Perilaku Menyimpang Tokoh Utama dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu: Kajian Psikosastra

BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep
Konsep digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan atau
pun mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud adalah
gambaran dari objek yang akan dianalisis berupa novel Nayla karya Djenar Maesa
Ayu dalam tulisan ilmiah yang berjudul Perilaku Menyimpang Tokoh Utama
dalam Novel Nayla Karya Djenar Ayu: Kajian Psikosastra.

Berdasarkan

pengertian tersebut, maka penelitian ini akan melibatkan beberapa konsep yang
akan menjadi dasar pembahasan untuk bab selanjutnya, yaitu sebagai berikut.

2. 1. 1 Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang terbentuk dari dua kata, perilaku dan menyimpang.
Dalam KBBI, perilaku artinya tanggapan atau reaksi individu terhadap
rangsangan atau lingkungan, sedangkan menyimpang artinya menyalahi
(kebiasaan, menyeleweng (dari hukum, kebenaran, dan agama). Perilaku
menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang

terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang
ada di dalam masyarakat.

Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu sebagai berikut:

6
Universitas Sumatera Utara

a. Penyimpangan Individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang
yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan.
Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu
kejahatan. Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi
menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

1. Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar
mengubah pendiriannya yang kurang baik.
2. Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orangorang.

3. Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang
berlaku. Misalnya orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di
jalan raya.
4. Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma
umum

sehingga

menimbulkan

kerugian

harta

benda

atau

jiwa


di

lingkungannya. Misalnya pencuri, penjambret, penodong, dan lain-lain.
5. Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong,
berkhianat, dan berlagak membela.

b. Penyimpangan Kelompok (group deviation)
Penyimpangan

kelompok

adalah

tindakan

yang

dilakukan

oleh


sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan
norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan
narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.

7
Universitas Sumatera Utara

c. Penyimpangan Campuran (combined deviation)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang
memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya
taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat
yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang
frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh
mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma
umum (geng).

Banyak ahli telah meneliti tentang ciri- ciri perilaku menyimpang pada
remaja dan menurut Paul B. Horton dan Chester L Hunt (1996: 268) ciri-ciri
yang bisa diketahui dari perilaku menyimpang sebagai berikut:


a. Suatu perbuatan disebut menyimpang bilamana perbuatan itu dinyatakan
sebagai menyimpang.

b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan
penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku
menyimpang.

c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.

d. Mayoritas remaja tidak sepenuhnya menaati peraturan sehingga ada bentuk
penyimpangan yang relatif atau tersamar dan ada yang mutlak.

8
Universitas Sumatera Utara

2.1.1.1 Perilaku Lesbian
Lesbian berasal dari kata lesbos, sebuah pulau Yunani yang terletak di
sebelah Aegean Sea. Lesbos adalah tempat tinggal penyair Yunani kuno, Sappho,
dan tempatnya mendirikan sekolah khusus perempuan pada abad ke-6 SM. lesbian

adalah wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan seksualsesama
jenisnya; wanita homoseks” (KBBI Edisi kedua, 1995). Perilaku lesbian
merupakan bentuk perilaku menyimpang individual, yaitu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan
yang telah mapan.
Dalam buku All About Lesbi ada tiga termilogi yang sering di hubungkan
dengan menjadi seorang lesbi yaitu (Agustine, 2005:20-22) :
a. Butch
Butch atau lebih popular dengan istilah butchy seringkali mempunyai stereotype
sebagai pasangan yang lebih dominan dalam hubungan seksual. Terkadang dalam
hubungannya adalah satu arah sehingga butch lebih digambarkan sebagai sosok
yang tomboy, aktif, agresif, melindungi dan lain- lain.

b. Femme
Femme atau popular dengan istilah femme lebih mengadopsi peran sebagai
“feminin” dalam suatu hubungan dengan pasangannya. Femme yang berpakaian
“feminin” selalu digambarkan mempunyai rambut panjang dan berpakaian

