PENM Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (Skt) Pt. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta.

PENGARUH INTENS
SITAS PE
ENCAHA
AYAAN T
TERHAD
DAP KEL
LELAHAN
N
M
MATA DAN
D
PRO
ODUKTIV
VITAS KERJA
K
PA
ADA TEN
NAGA K
KERJA
DI BAG
GIAN SIG

GARET KRETEK
K
K TANGA
AN (SKT) PT. DJIT
TOE
IND
DONESIA
A TOBAK
KO SURA
AKARTA
A

NASK
KAH PU
UBLIKA
ASI

O :
Disusun Oleh
Etik

E Suna
aryati
J 410 100
0 001

PROG
GRAM STUDI KESEH
HATAN MASYARAKA
AT
FAK
KULTA
AS ILMU
U KESE
EHATAN
N
UNIV
VERSITAS MUHAMM
MADIYA
AH SUR
RAKART

TA
2015
5

Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Publikasi 
Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pt. Djitoe Indonesia Ilmiah 
Tobako Surakarta 
PENGARUH INTENSITAS PENCAHAYAAN TERHADAP KELELAHANMATA DAN
PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN SIGARET KRETEK
TANGAN (SKT) PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO SURAKARTA
Etik Sunaryati *dr. Hardjanto, MS, Sp. Ok** Tarwaka, PGDip, Sc. M. Erg**
*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK
UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS
ABSTRACT
PT. Djitoe Indonesia Tobako is a Company in Surakarta focusing on tobacco products. The
quality and time to fullfillment the productions require a preciseness. The purpose of this
research is to find the influence of intensity lighting to fatigue eyes and labor productivity at the
skt PT.Djitoe Indonesia Tobacco. The kind of research used in this research was Quasi
Experimental to a draft the research uses one group pretest postest The population of this study
was all workers as part SKT 118 respondents. the selection of sample uses purposive sampling of

40 respondents. The results of statistical tests showed there is a difference in intensity lighting to
fatigue eyes workers part skt before and after treatment the addition of intensity lighting
obtained value p-value (0,0000.05 ). Thus can be concluded that there are significant
influence between the intensity of lighting to fatigue eyes and productivity work in labor part
SKT PT. Djitoe Indonesia Tobako
Keywords: Intensity Lighting, eye fatigue, work productivity

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2015  



Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Publikasi 
Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pt. Djitoe Indonesia Ilmiah 
Tobako Surakarta 
PENDAHULUAN
Pencahayaan yang baik memungkinkan
tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakanya secara jelas, cepat dan tanpa
upaya yang tidak perlu lebih dan keadaan

lingkungan yang menyegarkan, sedangkan
pencahayaan
yang
buruk
dapat
mengakibatkan kelelahan mata dengan
berkurangnya daya efisiensi kerja,
kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal
di daerah mata dan sakit kepala sekitar
mata, kerusakan alat penglihatan dan
meningkatkan kecelakaan (Suma’mur,
2014).
Masalah penglihatan tidak bisa
lepas dari peran cahaya, karena manusia
tidak akan dapat melihat suatu benda kalau
tidak ada cahaya yang menimpa benda
tersebut yang kemudian dipantulkan ke
mata. Oleh sebab itu saat aktivitas sangat
perlu memperhatikan penerangan yang
cukup karena dalam jangka waktu lama

akan berdampak pada kelelahan mata jika
tidak
diimbangi
dengan
intensitas
pencahayaan yang memadai dan instirahat
yang cukup.
Penelitian yang dilakukan oleh
Deni (2010), menunjukkan bahwa
penerangan tempat kerja ruangan office
PT. Buma jobsite Adaro di bawah standart
yaitu
sebesar
96,16
lux,
yang
menyebabkan ada perbedaan yang
signifikan antara antara kelelahan mata
pekerja sebelum dan sesudah bekerja pada
intensitas penerangan di bawah standar.

