Tinjauan Yuridis terhadap Tindak Pidana Perjudian di Pengadilan Negeri Watampone (Telaah atas Hukum Islam) - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN DI

PENGADILAN NEGERI WATAMPONE

(TELAAH HUKUM ISLAM)

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

  Sarjana Hukum Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar

  Oleh : HASTUTI

  NIM: 10300113179

  

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2017

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : HASTUTI NIM : 10300113179 Tempat/Tgl. Lahir : Bance’e 14 September 1994 Jurusan : Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Fakultas : Syariah dan Hukum Alamat : Jl. Siri Napacce Sudiang Judul : Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Perjudian di

  Pengadilan Negeri Watampone (Telaah Atas Hukum Islam) Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika kemudian terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 11 Februari 2018 Penyusun,

  HASTUTI

  NIM: 10300113179

  

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala Rahmat dan Hidayah-nya yang dicurahkan kepada kita semua sehingga

  “

  penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul Tinjauan Yuridis

  

Terhadap No. Putusan 296/Pid.B/2016/PN.WTP Tentang Tindak Pidana

Perjudian Di Pengadilan Negeri Watampone” yang merupakan dan salah satu

syarat pencapaian Sarjana Hukum pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  Salam dan salawat senantiasa di panjatkan kehadirat Nabi Muhammad saw, sebagai Rahmatallilalamin.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimah kasih dan penghargaan yang terhingga kepada :

  1. Kedua orang tua saya yang selalu menjadi panutan penulis serta kerja kerasnya yang selalu mendukung penulis agar kelak menjadi Sarjana Hukum serta dukungan dan pengorbanannya baik moral dan moril serta mencurahkan segala perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis sepanjang hidupnya serta tidak pernah lelah dalam membimbing penulis, walaupun sampai saat ini penulis belum bisa membalasnya.

  2. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M. Ag selaku Rektor UIN Alauddin Makassar. Beserta seluruh Civitas Akademik atas bantuannya selama mengikuti pendidikan.

  3. Bapak Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M. Ag selaku Dekan Fakultas

  Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar atas segala motivasi yang telah diberikan kepada mahasiswa.

  4. Ibu Dra. Nila Sastrawaty, M. Si Selaku Ketua Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan serta Ibu Dr. Kurniati, S. Ag, M. Hi selaku Sekertaris Jurusan yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan saran maupun masukan.

  5. Bapak Dr. Dudung Abdullah M.ag dan Bapak Dr. Abdul Wahid Haddade, Lc.M.Hi selaku pembimbing. Atas bimbingan, arahan dan perhatiannya dengan penuh kesabaran dan ketulusan yang diberikan kepada penulis.

  6. Bapak Dr. Alimuddin M. Ag, Selaku Penasehat Akademik selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.

  7. Bapak Hamka, S.H, M.H Selaku Hakim yang memimpin kasus yang penulis angkat menjadi judul skripsi, dan juga terima kasih atas waktunya sehingga penulis bisa melakukan wawancara untuk tambahan referensi dalam penulisan skripsi ini.

  8. Kakak Junaedi atas semua kasih sayang, doa, dan support yang tak terhingga kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  9. Sahabat-sahabatku dan Teman-temanku terkhusus buat Eka Nutzka Januartini S. Pd, Andi Dwi Hastuti S.Pd, Wahyuni S.Pd, Indra Bulan, Muh. Yusuf,

  Nurwahyuni, Anriani, Fira Yuniar, Andi sharfiah Mustari, Eka Gusti Kardillah, Mawar Adriani, Musdalifah.

  10. Keluarga Besar KKN Angkatan 54 Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, Sri Ayu Ningsih, Febrianti Abidin, Ridwan dan yang lain.

  11. Teman-teman Alumni 2012 SMA Neg 7 Mallawa Maros Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu dalam proses penyelesain skripsi ini, tanpa bermaksud melupakan budi baik yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah swt yang membalas dan melipat gandakan amalannya.

  Akhir kata dengan tidak melupakan keberadaan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari segala kekurangan dan keterbatasan, penulis membuka diri untuk menerima segala bentuk saran dan kritikan yang konstruktif dalam rangka perubahan dan penyempurnaan skripsi ini.

  Makassar, 07 Agustus 2017 Penulis

  

DAFTAR ISI

  JUDUL ................................................................................................................. i

  

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……………………………………… ... ii

  PENGESAHAN .................................................................................................... iii

  

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. .... iv

  DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................ xviii

  BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1-13 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................

  1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus.............................................

  6 C. Rumusan Masalah............................................................................

  6 D. Kajian Pustaka .................................................................................

  7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .....................................................

  12 BAB II TINJAUAN TEORETIS ........................................................................ 14-35 A. Pengertian Tindak Pidana dan Tindak Pidana Perjudian.................