9
Universitas Sumatera Utara


feminin. Femme sering kali digambarkan atau mempunyai stereotype sebagai
pasangan yang pasif dan hanya menunggu atau menerima
saja.
c. Andro
Andro yaitu perpaduan antara butch dan femme yang bercampur jadi satu,
biasanya penampilan seorang andro rambut pendek kelakuan setengah laki- laki
setengah lagi perempuan. Pasangan yang di pilih andro adalah femme.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi lesbian
adalah sebagai berikut (Tan, 2005:56-60).
a. Pengaruh Keadaan Keluarga dan Kondisi Hubungan Orang Tua
Pengaruh kondisi keluarga: hubungan antara ayah dan ibu yang sering cekcok.
Antara orang tua dan dengan anak-anak yang tidak harmonis atau bermasalah.
Juga ibu yang terlaludomain di dalam hubungan keluarga (sehingga meminimalis
peran ayah). Seorang ibu menolak kehadiran anaknya (misalnya penolakan
seorang ibu terhadap anak yang lahir di luar nikah). Absennya hubungan ayah dan
renggangnya hubungan antara anak dengan ayahnya, sering dianggap menjadi
penyebab anak menjadi homoseksual. Tetapi asusmsi tersebut belum terbukti.
Bantahan yang sering dikemukakan adalah, jika satu-satunya kondisi keluarga

tersebut adalah pemicu anak menjadi lesbi atau homoseksual semuanya.

b. Pengalaman Seksual Buruk pada Masa Kanak-kanak
Ada yang mengatakan bahwa pelecehan seksual dan kekerasan yang dialami
seorang perempuan pada masa kanak-kanak akan menyebabkan anak tersebut

10
Universitas Sumatera Utara

menjadi seorang lesbian pada waktu dewasanya. Tetapi hasilpenelitian dari
Chicago, yaitu Lauman, memperlihatkan bahwa orang pernah mengalami
kekerasan seksual dan kemudian menjadi gay hanya 7,4% dan3,1% wanita
menjadi lesbian.

c. Pengaruh Lingkungan
Anggapan lama yang sering mengatakan “karakter seseorang dapat dikenali dari
siapa

teman-temannya”


atau

pengaruh

lingkungan

yang

burukdapat

mempengaruhi seseorang untuk bertingkah laku seperti orang-orangdimana dia
berada.

2. 1. 2 Tokoh Utama
Tokoh adalah pelaku yang mengemban atau menjalankan peristiwa dalam
cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita (Aminuddin, 1995:85).
Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada
tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa
mendominasi sebagian besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh-tokoh yang hanya
dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam

porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut tokoh utama (central
character, main character), sedangkan yang kedua adalah tokoh tambahan
(pheriperal character) (Nurgiyantoro, 1995: 176)
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh utama selalu

11
Universitas Sumatera Utara

berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan plot
secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan
konflik penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Di pihak lain,
pemunculan tokoh-tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita lebih sedikit, tak
dipentingkan, dan kehadirannya jika hanya ada keterkaitan dengan tokoh utama,
secara langsung, ataupun tak langsung. Tokoh utama adalah yang dibuat
sinopsisnya, yaitu dalam kegiatan pembuatan sinopsis, sedang tokoh tambahan
biasanya diabaikan. Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari
seorang, walaupun kadar keutamaannya tak selalu sama keutamaan mereka
ditentukan oleh dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap

perkembangan plot secara keseluruhan (Nurgiyantro, 1995: 176).

2. 1. 3 Novel
Novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman
disebut novelle dan novel dalam bahasa Inggris, dan ini lah yang kemudian masuk
ke Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, yang
kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa. Dewasa ini
istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah
Indonesia „novelet‟ (Inggris novellet), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang
panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek
(Nurgiyantoro 2010: 9).

2. 1. 4 Psikologi Sastra

12
Universitas Sumatera Utara

Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalahmasalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan
manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di
dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).

