
fisik dan at au hayat i lingkungan hidup yang dapat dit enggang;
12.
Orang adalah orang perorangan, dan at au kelom pok orang, dan at au
badan hukum ;
13.
Penanggung j awab usaha adalah orang yang bert anggung j awab at as
nam a suat u badan hukum , perseroan, perserikat an, yayasan at au
organisasi;
14.
I nst ansi yang bert anggung j aw ab adalah inst ansi yang bert anggung
j aw ab di bidang pengendalian dam pak lingkungan;
15.
Ment er i adalah m ent er i yang dit ugasi unt uk m engelola lingkungan
hidup;
16.
Gubernur adalah Kepala Daerah Propinsi;
17.
Bupat i/ Walikot a adalah Kepala Daerah Kabupat en/ Kot a.
Pasal 2
Ruang lingkup Per at ur an Pem er int ah ini m eliput i upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pem ulihan sert a pengaw asan t erhadap pengendalian
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan.
BAB I I
KRI TERI A BAKU KERUSAKAN LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN
DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN
Bagian Pert am a
Um um
Pasal 3
Krit eria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan m eliput i:
a.
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup nasional; dan
b.
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup daer ah.
Bagian Kedua
Kr it er ia Baku Ker usakan Lingkungan Hidup Nasional
Pasal 4
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup nasional m eliput i:
a.
Kr it er ia um um baku ker usakan lingkungan hidup nasional; dan
b.
Kr it er ia t eknis baku ker usakan lingkungan hidup nasional.
Pasal 5
( 1)
( 2)
Kr it er ia um um baku ker usakan lingkungan hidup nasional m eliput i:
a.
Krit eria um um baku kerusakan t anah m ineral yang berkait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
Krit eria um um baku kerusakan t anah gam but yang berkait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan;
c.
Krit eria um um baku kerusakan flora yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan; dan
d.
Krit eria um um baku kerusakan fauna yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan.
Krit eria um um sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t ercant um
dalam lam piran Perat uran Pem erint ah ini.
Pasal 6
( 1)
Krit eria t eknis baku kerusakan lingkungan hidup nasional sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 4 huruf b didasarkan pada krit eria um um baku
ker usakan lingkungan hidup nasional.
( 2)
Krit eria t eknis baku kerusakan lingkungan hidup nasional sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan
Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab.
Pasal 7
Dalam hal kr it er ia t eknis baku ker usakan lingkungan hidup nasional
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 2) belum dit et apkan, m aka
ber laku kr it er ia um um baku ker usakan lingkungan hidup nasional.
Bagian Ket iga
Kr it er ia Baku Ker usakan Lingkungan Hidup Daer ah
Pasal 8
( 1)
Guber nur / Bupat i/ Walikot a
lingkungan hidup daer ah.
m enet apkan
kr it er ia
baku
ker usakan
( 2)
Penet apan krit eria baku kerusakan lingkungan hidup daerah
sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 1) , berdasarkan krit eria t eknis
baku kerusakan lingkungan hidup nasional sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 6 ayat ( 2) .
( 3)
Dalam hal kr it er ia t eknis baku ker usakan lingkungan hidup nasional
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 ayat ( 2) belum dit et apkan,
m aka penet apan kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup daer ah
berdasarkan krit eria um um baku kerusakan lingkungan hidup nasional
yang t ercant um dalam lam piran Perat uran Pem erint ah ini.
( 4)
Kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup daer ah dit et apkan dengan
ket ent uan sam a at au lebih ket at daripada ket ent uan krit eria baku
ker usakan lingkungan hidup nasional.
BAB I I I
BAKU MUTU PENCEMARAN LI NGKUNGAN HI DUP
Pasal 9
Baku m ut u pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan m eliput i :
a.
Baku m ut u pencem ar an lingkungan hidup nasional; dan
b.
Baku m ut u pencem ar an lingkungan hidup daerah.
Pasal 10
Baku m ut u pencem aran lingkungan hidup nasional dan baku m ut u
pencem aran lingkungan hidup daerah sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9
dit et apkan berdasarkan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
BAB I V
TATA LAKSANA PENGENDALI AN
Bagian Pert am a
Um um
Pasal 11
Set iap orang dilarang m elakukan kegiat an
lahan.
pem bakaran hut an dan at au
Bagian Kedua
Pencegahan
Pasal 12
Set iap or ang ber kew aj iban m encegah t er j adinya kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan.
Pasal 13
Set iap penanggung j aw ab usaha yang usahanya dapat m enim bulkan dam pak
besar dan pent ing t erhadap kerusakan dan at au pencem aran lingkungan
hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan w aj ib
m encegah t er j adinya kebakar an hut an dan at au lahan di lokasi usahanya.
Pasal 14
( 1)
Set iap penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
13 w aj ib m em iliki sar ana dan pr asar ana yang m em adai unt uk
m encegah t erj adinya kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi
usahanya.
( 2)
Sarana dan prasarana pencegahan t erj adinya kebakaran hut an dan
at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) m eliput i :
a.
sist em det eksi dini unt uk m enget ahui t er j adinya kebakar an
hut an dan at au lahan;
b.
alat pencegahan kebakar an hut an dan at au lahan;
c.
prosedur operasi st andar unt uk m encegah dan m enanggulangi
t erj adinya kebakaran hut an dan at au lahan;
d.
perangkat organisasi yang bert anggung j aw ab dalam m encegah
dan m enanggulangi t erj adinya kebakaran hut an dan at au lahan;
e.
pelat ihan penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan
secar a ber kala.
Pasal 15
Penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 w aj ib
m elakukan pem ant auan unt uk m encegah t erj adinya kebakaran hut an dan
at au lahan di lokasi usahanya dan m elaporkan hasilnya secara berkala
sekur ang- kurangnya 6 ( enam ) bulan sekali yang dilengkapi dengan dat a
penginderaan j auh dari sat elit kepada Gubernur/ Bupat i/ Walikot a dengan
t em busan kepada inst ansi t eknis dan inst ansi yang ber t anggung j aw ab.
