STUDI KASUS DAMPAK KETERGANTUNGAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN BAHAN ADIKTIF LAINNYA (NARKOBA) TERHADAP MAKNA HIDUP Studi Kasus Pada Satu Orang Pecandu NARKOBA

  

STUDI KASUS DAMPAK KETERGANTUNGAN

NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN BAHAN ADIKTIF

LAINNYA (NARKOBA) TERHADAP MAKNA HIDUP

Studi Kasus Pada Satu Orang Pecandu NARKOBA

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

  

Disusun oleh:

ANGGRAENI AYU SUSENO

031114007

  

HALAMAN JU

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  HALAMAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

      don't worry, about a thing cause' every little thing, gonna be alright singin' don't worry, about a thing cause' every little thing, gonna be alright..

  Three  Little Birds by Bob Marley  Hati anda belum hidup kalau belum pernah mengalami rasa sakit…rasa sakit karena cinta akan membuka hati, bahkan bila hati itu sekeras batu.

  Hazrat  Inayat Khan 

         

  Untuk seseorang

TENTANG HIDUP

    Persahabatan sejati melipat gandakan kebaikan dalam hidup dan memecah-mecah keburukan dalam hidup. Berupayalah memiliki teman, karena hidup tanpa teman ibarat hidup di pulau gersang. Menemukan seorang teman sejati dalam kehidupan ini adalah nasib baik; mempertahankan teman itu adalah berkah.

  Baltasar  Gracian 

     

  Kegembiraan sejati tidak berasal dari kemudahan yang menyertai kekayaan, atau dari pujian-pujian, tetapi dari melakukan sesuatu yang berguna.

  W.T.  Grenfell 

    Karya besar dari hal-hal kecil membuat hidup sangat berharga.

  Eugenia  Price       

  

ABSTRAK

DAMPAK KETERGANTUNGAN NARKOBA TERHADAP

MAKNA HIDUP

Studi Kasus Pada Satu Orang Pecandu NARKOBA

Anggraeni Ayu Suseno, 2009

  Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang dampak ketergantungan NARKOBA terhadap makna hidup pecandu narkoba ditengah masyarakat yang belum dapat menerima keberadaan mereka. Responden penelitian ini adalah Abi (nama samaran). Abi menjadi seorang pecandu narkoba sejak tahun 1998 yang disebabkan oleh pergaulan yang salah.

  Jenis penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah observasi tingkah laku nonverbal dan wawancara. Informasi yang dikumpulkan berasal dari laporan responden, ibu responden, dan istri responden.

  Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ketergantungan responden terhadap narkoba mengakibatkan responden semakin berupaya untuk menemukan makna hidupnya. Responden menemukan makna hidupnya melalui tiga hal, yang pertama adalah dengan fokus pada kuliah dan kegiatannya di komunitas gereja; kedua dengan merasakan pengalaman dicintai keluarga, serta merasakan diterima dan diberi dukungan yang besar oleh keluarga,istri dan teman-teman; dan yang ketiga dengan menentukan sikap yang tepat yang dialami saat sekarang, yaitu keberanian dalam menghadapi penderitaan dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan.

  

ABSTRACT

DRUG ADDICTION EFFECT ON LIFE MEANINGFULLNESS

A Case Study on a Drug addicted Person By; Anggraeni Ayu Suseno, 2009

  The purpose of the research was to get a clear picture of the impact of drug addiction to the meaningfulness of life of those addicted to drugs whereas the community could not accept their existence. The respondent of this research was Abi (not a real name) who had been drug addicted since 1998 due to a bad and unfavorable social life.

  The research was a qualitative one, with the methods applied were observation, in gathering data of non-verbal attitude, and interview. The information which was collected came from the respondent’s report, the respondent’s mother’s report, and his wife’s report.

  The result of the research showed that the respondent’s being addicted to drugs eventually caused him to take big efforts in finding the meaningfulness of his life. The respondent found out his meaningful life through three things; the first was being focused on his study at a university, as well as in religious activities in his religious community; second was his experiences of being loved by his family, being accepted and supported by the whole family, his wife, and his friends; and the third was, his being determined to choose an appropriate choice as he had struggled for then, getting the courage to endure hardships and getting close to God.

   

KATA PENGANTAR

  Banyak pengalaman baru yang di temukan dala penelitian dan penulisan skripsi, suka duka telah terlewati dan semua ini merupakan anugrah yang indah dari kerahiman ilahi. Anugrah yang selalu penulis syukuri. Anugrah ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa materi, dukungan, masukan, krtikan dan doa. Segala bantuan tersebut membuat penulisan skripsi ini menjadi semakin baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

  1. Drs. T. Sarkim, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah berkenan mengesahkan skripsi ini.

  2. Ibu Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  3. Drs. T.A. Prapancha Hary, M.Si., selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dan dukungan sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik.

  4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis dan telah memberikan banyak bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

  5. Kedua orang tuaku yang telah memberikan cinta, kasih sayang, doa, kesabaran dan perhatiannya, membimbing, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untukku.

  6. Kakakku Lorensius Bayu Aji Suseno dan adik kecilku yohan yang sudah memberikan dukungan selama mengerjakan skripsi.

  7. Keluarga besar Bpk Sunjoyo, yang telahmemberikan cinta, dukungan, kasih, perhatian sehingga skripsi ini terselesaikan.

