DANSA DI KOTA MEDAN.
DANSA DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AHMAD WISA INDRA FIVANDO HARAHAP
NIM. 081222510002
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tepat
waktu. Adapun judul dari Skripsi ini adalah Dansa di Kota Medan.
Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah ditetapkan agar dapat
melanjutkan ke tahap sidang meja hijau untuk meraih gelar S-1 Pendidikan Seni
Tari. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2.
Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3.
Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik Universitas
Negeri Medan.
4.
Ibu Nurwani, S.ST., M.Hum selaku Program Study Seni Tari Sekaligus
Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan penulis masukan dan
arahan dalam penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Yusnizar Heniwatiy, S.ST., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang
memberikan koreksi dan masukan terhadap materi skripsi ini.
6.
Semua Dosen dan Staf Pengajar Khususnya Program Study Seni Tari yang
telah banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan.
7.
Bapak Prof. Dr. Basuki Wirjosentono, MS.PhD Ketua Lembaga Kesenian
Universitas Sumatra Utara Serta Ketua Ikatan Olahraga Dansa Indonesia
i
Cabang Medan. Ibu Meijusna Asril Sekretaris Lembaga Kesenian Universitas
Sumatra Utara Serta Bendahara Ikatan Olahraga Dansa Indonesia Cabang
Medan. Ibu Marisa Citra, S.Sos Pembina Atlit Kota Medan, dan Bapak
Khairul, SE Sebagai Narasumber Dalam Penelitian ini.
8.
Teristimewa dan Terkhusus kepada orang tua yang saya sayangi dan saya
cintai Abah Syahrir dan Ibunda Sarmada, S.Pd yang telah banyak
memberikan do’a dan bantuan sepenuhnya dari awal sampai akhir Pendidikan
di Universitas Negeri Medan.
9.
Abang Afrasta Nuddin Seftrian Harahap dan Adik Tri Mayzu Lestari Harahap
yang telah memberikan pengertian dan doa serta motivasi kepada peneliti.
10. Semua Teman-teman Program Study Seni Tari Angkatan 2008 dan Seluruh
pihak yang turut membantu dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini
Penulis sadar akan ketidaksempurnaan Skripsi ini, baik dalam penulisan
maupun penyusunan kata-kata. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca, agar Skripsi ini dapat menjadi lebih baik di kemudian hari.
Penulis
Ahmad Wisa Indra Fivando. Hrp
Nim. 081222510002
ii
Daftar Tabel
Tabel 4.1 Perbandingan etnis di kota Medan ...............................................
16
Tabel 4.2 Mata pencaharian masyarakat kota Medan...................................
17
Tabel 4.3 Motif Dasar Chacha ....................................................................
26
Tabel 4.4 Motif Dasar Rumba .....................................................................
28
Tabel 4.5 Motif Dasar Jive ..........................................................................
30
Tabel 4.6 Motif Dasar Waltz .......................................................................
32
Tabel 4.7 Motif Dasar Quick step ................................................................
34
Tabel 4.8 Jenis dansa latin (chacha) ............................................................
40
Daftar Foto
Foto 4.1 Refro peta kota Medan ..................................................................
15
Foto 4.2 Busana dansa ballroom .................................................................
26
Foto 4.3 Busana dansa latin ........................................................................
28
Foto 4.4 Sepatu dansa pria ..........................................................................
30
Foto 4.5 Sepatu dansa wanita ......................................................................
38
88
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhmmad. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi (1978). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta.
Dandy, Sugono, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Koentjaraningrat. (1985). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan,
Jakarta
Lustgarten, karen, (1979). Petunjuk Lengkap Untuk Touch Dancing, Prosperous.
Jakarta.
Nurwani. (2003). “Serampang XII: Tari kreasi yang mentradisi pada masyarakat
melayu pesisir sumatra timur”. “Tesis untuk meraih gelar derajat gelar
sarjana S2 dalam ilmu pengkajian seni pertunjukan dan seni rupa.