Hasil peneliti lain tentang pengaruh
intensitas penerangan terhadap kelelahan
mata dan produktivitas kerja yang
dilakukan oleh Seto (2015), dengan
banyak sampel sebesar 82 pekerja
menunjukkan bahwa ada pengaruh
intensitas
penerangan
terhadap
produktivitas pada pekerja bagian operator
jahit CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo.
Sesuai dengan peraturan menteri
pemburuhan (PMP) No.7 Tahun 1964
pasal 14
syarat-syarat kesehatan,
kebersihan, dan penerangan di tempat

kerja yaitu penerangan yang cukup untuk
pekerjaan barang-barang kecil
secara

sepintas dengan standar 100 lux.
Berdasarkan
hasil
survei
pendahuluan tanggal 23 Juni 2015, pada
bagian SKT pencahayaan yang di dapat
kurang dari standar. Hasil pengukuran
pencahayaan umum di bagian SKT
mendapatkan hasil rata-rata 69 lux dan
penerangan setempat dengan rata-rata 51
lux, secara teori kondisi ini dapat
menyebabkan kelelahan mata dan dapat
menurunkan produktivitas kerja pada
tenaga kerja bagian SKT.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasi
Eksperimental.
Quasi
Eksperimental

adalah salah satu rancangan penelitian
yang dipergunakan untuk mencari
hubungan sebab akibat (Notoatmodjo,
2012).
Rancangan
penelitian
ini
menggunakan one group pretest postest
dimana mengukur responden sebelum
diberi perlakuan dan sesudah diberi
perlakuan.
Populasi dari penelitian ini yaitu
118 pekerja pada bagian SKT di PT.
Djitoe Indonesia Tobako. Adapun sampel
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 40 pekerja.
Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yaitu dengan
menggunakan pengambilan sampel denga
teknik purposive sampling.

Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan teknik puposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak
dijadikan sampel (Sugiyono,2013)
Analisis data yang digunakan
adalah analisis univariat dan analisis
bivariat. Analisis univariat yang dilakukan
terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis
ini
digunakan
untuk
mendeskripsikan variabel penelitian yang
disajikan dalam bentuk mean (rata-rata),
nilai terendah, nilai tertinggi dan stadar

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2015  



Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Publikasi 
Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pt. Djitoe Indonesia Ilmiah 
Tobako Surakarta 
deviasi dari tiap variabel. Analisis bivariat
dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara intensitas pencahayaan terhadap
kelelahan mata dan produktivitas kerja di
bagian SKT PT. Djitoe Indonesia Tobako,
dengan uji yang digunakan adalah
dependent T test dengan tingkat
signifikanα = 0,05 (tingkat kepercayaan
95%). Pengambilan hipotesis penelitian di
dasarkan pada tingkat signifikan, yaitu:
a. Jika nilai p< 0,05 maka Ho ditolak
b. Jika nilai p>0,05 maka Ho diterima

HASIL DAN PEMBAHASAAN
A. Karateristik Responden
1. Umur Responden
Karateristik umur responden
minimum adalah < 45 tahun sebanyak
18 orang dan umur maksimum > 45
tahun sebanyak 22 orang.
Tabel 1
Data Responden Berdasarkan Umur
Umur

Frekuensi

Persentase
(%)
< 45 Th
18
45,0
> 45 Th
22
55,0
Total
40
100.0
Menurut
setyawati
(2010)
menyatakan bahwa subyek yang  berusia
muda mempunyai kekuatan lebih atau fisik
dan cadangan tenaga lebih besar daripada
yang berusia tua.
Tenaga kerja yang berusia 40-50
tahun akan lebih cepat menderita kelelahan
dibandingkan dengan tenaga kerja yang
relative lebih muda. Ditambah pula oleh
bertambahnya usia akan mempegaruhi
komposisi tubuh manusia. Massa tubuh
tanpa lemak dan berat otot berkurang yang
mengakibatkan berkurangnya kekuatan,
ketahanan, dan volume otot (Oentoro,
2004).
Dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara umur dengan kelelahan
mata dan produktivitas kerja, hal ini
disebabkan
karena
semakin
umur
bertambah maka penglihatan akan semakin

berkurang
begitu
pula
dengan
produktivitas kerja semakin tua semakin
produksi yang dihasilkan tidak sebanding
dengan hasil produksi pekerja yang masih
mudah, kecuali di perusahaan itu
menerapkan kerja target.
2. Masa Kerja
Karateristik masa kerja responden <
10 tahun sebanyak 25 orang dengan
presentase 62.5% dan > 10 tahun sebanyak
15 orang dengan presentase 37.5%.
Tabel 2
Data Responden Berdasarkan Masa
Kerja

