T1 232009040 Full text

PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA KECIL
(STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI SEMARANG)
Oleh :
SHELLA PRAMUDHYTA S.T.
NIM : 232009040

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013

i

PENCATATAN AKUNTANSI PADA USAHA KECIL
(STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI SEMARANG)
Oleh :
SHELLA PRAMUDHYTA S.T.
NIM : 232009040

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2013
i

ii

iii

MOTTO
Dream, believe and make it happen (Agnes Monica)
Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga
(Mario Teguh)
Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi
menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua
kekayaan (Mario Teguh)
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah
untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulaah kita
menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk
berhasil (Mario Teguh)


iv

ABSTRACT

Accounting for small enterprises can be useful to assist in developing an
organized and systematic record keeping process that can be used to find out the
financial position of an enterprise through producing financial reports, calculating
taxes based on real company condition, obtaining access to borrowing credit, along
with making decisions about business related matters. The goal of this research is to
discover and analyze how accounting is applied by small enterprises along with
constraints in the accounting of application.
The data used in this research is taken from 90 stores in Semarang using an
interview method and direct observation. The analytical technique used is a
quantitative descriptive analytical technique where the data analysis put forth is
interpreted in tables and pictures.
The research results reveal that many small enterprises in Semarang still do
not apply an accounting from record until financial report which reported an income

statement, statement of owners’ equity and balance sheet. Small enterprises face

various hindrances in applying accounting including the accounting knowledge
factor, and low level of awareness about the importance of accounting. Therefore, the
training related to small enterprises from government are needed to apply accounting
in their businesses.

Keywords: accounting, small enterprises

v

SARIPATI
Akuntansi untuk Usaha Kecil dapat berguna untuk membantu dalam
mengembangkan bisnis dan proses pelaporan yang sistematis dapat digunakan untuk
mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan melalui pembuatan laporan keuangan,
menghitung pajak berdasarkan kondisi nyata dari perusahaan, memperoleh akses ke
kredit pinjaman, bersama dengan membuat keputusan mengenai masalah-masalah
bisnis yang terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana akuntansi diterapkan oleh Usaha Kecil bersama dengan
kendala dalam penerapan akuntansi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari 90 toko di Semarang
menggunakan metode wawancara dan observasi langsung. Teknik analisis yang

digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dimana analisis data
dikemukakan ditafsirkan dalam bentuk tabel dan gambar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa banyak Usaha Kecil di Semarang
masih belum menerapkan pencatatan akuntansi sampai laporan keuangan yang berisi
laporan laba rugi, laporan ekuitas, dan neraca. Usaha Kecil menghadapi berbagai
kendala dalam menerapkan akuntansi yang termasuk faktor pengetahuan akuntansi,
dan rendahnya tingkat kesadaran tentang pentingnya akuntansi. Oleh karena itu,
pelatihan terkait dengan Usaha Kecil dari pemerintah diperlukan untuk menerapkan
akuntansi dalam bisnis mereka.

Kata Kunci : Akuntansi, Usaha Kecil

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yesus Kristus atas
kemurahanNya dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini
guna memenuhi syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Strata 1 pada
jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menganalisis mengenai pencatatan
akuntansi pada usaha kecil (studi kasus pada usaha kecil di Semarang).
Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran, kritik, dan koreksi
yang membagun guna perbaikan penulisan di kemudian hari. Sehingga karya ilmiah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Salatiga, 17 Desember 2012

Penulis

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus, karena kemurahan dan berkatNya
penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ Pencatatan Akuntansi Pada Usaha
Kecil (Studi Kasus Pada Usaha Kecil di Semarang) “ ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan,
untuk itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian skripsi ini masih
jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun untuk kemajuan bersama.
Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima
kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, PhD selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.
2. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.

viii

3. Ibu Yeterina Widi Nugrahanti,SE.,M.Ak.,Akt. selaku dosen pembimbing,
terimakasih atas segala bimbingan serta kesabarannya dari awal sampai
akhir penulisan skripsi ini.
4. Ibu Elisabeth Penti Kurniawati, SE.,M.Ak selaku wali studi yang telah

memberikan pengarahan, masukan serta bimbingan dalam menjalani
kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
5. Seluruh dosen UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan serta seluruh civitas akademika UKSW.
6. Seluruh keluarga penulis, opa, papa, mama, dan kakak (Debora Sylvia)
yang telah senantiasa memberikan dukungan baik moril dan materiil.
7. Sahabat dan teman-teman, Ci Vega, Ci Dewi, Ci Lala, Elvina, Irine,
Yunita, Liana, Melada, Christina, Kartika, Melysa, Ingrid dan seluruh
teman-teman seperjuangan atas semua dukungan, bantuan, doa dan harihari yang dilalui bersama selama ini.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Akhirnya penulis berharap dan berdoa agar skripsi ini bermanfaat bagi
semuanya, dan semoga segala budi baik, dan bantuan yang penulis terima selama
menyelesaikan skripsi minor ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
Salatiga, 17 Desember 2012
Penulis

ix

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................... iv
ABSTRACT ..................................................................................................................... v
ABSTRAKSI .................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... vii
UCAPAN TERIMAKASIH ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiii
PENDAHULUAN...................................................................................... ..................... 1
LANDASAN TEORI ..................................................................................................... 6
Akuntansi ............................................................................................................... 7
Proses Akuntansi ................................................................................................... 7
Usaha Kecil............................................................................................................. 8

x


Akuntansi Usaha Kecil .......................................................................................... 9
Pencatatan ........................................................................................................... 10
METODE PENELITIAN ............................................................................................. 12
Populasi dan Sampel ........................................................................................... 12
Jenis Data ............................................................................................................. 12
Teknik dan Langkah Analisis............................................................................. 13
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 14
Deskrptif Kuantitatif .......................................................................................... 14
PENUTUP ...................................................................................................................... 26
Kesimpulan ......................................................................................................... 26
Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 27
Saran ..................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 29
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 31
LAMPIRAN ................................................................................................................... 33