Universitas Gajah Mada. Jogjakarta.
Smith, Jaqueline. (1985). Dance Compositon Terjemahan Ben Suharto.
Yogyakarta: Ikalasti
Sucipto Rachmat, Herman. (1983). Ballroom dan Latin Dancing. Timbul,
Bandung
Surakhman. (1990). Pengantar Ilmu Dasar Metode Teknik I. Bandung: Tarsito
http://kamissore.blogspot.com/2009/10/dansa-dan-kesehatan.html
http://ardi-ardo.blogspot.com.
http://tutinonka.wordpress.com/2008/02/21/dance-lets-dance.
http://kerockan.blogspot.com/2010/09/kelas-dansa-dan-mengenalkepribadian.html.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high
& fname=/jiunkpe/s1/desi/2008/jiunkpe – ns - s12008 – 41404030 - 9414
dancesport-chapter2. pdf.
89
http://linus.socs.uts.edu.au/-don/pubs/modern.html
http://tutinonka.wordpress.com/2008/11/13/dance-again
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Medan adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan
kota ke tiga terbesar, setelah Jakarta dan Surabaya sehingga kota Medan disebut
juga sebagai kota Metropolitan. Penetapan sebagai kota Metropolitan karena
masyarakatnya hidup dalam tata cara Metropolis, sebab kota Medan menjadi pusat
berbagai kegiatan baik kegiatan pemerintahan maupun industri dan perdagangan
(KBBI:911). Selain itu, masyarakat kota Medan juga bersifat heterogen,
ditunjukkan oleh banyaknya suku yang tinggal di Medan baik suku asli Sumatra
Utara, maupun suku-suku pendatang.
Masyarakat kota Medan juga dibedakan oleh tingkat sosial, seperti dari
tingkat sosial menengah ke bawah dan tingkat sosial menengah ke atas. Perbedaan
tingkat sosial tersebut menyebabkan perbedaan pula dalam mengikuti berbagai
kegiatan yang dianggap dapat menyenangkan dan mengurangi kepenatan setelah
beraktivitas dalam bekerja. Masyarakat dengan tingkat sosial menengah ke bawah
biasanya mencari kesenangan dengan menonton film, jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan, atau berkaraoke. Sedang masyarakat dengan tingkat sosial
menengah ke atas biasa mencari hiburan dengan pergi ke restaurant, traveling,
Clubbing, fitnes, atau pergi berlatih dansa.
Dansa adalah tarian yang di lakukan oleh pasangan pria dan wanita dengan
berpegangan tangan atau berpelukan yang diiringi musik. Menurut Khairul
1
2
(wawancara tanggal 19 September 2012) “dansa adalah tarian berpasangan yang
diiringi musik yang sesuai dari jenis tari tersebut”. Marisa Citra (pelatih dansa di
Lembaga Kesenian Universitas Sumatra Utara) menjelaskan “dansa adalah tarian
yang berasal dari Amerika Latin yang memiliki makna atau sejarah sosialnya
sendiri. Dengan demikian, dansa adalah tari berpasangan yang memiliki makna
dan diiringi musik.
Dansa terbagi atas dua karakter yang berbeda (Sucipto, 1983:9) yakni
dansa yang berkarakteristik Latin dan dansa yang berkarakteristik Ballroom
standar. Dansa Latin berasal dari nama sebuah negara bagian di Amerika. Dansa
Latin ini awalnya berasal dari negara Eropa, namun di Eropa tari tersebut kurang
berkembang, tetapi setelah berada di Amerika Latin tari tersebut mulai
berkembang hingga saat ini. Dansa yang berkarakteristik Latin terdiri dari Cha
Cha, Rumba, Samba, Jive, dan Paso Double. Sedangkan dansa yang
berkarakteristik ballroom terdiri dari Waltz Romantic, Slow Foxtrot, Quick Step,
Vienese Waltz, dan Tango.
