T1 232010113 Full text

Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk
memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, pengguna laporan untuk
pengambilan keputusan bisnis. Bagi pihak manajemen, laporan keuangan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan rencana kegiatan perusahaan untuk
periode yang akan datang. Sedangkan bagi investor laporan keuangan merupakan salah
satu informasi yang sangat penting untuk mengambil keputusan. Informasi yang terdapat
dalam laporan keuangan memberi dasar bagi manajemen untuk membuat perencanaan.
Dengan demikian, informasi yang tersedia dalam laporan keuangan sangat penting bagi
investor dan manajemen sehingga harus dapat diandalkan (Kusumastuti, 2012).
Kecurangan umumnya terjadi karena tekanan untuk melakukan penyelewengan atau
dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada. Dalam kecurangan tindakan yang
biasa dilakukan di antaranya adalah memanipulasi pencatatan, penghilangan dokumen,
dan mark-up yang merugikan keuangan. Dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh
kecurangan akuntansi tidak dapat dihindarkan. Perusahaan akan menderita kerugian yang
signifikan karena hal tersebut. Kecurangan akuntansi biasanya dipicu oleh perusahaan
yang ingin agar laporan keuangannya terlihat baik (Rahmawati dan Sutikno, 2011).
Kecenderungan kecurangan akuntansi merupakan kesengajaan untuk melakukan
tindakan penghilangan atau penambahan jumlah tertentu sehingga terjadi salah saji dalam
laporan keuangan. Namun, kesempatan untuk melalukan kecurangan tergantung pada
kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Secara umum, manajer suatu organisasi

atau perusahaan mempunyai kesempatan lebih besar untuk melakukan kecurangan
daripada pegawainya. Biasanya pihak manajer melakukan kecurangan untuk kepentingan
perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan,

1

sedangkan pegawai melakukan kecurangan bertujuan untuk keuntungan individu,
misalnya salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (Rahmawati dan Soetikno, 2012).
Mengingat pentingnya laporan keuangan suatu perusahaan, maka laporan keuangan
harus disusun sebaik mungkin sesuai dengan data yang akurat sesuai aturan akuntansi
yang berlaku. Menurut PSAK No.01 tentang Penyajian Laporan Keuangan revisi tahun
2009 Paragraf ke 24 menyebutkan tentang karakteristik kualitatif laporan keuangan yang
merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi
pemakai, yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Dalam
penelitian sebelumnya terdapat variabel pengendalian internal, moralitas manajemen
(Puspasari dan Suwardi, 2012), ketaatan aturan akuntansi, kesesuaian kompensasi
(Rahmawati dan Soetikno, 2012), asimetris informasi, dan perilaku tidak etis
(Thoyibatun, 2012).
Dari ketiga penelitian tersebut semuanya terbingkai oleh teori keagenan serta
hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah langsung pada kecurangan akuntansi.

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, tidak ditemukan bahwa variabel seperti
asimetris informasi, pengendalian internal, ketaatan terhadap aturan akuntansi, dan
moralitas berpengaruh secara konsisten terhadap kecurangan akuntansi. Selanjutnya
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teori tindakan beralasan yang berisi
variabel sikap terhadap perilaku, norma subjektif, niat untuk melakukan perilaku (sebagai
mediator), dan perilaku.
Menurut Kraus (1995) dalam buku Psikologi Sosial (Taylor et al, 2009)
menyebutkan bahwa sikap yang stabil, sikap yang penting, sikap yang mudah diakses,
sikap yang yang dibentuk melalui pengalaman langsung, sikap tentang seseorang yang
sudah pasti dan sikap yang menunjukkan konsistensi tinggi antara kognisi dan efek
kemungkinan besar akan sesuai dengan perilaku. Teori tindakan beralasan digunakan
2

karena akan melihat konsistensi pengaruh sikap dan perilaku, selain itu terdapat variabel
niat untuk melakukan kecurangan akuntansi yang akan dilihat seberapa pentingnya dalam
mempengaruhi kecurangan akuntansi karena dalam penelitian sebelumnya belum terlihat
digunakan.
Sikap merupakan keyakinan seseorang tentang hasil yang akan ditimbulkan dari
keterlibatan dalam perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku mengacu pada persepsi
keinginan pribadi untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1988). Ajzen (1991) menjelaskan

norma subjektif (subjective norms) sebagai pengaruh dari referensi orang lain. Niat
perilaku masih merupakan suatu niat yang berupa keinginan untuk melakukan suatu
perilaku, sementara perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Sikap
seseorang yang dikombinasikan dengan norma-norma subyektifnya akan membentuk
minat perilakunya (Jogiyanto, 2007).

3

Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat permasalahan
yang ada dari penelitian-penelitian sebelumnya. Adanya ketidak konsistenan pengaruh
variabel seperti asimetris informasi, pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi dan
moralitas manajemen terhadap kecurangan akuntansi, yang mana dari penelitian
Puspasari dan Suwardi (2012) misalnya terdapat pengaruh yang positif antara moralitas
manajemen terhadap kecurangan akuntansi dan penelitian tersebut terbingkai oleh teori
keagenan. Dalam penelitian yang akan dilakukan digunakan teori tindakan beralasan
karena ingin melihat pentingnya variabel niat untuk melakukan kecurangan dalam
mempengaruhi kecurangan akuntansi serta konsistensi sikap terhadap perilaku
mempengaruhi perilaku dan juga melihat faktor yang mempengaruhi kecurangan
akuntansi.


Persoalan Penelitian
Dari latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka terdapat
persoalan yang muncul sebagai berikut :
1.

Apakah sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi?

2.

Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi?

3.

Apakah sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap niat untuk melakukan
kecurangan akuntansi?

4.

Apakah norma subjektif berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan

akuntansi?

5.

Apakah niat perilaku untuk melakukan kecurangan akuntansi berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi?

4

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan teori tindakan beralasan dengan tujuan :
1.

Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecurangan akuntansi.

2.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai pentingnya niat
untuk melakukan kecurangan akuntansi.


3.