xi

DAFTAR TABEL


Tabel 1 Transaksi yang Dicatat oleh Pengelola Usaha Kecil ........................................ 17
Tabel 2 Periodisasi Pencatatan pada Usah Kecil ........................................................... 18
Tabel 3 Pelaporan yang Dibuat Oleh Pengelola Pada Usaha Kecil ............................... 19
Tabel 4 Tujuan Pembuatan Laporan .............................................................................. 22
Tabel 5 Dokumen yang Digunakan oleh Pengelola ....................................................... 23
Tabel 6 Sistem Pencatatan Responden .......................................................................... 24
Tabel 7 Pelatihan Akuntansi .......................................................................................... 25
Tabel 8 Kebutuhan Pelatihan Akuntansi........................................................................ 26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Usaha Kecil .................................................................................................... 16
Gambar 2 Pengelola Usaha ............................................................................................. 16
Gambar 3 Pendidikan Pengelola Usaha .......................................................................... 16
Gambar 4 Lama Berdiri Usaha ....................................................................................... 16

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Profil Usaha Pengelola .............................................................................. 33
Lampiran 2. Besaran Usaha ............................................................................................ 40
Lampiran 3. Pencatatan Usaha ....................................................................................... 47
Lampiran 4. Pelaporan Usaha ........................................................................................ 57
Lampiran 5. Hubungan antara Asset, Jumlah Karyawan dan Omzet Per Bulan ............ 61
Lampiran 6. Pencatatan Transaksi, Pelaporan, Dokumen, dan Periodisasinya ............. 64
Lampiran 7. Sistem Pencatatan Responden .................................................................... 67
Lampiran 8. Pengelola Usaha ......................................................................................... 68
Lampiran 9. Tingkat Pendidikan Pengelola .................................................................... 68
Lampiran 10. Lama Berdiri Usaha dan Ada Tidaknya Dokumen ................................. 69
Lampiran 11. Pelatihan Akuntansi ................................................................................. 71
Lampiran 12. Kebutuhan Pelatihan Akuntansi ............................................................... 71
Lampiran 13. Kuesioner ................................................................................................. 72

xiii

PENDAHULUAN
Usaha Kecil merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu
negara dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khususnya di negara-negara berkembang yang jumlah penduduknya padat, termasuk
Indonesia. Usaha Kecil menyediakan kesempatan kerja dan pendapatan yang cukup
besar bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi salah satu permasalahan yang
dihadapi di Indonesia, yaitu penganggguran.
Jumlah penggangguran di Indonesia sudah mengalami penurunan. Menurut
data BPS per Februari 2012 jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 120,4 juta
orang, bertambah sekitar 3 juta orang dibanding angkatan kerja pada Agustus 2011.
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia mencapai 112,8 juta orang, bertambah
3,1 juta orang dibabanding Agustus 2011.
Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja berpengaruh pada penurunan
tingkat pengangguran. Menurut BPS tingkat pengangguran terbuka pada Februari
2012 sebesar 6,325. Pada Agustus 2012 angka pengaangguran mengalami penurunan
menjadi 6,56% dibandingkan tahun lalu 6,8%.
UKM dan UMKM merupakan salah satu alternatif solusi bagi permasalahan
mengenai pengangguran. Karena, dengan adanya UKM maupun UMKM, penduduk
Indonesia dapat berwirausaha dengan membuka lapangan pekerjaan, selain itu juga
dapat menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah yang menganggur. Oleh karena

1

itu, pemerintah harus mendukung dan memberikan fasilitas bagi warga Indonesia
yang menjalankan usaha mandiri. Salah satu bentuk dukungan pemerintah dapat
diwujudkan dengan memberikan bantuan modal berupa Kredit Usaha Kecil
Menengah (KUKM), dan memberikan pelatihan-pelatihan khusus bagi warga
Indonesia agar penduduk Indonesia memiliki keterampilan yang memadai untuk
membuka usaha mandiri. Dengan demikian, semakin banyak penduduk Indonesia
yang

dapat

berwirausaha

sendiri

membuka

lapangan

pekerjaan,

masalah

pengangguran dapat teratasi.
Menurut data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, pada
tahun 2011 terdapat 55,3 juta UMKM di Indonesia. Jumlah tersebut menyerap 101,72
juta tenaga kerja atau sebesar 97,3% dari total penyerapan angkatan kerja di
Indonesia. Pendapatan UKM menyumbang 57,2% dari total Produk Domestik Bruto
(PDB) Indonesia
(http://www.indotelko.com/2012/09/gairah-menggarap-pasar-ukm/).
Menurut

data

Kementerian

Koperasi

dan

Usaha

Kecil

Menengah

perkembaangan Usaha Kecil tahun 2010 adalah 573.601 unit sedangkan tahun 2011
adalah 602.195 unit naik 28.594 unit (http://www.depkop.go.id/).
Walaupun perkembangan UKM meningkat, namun masih terdapat masalah
dalam pengelolaan dana dan pencatatan akuntansi yang baik. Masalah seputar UKM
di Indonesia menurut penelitian Primiana (2009) yaitu mengenai permodalan yang
kecil sehingga sulit memenuhi pesanan, sulit mendapatkan kredit dari bank, kurang