Pasal 16
Pej abat yang berw enang m em berikan izin m elakukan usaha sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 13 w aj ib m em perhat ikan :
a.
kebij akan nasional t ent ang pengelolaan hut an dan at au lahan sebagai
bagian dari pendayagunaan sum ber daya alam ;
b.
kesesuaian dengan t at a ruang daerah;
c.
pendapat m asyarakat dan kepala adat ; dan
d.
pert im bangan dan rekom endasi dari pej abat yang berw enang.
Bagian Ket iga
Penanggulangan
Pasal 17
Set iap orang berkew aj iban m enanggulangi kebakaran hut an dan at au lahan
di lokasi kegiat annya.
Pasal 18
( 1)
Set iap penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
13 bert anggung j aw ab at as t erj adinya kebakar an hut an dan at au
lahan di lokasi usahanya dan w aj ib segera m elakukan penanggulangan
kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi usahanya.
( 2)
Pedom an um um penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan
dit et apkan lebih lanj ut dengan Keput usan Ment er i yang ber t anggung
j aw ab di bidang kehut anan set elah berkoordinasi dengan Ment eri lain
yang t erkait dan I nst ansi yang bert anggung j aw ab.
( 3)
Ket ent uan lebih lanj ut t ent ang pedom an t eknis penanggulangan
kebakaran hut an dan at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam ayat
( 2) dit et apkan dengan perat uran daerah.
Pasal 19
Dalam hal pedom an um um dan pedom an t eknis penanggulangan kebakaran
hut an dan at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 18 ayat ( 2) dan
ayat ( 3) belum dit et apkan, m aka penanggulangan kebakaran hut an dan at au
lahan dilakukan sesuai dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
Bagian Keem pat
Pem ulihan
Pasal 20
Set iap orang yang m engakibat kan t erj adinya kebakaran hut an dan at au
lahan w aj ib m elakukan pem ulihan dam pak lingkungan hidup.
Pasal 21
( 1)
Set iap penanggung j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
13 w aj ib m elakukan pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi usahanya.
( 2)
Pedom an um um pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang ber kait an
dengan kebakar an hut an dan at au lahan dit et apkan lebih lanj ut oleh
Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab.
( 3)
Ket ent uan lebih lanj ut t ent ang pedom an t eknis pem ulihan lingkungan
hidup sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) dit et apkan dengan
perat uran daerah.
Pasal 22
Dalam hal pedom an um um dan pedom an t eknis pem ulihan dam pak
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21 ayat ( 2) dan ayat ( 3) belum
dit et apkan, m aka pem ulihan dam pak lingkungan hidup dilakukan sesuai
dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
BAB V
WEWENANG PENGENDALI AN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN
LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN
DAN ATAU LAHAN
Bagian Pert am a
Wew enang Pem er int ah Pusat
Pasal 23
Ment eri yang bert anggung j aw ab di bidang kehut anan m engkoordinasikan
pem adam an kebakaran hut an dan at au lahan lint as propinsi dan at au lint as
bat as negara.
Pasal 24
Dalam m elaksanakan t anggung j awab sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
23,
Ment er i
yang
ber t anggung
j aw ab
di
bidang
kehut anan
m engkoor dinasikan :
a.
penyediaan sarana pem adam kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
pengem bangan sum ber daya m anusia unt uk pem adam an kebakaran
hut an dan at au lahan; dan at au
c.
pelaksanaan kerj a sam a int ernasional unt uk pem adam an kebakaran
hut an dan at au lahan.
Pasal 25
Dalam rangka pengendalian kerusakan dan at au pencem aran lingkungan
hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan, inst ansi yang
bert anggung j awab m engem bangkan kem am puan sum ber daya m anusia di
bidang evaluasi dam pak lingkungan hidup dan penyusunan st r at egi
pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an
hut an dan at au lahan.
Pasal 26
Kepala
I nst ansi
yang
bert anggung
j aw ab
m engkoordinasikan
penanggulangan dam pak dan pem ulihan dam pak lingkungan hidup yang
berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan yang t erj adi pada lint as
propinsi dan at au lint as bat as negara.
Bagian Kedua
Wew enang Pem er int ah Pr opinsi
Pasal 27
Gubernur bert anggung j aw ab t erhadap pengendalian kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan yang dam paknya lint as kabupat en/ kot a.
Pasal 28
( 1)
Dalam hal t erj adi kebakaran hut an dan at au lahan di lint as
kabupat en/ kot a,
Guber nur
w aj ib
m elakukan
koor dinasi
penanggulangan
kebakaran
hut an
dan
at au
lahan
lint as
kabupat en/ kot a.
( 2)
Dalam m elakukan koordinasi penanggulangan sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) , Gubernur dapat m em int a bant uan kepada Gubernur
yang t er dekat dan at au Pem er int ah Pusat .
Pasal 29
( 1)
Dalam m elakukan koordinasi penanggulangan sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 28 Gubernur dapat m em bent uk at au m enunj uk inst ansi
yang berw enang di bidang pengendalian kebakaran hut an dan at au
lahan di daer ahnya.
( 2)
I nst ansi yang berw enang sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) ,
w aj ib m elakukan invent arisasi t erhadap usaha dan at au kegiat an yang
pot ensial m enim bulkan ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan
hidup, m elakukan invent ar isasi dan evaluasi dam pak lingkungan
hidup, penyusunan st rat egi, rencana, dan biaya pem ulihan dam pak
lingkungan hidup sebagai upaya pengendalian kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan yang dam paknya lint as kabupat en/ kot a.
Bagian Ket iga
Wew enang Pem er int ah Kabupat en/ Kota
Pasal 30
Bupat i/ Walikot a bert anggung j aw ab t erhadap pengendalian kerusakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan di daerahnya.