Melihat apakah sikap terhadap perilaku selalu konsisten mempengaruhi
perilakunya.

Dari beberapa penelitian tentang kecurangan akuntansi yang pernah dilakukan oleh
Puspasari dan Suwardi (2012) serta Rahmawati dan Soetikno (2012), teori keagenan
digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.

Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini membantu karyawan dan manajemen untuk dapat
mengetahui lebih jauh akan faktor yang dapat mempengaruhi berbagai kecurangan
akuntansi yang terjadi dan dengan adanya penelitian ini diharapkan mereka akan
lebih sadar terhadap kecurangan yang terjadi.
2. Manfaat Praktis : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
manajemen perusahaan dan diharapkan dapat lebih memperhatikan kualitas sumber
daya manusia yang digunakan serta dapat mengembangkan dan mensosialisasikan
konsep kecurangan akuntansi dengan lebih memperhatikan sikap karyawan ataupun
orang yang memiliki pengaruh dalam perusahaan. Dengan demikian, mereka dapat
membentuk perilaku karyawan dengan baik.


5

Kerangka Teoritis
Teori Tindakan Beralasan
Model teori tindakan beralasan dikembangkan oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein
pada tahun 1980. Jogiyanto (2007) memaparkan bahwa Teori Tindakan Beralasan atau
Theory of Reasoned Action (TRA) lahir dikarenakan hasil-hasil penelitian yang menguji
teori sikap kurang berhasil. Hasil-hasil penelitian yang menguji model ini dinyatakan
kurang berhasil karena banyaknya ditemukan hasil hubungan yang tidak signifikan antara
pengukuran-pengukuran sikap dengan kinerja dari perilaku sukarela yang dikehendaki
(Hasyim, 2012). Teori tindakan beralasan mengusulkan bahwa perilaku merupakan
fungsi dari niat dan niat perilaku merupakan fungsi dari sikap dan norma-norma
subyektif.

Sumber: Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975).

Gambar 2.1. Theory of Reasoned Action
Menurut teori ini, niat perilaku dan perilaku merupakan dua hal yang berbeda. Niat
perilaku masih merupakan suatu niat yang berupa keinginan untuk melakukan suatu

perilaku, sementara perilaku adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Sikap
seseorang yang dikombinasikan dengan norma-norma subyektifnya akan membentuk
minat perilakunya (Jogiyanto, 2007).

6

Sikap terhadap perilaku ditentukan dua hal yaitu kepercayaan atau keyakinan tentang
konsekuensi-konsekuensi dari perilaku dan evaluasi terhadap konsekuensi-konsekuensi
tersebut untuk diri subjek itu sendiri (Sarwono, 1999). Norma subjektif juga ditentukan
oleh dua hal yaitu yang pertama pendapat tokoh atau orang lain yang penting yang
berpengaruh atau tokoh panutan tentang apakah subjek perlu, harus, atau dilarang
melakukan perilaku yang sedang diteliti dan yang kedua adalah seberapa jauh subjek
akan mengikuti perilaku orang lain tersebut (Sarwono, 1999). Dari teori di atas, kedua
variabel sikap terhadap perilaku dan norma subjektif akan membentuk niat perilakunya.
Apabila niat sudah terbentuk maka niat untuk melakukan kecurangan akuntansi akan
mempengaruhi perilaku untuk melakukan kecurangan akuntansi.
Kecurangan Akuntansi
IAI (2001) menjelaskan kecurangan akuntansi sebagai:
a. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan yaitu salah saji atau
penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk

mengelabuhi pemakai laporan keuangan,

b. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali
disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva
entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas
dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang,
pencurian aktiva, atau tindakan yang menyebabkan entitas membayar barang atau jasa
yang tidak diterima oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat
disertai dengan catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat
menyangkut satu atau lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

7

Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah kecurangan dalam pelaporan
keuangan yang di dalamnya berisi salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah
atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan
keuangan. Model awal dari Reasoned Action Theory adalah variabel sikap terhadap
perilaku dan norma subjektif mempengaruhi niat perilaku terlebih dahulu dan niat
perilaku akan mempengaruhi perilaku, dalam pengembangan penelitian ini tetap

menggunakan model awal akan tetapi juga akan melihat pengaruh sikap terhadap perilaku
dan norma subjektif ketika tidak melewati variabel niat untuk melakukan kecurangan.
Banyak minat terhadap sikap berasal dari asumsi bahwa sikap mempengaruhi
perilaku. Namun dalam banyak kasus, perilaku tidak selalu lahir dari sikap. Tingkat
pengaruh sikap terhadap perilaku adalah salah satu kontroversi penting dalam riset
tentang sikap (Taylor et al. 2009). Berangkat dari itu maka menariklah bahwa variabel
sikap terhadap perilaku juga diuji apakah juga dapat langsung berpengaruh ketika
dihubungkan dengan variabel perilaku, yang dalam penelitian ini adalah kecurangan
akuntansi.

8

Rumusan Hipotesis
Penelitian yang dilakukan Thoyibatun (2012) ditemukan hubungan antara ketaatan
aturan akuntansi dengan kecurangan akuntansi, akan tetapi menghasilkan hasil yang tidak
konsisten. Sikap terhadap perilaku ditentukan dua hal yaitu kepercayaan atau keyakinan
tentang konsekuensi-konsekuensi dari perilaku dan evaluasi terhadap konsekuensikonsekuensi tersebut untuk diri subjek itu sendiri (Sarwono, 1999). Jika dikaitkan dengan
kecurangan akuntansi yang berisi salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan maka


sikap dapat dikaitkan dengan kecurangan akuntansi karena mengandung suatu cara
tertentu untuk bertingkah laku, sehingga timbul hipotesis sebagai berikut :
H1 : Sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.
Norma subjektif adalah prediktor lain niat perilaku dari kecurangan akuntansi.
Norma subjektif juga ditentukan oleh dua hal yaitu yang pertama pendapat tokoh atau
orang lain yang penting yang berpengaruh atau tokoh panutan tentang apakah subjek
perlu, harus, atau dilarang melakukan perilaku yang sedang diteliti dan yang kedua
adalah seberapa jauh subjek akan mengikuti perilaku orang lain tersebut (Sarwono,
1999). Hal ini dapat dikatakan bahwa mereka biasanya meminta pendapat dahulu
sebelum mengambil keputusan. Dalam suatu perusahaan atau instansi moralitas
manajemen sangat berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi yang
mungkin timbul dalam perusahaan (Kusumastuti, 2012). Norma subjektif dan kecurangan
akuntansi dapat dikaitkan karena keduanya merupakan penilaian rasional tentang
dilakukan atau tidaknya perilaku tertentu yang dinilai baik atau buruk, sehingga terbentuk
hipotesis sebagai berikut :
H2 : Norma subjektif berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi.