2

mampu mengadakan pencatatan dan pelaporan yaitu tidak mampu membuat neraca
dan laporan laba-rugi serta tercampurnya antara keuangan perusahaan dengan
keluarga.
Dengan akuntansi yang memadai yang menghasilkan laporan keuangan, maka
Usaha Kecil dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit, mengevaluasi
kinerja, mengetahui posisi keuangan dan menghitung pajak (Warsono, 2010). Hal ini
bisa dilakukan jika unit usaha melakukan sistem akuntansi yang disesuaikan dengan
jenis usahanya. Jika perusahaan belum mampu untuk menciptakan sistem akuntansi
yang baik, minimal unit usaha (kecil dan menengah) melakukan sistem pembukuan
yang baik.
Warren, et al (2006) menyatakan dengan melakukan proses akuntansi akan
menghasilkan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan
keputusan mengenai aktivitas dan kondisi perusahaan. Bagi kreditur, informasi
akuntansi digunakan untuk keamanan dana yang dipinjamkannya dan tingkat
penghasilan yang akan diperolehnya. Bagi manajemen, akuntansi memiliki peranan
penting yaitu dalam hal melindungi harta perusahaan, penyusunan rencana kegiatan
perusahaan di masa yang akan datang, pengukuran penghasilan perusahaan dalam
kurun waktu tertentu dan pengawasan kegiatan perusahaan. Bagi investor, informasi
akuntansi digunakan sebagai tolok ukur tingkat keuntungan yang akan diperolehnya
jika ia membeli saham perusahaan tertentu.

3

Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksitransaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun
manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau
pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007).
Penerapan akuntansi dalam Usaha Kecil sangat diperlukan karena digunakan
untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan keuangan. Dengan sistem pencatatan dan
pelaporan keuangan yang baik dapat mengetahui laporan hasil usaha dan kondisi
Usaha Kecil. Selain itu, akuntansi sangat berguna bagi sebuah usaha diantaranya
dengan pencatatan secara akuntansi dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat
berguna bagi semua pihak. Definisi Laporan Keuangan yaitu laporan yang
menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya,
yaitu kelompok yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan, kelompok yang
berkaitan dengan pengukuran kinerja dan kelompok yang berkaitan dengan
pengukuran cash flow (Endif, 2009).
Informasi akuntansi yang dibutuhkan Usaha Kecil sangat terbatas sekali
karena tidak diharuskan menurut undang-undang atau peraturan. Kurangnya
kemampuan pelaku UKM dalam bidang pengelolaan usaha juga termasuk kendala
yang dihadapi UKM, antara lain rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahaman
pelaku UKM tersebut dalam bidang akuntansi (Benjamin, 1990). Krisdiartiwi

4

menyatakan biasanya pembukuan UKM dilakukan dengan cara-cara sederhana dan
tidak detail (2008).
Semakin berkembangnya usaha, menuntut UKM untuk berhubungan dengan
pihak eksternal perusahaan. Misalnya untuk meningkatkan pendanaan UKM akan
berhubungan dengan pihak bank/lembaga keuangan lainnya. Pihak bank/lembaga
keuangan tersebut biasanya akan mensyaratkan laporan keuangan untuk menilai
kelayakan kredit dari UKM (Kurniawati et al., 2012).
Beberapa penelitian telah dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa praktek
akuntansi Usaha Kecil di Indonesia belum berjalan dengan baik (Suhairi, 2000).
Penelitian dari Kuntati (2006) mengatakan bahwa kebutuhan terhadap penerapan
akuntansi masih rendah dan banyak responden yang belum pernah mengikuti
pelatihan akuntansi.
Penelitian Kurniawati et al., (2010) menyatakan bahwa penerapan akuntansi
Usaha Kecil di Salatiga berdasarkan jenis usaha dagang masih sederhana karena
kendala faktor pendidikan yang rendah dalam hal pengetahuan akunansi dan
kurangnya kesadaran akan pentingnya akuntansi.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
penerapan akuntansi dan kendala yang menghambat penerapan akuntansi pada Usaha
Kecil di Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
akuntansi yang dialakukan pada Usaha Kecil beserta kendalanya dalam penerapan
akuntansi. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kurniawati et al., (2010)

5

tentang Pencatatan Akuntansi Pada Usaha Dagang. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumya adalah jenis usaha yang diteliti usaha dagang, jasa, dan
manufaktur.
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Usaha Kecil, dapat memberikan arti pentingnya akuntansi untuk
perkembangan usahanya.
2. Bagi Dinas Koperasi dan pemerintah, jika dimungkinkan dibuat kebijakan
tentang pencatatan akuntansi dan memberikan pembinaan dan pelatihan
akuntansi.
3. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai gambaran untuk menambah referensi pengetahuan pada Usaha Kecil
di Semarang.
Penelitian ini dilakukan di Semarang dengan pertimbangan bahwa sektor
industri merupakan sektor andalan kota Semarang, khususnya Usaha Kecil dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Menurut data
Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2011, jumlah UKM di Semarang pada tahun
2011 ada sebanyak 11.142 unit naik 1.04% dari tahun 2010 (10.692 unit) dengan
penyerapan tenaga kerja 16.617 naik 1.03% dari tahun 2010 (16.139 orang)
TINJAUAN LITERATUR

6

Akuntansi
Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihakpihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan
(Warren et al.,2006). Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh
pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988),
terutama oleh pelaku bisnis.
Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan
dalam merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan
yang dihadapi perusahaan.
Proses Akuntansi
Proses akuntansi ada empat yaitu pencatatan, penggolongan, pelaporan dan
penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi (Soemarso, 1992). Kegiatan
pencatatan dan penggolongan merupakan proses yang dilakukan secara rutin dan
berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan
dan penganalisaan biasanya hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu (Winata, et
all, 1992). Penganalisaan pada laporan keuangan untuk menilai atau menganalisis
data yang disajikan dalam laporan keuangan dan dapat diketahui kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, kondisi kekayaannya dan kemampuan
perusahaan dalam usahanya.
Ikatan Akuntan Indonesia (2007) dalam Standar Akuntansi Keuangan
mengungkapakan Laporan keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut: 1.