  8. Abi (nama samaran) yang telah bersedia membantu dalam menmberikan informasi selama penelitian.

  9. Keluarga besar ibu Puji yang telah banyak memberi informasi selama penelitian.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI. .................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

  1 B. Rumusan Masalah ....................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian. .....................................................................

  5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................

  5 E. Definisi Oprasiona .................................................................... l7 BAB II KAJIAN TEOR ................................................................................

  I9 A. Teori Makna Hidup ..................................................................

  9 1. Makna Hidup .....................................................................

   11 2. Sumber-sumber Makna Hidup .......................................

  12 3. Kebebasan Berkeinginan ..................................................

   14 4. Keinginan Akan Makna ....................................................

   16 5. Ketidakbermaknaan Hidup ..............................................

   18 B. NARKOBA ................................................................................

   19 1. Penjelasan NARKOBA ....................................................

  19 2. Pengertian NARKOBA .....................................................

   20

  

6. Dampak Penyalahgunaan NARKOBA ............................

  41

4. Tahap Penulisan Laporan .................................................

  49 F. Lingkungan Fisik, Sosial, Ekonomi, Dab Sosial Kultural.....

  48 E. Taraf Pendidikan .....................................................................

  47 D. Status Sosial Keluarga Dalam Masyarakat ...........................

   46 C. Latarbelakang Kehidupan Keluarga ......................................

   46 B. Identitas Responden .................................................................

  45 A. Pengantar ...................................................................................

  43 BAB IV INFORMASI TENTANG RESPONDEN DAN LAPORAN HASIL WAWANCARA ..................................................................

   43 I. Teknik Analisis/Pengolahan Data ..........................................

   42 H. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................

  42 G. Teknik Pengumpulan Data .....................................................

  42 F. Sumber Data/ Responden dan Teknik Penelitiannya ............

  41

3. Tahap Analisis Intensif .....................................................

  30

7. Penyakit Akibat NARKOBA. ...........................................

   40

2. Tahap Kegiatan Lapangan ...............................................

  40

1. Tahap Pra-Lapangan ........................................................

   40 E. Langkah-langkah/ Tahap-tahap Penelitian ............................

  40 D. Dasar Penelitian ........................................................................

   39 C. Metode Yang Digunakan ..........................................................

   39 B. Subjek Penelitian ......................................................................

  39 A. Rencana Penelitian ...................................................................

   37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

   33

2. Asas-asas Logoterapi .........................................................

   33

1. Teori Kepribadian Logoterapi .........................................

  32 C. Logoterapi ..................................................................................

  49

  J. Ciri-ciri Kehidupan ..................................................................

   54 K. Penutup ......................................................................................

   54 BAB V RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......

  55 A. Ringkasan Hasil Penelitian ......................................................

   55 1. Wawancara Mendalam .....................................................

   55 2. Observasi ............................................................................

   56 B. Hasil Penelitian Secara Umum ................................................

  58 C. Pembahasan ...............................................................................

   61 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................

  64 A. Kesimpulan ................................................................................

   64 B. Saran-saran ...............................................................................

   68 1. Saran Untuk Subjek ..........................................................

  68 2. Saran Untuk Orang Tua ...................................................

  68 3 Saran Bagi Masyarakat .....................................................

  69 4. Saran Bagi Konselor ..........................................................

  69 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  70 lAMPIRAN .....................................................................................................

  71

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya (NARKOBA) telah

  menjadi masalah yang sangat serius dan membutuhkan perhatian yang sangat besar, karena kenyataannya NARKOBA telah lekat dengan kehidupan masyarakat. Penyalahgunaan NARKOBA bukan merupakan suatu kejadian sederhana atau terjadi begitu saja, melainkan merupakan akibat dari berbagai faktor yang secara kebetulan terjadi sebagai suatu gejala yang sangat merugikan berbagai pihak. Berbagai faktor yang dimaksud adalah faktor individu dan faktor lingkungan hidup. Kedua faktor tersebut saling berkaitan erat dan berperan dalam proses tumbuh kembang individu, sampai individu menemukan bentuk kehidupannya dan makna dari hidupnya.

  Faktor-faktor individu yang menyebabkan seseorang dapat dengan mudah terjerumus dalam penyalahgunaan NARKOBA adalah faktor gangguan kepribadian, usia, pandangan atau keyakinan yang keliru dan tingkat religius yang rendah menurut Yani (dalam Partodiharjo, 2001). Lingkungan hidup juga berpengaruh besar terhadap terjerumusnya individu kepenyalahgunaan NARKOBA, terutama faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, keadaan di sekolah, pengaruh teman dalam pergaulan dan keadaan masyarakat pada terhadap kekuatan-kekuatan dari luar, tetapi kita bebas mengambil sikap kita sendiri dalam menangani kekuatan-kekuatan itu (Schultz,1991).

  Setelah mengetahui penyebab terjadinya penyalahgunaan NARKOBA, maka tindakan nyata efektif yang dapat dilaksanakan adalah tindakan pencegahan agar penyalahgunaan NARKOBA tidak terjadi lagi. Hal ini perlu dilakukan agar tidak semakin banyak individu yang terjerumus kedalam penyalahgunaan NARKOBA.

