BAB I PENDAHULUAN - Krisnawati Wijaya BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

  dibandingkan dengan AKI Negara-negara ASEAN lainnya. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2006 sebanyak 255 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebanyak 228 per 100.000 kelahiran hidup. Di Provinsi Jawa Tengah angka kematian tahun 2010 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011). Penyebab kematian ibu yang paling besar adalah perdarahan 28%, keracunan kehamilan/eklamsi (kaki bengkak dan darah tinggi) sebanyak 24% dan infeksi sebanyak 11% (SDKI, 2009). Berdasarkan persentase diatas angka kematian ibu yang disebabkan oleh preeklamsia atau eklamsia yang masuk urutan kedua setelah perdarahan.

  Usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) bidan memegang peran yang penting melalui pelaksanaan dan pengawasan kehamilan. Menurut (Maryunani, 2009, hal;137) kematian ini umumnya dapat dicegah bila komplikasi kehamilan tersebut dan resiko tinggi lainnya dapat dideteksi sejak dini, kemudian mendapatkan penanganan yang tepat dan adekuat pada saat yang paling kritis yaitu masa sekitar persalinan.

  1 Hipertensi pada kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (Prawirohadjo, 2008, hal; 531). Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7-10% seluruh kehamilan. Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah sampai dua pertiganya didiagnosis mengalami preeklamsia atau eklamsia (Bobak, 2005, hal; 629).

  Preeklamsia merupakan gangguan hipertensi yang paling sering terjadi pada kehamilan. Preeklamsia diperkirakan secara luas menyerang 3-5% kehamilan atau satu dari sepuluh kehamilan dengan insiden preeklamsia berat mencapai sekitar 1% atau satu dari 50 kehamilan (Billington, 2010, hal;122).

  Preeklamsia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian ibu, meningkatkan masalah perinatal karena Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan kelahiran premature. Preeklamsia masih menjadi penyebab persalinan premature dan bayi berat lahir rendah sehingga harus dapat diidentifikasikan sejak dini dan diterapi dengan tepat (Laksmi, 2008, hal;157).

  Berdasarkan laporan rekam medik RSUD Banjarnegara pada tahun 2011 angka kematian ibu yang disebabkan karena preeklamsia/eklamsia sebanyak 92. Sedangkan pada tahun 2012 angka kematian ibu yang disebabkan preeklamsia/eklamsia sebanyak 118, menglami peningkatan selama setahun terakhir.

  Peran bidan dalam mendeteksi semua tingkatan gangguan hipertensi sangat penting. Pemahaman menyeluruh tentang patofisiologi gangguan tersebut harus memastikan semua tanda klinis abnormal yang segera dikenali (Billington, 2010, hal;127). Untuk menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urine untuk menentukan proteinuria (Manuaba, 2010, hal;264). Deteksi ini, diikuti dengan penatalaksanaan dan perujukan yang tepat dan segera, akan memastikan bahwa kesehatan dan kesejahteraan ibu serta janin seharusnya tidak terganggu. Jika diagnosis ditegakkan, bidan melanjutkan pemberian perawatan kontinu yang tepat dalam kemitraan dengan tim multidisiplin. Perawatan dan pelaksanaan sangat bergantung pada tingkat intervensi yang diperlukan. Penatalaksanaan ibu hamil dapat berkaitan dengan medikasi dalam bentuk pemberian anti hipertensi (Billington, 2010, hal;127).

  Berdasarkan angka kematian ibu yang disebabkan oleh preeklamsia yang masih tinggi, sehingga penulis tertarik untuk melakukan pengkajian kasus tentang Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Dengan Preeklamsia, dengan harapan dapat mendeteksi secara dini, memastikan kesehatan dan kesejahteraan ibu serta janin dengan memberikan asuhan pelayanan kebidanan sebagai salah satu usaha nyata yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya eklamsia dan dapat mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian anak sehingga persalinan dapat berjalan lancar.

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah yang muncul adalah

  “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Pada Ny. M Dengan Preeklamsia Berat yang Komprehensif? C. Tujuan

  1. Umum Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan khususnya pada ibu bersalin preeklamsia dengan menggunakan 7 langkah varney secara komprehensif.