7

Neraca, 2. Laporan Laba Rugi, 3. Laporan Arus Kas, 4. Catatan Atas Laporan
Keuangan, 5. Laporan perubahan Modal (Kekayaan Bersih).
Laporan Laba Rugi melaporkan tentang pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau matching concept yaitu dengan
membandingkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya
beban tersebut (Warren, 2006).
Laporan Perubahan Ekuitas suatu ikhtisar mengenai perubahan pada ekuitas
pemilik yang telah terjadi selama periode waktu tertentu seperti pada bulanan
maupun tahunan.
Neraca merupakan sebuah laporan yang berisi daftar mengenai aset,
kewajiban, dan modal pemilik pada satu periode waktu. Pada umumnya tanggal pada
neraca menggunakan hari pada akhir bulan atau akhir tahun. (Warren, 2006).
Laporan Arus Kas memberikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama
satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan (Kurniawati et al., 2012).
Usaha Kecil
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM, Usaha Kecil
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

8

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil.
Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008, Usaha Kecil dapat didefinisikan
sebagai satu unit usaha yang mempunyai kriteria sebagai berikut:
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:


memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau



memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
Badan Pusat Statistik (BPS) menyusun kategori berdasarkan jumlah tenaga

kerja. Menurut BPS, Usaha Kecil memiliki tenaga kerja 5-19 orang.
Akuntansi Usaha Kecil
Pencatatan akuntansi pada Usaha Kecil mendekati kepada sistem pembukuan,
dengan sistem tata buku tunggal. Dalam tata buku tunggal transaksi-transaksi yang
terjadi pada Usaha Kecil dapat dicatat dalam buku-buku harian dan buku-buku
pembantu. Buku-buku harian mencatat buku penerimaan kas, pengeluaran kas,
penjualan, pembelian, dan memorial. Buku-buku pembantu mencatat buku piutang,

9

utang, dan persedian. Buku-buku tersebut sebenarnya hanya pengganti dari namanama perkiraan (buku besar) dalam akuntansi biasa (Tunggal, 1997).
Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh Usaha Kecil, antara lain pencatatan
transaksi penjualan, pembelian, persediaan, kas masuk, kas keluar, biaya gaji, lainlain. Pelaporan akuntansi, meliputi pelaporan penjualan, pembelian, Laba Rugi,
Perubahan Ekuitas, Dan Neraca (Kurniawati et al., 2010).
Bukan hanya perusahaan yang memerlukan pembukuan, tetapi orang pribadi
pun perlu melakukan pembukuan. Pembukuan bagi orang pribadi bertujuan untuk
mengetahui banyaknya pengeluaran dalam waktu tertentu, juga dapat melakukan
perencanaan keuangan ke depannya (Karyawati, 2008).
Orang pribadi, mungkin belum memerlukan pembukuan yang terlalu formal,
tetapi ketika suatu usaha didirikan, harus mulai melakukan pembukuan secara teratur
dan formal (Karyawati, 2008). Pembukuan dilakukan untuk mengetahui berapa laba
yang dihasilkan, biaya operasi, dan penjualan dalam satu periode tertentu, utang yang
harus dibayar, dan lainnya.
Pencatatan
Pencatatan dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan suatu usaha yang
dapat digunakan untuk mengontrol kondisi bisnis yang sedang dijalankan. Pencatatan
terdiri dari berbagai item yang memiliki kegunaan masing-masing berdasarkan tujuan
pembuatannya, yaitu antara lain catatan penjualan, pembelian, persediaan, kas masuk,

10

kas keluar, biaya gaji dan biaya lain-lain (Kurniawati et al., 2010). Pencatatan yang
dilakukan oleh Usaha Kecil antara lain meliputi:
1. Catatan penjualan yaitu mencatat seluruh transaksi jual yang terjadi.
Berfungsi untuk mempermudah karyawan dan pengelola dalam membuat
laporan penjualan yang nantinya digunakan untuk mengetahui laba yang
dihasilkan, yang merupakan salah satu unsur dalam pembuatan laporan LabaRugi (Kurniawati et al., 2010).
2. Catatan pembelian yaitu mencatat seluruh transaksi beli yang meliputi
pembelian barang-barang yang akan dijual. Berfungsi untuk mengetahui harga
perolehan dari suatu barang. Penting diketahui supaya dapat menentukan
harga jual sehingga tidak menimbulkan kerugian karena harga jual yang
terlalu rendah dari harga perolehan barang (Kurniawati et al., 2010).
3. Catatan persediaan berisi tentang barang-barang yang tersedia ditambah
barang masuk dikurangi barang yang keluar. Catatan ini berfungsi untuk
mengetahui berapa jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan.
4. Catatan kas masuk yaitu mencatat seluruh penerimaan kas dari penjualan.
Berguna untuk mengetahui berapa uang tunai yang dimiliki perusahaan dari
taransaksi penjualan.
5. Catatan kas keluar yaitu mencatat seluruh pengeluaran kas yang berhubungan
dengan keperluan usaha termasuk pembayaran hutang.

11

6. Catatan biaya gaji yaitu mencatat gaji karyawan. Berfungsi membantu
pengelola dalam pengecekan berapa jumlah gaji yang telah dibayar.
7. Catatan biaya lain-lain yaitu biaya yang ditimbulkan dalam kegiatan
operasional usaha yang sifatnya rutin seperti biaya air, listrik, telepon, dan
lain-lain.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah Usaha Kecil di Semarang. Pemilihan responden
dalam penelitian ini adalah pengelola Usaha Kecil (baik pemilik/manajer).
Pengambilan sampel dengan teknik convenience sampling method di mana pemilihan
sampel berdasarkan kriteria Usaha Kecil menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008
dan yang bersedia diwawancara.
Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :


Data primer yaitu berupa hasil wawancara dan kesioner tentang
pencatatan transaksi yang dilakukan pemilik/manajer Usaha Kecil di
Semarang, seperti penjualan, pembelian, persediaan, kas masuk, kas
keluar, biaya-biaya, gaaji, lain-lain, laporan laba rugi, perubahan
ekuitas, dan neraca.

12



Data sekunder yaitu catatan, nota, kwitansi serta dokumen transaksi
usaha yang dimiliki Usaha Kecil.