  Selain tindakan pencegahan, tindakan lain yang dapat dilakukan kepada individu yang telah terjerumus ke dalam penyalahgunaan NARKOBA adalah melalui tindakan penyembuhan secara menyeluruh, baik secara medis maupun psikologis.

  Bagi para penderita yang telah menjadi pemakai NARKOBA, hidup dengan menyandang status sebagai pemakai NARKOBA adalah suatu penderitaan yang sangat berat. Keadaan ini ditambah lagi dengan adanya diskriminasi dari kalangan masyarakat, contoh di tolak, di kucilkan, di anggap remeh dan bahkan di buang dari kehidupan masyarakat.

  Menurut Frankl (Koeswara, 1992), kesakitan atau penderitaan dapat bertindak sebagai pemeliharaan keterjagaan. Pada taraf biologis, penderitaan berperan menjaga agar individu tetap sadar. Penderitaan berfungsi memelihara individu agar tidak terjatuh dalam sikap apatis atau menjalani kematian psikis (psychic

  

rigor mortis ). Individu haruslah menjaga dirinya agar tidak menyerah dan

  berpangku tangan terlalu cepat, atau terlalu dini menerima suatu keadaan buruk sebagai takdir. bersikap (untuk memperoleh makna hidup) bisa dan perlu dilakukan tidak hanya ketika individu menghadapi penderitaan, tetapi juga ketika individu menghadapi maut yang datang menjemput. Makna hidup memberi maksud bagi keberadaan seseorang dan memberikan peluang seseorang kepada suatu maksud bagi keberadaan seseorang dan memberi seseorang kepada suatu tujuan untuk semakin menjadi manusia sepenuhnya. Yang memberikan arti dalam keberadaan manusia adalah bagaimana caranya dalam menerima nasib dan keberaniannya dalam menahan penderitaan (Schultz, 1991).

  Makna hidup berarti hal-hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang yang apabila dipenuhi, akan menyebabkan kehidupan dirasakan menjadi berarti dan berharga, sehingga akan menimbulkan penghayatan bahagia dan dapat ditemukan dalam setiap kehidupan.

  Menurut Frankl (Koeswara, 1992) manusia dapat menemukan makna melalui realisasi nilai-nilai manusiawi yang mencakup nilai kreatif, nilai logis, nilai estetis, nilai etis, dan nilai pengalaman. Hal ini berarti manusia dapat menemukan atau menciptakan kebermaknaan hidup melalui kerja, pemenuhan akan keindahan dan penemuan kebenaran, penemuan cinta dengan sesama maupun melalui pengalaman-pengalaman.

  Menurut Yalom (Bastaman, 2007) yang mengemukakan bahwa salah satu sumber kebermaknaan hidup adalah keyakinan bahwa manusia seharusnya berjuang keras untuk mengaktualisasikan diri secara maksimal dan merealisasikan

  Penderita yang disebabkan oleh penyalahgunaan narkoba yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan, mungkin tidak lagi melihat adanya makna dalam hidupnya. Penderitaan seperti ini masih ditambah lagi dengan kondisi-kondisi masyarakat yang belum dapat menerima keadaan mereka. Akan tetapi terkadang kehidupan baru dapat mengandung suatu arti ketika manusia dihadapkan pada situasi yang dipenuhi dengan penderitaan (Schultz, 1991).

  Penderita yang disebabkan oleh penyalahgunaan NARKOBA adalah orang- orang yang keberadaannya belum sepenuhnya diterima masyarakat dengan status pemakai NARKOBA. Mereka mengalami krisis dengan keadaannya yang demikian. Mereka membutuhkan orang-orang untuk memberikan dukungan atau hanya sebagai teman yang mau mendengarkan mereka. Seperti halnya subjek, subjek merasakan diskriminasi dari masyarakat sehingga subjek selalu merasa kesepian dan membutuhkan orang lain. Permasalahan ini berkaitan dengan kebermaknaan hidup, yaitu bagaimana mereka memaknai kehidupan ini dengan kondisi mereka sebagai pemakai dan belum diterima oleh masyarakat.

  Fokus penelitian ini adalah kebermaknaan hidup pemakai NARKOBA dalam kehidupan mereka dan keadaan masyarakat yang belum dapat menerima keberadaan mereka. Bagaimana para pemakai NARKOBA memaknai kehidupannya sebagai pemakai? Studi kasus ini diharapkan untuk dapat lebih mengetahui kebermaknaan hidup pemakai NARKOBA.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, fokus permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana pemakai NARKOBA memaknai hidupnya dalam masyarakat yang belum dapat menerima keberadaan mereka?”.

