kepmen tambang dan energi nmr 1211 th 95
Ke pu t u sa n M e n t e r i Pe r t a m ba n ga n D a n En e r gi
N o. 1 2 1 1 k Ta h u n 1 9 9 5
Te n t a n g : Pe n ce ga h a n D a n Pe n a ggu la n ga n Pe r u sa k a n
D a n Pe n ce m a r a n Lin gk u n ga n Pa da Ke gia t a n Usa h a
Pe r t a m ba n ga n Um u m
MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI ,
Menim bang :
bahwa sebagai pelaksanaan dari Pasal 17 Undang- undang Nom or 4 Tahun
1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup,
perlu m engat ur ket ent uan m engenai pencegahan dan penanggulangan
perusakan dan pencem aran lingkungan pada kegiat an usaba pert am bangan
um um ;
Mengingat :
1.
Undang- undang Nom or 1 Tahun 1967 ( LN Tahun 1967 Nom or 22, TLN
Nom or 2831) ;
2.
Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 ( LN Tahun 1982 Nom or 2, TLN
Nom or 3215) ;
3.
Perat uran Pem erint ah Nom or 32 Tahun 1969 ( LN Tahun 1969 Nom or
60, TLN Nom or 2916) sebagaim ana t elah diubah dengan Perat uran
Pem erint ah Nom or 79 Tahun 1992 ( LN Tahun 1992 Nom or 30, TLN
Nom or 3510) ;
4
Perat uran Pem erint ah Nom or 27 Tahun 1980 ( LN Tahun 1980 Nom or
47, TLN Nom or 3174) ;
5.
Perat uran Pem erint ah Nom or 20 Tahun 1990 ( LN Tahun 1990 Nom or
84, TLN Nom or 3409) ;
6.
Perat uran Pem erint a Nom or 51 Tahun 1993 ( LN Tahun 1993 Nom or 84
TLN Nom or 3538) ;
7.
Keput usan Presiden Nom er 96/ M Tahun 1993 t anggal 17 Maret 1993
Mem ut uskan
Menet apkan
KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBAN GAS DAN ENERGI TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PERUSAKAN DAN DAN PENCEMARAN
LI NGKUNGAN PADA KEGI ATAN USAHA PERTAMBANGAN I JMUM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengert ian
Dalam Keput usan Ment eri ini yang dim aksud dengan :
a.
Pencegahan dan penaggulangan perusakan dan pencem aran
lingkungan adalah salah sat u upaya t erpadu dalam pelaksanaan
pengelolaan dan pem ant auan lingkungan sehingga t ercapai t uj uan
pem anfaat an, penat aan, pem eliharaan, pengawasan, pengendalian,
pem ulihan dan pengem bangan lingkungan pada kegiat an usaha
pert am bangan um um .
b.
Penam bangan adalah kegiat an yang dilakukan baik secara m anual
m aupun m ekanis unt uk m endapat kan bahan galian.
c.
Reklam asi adalah kegiat an yang bert uj uan m em perbaiki at au m enat a
kegunaan lahan yang t erganggu sebagai akibat kegiat an usaha
penam bangan um um , agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
perunt ukannya.
d.
Pasca t am bang adalah m asa set elah berhent inya kegiat an t am bang
pada seluruh at au sebagian w ilayah usaha pert am bangan
eksploit asi/ operasi produksi, baik karena berakhirnya izin usaha
pert am bangan dan at au karena dikem balikannya seluruh at au
sebagian wilayah usaha pert am bangan eksploit asi / operasi produksi.
e.
Tanah pucuk ( t op soil) adalah lapisan t anah pada horizon t erat as yang
m engandung unsur hara.
f.
Tanah penut up adalah t anah dan at au bat uan yang m enut upi bahan
galiam at au berada diant ara bahan galian
g.
Tailing adalah m at erial buangan dari proses pengolahan.
h.
Pengusaha pert am bangan adalah pim pinan perusahaan pert am bangan
yang dit unj uk sesuai ket ent uan pada badan usaha perusahaan
t ersebut .
i.
Direkt ur Jenderal adalah Direkt ur Jenderal yang bert anggung j awab di
bidang pert am bangan um um .
Pasal 2
Ruang Lingkup
Pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pencem aran lingkungan
dalam Keput usan Ment eri ini berlaku bagi kegiat an eksploras,. Konst ruksi,
eksploit as,. pengolahan/ pem urnian, penim bunan, pengangkut an t erm asuk
kegiat an sarana penunj ang.
BAB I I
KEWAJI BAN PENGUSAHA PERTAMBANGAN DAN
KEPALA TEKNI K TAMBANG
Pasal 3
Pengusaha pert am bangan waj ib :
a.