9

Niat perilaku merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu faktor pribadi
(personal) yang disebut sikap terhadap perilaku (attitude towards the behavior) dan
pengaruh tekanan sosial yang disebut norma subyektif (subjective norm). Diungkapkan
pula oleh Jogiyanto (2007), teori Reasoned Action menunjukkan bahwa niat perilaku
adalah suatu fungsi dari sikap (attitude) dan norma-norma subyektif (subjective norms)
terhadap perilaku. Sehingga dapat membentuk hipotesis sebagai berikut :
H3 : Sikap terhadap perilaku berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan
akuntansi.
Hal ini berarti bahwa niat seseorang untuk melakukan perilaku ditentukan oleh
sikapnya terhadap perilakunya dan bagaimana dia berpikir orang lain akan menilainya
jika dia melakukan perilaku tersebut (atau disebut juga dengan norma-norma subyektif).
Norma subyektif akan membentuk niat perilaku. Sehingga jika digambarkan akan
membentuk hipotesis sebagai berikut :
H4 : Norma subjektif berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan
akuntansi.
Niat perilaku didefinisikan sebagai probabilitas subjektif individu dalam
menentukan pilihan atas berbagai alternatif perilaku. Niat perilaku masih merupakan
suatu niat yang berupa keinginan untuk melakukan suatu perilaku, sementara perilaku
adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. Sikap seseorang yang
dikombinasikan dengan norma-norma subyektifnya akan membentuk minat perilakunya
(Jogiyanto, 2007). Intensi untuk perilaku merupakan fungsi dari dua determinan dasar,
yaitu pertama sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan kedua
adalah persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku yang bersangkutan yang disebut dengan norma subjektif.

10

Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu
perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang
lain ingin agar orang lain melakukannya (Aryani, 2010). Dalam teori Reasoned Action
terdapat variabel intensi atau niat, dalam penelitian ini juga akan melihat pengaruh niat
terhadap kecurangan akuntansi sehingga terbentuk hipotesis sebagai berikut :
H5 : Niat untuk melakukan kecurangan akuntansi berpengaruh terhadap kecurangan
akuntansi.
Dari hipotesis yang telah terbentuk maka dapat digambarkan bahwa kerangka berpikir
model tersebut adalah sebagai berikut:
Sikap terhadap
Perilaku
Niat untuk Melakukan
Kecurangan

Kecurangan
Akuntansi

Norma Subjektif

Sumber: dikembangan untuk skripsi ini (2014)

Gambar 2.2. Model Penelitian

11

Metode Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Prosedur
pengumpulan data penelitian ini adalah dengan cara survei dengan menggunakan
kuesioner. Sedangkan isi dari kuesioner tersebut antara lain berisi item tentang faktor
yang mempengaruhi kecurangan akuntansi (antara lain: sikap, norma subjektif, dan niat).
Sumber data merupakan pendapat dan persepsi dari setiap personil bagian akuntansi
dalam perusahaan yang bertanggung jawab dalam membuat atau menyusun laporan
keuangan. Penelitian ini menggunakan responden beberapa perusahaan manufaktur di
Semarang dan sekitarnya mengingat beberapa perusahaan manufaktur atau pabrik di
sekitar sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk pengambilan data penelitian.
Populasi dan Sampel
Metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling yang
merupakan pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang
diperlukan dan peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada
pertimbangan tertentu yang memiliki kaitan dengan penelitian ini. Maka dari itu populasi
dari penelitian ini adalah karyawan dalam perusahaan manufaktur yang bertanggung
jawab dalam membuat atau menyusun laporan keuangan, sedangkan sampel yang akan
digunakan adalah karyawan di bagian akuntansi.
Pengukuran Variabel
Untuk mengukur variabel-variabel yang sudah ditentukan digunakan kuesioner dari
penelitian Purnomo (2013), Simanjuntak (2013), serta penelitian dari Wilopo (2006) yang
dijadikan pedoman untuk penulisan kuesioner penelitian ini. Dari kuesioner tersebut

12

nantinya akan lebih dikembangkan dan dimodifikasi item-item pertanyaanya sehingga
dapat digunakan untuk mengukur variabel bagi penelitian yang akan dilakukan.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) yang merupakan
metode alternatif dalam persamaan struktural. PLS dapat digunakan dengan jumlah
sampel yang tidak besar (30-100) dan dapat diterapkan pada semua skala data. Selain
dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus
menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan formatif. Hal ini
tidak dapat dilakukan oleh SEM yang berbasis kovarian karena akan menjadi unidentified
model.
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikatagorikan menjadi tiga.
Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten.
Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungakan variabel
laten dan antar variabel laten dan blok indikatornya (loading). Ketiga adalah berkaitan
dengan mean dan lokasi parameter (nilai konstan regresi) untuk indikator dan variabel
laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap
dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight
estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan
tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (konstanta). Pengujian efek secara
tidak langsung adalah dengan menggunakan Sobel Test dan hasilnya dibandingkan
dengan hasil efek langsung yang didapatkan dari output PLS.