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini dimaksudkan untuk: “Mengidentifikasi makna hidup pemakai NARKOBA dalam masyarakat yang belum dapat menerima mereka”.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat, antara lain:

  1. Manfaat Teoritis

  Memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan Bimbingan dan Konseling, khususnya menyangkut kebermaknaan hidup pemakai NARKOBA.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Masyarakat sebagai masukan agar masyarakat tidak mengucilkan pemakai NARKOBA dan nantinya dapat mendampingi pemakai NARKOBA.

  b. Bagi konselor 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan masukan dalam memahami kondisi psikologis para pemakai NARKOBA 2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai terobosan baru dalam bidang Bimbingan dan Konseling. Sebagai terobosan baru karena selama ini Bimbingan Dan Konseling hanya berfokus pada bimbingan di sekolah tetapi sebaiknya juga sebagai bimbingan di luar sekolah.

  c. Bagi penulis 1) Penelitian ini bermanfaat bagi penulis untuk mengenal kepribadian dan memahami kondisi psikologis pemakai NARKOBA.

  2) Penelitian ini sangat bermanfaat sebagai bekal penulis di masa mendatang dalam hidup bermasyarakat, bila hidup berdampingan dengan pemakai NARKOBA. 3) Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya keterampilan penulis dalam memberikan layanan konseling.

  d. Bagi Penderita 1) Penelitian ini bermanfaat bagi para pemakai NARKOBA, khususnya yang belum menemukan makna hidupnya, bahwa

  2) Penelitian ini menunjukkan bahwa sikap menerima kenyataan yang ada dapat membuat kita lebih memaknai hidup.

  3) Penelitian ini menunjukkan bahwa kegagalan yang terjadi saat ini adalah awal dari masa depan.

E. Definisi Operasional

  Definisi operasional variabel-variabel yang terdapat dalam fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut:

  1. Kebermaknaan hidup adalah suatu hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang dalam setiap proses kehidupannya dan jika terpenuhi akan memberikan perasan berharga dan berarti.

  3. Pemakai adalah orang yang memakai NARKOBA hingga mengalami ketergantungan.

  4. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terkait oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991)

  5. NARKOBA adalah obat-obatan yang tidak boleh dijual bebas karena pemberiannya dapat membahayakan bila tidak melalui pertimbangan medis.

BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Makna Hidup Dasar teori yang digunakan adalah teori makna hidup Victor Frankl. Frankl (Koeswara, 1992) berpendapat bahwa kehidupan ini mempunyai

  makna dan kehidupan itu adalah suatu tugas yang harus dijalani. Dan sesungguhnya menurut Frankl (Koeswara, 1987), yang paling dicari dan diinginkan oleh manusia dalam hidupnya adalah makna, yaitu makna dari segala hal yang dilaksanakan atau dijalaninya termasuk dan terutama makna hidupnya sendiri.

  Konsep ini menunjukkan bahwa makna hidup dan nilai hidup dan menarik serta mewarnai manusia untuk memenuhi realita yang dihadapinya.

  Konsep ini justru menawarkan ketegangan antara kenyatan diri sekarang dengan makna-makna yang harus dipenuhi (Koeswara, 1992). Keinginan akan makna hidup ini juga membawa manusia pada konfrontasi akan makna. Ketika manusia berorientasi pada makna hidupnya, dia berusaha mengenali siapa dirinya dan hal itu membawanya pada konfrontasi akan makna hidupnya, manusia itu hendaknya harus bagaimana atau semestinya menjadi apa.

  Menurut Frankl (Koeswara,1992), konfrontasi kepada makna merupakan prasyarat menjadi pribadi yang sehat. Orang yang tidak mampu atau tidak berani berkonfrontasi dengan makna hidupnya adalah orang yang melarikan diri dari keterbatasannya.

  Menurut Frank (Bastaman, 2007), keinginan untuk hidup bermakna memang benar-benar merupakan motivasi utama pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk melakukan berbagai kegiatan-kegiatan, seperti kegiatan bekerja dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga.

  Pencarian makna hidup ini menjadi prinsip dari teori Frankl yang disebut logoterapi. Teori Logoterapi itu sendiri berbicara mengenai makna dari eksistensi manusia dan kebutuhan manusia akan makna, serta teknik- teknik untuk penyembuhan dan mengurangi atau meringankan penderitaan akibat kegagalan dalam menemukan makna hidupnya (Schultz, 1991).

  Selain itu logoterapi mengungkapkan bahwa manusia mampu untuk menemukan dan mengembangkan makna hidupnya sehingga dambaan untuk hidup secara bermakna dan bahagia benar-benar dapat diraih (Bastaman, 2007)

  Konsep mengenai makna hidup adalah hal-hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang, apabila makna hidup itu terpenuhi maka akan memberikan perasaan berharga dan berarti (Frankl, 1997). Makna itu sendiri merupakan bagian dari kenyataan yang dapat dijumpai di setiap segi

  Pencarian makna hidup ini menjadi prinsip dasar teori Frankl yang disebut logotherapy. Kata “logo” yang diambil dari bahasa Yunani diterjemahkan sebagai “makna” (meaning). Logoterapi ini sendiri berbicara mengenai makna dari eksistensi manusia dan kebutuhan manusia akan makna, serta teknik-teknik penyembuhan dan mengurangi atau meringankan penderitaan akibat kegagalan dalam menemukan makna hidupnya (Schultz, 1991).