Menj am in t erlaksananya dan dit aat inya ket ent uan dalam Keput usan
Ment eri ini
b.
Menyediakan biayadan fasilit as yang diperlukan dalam m elaksanakan
upaya pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pencem aran
lingkungan
c.
Mendidik dan m em berikan pelat ihan m engenai pengelolaan dan
pem ant auan lingkungan pert am bangan kepada pekerj a t am bang yang
m enangani pencegahan dan penangulangan perusakan pencem aran
lingkungan
Pasal 4
( 1)
Pengusaha pert am banganwaj ib m enunj uk Kepala Teknik Tam bang
unt uk m em im pin langsung di lapangan dalam pelaksanaan
pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pecem aran
lingkungan pada kegiat an usaha pert am bangan um um
( 2)
Dalam hal Kepala Teknik Tam bang t idak dapat m em im pin langsung
pelaksanaan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
Pengusaha waj ib m enunj uk pet ugas unt uk m elaksanakan t ugas dan
kewaj iban Kepala Teknik Tam bang.
Pasal 5
( 1)
( 2)
Kepala Teknik Tam bang waj ib m enyam paikan laporan kepada Kepala
Pelaksana I nspeksi Tam bang dengan t em busan kepada Kepala
Pelaksana lnspeksi Tam bang Wilayah m engenai :
a.
pelaksanaan kegiat an pengelolaan dan pem ant auan lingkungan
secara berkala, sesuai dengan bent uk yang dit et apkan.
b.
j um lah pengadaan, penggunaan, penyim panan, dan persediaan
bahan beracun berbahaya t erm asuk j um lah yang hilang dan
t erbuang dalam kegiat an penam bangan dan proses pengolahan
dan at au pem urnian secara berkala set iap 6 bulan.
c.
adanya gej ala yang berpot ensi m enim bulkan perusakan dan
at au pencem aran lingkungan
d.
t erj adinya perusakan dan at au pencem aran lingkungan berikut
upaya penanggulangannya dalam j angka wakt u 1x 24 Jam
Kepala Teknik Tam bang waj ib m enet apkan t at a cara baku unt uk
penanggulangan perusakan dan pencem aran lingkungan pada t em pat t em pat yang berpot ensi m enim bulkan perusakan dan at au
pencem aran lingkungan
BAB I I I
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANCAN
Pasal 6
( 1)
Pengusaha pert am bangan waj ib m enyam paikan rencana t ahunan
pengelolaan lingkungan kepada Kepal Pelaksana I nspeksi Tam bang
dengan t em busan kepada Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang Wilayah
yang m em uat ant ara lain :
a.
Rencana perunt ukan lahan;
b.
Teknik dan m et ode pengelolaan lingkungnan;
c.
Jadwal / pelaksanaan pekerj aan dan penyelesaian t iap t ahap reklam asi
d.
Luas lahan yang akan direklam asi;
e.
Jenis t anam an yang akan dit anam i;
f.
Perkiraan biaya.
( 2)
Pengusaha pert am bangan waj ib m enyam paikan rencana t ahunan
pem ant auan lingkungan kepada Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang
dengan t em busan kepada Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang Wilayah
yang m em uat ant ara lain :
a. Param et er lingkungan yang dipant au;
b. Lokasi / t it ik pant au;
c. Kekerapan pem ant auan
a. Perkiraan biaya pem ant auan.
Pasal 7
Kepala Teknik Tam bang harus m elakukan upaya pencegahan at as
kem ungkinan perusakan dan pencem aran lingkungan.
Pasal 8
Dalam hal sudah t erj adi perusakan dan at au pencem aran lingkungan Kepala
Teknik Tam bang harus m elakukan upaya penanggulangan pada sum ber
pencem aran
Pasal 9
( 1)
Air larian( run off) yang m engalir di perm ukaan daerah yang t erbuka
harus dialirkan m elalui saluran yang berfungsi dengan baik ke kolam
pengendapan sebelum dibuang ke perairan um um .
( 2)
Kolam pengendapan harus dibuat di lokasi yang st abil sert a t erpelihara
dan berfungsi dengan baik.
Pasal 10
Air yang berasal dari kegiat an usaha pert am bangan sebelum dialirkan ke
perairan um um harus diolah t erlebih dahulu sehingga m em enuhi baku m ut u
lingkungan sesuai perat uran perundangan yang beraku.
Pasal 11
Lereng yang dibent uk dan at au t erbent uk pada kegiat an usaha
pert am bangan harus m ant ap sesuai dengan kondisi lingkungan set em pat .