Pasal 31
( 1)
Dalam hal t erj adinya kebakaran hut an dan
Bupat i/ Walikot a w aj ib m elakukan t indakan :
at au
lahan,
m aka
a.
penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
pem er iksaan kesehat an m asyar akat di w ilayahnya yang
m engalam i dam pak kebakaran hut an dan at au lahan m elalui
sarana pelayanan kesehat an yang t elah ada;
( 2)
c.
pengukuran dam pak;
d.
pengum um an pada m asyarakat t ent ang pengukuran dam pak
dan langkah- langkah yang diperlukan unt uk m engurangi
dam pak yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au
lahan.
Kew aj iban sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) huruf a, t idak
m engurangi kew aj iban set iap orang dan at au set iap penanggung
j aw ab usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 ayat
( 1) .
Pasal 32
Bupat i/ Walikot a yang m elakukan penanggulangan sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 31 ayat ( 1) huruf a,
dapat m em int a bant uan pada
Bupat i/ Walikot a t er dekat .
Pasal 33
( 1)
Dalam m elakukan penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan,
Bupat i/ Walikot a dapat m em bent uk at au m enunj uk inst ansi yang
berw enang di bidang pengendalian kebakaran hut an dan at au lahan di
daerahnya.
( 2)
I nst ansi yang berw enang sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) w aj ib
m elakukan invent ar isasi t er hadap usaha dan at au kegiat an yang
pot ensial m enim bulkan ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan
hidup, m elakukan invent ar isasi dan evaluasi dam pak lingkungan
hidup, penyusunan st rat egi, rencana, dan biaya pem ulihan dam pak
lingkungan hidup sebagai upaya pengendalian kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan.
BAB VI
PENGAWASAN
Pasal 34
( 1)
Bupat i/ Walikot a m elakukan pengaw asan at as pengendalian kerusakan
dan at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan di daerahnya.
( 2)
Gubernur m elakukan pengaw asan at as pengendalian kerusakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran
hut an dan at au lahan yang berdam pak at au yang diperkirakan dapat
berdam pak lint as kabupat en/ kot a.
( 3)
Ment eri dan at au Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab, m elakukan
pengaw asan at as pengendalian kerusakan dan at au pencem aran
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakaran hut an dan at au
lahan yang berdam pak at au yang diperkirakan dapat berdam pak lint as
propinsi dan at au lint as bat as negara.
Pasal 35
Guber nur / Bupat i/ Walikot a m elakukan pengaw asan t erhadap pelaksanaan
penaat an persyarat an yang diw aj ibkan bagi usaha sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 14.
Pasal 36
Ment eri dan at au Kepala I nst ansi yang bert anggung j aw ab, dalam hal
t ert ent u dapat m elakukan pengaw asan t erhadap pelaksanaan penaat an
persyarat an yang diw aj ibkan bagi usaha sebagaim ana dim aksud dalam Pasal
14.
Pasal 37
Pelaksanaan pengaw asan at as pengendalian kerusakan dan at au pencem aran
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au lahan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34, Pasal 35, dan Pasal 36 dilakukan :
a.
secara periodik unt uk m encegah kerusakan dan at au pencem aran
lingkungan hidup;
b.
secar a int ensif unt uk m enanggulangi dam pak dan pem ulihan
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakar an hut an dan at au
lahan.
Pasal 38
Apabila hasil pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34, Pasal 35,
Pasal 36, dan Pasal 37 m enunj ukkan ket idakpat uhan penanggung j aw ab
usaha, m aka Gubernur/ Bupat i/ Walikot a w aj ib m em erint ahkan penanggung
j aw ab usaha unt uk m enghent ikan pelanggaran yang dilakukan dan
m elakukan t indakan unt uk m encegah dan m engakhir i t er j adinya pelanggar an
ser t a m enanggulangi akibat yang dit im bulkan oleh suat u pelanggaran,
m elakukan t indakan penyelam at an, penanggulangan, dan at au pem ulihan.
BAB VI I
PELAPORAN
Pasal 39
( 1)
Set iap orang yang m enduga at au m enget ahui t erj adinya kebakaran
hut an dan at au lahan, w aj ib m elaporkan kepada pej abat daerah
set em pat .
( 2)
Pej abat daerah set em pat yang m enerim a
dim aksud dalam ayat ( 1) w aj ib m encat at :
laporan
sebagaim ana
a.
ident it as pelapor ;
b.
t anggal pelaporan;
c.
w akt u dan t em pat kej adian;
d.
sum ber yang m enj adi penyebab t erj adinya kebakaran hut an dan
at au lahan;
e.
perkiraan dam pak kebakaran hut an dan at au lahan yang t erj adi.
( 3)
Pej abat daerah set em pat yang m enerim a laporan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) dalam j angka w akt u selam bat - lam bat nya
sat u kali dua puluh em pat j am t er hit ung sej ak t anggal dit er im anya
laporan, w aj ib m eneruskannya kepada Gubernur/ Bupat i/ Walikot a yang
bersangkut an.
( 4)
Guber nur / Bupat i/ Walikot a set elah m ener im a lapor an sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 3) dalam j angka w akt u selam bat - lam bat nya
sat u kali dua puluh em pat j am sej ak t anggal dit erim anya laporan,
w aj ib m elakukan ver ifikasi dar i pej abat daer ah yang m ener im a lapor an
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) unt uk m enget ahui t ent ang
kebenar an t er j adinya kebakaran hut an dan at au lahan.
( 5)
Apabila hasil ver ifikasi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 4)
m enunj ukkan t elah t er j adi kebakar an hut an dan at au lahan, m aka
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a w aj ib m em erint ahkan penanggung j aw ab
usaha dan at au kegiat an unt uk m enanggulangi kebakaran hut an dan
at au lahan sert a dam paknya.
Pasal 40
Dalam hal penanggung j aw ab usaha dan at au kegiat an t idak m elakukan
t indakan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38 dan Pasal 39 ayat ( 5) ,
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a dapat m elaksanakan at au m enugaskan pihak
ket iga unt uk m elaksanakannya at as beban biaya penanggung j aw ab usaha
dan at au kegiat an yang bersangkut an.