Masa Frekuensi Persentase
Kerja
(%)
< 10 Th
25
62.5
> 10 Th
15
37.5
Total
40
100.0
Menurut Gempur (2004) masa
kerja adalah faktor yang berkaitan dengan
lamanya seseorang bekerja disuatu
perusahaan. Masa kerja berkaitan dengan
proses aklimatisasi tenaga kerja terhadap
iklim kerja tertentu sehingga menjadi
terbiasa terhadap iklim kerja tersebut dan
kondisi fisik, faal dan psikis tidak
mengalami efek buruk dari iklim kerja
yang dimaksud. Pekerja baru yang mulai
bekerja pada lingkungan kerja dengan
tekanan panas yang tinggi akan mengalami
proses aklimatisasi terhadap intensitas
paparan panas yang sebelum tidak pernah
mengalaminya. Proses aklimatisasi ini
biasanya memerlukan waktu 7-10 hari.
Menurut
Setyawati
(2010)
seseorang yang bekerja dengan masa kerja
yang lama lebih banyak memiliki
pengalaman dibandingkan yang bekerja
dengan masa kerja yang baru. Orang yang
bekerja lama sudah terbiasa dengan
pekerjaan yang dilakukan sehingga tidak
menimbulkan kelelahan kerja bagi dirinya.
Dapat diketahui bahwa masa kerja tidak
mempengaruhi kelelahan mata dan
produktivitas.
3. Intensitas Pencahayaan

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2015  



Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Publikasi 
Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pt. Djitoe Indonesia Ilmiah 
Tobako Surakarta 
Tabel 3
Hasil Pengukuran Intensitas Cahaya

Intensitas
Cahaya
Rata-rata
Sebelum
Perlakuan
Rata-rata
sesudah
Perlakuan

Mean

SD

Mak

Min

37.00

10.
09

49.0
0

25.0
0

112.0
0

2.4
4

115.
00

109.
00

Dari hasil pengukuran Sebelum ada
poerlakuan nilai minimum intensitas
penerangan ada 25 lux dan maksimum
adalah 49 lux, dengan rata-rata intensitas
pencahayaan 49 lux,
dengan standar
deviasi 10,09. sedangkan setelah perlakuan
maka intensitas pencahayaan minimum
109 lux dan maksimum 115 lux dengan
rata-rata intensitas penerangan 112 lux dan
standar deviasi 2,44.untuk peneranagan
umum sudah memenuhi standar minimum
penerangan yaitu >100 Lux.
Desain pemasangan lampu yang tidak
sesuai mempegaruhi kualitas pencahayaan
yang diterima di bagian SKT. Ada
beberapa lampu yang mati dan ada
beberapa lampu yang terpasang tapi tidak
menyala. Terdapat pencahayan alami dari
pintu depan masuk dan cendela.
Menurut
Suma’mur
(1996)
pencahayaan
yang
baik
adalah
pencahayaan yang memungkinkan tenaga
kerja melihat pekerjaan dengan teliti, cepat
dan upaya yang tidak perlu, serta
membantu menciptakan lingkungan kerja
yang nikmat dan menyenangkan.
4. Kelelahan mata sebelum ditambah
pencahayaan lampu
Tabel 4
Kelelahan Mata Sebelum Perlakuan
Persentase
Frekuensi
(%)
Tidak Lelah
3
7.5
Cukup Lelah
31
77.5