Pasal 12
( 1)
Reklam asi daerah bekas penam bangan harus dilakukan secepat nya
sesuai dengan rencana reklam asi dan persyarat an yang t elah
dit et apkan.
( 2)
Reklam asi sebagaim ana dim aksud ayat ( 1) dinyat akan selesai, set elah
diset uj ui oleh Direkt ur Jenderal.
Pasal 13
( 1)
Kepala Teknik Tam bang waj ib m elakukan penanam an kem bali daerah
bekas penam bangan dan daerah yang digunakan unt uk kegiat an
usaha pert am bangan sesuai dengan st udi Analisis Mengenai Dam pak
Lingkungan ( Am dal) at au upaya Pengelolaan Lingkungan ( UKL) dan
Upaya Pem ant auan Lingkungan ( UPL) yang bersangkut an.
( 2)
Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang dapat m em berikan pengecualian
at as kewaj iban penanam an kem bali sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1)
Pasal 14
( 1)
Kepala Teknik Tam bang waj ib m em buat pet a pengelolaan dan
pem ant auan lingkungan.
( 2)
Bent uk dan t at a cara penyam paian pet a sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Pasal 15
( 1)
Dalam pelaksanaan penam bangan:
a.
Pem bukaan lahan harus dilakukan sesuai dengan kebut uhan
penam bangan.
b.
Tanah pucuk ( t op soil) hasil pengupasan harus segera di
m anfaat kan unt uk keperluan reveget asi.
c.
Tanah penut up hasil pegupasan dan m at erial buangan lainnya
harus dit im bun dengan cara yang benar dan pada t em pat yang
am an.
d.
Tim bunan t anah penut up dan m at erial buangan lainnya harus
dipant au secara berkala.
e.
Gangguan keseim bangan hidrologis harus sem inim al m ungkin.
f.
Kegiat an penam bangan dan penim bunan bahan galian, lim bah
sert a penam pungan air lim pasan harus dilakukan sedem ikian
rupa sehingga air t anah t erhindar dari pencem aran.
g.
Kegiat an t ransport asi t erut am a yang m elalui daerah pem ukim an
t idak boleh m enim bulkan polusi udara.
( 2)
Dalam pelaksanaan kegiat an t am bang perm ukaan dengan sist em
j enj ang perlu dilakukan st udi t ent ang kem ant apan lereng, sesuai
dengan ket ent uan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
( 3)
Tanah pucuk ( t op soil) yang t idak segera dim anfaat kan kem bali unt uk
keperluan reveget asi, perlu diam ankan dari kerusakan dan erosi
Pasal 16
( 1)
Pelaksanaan kegiat an t am bang perm ukaan dan t am bang bawah t anah
sedapat m ungkin dilakukan dengan m et ode pengisian kem bali ( back
filling)
( 2)
Penam bangan dengan m et ode pengisian kem bali ( back filling) harus
m em anfaat kan t anah penut up at au t ailing sebagai bahan pengisian
kem bali daerah bekas penam bangan.
Pasal 17
( 1)
Kegiat an t am bang bawah t anah t idak boleh dilakukan di bawah
bangunan- bangunan pent ing apabila penam bangan t ersebut dapat
m engakibat kan penurunan perm ukaan.
( 2)
Dalam hal kegiat an t am bang bawah t anah pada lokasi sebagaim ana
dim aksud dalan ayat ( 1) , t idak m enim bulkan penurunan perm ukaan,
m aka kegiat an penam bangan dapat dilakukan set elah m endapat kan
perset uj uan dari Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang.
( 3)
Kegiat an t am bang bawah t anah yang diat asnya t idak ada bangunan
bangunan pent ing dan m engakibat kan penurunan perm ukaan t anah,
sedapat m ungkin kegunaan lahan yang rusak akibat penurunan
perm ukaan t anah t ersebut dipulihkan fungsinya.
Pasa 18
( 1)
Penyim panan bahan berbahaya dan beracun harus sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
( 2)
Penggunaan lahan berbahaya dan beracun unt uk keperluaan kegiat an
usaha pert am bangan harus sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang- undangan
Pasal 19
Tingkat kebisingan yang dit im bulkan oleh kegiat an usaha pert am bangan
t idak boleh m elebihi baku m ut u lingkungan yang dit ent ukan dalam perat uran
perundang- undangan
Pasal 20
Kegiat an peledakan t idak boleh m enim bulkan gangguan dan at au kerusakan
t erhadap rum ah, bangunan pent ing lainnya, dan lingkungan sekit arnya.
Pasal 21
Sarana penam pungan t ailling harus dibuat di daerah yang st abil dengan
konst ruksi yang am an.