Dalam tesis Nurwani (1903:87) menjelaskan dansa masuk ke Indonesia
pada zaman penjajah di bawa oleh bangsa Belanda, namun setelah Indonesia
merdeka dansa mulai hilang, hingga pada tahun 1950 Presiden Soekarno
menggantikan dansa dengan tari Serampang XII sebagai tari pergaulan mudamudi dan di jadikan sebagai tari nasional. Pada tahun 1991 dansa mulai muncul
kembali dan semakin berkembang pada tahun 2002. Perkembangan dansa tersebut
sampai ke kota Medan sebagai kota Metropoliotan. Kemunculan berbagai sanggar
yang menawarkan pelajaran dansa, merupakan bukti bahwa dansa disukai oleh
3
masyarakat di kota Medan dari berbagai kalangan, terutama dari golongan
menengah ke atas. Berbagai sanggar tersebut lebih banyak mengajarkan dansa
dengan jenis cha cha, rumba, jive, waltz dan quickstep. Dansa kemudian menjadi
bagian dari materi perkuliahan di Jurusan Sendratasik Program Studi Seni Tari
Universitas Negeri Medan. Untuk mengamati lebih jauh bagaimana dansa dan
perkembangannya maka peneliti melakukan penelitian tentang “Dansa Di Kota
Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Ali ( 1984 : 49 ) menyatakan bahwa :” Untuk kepentingan karya ilmiah,
sesuatu masalah yang perlu diperhatikan sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu
luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya
bila ruang lingkup masalah dipersempit maka akan diharapkan analisis secara luas
dan mendalam”. Uraian latar belakang di atas menunjukkan bahwa banyak halhal menarik untuk diteliti. Ada beberapa hal yang peneliti tentukan sebagai
identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaiman keberadaan dansa di kota Medan?
2. Bagaimana perkembangan dansa di kota Medan?
3. Bagaimana ragam gerak dansa yang paling di minati di kota Medan?
4. Bagaimana bentuk penyajian dansa di kota Medan?
5. Kapankah dansa mulai masuk di kota Medan?
6. Bagaimana fungsi dansa pada masyarakat kota Medan?
7. Bagaimana jenis musik pengiring dansa tersebut?
4
C. Pembatasan Masalah
Menurut Hariwijaya dan Trinton (2008:47) mengemukakan bahwa : “suatu
masalah mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perumusan masalah dan
belum tentu masalah-masalah yang telah diidentifikasi dapat ditelitti”. Agar
pembahasan lebih mendalam dan terfokus peneliti merasa perlu membuat
pembatasan masalah. Peneliti membuat batasan penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimana perkembangan dansa di kota Medan?
2.
Bagaimana bentuk penyajian dansa?
D. Rumusan Masalah
Begitu banyaknya masalah-masalah yang akan di bahas, dan agar
penelitian ini lebih terarah, maka perlu adanya suatu perumusan masalah sehingga
penulis dapat mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan pembatasan masalah
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Perkembangan,
dan Bentuk penyajian dansa di kota Medan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Berhasil
tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dan tercapai atau tidaknya tujuan
penelitian. Menurut pendapat Arikunto Suharsimi (1978:69) menyatakan bahwaa,
“ Penelitian adalah suatu rumusan kalimat yang nmenunjukkan adanya hasil yang
5
diperoleh setelah penelitian ini selesai’’. Maka tujuan yang di inginkan dalam
sebuah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perkembangan dansa di kota Medan.
2. Mendeskripsikan bentuk penyajian dansa di kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka akan diharapkan dapat
memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas.
Manfaat penelitian yang dapat di peroleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai sumber informasi mengenai kesenian yang terdapat pada masyarakat
kota Medan.
2. Menambah
tulisan-tulisan
sekaligus
sebagai
masukan-masukan
bagi
pemerintah, lembaga pendidikan formal dan masyarakat luas tentang salah satu
bentuk kesenian yang terdapat pada masyarakat kota Medan.
3. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak meneliti bentuk
kesenian ini lebih jauh.
4. Sekiranya tulisan ini dapat membantu untuk menanamkan pengetahuan semua
pihak tentang suatu potensi kesenian yang layak disajikan dalam bentuk seni
pertunjukan.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dansa adalah tari asal kebudayaan barat yang dilakukan pasangan pria dan
wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik. Dansa
merupakan tarian yang membutuhkan pasangan pria dan wanita. Dansa
mempunyai gerakan dan karakter yang berbeda-beda. Dansa Latin memiliki
karakter enerjik, cepat, dan cenderung sensual. Sedangkan Dansa Ballroom yang
berasal dari Eropa memiliki gerak dasar anggun dan romantis. Dansa adalah
perpaduan dari olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Orang bisa berDansa dengan
baik kalau dia memiliki kepekaan rasa seni, daya ingat tinggi, dan kemampuan
mengendalikan raga.
B. Saran
Kepada pemerintah Kota Medan, agar lebih memperhatikan lagi atlit
Dansa yang telah mengikuti kejuaraan nasional maupun internasional, dengan
menyertakannya dalam berbagai pementasan:
a.
Memberikan penghargaan kepada para atlit Dansa Kota Medan
b.
Kepada
generasi
muda
di
Kota
Medan,
agar
mengembangkannya lewat karya dan fariasi yang baru.
288
mempelajari
dan
89
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhmmad. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi (1978). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta.
Dandy, Sugono, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Koentjaraningrat. (1985). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan,
Jakarta
Lustgarten, karen, (1979). Petunjuk Lengkap Untuk Touch Dancing, Prosperous.
Jakarta.
Nurwani. (2003). “Serampang XII: Tari kreasi yang mentradisi pada masyarakat
melayu pesisir sumatra timur”. “Tesis untuk meraih gelar derajat gelar
sarjana S2 dalam ilmu pengkajian seni pertunjukan dan seni rupa.
Universitas Gajah Mada. Jogjakarta.
Smith, Jaqueline. (1985). Dance Compositon Terjemahan Ben Suharto.
Yogyakarta: Ikalasti
Sucipto Rachmat, Herman. (1983). Ballroom dan Latin Dancing. Timbul,
Bandung
Surakhman. (1990). Pengantar Ilmu Dasar Metode Teknik I. Bandung: Tarsito
http://kamissore.blogspot.com/2009/10/dansa-dan-kesehatan.html
http://ardi-ardo.blogspot.com.
http://tutinonka.wordpress.com/2008/02/21/dance-lets-dance.
http://kerockan.blogspot.com/2010/09/kelas-dansa-dan-mengenalkepribadian.html.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high
& fname=/jiunkpe/s1/desi/2008/jiunkpe – ns - s12008 – 41404030 - 9414
dancesport-chapter2. pdf.
90
http://linus.socs.uts.edu.au/-don/pubs/modern.html
http://tutinonka.wordpress.com/2008/11/13/dance-again
91
Lampiran 2
BIODATA NARASUMBER
1). Nama
Alamat
Pekerjaan
Usia
: Khairul, SE
: JL. A.H. Nasution Gg. Pendidikan No. 134 Medan
: Pekerja Seni
: 46 Tahun
2). Nama
Alamat
: Chandra Umar
: Komplek Perumahan Rajawali Blok D No.56 Kec. Medan
Sunggal
: Pekerja Seni
: 60 Tahun
Pekerjaan
Usia
3). Nama
Alamat
Pekerjaan
Usia
: Meijusna Asril
: Jln, Tridharma No.12 B Komplek USU Medan.
:Sekertaris Lembaga Kesenian Universitas Sumatra Utara
Serta Bendahara Ikatan Olahraga Dansa Indonesia Cabang
Medan.
: 67 Tahun
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AHMAD WISA INDRA FIVANDO HARAHAP
NIM. 081222510002
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2013
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tepat
waktu. Adapun judul dari Skripsi ini adalah Dansa di Kota Medan.
Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan yang telah ditetapkan agar dapat
melanjutkan ke tahap sidang meja hijau untuk meraih gelar S-1 Pendidikan Seni
Tari. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2.
Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3.
Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si, selaku Ketua Jurusan Sendratasik Universitas
Negeri Medan.
4.
Ibu Nurwani, S.ST., M.Hum selaku Program Study Seni Tari Sekaligus
Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan penulis masukan dan
arahan dalam penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Yusnizar Heniwatiy, S.ST., M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang
memberikan koreksi dan masukan terhadap materi skripsi ini.
6.
Semua Dosen dan Staf Pengajar Khususnya Program Study Seni Tari yang
telah banyak memberikan pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan.
7.
Bapak Prof. Dr. Basuki Wirjosentono, MS.PhD Ketua Lembaga Kesenian
Universitas Sumatra Utara Serta Ketua Ikatan Olahraga Dansa Indonesia
i
Cabang Medan. Ibu Meijusna Asril Sekretaris Lembaga Kesenian Universitas
Sumatra Utara Serta Bendahara Ikatan Olahraga Dansa Indonesia Cabang
Medan. Ibu Marisa Citra, S.Sos Pembina Atlit Kota Medan, dan Bapak
Khairul, SE Sebagai Narasumber Dalam Penelitian ini.
8.
Teristimewa dan Terkhusus kepada orang tua yang saya sayangi dan saya
cintai Abah Syahrir dan Ibunda Sarmada, S.Pd yang telah banyak
memberikan do’a dan bantuan sepenuhnya dari awal sampai akhir Pendidikan
di Universitas Negeri Medan.
9.
Abang Afrasta Nuddin Seftrian Harahap dan Adik Tri Mayzu Lestari Harahap
yang telah memberikan pengertian dan doa serta motivasi kepada peneliti.
10. Semua Teman-teman Program Study Seni Tari Angkatan 2008 dan Seluruh
pihak yang turut membantu dan mendukung peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini
Penulis sadar akan ketidaksempurnaan Skripsi ini, baik dalam penulisan
maupun penyusunan kata-kata. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca, agar Skripsi ini dapat menjadi lebih baik di kemudian hari.
Penulis
Ahmad Wisa Indra Fivando. Hrp
Nim. 081222510002
ii
Daftar Tabel
Tabel 4.1 Perbandingan etnis di kota Medan ...............................................
16
Tabel 4.2 Mata pencaharian masyarakat kota Medan...................................
17
Tabel 4.3 Motif Dasar Chacha ....................................................................
26
Tabel 4.4 Motif Dasar Rumba .....................................................................
28
Tabel 4.5 Motif Dasar Jive ..........................................................................
30
Tabel 4.6 Motif Dasar Waltz .......................................................................
32
Tabel 4.7 Motif Dasar Quick step ................................................................
34
Tabel 4.8 Jenis dansa latin (chacha) ............................................................
40
Daftar Foto
Foto 4.1 Refro peta kota Medan ..................................................................
15
Foto 4.2 Busana dansa ballroom .................................................................
26
Foto 4.3 Busana dansa latin ........................................................................
28
Foto 4.4 Sepatu dansa pria ..........................................................................
30
Foto 4.5 Sepatu dansa wanita ......................................................................
38
88
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhmmad. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi (1978). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta.
Dandy, Sugono, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Koentjaraningrat. (1985). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan,
Jakarta
Lustgarten, karen, (1979). Petunjuk Lengkap Untuk Touch Dancing, Prosperous.
Jakarta.
Nurwani. (2003). “Serampang XII: Tari kreasi yang mentradisi pada masyarakat
melayu pesisir sumatra timur”. “Tesis untuk meraih gelar derajat gelar
sarjana S2 dalam ilmu pengkajian seni pertunjukan dan seni rupa.
Universitas Gajah Mada. Jogjakarta.
Smith, Jaqueline. (1985). Dance Compositon Terjemahan Ben Suharto.
