BAB I PENDAHULUAN - BAB I CHANDRA DEVIANI BAGUS N PBSI'14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nama merupakan kata-kata yang menjadi label setiap makhluk, benda,

  aktivitas, dan peristiwa di dunia ini. Melalui nama manusia menggunakan / mengaplikasikan segala konsep tentang segala sesuatu yang dinamai tersebut.

  Dalam Kehidupan sehari-hari seringkali manusia sukar memberi nama-nama atau label terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang ada di sekelilingnya.

  Hal ini karena banyak dan beragam benda-benda atau peristiwa-peristiwa tersebut. Oleh karena itu lahirlah nama kelompok dari benda atau hal yang berjenis-jenis. Misalnya : nama binatang, nama tumbuh-tumbuhan, dan nama buah-buahan (Chaer, 1995:44).

  Salah satu benda yang menjadi sasaran pemberian nama adalah anak. Anak merupakan masuk dalam kategori benda yang perlu diberikan nama untuk bisa membedakan antara anak yang satu dengan yang lainnya. Sejak tahun ke tahun semakin bertambah jumlah anak semakin bertambah pula variasi nama-nama yang muncul untuk anak. Pada zaman yang modern ini nama diri yang muncul sudah mulai beragam karena reverensi tentang arti nama diri untuk anak bisa di dapat dari internet atau media-media yang lain.

  1 Orang tua dalam meberikan nama kepada anaknya selalu mempertimbangkan maknanya baik atau buruk, karena baik buruk nama akan memberikan pengaruh terhadap tingkah laku anak. Apabila nama yang diberikan mempunyai makna yang indah, maka anak akan merasa bangga memiliki nama tersebut dan menambah rasa percaya diri dalam pergaulannya. Karena itu bayi yang baru lahir, hendaklah diberi nama yang baik. Hadist Riwayat Bukhori Muslim yang berkata bahwa Rosul bersabda “Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama

  kalian dan nama-nama bapak kalian maka baguskanlah nama-namamu

  ”( Asori dan Suheri Ismail, 1998:68).

  Orang tua pada zaman sekarang berbeda dengan orang tua pada zaman dahulu dalam hal pemberian nama kepada anaknya. Pada umumnya orang tua pada zaman sekarang memberikan nama kepada anaknya dengan cara memilih kata yang baik yang mempunyai makna keindahan dan harapan bagi orang tua. Ada juga berdasarkan pada waktu kelahiran, seperti nama hari, bulan, dan tahun, atau berdasarkan urutan kelahiran seperti eka „satu‟, dwi „dua‟, tri „tiga‟, selain itu juga berdasarkan peristiwa tertentu yang terjadi secara bersamaan dengan kelahiran bayi.

  Pada zaman dahulu orang tua memberikan nama anaknya dengan singkat dan sederhana karena tidak memikirkan nama adalah doa untuk anaknya kelak, dari segi maknanya orang tua zaman dahulu juga tidak memikirkan makna atau arti nama yang diberikan untuk anaknya, sementara orang tua zaman sekarang lebih memikirkan makna atau artinama yang diberikan untuk anaknya. Nama diri yang berkembang sesuai dengan zaman dan kebudayaan itu berkaitan erat dengan perkembangan masyarakat dan budayanya. Perkembangan budaya masyarakat berkaitan erat dengan perkembangan bahasa dalam masyarakat. Nama diri juga dapat ikut serta memperkaya bahasa, menunjukkan adanya kesejajaran asal-usul daerah pemakainya, serta menunjukkan asal-usul golongan sosial dan golongan etnik pemakainya.

  Pada pemilihan kata untuk pemberian nama diri, orang tua selalu memperhitungkan makna kata dan juga memperhatikan adanya lambang yang tergambar pada makna kata. Dalam masyarakat Jawa, misalnya nama anak diambil dari nama yang orang soleh, pahlawan, seorang yang besar jasanya, seorang bijaksana, dengan harapan kelak keistimewaan itu mempengaruhi si pemakai nama. Pemberian nama pada masyarakat Jawa dilakukan pada waktu setelah tali pusar bayi putus. Pemberian nama tersebut disertai dengan selamatan. Selamatan pemberian nama pada masyarakat Jawa dikenal dengan sebutan selamatan sepasaran (njanengi). Biasanya dalam selamatan tersebut makanan yang selalu ada adalah tumpeng beserta lauk-pauknya, bubur merah-putih.

  Pada masyarakat sekarang pemberian nama diri anak mereka sudah tidak dipengaruhi oleh adanya kelas-kelas sosial seperti di zaman dahulu. Terutama di wilayah eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas. Pada zaman yang modern ini, pemberian nama diri anak sudah mulai berubah. Peneliti (selaku warga pendatang) banyak menemukan nama diri anak yang dahulu menjadi nama diri anak yang berkelas sosial menengah ke atas sekarang banyak diberikan pada anak-anak yang berkelas sosial menengah ke bawah. Akibatnya anak yang mempunyai nama diri bagus dan berbeda belum tentu berasal dari kelas sosial menengah ke atas. Hal ini membuat penamaan nama diri anak dianggap sebagai hal yang wajar dilakukan dengan tujuan untuk memberikan harapan dan doa kepada anak mereka agar menjadi anak yang bisa diharapakan suatu saat nanti.