  14 B. Macam-macam Perjudian ................................................................

  16 C. Unsur-unsur Tindak Pidana Perjudian .............................................

  20 D. Sistem Peradilan dalam Menaggulangi Perjudian ...........................

  24 E. Dasar Hukum Tindak Pidana Perjudian...........................................

  28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 36-41 A. Jenis dan Lokasi Penelitian .............................................................

  36 B. Pendekatan Penelitian ......................................................................

  37 C. Sumber Data ....................................................................................

  37 D. Metode Pengumpulan Data..............................................................

  38 E. Instrument Penelitian .......................................................................

  39

  G. Pengujian Keabsahan Data ..............................................................

  41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 42-65 A. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Memutuskan Perkara No.

  296/Pid.B/2016/PN.WTP Tentang Tindak Pidana Perjudian ..........

  42 1. Pertimbangan Hukum Hakim ....................................................

  42 2. Analisis Penulis..........................................................................

  49 B. No. Putusan 296/Pid.B/2016/PN.WTP Tentang Tindak Pidana Perjudian Telah Memenuhi Unsur Asas Keadilan Dalam Menegakkan Hukum Materil.................................................................................

  52 1. Posisi Kasus ...............................................................................

  52 2. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum ...............................................

  54 3. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum ................................................

  56 4. Amar Putusan.............................................................................

  59 C. Tindak Pidana Perjudian Dalam Pandangan Hukum Isla ................

  61 BAB V PENUTUP.............................................................................................. 66-67 A. Kesimpulan ......................................................................................

  66 B. Implikasi Penelitian .........................................................................

  67 KEPUSTAKAAN ................................................................................................. 68-69 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PEDOMAN TRANSLITERASI DAN SINGKATAN

1. Transliterasi Arab-Latin

  Daftar huruf bahasa Arab dan Transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel beriku :

1. Konsonan

  Ta t Te ث

  غ Gain g Ge

  Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ب

  Ba b Be ت

  Apostrof

  ء hamzah ’

  ھ Ha h Ha

  و Wau w We

  ن Nun n En

  م Mim m Em

  ل Lam l El

  ك Kaf k Ka

  ق Qaf q Qi

  ف Fa f Ef

  ع ‘ain ‘ apostrof terbalik

  Sa s es (dengan titik di atas) ج

  ظ Za z zet (dengan titik di bawah)

  Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama ا

  ض Dad d de (dengan titik di bawah)

  ص Sad s es (dengan titik di bawah)

  ش Syin sy es dan ye

  س Sin s Es

  ز Zai z Zet

  ر Ra r Er

  Zal ż zet (dengan titik di atas)

  Dal d De ذ

  Kha kh ka dan ha د

  Ha h ha (dengan titik di bawah) خ

  Jim j Je ح

  ط Ta t te (dengan titik di bawah) x Hamzah (

  ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ’ ).

2. Vokal

  Vokal bahasa Arab, seperti vokal Bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau menoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal Bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut :

  Tanda Nama Huruf Latin Nama a a

  fathah

  َا

  kasrah i i

  ِا

  dammah U u

  ُا Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu :

  Tanda Nama Huruf Latin Nama

  fathah dan yaa’ Ai a dan i

  ى

  fathah dan wau Au a dan u

  َؤ Contoh:

  : kaifa َﻒْﯿَﻛ

  : haula َل ْﻮَھ

3. Maddah

  Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu : xi Harakat dan Nama Huruf dan Nama

  Huruf Tanda Fathah dan alif atau a a dan garis di atas

  َى…│ َا … yaa’ i i dan garis di atas

  ى Kasrah dan yaa’ Dhammmah dan u u dan garis di atas

  ُو waw Contoh:

  : maata تﺎﻣ

  : ramaa ﻰَﻣ َر

  : qiila ﻞْﯿِﻗ ُت ْﻮُﻤَﯾ : yamuutu

4. Taa’ marbuutah

  Transliterasi untuk taa’marbuutah ada dua, yaitu taa’marbuutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhammah, transliterasinya adalah [t].sedangkan taa’ marbuutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan taa’ marbuutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sedang al- serta bacaan kedua kata tersebut terpisah, maka taa’ marbuutah itu ditransliterasikan dengan ha [h].

  Contoh : : raudah al- atfal

  ُﺔَﺿ ْو َﺮِﻟﺎَﻔْطَ ْﻻا : al- madinah al- fadilah

  ُﺔَﻨْﯾِﺪَﻤﻟاُﺔَﻠ ِﺿﺎَﻔْﻟا : al-hikmah

  ُﺔَﻤْﻜ ِﺤْﻟا xii

  5. Syaddah (Tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

  dengan sebuah tanda tasydid( َ◌), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonang anda) yang diberi tandasyaddah.

