Gambaran Estetis Wajah Menurut Merrifield pada Oklusi Normal Mahasiswa FKG USU Ras Deutro Melayu

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Oklusi normal adalah hubungan gigi-geligi dimana tonjol mesiobukal molar
pertama permanen maksila berada pada groove bukal molar pertama permanen
mandibula dan apabila gigi-geligi dikontakkan kondilus berada dalam fosa glenoidea.
Oklusi dikatakan normal jika susunan gigi di dalam lengkung teratur dengan baik.
Perubahan terhadap oklusi normal seperti yang terjadi pada kondisi kehilangan gigi, dan
migrasi gigi akan menyebabkan maloklusi.1-5
Oklusi normal merupakan tujuan dari perawatan ortodonti secara umum yang
dapat dinilai dari model studi dan radiografi sefalometri. Keharmonisan dan
keseimbangan wajah juga dapat terjadi jika oklusi normal telah terjadi yang dapat
dianalisis dengan radiografi sefalometri. Radiografi sefalometri diperkenalkan oleh
Hofrath di Jerman dan Broadbent di Amerika dan telah digunakan dalam bidang
ortodonti sejak tahun 1934. Radiografi sefalometri banyak digunakan dalam penelitian

maupun sebagai penunjang diagnosis dan rencana perawatan untuk mempelajari
maloklusi atau disproporsi skeletal serta mengevaluasi keberhasilan perawatan. Melalui
sefalometri, dapat dianalisis jaringan lunak maupun keras yang tidak dapat dianalisis
dari gambaran klinis maupun model studi. Keberhasilan suatu perawatan ortodonti
sering dikaitkan dengan perubahan wajah pasien, termasuk profil jaringan lunak.
Diagnosis dan rencana perawatan yang hanya didasarkan pada analisis skeletal dan
dental akan menjadi kurang akurat karena adanya variasi jaringan lunak yang menutupi
wajah setiap individu.5-7
Radiografi sefalometri dibagi menjadi dua berdasarkan penentuan skeletal wajah
yaitu radiografi sefalometri frontal dan radiografi sefalometri lateral. Radiografi
sefalometri lateral lebih sering digunakan karena memungkinkan dilakukan pengukuran
dan pengklasifikasian ciri morfologi kraniofasial pasien yang lebih teliti. Analisis

Universitas Sumatera Utara

2

jaringan lunak dan jaringan keras wajah juga dapat dilakukan melalui sefalogram
lateral.5
Jaringan lunak wajah berperan penting dalam penilaian estetika wajah. Analisis

profil jaringan lunak dapat dilakukan dengan beberapa metode, di antaranya yaitu
menurut Steiner, Ricketts, Holdaway, Merrifield dan lain-lain. Oklusi dan estetis wajah
merupakan dua hal yang saling berhubungan dan kedua hal tersebut harus dicapai
bersamaan sebagai tujuan akhir dari perawatan ortodonti. Analisis profil jaringan lunak
dengan sefalometri lateral menurut analisis Merrifield yaitu menggunakan sudut Z yaitu
sudut yang dibentuk oleh garis yang ditarik dari persinggungan jaringan lunak dagu
(Pog’) dan titik paling depan dari bibir atas dan bibir bawah dengan dataran horizontal
Frankfurt dengan nilai normal 80° ± 9°.8-10
Penelitian Tayyem, dkk. pada sekelompok penduduk di Arab dengan
menggunakan analisis Merrifield menunjukkan bahwa sudut Z sedikit lebih kecil
dibandingkan dengan nilai normal menurut Merrifield dan sudut Z pada laki-laki lebih
kecil daripada perempuan, dimana sudut Z pada laki-laki adalah 74,08° ± 8,99° dan
pada perempuan adalah 78° ± 7,89°.11 Penelitian Rostina di Medan menunjukkan
bahwa rerata nilai konveksitas jaringan lunak menurut Holdaway (sudut H) pada ras
Deutro Melayu berbeda signifikan dengan yang telah ditetapkan Holdaway pada ras
Kaukasoid, yaitu 7° - 15°, dimana sudut H pada ras Deutro Melayu adalah 16,55°,
sedangkan penelitian Sijabat di Medan menunjukkan bahwa sudut H pada ras Batak
adalah 18,09°.8,12 Penelitian dengan analisis menurut Ricketts oleh Nurbayati di Medan
menunjukkan bahwa nilai Ls : E line adalah (-0,5667 ± 4,02092) mm dan Li : E line
adalah (1,1500 ± 3,89551) mm, sedangkan penelitian Arigato di Medan menunjukkan

bahwa Ls : E line adalah (0,93 ± 2,664) mm dan Li : E line adalah (0,60 ± 3,622)
mm.13,14
Penelitian ini menggunakan analisis menurut Merrifield karena Merrifield
menggunakan bibir dan pogonion kulit sebagai panduan garis profil wajah, dimana
posisi bibir sangat erat kaitannya dengan inklinasi gigi dan posisi jaringan keras di
bawahnya. Pada saat ini belum diketahui rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield
pada oklusi normal ras Deutro Melayu, oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

3

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FKG USU dengan ras Deutro Melayu yang
memiliki oklusi normal.

1.2

Rumusan Masalah

1. Berapakah rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield pada oklusi normal

mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu.
2. Berapakah rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield pada oklusi normal
mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu pada laki-laki dan perempuan.
3. Apakah ada perbedaan rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield pada
oklusi normal mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu antara laki-laki dan perempuan.

1.3

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield pada oklusi
normal mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu.
2. Untuk mengetahui rerata nilai estetis wajah menurut Merrifield pada oklusi
normal mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu pada laki-laki dan perempuan.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rerata nilai estetis wajah menurut
Merrifield pada oklusi normal mahasiswa FKG USU ras Deutro Melayu antara laki-laki
dan perempuan.

1.4


Manfaat Penelitian

1. Untuk mendapat rerata nilai normal estetis wajah menurut Merrifield pada ras
Deutro Melayu.
2. Sebagai informasi tambahan khususnya analisis wajah dalam bidang
ortodonti.

Universitas Sumatera Utara

4

3. Sebagai penunjang dalam diagnosis dan penyusunan rencana perawatan
ortodonti khususnya pada ras Deutro Melayu.

Universitas Sumatera Utara