BAB I PENDAHULUAN - Dani Anjar Saputri BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak adalah generasi penerus bangsa, untuk mempersiapkan generasi yang kompeten diperlukan pendidikan dan pengarahan. Pendidikan dan pengarahan harusnya dimulai sejak anak usia prasekolah. Perkembangan yang penting pada anak prasekolah terdiri dari

  perkembangan psikososial, perkembangan kognitif, dan perkembangan moral. Perkembangan psikososial terjadi saat anak mulai mengenal dunia sekolah, diluar keluarga anak mengenal teman-temannya dan orang dewasa lainnya. Perkembangan moral di pelajari oleh anak dari perilaku baik dan buruk. Pada usia prasekolah perkembangan inti yang harus lebih diperhatikan secara intensif dan yang akan menjadi penentu anak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas adalah perkembangan kognitif, Perkembangan kognitif merupakan perkembangan yang mudah bagi anak jika stimulus yang diberikan dari lingkungan sekitar juga optimal, anak dapat menyerap informasi baru dengan mudah (Wong et al, 2008). Anak yang mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dari pada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuahn anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. (Soetjiningsih, 2003).

  Tahap perkembangan kognitif anak usia prasekolah menurut Piaget (1972) di mulai pada saat anak berumur 2-7 tahun. Tahap ini disebut tahap preoperasional di mana anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar ini menunjukan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensor dan tindak fisik (Baharudin & Wahyuni, 2010)

  Masa-masa prasekolah memiliki kemajuan pada pola perkembangan, pada periode golden age (4-6 tahun) ini orang tua dan keluarga serta lingkungan harus memberikan stimulus sebaik mungkin. Stimulus positif dari luar dimaksudkan agar perkembangan otak dapat berkembang dengan optimal, karena pada periode inilah kondisi anak dapat menginternalisasi dan memahami lingkungan dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan pada periode ini anak-anak akan menentukan keberhasilan dalam tumbuh kembang anak yang optimal. Hal tersebut didukung oleh Hurlock (2000) mengatakan bahwa anak-anak mencapai kematangan intelektual sebanyak 50% ketika berumur 4 tahun, sedangkan mencapai angka 80% saat usia 8 tahun dan kematangan intelektual mencapai 100% saat anak usia 18 tahun.

  Usia prasekolah yaitu tepatnya usia 4-6 tahun perkembangan otak anak mencapai 50%, apabila dalam usia tersebut otak anak tidak mendapatkan stimulasi yang optimal dari luar,maka perkembangan otak pun tidak akan maksimal. Apabila otak anak tidak terstimulasi dengan baik, perkemabangan kognitifnya pun akan mengalami penurunan bahkan akan terjadi penyusutan 20-30% dari ukuran normalnya. Akibat dari penyusutan perkembangan kognitif tersebut maka perkembangan kognitifnya tidak sesuai usianya (Hasan, 2009).

  Bidang pengembangan kognitif yang perlu distimulasi adalah pengenalan tentang bentuk dan warna. Pengenalan warna dan bentuk termasuk dalam Kurikulum Taman Kanak-kanak Tahun 2010 dalam bidang pengembangan kognitif pada kelompok A di mana anak usia 4-6 tahun dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan warnanya sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangannya. Beaty (dalam Suryaningrum) juga menyatakan bahwa bentuk merupakan konsep awal yang harus dikuasai anak sebelum mengenal warna.

  Berdasarkan data statistik jumlah anak usia prasekolah di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 13.898.951 jiwa (12,5% dari total penduduk) dan terdiri dari laki-laki sebanyak 41,5% dan perempuan sebanyak 58,5%. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang jumlah penduduknya cukup tinggi di daerah Jawa yaitu sebanyak 16.091.112 jiwa penduduk laki-laki, dan 16.291545 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan jumlah usia prasekolah, sebanyak 3.516 .157 jiwa atau 10,86% dari total penduduk Jawa Tengah, laki-laki sebanyak 51,4% dan perempuan sebanyak 48,6%. Banyumas merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah anak usia prasekolah cukup besar yaitu 125. 354 jiwa dari 1. 570. 598 jiwa (7,98%) penduduk di Kabupaten Banyumas (BPS, 2010). Pusat pengembangan kurikulum dan saran pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbang Kurrandik Balitbang Dikbud) secara nasional meneliti hal itu dari 4994 siswa ditemukan sebanyak 696 peserta didik termasuk kategori siswa dengan kesulitan belajar. Jumlah ini telah mencapai 13,9% secara nasional. Sampel di Sidoarjo, khususnya di SD Kecamatan Waru, menunjukkan bahwa 15,9% dari 599 siswa SD dengan kesulitan belajar. Dari hasil tersebut yang dikategorikan siswa berintelegensi rendah mencapai 52,6%, dan siswa berintelegensi tinggi berprestasi rendah (underachiever) sebanyak 22%. Ini menandakan bahwa di antara siswa dengan kesulitan belajar tersebut disebabkan karena faktor penyebab non intelektif, yang berarti pula faktor sekolah dan keluarga memegang peranan penting untuk mengatasinya. Selanjutnya hasil penelitian ini merekomendasikan agar segera ditemukan pola penanganan siswa dengan kesulitan belajar secara efektif. Dalam kenyataan, tidak semua siswa di sekolah lancar mengikuti pelajaran di kelas. Sebagian di antara mereka menunjukkan prestasi rendah yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor (Widyastono dalam Ambartanti, 2009).