Teknik dan Langkah Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif pada dasarnya
berfungsi menggambarkan/melukiskan fenomena atau hubungan yang diteliti dengan
sistematis, faktual, dan akurat (Singarimbun dan Effendi, 1989). Di dalam penelitian
ini, metode penelitian deskriptif memberikan gambaran mengenai pencatatan
transaksi dan pelaporan yang dilakukan oleh Usaha Kecil serta kendala-kendala yang
dihadapi dalam menerapkan praktek akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Usaha Kecil sendiri.
Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


Mengklasifikasikan data berdasarkan pencatatan akuntansi (transaksi
penjualan, pembelian, kas masuk, kas keluar, gaji, biaya lain-lain dan
persediaan), pelaporan akuntansi (laporan penjualan, pembelian, Laba
Rugi, Perubahan Ekuitas, Neraca) dan kendala bisnisnya yang
menghambat Usaha Kecil dalam penerapan akuntansi yang sudah
diperoleh melalui wawancara dan kuesioner.



Mengidentifikasikan pencatatan dan pelaporan akuntansi dari setiap
klasifikasi (periode pencatatan tiap hari, tiap minggu, tiap bulan,dan lainlain).

13



Mengidentifikasi tujuan pembuatan pelaporan (manajemen, kredit, pajak,
manajemen dan kredit, manajemen dan pajak).



Mengidentifikasi dokumen yang digunakan (nota penjualan, nota
pembelian, nota penjualan dan pembelian, tidak membuat semuanya).



Mengidentifikasi sistem pencatatan responden (komputerisasi atau
manual).



Mengidentifikasi pelatihan akuntansi dan kebutuhan pelatihan akuntansi
responden.




Mengolah data secara menyeluruh berdasarkan data yang diperoleh.
Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi Usaha Kecil dalam
pengidentifikasian akuntansi.



Membuat kesimpulan secara menyeluruh atas data yang diperoleh
tersebut sehingga menghasilkan informasi yang menjawab persoalan
penelitian.

Analisis Data dan Pembahasan
Obyek dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil yang dikelompokkan menjadi
3 usaha, yaitu usaha dagang, jasa, dan manufaktur yang ada di Semarang yang
memenuhi kriteria sebagai Usaha Kecil sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2008
tentang UMKM dan yang bersedia diwawancara.
Dari berbagai toko yang ada di kota Semarang diambil beberapa sampel yang
akan dijadikan sumber penelitian ini untuk mewakili populasi Usaha Kecil yang ada
14

di Semarang. Pengambilan sampel didasarkan pada rules of thumb yang diutarakan
oleh Roscoe yakni ukuran sampel yang layak adalah berkisar antara 30-500
(Supramono dan Utami, 2003).
Berdasarkan sampel yang dijadikan objek penelitian sebagai berikut :




yang disurvey
yang menolak melakukan wawancara dan menjawab
kuesioner



(100)

(10)
───

yang memenuhi kriteria

(90)

Profil Usaha Kecil
Dari 90 sampel Usaha Kecil terdapat 38 sampel usaha dagang, 40 sampel
usaha jasa, dan 12 sampel usaha manufaktur. Dari 90 sampel usaha kecil di
Semarang, 79 responden dikelola oleh pemilik sendiri (88%) yang mempunyai latar
belakang pendidikan pengelola paling banyak lulusan setingkat SMA/SMK ada 32
responden (36%). Berdasarkan lama berdiri usaha, yang paling banyak antara 1 tahun
sampai dengan 5 tahun ada 47 responden (52%).

15

Usaha Kecil
Usaha Dagang

Usaha Jasa

Pengelola Usaha
12%

Usaha Manufaktur
Dikelola
Sendiri

13%
42%
88%

45%

Pendidikan Pengelola
Usaha

Dikelola
Karyawan

Lama Berdiri Usaha
2%
2%
1-5 th

S1
SD
11% 19%

8%

6-10 th

11%

11-15 th
52%

SMA
36%

25%
SMP
34%

16-20 th
21-25 th
> 26 th

Penerapan Akuntansi
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden

mengenai

pencatatan yang mereka lakukan, berikut hasil yang diperoleh dan disajikan dalam
bentuk tabel di bawah ini:

16

Tabel 1 Transaksi yang dicatat oleh Pengelola Usaha Kecil

No
1
2

Transaksi
yang
Dicatat

Penjualan
Pembelian
Kas
3 Masuk
Kas
4 Keluar
Biaya
Selain
5 Gaji
6 Gaji
7 Persediaan
Total
Responden

Dagang
Jasa
Tidak
Tidak
Mencatat
Mencatat
Mencatat
Mencatat
Jml % Jml % Jml % Jml %
35 92
3
8
32
80
8
20
36 95
2
5
25
63
15
38

Manufaktur
Tidak
Mencatat
Mencatat
Jml % Jml %
8
67
4
33
9
75
3
25

35

92

3

8

32

80

8

20

8

67

4

33

35

92

3

8

32

80

8

20

8

67

4

33

12
9
25

32
24
66

26
29
13

68
76
34

13
18
14

33
45
35

27
22
26

68
55
65

6
7
8

50
58
67

6
5
4

50
42
33

38

38

40

40

12

12

Dari tabel 1 terlihat bahwa pada usaha dagang, jasa, dan manufaktur transaksi
penjualan dan pembelian paling banyak dicatat. Responden beranggapan bahwa
dengan mencatat penjualan, maka dapat langsung mengetahui berapa jumlah
pendapatan selama 1 hari, sebagai bukti bahwa penjualan benar-benar terjadi, untuk
mencocokkan dengan kas masuk Responden mencatat pembelian sebagai bukti
berapa kas yang telah dikeluarkan dan hutang yang masih harus dibayar untuk
dicocokkan dengan barang yang telah dibeli. Kas masuk dan kas keluar juga banyak
dicatat, karena dari kas masuk dan kas keluar dapat melihat seberapa besar untung
ruginya, juga dapat mengontrol pendapatan dan pengeluaran setiap hari.