13

Hasil Analisis Dan Pembahasan
Demografi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, kuesioner yang dibuat disebarkan ke beberapa perusahaan
manufaktur di kota Semarang. Kota Semarang dipilih karena merupakan alternatif kedua
setelah menuai penolakan dari beberapa perusahaan manufaktur yang ada di kota
Salatiga. Dengan waktu selama satu bulan berusaha menembus beberapa perusahaan
manufaktur di Salatiga dan mendapat penolakan dari semua perusahaan yang telah
didatangi maka dari itu guna menghemat waktu diputuskanlah untuk berpindah mencari
responden di kota Semarang. Tak kurang selama satu minggu waktu dihabiskan untuk
mencari dan mencoba memasukkan kuesioner tersebut ke beberapa perusahaan meskipun
juga mendapat penolakan di beberapa perusahaan. Setelah dua minggu berlalu kuesioner
yang telah disebarkan baru mendapatkan konfirmasi bila telah terisi dan pada saat yang
bersamaan terkumpullah 41 kuesioner yang telah diisi dari tiga perusahaan manufaktur
yang berbeda di kota Semarang. Demografi objek penelitian dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :

Tabel 4.1. Demografi Objek Penelitian
Laki-laki

14

34%

Perempuan

27

66%

Jumlah = 41

Jumlah = 100%

Kerja 5th

17

42%

Jumlah = 41

Jumlah = 100%

Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini (2014)

14

Dapat dilihat dari jumlah data yang didapat adalah 41 data. Dari data tersebut
berdasarkan jenis kelamin terdapat responden laki-laki berjumlah 14 responden atau 34
persen dari keseluruhan data. Sedangkan responden perempuan sejumlah 27 responden
atau 66 persen dari keseluruhan data. Persebaran data berdasarkan lamanya bekerja
terlihat bahwa responden dengan lama bekerja kurang dari 5 tahun berjumlah 24
responden atau 58 persen, sedangkan responden dengan lama kerja lebih dari 5 tahun
berjumlah 17 responden atau 42 persen.
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dari indikator-indikator dalam penelitian ini dijelaskan melalui
nilai Minimum, Maximum, Mean (rata-rata), dan Standar deviasi dari tiap indikator,
seperti terlihat dalam Tabel 4.2. Rata-rata total dari keempat variabel dalam penelitian ini
tidak ada yang menunjukkan angka rata-rata rendah. Dari rata-rata masing-masing
variabel berada pada rata-rata nilai 3 dan terlihat bahwa variabel niat untuk melakukan
kecurangan memiliki rata-rata yang tinggi dan dapat dikatakan bahwa responden lebih
cenderung memiliki niat untuk melakukan kecurangan.
Berdasarkan nilai rata-rata dapat disimpulkan juga bahwa nilai rata-rata dari keempat
variabel tersebut responden memiliki tingkat kesetujuan pada nilai rata-rata 3 akan tetapi
hasil ini cukup mendukung model penelitian. Standar deviasi dari keempat variabel
dalam penelitian ini juga menunjukkan hasil yang baik karena dari semua indikator yang
membentuk empat variabel tersebut, nilai standar deviasinya berada di bawah nilai ratarata dari masing-masing indikator. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penyebaran
data dalam penelitian ini merata, sebab perbedaan (varian) data yang satu dengan data
yang lain tidak tergolong tinggi (Poernomo, 2013).

15

Uji Validitas dan Reabilitas
PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak dan
konstrak lainnya, serta suatu konstrak dengan indikator-indikatornya. PLS di definisikan
oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan
spesifikasi hubungan antara konstrak dengan konstrak yang lain, sedangkan outer model
menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak dengan indikator-indikatornya. Dalam
evaluasi outer model (model pengukuran), meliputi nilai outer loading yang dapat
dikatakan valid ketika nilai outer loading adalah > 0,7 tetapi skala pengukuran nilai 0,5
sampai dengan 0,6 dianggap dapat ditolelir dan suatu variabel dikatakan reliable apabila
memenuhi kriteria nilai composite reability > 0,7 (Ghozali, 2006)

Tabel 4.3. Uji Validitas
variabel
sikap
v1q1
v1q2
v1q3
v1q4
v1q5
norma
subjektif
v2q1
v2q2
v2q3
v2q4
v2q5
v2q6
v2q7
v2q8
v2q9
v2q10

niat

norma

perilaku

sikap

keterangan

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,792
0,937
0,725
0,702
0,903

valid
valid
valid
valid
valid

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,918
0,910
0,808
0,488
0,610
-0,025
0,323
-0,168
0,498
0,235

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

valid
valid
valid
tidak valid
valid
tidak valid
tidak valid
tidak valid
tidak valid
tidak valid

0,931
0,910
0,702
0,737

0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000

valid
valid
valid
valid

niat
v3q1
v3q2
v3q3
v3q4

16

kecurangan
v4q1
v4q2
v4q3
v4q4
v4q5
v4q6

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,922
0,773
0,927
0,518
0,339
0,644

0,000
valid
0,000
valid
0,000
valid
0,000
valid
0,000
tidak valid
0,000
valid
Sumber: Output SmartPLS (2014)

Dari hasil uji validitas,terdapat beberapa indikator variable yang tidak valid, akan
tetapi variabel tersebut tidak dapat disertakan lagi dalam pengujian selanjutnya (Wijanto,
2008). Maka setelah tidak menyertakan lagi indikator-indikator yang tidak valid tersebut
selanjutnya dilakukan pengujian kembali indikator-indikator tersebut dan hasil uji
validitas telah valid.