Lelah
5
12.5
Sangat lelah
1
2.5
Total
40
100.0
Berdasarkan tabel 4 diketahui
bahwa sebelum diberi tambahan lampu
intensitas pencahayaan mata tidak lelah
ada 3 responden (7,5%), mata cukup lelah
ada 31 responden (77.5%), mata lelah ada
5 responden (12,5%) dan mata sangat lelah
ada 1 responden (2,5%).
5. Kelelahan mata sesuah ditambah
pencahayaan lampu
Tabel 5
Kelelahan Mata Sesudah Perlakuan
Frekuensi Persentase (%)
Tidak Lelah
27
67.5
Cukup Lelah
10
25.0
Lelah
3
7.5
Total
40
100.0
Berdasarkan tabel 5 diketahui
bahwa sesudah diberi tambahan lampu
intensitas pencahayaan mata tidak lelah
ada 27 responden (67.5%), mata cukup
lelah ada 10 responden (25%) dan mata
lelah ada 3 responden (7,5%).
6. Produksivitas sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan
Tabel 6
Produktivitas Sebelum
Perlakuan dan Sesudah
Perlakuan
Produktivi
tas Kerja
Produktivit
as Sebelum
Perlakun
Produktivit
as Sesudah
Perlakuan

Mean

SD

Mak

Min

176.2
5

29.
57

259,
26

125.
00

236.2
1

39.
70

326.
09

166.
67

Sebelum adanya penambahan
lampu hasil produksivitas minimum 125
dan maksimum ada 259.26 , dengan ratarata produktivitas 176.255, dengan stadar
deviasi 29.577. Sedangkan setelah adanya

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2015  



Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Publikasi 
Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pt. Djitoe Indonesia Ilmiah 
Tobako Surakarta 
penambahan lampu hasil produktivitas
minimum 166.67 dan maksimum 326.09,
dengan rata-rata produktivitas 236.2199,
dengan standar deviasi 39.70982.
B. Hasil Analisis Bivariat
1. Analisis Bivariat
Tabel 7
Uji Dependent T Test
K
Variabel N Rata S
P-rata D valu
e
Kelelahan 4 28,3 2,
Mata
0
7
8 0,00 Sig
0
Sebelum
0
Perlakuan
Kelelahan 4 25,1 2,
Mata
0
0
3
Sesudah
3
Perlakuan
Variabel

N

Rata
-rata

S
D

Pvalu
e

K

Produktivi 4 1,75 2
tas
0
9, 0,00 Sig
Sebelum
6
0
Perlakuan
8
Produktivi 4 2,35 3
tas
0
9,
Sesudah
7
Perlakuan
3
Berdasarkan tabel 7 dimana nilai
rata-rata dari kelelahan mata sebelum
perlakuan rata-rata 28,37±2,80
dan
sesudah perlakuan adalah nilai rata-rata
25,10±2,33 dengan nilai signifikan p =
0,000 (p< 0,05) artinya ada pengaruh
pencahayaan terhadap kelelahan mata.
Nilai rata-rata dari produktivitas kerja
sebelum perlakuan rata-rata1,75±29,57
dan sesudah perlakuan adalah nilai ratarata 2,35±39,70 dengan nilai signifikan p
= 0,000 (p< 0,05) artinya ada pengaruh
pencahayaan terhadap produktivitas kerja.
Bahwa ada perbedaan sebelum perlakuan
dan sesudah perlakuan,yang artinya ada
pengaruh intensitas pencahayaan terhadap

kelelahan mata dan produktivitas kerja
pada tenaga kerja bagian SKT.

SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Intensitas di bagian SKT diperoleh
rata-rata sebelum ada penambahan
lampu sebesar 49 lux, sedangkan ratarata intensitas pencahayaan sesudah
ada penambahan lampu sebesar 115
lux.
2. Hasil pengukuran kelelahan mata
sebelum perlakuan rata-rata 28,37 dan
sesudah perlakuan nilai rata-rata 25,10
di uji menggunakan dependent t-test
didapat nilai signifikan p=0,000< 0,05
yang artinya ada pengaruh intensitas
pencahayaan terhadap kelelahan mata
pada tenaga kerja bagian SKT.
3. Hasil
pengukuran
produktivitas
sebelum perlakun rata-rata1,75 dan
sesudah perlakuan nilai rata-rata 2,35
di uji menggunakan dependent t-test
didapat nilai signifikan p=0,000 < 0,05
yang artinya ada pengaruh intensitas
pencahayaan terhadap Produktivitas
kerja pada tenaga kerja bagian SKT.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka
dapat
disarankan sebagai berikut :
1. Sebaiknya intensitas pencahayaan
dalam ruang kerja bagian SKT
ditingkatkan
dengan
cara
menambahkan lampu seperti yang
peneliti lakukan agar sesuai dengan
standar
intensitas
pencahayaan
menurut peraturan menteri perburuhan
PMP No. 7 Tahun 1964 yaitu sebesar
100 lux.
2. Disarankan
untuk
dilakukan
pemeriksaan secara berkala pada
lampu-lampu yang ada di PT. Djitoe
Indonesia Tobakoo di bagian SKT
karena beberapa lampu tidak berfungsi.
3. Perlu dilakukan perawatan pada
lampu-lampu di PT. Djitoe Indonesia