17

Persediaan sering dicatat karena untuk mengetahui kapan harus membeli
barang jika persediaan hampir habis. Transaksi biaya gaji pada perusahaan dagang,
jasa, dan manufaktur jarang dicatat. Hal ini disebabkan karena biaya gaji untuk
karyawan tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk setiap bulannya
sehingga mereka mudah mengingat dan juga karena jumlah karyawan yang sedikit.
Biaya lain-lain (listrik, air, telepon) jarang dicatat karena sudah ada bukti
pembayaran. Persediaan pada perusaahaan jasa jarang dicatat karena persediaan
sering digunakan sehingga tidak terlalu penting untuk dicatat.
Periodisasi pencatatan yang dilakukan pengelola Usaha Kecil ditunjukkan
oleh tabel di bawah ini:
Tabel 2 Periodisasi Pencatatan

Perio
disas
i

Tiap
Hari

Penjualan

Pembelian

D

J

M

35

33

6

D

Tiap
Ming
gu
Tiap
Bula
n

Kas Keluar

Biaya Selain
Gaji

J

M

D

J

M

D

J

M

D

J

M

8

2

35

32

6

35

32

6

11

11

6

Gaji

D

J

Persediaan

M

4

2

LainLain
Total
Resp
onde
n
yang
Menc
atat

Kas Masuk

35

33

6

36

12

5

36

24

7

35

32

6

35

32

6

11

13

6

D

J

M

8

5

3

16

6

1

8

16

7

1

3

3

8

16

7

25

14

7

18

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa penjualan, kas masuk, dank as keluar
dicatat setiap hari. Yang perlu diperhatikan adalah pembelian yang berkaitan dengan
catatan persediaan. Pembelian dilakukan saat barang yang dijual habis dan
periodisasinya tidak ditentukan dengan pasti karena bergantung dengan jumlah
barang yang masih tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa catatan mengenai jumlah
persediaan sangat dibutuhkan untuk memperlancar bisnis yang dijalankan. Oleh
karena itu, maka persediaan sering dicatat untuk mengetahui kapan harus membeli
barang jika persediaan hampir habis.
Biaya gaji jarang dicatat. Hal ini disebabkan karena biaya gaji untuk
karyawan tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk setiap bulannya
sehingga mereka mudah mengingat dan juga karena jumlah karyawan yang sedikit.
Pelaporan
Pelaporan yang dibuat Usaha Kecil di Semarang, antara lain :
Tabel 3 Pelaporan yang Dibuat Pengelola
Laporan yang
Dibuat
Pengelola

Membuat Laporan
Jasa
Dagang
Manufaktur
Jumlah % Jumlah
%
Jumlah
%

Laporan
Penjualaan

21

55%

15

38%

7

58%

Laporan
Pembelian

21

55%

16

40%

7

58%

10

25%

2

17%

4

10%

2

17%

4

10%

2

17%

Laba/Rugi
Perubahan
Ekuitas
Neraca

19

Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa tidak semua responden yang
melakukan pencatatan juga membuat laporan. Terbukti bahwa pada usaha dagang
jumlah responden yang mencatat penjualan dan pembelian berjumlah 35 responden
hanya 21 responden (55%) yang membuat laporan per periode masing-masing.
Penjualan dan pembelian yang dibuat laporan menggambarkan bahwa laporan yang
mereka buat mencerminkan tujuannya yaitu untuk keperluan internal manajemen
dalam usaha mereka. 38 responden tidak membuat laporan keuangan karena usaha
dikelola sendiri, usaha masih sederhana sehingga tidak perlu membuat laporan, dari
nota penjualan dan pembelian, kas masuk, juga kas keluar sudah tahu apakah
usahanya laba atau rugi.
Pada usaha Jasa jumlah responden yang mencatat penjualan ada 32 responden
hanya 15 responden yang membuat pelaporan. Dari 25 responden yang mencatat
pembelian hanya 16 responden yang membuat laporan per periode masing-masing
karena usaha dikelola sendiri sehingga tidak perlu membuat laporan, dari nota
penjualan dan pembelian, kas masuk, juga kas keluar sudah tahu apakah usahanya
laba atau rugi.
Penjualan dan pembelian yang dibuat laporan menggambarkan bahwa
laporan yang mereka buat mencerminkan tujuannya yaitu untuk keperluan internal
manajemen dalam usaha mereka. Responden beranggapan bahwa pada laporan
penjualan mereka melihat apakah usahanya telah mengalami kemajuan dalam

20

meningkatkan laba, omzet, dan assetnya untuk perkembangan usahanya, sedangakan
laporan pembelian dibuat untuk mengecek barang apa saja yang masih tersedia.
Dari 40 responden usaha jasa, yang membuat laporan Laba/Rugi, Perubahan
Ekuitas, dan Neraca hanya 4 responden (10%). Selama ini para pengelola mengetahui
adanya laba atau rugi diperoleh dari selisih antara harga penjualan dan pembelian.
Jika selisih dari harga penjualan dan pembelian positif menunjukan laba, jika selisih
dari harga penjualan dan pembelian negatif menunjukan rugi, kalau ada laba berarti
modal bertambah dan jika rugi maka modal berkurang, para pengelola tidak
mempunyai neraca, tetapi mengetahui kekayaan hanya pada kas dan laporan
persediaan.
Pada usaha Manufaktur dari 12 responden yang mencatat penjualan dan
pembelian ada 7 responden yang membuat laporan per periode masing-masing. 5
Penjualan dan pembelian yang dibuat laporan menggambarkan bahwa laporan yang
mereka buat mencerminkan tujuannya yaitu untuk keperluan internal manajemen
dalam usaha mereka.
Dari 12 responden usaha manufaktur, yang membuat laporan Laba/Rugi,
Perubahan Ekuitas, dan Neraca hanya 2 responden (17%) dengan tujuan untuk
keperluan peminjaman kredit karena omzet per bulan cukup besar. Selama ini para
pengelola mengetahui adanya laba atau rugi diperoleh dari selisih antara harga
penjualan dan harga pembelian. Jika selisih dari harga penjualan dan pembelian
positif menunjukan laba, jika selisih dari harga penjualan dan pembelian negatif