Tabel 4.4. Uji Validitas Akhir
Variabel

niat

norma

perilaku

sikap

keterangan

Sikap
v1q1
v1q2
v1q3
v1q4
v1q5

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,792
0,937
0,725
0,701
0,903

valid
valid
valid
valid
valid

norma subjektif
v2q1
v2q2
v2q3
v2q5

0,000
0,000
0,000
0,000

0,933
0,935
0,842
0,610

0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000

valid
valid
valid
valid

Niat
v3q1
v3q2
v3q3
v3q4

0,932
0,912
0,698
0,734

0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000

valid
valid
valid
valid

Kecurangan
v4q1
v4q2
v4q3
v4q4
v4q6

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

0,934
0,789
0,930
0,511
0,623

0,000
0,000
0,000
0,000
0,000

valid
valid
valid
valid
valid

Sumber: Output SmartPLS (2014)
17

Tabel 4.5. Uji Reabilitas

niat
norma
perilaku
sikap

AVE
0,68
0,71
0,60
0,67

Composite
Reliability
0,89
0,90
0,88
0,91

R
Square
0,61
0,87
-

Cronbachs
Alpha
0,85
0,85
0,82
0,87

Communality Redundancy
0,68
0,34
0,71
0,60
0,31
0,67
-

Sumber: output SmartPLS
Uji Non-Response Bias (t-Test)
Uji non-response bias dilakukan dengan independent sample t test dengan melihat
jawaban responden. Untuk melihat perbedaan yang signifikan antara variance populasi
sampel tersebut dapat dilihat pada nilai Levene’s Test for Equality of variance. Hasil uji
non response bias didasarkan pada tanggal cutoff yang di tentukan dari pertimbangan
waktu antara waktu pengiriman dan pengambilan kuesioner yang selalu dipantau.
Pengujian non response bias atas semua variable menunjukkan tidak ada bias atas
jawaban responden diterima sebelum dan sesudah tanggal cutoff, hal ini dapat dilihat dari
nilai levene’s test for equality of variance (>0,05) pada tabel 4.6.
Uji Kecocokan Struktural
Setelah melakukan evaluasi terhadap outer model, selanjutnya yang harus dilakukan
evaluasi adalah inner model. Pengujian hipotesis yang diajukan, dapat dilihat dari
besarnya nilai T-statistik. Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi
yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Batas untuk
menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah ±1,96, dimana apabila nilai t
berada pada rentang nilai -1,96 dan 1,96 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata
lain menerima hipotesis nol (Lathifah, 2008).

18

Tabel 4.7. Uji Hipotesis

niat -> perilaku
norma -> niat
norma -> perilaku
sikap -> niat
sikap -> perilaku

Original
Sample
(O)
0,401
0,513
0,391
0,291
0,531

Sample Standard
Mean
Deviation
(M)
(STDEV)
0,404
0,031
0,525
0,102
0,403
0,067
0,282
0,098
0,521
0,064

Standard
Error
T Statistics
(STERR)
(|O/STERR|)
0,031
13,151
0,102
5,052
0,067
4,355
0,098
2,964
0,064
8,525

kesimpulan
diterima
diterima
diterima
diterima
diterima

Sumber: output SmartPLS
Pembahasan
Dari hasil pengujian menggunakan software SmartPLS, terlihat bahwa semua model
yang dirancang memiliki pengaruh yang signifikan dan dengan demikian teori tindakan
beralasan juga dapat diterapkan dalam topik kecurangan akuntansi. Menurut Kraus
(1995) dalam Taylor et al (2009) menyebutkan bahwa sikap yang stabil, sikap yang
penting, sikap yang mudah diakses, sikap yang yang dibentuk melalui pengalaman
langsung, sikap tentang seseorang yang sudah pasti dan sikap yang menunjukkan
konsistensi tinggi antara kognisi dan efek kemungkinan besar akan sesuai dengan
perilaku. Variabel sikap terhadap perilaku memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap variabel kecurangan akuntansi, sehingga hipotesis sikap terhadap perilaku
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi dapat diterima dan dalam topik ini sikap
terhadap perilaku dan perilaku dapat terdukung konsistensinya.
Selanjutnya variabel sikap terhadap perilaku dan niat untuk melakukan kecurangan
juga memiliki hubungan yang positif dan signifikan, sehingga hipotesis sikap terhadap
perilaku berpengaruh terhadap niat untuk melakukan kecurangan akuntansi dapat
diterima dan dapat sesuai dengan struktur teori tindakan beralasan. Variabel niat untuk
melakukan kecurangan akuntansi memiliki rata-rata yang tinggi sehingga dimungkinkan
memiliki pengaruh yang tinggi pula, selanjutnya hipotesis niat untuk melakukan
kecurangan akuntansi berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi juga memiliki
19

hubungan yang positif dan signifikan sehingga hipotesis yang telah dirancang dapat
diterima.
Hubungan dari variabel sikap terhadap perilaku secara langsung dan tidak langsung
terhadap variabel kecurangan akuntansi dapat diuji menggunakan Sobel Test. Dari hasil
membandingkan hasil Sobel Test dan SmartPLS dalam tabel 4.8 tersebut menunjukkan
bahwa hubungan secara langsung (Sikap terhadap perilaku dan kecurangan akuntansi)
memiliki efek yang lebih tinggi daripada hubungan secara tidak langsung (sikap terhadap
perilaku, niat untuk melakukan kecurangan, dan kecurangan akuntansi). Dengan
demikian sikap terhadap perilaku secara konsisten dapat mempengaruhi perilaku
(kecurangan akuntansi) karena memiliki pengaruh yang besar.
Norma subjektif dan kecurangan akuntansi berpengaruh signifikan dan positif, dari
hasil uji tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis norma subjektif berpengaruh terhadap
kecurangan akuntansi dapat diterima. Variabel norma subjektif tidak hanya berpengaruh
langsung terhadap kecurangan akuntansi, akan tetapi juga berpengaruh terhadap niat
untuk melakukan kecurangan akuntansi. Dari hasil uji mengggunakan SmartPLS terlihat
bahwa norma subjektif dan niat untuk melakukan kecurangan juga memiliki pengaruh
yang signifikan, sehingga hipotesis norma subjektif berpengaruh terhadap kecurangan
akuntansi dapat diterima.
Secara tidak langsung melewati niat untuk melakukan kecurangan, norma subjektif
dan kecurangan akuntansi memiliki efek yang lebih tinggi daripada efek secara langsung.
Dari hasil Sobel Test pada tabel 4.8, efek secara tidak langsung memiliki pengaruh yang
lebih tinggi dibandingkan dengan efek secara langsung, sehingga norma subjektif lebih
berpengaruh terhadap kecurangan akuntansi ketika melewati variabel niat untuk
melakukan kecurangan. Dengan demikian dapat dilihat pula bahwa kecurangan akuntansi

20

dipengaruhi oleh faktor sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan niat untuk
melakukan kecurangan akuntansi.