Yogyakarta: Ikalasti
Sucipto Rachmat, Herman. (1983). Ballroom dan Latin Dancing. Timbul,
Bandung
Surakhman. (1990). Pengantar Ilmu Dasar Metode Teknik I. Bandung: Tarsito
http://kamissore.blogspot.com/2009/10/dansa-dan-kesehatan.html
http://ardi-ardo.blogspot.com.
http://tutinonka.wordpress.com/2008/02/21/dance-lets-dance.
http://kerockan.blogspot.com/2010/09/kelas-dansa-dan-mengenalkepribadian.html.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high
& fname=/jiunkpe/s1/desi/2008/jiunkpe – ns - s12008 – 41404030 - 9414
dancesport-chapter2. pdf.
89
http://linus.socs.uts.edu.au/-don/pubs/modern.html
http://tutinonka.wordpress.com/2008/11/13/dance-again
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Medan adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara yang merupakan
kota ke tiga terbesar, setelah Jakarta dan Surabaya sehingga kota Medan disebut
juga sebagai kota Metropolitan. Penetapan sebagai kota Metropolitan karena
masyarakatnya hidup dalam tata cara Metropolis, sebab kota Medan menjadi pusat
berbagai kegiatan baik kegiatan pemerintahan maupun industri dan perdagangan
(KBBI:911). Selain itu, masyarakat kota Medan juga bersifat heterogen,
ditunjukkan oleh banyaknya suku yang tinggal di Medan baik suku asli Sumatra
Utara, maupun suku-suku pendatang.
Masyarakat kota Medan juga dibedakan oleh tingkat sosial, seperti dari
tingkat sosial menengah ke bawah dan tingkat sosial menengah ke atas. Perbedaan
tingkat sosial tersebut menyebabkan perbedaan pula dalam mengikuti berbagai
kegiatan yang dianggap dapat menyenangkan dan mengurangi kepenatan setelah
beraktivitas dalam bekerja. Masyarakat dengan tingkat sosial menengah ke bawah
biasanya mencari kesenangan dengan menonton film, jalan-jalan ke pusat
perbelanjaan, atau berkaraoke. Sedang masyarakat dengan tingkat sosial
menengah ke atas biasa mencari hiburan dengan pergi ke restaurant, traveling,
Clubbing, fitnes, atau pergi berlatih dansa.
Dansa adalah tarian yang di lakukan oleh pasangan pria dan wanita dengan
berpegangan tangan atau berpelukan yang diiringi musik. Menurut Khairul
1
2
(wawancara tanggal 19 September 2012) “dansa adalah tarian berpasangan yang
diiringi musik yang sesuai dari jenis tari tersebut”. Marisa Citra (pelatih dansa di
Lembaga Kesenian Universitas Sumatra Utara) menjelaskan “dansa adalah tarian
yang berasal dari Amerika Latin yang memiliki makna atau sejarah sosialnya
sendiri. Dengan demikian, dansa adalah tari berpasangan yang memiliki makna
dan diiringi musik.
Dansa terbagi atas dua karakter yang berbeda (Sucipto, 1983:9) yakni
dansa yang berkarakteristik Latin dan dansa yang berkarakteristik Ballroom
standar. Dansa Latin berasal dari nama sebuah negara bagian di Amerika. Dansa
Latin ini awalnya berasal dari negara Eropa, namun di Eropa tari tersebut kurang
berkembang, tetapi setelah berada di Amerika Latin tari tersebut mulai
berkembang hingga saat ini. Dansa yang berkarakteristik Latin terdiri dari Cha
Cha, Rumba, Samba, Jive, dan Paso Double. Sedangkan dansa yang
berkarakteristik ballroom terdiri dari Waltz Romantic, Slow Foxtrot, Quick Step,
Vienese Waltz, dan Tango.
