RasioAktiv itas

1.
Penjualan Kredit
Rata−rata piutang usaha

Tahun

Tahun 2013

18.691 .286
7,42
2.518 .588

Tahun 2014

19.996.264
7,71
2.594 .791

Tahun 2015

17.798 .055

6,84
2.602 .842

Tahun 2016

15.361 .894
5,98
2.570 .007

365 Hari
Rata−rata piutang usaha

Tahun

Tahun 2013

365 hari
49,18
7,42


Tahun 2014

365 hari
47,36
7,71

Tahun 2015

365 hari
53,36
6,84

Tahun 2016

365 hari
61,01
5,98

Rasio


Rasio

Perputaran piutang usaha merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang
usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam
hari) rata-rata penagihan piutang usaha. Perputaran piutang usaha
yang dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tergolong
lambat.
Persyaratan kredit yang sebagian besar digunakan pada PT
Indocement

Tunggal

Prakarsa

Tbk

adalah

N/30,


maka

berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa lamanya ratarata penagihan piutang

usaha pada tahun 2013 (yaitu 60 hari) berada di atas batas waktu
neto kredit 30 hari. Aktivitas penagihan piutang usaha yang
dilakukan oleh manajemen dapat dikatakan berjalan kurang
efektif.Hal tersebut berarti bahwa seluruh piutang usaha belum
dapat berhasil ditagih dengan baik sebelum melewati batas jatuh
tempo.
Tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa lamanya rata-rata
penagihan piutang usaha pada tahun 2014 (yaitu 59 hari) berada
di atas batas waktu neto kredit 30 hari.Hal tersebut berarti bahwa
seluruh piutang usaha belum dapat berhasil ditagih dengan baik
sebelum melewati batas jatuh tempo.Tahun 2015 juga dapat
disimpulkan bahwa aktivitas penagihan piutang usaha yang
dilakukan oleh manajemen dapat dikatakan berjalan kurang
efektif. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa aktivitas
penagihan piutang usaha yang dilakukan manajemen cenderung

kurang baik, karena semakin lama rata-rata penagihan terhadap
piutang maka akan meningkatkan risiko tidak tertagih.
2.

Tahun

Harga Pokok Penjualan
Persediaan

Tahun 2013

10.036 .632
6,81
1.473 .675

Tahun 2014

10.909.595
6,95
1.569.596


Tahun 2015

9.888 .919
6,04
1.593 .372

Rasio

Tahun 2016

9.030.433
5,33
1.694 .540

Harga Pokok Penjualan
Persediaan

Tahun


Tahun 2013

365 hari
53,59
6,81

Tahun 2014

365 hari
52,51
6,95

Tahun 2015

365 hari
60,43
6,04

Tahun 2016


365 hari
68,49
5,33

Rasio

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan
berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata
persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual. Berdasarkan
tabel 3.16, dapat diketahui bahwa rasio perputaran persediaan pada
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami peningkatan pada
tahun 2014 dan mengalami penurunan pada tahun2015.
Tahun 2014 mengalami kenaikkan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.Hal tersebut berarti bahwa penjualan yang meningkat,
diimbangi
perputaran

dengan


kenaikkan

rata-rata

signifikan.Kenaikkan

jumlah

persediaan

persediaan

terjadi

persediaan.Kenaikkan
tersebut
karena

dari


tidaklah

penjualan

terus

meningkat sehingga perseroan terus berupaya untuk meningkatkan
persediaannya untuk mengimbangi permintaan pasar.

Tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan penjualan yang menurun
namun persediaan sebagai pembaginya mengalami peningkatan
walaupun tidak

signifikan. Aktivitas penjualan persediaan barang dagang yang
dilakukan manajemen pada tahun 2013 dan 2014 dapat dikatakan
lebih efektif (dengan lamanya rata-rata persediaan terjual lebih cepat
4 hari) jika dibandingkan dengan aktivitas penjualan persediaan
barang dagang yang dilakukan manajemen pada tahun 2015. Secara
keseluruhan, rata-rata perputaran persediaan PT Indocement Tunggal

Prakarsa kurang baik.
3.

Penjualan
Rata Rata modal kerja

Tahun

Tahun 2013

18.691.281
1,31
16.846 .248

Tahun 2014

19.996.264
1,21
16.996264

Tahun 2015

17.798 .055
1,22
14.610 .612

Tahun 2016

15.361 .894
1,11
13.779 .238

Rasio

Perputaran modal kerja merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki
perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Berdasarkan tabel
3.39, rasio perputaran modal kerja yang dimiliki oleh PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan pada tahun 2014,
namun penurunan tersebut kemudian mengalami kenaikkan sedikit
pada tahun 2015.
Tahun 2013 setiap Rp 1 aset lancar turut berkontribusi

menciptakan Rp 1,37 penjualan. Rasio tahun 2014 setiap Rp 1 aset
lancar turut berkontribusi menciptakan Rp 1,21. Penurunan yang
terjadipada tahun

2014 disebabkan karena jumlah rata-rata aset lancar mengalami
kenaikkan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun
2013. Kenaikkan rata-rata aset lancar utamanya disebabkan
karena jumlah aset lancar perusahaan pada tahun 2012 hanya
sebesar Rp 10.474,1 miliar rupiah, dimana jumlah tersebut
meningkat pada tahun 2013. Jumlah aset lancar pada tahun 2012
tersebut mempengaruhi rata-rata total aset lancar pada tahun
2013.
Tahun 2014 sebenarnya mengalami penurunan total aset
lancar sebesar Rp 759,4 miliar, namun karena jumlah aset lancar
tahun 2013 yang mengalami kenaikkan cukup signifikan dibanding
tahun 2012, sehingga mempengaruhi rata-rata total aset lancar.
Tahun

2015

setiap

Rp

1

aset

lancar

turut

berkontribusi

menciptakan Rp 1,22 penjualan. Jumlah tersebut mengalami
sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2014 dan mengalami
penurunan dibanding tahun 2013.Kondisi tersebut terjadi karena
jumlah penjualan bersih tahun 2015 yang menurun sebesar Rp
2.198,2 miliar dibandingkan tahun 2014. Jumlah rata-rata total
aset lancar sebagai pembandingnya juga mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahunsebelumya.
Secara keseruruhan Rasio perputaran modal kerja tahun 2013
lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2015
karena kontribusi aset lancar terhadap penjualan di tahun 2013
adalah lebih besar jika dibandingkan dengan kontribusi aset lancar
terhadap penjualan ditahun 2014 dan 2015. Perputaran modal
kerja mengindikasikan

penurunan kinerja manajemen, karena jumlah aset yang bertambah
pada tahun 2014 tidak menaikkan jumlah rasio perputaran modal kerja,
selain itu, kenaikkan rasio pada tahun 2015 lebih dikarenakan penurunan
jumlah rata-rata aset lancar yangmenurun.