  Logoterapi memiliki tiga konsep yang menjadi landasan filosofinya yaitu, kebebasan berkeinginan, keinginan akan makna dan makna hidup (Koeswara,1992). Kebebasan berkeinginan menunjuk pada kebebasan manusia untuk menentukan sikap terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologis, dan sosiologis. Namun begitu, Frankl mengakui bahwa kebebasan tetap dalam batas-batas, karena manusia tidak bebas dari kondisi-kodisi itu sehingga manusia bisa tampil diatas keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya.

  Keinginan akan makna menunjuk bahwa kita memiliki “kehendak hidup bermakna” yang menjadi motivasi utama kita dalam menjalani kehidupan. Sedangkan dalam makna hidup menunjukkan bahawa kita bebas menemukan makna hidup pada apa yang kita kerjakan atau setidak-tidaknya pada sikap kita dalam menghadapi situasi derita yang tidak dapat diubah (Bastman, 1998). Walaupun begitu, manusia bebas menentukan sikap suatu dimensi spiritual tempat kebebasan manusia terletak dan dialami (Koeswara, 1992).

1. Makna Hidup

  Makna hidup adalah hal-hal yang di anggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan (Bastaman, 2007).

  Konsep mengenai makna hidup adalah hal-hal yang memberikan perasaan berharga. Fankl (Koeswara, 1987) mengemukakan bahwa makna hidup tidak harus selalu merupakan persoalan agama, tetapi juga bisa dan sering merupakan persoalan sekunder.

  Lebih lanjut dijelaskan Frankl (Koeswara, 1987) bahwa manusia bisa menemukan makna tidak hanya dari agama atau melalui realisasi nilai-nilai agama, tetapi juga bisa melalui realisasi nilai manusiawi yang mencakup nilai kreatif, nilai estesis, nilai etis, dan nilai pengalaman

  (exsperiential value) . Ini berarti bahwa manusia, disamping melalui

  kehidupan agama, bisa menemukan atau menciptakan makna hidup melalui kerja, melalui cinta dengan sesama, melalui pengalaman- pengalaman. Manusia tetap dapat menemukan makna hidup ketika mengalami keadaan yang buruk dan tidak menyenangkan. Para pemakai NARKOBA membutuhkan motivasi yang kuat untuk menjalani hidup mereka. Mereka mencari makna hidup ditengah penderitaan yang mereka

  Makna hidup yang mereka (para pemakai NARKBA) ingin temukan adalah merupakan keinginan pribadi mereka yang mampu membantu mereka untuk bertahan hidup dengan kondisinya sebagai pemakai NARKOBA. Makna hidup adalah kebutuhan yang terus menerus dicari, untuk memberi maksud tentang keberadaan orang tersebut. Kehidupan ini menantang kita untuk menemukan makna hidup dan tanggapan kita terhadap perbuatan-perbuatan kita yang mengungkapkan dengan jelas arti yang kita peroleh dalam kehidupan kita. Para pemakai NARKOBA dapat menemukan makna hidup dengan melakukan berbagai macam aktivitas yang memberikan arti tersendiri bagi mereka, terutama dalam kenyataan bahwa masyarakat belum dapat menerima keberadaan mereka sebagai pemakai NARKOBA.

2. Sumber-Sumber Makna Hidup

  Frankl (Bastaman, 2007), percaya bahwa kebermaknaan hidup manusia dapat ditemukan melalui transendensi diri. Menemukan makna hidup itu tidak mudah, manusia hanya bisa mengarahkan dirinya kepada makna apabila dia bisa merealisasikan nilai-nilai manusiawinya. Nilai-nilai yang dapat direalisasikan untuk menuju makna, antara lain sebagai berikut: a.

   Nilai-nilai daya cipta

  Merupakan apa yang diberikan individu kepada kehidupan. Nilai- nilai ini diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif dan produktif. makna dari kegiatannya bekerja, yang terlihat dari sikap kerja, cara kerja, dan hasil kerjanya. Seseorang yang mencintai pekerjannya, akan melaksanakannya dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh, sehingga akan menghasilkan karya dengan kualitas yang terbaik, yang sekaligus memberi makna.

  b. Nilai-nilai pengalaman

  Nilai yang diterima individu dari kehidupan, misalnya menemukan kebenaran, keindahan dan cinta akan menimbulkan rasa bahagia, kepuasan, ketentraman, dan perasaan diri bermakna (Bastman,2007). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Crumbaugh (2007) bahwa nilai pengalaman diperoleh dari penghayatan tentang dirinya, tentang dunianya, dan penemuan keduanya akan menghasilkan kebermaknaan hidup.

  c. Nilai-nilai sikap Seorang individu hidup dalam dunianya yang unik dan kompleks.

  Dia tidak akan lepas dari segala pengalaman dan keberadaan hidupnya serta sikap yang diambil atas keberadannya itulah yang akan menentukan arah tujuan hidupnya. Seseorang yang mempunyai dan mengalami pengalaman yang tidak dapat diubah, seperti penyakit, penderitaan dan kematian akan berusaha untuk mengatasi segala kepahitan yang dirasakan dengan cara mengambil sikap atas memberikan kesempatan yang sangat besar bagi individu untuk menemukan makna hidup.