Pasal 22
Kepala Teknik Tam bang waj ib m em eriksa t ailing yang m engandung bahan
berbahaya dan beracun secara berkala set iap 6 bulan dan m elaporkan
hasilnya kepada Kepala Pelaksana lnspeksi Tam bang dengan t em busan
kepada Kepala Pelaksana lnspeksi Tam bang Wilayah.
Pasal 23
Konsent rasi debu dan gas dari proses pengolahan dan pem urnian yang
keluar ke udara bebas t idak boleh m elam paui bat as m aksim um yang
diperbolehkan sesuai baku m ut u lingkungan yang dit et apkan.
Pasal 24
Penggunaan air kerj a pada proses pengolahan dan pem urnian, dan pada
penam bangan hidrolis harus diupayakan dilakukan dengan sirkulasi t ert ut up.
Pasal 25
Laborat orium dan peralat an pem ant auan yang digunakan unt uk keperluan
pem ant auan lingkungan haurs m em enuhi ket ent uan yang t elah dit et apkan.
BAB V
PASCA TAMBANG
Pasal 26
( 1)
Pengusaha pert am bangan waj ib m enyam paikan laporan secara t ert ulis
kepada Direkt ur Jenderal m engenai rencana penut upan lam bang,
selam bat - lam bat nya 1 ( sat u) t ahun sebelum berakhirnya operasi
penam bangan
( 2)
Kewaj iban sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) berlaku j uga bagi
rencana pengem balian seluruh at au sebagian dari w ilayah usaha
pert am bangan t ahap eksploit asi/ operasi produksi.
Pasal 27
Dalam laporan rencana penut upan t am bang sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 26 ayat ( 1) m em uat m engenai adanya dam pak lingkungan yang perlu
dikelola pada pasca t am bang dan pelaksanaan pengelolaan dam pak
lingkungan dim aksud.
Pasal 28
Bat as wakt u t anggung j awab pengusaha pert am bangan dalam pengelolaan
dan pem ant auan lingkungan pada pasca t am bang dit et apkan oleh Direkt ur
Jenderal.
BAB V
JAMI NAN REKLAMASI
( 1)
( 2)
( 3)
Pasal 29
Pengusaha pert am bangan dapat diwaj ibkan unt uk m enem pat kan dana
j am inan pelaksanaan reklam asi dan m endeposit okan dana t ersebut
dalam rekening perusahaan yang bersangkut an di suat u bank yang
dit unj uk oleh pem erint ah
Besarnya dana j am inan pelaksanaan reklam asi sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) dan t at a cara penem pat an sert a pengem baliannya,
dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Dana j am inan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t idak
m em bebaskan pengusaha pert am bangan unt uk m elaksanakan
reklam asi.
BAB VI
KETENTUAN LAI N
Pasai 30
( 1)
( 2)
( 3)
Terhadap pem isahaan yang dinilai berhasil dalam pelaksanaan
pengelolaan dan pem ant auan lingkungan akan diberikan t anda
penghargaan oleh Ment eri Pert am bangan dan Energi
Tat a cara pelaksanaan pem berian t anda penghargaan dan penilaian
t erhadap keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan sert a
persyarat an unt uk m em peroleh t anda penghargaan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat 1 dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Segala biaya yang diperlukan unt uk pem berian t anda penghargaan
dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) dibebankan kepada anggaran
Direkt orat Jendera at au sum ber sum ber lain yang sah.
BAB VI I
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Sem ua kegiat an pengelolaan dan pem ant auan lingkungan pert am bangan
yang t elah ada sebelum dit et apkan Keput usan Ment eri ini, dalam j angka
wakt u 2 t ahun waj ib m enyesuaikan dengan Keput usan Ment eri ini
Pasal 32
Pelanggaran t erhadap ket ent uan dalam Keput usan Ment eri ini dikenakan
ancam an hukum an sesuai ket ent uan perat uran perundang- undangan yang
berlaku.
Pasal 33
( 1)
Dengan berlakunya Keput usan Ment eri ini, m aka Perat uran Ment eri
Pert am bangan Nom or 04/ P/ M/ Pert am b/ 77 t anggal 28 Sept em ber 1977
dan perat uran pelaksanaannya dinyat akan t idak berlaku lagi.