Penutup
Kesimpulan
1. Dengan menggunakan teori tindakan beralasan dan aplikasi SmartPLS dapat
disimpulkan bahwa kecurangan akuntansi dipengaruhi faktor dari sikap terhadap
perilaku, norma subjektif, serta niat untuk melakukan kecurangan.
2. Kecurangan akuntansi lebih berpengaruh ketika sikap terhadap perilaku berpengaruh
secara langsung daripada secara tidak langsung melalui niat untuk melakukan
kecurangan. Sikap terhadap perilaku juga konsisten berpengaruh terhadap perilaku
(kecurangan akuntansi) dalam topik kecurangan akuntansi ini karena terdukung
tingginya pengaruh secara langsung tanpa melewati niat untuk melakukan
kecurangan. Selanjutnya dapat diartikan juga bahwa karyawan yang dalam dirinya
telah mempunyai keinginan pribadi untuk melakukan kecurangan maka akan
langsung melakukan kecurangan akuntansi.
3. Norma subjektif sangat membutuhkan niat untuk melakukan kecurangan akuntansi
karena dari hasil uji Sobel Test menunjukkan bahwa norma subjektif dan kecurangan
akuntansi lebih berpengaruh ketika mempengaruhi secara tidak langsung. Norma
subjektif dan kecurangan akuntansi lebih berpengaruh ketika norma subjektif
mempengaruhi niat untuk melakukan kecurangan akuntansi terlebih dahulu dan
selanjutnya akan mempengaruhi kecurangan akuntansi sehingga dapat diartikan
bahwa tekanan atau dorongan dari atasan atau rekan kerja dapat membentuk niat
karyawan untuk melakukan kecurangan akuntansi yang selanjutnya akan melakukan
kecurangan akuntansi.
21

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam sampel penelitiannya. Dalam penelitian
ini responden yang diambil hanya karyawan bagian akuntansi saja dan bukan pada
pembuat kebijakan. Untuk selanjutnya diharapkan agar dapat memperoleh responden
pembuat kebijakan yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan karena karyawan
biasanya hanya pelaksana saja bukan pembuat kebijakan yang berkaitan dengan laporan
keuangan.

Saran
Saran bagi perusahaan, dapat diketahui bahwa kecurangan akuntansi dipengaruhi
faktor dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, serta niat untuk melakukan
kecurangan. Ditinjau dari sikap terhadap perilaku, terdapat pengaruh yang tinggi ketika
secara langsung mempengaruhi kecurangan akuntansi sehingga perlu memperbaiki lagi
sistem sumber dayanya karena sikap dalam diri karyawan bisa dengan cepat dan secara
langsung mempengaruhi perilaku. Selanjutnya dari norma subjektif memiliki pengaruh
yang tinggi ketika secara tidak langsung (melewati niat untuk melakukan kecurangan)
mempengaruhi kecurangan akuntansi. Pengaruh dan tekanan dari atasan dan rekan kerja
dimungkinan dapat mendorong seseorang memiliki niat untuk melakukan kecurangan
akuntansi sehingga perusahaan dapat memberikan perhatian ekstra bagi hal ini, hal ini
dikarenakan efek secara tidak langsung dari norma subjektif dan kecurangan akuntansi.

22

Daftar Pustaka :

Aryani, Alvita, T.D. 2010. Pengaruh Nilai Personal Terhadap Sikap Akuntabilitas Sosial
Dan Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Ajzen, I. 1988. Attitudes, Personality and Behavior. Chicago, IL: The Dorsey Press.
_____, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human
Decision Processes. 50, 2: 179-211.
Fishbein, M., dan I. Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An
Introduction to Theory and Research, Reading, Massachusetts: Addison-Wesley.
Ghozali, I. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least
Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hasyim, M. 2012. Teori Tindakan Beralasan Dan Teori Perilaku Rencanaan Dalam
Pengadopsian Sistem Teknologi Informasi. POLITEKNIK NEGERI UJUNG
PANDANG.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Akuntansi Keuangan. Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Kusumastuti, N.R. 2012.

Analisis

Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Dengan Perilaku Tidak Etis Sebagai
Variabel Intervening. Universitas Diponegoro. Semarang.
Lathifah, I. 2008. Pengaruh Konflik Pekerjaan-Keluarga Terhadap Turnover Intention
Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Universitas Diponegoro.
Semarang.

23

Purnomo, Y.G. 2013. Theory Of Planned Behavior: Prediktor Pemilihan Profesi Sebagai
Praktisi Akuntansi. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Puspitasari, N., dan E. Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu Dan Pengendalian
Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi Eksperimen Pada
Konteks Pemerintah Daerah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Rahmawati, A.P., Dan I. Soetikno. 2011. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan
Moralitas Manajemen Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi: Studi
Pada Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Sarwono, S.W. 1999. Psikologi Sosial. Balai Pustaka: 232-263.
Simanjuntak, Nico, S.T. 2013. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Intern Bidang
Akuntansi

dan

Pengembangan

Mutu

Karyawan

Terhadap

Pencegahan

Kecurangan Akuntansi di Perusahaan. Universitas Sumatera Utara.
Taylor, S.E., L.A Peplau., Dan D.O. Sears. 2009. Psikologi Sosial. Penerbit Kencana:
167-205.
Thoyibatun, S. 2012. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Tidak Etis Dan
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Serta Akibatnya Terhadap Kinerja
Organisasi. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 2, Juni
2012 : 245 – 260.
Wijanto, S.H. 2008b. Structural Equation Model (SEM) dengan Lisrel 8.8, Konsep dan
Tutorial. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Wilopo. 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi: Studi Pada Perusahaan Publik Dan Badan Usaha Milik
Negara Di Indonesia. STIE Perbanas – Surabaya. SIMPOSIUM NASIONAL
AKUNTANSI 9 PADANG.
24