  Manusia bisa berpeluang menemukan makna hidup atau membuat hidupnya bermakna sampai nafasnya yang terakhir. Menurut Frankl (Koeswaa, 1992) realisasi nilai-nilai terutama nilai bersikap itu bisa dan perlu dilakukan tidak hanya pada saat individu menghadapi penderitaan, tetapi juga saat individu menghadapi maut yang datang menjemput. Setiap tindakan akan baik dilakukan besok bahkan lusa atau bahkan tahun-tahun yang akan datang. Akan tetapi, sebaiknya dihadapan kematian sebagai akhir mutlak bagi masa depan dan pembatas bagi kemungkinan-kemungkinan kita menanggung keharusan untuk menggunakan waktu sebaik mungkin dan tanpa melewatkan satu peluang pun tanpa kita gunakan.

  Kebermaknaan hidup atau keberadaan manusia berlandaskan pada sifat yang tidak dapat diulang. Jadi kebermaknaan hidup adalah hal- hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang yang apabila terpenuhkan memberikan perasaan berharga dan berarti, dan ini terrealisasi lewat nilai kreativitas, nilai eksperiensial dan nilai bersikap.

3. Kebebasan Berkeinginan

  Kebebasan yang di maksud di sini adalah suatu kebebasan yang terhadap apa yang telah menjadi pilihannya dalam hidup atas realisasi dari nilai-nilai pemenuhan makna bagi keberadaan dirinya.

  Frankl (Schultz, 1991), sangat menentang pendirian-pendirian yang memberi ciri pada kondisi manusia sebagai yang ditentukan oleh insting biologis atau konflik-konflik masa kanak-kanak atau sesuatu kekuatan dari luar. Meskipun kita tunduk dengan kondisi dari luar yang mempengaruhi kita, namun kita bebas memilih reaksi terhadap kondisi-kondisi ini. Kita tidak dapat bertahan dengan keadaan dari luar, kekuatan tersebut dapat benar-benar mengubah keadaan kita, tetapi kita bebas dan sanggup mengambil sikap terhadap dunia dan terhadap diri kita sendiri dalam menangani kekuatan-kekuatan tersebut. Pada saat kita berada dilingkungan para pemakai NARKOBA dan kita terjerumus didalamnya hanya diri kita yang sebenarnya mampu mengubah keadaan kita, saat kita sangat terpengaruh dan tidak dapat lepas dari jeratan NARKOBA kita tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak bisa menolak kenyataan tersebut. Apabila kita masih bisa bertahan dengan keadaan yang demikian bahwa kita adalah pemakai, kita masih bebas melakukan aktivitas kita, walauw semua akan terasa sulit karena kebutuhan kita akan NARKOBA tidak mudah dihentikan. Tetapi kita tidak boleh menyerah dengan keadaan tersebut. Kita msih memiliki kebebasan untuk memberikan arti pada kehidupan kita, meskipun sekarang kita adalah pemakai NARKOBA.

4. Keinginan Akan Makna

  Frankl (Bastaman, 2007) berpendapat bahwa manusia dalam berperilaku mengarahkan dirinya sendiri kepada sesuatu yang ingin dicapai, yaitu makna. Keinginan akan makna inilah yang menjadi penggerak utama kepribadian manusia, jika ditinjau dari aspek spiritual.

  Orientasi akan makna ini membawa seseorang pada konfrontasi makna, tentang bagaimana kehendak manusia sesungguhnya, ketika orientasi akan makna berubah menjadi konfrontasi dengan makna, maka individu akan berkembang mencapai kematangan dan kebebasannya berubah menjadi tanggung jawab. Individu akan peka terhadap keberadaannya dan bertanggung jawab atas realisasi nilai pemenuh makna yang spesifik akan kehidupan pribadi, serta keberadaan dirinya (Frankl, 1967).

  Konsep keinginan akan makna hidup menjadi utama dalam kepribadian manusia. Konsep ini menunjukkan bahwa makna hidup dan nilai-nilai hidup menarik dan mewarnai manusia untuk memenuhi realita yang dihadapinya. Konsep ini justru menawarkan ketegangan (atara ada dan makna atau keberadaan dan hakekat) antara kenyataan diri sekarang dengan makna-makna yang harus dipenuhi. Melalu penciptaan makna bagi hidup atau keberadaannya, berarti manusia memperkembangkan dan membahagiakan dirinya.

  Keinginan akan makna hidup ini juga membawa manusia pada manusia itu hendak bagaimana atau semestinya menjadi apa. Menurut Frankl (Koeswara, 1992), konfrontasi kepada makna merupakan perwujudan dari kemauan atau kemampuan manusia dalam memikul beban ketidak berdayaannnya dan menerima keterbatasannya yang merupaka syarat menjadi pribadi yang sehat. Orang yang tidak mampu atau tidak berani berkonfrontasi dengan makna hidupnya adalah orang yang melarikan diri dari keterbatasannya.