( 2)
Ket ent uan lebih lanj ut yang diperlukan bagi pelaksanaan Keput usan
Ment eri ini dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Pasal 34
Keput usan Ment eri ini m ulai berlaku pada t anggal dit et apkan
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 17 Juli 1995
MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Tt d
I .B Sudj ana
__________________________________
N o. 1 2 1 1 k Ta h u n 1 9 9 5
Te n t a n g : Pe n ce ga h a n D a n Pe n a ggu la n ga n Pe r u sa k a n
D a n Pe n ce m a r a n Lin gk u n ga n Pa da Ke gia t a n Usa h a
Pe r t a m ba n ga n Um u m
MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI ,
Menim bang :
bahwa sebagai pelaksanaan dari Pasal 17 Undang- undang Nom or 4 Tahun
1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup,
perlu m engat ur ket ent uan m engenai pencegahan dan penanggulangan
perusakan dan pencem aran lingkungan pada kegiat an usaba pert am bangan
um um ;
Mengingat :
1.
Undang- undang Nom or 1 Tahun 1967 ( LN Tahun 1967 Nom or 22, TLN
Nom or 2831) ;
2.
Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 ( LN Tahun 1982 Nom or 2, TLN
Nom or 3215) ;
3.
Perat uran Pem erint ah Nom or 32 Tahun 1969 ( LN Tahun 1969 Nom or
60, TLN Nom or 2916) sebagaim ana t elah diubah dengan Perat uran
Pem erint ah Nom or 79 Tahun 1992 ( LN Tahun 1992 Nom or 30, TLN
Nom or 3510) ;
4
Perat uran Pem erint ah Nom or 27 Tahun 1980 ( LN Tahun 1980 Nom or
47, TLN Nom or 3174) ;
5.
Perat uran Pem erint ah Nom or 20 Tahun 1990 ( LN Tahun 1990 Nom or
84, TLN Nom or 3409) ;
6.
Perat uran Pem erint a Nom or 51 Tahun 1993 ( LN Tahun 1993 Nom or 84
TLN Nom or 3538) ;
7.
Keput usan Presiden Nom er 96/ M Tahun 1993 t anggal 17 Maret 1993
Mem ut uskan
Menet apkan
KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBAN GAS DAN ENERGI TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PERUSAKAN DAN DAN PENCEMARAN
LI NGKUNGAN PADA KEGI ATAN USAHA PERTAMBANGAN I JMUM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengert ian
Dalam Keput usan Ment eri ini yang dim aksud dengan :
a.
Pencegahan dan penaggulangan perusakan dan pencem aran
lingkungan adalah salah sat u upaya t erpadu dalam pelaksanaan
pengelolaan dan pem ant auan lingkungan sehingga t ercapai t uj uan
pem anfaat an, penat aan, pem eliharaan, pengawasan, pengendalian,
pem ulihan dan pengem bangan lingkungan pada kegiat an usaha
pert am bangan um um .
b.
Penam bangan adalah kegiat an yang dilakukan baik secara m anual
m aupun m ekanis unt uk m endapat kan bahan galian.
c.
Reklam asi adalah kegiat an yang bert uj uan m em perbaiki at au m enat a
kegunaan lahan yang t erganggu sebagai akibat kegiat an usaha
penam bangan um um , agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
perunt ukannya.
d.
Pasca t am bang adalah m asa set elah berhent inya kegiat an t am bang
pada seluruh at au sebagian w ilayah usaha pert am bangan
eksploit asi/ operasi produksi, baik karena berakhirnya izin usaha
pert am bangan dan at au karena dikem balikannya seluruh at au
sebagian wilayah usaha pert am bangan eksploit asi / operasi produksi.
e.
Tanah pucuk ( t op soil) adalah lapisan t anah pada horizon t erat as yang
m engandung unsur hara.
f.
Tanah penut up adalah t anah dan at au bat uan yang m enut upi bahan
galiam at au berada diant ara bahan galian
g.
Tailing adalah m at erial buangan dari proses pengolahan.
h.
Pengusaha pert am bangan adalah pim pinan perusahaan pert am bangan
yang dit unj uk sesuai ket ent uan pada badan usaha perusahaan
t ersebut .
i.
Direkt ur Jenderal adalah Direkt ur Jenderal yang bert anggung j awab di
bidang pert am bangan um um .
Pasal 2
Ruang Lingkup
Pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pencem aran lingkungan
dalam Keput usan Ment eri ini berlaku bagi kegiat an eksploras,. Konst ruksi,
eksploit as,. pengolahan/ pem urnian, penim bunan, pengangkut an t erm asuk
kegiat an sarana penunj ang.
BAB I I
KEWAJI BAN PENGUSAHA PERTAMBANGAN DAN
KEPALA TEKNI K TAMBANG
Pasal 3
Pengusaha pert am bangan waj ib :
a.
Menj am in t erlaksananya dan dit aat inya ket ent uan dalam Keput usan
Ment eri ini
b.
Menyediakan biayadan fasilit as yang diperlukan dalam m elaksanakan
upaya pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pencem aran
lingkungan
c.