Lampiran Kuesioner

Kepada :
Yth. Para Responden

Dalam rangka menyelesaikan skripsi saya, guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, saya Yulius Hendra Radityo (232010113) mahasiswa
Fakultas Ekonomika dan Bisnis jurusan Strata 1 Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana
melakukan penelitian dengan judul “ Teori Reasoned Action Atas Kecurangan Akuntansi “ .
Kami mohon kesediaan Anda mengisi kuesioner di bawah ini dengan jujur dan benar. Data
atau informasi yang terkumpul akan saya gunakan hanya untuk kepentingan ilmiah semata.
Saya ucapkan terimakasih banyak atas bantuan, partisipasi, dan kerjasama yang anda berikan.
Hormat saya,

Yulius Hendra Radityo

Petunjuk Pengisian :
1. Isilah data responden pada tempat yang disediakan.
2. Berilah jawaban untuk setiap nomor kuesioner dengan memberi tanda Check list pada
kolom di sebelah pernyataan.
SS

= Sangat Setuju

S

= Setuju

N

= Netral

TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
3. Berikanlah jawaban sejujurnya.
4. Kami akan menjamin kerahasiaan jawaban anda.
25

Kuesioner ini merupakan komposisi dan pengembangan dari kuesioner pada penelitian yang
terkait sebelumnya. Penelitian tersebut terdiri dari penelitian yang dilakukan oleh Purnomo
(2013), Simanjuntak (2013), serta penelitian dari Wilopo (2006).

Identitas Responden =

Jenis Kelamin

:

L/P

Lama Bekerja

:

5tahun

Sikap Terhadap Perilaku
No

Pernyataan

1

Saya yakin dan setuju bahwa mempercantik laporan
keuangan itu baik dan diperkenankan.

2

3

4

5

SS

Saya ingin mempercantik laporan keuangan
perusahaan saya agar terlihat lebih baik.

Saya yakin jika laporan keuangan yang telah
dipercantik akan menjadi terlihat lebih baik dan
dapat lebih dipercaya pihak eksternal.
Bila saya membuat laporan keuangan menjadi baik
maka kenaikan jabatan saya tidak tertunda.
Mempercantik laporan keuangan di perusahaan
tempat saya bekerja adalah dengan cara membuat
grafik perusahaan tetap stabil.

26

S

N

TS

STS

Norma Subjektif
No

Pernyataan

1

Keluarga
saya
mendukung
saya
untuk
mempercantik laporan keuangan perusahaan.

2

3

4

5

SS

Teman-teman saya mendukung saya untuk
mempercantik laporan keuangan perusahaan.

Atasan saya mendukung saya untuk mempercantik
laporan keuangan perusahaan.
Keluarga saya yakin bahwa saya dapat bekerja dan
merasa nyaman di lingkungan perusahaan tempat
saya bekerja.
Atasan saya yakin bahwa saya dapat bekerja dan
merasa nyaman di lingkungan perusahaan tempat
saya bekerja.

6

Keluarga saya tidak ingin jika saya mempercantik
laporan keuangan perusahaan.

7

Teman-teman saya tidak ingin jika
mempercantik laporan keuangan perusahaan.

8

Atasan saya tidak ingin jika saya mempercantik
laporan keuangan perusahaan.

9

10

saya

Sebagai karyawan akuntansi di perusahaan ini, saya
dan teman-teman saya sepatutnya berusaha untuk
tidak menerima berbagai pembayaran fiktif yang ada
di perusahaan.
Di perusahaan tempat saya bekerja, terjalin
komunikasi yang positif dan kekeluargaan yang erat
satu sama lain untuk saling mengingatkan kesalahan
yang terjadi.

27

S

N

TS

STS

Niat
No

1

2

3

4

Pernyataan

Saya ingin mempercantik laporan
perusahaan saya agar terlihat baik.

SS

S

N

TS

STS

SS

S

N

TS

STS

keuangan

Saya ingin mempercantik laporan keuangan
perusahaan saya agar laporan keuangan perusahaan
dapat dipercaya pihak eksternal.
Saya ingin menunjukkan laba perusahaan yang lebih
besar dari yang sebenarnya, maka saat menyusun
laporan keuangan di perusahaan ini saya
memperkecil atau menghapus cadangan piutang tak
tertagih.
Saya ingin laba perusahaan tampak lebih besar,
maka saya akan memperkecil biaya-biaya yang
tercatat dalam pembukuan perusahaan.

Perilaku
No

Pernyataan

Saya
1

2

membuat

laporan

keuangan

perusahaan

menjadi cantik.
Saya mempercantik laporan keuangan agar dapat
terlihat lebih baik dari aslinya.
Saya mempercantik laporan keuangan agar laporan

3

keuangan

perusahaan

dapat

dipercaya

pihak

eksternal.

4

5

6

Saya mengetahui dan menaati setiap pedoman dalam
pembuatan laporan keuangan di perusahaan tempat
saya bekerja.
Laba perusahaan yang dibuat lebih besar dari yang
sebenarnya, maka saat menyusun laporan keuangan
di perusahaan ini saya memperkecil atau menghapus
cadangan piutang tak tertagih.
Laba perusahaan dibuat lebih besar, maka saya
memperkecil biaya-biaya yang tercatat dalam
pembukuan perusahaan.
28