  Manusia dalam berperilaku mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang ingin dicapai yaitu makna. Keinginan akan makna inilah yang menjadi penggerak utama kepribadian manusia. Makna sebagai orientasi suatu tujuan akan menimbulkan pertanyaan tentang keberadaan manusia itu jika ditinjau dari aspek spiritual. Orientasi akan makna ini membawa seseorang pada konfrontasi akan makna, tentang bagaimanakah kehendak manusia itu sesungguhnya? Ketika orientasi akan makna berubah menjadi konfrontasi dengan makna, maka individu akan berkembang mencapai kematangan dan kebebasannya berubah menjadi tanggung jawab. Individu akan peka terhadap keberadaannya dan tanggung jawab atas realitas nilai pemenuhan makna spesifik akan kehidupan pribadi, serta keberadaan dirinya,

  Seseorang yang hidupnya bermakna akan menjalani segala aktivitasnya dengan penuh semangat karena individu yang bersangkutan mengalami hambatan, misal suatu penderitaan yang dialaminya. Semakin seseorang bisa menghayati kehidupannya lebih dalam maka akan lebih mudah bagi seseorang tersebut untuk memperoleh kebahagiaan serta menemukan dan merasakan makna.

5. Ketidakbermaknaan Hidup

  Ketakbermaknaan adalah suatu perasaan yang disebabkan karena kegagalan menangkap makna dari satu pengalaman, dengan kata lain perasaan ketidakadaan makna (Koeswara, 1992). Pengalaman dalam penderitaan, satu pengalaman yang dipenuhi dengan perasaan ketidakbermakna. Penderitaan akibat konflik, baik internal maupun eksternal bisa mengakibatkan seseorang tidak lagi mampu melihat makna, meskipun makna hidup itu tetap ada. Mereka yang berhasil menghayati makna hidupnya akan menjalani kehidupannya dengan penuh semangat, bergairah, bergembira, dan menghayati kebahagiaan jauh dari perasaan hampa. Namun bagi yang gagal menghayatinya akan merasakan penderitaan batin yang panjang dan gelap.

  Seseorang yang mengalami kegagalan dan belum terpenuhinya keinginan akan makna cenderung kurang stabil, dan apabila berlangsung terus menerus tanpa ada penyelesaian akan dapat mengarahkan seseorang pada sindrom ketidakbermaknaan. Penghayatan hidup tanpa makna, menurut Frankl (Bastman, 1996), bersumber dari naluri yang hampir tidak manusia tentang apa yang diinginkannya, sedangkan tradisi dan agama menunjukkan apa yang pantas dilakukan manusia. Dengan memudarnya insting dan tradisi dalam kehidupan dewasa ini, maka manusia modern seakan-akan tidak mengetahui lagi apa yang benar-benar mereka inginkan dan apa yang seharusnya mereka lakukan.

B. NARKOBA 1. Penjelasan NARKOBA

  NARKOBA adalah obat-obatan yang tidak boleh dijual bebas karena pemberiannya dapat membahayakan bila tidak melalui pertimbangan medis. Masalah penyalahgunaan NARKOBA telah sampai pada taraf yang memerlukan perhatian yang serius. Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang terlibat penyalah gunaan NARKOBA (Partodiharjo, 2001). Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor individu dan faktor lingkungan. Faktor individu disebutkan turut berpengaruh dalam terlibatnya orang kearah penyalah gunaan NARKOBA, karena selain mengalami perubahan secara fisik, manusia juga mengalami perkembangan kejiwaannya. Pada masa perkembangan kejiwaan inilah kepribadian terbentuk dan terbentuknya kepribadian ini sangat dipengaruhi oleh dinamika konsep diri ( Partodiharjo, 2001). Selain itu ditambah oleh Yani (Partodiharjo, 2001), dalam kaitannya dengan penyalahgunaan cara berpikir, gangguan emosi, gangguan kehendak dan perilaku, faktor usia, faktor religi.

  2. Pengertian NARKOBA

  Istilah NARKOBA sesuai dengan Surat Edaran Badan Narkotika Nasional (BNN) No SE/03/IV/2002 merupakan akronim dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. NARKOBA yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan kedalam tubuh dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan, dan perilaku seseorang.

  Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

  3. Jenis-jenis NARKOBA

  a. Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun nonsintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Narkotika sintetis adalah narotika yang dibuat dari bahan kimia, NARKOBA ini di gunakan untuk pembiusan. Narkotika

  1) Ganja Dikenal dengan nama : Cannabis, Mariyuana, hasish, gelek, Budha stick, Cimeng.

  Bentuk: berupa tanaman yang dikeringkan. Daun ganja

  bentuknya memanjang miringnya bergerigi, ujungnya lancip, urat daun memanjang ditengah pangkal hingga ujung bila diraba bagian muka halus dan bagian belakang agak kasar.

  Warna: Ganja hijau tua segar dan berubah coklat bila sudah lama dan dibiarkan karena kena udara dan panas.

  

Penggunaan: dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau

dapat juga dihisap dengan menggunakan pipa rokok.

  Efek :

  • Denyut jantung semakin cepat, temparatur badan menurun, mata merah.
  • Napsu makan bertambah.
  • Santai, tenang dan melayang-melayang.
  • Daya tahan menghadapi problema jadi lemah.
  • Malas, apatis
  • Tidak peduli dan kehilangan semangat untuk belajar maupun bekerja.
Efek paling buruk dari pemakaian ganja secara kronis dapat menyebabka kanker paru-paru karena pengaruh kadar tar pada kadar tar tembakau. 2) Cocain Berasal dari tanaman coca.

  Bentuk: berupa bubuk, daun coca, buah coca, cocain kristal.