Mendidik dan m em berikan pelat ihan m engenai pengelolaan dan
pem ant auan lingkungan pert am bangan kepada pekerj a t am bang yang
m enangani pencegahan dan penangulangan perusakan pencem aran
lingkungan
Pasal 4
( 1)
Pengusaha pert am banganwaj ib m enunj uk Kepala Teknik Tam bang
unt uk m em im pin langsung di lapangan dalam pelaksanaan
pencegahan dan penanggulangan perusakan dan pecem aran
lingkungan pada kegiat an usaha pert am bangan um um
( 2)
Dalam hal Kepala Teknik Tam bang t idak dapat m em im pin langsung
pelaksanaan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1)
Pengusaha waj ib m enunj uk pet ugas unt uk m elaksanakan t ugas dan
kewaj iban Kepala Teknik Tam bang.
Pasal 5
( 1)
( 2)
Kepala Teknik Tam bang waj ib m enyam paikan laporan kepada Kepala
Pelaksana I nspeksi Tam bang dengan t em busan kepada Kepala
Pelaksana lnspeksi Tam bang Wilayah m engenai :
a.
pelaksanaan kegiat an pengelolaan dan pem ant auan lingkungan
secara berkala, sesuai dengan bent uk yang dit et apkan.
b.
j um lah pengadaan, penggunaan, penyim panan, dan persediaan
bahan beracun berbahaya t erm asuk j um lah yang hilang dan
t erbuang dalam kegiat an penam bangan dan proses pengolahan
dan at au pem urnian secara berkala set iap 6 bulan.
c.
adanya gej ala yang berpot ensi m enim bulkan perusakan dan
at au pencem aran lingkungan
d.
t erj adinya perusakan dan at au pencem aran lingkungan berikut
upaya penanggulangannya dalam j angka wakt u 1x 24 Jam
Kepala Teknik Tam bang waj ib m enet apkan t at a cara baku unt uk
penanggulangan perusakan dan pencem aran lingkungan pada t em pat t em pat yang berpot ensi m enim bulkan perusakan dan at au
pencem aran lingkungan
BAB I I I
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANCAN
Pasal 6
( 1)
Pengusaha pert am bangan waj ib m enyam paikan rencana t ahunan
pengelolaan lingkungan kepada Kepal Pelaksana I nspeksi Tam bang
dengan t em busan kepada Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang Wilayah
yang m em uat ant ara lain :
a.
Rencana perunt ukan lahan;
b.
Teknik dan m et ode pengelolaan lingkungnan;
c.
Jadwal / pelaksanaan pekerj aan dan penyelesaian t iap t ahap reklam asi
d.
Luas lahan yang akan direklam asi;
e.
Jenis t anam an yang akan dit anam i;
f.
Perkiraan biaya.
( 2)
Pengusaha pert am bangan waj ib m enyam paikan rencana t ahunan
pem ant auan lingkungan kepada Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang
dengan t em busan kepada Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang Wilayah
yang m em uat ant ara lain :
a. Param et er lingkungan yang dipant au;
b. Lokasi / t it ik pant au;
c. Kekerapan pem ant auan
a. Perkiraan biaya pem ant auan.
Pasal 7
Kepala Teknik Tam bang harus m elakukan upaya pencegahan at as
kem ungkinan perusakan dan pencem aran lingkungan.
Pasal 8
Dalam hal sudah t erj adi perusakan dan at au pencem aran lingkungan Kepala
Teknik Tam bang harus m elakukan upaya penanggulangan pada sum ber
pencem aran
Pasal 9
( 1)
Air larian( run off) yang m engalir di perm ukaan daerah yang t erbuka
harus dialirkan m elalui saluran yang berfungsi dengan baik ke kolam
pengendapan sebelum dibuang ke perairan um um .
( 2)
Kolam pengendapan harus dibuat di lokasi yang st abil sert a t erpelihara
dan berfungsi dengan baik.
Pasal 10
Air yang berasal dari kegiat an usaha pert am bangan sebelum dialirkan ke
perairan um um harus diolah t erlebih dahulu sehingga m em enuhi baku m ut u
lingkungan sesuai perat uran perundangan yang beraku.
Pasal 11
Lereng yang dibent uk dan at au t erbent uk pada kegiat an usaha
pert am bangan harus m ant ap sesuai dengan kondisi lingkungan set em pat .
Pasal 12
( 1)
Reklam asi daerah bekas penam bangan harus dilakukan secepat nya
sesuai dengan rencana reklam asi dan persyarat an yang t elah
dit et apkan.