Pasal 41
Set iap penanggung j aw ab usaha dan at au kegiat an at au pihak ket iga yang
dit unj uk unt uk m elakukan penanggulangan dan pem ulihan ker usakan dan
at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an
dan at au lahan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38, Pasal 39 ayat ( 5) ,
dan
Pasal
40,
w aj ib
m enyam paikan
laporannya
kepada
Gubenur/ Bupat i/ Walikot a yang bersangkut an.
BAB VI I I
PENI NGKATAN KESADARAN MASYARAKAT
Pasal 42
( 1)
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a/ Kepala
I nst ansi
yang
bert anggung
j aw ab/ Pim pinan inst ansi t eknis/ Ment er i ber kew aj iban m eningkat kan
kesadaran m asyarakat t erm asuk aparat ur akan hak dan t anggung
j awab sert a kem am puannya unt uk m encegah kebakaran hut an dan
at au lahan.
( 2)
Peningkat an kesadaran m asyarakat sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dapat dilakukan dengan m engem bangkan nilai- nilai dan
kelem bagaan adat ser t a kebiasaan- kebiasaan m asyarakat t radisional
yang m endukung per lindungan hut an dan at au lahan.
BAB I X
KETERBUKAAN I NFORMASI DAN PERAN MASYARAKAT
Pasal 43
( 1)
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a w aj ib m em berikan
m asyarakat m engenai kebakaran hut an dan
dam paknya.
inform asi kepada
at au lahan sert a
( 2)
Pem berian inform asi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dilakukan
m elalui m edia cet ak, m edia elekt r onik at au papan pengum um an yang
m eliput i :
a.
lokasi dan luasan kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
hasil pengukuran dam pak;
c.
bahaya t erhadap kesehat an m asyarakat dan ekosist em ;
d.
dam paknya t erhadap kehidupan m asyarakat ;
e.
langkah- langkah yang dilakukan unt uk m engurangi dam pak
yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan.
Pasal 44
Dalam hal dam pak kebakaran hut an dan at au lahan m elam paui lint as
propinsi dan at au lint as bat as negara, koordinasi pem berian inform asi
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 43 dilakukan oleh Kepala I nst ansi yang
bert anggung j awab.
Pasal 45
( 1)
Set iap orang m em punyai hak yang sam a unt uk m endapat kan
infor m asi dalam r angka ikut ser t a m elakukan upaya pengendalian
ker usakan dan at au pencem ar an lingkungan hidup yang ber kait an
dengan kebakaran hut an dan at au lahan yang m eliput i :
a.
pet a daerah raw an kebakaran hut an dan at au lahan;
b.
pet a peringkat bahaya kebakaran hut an dan at au lahan;
( 2)
c.
dokum en perizinan pengusahaan hut an dan at au lahan;
d.
dokum en AMDAL;
e.
r encana penyiapan/ pem bukaan hut an dan at au lahan;
f.
hasil penginder aan j auh dar i sat elit ;
g.
laporan berkala dari penanggung j aw ab usaha m engenai st at us
penaat an
t erhadap
persyarat an
perizinan
sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 14 ayat ( 2) ;
h.
hasil pengaw asan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 34 ayat
( 1) , dan ayat ( 2) .
I nfor m asi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) w aj ib diberikan oleh
Gubernur/ Bupat i/ Walikot a.
Pasal 46
Set iap orang m em punyai hak unt uk berperan dalam rangka pengendalian
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.
BAB X
PEMBI AYAAN
Pasal 47
Biaya unt uk m elakukan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam :
a.
Pasal 6 ayat ( 2) , Pasal 18 ayat ( 2) , Pasal 21 ayat ( 2) , Pasal 23, Pasal
24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 34 ayat ( 3) , Pasal 36, dan Pasal 42
dibebankan pada Anggaran Pendapat an Belanj a Negara ( APBN) dan
at au sum ber dana lain sesuai dengan perat uran perundang- undangan
yang ber laku.
b.
Pasal 8 ayat ( 1) , Pasal 18 ayat ( 3) , Pasal 21 ayat ( 3) , Pasal 27, Pasal
28, Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34 ayat ( 1)
dan ayat ( 2) , Pasal 35, Pasal 39 ayat ( 2) , ayat ( 3) , dan ayat ( 4) , dan
Pasal 42 dibebankan pada Anggaran Pendapat an Belanj a Daerah
( APBD) dan at au sum ber dana
perundang- undangan yang berlaku.
lain
sesuai
dengan
perat uran
BAB XI
SANKSI ADMI NI STRASI
Pasal 48
Pelanggaran t erhadap ket ent uan Pasal 12, Pasal 14, dan Pasal 15 dikenakan
sanksi adm inist r asi sebagaim ana diat ur dalam Pasal 25 dan Pasal 27
Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
BAB XI I
GANTI KERUGI AN
Pasal 49
( 1)
Set iap per buat an yang m elanggar ket ent uan Pasal 11, Pasal 12, Pasal
13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 18 ayat ( 1) , Pasal 20, dan Pasal
21 ayat ( 1) yang m enim bulkan akibat ker usakan dan at au pencem ar an
lingkungan hidup yang ber kait an dengan kebakaran hut an dan at au
lahan yang m enim bulkan ker ugian pada or ang lain at au lingkungan
hidup, w aj ib unt uk m em bayar gant i kerugian dan at au m elakukan
t indakan t er t ent u.
( 2)
Selain pem bebanan unt uk m elakukan t indakan t er t ent u sebagaim ana
dim aksud dalam ayat ( 1) , hakim dapat m enet apkan pem bayaran uang
paksa at as set iap hari ket erlam bat an penyelesaian t indakan t ert ent u
t er sebut .
( 3)
Tat a cara penet apan besarnya gant i kerugian sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) diat ur secara t ersendiri dengan Perat uran Pem erint ah.