2. 2 Landasan Teori
Sebuah penelitian memerlukan adanya landasan teori yang mendasarinya.
Landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang
digunakan diharapkan mampu menjadi tumpuan seluruh pembahasan. Sastra
sebagai ‟‟gejala kejiwaaan” mengandung fenomena-fenomena kejiwaan yang
terlihat lewat perilaku tokoh-tokohnya. Dengan demikian, karya sastra (teks
sastra) dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi.

2.2.1 Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalahmasalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan
manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di
dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30).
Menurut Bimo Walgito, psikologi adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang objek studinya adalah manusia, karena perkataan psyche atau
psicho mengandung pengertian ”jiwa” (dalam Fananie, 2000: 177). Dengan
demikian, psikologi mengandung makna ”ilmu pengetahuan tentang jiwa”. Sastra
adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah

13
Universitas Sumatera Utara

manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi,
1988: 8).
Psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional yakni samasama berguna untuk sarana mempelajari jiwa manusia. Perbedaannya hanyalah
gejala kejiwaan yang ada dalam karya sastra adalah gejala kejiwaan manusia yang
imajiner sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia riil (Endaswara,
2004:97). Untuk menganalisis kejiwaan tokoh digunakan psikologi analisis yang
diterapkan pada tokoh yang mengalami masalah kejiwaan yaitu perilaku
menyimpang yang dilakukan tokoh utama.
Ada tiga cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi
dan sastra, yaitu: a) memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis,
b) memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, dan
c) memahami unsur-unsur kejiwaan pembaca. Pada dasarnya, psikologi sastra
memberikan perhatian pada masalah kejiwaan para tokoh fiksinal yang terdapat
dalam karya sastra (Ratna, 2003:343).
Psikologi sastra adalah suatu disiplin ilmu yang mengandung masalahmasalah psikologis dalam suatu karya sastra yang memuat peristiwa kehidupan
manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang imajiner atau faktual yang ada di
dalam karya sastra (Sangidu, 2004:30). Psikologi sastra dipengaruhi oleh
beberapa hal. Pertama, karya sastra merupakan kreasi dari suatu proses kejiwaan
dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar (subconscious)
yang selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk conscious. Kedua, telaah psikologi
sastra adalah kajian yang menelaah cerminan psikologis dalam diri para tokoh

14
Universitas Sumatera Utara

yang disajikan sedemikian rupa oleh pengarang sehingga pembaca merasa terbuai
oleh problema psikologis kisah yang kadang kala merasakan dirinya terlibat
dalam cerita. Karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan
psikologi karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, walaupun imajinatif
dapat menampilkan berbagai problem psikologis (Endraswara, 2003:96).
Untuk menganalisis kejiwaan tokoh digunakan analisis psikologi yang
diterapkan pada tokoh yang mengalami masalah kejiwaan yaitu perilaku
menyimpang yang dilakukan tokoh utama. Teori psikologi yang paling dominan
dalam analisis karya sastra adalah teori Sigmund Freud (1856-1939).
Sigmund Freud membagi kepribadian manusia menjadi tiga komponen
utama (dikenal sebagai model tripartit) yaitu:
a. Id yaitu dorongan alamiah jiwa manusia untuk berpikir dan bertindak apa pun
sesuai dengan kehendaknya sendiri, tanpa kendali, dan tanpa keinginan untuk
membatasi diri. Sumber utama id terletak pada pikiran kanak-kanak (the infantile
mind). Oleh karena itu, interpretasi terhadap id dapat dikembalikan ke masa
kanak-kanak tokoh dalam karya sastra.
b. Ego yaitu penyeimbang antara tuntutan pengendalian diri dan pembatasan diri
milik superego dan dorongan tanpa kendali dan tanpa batas milik id. Dalam
kedudukannya sebagai penyeimbang, ego adalah kepanjangan kesadaran
pikiran(the conscious thinking mind). Kesadaran inilah yang mengendalikan katakata, tindakan, dan pikiran-pikiran seseorang dalam menghadapi masyarakat
sebagai dunia di luar dunia dirinya sendiri.