( 2)
Reklam asi sebagaim ana dim aksud ayat ( 1) dinyat akan selesai, set elah
diset uj ui oleh Direkt ur Jenderal.
Pasal 13
( 1)
Kepala Teknik Tam bang waj ib m elakukan penanam an kem bali daerah
bekas penam bangan dan daerah yang digunakan unt uk kegiat an
usaha pert am bangan sesuai dengan st udi Analisis Mengenai Dam pak
Lingkungan ( Am dal) at au upaya Pengelolaan Lingkungan ( UKL) dan
Upaya Pem ant auan Lingkungan ( UPL) yang bersangkut an.
( 2)
Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang dapat m em berikan pengecualian
at as kewaj iban penanam an kem bali sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1)
Pasal 14
( 1)
Kepala Teknik Tam bang waj ib m em buat pet a pengelolaan dan
pem ant auan lingkungan.
( 2)
Bent uk dan t at a cara penyam paian pet a sebagaim ana dim aksud dalam
ayat ( 1) dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Pasal 15
( 1)
Dalam pelaksanaan penam bangan:
a.
Pem bukaan lahan harus dilakukan sesuai dengan kebut uhan
penam bangan.
b.
Tanah pucuk ( t op soil) hasil pengupasan harus segera di
m anfaat kan unt uk keperluan reveget asi.
c.
Tanah penut up hasil pegupasan dan m at erial buangan lainnya
harus dit im bun dengan cara yang benar dan pada t em pat yang
am an.
d.
Tim bunan t anah penut up dan m at erial buangan lainnya harus
dipant au secara berkala.
e.
Gangguan keseim bangan hidrologis harus sem inim al m ungkin.
f.
Kegiat an penam bangan dan penim bunan bahan galian, lim bah
sert a penam pungan air lim pasan harus dilakukan sedem ikian
rupa sehingga air t anah t erhindar dari pencem aran.
g.
Kegiat an t ransport asi t erut am a yang m elalui daerah pem ukim an
t idak boleh m enim bulkan polusi udara.
( 2)
Dalam pelaksanaan kegiat an t am bang perm ukaan dengan sist em
j enj ang perlu dilakukan st udi t ent ang kem ant apan lereng, sesuai
dengan ket ent uan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
( 3)
Tanah pucuk ( t op soil) yang t idak segera dim anfaat kan kem bali unt uk
keperluan reveget asi, perlu diam ankan dari kerusakan dan erosi
Pasal 16
( 1)
Pelaksanaan kegiat an t am bang perm ukaan dan t am bang bawah t anah
sedapat m ungkin dilakukan dengan m et ode pengisian kem bali ( back
filling)
( 2)
Penam bangan dengan m et ode pengisian kem bali ( back filling) harus
m em anfaat kan t anah penut up at au t ailing sebagai bahan pengisian
kem bali daerah bekas penam bangan.
Pasal 17
( 1)
Kegiat an t am bang bawah t anah t idak boleh dilakukan di bawah
bangunan- bangunan pent ing apabila penam bangan t ersebut dapat
m engakibat kan penurunan perm ukaan.
( 2)
Dalam hal kegiat an t am bang bawah t anah pada lokasi sebagaim ana
dim aksud dalan ayat ( 1) , t idak m enim bulkan penurunan perm ukaan,
m aka kegiat an penam bangan dapat dilakukan set elah m endapat kan
perset uj uan dari Kepala Pelaksana I nspeksi Tam bang.
( 3)
Kegiat an t am bang bawah t anah yang diat asnya t idak ada bangunan
bangunan pent ing dan m engakibat kan penurunan perm ukaan t anah,
sedapat m ungkin kegunaan lahan yang rusak akibat penurunan
perm ukaan t anah t ersebut dipulihkan fungsinya.
Pasa 18
( 1)
Penyim panan bahan berbahaya dan beracun harus sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang- undangan yang berlaku.
( 2)
Penggunaan lahan berbahaya dan beracun unt uk keperluaan kegiat an
usaha pert am bangan harus sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang- undangan
Pasal 19
Tingkat kebisingan yang dit im bulkan oleh kegiat an usaha pert am bangan
t idak boleh m elebihi baku m ut u lingkungan yang dit ent ukan dalam perat uran
perundang- undangan
Pasal 20
Kegiat an peledakan t idak boleh m enim bulkan gangguan dan at au kerusakan
t erhadap rum ah, bangunan pent ing lainnya, dan lingkungan sekit arnya.
Pasal 21
Sarana penam pungan t ailling harus dibuat di daerah yang st abil dengan
konst ruksi yang am an.