  Penamaan nama diri anak di eks Kota Administrasi Purwokerto ini membuat peneliti merasa ingin tahu mengenai maksud dari pemberian nama diri anak SD Negeri (kelas satu). Hal ini berawal ketika peneliti selaku warga pendatang mempunyai teman yang bernama Lucky yang beralamat di Pabuaran Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas. Peneliti mengetahui bahwa pemberian nama teman saya ini dilatarbelakangi oleh harapan orang tuanya agar anaknya selalu beruntung dalam setiap hal yang akan dihadapinya, tetapi Lucky berasal dari keluarga yang sederhana. Hal ini membuat saya tertarik karena biasanya orang zaman dahulu akan memberikan nama kepada anaknya Bejo. Perkembangan zaman membuat pemikiran orang lebih maju dan terbuka dengan bahasa asing, seperti Lucky berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti beruntung.

  Pada kesempatan lain peneliti bersama Lucky menjemput keponakan Lucky yang bersekolah di SDN 1 Grendeng ternyata keponakan Lucky memiliki nama diri yang modern yaitu bernama Queen yang beralamat di Grendeng Kecamtan Purwokerto Utara. Peneliti mengetahui bahwa alasan pemberian nama untuk keponakan Lucky ini memiliki tujuan dan harapan dari orang tuanya agar anaknya cantik seperti Ratu. Dia berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Hal ini juga membuat saya semakin tertarik untuk mengambil penelitian ini. Biasanya zaman dahulu jarang ada orang tua memberikan nama kepada anaknya dengan nama Queen atau Ratu dalam bahasa Indonesia karena itu dianggap tidak sopan terutama di wilayah Jawa karena raja dan ratu adalah orang yang dianggap terhormat dalam status sosial dalam suatu wilayah kekuasaan tertentu.

  Peneliti mengambil sampel nama diri anak SDN (kelas satu) karena melihat dari tahun kelahirannya sudah masuk di tahun 2008 ke atas lebih modern dari tahun sebelumnya. Orang tua yang sudah mempunyai anak di tahun 2008 ke atas memiliki latar belakang pendidikan baik. Orang tua lebih modern cara berfikirnya untuk memberikan nama diri kepada anaknya. Peneliti mengambil anak kelas satu karena anak SDN (kelas satu) pada saat berangkat dan pulang di antar jemput orang tuanya masing-masing, sehingga lebih mudah untuk bertemu dengan orang tua si anak. Nama-nama yang muncul sudah mulai variatif dan sama antara nama anak orang yang kelas sosial rendah dan kelas sosial atas.

  Berdasarkan hal

  • – hal di atas, peneliti melihat kenyataan bahwa pembentukan nama
  • – nama anak tersebut memiliki tujuan harapan, dan jenis makna. Untuk mengetahui makna nama tersebut peneliti menggunakan pendekatan semantik. Peneliti menduga ada kemungkinan penamaan anak lain yang berada di eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas juga memiliki tujuan harapan pada
nama diri anak, jenis makna dalam nama diri, dan pengaruh kelas sosial orang tua dengan kesamaan pemberian nama diri anak. Oleh sebab itu, untuk mengetahui lebih detail tentang tujuan harapan pemberian nama diri anak, jenis makna yang terkandung pada nama diri, dan pengaruh kelas sosial orang tua dengan kesamaan pemberian nama diri anak SDN (kelas satu) di eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas, penelitian ini dilaksanakan B.

   Batasan Masalah

  Pembatasan masalah bermanfaat agar permasalahan dapat selesai secara mendalam, pokok permasalahan dapat terpusat dan dibahas secara tuntas, sebab pembatasan masalah dalam suatu penelitian sangat penting agar penelitian dapat terarah dan fokus.

  Berkaitan dengan bahasa yang bersifat arbiter atau mana suka, maksudnya antara satu bahasa sebagai lambing, misalnya kata dengan sesuatu benda atau hal bersifat sewenang- wenang, tidak ada hubungan „wajib‟ diantara keduanya. Didunia ini penuh dengan nama-nama yang diberiakan oleh manusia. Kita dapat menelusuri sebab-sebab atau peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi terjadinya penamaan atau penyebutan terhadap sejumlah kata yang ada dalam leksikon bahasa Indonesia.

  Nama Diri merupakan petanda bagi eksistensi benda dan manusia pada umumnya. Bagi manusia nama diri diperlukan dan harus dimiliki oleh setiap individu di masyarakat. Dalam penelitian ini penulis membatasi pada penamaan diri anak SDN (kelas satu) di eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas dilihat dari kajian semantik.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apakah tujuan pemberian nama diri anak SDN (kelas satu) di eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas ?

  2. Jenis Makna apa sajakah yang terkandung dalam nama diri anak SDN (kelas satu) di eks Kota Adminitrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas ?

  3. Apakah Pengaruh kelas sosial dengan kesamaan pemberian nama diri anak SDN (kelas satu) di eks Kota Administrasi Kabupaten Banyumas ? D.

   Tujuan Penelitian

  Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk:

  1. Mendeskripsikan tujuan pemberian nama diri anak SDN(kelas satu) di eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas.

  2. Mendeskripsikan jenis makna yang terkandung dalam nama diri anak SDN (kelas satu) di eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas.

  3. Mendeskripsikan Pengaruh kelas sosial dengan Kesamaan pemberian nama diri anak SDN (kelas satu) di eks Kota Administrasi Purwokerto Kabupaten Banyumas.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan di bidang semantik yaitu mengenai makna dalam penamaan nama diri, dan melengkapi refrensi tentang nama diri. Peneliti ini membahas tentang makna yang terkandung dalam nama diri anak sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumbangan bagi ilmu semantik.

2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemecahan masalah tentang makna yang terkandung dalam nama diri bagi pembaca, dan dapat di jadikan pembanding bagi penelitian sejenis, baik yang pernah dilakukan maupun yang akan datang.