  Contoh : ﺎَﻨﱠﺑ َر

  : rabbanaa ﺎَﻨْﯿﱠﺠَﻧ

  : najjainaa ﱡﻖَﺤْﻟا

  : al- haqq َﻢِّﻌُﻧ

  : nu”ima ﱞوُﺪَﻋ

  : ‘aduwwun Jika huruf

  ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ّﻲِﺑ) maka ia ditranslitersikan sebagai huruf maddah menjadi i. Contoh :

  ﱞﻲِﻠَﻋ : ‘Ali (bukan ‘Aliyyatau ‘Aly) ﱞﻲِﺑ َﺮَﻋ : ‘Arabi (bukan ‘Arabiyyatau ‘Araby)

  6. Kata Sandang

  Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا

  ( alif lam ma’arifah ). Dalam pedoman transiliterasi ini, kata sandang ditransilterasikan seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya.kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

  Contoh : ُﺲﻤﱠﺸﻟا : al-syamsu (bukan asy-syamsu) xiii ُﺔَﻟ َﺰﻟ ﱠﺰ : al-zalzalah (az-zalzalah) ﻟَا ﺔَﻔَﺴﻠَﻔْﻟَا : al-falsafah ُد َﻼِﺒْﻟَا : al-bilaadu

7. Hamzah

  Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

  Contoh :

  ta’muruuna

  َن ْو ُﺮُﻣْﺎَﺗ :

  nau’

  ُع ْﻮﱠﻨﻟا : al- : syai’un

  ٌءْﻲَﺷ ُت ْﺮ ِﻣُا : umirtu

  8. Penulisan Kata Bahasa Arab Yang Lazim Digunakan Dalam Bahasa Indonesia

  Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam Bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan telah menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan Bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata Al- Qur’an ), al-hamdulillah,

  Qur’an (dari Al- dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh :

  Fizilaal Al- Qur’an Al-Sunnah qabl al-tadwin xiv

9. Lafz al- Jalaalah ( ﱣ )

  Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaafilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

  Contoh : ِﱣ ﺎُﻨْﯾِد diinullah ِﱣ ﺎِﺑ billaah Adapun taamarbuutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-

  jalaalah , ditransliterasi dengan huruf [t].contoh : hum fi rahmatillaah

10. Huruf Kapital

  Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf capital berdasarkan pedoman ajaran Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf capital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul refrensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). contoh:

  Wa ma muhammadun illaa rasul

Inna awwala baitin wudi’ alinnasi lallazii bi bakkata mubarakan xv

  Syahru ramadan al-lazii unzila fih al- Qur’a

  Nazir al-Din al-Tusi Abu Nasr al- Farabi Al-Gazali Al-Munqiz min al-Dalal Jika nama resmi seseorang menggunakan kata ibnu (anak dari) dan Abu

  (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

  Abu Al-Wafid Mummad Ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu Al- Walid Muhammad (bukan : rusyd, abu al-walid Muhammad ibnu)

  Nasr Hamid Abu Zaid, ditulis menjadi: Abu Zaid, Nasr Hamid (bukan: Zaid, Nasr Hamid Abu)

11. Daftar Singkatan

  Beberapa singkatan yang dilakukan adalah : swt. = subhanallahu wata’ala saw. = sallallahu ‘alaihi wasallam r.a = radiallahu ‘anhu H = Hijriah M = Masehi

  = QS Al-Baqarah/2:4 atau QS Al-Imran/3:4 QS…/…4 HR = Hadis Riwayat

  

ABSTRAK

Nama : HASTUTI NIM : 103 001 131 79 Fak/Jurusan : Syari’ah dan Hukum/ Hukum Pidana dan Ketatanegaraan

Judul : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA

PERJUDIAN DI PENGADILAN NEGERI WATAMPONE

  (TELAAH HUKUM ISLAM)

  Dalam penelitian ini penulis membahas tentang tinjauan yuridis terhadap tindak pidana perjudian di Pengadilan Negeri Watampone (telaah hukum islam) ? Pokok masalah tersebut selanjutnya dibagi ke dalam beberapa sub masalah, yaitu 1) bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara no. 296/Pid.B/2016/PN.WTP tentang tindak pidana perjudian?, 2) Apakah no. putusan 296/Pid.B/2016/Pn.WTP tentang tindak pidana perjudian telah memenuhi asas keadilan dalam menengakkan hukum materil?, 3) Bagaimana sanksi yang diberikan terhadap pelaku perjudian dalam pandangan hukum Islam?.

  Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis mengenai “Ti njauan Yuridis

  terhadap tindak pidana perjudian di Pengadilan Negeri Watampone,(telaah hukum islam) maka penulis melakukan penelitian di Pengadilan Negeri Watampone. Yang menggunakan jenis penelitian kualitatif lapangan atau dalam penelitian hukum disebut penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Sumber data yang diperoleh dari data primer berupa wawancara, observasi, dan data skunder berupa studi kepustakaan dan teknik pengumpulan data melalui wawancara, yang diolah sehinggan mengungkapkan hasil yang diharapkan dan kesimpulan dari permasalahan.

  Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1) Pertimbangan hakim dalam memjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku dalam perkara putusan nomor 296/Pid.B/2016/PN.WTP telah sesuai. Berdasarkan penjabaran keterangan para sanksi, keterangan terdakwa, barang bukti, serta adanya pertimbangan yuridis, hal-hal yang meringankan dan hal-hal yang memberatkan terdakwa, serta memperhatikan undang-undang yang berkaitan yang diperkuat dengan keyakinan hakim. 2) Penerapan asas keadilan dalam menegakkan hukum materil terhadap tindak pidana perjudian dalam perkara putusan Nomor 296/Pid.B/2016/PN.WTP. didasarkan pada fakta-fakta hukum baik melalui keterangan saksi, keterangan terdakwa dan alat bukti. Juga didasarkan pada pertimbangan yuridis yaitu dakwaan dan tuntutan jaksa. 3) Dalam pandangan hukum Islam yang dilihat bahwa sanksinya merupakan perintah Allah, maka hendaklah manusia menjauhi agar terhindar dari sanksi akhirat kelak yang mana telah dijelaskan dalam kitab suci Al-Quran. Maka dalam Hukum Islam sanksi yang diberikan terhadap no. putusan 296/Pid.B/2016/PN.WTP tentang tindak pidana perjudian yaitu sanksi Takzir yang mana sanksinya diserahkan sepenuhnya pada putusan Hakim.

  Implikasi dari penelitian ini adalah : 1) Diharapkan kepada masyarakat agar

  

berperan aktif dalam membasmi “penyakit masyarakat” ini sendiri. Dengan kata lain,

  masyarakat bersedia melaporkan dan membantu mengawasi para pelaku kejahatan perjudian dengan menggunakan togel/nomor buntut ini yang terjadi ditengah-tengah kehidupan mereka, bukan malah membiarkannya begitu saja. Hal ini semata-mata bertujuan mencengah semakin menyebarnya kejahatan perjudian dalam elemem masyarakat di Kabupaten Bone. 2) Diharapkan kepada Majelis Hakim dalam menjatuhkan pidana dapat memperhatikan tujuan pemidanaan sehingga masyarakat akan menyadari dan mengetahui bahwa melakukan tindak pidana seperti tindak pidana perjudian akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara Hukum.Hal ini telah dinyatakan dengan tegas

  dalam penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

  Tahun 1945 (UUD 1945) bahwa “Negara Republik Indonesia berdasar atas

  1 hukum, tidak berdasar atas kekuasaan belaka.

  Dalam negara hukum, hukum merupakan tiang utama dalam menggerakkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, salah satu ciri utama dari suatu negara hukum terletak pada kecenderungannya untuk menilai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat atas dasar peraturan-peraturan hukum. Artinya bahwa sebuah negara dengan konsep negara hukum selalu mengatur setiap tindakan dan tingkah laku masyarakatnya berdasarkan undang-undang yang berlaku untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup, agar sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945 yaitu setiap warga negara

  2 berhak atas rasa aman dan bebas dari segala bentuk kejahatan.

  Dalam kehidupan, manusia saling berinteraksi satu sama lain, dimana tidak terlepas dari norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Apabila semua masyarakat mentaati norma dan aturan tersebut, niscaya kehidupan masyarakat akan tentram, aman dan damai. Namun dalam kenyataanya, sebagian masyarakat

  1 2 Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, bab I, pasal I, ayat 3. ada yang melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap norma dan aturan, dengan kata lain adanya penyimpangan sosial atau patologi sosial.

  Mengenai penyimpangan sosial, ada beberapa faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial seperti dilihat dari segi kebutuhan ekonomi, setiap orang memdambakan kehidupan ekonomi yang mapan, dan untuk terpenuhinya kebutuhan tersebut, berbagai macam profesi yang dapat ditempuh, ada yang memilih jalan yang benar dan adapula yang memilih jalan yang salah, seperti salah satunya dengan cara berjudi atau dengan kata lain “ma’boto’”yang dalam bahasa sehari-harinya digunakan oleh masyarakat bugis Bone.

  Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Sulawesi Selatan yang terkenal dengan kota beradat. Selain itu, perekonomian di Kabupaten Bone terbilang cukup mapan, dimana sumber penghasilan yang diperoleh merupakan hasil dari pertanian dan peternakannya. Namun sebagian masyarakat masih ada saja yang memilih jalan yang salah, yang dianggap mudah dan praktis seperti dengan berjudi. Ma’boto ini sudah menjadi salah satu kegiatan masyarakat yang menjadikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya. Seperti halnya di Dusun Bontoriu Desa Turucinnae Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. sehingga peneliti memilih lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Watampone karena memiliki beberapa aspek pendukung yang bertujuan pada objek penelitian sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Selain karena lokasi ini berada di kabupaten Bone yang didomisili peneliti, juga karena di pengadilan ini sebagai salah satu tempat yang biasa menyelesaikan kasus perjudian.

  Perjudian di Indonesia dalam berbagai bentuk akhir-akhir ini semakin marak, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun dari sistem perjudian itu

  3 sendiri.Perjudian ini meresahkan masyarakat Indonesia.