Pasal 50
Dalam hal t at a cara penet apan besarnya gant i kerugian sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 49 ayat ( 3) belum dit et apkan, m aka t at a cara
penet apan besar nya gant i ker ugian dilakukan sesuai dengan per at ur an
perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 51
( 1)
Penanggung j awab usaha dan at au kegiat an yang usaha dan
kegiat annya m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap
lingkungan hidup,
yang m enggunakan bahan ber bahaya dan
beracun, dan at au m enghasilkan lim bah bahan berbahaya dan
beracun, bert anggung j aw ab secara m ut lak at as kerugian yang
dit im bulkan, dengan kew aj iban m em bayar gant i kerugian secara
langsung dan seket ika pada saat t erj adinya pencem aran dan at au
per usakan lingkungan hidup.
( 2)
Penanggung j awab usaha dan at au kegiat an dapat dibebaskan dari
kew aj iban m em bayar gant i kerugian sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) j ika yang bersangkut an dapat m em bukt ikan bahw a
pencem ar an dan at au per usakan lingkungan hidup disebabkan salah
sat u alasan di baw ah ini:
( 3)
a.
adanya bencana alam at au peperangan; at au
b.
adanya keadaan t erpaksa di luar kem am puan m anusia; at au
c.
adanya t indakan pihak ket iga yang m enyebabkan t erj adinya
pencem aran dan at au perusakan lingkungan hidup.
Dalam hal t er j adi ker ugian yang disebabkan oleh pihak
sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) hur uf c, pihak
bert anggung j aw ab m em bayar gant i kerugian.
ket iga
ket iga
BAB XI I I
KETENTUAN PI DANA
Pasal 52
Set iap orang yang m elanggar ket ent uan Pasal 11, Pasal 14, Pasal 15, Pasal
17, dan Pasal 18 yang m engakibat kan t erj adinya kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup, diancam dengan pidana sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46,
dan Pasal 47 Undang- undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
BAB XI V
KETENTUAN PERALI HAN
Pasal 53
Dengan diundangkannya Perat uran Pem erint ah ini :
a.
izin usaha yang t elah diaj ukan
penyelesaian, w aj ib m enyesuaikan
Pem er int ah ini.
t et api m asih dalam proses
dengan ket ent uan Per at ur an
b.
izin usaha yang sudah dit er bit kan sebelum Per at ur an Pem er int ah ini
w aj ib m enyesuaikan dalam w akt u paling lam a 6 ( enam ) bulan sej ak
diundangkannya Perat uran Pem er int ah ini.
Pasal 54
Pada saat m ulai berlakunya Perat uran Pem erint ah ini, m aka sem ua perat uran
perundang- undangan yang berkait an dengan pengendalian kebakaran hut an
dan at au lahan, dinyat akan t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan
dengan Per at ur an Pem er int ah ini.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
Per at ur an Pem er int ah ini m ulai ber laku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang m enget ahuinya, m em erint ahkan pengundangan Perat uran
Pem erint ah ini dengan penem pat annya dalam Lem baran Negara Republik
I ndonesia.
Dit et apkan di Jakar t a
pada t anggal 5 Februari 2001
PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A,
ttd
ABDURRAHMAN WAHI D
Diundangkan di Jakar t a
pada t anggal 5 Februari 2001
SEKRETARI S NEGARA REPUBLI K I NDONESI A,
ttd
DJOHAN EFFENDI
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERI NTAH REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR 04 TAHUN 2001
TENTANG : PENGENDALI AN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN
LI NGKUNGAN HI DUP YANG BERKAI TAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN
ATAU LAHAN
I .UMUM
Pem bangunan yang dilaksanakan bert uj uan unt uk m eningkat kan
kesej aht er aan, m ut u kehidupan dan penghidupan selur uh rakyat I ndonesia.
Pr oses pelaksanan pem bangunan it u sendir i disat u pihak m enghadapi
m asalah kar ena j um lah penduduk yang besar dengan t ingkat per t um buhan
yang cukup t inggi dan per sebarannya t idak m erat a. Di lain pihak
ket er sediaan sum ber daya alam j uga t erbat as. Jum lah penduduk yang besar
dengan pert um buhan yang cukup t inggi akan m eningkat kan pem anfaat an
t erhadap sum ber daya alam , sehingga pada akhim ya akan m enim bulkan
t ekanan t erhadap sum ber daya alam un sendir i. Oleh kar ena it u,
pem anfaat an sum ber daya alam unt uk m eningkat kan kesej aht eraan dan
m ut u kehidupan r akyat harus diser t ai dengan upaya- upaya pelest ar ian fungsi
lingkungan hidup.
Di dalam pem anfaat an sum ber daya alam dan lingkungan secara t egas
dikem ukakan dalam Tap MPR No.lV/ MPR/ 1999 t ent ang Gar is - gar is Besar
Haluan Negar a, bahw a pem anfaat an pot ensi sum ber daya alam dan
lingkungan hidup har us diser t ai dengan t indakan konser vasi, r ehabilit asi, dan
penghem atan penggunaan, dengan m enerapkan t eknologi r am ah lingkungan.
Pener apan kebij akan ini diharapkan dapat m em per kecil dam pak yang akan
m er ugikan lingkungan lingkungan hidup dan keber lanj ut an pem bangunan it u
sendir i.
Unt uk m em acu per t um buhan ekonom i dengan m eningkat kan devisa, m aka
Pem er int ah m elakukan pem bangunan diberbagai sekt or . Sekt or
pem banguan t ersebut ant ara lain di bidang kehut anan, per kebunan,
per t anian, tr ansm igr asi , dan pert am bangan ser t a pariw isat a. Kegiat an ini
dilakukan dengan m em buka kaw asan- kawasan hut an m enj adi kaw asan
budidaya yang dalam proses pelaksanaan kegiat annya raw an t erj adinya
kebakaran hut an dan atau hut an.