Dalam tesis Nurwani (1903:87) menjelaskan dansa masuk ke Indonesia
pada zaman penjajah di bawa oleh bangsa Belanda, namun setelah Indonesia
merdeka dansa mulai hilang, hingga pada tahun 1950 Presiden Soekarno
menggantikan dansa dengan tari Serampang XII sebagai tari pergaulan mudamudi dan di jadikan sebagai tari nasional. Pada tahun 1991 dansa mulai muncul
kembali dan semakin berkembang pada tahun 2002. Perkembangan dansa tersebut
sampai ke kota Medan sebagai kota Metropoliotan. Kemunculan berbagai sanggar
yang menawarkan pelajaran dansa, merupakan bukti bahwa dansa disukai oleh
3
masyarakat di kota Medan dari berbagai kalangan, terutama dari golongan
menengah ke atas. Berbagai sanggar tersebut lebih banyak mengajarkan dansa
dengan jenis cha cha, rumba, jive, waltz dan quickstep. Dansa kemudian menjadi
bagian dari materi perkuliahan di Jurusan Sendratasik Program Studi Seni Tari
Universitas Negeri Medan. Untuk mengamati lebih jauh bagaimana dansa dan
perkembangannya maka peneliti melakukan penelitian tentang “Dansa Di Kota
Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Ali ( 1984 : 49 ) menyatakan bahwa :” Untuk kepentingan karya ilmiah,
sesuatu masalah yang perlu diperhatikan sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu
luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaliknya
bila ruang lingkup masalah dipersempit maka akan diharapkan analisis secara luas
dan mendalam”. Uraian latar belakang di atas menunjukkan bahwa banyak halhal menarik untuk diteliti. Ada beberapa hal yang peneliti tentukan sebagai
identifikasi masalah. Adapun identifikasi masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaiman keberadaan dansa di kota Medan?
2. Bagaimana perkembangan dansa di kota Medan?
3. Bagaimana ragam gerak dansa yang paling di minati di kota Medan?
4. Bagaimana bentuk penyajian dansa di kota Medan?
5. Kapankah dansa mulai masuk di kota Medan?
6. Bagaimana fungsi dansa pada masyarakat kota Medan?
7. Bagaimana jenis musik pengiring dansa tersebut?
4
C. Pembatasan Masalah
Menurut Hariwijaya dan Trinton (2008:47) mengemukakan bahwa : “suatu
masalah mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perumusan masalah dan
belum tentu masalah-masalah yang telah diidentifikasi dapat ditelitti”. Agar
pembahasan lebih mendalam dan terfokus peneliti merasa perlu membuat
pembatasan masalah. Peneliti membuat batasan penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimana perkembangan dansa di kota Medan?
2.
Bagaimana bentuk penyajian dansa?
D. Rumusan Masalah
Begitu banyaknya masalah-masalah yang akan di bahas, dan agar
penelitian ini lebih terarah, maka perlu adanya suatu perumusan masalah sehingga
penulis dapat mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan pembatasan masalah
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Perkembangan,
dan Bentuk penyajian dansa di kota Medan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menjadi kerangka yang selalu dirumuskan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil yang akan diperoleh. Berhasil
tidaknya suatu penelitian yang dilakukan terlihat dan tercapai atau tidaknya tujuan
penelitian. Menurut pendapat Arikunto Suharsimi (1978:69) menyatakan bahwaa,
“ Penelitian adalah suatu rumusan kalimat yang nmenunjukkan adanya hasil yang
5
diperoleh setelah penelitian ini selesai’’. Maka tujuan yang di inginkan dalam
sebuah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan perkembangan dansa di kota Medan.
2. Mendeskripsikan bentuk penyajian dansa di kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka akan diharapkan dapat
memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat luas.
Manfaat penelitian yang dapat di peroleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai sumber informasi mengenai kesenian yang terdapat pada masyarakat
kota Medan.
2. Menambah
tulisan-tulisan
sekaligus
sebagai
masukan-masukan
bagi
pemerintah, lembaga pendidikan formal dan masyarakat luas tentang salah satu
bentuk kesenian yang terdapat pada masyarakat kota Medan.
3. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang hendak meneliti bentuk
kesenian ini lebih jauh.
4. Sekiranya tulisan ini dapat membantu untuk menanamkan pengetahuan semua
pihak tentang suatu potensi kesenian yang layak disajikan dalam bentuk seni
pertunjukan.
88
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dansa adalah tari asal kebudayaan barat yang dilakukan pasangan pria dan
wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik. Dansa
merupakan tarian yang membutuhkan pasangan pria dan wanita. Dansa
mempunyai gerakan dan karakter yang berbeda-beda. Dansa Latin memiliki
karakter enerjik, cepat, dan cenderung sensual. Sedangkan Dansa Ballroom yang
berasal dari Eropa memiliki gerak dasar anggun dan romantis. Dansa adalah
perpaduan dari olah rasa, olah pikir, dan olah raga. Orang bisa berDansa dengan
baik kalau dia memiliki kepekaan rasa seni, daya ingat tinggi, dan kemampuan
mengendalikan raga.
B. Saran
Kepada pemerintah Kota Medan, agar lebih memperhatikan lagi atlit
Dansa yang telah mengikuti kejuaraan nasional maupun internasional, dengan
menyertakannya dalam berbagai pementasan:
a.
Memberikan penghargaan kepada para atlit Dansa Kota Medan
b.
Kepada
generasi
muda
di
Kota
Medan,
agar
mengembangkannya lewat karya dan fariasi yang baru.
288
mempelajari
dan
89
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhmmad. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi (1978). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta.
Dandy, Sugono, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Koentjaraningrat. (1985). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan,
Jakarta
Lustgarten, karen, (1979). Petunjuk Lengkap Untuk Touch Dancing, Prosperous.
Jakarta.
Nurwani. (2003). “Serampang XII: Tari kreasi yang mentradisi pada masyarakat
melayu pesisir sumatra timur”. “Tesis untuk meraih gelar derajat gelar
sarjana S2 dalam ilmu pengkajian seni pertunjukan dan seni rupa.
Universitas Gajah Mada. Jogjakarta.
Smith, Jaqueline. (1985). Dance Compositon Terjemahan Ben Suharto.
Yogyakarta: Ikalasti
Sucipto Rachmat, Herman. (1983). Ballroom dan Latin Dancing. Timbul,
Bandung
Surakhman. (1990). Pengantar Ilmu Dasar Metode Teknik I. Bandung: Tarsito
http://kamissore.blogspot.com/2009/10/dansa-dan-kesehatan.html
http://ardi-ardo.blogspot.com.
http://tutinonka.wordpress.com/2008/02/21/dance-lets-dance.
http://kerockan.blogspot.com/2010/09/kelas-dansa-dan-mengenalkepribadian.html.
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high
& fname=/jiunkpe/s1/desi/2008/jiunkpe – ns - s12008 – 41404030 - 9414
dancesport-chapter2. pdf.
90
http://linus.socs.uts.edu.au/-don/pubs/modern.html
http://tutinonka.wordpress.com/2008/11/13/dance-again
91
Lampiran 2
BIODATA NARASUMBER
1). Nama
Alamat
Pekerjaan
Usia
: Khairul, SE
: JL. A.H. Nasution Gg. Pendidikan No. 134 Medan
: Pekerja Seni
: 46 Tahun
2). Nama
Alamat
: Chandra Umar
: Komplek Perumahan Rajawali Blok D No.56 Kec. Medan
Sunggal
: Pekerja Seni
: 60 Tahun
Pekerjaan
Usia
3). Nama
Alamat
Pekerjaan
Usia
: Meijusna Asril
: Jln, Tridharma No.12 B Komplek USU Medan.
:Sekertaris Lembaga Kesenian Universitas Sumatra Utara
Serta Bendahara Ikatan Olahraga Dansa Indonesia Cabang
Medan.
: 67 Tahun