  Judi sudah meracuni masyarakat luas baik dari kalangan bawah hingga menengah. Tidak asing lagi, ibu rumah tangga, pedagang-pedagang kaki lima bahkan pegawai negeri sipil telah menjadikan judi sebagai pekerjaan sampingan dan hiburan sehari-hari.

  Perjudian kiranya telah menjadi masalah sosial yang telah ada sejak dahulu.Perjudian telah ada sejak abad 1500 SM di kerajaan-kerajaan Tiongkok dan Mesir. Perjudian bukanlah suatu hal yang baru bagi masyarakat, sebab perjudian ini telah dikenal sejak jaman kerajaan-kerajaan di Jawa dan kerajaan-kerajaan di luar pulau Jawa dengan berbagai jenis dan bentuk tersebut disertai dengan taruhan,

  4 baik benda bergerak maupun benda tidak bergerak.

  Perjudian ini semakin marak ketika terjadi perubahan keadaan sosial politik serta krisis ekonomi yang melanda Negara ini, dimana orang semakin sulit untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu orang menginginkan cara yang paling cepat untuk mendapatkan uang yang salah satunya dilakukan dengan cara berjudi.

  Permainan yang terkenal mudah dan tidak terlalu mematok uang taruhan besar ini, merupakan salah satu jenis judi yang sangat digemari oleh masyarakat pedesaaan. 3 Wira Joko Ramadhoni, “Tinjauan Kriminologis Perjudian yang dilakukan Pegawai Negeri

  Sipil di Kec. Mare Kab. Bone”, Skripsi, 4 h. 2.

  Judi adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya risiko dan harapan- harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya. Menurut Ibrahim Hosen menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan judi adalah permainan yang mengandung unsur taruhan dan dilakukan secara berhadap-hadapan atau langsung. Dalam pengertian lain judi adalah termasuk permainan yang diciptakan oleh seseorang atau kelompok orang yang kemudian tersosialisasi dengan baik pada

  5 masyarakat.

  Judi atau berjudi dalam hukum Islam diberi batasan “halal dan haram”

  yang berdasarkan pada suatu niat dan tujuan dari permainan tersebut. Disamping

  

itu dalam defenisinya judi memakai batasan dalam bentuk “permainan” dan

  melibatkan harta atau uang sebagai alat pertukaran atau barter. Permainan judi mengandung nilai-nilai kejahatan, yang dapat membentuk sikap perilaku membahayakan orang lain. Pelaku judi selalu berkaitan dengan nasib seseorang, dan ketergantungan yang berlebihan dapat membentuk sikap tidak dapat menerima nasib dari Tuhan. Disinilah mental keagamaan seseorang mengalami gangguan dan goncangan jiwa yang akan mengakibatkan sikap frustasi.

  Jika ditinjau dari norma hukum, secara tegas dinyatakan bahwa perjudian tersebut dilarang dan dikatakan sebagai kenakalan yang berupa kejahatan dan pelanggaran yang diatur dalam Undang-Undang karena perjudian telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 303 dan 542, Undang-

  6 Undang RI No. 7 Tahun 1974 dan PP No. 9 Tahun 1981. 5 Asrofudin, “Pendapat Para Ahli Tentang Judi”, blogspot.co.id , Mei 2010. html Dilihat dari uraian di atas, maka tampak bahwa ditinjau dari ketentuan hukum yang berlaku ternyata perjudian itu adalah salah satu bentuk aktivitas yang dilarang dan diancam hukuman pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah.

  Adapun ayat yang mengatur tentang perjudian seperti firman Allah dalam QS Al-Maidah: 90.

                 

  Terjemahnya:

  “Hai orang -orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

  berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan.Maka jauhilah perbuatan-

  7 perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

  Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengkaji perjudian tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang dalam hal ini penulis memilih judul “ Tinjauan Yuridis terhadap Tindak Pidana Perjudian di Pengadilan

  (Telaah Hukum Islam) Negeri Watamp one”. Oleh karena itu dengan d

  angkatnya judul tersebut maka penulis ingin mengetahui bagaimana sebernanya penetapan hukum terhadap orang yang berjudi, karena dalam pasal 303 di jelaskan sanksi tersebut hanya oraang yang memberikan kesempatan atau yang menyediakan tempat untuk orang berjudi.Bagi penulis judi seharusnya di tindak lanjuti dengan sebaik mungkin agar masyarak tidak lagi memilih jalan yang salah untuk memperoleh biaya kehidupan sehari-hari.

  Perjudian ini sudah banyak membuat masyarakat mengambil cara pintas untuk memperoleh uang dengan cara tidak halal dan membuat orang menjadi malas bekerja. Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian dengan meneliti kasus perjudian yang sudah ada dalam Pengadilan Negeri Watampone dengan memunculkan beberapa rumusan masalah.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis menguraikan rumusan masalah, adapun rumusan masalah terbagi atas dua yaitu, pokok masalah

  

yaitu “Bagaimana tinjauan yuridis terhadap putusan nomor

  296/PID.B/2016/PN.WTP tentang tindak pidana perjudian di Pengadilan Negeri Watampone dan sub-sub masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan Nomor putusan 296/PID.B/2016/PN. WTP tentang tindak pidana perjudian?