Dam pak yang berkait an dengan kebakaran hut an dan at au lahan adalah
t er j adinya kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup, seper t i
t er j adinya ker usakan flor a dan at au fauna , t anah , dan hut an. Sedangkan
pencem aran dapat t erj adi t erhadap air dan udara. Pengendalian t erhada
t er j adinya kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup diat ur dalam
perat uran perundang- undangan t ersendir i, seper t i dalam Perat uran
Pem er int ah t ent ang Pengendalian Pencem ar an Air .
Penger t ian hut an dalam Perat uran Pem erint ah ini m enggunakan bat asan
pengert ian sebagaim ana t er cant um dalam Undang—undang Nom or 41 Tahun
1999 t ent ang Kehut anan, yait u suat u kesatuan ekosist em ber upa ham paran
lahan ber isi sum ber daya alam hayat i yang didom inasi pepohonan dalam
per sekut uan alam lingkungannya, yang sat u dengan lainnya t idak dapat
dipisahkan. Sedangkan penger t ian lahan adalah suat u ham paran ekosist em
darat an yang perunt ukannya unt uk usaha di bidang kehut anan,pert anian,
t ransm igrasi, pert am bangan, pariw isat a, dan ladang dan kebun bagi
m asyarakat . Lahan t ersebut m em punyai cir i—cir inya m er angkum sem ua
t anda pengenal biosfer ,at m osfer, t anah, geologi, t im bunan ( relief) , hidrologi,
populasi t um buhan dan hew an, ser t a hasil kegiat an m anusia m asa lalu dan
m asa kini yang ber sifat m ant ap at au m endaur.
Kebakar an hut an dan at aa lahan di I ndonesia, t er j adi set iap t ahun w alaupun
fr ekuensi, int ensit as, dan luas ar ealnya berbeda. Kebakar an paling besar
t erj adi pada t ahun 1997/ 1998 di 25 ( dua puluh lim a) propinsi, yang unt uk
per t am a kali dinyat akan sebagai bencana nasional. Dam pak dengan
t er j adinya kebakaran hut an dan at au lahan yang t er j adi set iap t ahun
t er sebut t elah m enim bulkan ker ugian, baik ker ugian ekologi, ekonom i, sosial,
m aupun budaya yang sulit dihit ung besam nnya. Dam pak asap m enim bulkan
gangguan kesehat an seper t i infeksi salur an pem afasan akut ( I SPA) , asm a
br onkial, bronkit is, pneum onia ( radang paru) , irit asi m at a dan kulit . Hal ini
akibat t ingginya kadar debu di udar a yang t elah m elam paui am bang bat as.
Dam pak asap dan kebakaran hut an dan at au lahant elah m engganggu j arak
pandang sehingga m em pengaruhi j adual penerbangan. Akibat nya di
beberapa kot a j arak pandang kurang dar i sat u kilom et er , yang
m engakibat kan penut upan beberapa bandar udara. Selain dar ipada it u
dam pak asap m engganggu akt ivit as penduduk. Bahkan, asap dan kebakaran
t er sebut j uga m em pengaruhi negara t et angga di Asia Tenggara yakni
Malaysia, Singapura, dan Brunai Darusalam . Oleh kar ena it u per lu dit et apkan
berbagai langkah kebij akan pengendaliannya.
Dalam per ist .w a kebakaran hut an dan at au lahan, t erdapat beberapa fakt or
yang m enj adi penyebabnya. Fakt or t er sebut adalah penyiapan lahan yang
t idak t er kendali dengan cara m em bakar, t erm asuk j uga karena kebiasaan
m asyarakat dalam m em buka lahan, kehakaran yang t idak disengaj a,
kebakanan yang disengaj a ( arson) , dan kebakaran karena sebab alam iah.
Kebakaran karena sebab alam iah ini t erj adi di daerah yang m engandung
bat u bara at au bahan lain yang m udah t erbakar. Meskipun beberapa fakt or
t ersebut di at as dapat m em punyai pengaruh t erhadap t erj adinya kebakaran,
t et api fakt or yang paling dom inan penyebab t erj adinya kebakaran adalah
kar ena t indakan m anusia.
Ter j adinya kebakaran hut an dan at au lahan sangat sulit unt uk dit anggulangi,
baik unt uk pem adam an kebakaran m aupun pem ulihan dam pak dar i
kebakar an. Hal ini disebabkan kar ena ket erbat asan sarana dan prasana,
kem am puan sum ber daya m anusia, dana, dan let ak lokasi yang sulit unt uk
dapat segera dij angkau ser t a m em er lukan w akt u yang cukup lam a. Padahal,
pem adam an kebakaran m em er lukan kecepat an dan keber hasilan unt uk
m engat asinya. Unt uk it u, m aka t indakan pencegahan t erj adinya kebakaran
m enj adi sangat pent ing dilakukan, ant ara lain dengan m em per ket at
per syar at an dalam pem berian ij in.
Bagi kegiat an yang t idak m em er lukan iziin sepert i kegiat an perorangan at au
kelom pok or ang yang k kebinsaan nya m em buka lahan unt uk ladang dan
kebun, m aka unt uk m encegah t er j adinya kebakaran diper lukan pem binaan,
bim bingan, dan penyuluhan ser t a kebij akan khusus dar i m asing- m asing
pr opinsi/ kabupat en/ kot a. Dengan dem ikian, m aka dalam m elakukan
t indakan at au kegiat anya t idak dilakukan dengan car a m em bakar yang dapat
m enim bulkan kebakaran hut an dan at au lahan.
Mengingat dam pak akibat kebakaran hut an dan at au lahan sangat besar,
m aka set iap orang yang m elakukan usaha dan at au kegiat an dilarang dengan
cara m ebakar. Di dalam Undang- undang Nom or 41 Tahun 1999 t ent ang
Kehut anan Pasal 50 hur uf d, secara t egas dinyat akan bahw a set iap orang
dilarang m em bakar hut an. Larangan t ersebut t idak ber laku bagi pem bakaran
hut an secara t erbat as unt uk t uj uan khusus at au kondisi yang t idak dapat
dielakan, ant ara lain pengendalian kebakaran hut an, pem basm ian ham a dan
penyakit , ser t a pem binaan habit at t um buhan dan sat wa. Pelaksanaan
pem bakaran t ersebut harus m endapat izin dar i pej abat yang ber w enang.