  Warna : - Cairan berwarna putih/tidak berwarna.

  • Kristal berwarna putih.
  • Tablet berwarna putih.
  • Bubuk/serbuk seperti tepung.

  Penggunaan: dengan cara menghirup melalui hidung

  dengan menggunakan alat penyedot (sedotan) atau dapat juga dibakar bersama-sama dengan tembakau (rokok), ditelan bersama minuman, atau disuntik pada pembuluh darah.

  Efek : - Tidak bergairah bekerja.

  • Tidak bisa tidur.
  • Halusinasi.

  • Merasa gelisah. 3) Morfin dan Heroin : Nama lain : putaw, smack, junk, horse, bedak putih. Morfin dan heroin berasal dari getah opium yang membeku sendiri dari tanaman Papaver Somniferum. Dengan melalui proses pengolahan dapat menghasilkan morfin. Kemudian dengan proses tertentu dapat menghasilkan heroin yang mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin.

  Bentuk: berupa serbuk. Warna: putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua. Penggunaan: dengan cara menghirup asapnya setelah

  bubuk heroin dibakar diatas kertas timah pembungkus rokok atau dengan menyuntikkannya langsung ke pembuluh darah setelah heroin dilarutkan dalam air.

  Efek :

  • Menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan “dungu” jalan mengambang.
  • Rasa sakit seluruh badan.
  • Badan gemetar, jantung berdebar-debar.
  • Susah tidur dan nafsu makan berkurang.
  • Matanya berair dan hidungnya selalu ingusan.
problem jantung, dada dan paru-paru, serta sulit buang air besar. Pada wanita mengganggu sirkulasi menstruasi.

  b. Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, yang memiliki pengaruh pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan jiwa.

  Contohnya: 1) Golongan Psikostimulansi: Yaitu jenis zat yang menimbulkan rangsangan.

  Jenis obat yang termasuk golongan ini:

  a) Amfetamine (lebih populer dikalangan masyarakat sebagai shabu dan ekstasy) b) Desamfetamine

  2) Golongan Psikodepresan: Yaitu golongan obat tidur, penenang dan obat anti cemas. Merupakan jenis obat yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas. Jenis obat yang termasuk golongan ini:

  a) Amobarbital

  3) Golongan Sedativa: Yaitu jenis obat-obatan yang mempunyai khasiat pengobatan yang jelas dan digunakan sangat luas dalam terapi. Jenis obat yang masuk golongan ini: Diazepam, klobazam, klordiazepoxide, nitrazezam.

  c. Bahan adiktif lainnya Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya:

  1) Inhalen Yakni zat yang terdapat pada lem dan thiner.

  Penggunaan: dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian mendadak, seperti tercekik.

  Efek: - Hilang ingatan.

  • Tidak dapat berfikir.
  • Mudah berdarah dan memar.
  • Kerusakan sistem syaraf utama.
  • Kerusakan hati dan ginjal.
  • Sakit maag.
  • Sakit pada waktu buang air kecil.

  2) Alkohol Alkohol yaitu minuman yang mengandung ethanol yang di proses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi, baik melalu perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain, mencampur konsentrat dengan ethanol, ataupun dengan proses pengenceran minuman yang mengandung ethanol.

  Efek:

  • Menyebabkan depresi pada sistem syaraf pusat
  • Jika penggunaan dicampur dengan obat lain sipemakai akan pingsan atau kejang-kejang tidak sadar diri
  • Menimbulkan habitulasi, toleransi dan ketagihan
  • Mengakibatkan mundurnya kepribadian
  • Peradangan dilambung (gastritis)
  • Melemahkan jantung dan hati menjadi keras 3) Tembakau / rokok

  Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan tembakau biasanya dalam bentuk rokok. Pengaruh penggunaannya hanya dapat dilihat apabila digunakan dalam jumlah yang menimbulkan ketergantungan pada

  Efek:

  • Menyumbat saluran-saluran darah baik dari maupun menuju jantung sehingga memperlambat aliran darah.
  • Menimbulkan penyakit kanker.
  • Serangan jantung.
  • Impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. 4) Obat penenang

  Macam –macam obat penenanga antara lain Obat tidur, Pil koplo, Nipam, Valium, Lexotan

  Bentuk: Tablet, kapsul, serbuk Cara penggunaan: Ditelan secara langsung Efek:

  • Bicara menjadi pelo/tidak jelas, memperlambat respons fisik, mental, dan emosi. Dalam dosis tinggi akan membuat pengguna tidur.
  • Penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat kematian.

  5) Zat yang mudah menguap Macam-macam zat yang mudah menguap antara lain; lem aica aibon, thiner, bensin, spritus.

  • Menimbulkan perasaan senang, puyeng, penurunan kesadaran, gangguan penglihatan dan pelo
  • Problem kesehatan terutama merusak otak, lever, ginjal, dan paru-paru
  • Kematian timbul akibat berhentinya pernafasan dan gangguan pada jantung.

  4. Gejala Dini Penyalahgunaan NARKOBA 1. Prestasi di sekolahnya secara tiba-tiba menurun.

  2. Pola tidurnya berubag : pagi susah bangun, malam suka bergadang.

  3. Selera makan berkurang.

  4. Banyak mengurung di kamar.