  Berdasarkan data yang didapat meliputi jumlah usia anak prasekolah baik di Indonesia, daerah Jawa Tengah dan di Banyumas.

  Diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan angka cukup besar untuk anak yang mengalami kesulitan belajar, yang diakibatkan kurang menunjangnya pembelajaran selama di usia prasekolah. Untuk itu peneliti melakukan survei pendahuluan ke salah satu TK yang ada di daerah Sokaraja Banyumas yaitu TK pertiwi Kalikidang. Peneliti mengambil penelitian di TK Pertiwi Kalikidang karena TK tersebut mempunyai alat permainan edukatif yang minim dan tidak memadai. Fasilitas tersebut tidak sebanding dengan jumlah siswa yang cukup banyak sehingga kegiatan belajar mengajar pun tidak berjalan dengan efektif. Keunggulan TK pertiwi Kalikidang dengan TK yang lainnya yaitu meskipun alat penunjang kegiatan belajar mengajarnya tidak memadai tetapi diminati oleh masyarakat sekitar dibuktikan dengan jumlah siswa yang lebih banyak dari TK di sekitarnya. Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di TK Pertiwi Kalikidang terdapat 60 siswa yang di kelompokan menjadi 2 kelas yang di kategoriakn sebagai TK kelompok B1 dan TK Kelompok B2.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, media pembelajaran yang digunakan sangat terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah siswanya. Kemampuan siswa dalam mengenal warna dan bentuk diperkirakan dari masih kategori kurang, hanya 12 siswa dari 30 siswa di TK kelompok A saja yang dulunya mengenyam pendidikan di play group yang dapat memahami warna-warna dasar. TK Pertiwi tidak menerapkan pembelajaran dalam pengembangan aspek kognitif dengan bantuan media yang berorientasi pada pembelajaran konsep warna dan bentuk geometri akan tetapi hanya terpaku pada buku kegiatan atau lembar kerja siswa (LKS) tanpa adanya praktek langsung yang dilakukan oleh anak dengan menggunakan media atau alat permainan edukasi salah satunya adalah media lotto.

  Peneliti akan menggunakan media visual yaitu media lotto,lotto yang di gunakan adalah warna dan bentuk sebagai media pengajaran dalam penelitian. Lotto warna dan bentuk adalah alat permainan edukatif untuk anak usia 4 tahun ke atas dibuat dari triplek atau dupleks yang terdiri dari papan lotto berukuran 17,5 cm x 17,5 cm, 9 kartu lotto yang terdiri dari 9 macam warna dan bentuk geometri (Eliyawati, 2005). Hal tersebut di dukung oleh penelitian yang di lakukan oleh (Laris) bahwa pemanfaatan media lotto dapat mempengaruhi perkembangan kognitif. Alat permainan ini dikembangkan untuk melatih daya kognitif anak, jadi jika anak salah mengerjakannya anak tersebut dapat menyadarinya dan membetulkannya sendiri. Media lotto warna dan bentuk dapat digunakan sebagai media bermain dengan variasi permainan sesuai keinginan anak seperti bermain kelompok atau individu. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh media lotto terhadap perkembangan kognitif anak usia prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang”.

A. Rumusan Masalah

  Peride golden age merupakan masa-masa dimana perkembangan otak anak usia prasekolah memiliki perkembangan sebanyak 50% dari sebagian otak saat dewasa. Stimulasi positif yang diberikan secara optimal akan membantu kemajuan dalam perkembangan kognitif, karena otak anak mampu menginternalisasi semua pengetahuan dengan maksimal (Liadewi, 2010). jika orangtua atau pendidik mengabaikan hal tersebut, anak akan kehilangan masa- masa terbaiknya dalam tumbuh kembang yang optimal. Adapun salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi perkembangan kognitif pada anak yaitu menggunakan media lotto warna dan bentuk , yang akan digunakan sebagai salah satu alat permainan edukatif yang dapat meningkatkan motivasi dan semangat anak dalam belajar tepatnya mengenal warna dan bentuk membedakan macam-macam warna dengan baik, dengan cara mencocokkan atau memasangkan kartu lotto sesuai dengan warna dan bentuk yang tepat serta melatih daya nalarnya dan diharapakan dapat cepat menstimulasi daya kognitif anak dengan baik, berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi masalah peneliti dalam penelitian ini adalah “Apakah media lotto warna dan bentuk mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang.