21

menunjukan rugi, kalau ada laba berarti modal bertambah dan seandainya kalau rugi
maka modal berkurang, para pengelola tidak mempunyai neraca, tetapi mengetahui
kekayaan hanya pada kas dan laporan persediaan.
Menurut penelitian Kurniawati, et al (2010) mengatakan bahwa responden
yang membuat laopran penjualan, pembelian, Laba Rugi, Perubahan Ekuitas, dan
Neraca untuk keperluaan internal manajemen pada usaha mereka.
Tabel 4 Tujuan Pembuatan Laporan
Tujuan
Manajemen
Kredit
Pajak
Manajemen dan
Kredit
Manajemen dan
Pajak
Manajemen, Kredit,
dan Pajak
Total

Responden
Absolut
29
0
0

%
63%
0%
0%

17

37%

0

0%

0

0%

46

100%

Tabel 4 menunjukkan bahwa tujuan pelaporan yang dibuat masih sangat
sederhana yaitu untuk pengelolaan usaha dan untuk keperluan manajemen usaha

sendiri. Sedangkan untuk keperluan manajemen dan kredit (37%). Peminjaman kredit
dilakukan untuk beberapa perusahaan mempunyai omzet penjualan yang tinggi
seperti toko mebel, toko kain, toko bangunan, cetak foto, dan restoran.
Dokumen yang dibuat oleh Usaha Kecil di Semarang, antara lain:

22

Tabel 5 Dokumen yang Digunakan Pengelola
Keterangan
Nota
Penjualan
Nota
Pembelian
Nota
Penjualan dan
Pembelian
Tidak
Membuat
Semuanya
Total

Dagang
Jumlah
%

Jasa
Jumlah
%
14

9

24%

21

Manufaktur
Jumlah
%

35%

3

8%

15

38%

11

92%

9

23%

1

8%

40

100%

12

100%

55%
8
38

21%
100%

Dari tabel diatas usaha dagang yang menggunakan nota penjualan dan nota
pembelian ada 19 responden (50%) dan ada 13 responden (34%) yang hanya
menggunakan nota pembelian. Usaha jasa yang mengunakan nota penjualan dan
pembelian ada 14 responden (35%) dan ada 3 responden (8%) yang hanya
menggunakan nota pembelian. Usaha manufaktur yang mengunakan nota penjualan
dan pembelian ada 11 responden (92%). Nota penjualan ini digunakan oleh pemilik
usaha untuk mengetahui jumlah yang harus dibayar konsumen, bukti jika ada
kesalahan pembayaran dan mengetahui berapa kas yang diterima pada tiap transaksi.
Nota pembelian digunakan oleh pemilik usaha untuk mencatat persediaan yang telah
dibeli dan mengetahui berapa banyak kas yang keluar untuk perkembangan usahanya.
Sistem Pencatatan Reponden
Untuk mengetahui pencatatan responden, maka penulis menanyakan apa
pencatatan secara komputerisasi atau manual yang dapat dilihat dalam tabel di bawah
23

ini. Komputerisasi yang dimaksud adalah pemakaian komputer sebagai alat bantu
penyelesaian tugas sebagai pengganti penyelesaian secara manual.
Tabel 6 Sistem Pencatatan Responden

No
1
2

Keterangan
Komputerisasi
Manual
Total

Jumlah
Responden
24
66
90

Persentase
27%
73%
100%

Dilihat dari pencatatan responden, 66 responden menggunakan pencatatan
secara manual dan 24 responden yang menggunakan sistem yang terkomputerisasi.
Berdasarkan wawancara penulis, responden masih menggunakan pencatatan secara
manual karena penggunaan komputer yang rumit dan usaha masih dikelola sendiri
jadi cukup dengan menggunakan kalkulator. Para pengelola yang menggunakan
sistem terkomputerisasi beranggapan akan dapat mengurangi resiko kesalahan dalam
perhitugan.
Pelatihan Akuntansi
Pelatihan akuntansi yang dimaksud adalah pelatihan akuntansi yang
diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun lembaga
pendidikan tinggi, atau balai pelatihan departemen atau dinas tertentu.
Berikut data yang menyatakan pernah mengikuti pelatihan akuntansi dan belum
pernah mendapat pelatihan akuntansi:
Tabel 7 Pelatihan Akuntansi

24

No
1
2

Keterangan
Pernah Ikut
Tidak Pernah
Total
Kendala

Jumlah
Responden
5
85
90

Persentase
6%
94%
100%

Beberapa kendala yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah sehingga
mereka tidak menerapkan akuntansi adalah karena minimnya pengetahuan tentang
pencatatan akuntansi dan kurangnya kesadaran akan pentingnya akuntansi dalam
suatu bisnis yang mereka jalankan terbukti dari rendahnya tingkat kebutuhan
akuntansi. Bagi beberapa perusahaan yang usahanya dimiliki sendiri, punya
kecenderungan berpikir hanya sebatas “bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga”
menjadi gaya hidup yang menghambat berkembangnya perusahaan (sumber:
wawancara).
Berikut data yang menyatakan tingkat kebutuhan pelatihan akuntansi:
Tabel 8. Kebutuhan Pelatihan Akuntansi

No
1
2

Keterangan
Butuh
Tidak Butuh
Total

Jumlah
Responden
5
85
90

Persentase
6%
94%
100%

Dari 90 perusahaan yang diteliti, terdapat 13 responden yang tidak membuat
pencatatan dengan alasan usaha tersebut masih sederhana, dikelola sendiri, dan hanya
untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga mereka tidak melakukan pencatatan
dan pelaporan.

