Pendidikan yang Humanis.

it3

:.

_

Reieb 1948 Tahun D0{ lrlo 209_

i sneru LEcl,2 MEl2015
(.13 REJEB 194S )

OPNI

''KEDAULATAN RAKYAT''
HALAMAN {4

Pendidikan yang Humanis
ANGGAI* 2 Mei diperingati sebagai
Hari Pendillikan Nasional. Tanggai ini
diarnbil dari tanggal kelahiran Suwardi
Surl'aningrat atau yang lebih dikenal dengan

nama Ki Hadjar Dewantara. Tokoh pejuang
bangsa yang diangkat sebagai Bapak Pendidikan brdonesia inilahir diYoryakartapada 2 Mei

lalirlah berbagai
gagasan mengenai pendidikan yang sungguh
orisinal dan cocok dengan kepribadian bangsa.
Maka patut disayangkan apabildbuah pikir Ki
Hadjar Dewantara yang sangat berharga dan
masih relevan di zaman sekarangjustru mulai
ditinggalkan.
Bangsa ini sungguh beruntung karena tak
hanya Ki Hadjar Dewantara yang meninggalkan sumbangan besar bagi dunia pendidikan.
Seorang rohaniwan Jesuit, filsuf, sekaligus pendidik Prof Dr Nikolaus Driyarkara, SJ adalah

., 1;8891,-Dqfi peng4bdiaryryi

tokoh sekaliber Ki Hadjar Dewantara d.alam
memberikan warisan pemikiran untuk kemajuan pendidikan di negeri ini. Pada tahun 195b,
Driyarkara menaruh perhatian akan perlunya
pendidikan khusus bagi calon guru sekolah

menengah pada tingkat universitas yangbBrbe.
da dengan urriversitas pada umurnnya-

.Perhatian Driyarkara ini sepikiran dengan
Prof Dr Mr MuharnmadYamin yang saat itu
menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaau Unh:kitulah pada ha:
l-7 Desember 1955, Presiden
Soekarno meresmikan berdirinya Perguruan
Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Sanata Dharrna di Yogyakarta untuk mendidik lulusan sekolah menengah menjadi calon gurr. Driyarkara
diangkat sebagai rektor pertamanya.
Dalam pidato peresmian, Driyarkara menegaskan pentingnya peranan guru sekolah medalam masy,arakat. Guru harus dapat
mempertahankan, merawat, dan mcngembangsendi-sendi yang baik dari kebudayaan kita
yang asli. Guru harus mencari dan memberikan
antara yang lama dan yang baru demembimbing generasi muda secara seim-

ri Sabtu tanggal

bang. SKH Kedaulatan Rahyat dalam tajuk
tanggal 19 Desember 1955 memuji
Driyarkara ini sebagai kata-kata yang

bijaksana yang patut diperhatikan oleh

siapa saja yang memegqng tanggudg jawab dalam bidangpendidikan

:

CerdasdanHumanis

Menilik inspirasi Driyarkara mengenai pen. didikan pada intinya tidak hanya mencerdaskali namun juga menanusit+qn manusia. Me
nurutnya pendifikan yang utuh meliputi dua
proses y€urg diiebut hominisasi dan humanisasi. Hominisasi atau pemanusiaan berarhi pro.
ses me4jadi manusia terkait dengan perium-

buhan personal secara fisilq biologis, dan psike,
logis sejak kecil sampai dewasa. hni merupakan
bagtan dari dimensi rasional dalam pendidikan
yaitu mencerdaskan rnanusia Untuk memba-

wa manusia paila tingkatan yang lebih utuh
membutuhkan proses humanisasi sebagai dimensi moral dan kultural dari pendidikalr. Humanisasi dapat diartikan sebagai upaya pembentukan kepribadian dan penrbudayaan.

I-ebih lanjut Driyarkara menegaskan bahwa
sebagar homo harnini sociw, makasetiap pribadi
tidaklepas dari kehidupan sosialnya. Artinya setiap individu hai"us mamp[ memahami keberadaan dirinya di antara individu
lain, Sikap menghargai dan'menerima'yang lain' sangat diperlukan dalam realita sosial yang
plural. Manusiahidup dalam dunia bersama (rn it-welt) dan srchap

manusia pada hakikatnya ada
bersama dengan manusia lain
(rnit-sein). Untuk itulah tegas
bahwa pendidikan bukan berku-

tat soal otak s4ja, namun juga sarana mengintemalisasikan nilainilai hidup yangharus dihidupi.
Tidaklah tepat apabila pendidikan hanya mengedepankan
asp ek

co

rnp e ture

(kemampuan


pikir)

saja. Pendidikan juga harus mampu menumbuhkan aspek conscierrce (suara hati) dan

coipassion (kemauan berbela

rasa). Pendi&kan sejatinya bukan untuk mencetak manusia robot yang cerdas, namun m€nusia yang dengan kecerdasannya memiJiki kepekaan dan kepedulian terhadap sesama. Melalui
pendidikan diharapkan mamrsia dapat menjadi

agent of ehange yang tanggap terhadap permasalahan-peimasalahan bangsa.
r.Pemikiran Driyarkara ini sejalan dengan
konsep dTlisakti Jiwai yang dikenalkan oleh Ki
Hadjar Dewantara. Ibnsep ini memiliki rnakna
filosofis yang mendalam yaitu manusia dalarn
melaksanakan segala sesuatu harus ada kornbinasi yang sinergis antara olah pikir, olah rasa,
serta manifestasi dari hasil olah pikir dan rasa
sehingga terbentuklah insan cendekia yang
utuh dan selaras. Ki Hadjar Dewantara dan
Driyarkara sama-sama mengedepankan prinsip educate the head, the heart, and the hand.

Ajaran inilah yarrg harus dilenjutkan demi ter-

ciptanya generasi bangsa dengan integritas
moral dan wawasErn intelektual yang beradab.
Jayalah pendidikan di Indonesia! Q - c.
*
)

Hend.ru Ku.m.iawon MPd.,

Dosen Pend.id.ikan Sejaroh Unfu ersitqs
S@ rwta

Dharma

Yogy

akarta.

I