  2. Apakah No. putusan 296/PID.B/2016/PN.WTP tentang tindak pidana perjudian telah memenuhi asas keadilan dalam menegakkan hukum materil?

  3. Bagaimana hukuman yang diberikan terhadap pelaku perjudian dalam pandangan hukum Islam?

  C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

  Agar permasalahan yang dikaji dalam penulisan skripsi ini tidak terlalu luas dan menyimpang dari rumusan permasalahan yang ditentukan, maka penelitian perlu dibatasi permasalahannya sesuai dengan judul skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan tentang Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan No. 181/PID.B/2014/PN.WTP tentang Tindak Pidana Perjudian di Pengadilan Negeri Watampone.

  1. Fokus Penelitian

  a. Pengadilan Negeri

  b. Tindak Pidana Perjudian

  c. Persfektif Hukum Islam

2. Deskripsi Fokus

  a. Pengadilan adalah Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi di lingkungan Peradilan Umum.Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan

  8 kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.

  b. Tindak pidana perjudian merupakan suatu aktivitas untuk mengambil keuntungan dari bentuk permainan seperti kartu, adu ayam, main bola, dan lain-lain permainan, yang tidak memicu pelakunya berbuat kreatif. Pemain catur yang mempertaruhkan sejumlah uang tertentu jika ia kalah dari lawannya, tidak dikatakan berjudi. Lantaran uang yang dikorbankan menjadi

  9 pemicu agar ia berusaha memenangkan permainannya.

  c. Persfektif hukum Islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya. Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

  1. Pengadilan Negeri Pengadilan adalah Pengadilan Negeri dan 8 Pengadilan Tinggi di lingkungan

Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang peradilan Umum.

  9

  Peradilan Umum. Peradilan umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumya.

  2. Tindak Pidana Perjudian Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja mempertaruhkan suatu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan- harapan tertentudalam peristiwa- peristiwa permainan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak atau belum pasti hasilnya.

  3. Persfektif Hukum Islam Hukum Islam adalah sistem kaidah- kaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukallaf yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya.

D. Kajian Pustaka

  Agar penelitian ini tidak memiliki kesamaan dalam penelitian yang telah dilakukan penelitian terdahulu, terkhusus mengenai perjudian. Maka berikut akan diulas beberapa buku atau karya ilmiah yang membahas mengenai tindak pidana perjudian.

  Zainuddin Ali dalam bukunya “Hukum Pidana Islam” menyatakan

  bahwa judi adalah suatu untuk mengambil keuntungan dari bentuk permainan seperti kartu, adu ayam, main bola, dan lain-lain permainan yang tidak memicu pelakunya berbuat kreatif. Permain catur yang memprtaruhkan sejumlah sejumlah uang tertentu jika ia kalah dari lawannya, tidak dikatakan berjudi. Lantaran uang yang dikorbankannya menjadi pemicu agar ia berusaha memenagkan permainannya. Dengan memenangkan permainan berarti prestasinya akan meningkat. Namun, jika uang atau harta yang dipertaruhkan itu tidak untuk tujuan meningkatkan prestasi para pemainnya maka pertaruhan tersebut dapat

  10 dikategorikan sebagai perjudian.

  Dalam penjelasan tersebut tentang pengertian perjudian sudah sangat jelas pembahasannya yang dimana sebagian fuqaha juga berpendapat bahwa judi atau perjudian adalah suatu permainan atau trangsaksi yang dilakukan kedua belah pihak yang mempertahruhkan barang-barang berharga, namun di dalam buku ini masih terdapat kekurangan karena hanya membahas pengertian dan dasar hukum. Seharurnya ada pengklafikasian dan pembagian atau macam perjudian karena melihat semakin maraknya kasus perjudian.

  Zainuddin Ali dalam bukunya “Pengantar Hukum Islam di Indonesia”

  menyatakan bahwa para fuqaha tidak menempatkan perjudian dan undian sebagai salah satu pembahasan dalam delik pidana. Jika dilihat dari aspek hukum islam, larangan tentang perjudian dan undian dirangkaikan dengan khamar. Atas dasar itu cukup jelas jika perjudian dan undian termasuk salah satu objek kajian pidana

  11 yang kosekuensi atau hukumannya disejajarkan tindak pidana khamar.

  Dilihat dari bahayanya, perjudian merupakan salah satu tindakan kriminal yang membawa dampak negatif, yaitu merusak ekonomi keluarga, menganggu keamanan masyarakat, melumpuhkan semangat berkreasi, menghabiskan waktu dan lain-lain.

  Namun dalam lingkungan masyarakat tindak pidana perjudian makin merajalela, sebagai salah satu cara masyarakat mengambil jalan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya karena didalam hukum islam sanksi tindak pidana perjudian belum ada hanya disetarakan dengan sanksi tindak pidana khamar. Akan tetapi didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana sangat jelas tentang sanksi tindak pidanayang tercantum dalam pasal 303 dan 542, Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1974 dan PP No. 9 Tahun 1981.