Unt uk dapat m em berikan kej elasan dan peran m asing- m asing pihak t er kait
t erhadap penanganan kebakaran hut an dan at au lahan, khususnya dalam
pelaksanaan ot onom i daer ah diper lukan suat u kebij akan nasional, yait u
Pr erat uran Pem er int ah t ent ang Pengendalian Ker usakan dan atau
Pencem aran Lingkungan Hidup Yang Berkait an dengan Kebakar an hut an dan
at au Lahan.
Per at uran Pem er int ah ini diper lukan selain kar ena alasan yang t elah
diuraikan di at as j uga sebagai pelaksanaan ket ent uan Pasal 1 4 ayat ( 2) dan
ayat ( 3) Undang—undang Nom or 23 Tahun 1997 t ent ang Pengelolaan
Linkungan Hidup.
I I . PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 sam pai pasal 7
Cukup j elas
Pasal 8
Ayat ( 1) sam pai ayat ( 3)
Cukup j elas
Ayat ( 4)
Kr it er ia baku lingkungan hidup daer ah dapat dit et apkan lebih ket at daripada
kr it er ia baku ker usakan lingkungan hidup nasional apabila kondisi daer ah
t er sebut m em er lukannya dan ber t uj uan unt uk m em ber ikan per lindungan
yang lebih baik t er hadap lingkungan hidup daerah.
Pasal 9
Cukup j elas
Pasal 10
Ket ent uan t ent anq, baku m ut u pencem aran lingkungan hidup nasional unt uk
ber bagai sum ber daya alam t elah di t et apkan dalam berbagai perat uran,
ant ara lain baku m ut u udara.
Pasal 11
Kegiat an yang m enim bulkan kebakaran hut an dan at au lahan adalah ant ara
lain kegiat an penyiapan lat ihan unt uk usaha di bidang kehut anan,
per kebunan, per t anian , t ransm igrasi, per t am bangan,pariw isat a yang
dilakukan dengan cara m em bakar. Oleh kar ena it u dalam m elakukan usaha
t er sebut di lar ang dilakukan dengan cara pem bakaran, kecuali unt uk t uj uan
khusus at au kondisi yang t idak dapat dielakkan, ant ara lain pengendalian
kebakaran hut an, pem basm ian ham a dan penyakit , ser t a pem binaan habit at
t um buhan dan sat w a. Pelaksanaan pem bakaran secara t erbat as t ersebut
har us m endapat izin dan pej abat yang berwenang.
Selanj ut nya kebiasan m asyarakat adat atau t r adisional yang m em buka
lahan unt uk ladang dan at au kebun dapat m enim bulkan t er j adinya
kebakanan hut an dn at laun lahan. Unt uk m enghindar kan t erj adinya
kebakaran di luar lokasi lahannya per lu dilakukan upaya pencegahan m elalui
kebij akan yang dit et apkan oleh pem er int ah daerah m asing—m asing seper t i
m elalui peningkat an kesadaran m asyarakat adat at au t radisional .
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Yang dim aksud dengan penanggung j awab usaha yang usahanya dapat
m enim bulkan dam pak besar dan pent ing t erhadap kerusakan dan at au
pencem aran lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan,ant ara lain usaha di bidang kehut anan per kebunan, dan
per t am bangan.
Pasal 14
Ayat ( 1)
Cukup j elas
Ayat ( 2)
Hur uf a
Sist em det eksi dini dim aksudkan unt uk m enget ahui t er j adinya
kebakaran hut an dan at au lahan, cont ohnya m enar a pem ant au.
Hur uf b sam pai huruf d
Cukupj elas
Hur uf c
Yang dim aksud dengan pelat ihan penanggulangan kebakaran hut an
dan at au lahan secara berkala ant ara lain adalah set iap 6 ( enam )
bulan sekali.
Pasal 15
Laporan hasil pem ant auan secara ber kala dilengkapi ant ara lain dengan dat a
pem ant auan dan dat a penginderaanj auh dar i sat elit .
Pasal 16
Yang dim aksud dengan pej abat yang berwenang m em ber ikan izin m elakukan
usaha adalah pej abat dan inst ansi yang bert anggung j aw ab di bidang yang di
m int akan per m ohonan izin usahanya. Cont ohnya pej abat yang bert anggung
j aw ab di bidang kehut anan dan pej abat yang bert anggung j awab di bidang
per t anian
Hur uf a
Yang dim aksud dengan kebij akan nasional t ent ang pengelolaan hut an dan
at au lahan adalah str at egi pengelolaan hut an dan at au lahan sert a st rat egi
pengendalian kebakaran hut an dan at au lahan.
Hur uf b
Cukup j elas
Hur uf c
Pendapat m asyarakat t erm asuk di ant aranya adalah pendapat pem erhat i
lingkungan dan or ganisasi lingkungan hidup.
Hur uf d
Yang dim aksud dengan Per t im bangan dan rekom endasi dan pej abat yang
ber w enang adalah ant ara lain rekom endasi dar i Kepala Bapedal t ent ang
kelayakan lingkungan hidup yang kew enangan penilaian kom isi AMDAL nya
dipusat , sedangkan di daerah adalah pert im bangan dan rekom endasi
kelayakan lingkungan hidup dan Gubem ur yang kew enangan penilaian kom isi
AMDAL- nya ada di daerah.
Pasal 17
Penanggulangan kebakaran lahan t idak ber laku bagi m asyarakat adat at au
t r adisional yang m em buka lahan unt uk ladang dan kebunnya, kecuali
kebakaran lahan t er sebut t erj adi sam pai di luar ar eal ladang dan kebunnya
Pem bakaran t er sebut dilakukan dengan sengaj a dalam rangka m enyiapkan
ladang dan kebun.