Pasal 22
Kepala Teknik Tam bang waj ib m em eriksa t ailing yang m engandung bahan
berbahaya dan beracun secara berkala set iap 6 bulan dan m elaporkan
hasilnya kepada Kepala Pelaksana lnspeksi Tam bang dengan t em busan
kepada Kepala Pelaksana lnspeksi Tam bang Wilayah.
Pasal 23
Konsent rasi debu dan gas dari proses pengolahan dan pem urnian yang
keluar ke udara bebas t idak boleh m elam paui bat as m aksim um yang
diperbolehkan sesuai baku m ut u lingkungan yang dit et apkan.
Pasal 24
Penggunaan air kerj a pada proses pengolahan dan pem urnian, dan pada
penam bangan hidrolis harus diupayakan dilakukan dengan sirkulasi t ert ut up.
Pasal 25
Laborat orium dan peralat an pem ant auan yang digunakan unt uk keperluan
pem ant auan lingkungan haurs m em enuhi ket ent uan yang t elah dit et apkan.
BAB V
PASCA TAMBANG
Pasal 26
( 1)
Pengusaha pert am bangan waj ib m enyam paikan laporan secara t ert ulis
kepada Direkt ur Jenderal m engenai rencana penut upan lam bang,
selam bat - lam bat nya 1 ( sat u) t ahun sebelum berakhirnya operasi
penam bangan
( 2)
Kewaj iban sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) berlaku j uga bagi
rencana pengem balian seluruh at au sebagian dari w ilayah usaha
pert am bangan t ahap eksploit asi/ operasi produksi.
Pasal 27
Dalam laporan rencana penut upan t am bang sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 26 ayat ( 1) m em uat m engenai adanya dam pak lingkungan yang perlu
dikelola pada pasca t am bang dan pelaksanaan pengelolaan dam pak
lingkungan dim aksud.
Pasal 28
Bat as wakt u t anggung j awab pengusaha pert am bangan dalam pengelolaan
dan pem ant auan lingkungan pada pasca t am bang dit et apkan oleh Direkt ur
Jenderal.
BAB V
JAMI NAN REKLAMASI
( 1)
( 2)
( 3)
Pasal 29
Pengusaha pert am bangan dapat diwaj ibkan unt uk m enem pat kan dana
j am inan pelaksanaan reklam asi dan m endeposit okan dana t ersebut
dalam rekening perusahaan yang bersangkut an di suat u bank yang
dit unj uk oleh pem erint ah
Besarnya dana j am inan pelaksanaan reklam asi sebagaim ana dim aksud
dalam ayat ( 1) dan t at a cara penem pat an sert a pengem baliannya,
dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Dana j am inan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) t idak
m em bebaskan pengusaha pert am bangan unt uk m elaksanakan
reklam asi.
BAB VI
KETENTUAN LAI N
Pasai 30
( 1)
( 2)
( 3)
Terhadap pem isahaan yang dinilai berhasil dalam pelaksanaan
pengelolaan dan pem ant auan lingkungan akan diberikan t anda
penghargaan oleh Ment eri Pert am bangan dan Energi
Tat a cara pelaksanaan pem berian t anda penghargaan dan penilaian
t erhadap keberhasilan pelaksanaan pengelolaan lingkungan sert a
persyarat an unt uk m em peroleh t anda penghargaan sebagaim ana
dim aksud dalam ayat 1 dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Segala biaya yang diperlukan unt uk pem berian t anda penghargaan
dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) dibebankan kepada anggaran
Direkt orat Jendera at au sum ber sum ber lain yang sah.
BAB VI I
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Sem ua kegiat an pengelolaan dan pem ant auan lingkungan pert am bangan
yang t elah ada sebelum dit et apkan Keput usan Ment eri ini, dalam j angka
wakt u 2 t ahun waj ib m enyesuaikan dengan Keput usan Ment eri ini
Pasal 32
Pelanggaran t erhadap ket ent uan dalam Keput usan Ment eri ini dikenakan
ancam an hukum an sesuai ket ent uan perat uran perundang- undangan yang
berlaku.
Pasal 33
( 1)
Dengan berlakunya Keput usan Ment eri ini, m aka Perat uran Ment eri
Pert am bangan Nom or 04/ P/ M/ Pert am b/ 77 t anggal 28 Sept em ber 1977
dan perat uran pelaksanaannya dinyat akan t idak berlaku lagi.
( 2)
Ket ent uan lebih lanj ut yang diperlukan bagi pelaksanaan Keput usan
Ment eri ini dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
Pasal 34
Keput usan Ment eri ini m ulai berlaku pada t anggal dit et apkan
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 17 Juli 1995
MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Tt d
I .B Sudj ana
__________________________________