  Topo Santoso dalam bukunya - “Asas Asas Hukum Pidana Islam”

  yang menjelaskan tentang sanksi khamar yang setara dengan sanksi perjudian yang mendapat perhatian cukup banyak di kalangan fuqaha dan menjadi pemicu terjadinya kejahatan, yang dimana dijelaskan pada surah Al-Maidah:

  90. Ayat ini yang secara tegas mengharamkan meminum khamar dan berjudi

  12 termasuk perbuatan setan.

  Dalam buku tersebut tidak menjelakan secara tersendiri tentang 11 perjudian namun hanya dikaitkan didalam tindak pidana khamar.Yang

  Zainuddin Ali, Pengantar Hukum Islam di Indonesia (Cet: II; Jakarta: Sinar Grafika, 2008),

  h. 117 12 Topo Santoso, Asas-Asas Hukum Pidana Hukum Islam (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo

  seharusnya selalu membahas tentang perjudian secara terperinci karena diliat dilingkungan masyarakat perjudian semakin marak.

  Kartini Kartono dalam bukunya “Patologi Sosial” yang menjelaskan

  tentang perjudian yang sebagai perbuatan yang melanggar norma sosial, agama, kesusilaan dan hukum yang sangat berdampak buruk bagi pelakunya

  13

  baik didalam rumah tangga maupun ditengah-tengah masyarakat. Beberapa dampak yang diakibatkan perjudian antara lain: mendorong orang untuk melakukan penggelapan uang kantor/dinas dan melakukan tindak pidana korupsi, pekerjaan jadi terlantar, karena segenap minatnya tercurah pada keasyikan berjudi, anak istri dan rumah tangga tidak lagi diperhatikan, mentalnya terganggu dan menjadi sakit, sedang kepribadiannya menjadi

  

sangat labil, orang tergolong melakukan tindak kriminal, “pencari modal”

  untuk pemuas nafsu judinya yang tidak terkendalikan, ekonomi rakyat mengalami kegoncangan-kegoncangan karena penjudi bersikaf spekulatif dan untung-untungan, serta kurang serius dalam usaha kerjanya, diseret oleh nafsu judi yang berlarut, kurang beriman kepada Tuhan sehingga muda tergoda tindak asusila.

  Devis Septianto dalam tulisannya yang menulis tentang ” Upaya

Polisi dalam Menanggulangi Tindak Pidana P erjudian di Yokyakarta”

  bahwa Polda Yokyakarta dalam menanggulangi tindak pidana perjudian melakukan upaya-upaya antara lain: a) upaya pencegahan (Preventif) seperti melakukan penyuluhan hukum dan pendekatan kepada masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan melakukan penyuluhan hukum ke sekolah- sekolah. b) upaya penaggulangan seperti: mencari informasi dari masyarakat, melakukan penyelidikan dan penyidikan, menbentuk tim khusus untuk memata-matai, bekerja sama dengan Kementrian Komunikasi dan Informasi,

  14 dan melakukan penggerebekan.

  Dengan melihat buku pada poin empat dan tulisan diatas tidak satupun yang mmbahas tentang pembangian judi secara spesifik dan tidak membahas tentang penyedia tempat bagi tindak pidana perjudian. Namun, ada satu dua buku yang menjelaskan tentang pembagian judi dan penyedia tempat bagi tindak pidana perjudian tetapi belum signifikan didalam mengemukakan hal tersebut karena itu diperlukan penelitian lanjutan.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  Setiap penelitian memiliki tujuan dan kegunaan, adapun tujuan dan kegunaan penilitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

  a. Untuk mengetahui Putusan hakim Pengadilan Negeri Watampone dalam menyelesaikan kasus perjudian dengan Nomor putusan 296/PID.B/2016/PN,WTP

  b. Untuk mengetahuai hakim pengadilan Negeri Watampone dalam memutuskan Nomor putusan 296/PID.B/2016/PN.WTP telah memenuhi unsur keadilan dalam hukum materil.

  c. Untuk mengetahui hukuman yang diberikan terhadap pelaku perjudian 14 dalam pandangan Islam?

2. Kegunaan

  a. Secara Teoritis 1) Sebagai masukan bagi ilmu pengetahuan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada umumnya dan khususnya hukum yang mengatur tentang tindak pidana perjudian di Indonesia.

  2) Sebagai masukan untuk menambah ilmu pengetahuan pada para pembaca atau masyarakat pada umumnya pada penulis khususnya.

  b. Secara Praktis 1) Memberikan jawaban terhadap pokok permasalahan yang diteliti.