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2015  



Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Publikasi 
Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (SKT) Pt. Djitoe Indonesia Ilmiah 
Tobako Surakarta 
Tobakoo mengingat sangat pentingnya
peran pencahayaan terhadap kegiatan
di SKT.

DAFTAR PUSTAKA
Deni. 2010. Analisa Kelelahan Mata
Pekerjaan Sebelum Dan Sesudah
Bekerja
Pada
Intensitas
Penerangan Dibawah Standar di
Ruangan OFFICE PT. BUMA
JOBSITE ADARO. [Skripsi].
Surakarta:
Falkultas
Kedokteran.UNS
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Oentoro S. 2004. Kampanye Atasi
Kelelahan Mental dan Fisik.
Jakarta: UI Press
Peraturan Menteri Perburuhan (PMP).
1964. Syarat-syarat Kesehatan,
Kebersihan, dan Penerangan di
Tempat Kerja. No.7
Santoso Gempur. 2004. Erogonomi
Manusia,
Peralatan,dan
Lingkungan. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher
Setywati.
2010.
Selintas
Tentang
Kelelahan
Kerja.Yogyakarta: Amara
Books
Seto.
2015.
Pengaruh
Intensitas
Penerangan terhadap Kelelahan
Mata Dan Produktivitas Pada
Pekerja Bagian Operator Jahit
CV. Maju Abadi Garment
Sukoharjo.[Skripsi].
Surakarta:
Falkultas Ilmu Kesehatan.UMS
Sugiyono.2013.Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D.Bandung: CV.ALFABETA
Suma’mur PK. 2014. Higiene Perusahaan
dan Kesker. Edisi kedua Cetakan
Pertama. Jakarta : CV Sagung
Seto.

Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri. Edisi
Pertama
Cetakan
kedua.
Surakarta : Harapan press.
Tarwaka. 2015. Keselamatan, Kesehatan
Kerja Dan Ergonomi (K3E)
Dalam Perspektif Bisnis. Edisi
Pertama.
Cetakan
Pertama.
Surakarta: Harapan Press.

Program Studi Kesehatan Masyarakat - Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta ® 2015  



Dokumen yang terkait

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN ROKOK SKT ( SIGARET KRETEK TANGAN ) PADA PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO COY SURAKARTA

0 2 70

SKRIPSI PENGARUH INTENSITAS PENCAHAYAAN TERHADAP KELELAHAN Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (Skt) Pt. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta.

0 3 15

BAB I PENDAHULUAN Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Dan Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja Di Bagian Sigaret Kretek Tangan (Skt) Pt. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta.

0 3 6

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Pengepakan Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Postur Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Dan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Pengepakan Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

0 3 5

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Karyawan Bagian Produksi Pelintingan Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Karyawan Bagian Produksi Pelintingan Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

0 1 5

PENGARUH INTENSITAS PENERANGAN TERHADAP KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PELINTINGAN Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Karyawan Bagian Produksi Pelintingan Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobako.

0 1 16

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI ROKOK SKM (SIGARET KRETEK MESIN) DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO.

0 0 14

Pengaruh Musik Pengiring Kerja Terhadap Penurunan Stres Kerja pada Pekerja Pelintingan di Pt. Djitoe Indonesia Tobako cover 1

0 0 11