25

Keterbatasan ilmu tentang akuntansi mempengaruhi keputusan pengusaha
untuk menerapkan pencatatan akuntansi. Mereka yang sudah lama mendirikan usaha
lebih nyaman melakukan pencatatan berdasarkan pengalaman. Keterbatasan inilah
yang membuat mereka kurang mampu mengadakan perencanaan, pencatatan dan
pelaporan (Primiana, 2009).
Penutup
Kesimpulan
Dari hasil penilitian melalui pembahasan yang diuraikan di atas dapat
disimpulkan bahwa Usaha Kecil di Semarang sebenarnya sudah menerapkan
akuntansi secara sederhana seperti melakukan pencatatan penjualan, pembelian,
persediaan, kas masuk, kas keluar, biaya gaji dan biaya lain-lain juga membuat
laporan penjualan, pembelian, Laba Rugi, Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Usaha Jasa
dan Manufaktur lebih maju dalam penerapan akuntansi karena beberapa responden
sudah membuat laporan keuangan dibandingkan pada usaha dagang yang hanya
melakukan pencatatan.
Namun akuntansi yang diterapkan belum optimal, yaitu dari membuat
pencatatan sampai dengan pelaporan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
kendala yang dihadapi yaitu:
1. Minimnya pengetahuan tentang pencatatan akuntansi.
2. Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya akuntansi terbukti dari
rendahnya tingkat kebutuhan akuntansi.

26

Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah banyak responden yang menolak
untuk diwawancarai dan tidak mau menjawab pertanyaan yang diajukan penulis.
Sebagian responden kurang terbuka untuk mengungkapkan secara pasti mengenai
omzet dan asset mereka.
Saran
Dalam penelitian mendatang disarankan untuk meneliti tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pencatatan akuntansi, hubungan asset, omzet, dan pencatatan,
juga dapat dilakukan kerja sama dengan pihak pemerintah khususnya Dinas Koperasi
dan UMKM dimana tugas mereka melakukan pembinaan usaha.
Saran yang penulis ajukan yaitu sebaiknya UKM menerapkan akuntansi
dimulai dengan pencatatan yang sederhana, seperti mencatat penjualan, pembelian,
persediaan, penerimaan kas, pengeluaran kas, dan biaya-biaya yang sangat membantu
dalam aktivitas usaha. Dengan menerapkan akuntansi yang menghasilkan laporan
keuangan, maka UKM memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha dan
mempermudah peminjaman kredit. Bagi pemerintah dan Dinas Koperasi dapat
memberikan pelatihan-pelatihan khusus akuntansi dan pembinaan tentang Usaha
Kecil agar Usaha Kecil dan Dinas Koperasi bisa saling bekerjasama dalam
perkembangan Usaha Kecil di Semarang.

27

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB)
Tahun 2010-2011, yang diunduh dari http://www.depkop.go.id/ pada
tanggal 20 Desember 2012.
Anonim,

2012.

Gairah

Menggarap

UKM,

yang

diunduh

dari

http://www.indotelko.com/2012/09/gairah-menggarap-pasar-ukm/
pada tanggal 16 November 2012.
Anonim, 2012. UKM Berpotensi Meningkatkan Pendapatan Negara, yang diunduh
dari http://www.depkeu.go.id/ pada tanggal 17 Desember 2012.
Benyamin, W. P., 1990, “Laporan Keuangan (Ikhtisar Akuntansi) Perusahaan Kecil”
dalam Prosiding AkuntanNasional, Surabaya.
Holmess, Scott and Des Nicholls, 1988, ″An Analysis of the Use of Accounting By
Australian Small Business″, Journal of Small Business Management.
Karyawati, Golrida, 2008, Akuntansi Usaha Kecil Untuk Berkembang, PT
RajaGrafindo, Jakarta.
Krisdiartiwi, Mamik, 2008, Pembukuan Sederhana untuk UKM, Media Pressindo,
Yogyakarta.
Kuntatui, Fifid Afti, 2006, Identifikasi Pencatatan Akuntansi (Studi Kasus Pada
Usaha Kecil Di Semarang).
Kurniawati, Elisabeth Penti, Paskah Ika Nugroho, dan Diyan Setiawati, 2010,
Penerapan Akuntansi Untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Studi Kasus Pada Usaha Dagang Kota Salatiga, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Satya Wacana, Salatiga.
Kurniawati, Elisabeth Penti, dan Hermon Adhy Putra, 2012, Penyusunan Laporan
Keuangan Untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Berbasis
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

28

(SAK ETAP), Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Satya
Wacana, Salatiga.
Nanawi dan Martini. 2004. Penelitian Terapan . Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Primiana, I. (2009). Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri . Bandung: Alfa
Beta.
Singarimbun dan Effendi, 1989, “Metodologi penelitian” vol: 2
Soemarso, SR, 1992, Akuntansi Suatu Pengantar, edisi empat, Rineka Cipta,
Jakarta.
Supramono, dan Intiyas Utami, 2003, Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi
dan Keuangan, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga.
Tunggal, Amin Widjaja, 1997, Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil dan
Menengah, PT Rineka Cipta, Jakarta.
UU/No.20/2008/tentang “UMKM”.
Warren, Carl S, James M. Reeve and Philip E. Fess, 2005, Pengantar Akuntansi,
edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.
Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M.Arsyadi Ridha, 2010. Akuntansi UMKM
Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan. Asgard Chapter

Yogyakarta.
Widjayanto, Nugroho, 2001, Pengertian Sistem Informasi Akuntansi, Retrieved 27
February, 2012, from http://repository.usu.ac.id.
Williams, L,K.; Richard, C.Chen; Michael, G.; Tearney, 1989, ”Accounting
Standarts: Overkill for Small Business?”, The National Public
Accountant.
Winata, Lanita, et all., 1992, Pengantar Akuntansi 1, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

29

RIWAYAT HIDUP
Nama

: Shella Pramudhyta Septarini Tjandramulya

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/Tanggal lahir

: Semarang, 11 September 1991