  2) Menberikan gambaran mengenai bagaimana peranan Pengadilan Negeri Watampone dalam menyelesaikan kasus Tindak Pidana Perjudian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Tindak Pidana dan Tindak Pidana Perjudian

1. Pengertian Tindak Pidana

  Istilah “peristiwa pidana” atau “Tindak pidana” adalah sebagai

  terjemahan dari istilah bahasa Belanda “strafbaar feir”. Menurut Simons (1992:127) defenisi dari tindak pidana adalah:

  “S uatu tindakan melanggar hukum yang dengan sengaja telah

  dilakukan oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas

  1 tindakanya, yang dinyatakan sebagai dapat dihukum ” .

  Di dalam KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dikenal dengan istilah Stafbaarfeit. Dalam kepustakaan tentanng hukum pidana sering digunakan istilah delik, dan pembuat undang-undang merumuskan suatu undang-undang menggunakan istilah peristiwa pidana atau perbuatan pidana atau tindak pidana. Tindak pidana merupakan suatu istilah yang mengandung suatu pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai istilah yang dibentuk dengan kesadaran dalam memberikana ciri tertentu pada peristiwa hukum pidana. Tindak pidana mempunyai pengertian yang abstrak dan sekaligus peristiwa-peristiwa kongkret dalam arti yang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan jelas untuk dapat memisahkan dengan istilah yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

  1

  Beberapa sarjana telah berusaha untuk memberikan perumusan tentang pengertian dari peristiwa pidana , diantaranya:

  “Menurut prof. S imons Een strafbaargelesetelde, onrechtmatige, met schuld in verband standee handelling van een teorekeningvatbar person.

  Terjemahan bebasnya adalah perbuatan salah dan melawan hukum yang diancam pidana dan dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggung

  2 jawab”

  Moeljatno merupakan ahli hukum pidana yang memiliki pandangan yang berbeda dengan penulis-penulis lain tentang definisi tindak pidana. Moeljatno menggunakan istilah perbuatan pidana. Menurut Moeljatno, perbuatan pidana

  hanya mencakup perbuatan saja, sebagaimana dikatakan bahwa, “perbuatan

  pidana hanya menunjuk kepada sifatnya perbuatan saja, yaitu sifat dilarang de ngan ancaman dengan pudana kalau dilanggar”. Dari sudut pandang Moeljatno, Unsur pelaku dan hal-hal yang berkenaan dengannya seperti kesalahan dan mampu bertanggung jawab, tidak boleh dimasukkan ke dalam defenisi perbuatan pidana, melainkan merupakan bagian dari unsur yang lain,

  3 yaitu unsur pertanggung jawaban pidana.

  Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tindak pidana adalah perbuatan yang pelakunya seharusnya dipidana. Tindak pidana dirumuskan dalam undang- undang, antara lain KUHPid. Dengan demikian, ada dua macam konsep dasar tentang struktur tindak pidana, yaitu: konsep penyatuan antara perbuatan dan pertanggungjawaban pidana (kesalahan) yang membentuk tindak pidana dan 2 C.S.T.Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Hukum Pidana, Cetakan ke-1 (Jakarta : konsep pemisahan antara perbuatan pidana dan pertanggungjawaban pidana (kesalahan) yang keduanya merupakan syarat-syarat untuk dapat dipidananya pelaku.

2. Pengertian Tindak Pidana Perjudian

  Judi atau permainan “judi” atau “perjudian” menurut Kamus besar

Dokumen yang terkait

Menakar Kompetensi Absolut Peradilan Agama dalam Pergumulan Politik Hukum di Indonesia (Telaah Prospektif Implementasi Hukum Islam) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 170

Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Makassar Tahun 2010-2011) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 107

Eksistensi Pengadilan Tata Usaha Negara Makassar (Telaah atas Pemikiran Hukum Ketatanegaraan Islam) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 106

Tinjauan Hukum Pidana terhadap Bantuan Hukum yang diberikan oleh Advokat Kepada Tersangka Tindak Pidana Pembunuhan( Studi Kasus Pengadilan Negeri Makassar ) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 81

PenyelesaianKasus Tindak Pidana Penipuan Melalui Handphone di Pengadilan Negeri Makassar dalam Perspektif Hukum Islam - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 86

Tinjuan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Bayi yang Dilakukan oleh Orang Tua (Suatu Tinjauan UU No. 35 Tahun 2014 & Hukum Islam) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 98

Tinjauan Yuridis terhadap Kekuatan Pembuktian pada Visum et repertum dalam proses Penyidikan Tindak Pidana Perkosaan di Wilayah Hukum Polrestabes Makassar. - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 99

Tinjauan Yuridis terhadap Kekuatan Pembuktian Visum Et Repertum dalam Proses Penyidikan Tindak Pidana Perkosaan di Wilayah Hukum Polrestabes Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 99

Tinjauan Yuridis terhadap Penetapan Ahli Waris di Pengadilan Agama Polewali Mandar (No.308/Ptd.P/2016.PA.Plw) - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 125

Konsep Pemerintah Daerah dalam Penataan Ruang dan Wilayah di Kabupaten Bulukumba (Telaah atas Ketatanegaraan Islam) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 80