  2. Khusus

  a. Penulis mampu melakukan pengkajian data sampai menganalisis data pada ibu bersalin dengan preeklamsia.

  b. Penulis mampu mendiagnosa dengan tepat serta dapat memberikan solusi pemecahan masalah yang diperoleh dari hasil pengkajian.

  c. Penulis mampu menyusun perencanaan sesuai dengan analisa diagnosa dan kebutuhan klien.

  d. Penulis mampu mengaplikasikan perencanaan yang telah disusun tanpa ada satupun yang terlewati.

  e. Penulis mampu melakukan tindakan baik, tindakan kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lebih terkait untuk mengatasi ibu bersalin dengan preeklamsia.

  f. Penulis mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada ibu bersalin dengan preeklamsia.

  g. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang dilakukan.

  D. Ruang Lingkup

  1. Sasaran Sasaran pengambilan kasus pada Ibu Bersalin Ny. M dengan Preeklamsia Berat .

  2. Tempat Ruang bersalin, di RSUD Banjarnegara.

  3. Waktu

  a. Penyusunan KTI dilakukan pada bulan November 2012 sampai bulan Juni 2013.

  b. Pengambilan kasus dilakukan pada tanggal 31 Maret 2013.

  c. Kunjungan rumah dilakukan pada tanggal 14 April 2013.

  E. Manfaat

  1. Manfaat Teoritis

  a) Bagi Penulis Laporan presentasi ini dijadikan sarana belajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan ketrampilan tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia.

  b) Bagi Institusi Pendidikan 1) Menambah kajian baru dalam bidang kesehatan, khususnya tentang asuhan kebidanan bersalin dengan preeklamsia.

  2) Sebagai bahan masukan untuk peningkatan ilmu pengetahuan khususnya asuhan kebidanan bersalin dengan preeklamsia

  2. Manfaat Praktis

  a) Bagi RSUD 1) Sebagai bahan evaluasi dan ketepatan dalam memberikan pelayanan.

  2) Sebagai gambaran nyata tentang asuhan kebidanan bersalin preeklamsia.

  3) Sebagai gambaran untuk pelaksanaan pelayanan asuhan kebidanan bersalin dengan preeklamsia.

  4) Sebagai program kebijakan prosedur tindakan pada bersalin dengan preeklamsia.

  b) Bagi Pembaca Bagi pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan khususnya bidan, dapat mengetahui asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan preeklamsia.

  F. Metode Memperoleh Data Pada penyusunan kasus ini data diperoleh meliputi:

  1. Data primer

  a. Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian ( responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut ( face

  to face). Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui

  suatu pertemuan atau percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara. (Notoatmodjo, 2010, hal;139).

  b. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan Fisik

  Pada pemeriksaan fisik yang meliputi dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. a) Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dangan status fisik.

  b) Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.

  c) Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.

  Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan.

  d) Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 2007, hal; 25-29). 2) Pemeriksaan Penunjang

  Suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih lengkap. Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan seperti, uji laboratorium dan pemeriksaan terkait merupakan komponen penting dalam pengkajian fisik. Beberapa yang dilakukan uji laboratorim dan pemeriksaan terkait seperti berikut: pemeriksaan darah rutin serta kimia darah, SGOT, bilirubin, urine, USG, dan kardiotokografi (Maryunani, 2009, hal;142).

  c. Pengamatan (Observasi) Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktifitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmojo, 2010, hal; 131).

  2. Data Sekunder

  a. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan segala usaha yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan dibahas atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan- karangan ilmiah, testis dan disertai, peraturan-peraturan, ketetapan- ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun media elektronik.

  b. Dokumentasi Dokumantasi merupakan aspek yang penting dalam pengkajian data riwayat kesehatan dan penkajian fisik. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, perawat harus dapat mengorganisasikan data dan mencatatnya dengan cara yang tepat dan benar (Priharjo, 2007, hal;31).

  G. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai karya tulis, maka sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, yaitu :

  BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, metode pemerolehan data, dan sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka asuhan kebidanan ibu bersalin dengan Preeklamsi yang menguraikan tentang : a. Tinjauan medis

  Berisi tentang definisi, etiologi/faktor presdiposisi, fisiologi/patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis.

  b. Tinjauan manajemen asuhan kebidanan

  1. Teori manajemen asuhan kebidanan

  2. Penerapan asuhan 3. Landasan hukum kewenangan bidan.

  BAB III : TINJAUAN KASUS Pada tinjauan kasus membahas tentang keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan yang terdiri dari : a. Pengumpulan Data

  b. Interprestasi Data

  c. Identifikasi Diagnosa

  d. Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

  e. Perencanaan

  f. Pelaksanaan Asuhan

  g. Evaluasi

  BAB IV : PEMBAHASAN Berisi bahasan tentang perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus ibu bersalin dengan preeklamsi.