Pasal 13
Ayat ( 1)
Yang dim aksud dengan segera m elakukan penanggulangan adalah t indakan
seket ika unt uk m elakukan penanggulangan sej ak diket ahuinya t er j adi
kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi kegiat annya.
Ayat ( 2)
Yang dim aksud dengan Ment er i lain yang t er kait adalah ant ar a lain Ment er i
Per t anian dalam hal kegiat an per kebunan, Ment er i Ener gi dan Sum ber Daya
Miner al dalam hal kegiat an yang berkait dengan pert am bangan.
Ayat ( 3)
Penet apan pedom an t eknis penanggulangan kebakaran hut an dan at au
lahan dengan perat uran daerah dim aksudkan agar dapat disesuaikan dengan
kondisi alam iah t ent ang hut an dan at au lahan daerah yang bersangkut an.
Misalnya penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi yang
m engandung bat u bar a at au gam but berbeda penanggulangannya dengan
kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi lainnya.
Pasal 19
yang dim aksud dengan perat uran perundang- undangan yang berlaku adalah
perat uran perundang—undangan yang selam a ini t elah ada seper t i di bidang
kehut anan.
Pasal 20 sam pai pasal 28
Cukup j elas
Pasal 29
Ayat ( 1)
Pem bent ukan inst ansi yang ber w enang t er sebut dapat dilakukan bagi
propinsi yang raw an t erj adi kebakaran hut an dan at au lahan,
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 30
Cukup j elas
Pasal 31
Ayat ( 1)
Hur uf a
Yang dim aksud dengan t indakan penanggulangan kebakaran adalah
ant ara lain m obilisasi sar ana dan prasarana, sum ber daya m anusia
unt uk m encegah m eluasnya kebakaran. Pelaksanaan penanggulangan
kebakaran t er sebut dilakukan secara bej enj ang dari t ingkat desa/ kelu
rahan, kecam at an, dani kabupat en / kot a.
Hur uf b
Yang dim aksud dengan pem er iksaan kesehat an m asyarakat adalah
ant ara lain pem eriksaan gangguan pernafasan dan ir it asi m at a.
llur uf C
Pengukur an dam pak dilakukan ant ar a lain dengan m enggunakan
indeks st andar pencem ar udara dan j arak pandang. Apabila hasil
pem ant auan m enunj ukkan indeks st andar pencem aran udara ( I SPU)
m encapai nilai 300 at au lebih, ber ar t i udara dalam kat egori berbahaya
bagi kesehat an m anusia, hew an, dan t um buhan.
Hur uf d
Yang dim aksud dengan Pengum um nan m engenai langkah—langkah
yang diper lukan unt uk m engurangi dam pak yang berkait an dengan
kebakaran hut an dan at au lahan adalah ant ar a lain m engum um kan
kepada m asyarakat agar m engur angi akt ivit asnya, dan m enggunakan
m asker unt uk m engurangi dam paknya t er hadap kesehat an
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 32
Cukup j elas
Pasal 33
Ayat ( 1)
Pem bent ukan inst ansi yang berw enang secara khusus t ersebut dapat
dilakukan di kabupat eu/ kot a yang raw an t erj adi kebakaran hut an dan at au
lahan,
Ayat ( 2)
Cukup j elas
Pasal 34
Cukup j elas
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36
Yang dim aksud dengan hal t er t ent u adalah ant ar a lain pengecekan lapangan
unt uk m enget ahui t ent ang kebenaran inform asi yang disam paikan oleh
Guber nur/ Bupat i/ Walikot a t erhadap penanganan kasus kerusakan dan at au
pencem ar an lingkungan hidup yang berkait an dengan kebakaran hut an dan
at au lahan.
Pasal 37
Yang dim aksud dengan pengawasan secara per iodik ant ara lain pengaw asan
yang dilakukan set iap 3 ( t iga) bulan sekali. Pengaw asan int ensif dilakukan
dengan fr ekuensi yang lebih ser ing dar ipada pengawasan periodik, t er ut am a
t er hadap penanggulangan dan pem ulihan lingkungan hidup.
Pasal 38
Yang dim aksud dengan ket idakpat uhan penanggung j awab usaha adalah
ant ara lain t idak m enyiapkan peralat an pem adam an,dan at au st andar
operasi prosedur penanggulangan kebakaran hut an dan at au lahan di lokasi
usahanya.
Pasal 39
Ayat ( 1)
Yang dim aksud pej abat daerah set em pat adalah ant ara lain Kepala
Desa/ Lurah, Cam at , dan Polisi. Sedangkan infor m asi yang diper oleh dan
m edia elekt r onik, m edia cet ak, dan surat , dilaporkan kepada Kepala lnst ansi
yang bert anggung j awab.
Ayat ( 2) sam pai ayat ( 5)
Cukup j elas
Pasal 40
Cukup j elas
Pasal 41
Cukup j elas
Pasal 42
Ayat ( 1)
Peningkat an kesadaran m asyarakat , penanggung j aw ab usaha, dan aparat ur
dilakukan m elalui ant ar a lain :
a.
peningkat an pem aham an t erhadap perat uran perundang—undangan
yang berkait an dengan bidang konser vasi hut an dan at au lahan;
b.
pem ber ian bim bingan t eknis;
c.
pendidikan dan pelat ihan;
d.
pem ber ian insent if bagi orang yang dianggap berj asa dalam bidang
konser vasi hut an dan at au lahan unt uk m endorong par t isipasi akt if
m asyarakat dan penanggung j awab usaha dalam pengendalian
kerusakan dan at au pencem aran lingkungan hidup.
Upaya unt uk m endor ong par t isipasi akt if m asyarakat dan aparat ur dalam
pengendalian kebakar an hut an dan at au lahan dim aksud agar, ant ara lain,
dapat ik