C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Mengidentifikasi pengaruh antara media lotto warna dan bentuk terhadap perkembangan Kognitif pada anak prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang.

  2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  a. Untuk mengidentifikasi karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin dan usia.

  b. Untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa sebelum dan sesudah di kenalkan media lotto . c. Untuk mengetahui pengaruh media lotto terhadap perkembangan kognitif.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi :

  a. Manfaat toeritis Diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan kesehatan dalam bidang ilmu keperawatan anak dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya sehingga pengetahuan tentang perkembangan anak usia dini mendapatkan perhatian yang lebih intensif ,hal tersebut berguna untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas.

  b. Manfaat praktis 1) Bagi peneliti

  Sebagai bahan masukan bagi penelitian yang sejenis pada masa yang akandatang dan dapat diaplikasikan dalam kedalam kehidupan nyata sehari hari . Dapat menyelesaikan dan mengatasi masalah bagi anak anak yang belum optimal dalam perkembangan kognitifnya,sehingga perkembangan otak anak menjadi lebih progesif dan maksimal. Selain itu hasil penelitian ini dapat memotivasi untuk dapat mengembangkan penelitian selanjutnya di bidang keperawatan anak. 2). Bagi responden

  Media lotto warna dan bentuk diharapkan dapat membuat siswa belajar lebih menyenangkan dan memudahakan siswa dalam memahami dan mengenal warna,sehingga minat dan semangat siswa dapat ditingkatkan dalam proses belajar.

  3). Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi pemahaman peneliti untuk mengembangkan penelitian yang lebih baik lagi dengan alat peraga edukasi yang lainnya dengan metode edukasi yang lain yang dapat menstimulus kognitif anak.

E. Penelitian Terkait

  Beberapa penelitian yang berhubungan dengan stimulus prekembangan kognitif antara lain :

1. Penelitian yang berjudul “ Hubungan pendidikan anak usia dini (PAUD)

  dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang” oleh Apriana (2009).

  Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan metode cross sectional, sampel sebanyak 54 responden anak usia PAUD 3-5 tahun Hubungan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah dianalisis dengan menggunakan chi square corelation.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (p value=0,000). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu desain penelitian menggunakan Quasi eksperimen with

  nonequivalent control group design , variabel bebas dalam penelitian ini adalah media lotto warna dan bentuk sebagai pembelajaran di kelas.

  Subjek penelitian anak usia prasekolah 4-6 tahun, dan tempat penelitian di TK Pertiwi Kalikidang.

  2. Yudhana (2009) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Stimulasi Musik Klasik terhadap Perkembangan Kognitif (aspek bahasa) pada Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun) di play group Bina Insani Kediri. Penelitian ini menggunakan desain cross secsional dengan pendekatan kuantitatif.

  Dari hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik Spearman Rank, hasil signifikan maka ada pengaruh stimulasi musik klasik terhadap perkembangan kognitif (aspek bahasa) pada anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Play Group Plus Bina Insani Kediri. Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada subjek penelitian yang sama-sama ditujukan pada anak prasekolah. Penelitian yang dilakukan Yudhana (2009) adalah desain cross sectional, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yakni pra

  

experiment dengan desain penelitian one group pretest-postest. Variabel

  bebas yang diteliti oleh Yudhana (2009) adalah stimulasi musik klasik sedangkan variabel yang diteliti pada penelitian yang akan dilakukan ini adalah metode media lotto waran dan bentuk. Persamaan terdapat pada variabel terikatnya yaitu perkembangan kognitif. Selain itu terdapat perbedaan pada lokasi penelitiannya sehingga penelitian yang peneliti lakukan dapat dipertanggungjawabkan.

  3. Penelitian yang berjudul “Penggunaan media kartu domino-kwartet dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI

  Bahasa”, yang dilakukan oleh Heksanti (2011). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan dan hasil penggunaan media kartu Domtet pada siswa kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Tumpang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari data observasi, data angket dan data hasil tes keterampilan berbicara siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media kartu Domino-Kwartet (Domtet) selama tiga hari berturut-turut berjalan dengan baik.. Adapun perbedaan dari penelitian yang akan digunakan yaitu subjek penelitian ini anak usia prasekolah di TK Pertiwi Kalikidang. Variabel bebas yaitu media lotto warna dan bentuk, dan jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik total sampling.