15
Universitas Sumatera Utara

c. Superego yaitu perwujudan wewenang orang tua dan masyarakat yaitu
wewenang untuk mengendalikan dan membatasi dengan keras keinginankeinginan tanpa kendali dan tanpa pembatasan diri id.
Adapun objek penelitian adalah novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu.
Novel ini mengisahkan kisah cinta tokoh utama yang menyimpang dalam
masyarakat. Salah satu jenis perilaku menyimpang adalah penyimpangan
individual yaitu suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran
terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku
yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang. Adapun salah satu
bentuk penyimpangan individual adalah penyimpangan seksual yaitu lesbian. Ada
banyak faktor yang menyebabkan mereka jatuh ke masalah ini. Umumnya, faktor
yang mempengaruhi perempuan menjadi lesbian bisa disebabkan oleh
pengalaman hidup. Mulai dari pola asuh orang tua, survive hidup, gaya hidup,
sampai adanya unsur balas dendam.

2. 3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah,
karena pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya.
Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka
yang telah dimuat dalam bentuk skripsi dan jurnal.Tinjauan pustaka tersebut
sebagai berikut.
Peni Setiani (UNS, 2007) dalam skripsi yang berjudul Pengaruh
Kepribadian Tokoh Ibu Terhadap Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa
16
Universitas Sumatera Utara

Ayu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan
kepribadian tokoh Ibu dan Nayla serta pengaruh tokoh Ibu terhadap tokoh Nayla.
Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra untuk menganalisis novel
Nayla. Analisis dalam penelitian ini difokuskan pada tokoh Ibu dan Nayla serta
pengaruh tokoh Ibu terhadap Nayla. Teori psikologi kepribadian digunakan untuk
mengungkapkan kepribadian yang ada pada kedua tokoh. Teori pola asuh dan
kesehatan mental digunakan untuk pegangan dalam menganalisis pengaruh
kepribadian tokoh Ibu terhadap Nayla. Hasil penelitian ini dapat diketahui
kepribadian tokoh Ibu memiliki watak keras, mandiri, memiliki rasa benci,
berperilaku kasar, dan gaya hidup bebas. Kepribadian tokoh Nayla memiliki
perilaku kasar, berwatak keras, berperilaku bebas, bertindak sesuka hati, dan
hidup mandiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian ada yang dari
dalam diri individu dan dari lingkungan. Pengaruh tokoh Ibu terhadap Nayla
terlihat dari kepribadian-kepribadian yang dimiliki Nayla seperti: watak keras,
mandiri, berperilaku keras, serta mandiri. Berdasarakan hasil penelitian ini
disarankan pada penelitian berikutnya agar dapat memanfaatkan penelitian ini
dengan menggunakan pendekatan yang berbeda, seperti pendekatan sosial dan
feminisme. (http://lib.unnes.ac.id/1101/)
Maria Chaniyang Kesuma (Universitas Sebelas Maret, 2012) dalam
skripsinya yang berjudul Novel Nyala Karya Djenar Maesa Ayu Tinjauan
Sosiologi Sastra yang bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik,
nilai-nilai sosial dan tanggapan komunitas pembaca tentang novel Nayla karya
Djenar Maesa Ayu. Penelitian yang dilakukan oleh Maria menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan

17
Universitas Sumatera Utara

adalah analisis isi yang ditinjau dari aspek struktural dan sosiologi sastra. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Nayla karya Djenar Maesa
Ayu, profil pengarang yang berisi perjalanan hidup dan latar belakang sosial
pengarang, buku-buku dan artikel yang berhubungan dengan penelitian, juga
beberapa pendapat komunitas pembaca tentang novel yang dikaji. Hasil yang
didapatkan adalah (1) novel ini bertema tentang cinta yang terdistorsi antara
manusia dalam setiap wujud relasinya antar sesama, antara laki-laki dan
perempuan, antara ibu dan anak, yang diceritakan dengan alur maju mundur,
dengan beberapa tokoh yang mendominasi cerita antara lain: Nayla, Juli, Ayah,
Ibu, Ibu Ratu dan Ben. Latar yang digunakan adalah kota Jakarta pada kisaran
tahun 1980an sampai dengan tahun 2005 yang dilatarbelakangi kehidupan
masyarakat kelas atas. (2) nilai-nilai sosial dalam novel Nayla karya Djenar
Maesa Ayu, yaitu nilai material; vital; kerohanian; berdasarkan sifatnya nilai yang
terdapat dalam novel tersebut antara lain: nilai kepribadian, kebendaan, biologis,
kepatuhan hukum, pengetahuan, agama, dan keindahan; berdasarkan cirinya, nilai
yang terdapat pada novel tersebut, yaitu nilai yang tercernakan dan nilai dominan;
berdasarkan tingkat keberadaannya, nilai yang terdapat dalam novel tersebut,
yaitu nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri. (3) komunitas
pembaca mengemukakan tanggapannya terhadap novel Nayla bahwa novel
tersebut begitu khas dengan cerita-cerita Djenar Maesa Ayu yang mengangkat
Nayla sebagai tokoh utamanya. Seorang perempuan yang mengalami perlakuan
keras dari ibunya, pelecehan seksual, perkosaan, kriminalitas, dunia diskotek,
broken home, suka mabuk, lesbian, biseks, dan hidup berlunta-lunta mencari

18
Universitas Sumatera Utara

cinta. (https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/26687/Novel-Nayla-Karya-DjenarMaesa-Ayu-Tinjauan-Sosiologi-Sastra)
Etri Jayanti dalam jurnalnya “Erotisme dalam Novel Nayla Karya Djenar
Maesa Ayu” menyimpulkan bahwa di dalam novel Nayla karya Djenar Maesa
Ayu terdapat 15 bentuk erotisme Bentuk erotisme dalam novel Nayla
diungkapkan dalam bentuk cumbuan, ciuman, senggama dan lain-lain. Terungkap
dalam kalimat-kalimat teks yang mengambarkan perilaku yang mengarah kepada
bentuk pornografi.
(http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pbs/article/download/1306/1133)
Kartika (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008) meneliti tentang
“Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu:
Tinjauan Psikologi Sastra”. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan
sebagai berikut. (1) Penderitaan batin menimbulkan konflik batin dalam diri
Nayla. Nayla dibesarkan oleh ibu kandungnya sendiri tanpa seorang ayah.
Sewaktu dalam kandungan, ayahnya telah meninggalkan mereka sehingga
membuat ibunya marah dan selalu menutup diri ketika harus menjelaskan
keberadaan ayahnya pada Nayla. (2) Nayla sebagai tokoh utama dalam novel ini
juga mempunyai kelebihan dibalik semua penderitaan yang dialaminya. Nayla
mampu menulis sebuah novel hasil karyanya sendiri yang isinya sama persis
dengan kehidupan yang dialaminya. Artinya Nayla mampu mengalahkan egonya
dan berani memaparkan kisah hidupnya pada semua orang lewat tulisan dalam
novel.(http://eprints.ums.ac.id/645/)
Hikmah (Universitas Negeri Malang, 2007) dalam skripsinya yang
berjudul “Analisis Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Nayla karya Djenar
19
Universitas Sumatera Utara

Maesa Ayu Tinjauan Berdasarkan Psikologi Analitik C.G. Jung”. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tokoh Nayla tergolong kurang adaptif
karena bersikap ragu, gentar, takut, kurang percaya diri, dan pemalu; (2) naluri
kebinatangan yang cukup kuat dengan munculnya naluri negatif seperti seks
menyimpang, suka lingkungan kotor, pemarah, dan suka akan kekerasan; (3)
sikap maskulin cukup kuat yang ditandai hilangnya sikap lemah lembut dan
adanya penguasaan sikap laki-laki seperti merokok dan dorongan untuk mencintai
sesama perempuan; dan (4) jati diri dengan motivasi tinggi karena adanya
dorongan yang kuat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi kepribadian tokoh Nayla adalah keluarga, lingkungan
sosial, kondisi psikologi, pendidikan, dan agama. Jati diri merupakan aspek yang
paling dominan dalam tokoh Nayla.(sastra.um.ac.id)

20
Universitas Sumatera Utara