Lampiran Gambar dan Tabel

Tabel 4.9 Latent Variable Correlation

niat

norma

perilaku

sikap

niat

1,00

-

-

-

norma

0,77

1,00

-

-

perilaku

0,85

0,86

1,00

-

sikap

0,75

0,89

0,88

1,00

Gambar 4.1. Hasil Bootstrapping

Sikap
Terhadap
Perilaku

8,525
2,964
Niat Untuk
Melakukan
Kecurangan

Norma
Subjektif

5,082

4,355

29

Kecurangan
Akuntansi
13,151

Tabel 4.2. Statistik Deskriptif
Indikator
v1q1

N

min max

mean

stdev

41

1

5 3,146341

1,27595

v1q2

keyakinan kecurangan diperkenankan
keinginan mempercantik laporan
keuangan

41

1

5 3,121951

1,144446

v1q3

keyakinan jika dapat dipercaya

41

1

5

2,95122

1,139105

v1q4

akibat setelah memanipulasi laporan

41

1

5 3,170732

0,803195

v1q5

cara membuat grafik stabil

41

1

5

1,047645

rata-rata Sikap

2,95122
3,068293

v2q1

dukungan keluarga

41

1

5 3,463415

1,142313

v2q2

dukungan teman

41

1

5 3,365854

1,178051

v2q3

dukungan atasan

41

1

5

3,02439

1,172344

v2q4

keyakinan keluarga

41

1

5

3,04878

0,99878

v2q5

keyakinan atasan

41

1

5

3,04878

1,047645

v2q6

ketidakinginan keluarga

41

1

5 3,195122

0,900542

v2q7

ketidakinginan teman

41

1

5 3,170732

0,997558

v2q8

ketidakinginan atasan

41

1

5 3,170732

0,946109

v2q9

norma karyawan

41

1

5 3,146341

1,424096

41

1

5 3,073171

1,272601

v2q10 komunikasi dan kekeluargaan

v3q1

rata-rata Norma Subjektif
keinginan membuat laporan menjadi
baik

3,170732
41

1

5 3,268293

1,00061

v3q2

keinginan agar dapat dipercaya

41

1

5 3,146341

1,013927

v3q3

keinginan menunjukkan laba tinggi

41

1

5 3,829268

0,803195

v3q4

keinginan menunjukkan laba tinggi

41

1

5 3,804878

0,813004

rata-rata Niat
v4q1

3,512195
41

1

5 3,317073

1,127808

v4q2

membuat laporan menjadi baik
membuat laporan lebih baik dari
aslinya

41

1

5 3,585366

1,0241

v4q3

membuat dipercaya eksternal

41

1

5 3,365854

1,018727

v4q4

wawasan pedoman akuntansi

41

1

5

3,04878

1,203146

v4q5

cara membuat laporan menjadi baik

41

1

5 3,195122

1,005473

v4q6

cara membuat laporan menjadi baik

41

1

5 3,268293

1,14071

rata-rata Perilaku

3,296748

Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini (2014)

30

Tabel 4.6. Uji Non Response Bias
N

v1q1

sebelum cut-off
sesudah cut-off
v1q2 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v1q3 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v1q4 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v1q5 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q1 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q2 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q3 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q4 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q5 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q6 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q7 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q8 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q9 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v2q10 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v3q1 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v3q2 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v3q3 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v3q4 sebelum cut-off
sesudah cut-off
v4q1 sebelum cut-off

Mean

Std.
Deviation

22

3,09

1,27

19

3,21

1,32

22

3,05

1,13

19

3,21

1,18

22

2,95

1,21

19

2,95

1,08

22

2,95

0,84

19

3,42

0,69

22

2,91

1,15

19

3,00

0,94

22

3,27

1,08

19

3,68

1,20

22

3,14

1,17

19

3,63

1,16

22

2,77

1,23

19

3,32

1,06

22

2,91

1,02

19

3,21

0,98

22

2,95

1,09

19

3,16

1,01

22

3,36

0,85

19

3,00

0,94

22

3,14

1,08

19

3,21

0,92

22

3,05

0,90

19

3,32

1,00

22

2,95

1,40

19

3,37

1,46

22

3,05

1,21

19

3,11

1,37

22

3,14

1,04

19

3,42

0,96

22

3,09

1,06

19

3,21

0,98

22

3,82

0,80

19

3,84

0,83

22

3,77

0,81

19

3,84

0,83

22

3,05

1,13

31

Levene Test
F
.156

Sig.
.695

.050

.824

.753

.391

.648

.426

2630,00

.113

1553,00

.220

.086

.771

.463

.500

.315

.578

.019

.890

.158

.693

1184,00

.283

.509

.480

.883

.353

1174,00

.285

.205

.653

.693

.410

.244

.624

.043

.838

.192

.663

T-test
Sig. (2tailed)
t
-.296
.769
-.295
.770
-.456
.651
-.455
.652
.020
.984
.020
.984
-1915,00
.063
-1944,00
.059
-.274
.786
-.278
.783
-1155,00
.255
-1145,00
.260
-1356,00
.183
-1356,00
.183
-1502,00
.141
-1519,00
.137
-.963
.342
-.966
.340
-.615
.542
-.618
.540
1300,00
.201
1290,00
.205
-.235
.816
-.237
.814
-.910
.368
-.903
.372
-.926
.360
-.923
.362
-.148
.883
-.147
.884
-.906
.370
-.912
.368
-.373
.711
-.375
.710
-.094
.926
-.094
.926
-.269
.789
-.269
.790
-1698,00
.097

kesimpulan
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama

v4q2
v4q3
v4q4
v4q5
v4q6

sesudah cut-off
sebelum cut-off
sesudah cut-off
sebelum cut-off
sesudah cut-off
sebelum cut-off
sesudah cut-off
sebelum cut-off
sesudah cut-off
sebelum cut-off
sesudah cut-off

19

3,63

1,07

22

3,45

1,06

19

3,74

0,99

22

3,14

1,04

19

3,63

0,96

22

2,95

1,17

19

3,16

1,26

22

2,95

1,09

19

3,47

0,84

22

3,23

1,23

19

3,32

1,06

.669

.419

.455

.504

.246

.623

3048,00

.089

.738

.395

-1706,00
-.878
-.882
-1581,00
-1591,00
-.535
-.532
-1686,00
-1719,00
-.245
-.248

.096
.386
.383
.122
.120
.596
.598
.100
.094
.808
.806

sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama
sama

Sumber: Output SPSS (2014)

Tabel 4.8. Sobel test
secara langsung
sikap>>kecurangan akuntansi
norma subjektif>>kecurangan akuntansi

8,525
4,355

secara tidak langsung
sikap>>niat>>kecurangan akuntansi
norma subjektif>>niat>>kecurangan akuntansi

7,371
7,278

32